12

Click here to load reader

Makalah Geografi Sosial

Embed Size (px)

DESCRIPTION

geografi

Citation preview

Page 1: Makalah Geografi Sosial

Makalah Geografi Sosial

STUDI KASUS POLA INTERAKSI MASYARAKAT SITUBONDO DAN PENGARUHNYA TERHADAP PEMBANGUNAN WILAYAH

SITUBONDO

MAKALAHUNTUK MEMENUHI TUGAS AKHIR MATAKULIAH

Geografi SosialYang dibina oleh Ibu Dra. Yuswanti Ariani Wirahayu, M.Si

oleh:Tridiana Agustiningsih S

130722607388

UNIVERSITAS NEGERI MALANGFAKULTAS ILMU SOSIAL

Page 2: Makalah Geografi Sosial

JURUSAN GEOGRAFIDesember 2013

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat, Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas hubungan pola interaksi Masyarakat di daerah Situbondo terhadap pengembangan wilayah kota Situbondo.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca dan penulis.

                                                                                                            Malang, 3 Desember 2013

                                                                                                                        Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………. 2DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………… 3BAB I PENDAHULUAN                                                        I.1 Latar Belakang …………………………………………………………………………. 4I.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………………………… 5I.3 Tujuan ………………………………………………………………………………….. 6BAB II PEMBAHASAN

Page 3: Makalah Geografi Sosial

II.1 Definisi Interaksi Sosial ……………………………………………………………….. 7I.2 Pola Interaksi Sosial Masyarakat Situbondo …………………………………………… 7II.3 Pengaruh Pola Interaksi Sosial Masyarakat Situbondo Terhadap Pendidikan ………… 8II.4 Pengaruh Pola Interaksi Sosial Masyarakat Situbondo Terhadap Pembentukan

Kebudayaan .....………………………………………………………………………... 10II.5 Pengaruh Pola Interaksi Sosial Masyarakat Situbondo Terhadap Mata Pencaharian … 10BAB III PENUTUPIII.1 Kesimpulan …………………………………………………………………………… 12III.2 Saran ………………………………………………………………………………….. 12DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………….. 13

BAB IPENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANGKabupaten Situbondo merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Timur yang terletak

di ujung Timur pulau Jawa bagian Utara dengan letak astronomis pada 7° 35’Lintang Selatan sampai 7° 44’ Lintang Selatan dan 113° 30’ Bujur Timur sampai 114° 42’ Bujur Timur. Sedangkan menurut letak geografisnya, sebelah utara Kabupaten Situbondo berbatasan dengan Selat Madura, disebelah timur berbatasan dengan Selat Bali, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bondowoso dan Banyuwangi, sedangkan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Probolinggo.

Masyarakat  Situbondo dikenal sebagai masyarakat yang cukup kuat memegang tradisi. Ada berbagai macam tradisi baik dalam bidang keagamaan, sosial, politik, dan ekonomi yang hidup dan berkembang secara dinamis di  Situbondo. Secara historis, tradisi yang dimiliki masyarakat Situbondo tidak berbeda jauh dengan tradisi padamasyarakat Madura, yakni masih memiliki pertalian dengan nilai-nilai yang pernah dianut masyarakat pada masa kerajaan Hindu dan Islam. Sejarah Situbondo tidak pernah terlepas dari sejarah karesidenan Besuki yang pernah berada di bawah pengaruh Kerajaan Majapahit. Hanya saja, pada masyarakat Situbondo pengaruh islam jauh lebih tegas dalam perkembangannya, sehingga nilai-nilai ajaran Islam tampak lebih kentalpada tradisi-tradisi yang hidup dan berkembang di Situbondo hingga saat ini.

Karakter masyarakat Situbondo, selain dipengaruhi oleh nilai-nilai keagamaan, juga dipengaruhi oleh faktor alam. Banyak orang menghubung-hubungkan karakter

Page 4: Makalah Geografi Sosial

masyarakat Situbondo yang santun dan hangat tapi juga bisa tegas dan keras, bersahaja tapi juga gigih dan ulet. Anggapan tersebut muncul karena masyarakat situbondo di dominasi oleh masyarakat yang berasal dari Pulau Madura. Kreativitas masyarakat Situbondo sejak zaman dahulu telah terbukti dapat menghasilkan alternatif-alternatif yang dapat menggerakkan perekonomian di tengah keterbatasan alam. Kegigihan dalam bekerja keras juga ditunjukkan masyarakat Situbondo yang bekerja pada bidangperikanan. Misalnya, nelayan Situbondo yang terkenal memiliki falsafah: asapok angen abental ombek (berselimut angin berbantal ombak) yang memiliki arti bahwa mereka(para nelayan) memiliki sifat pantang lelah dan berputus asa dalam berusaha atau bekerja. Begitu juga dengan para pedagang dan perantaunya yang sangat dikenal dengankeuletan dan kreativitasnya.

Meskipun masyarakat Situbondo memiliki etos kerja yang tinggi, namun pertumbuhan ekonomi Situbondo tidak dapat berkembang dengan pesat. Hal inidisebabkan karena kreativitas yang dimiliki masyarakatnya masih bersifat tradisional,padahal geografis  Situbondo sangat mendukung karena berada di jalur pantura dan sebagian wilayahnya mempunyai pantai. Karena Perkembangan Situbondo yang Lambat mengakibatkan pembangunan diwilayah situbondo pun menjadi terlambat. Faktor yang dianggap paling mendasari keterlambatan ini adalah karena keterbelakangan di bidang ekonomi di wilayah tersebut. Pembangunan biasanya akan bergerak maju pada wilayah-wilayah yang secara ekomomi memiliki potensi untuk maju sehingga antara pembangunan dan pertumbuhan ekonomi dapat saling mendorong dan berjalan selaras.

Dengan munculnya fakta tersebut penulis tertarik untuk mengkaji lebih jauh tentang kaitan pola interaksi sosial yang ada di masyarakat situbondo sehingga berpengaruh terhadap pembangunan wilayah di Situbondo. Maka dibuatlah makalah yang berjudul “STUDI KASUS POLA INTERAKSI MASYARAKAT SITUBONDO DAN PENGARUHNYA TERHADAP PEMBANGUNAN WILAYAH di SITUBONDO”

I.2 RUMUSAN MASALAHBerdasarkan Latar Belakang tersebut penulis dapat membuat rumusan masalah sebagai berikut :

1.      Apa pengertian interaksi sosial?2.      Bagaimana pola interaksi sosial masyarakat Situbondo dan pengaruhnya terhadap

pembangunan?3.      Bagaimana pengaruh pola interaksi sosial masyarakat situbondo terhadap pendidikan?4.      Bagaimana pengaruh pola interaksi sosial masyarakat situbondo terhadap pembentukan

kebudayaan?5.      Bagaimana pengaruh pola interaksi sosial masyarakat situbondo terhadap mata pencaharian?

I.3 TUJUANBerdasarkan rumusan masalah tersebut maka makalah ini bertujuan untuk :

1.      Mampu mengerti definisi interaksi sosial2.      Mampu mengetahui pola interaksi sosial masyarakat Situbondo dan pengaruhnya terhadap

pembangunan3.      Mampu memahami pengaruh pola interaksi sosial masyarakat situbondo terhadap pendidikan

Page 5: Makalah Geografi Sosial

4.      Mampu memahami pengaruh pola interaksi sosial masyarakat situbondo terhadap pembentukan kebudayaan

5.      Mampu memahami pengaruh pola interaksi sosial masyarakat situbondo terhadap mata pencaharian

BAB IIPEMBAHASAN

II.1 Definisi Interaksi SosialInteraksi sosial adalah kontak atau hubungan timbal balik dan respon antar

individu, antar kelompok, atau antar individu dan kelompok.Interaksi sosial memiliki beberapa ciri, diantaranya adalah :a. Ada pelaku dengan jumlah lebih dari satu orang.b. Ada komunikasi antar pelaku dengan menggunakan simbol-simbol.c. Ada dimensi waktu ( masa lampau, masa kini, dan masa mendatang ).d. Ada tujuan-tujuan tertentu yang ingin dicapai.

Jadi, interaksi sosial menjadi salah satu indikator penting yang harus dipahami untuk mengetahui bagaimana keadaan suatu masyarakat di suatu wilayah.

II.2 Pola Interaksi Sosial Masyarakat Situbondo dan pengaruhnya terhadap pembangunan wilayah Situbondo

Pola Interaksi Sosial Masyarakat di Situbondo masih dapat dikategorikan kedalam pola masyarakat tradisional. Masyarakat Situbondo membangun hubungan sosial melalui tradisi dan solidaritas sosial yang tinggi. Beberapa faktor yang mendukung terciptanya harmoni sosial yang baik tersebut antara lain karena masyarakat Situbondo yang relatif homogen dan sederhana, hubungan antar sesama warga masih cukup erat

Page 6: Makalah Geografi Sosial

dan hangat, serta belum banyak ragam pekerjaan yang menuntut profesionalitas, sehingga rasa solidaritas di masyarakat dengan mudah tercipta.

Namun, pola interaksi masyarakat Situbondo mulai bergerak meninggalkan pola interaksi tradisionalnya menuju pola interaksi modern. Hal ini terlihat dari fenomena yang terjadi belakangan ini, bahwa sudah mulai terlihat adanya perkembangan yang menciptakan perubahan sosial pada masyarakat Situbondo. Perubahan yang sedang berjalan di Situbondo ini memang patut kita terima dengan senang hati namun juga harus diwaspadai dan mendapat pengawasan ekstra baik dari masyarakat sendiri maupun aparatur pemerintahan.

Percepatan perubahan yang terjadi karena adanya pengaruh dari luar (arus globalisasi) dan terjadi sangat cepat ini ditakutkan dapat merusak harmonisasi yang telah tercipta di masyarakat Situbondo dan menghilangkan pola interaksi yang telah terbentuk sejak awal, maka dari itu perlu dipikirkan bagaimana agar pembangunan baik di bidang sosial, budaya, maupun ekonomi di Situbondo mampu menciptakan hal-hal baru yang masih memiliki jiwa asli Situbondo dan masih sesuai dengan karakter yang dimiliki masyarakat Situbondo. Strategi diperlukan agar perubahan sosial yang terjadi tidak semata-mata di adopsi, tapi harus terjadi penyaringan terlebih dahulu.

Pada Latar belakang di atas disebutkan bahwa perkembangan Situbondo masih termasuk dalam kategori lambat, hal ini mengakibatkan pembangunan diwilayah situbondo juga menjadi terlambat. Faktor yang dianggap paling mendasari keterlambatan ini adalah karena keterlambatan di bidang ekonomi, pendidikan, dan sosial budaya di wilayah tersebut. Pembangunan biasanya akan bergerak maju pada wilayah-wilayah yang secara ekomomi, pendidikan dan sosial budayanya memiliki potensi untuk maju sehingga antara pembangunan dan pertumbuhan dalam berbagai bidang tersebut dapat saling mendorong dan berjalan selaras.

II.3 Pengaruh Pola Interaksi Sosial Masyarakat Situbondo Terhadap PendidikanDari point ke dua di atas maka dapat kita ketahui bahwa suatu pola interaksi yang

terbentuk di masyarakat mampu mempengaruhi pembangunan suatu wilayah. Pembangunan itu sendiri mencakup beberapa hal, salah satunya adalah pendidikan. Dalam point ini kita akan mengkaji bagaimana pengaruh pola interaksi sosial yang telah ada dalam masyarakat Situbondo terhadap perkembangan pendidikan yang ada di Situbondo.

Ukuran yang sangat mendasar dari tingkat pendidikan, adalah kemampuan baca tulis penduduk dewasa. Kemampuan baca tulis tercermin dari data angka melek huruf, dalam hal ini merupakan persentase penduduk usia 5 tahun keatas yang dapat membaca huruf latin dan huruf lainnya. Berdasarkan data, penduduk yang dapat baca dan tulis huruf latin dan huruf lainnya di Situbondo pada tahun 2009 telah diatas 75 persen. Pada tahun 2008 penduduk yang dapat membaca huruf latin dan huruf lainnya adalah 77,23 persen, naik menjadi 78,05 persen pada tahun 2009 ini. Persentase buta huruf di daerah pedesaan (26,30 persen) lebih tinggi daripada penduduk di perkotaan (17,72 persen).

Indikator lainnya untuk melihat tingkat pendidikan adalah rata – rata lama sekolah (tahun), yang secara umum menunjukkan jenjang pendidikan yang telah dicapai oleh penduduk Situbondo. Pada tahun 2007 rata – rata lama sekolah Penduduk Situbondo adalah 6,85 tahun, menurun menjadi 6,71 tahun pada tahun 2008, dan kembali meningkat pada tahun 2009 sebesar 6,92 tahun yang berarti tingkat pendidikan di Situbondo hampir melewati pada taraf pendidikan Sekolah Dasar. Patut dicermati

Page 7: Makalah Geografi Sosial

kenaikan rata-rata lama sekolah mengindikasikan semakin membaiknya kualitas pendidikan di Situbondo. Keadaan ini menunjukan kerja keras untuk meningkatkan keadaan pendidikan di Situbondo khususnya oleh Dinas Pendidikan serta instansi terkait lainnya. Jangan sampai orientasi pendidikan hanya berbasis program namun kurang menyentuh hal yang paling esensial yakni meningkatnya taraf pendidikan masyarakat.

Gambaran mengenai peningkatan mutu sumber daya manusia dapat dilihat dari kualitas tingkat pendidikan penduduk Situbondo. Untuk penduduk usia 5 tahun keatas yang menamatkan jenjang pendidikan Sekolah Dasar atau yang sederajat tahun 2009 adalah 24,16 persen, naik dibandingkan dengan tahun sebelumnya 24,09 persen. Penduduk Situbondo usia 5 tahun keatas yang menamatkan jenjang pendidikan SLTP atau yang sederajat tahun 2009 adalah 10,80 persen, naik dibandingkan dengan tahun sebelumnya 10,68 persen. Sedangkan penduduk Usia 5 tahun keatas yang menamatkan pendidikan SLTA juga mengalami kenaikan yaitu 9,15 persen pada tahun 2008 menjadi yaitu 12,97 persen pada tahun 2009. Penduduk yang tidak/belum bersekolah justru berkurang dari tahun 2008 ke tahun 2009, hal ini menunjukkan semakin baiknya tingkat pendidikan penduduk Situbondo.

Dari beberapa data yang dicantumkan di atas, dapat kita lihat peningkatan-peningkatan yang terjadi pada bidang pendidikan di Situbondo. Hal ini mengindikasikan bahwa pola Interaksi masyarakat Situbondo tidak tertutup, artinya meski masyarakat Situbondo memiliki pola interaksi sosial yang masih syarat akan ketradisionalannya namun masyarakat mampu terbuka dengan hal baru yang sudah tersentuh budaya-budaya dari luar. Perubahan pola pikir masyarakat akan pentingnya mengenyam pendidikan ini merupakan salah satu dampak positif yang dapat berakibat langsung pada pengembangan wilayah Situbondo. Karena seperti yang kita tahu indikator suatu wilayah disebut berkembang dan melakukan pembangunan adalah jika terjadi perbaikan pada kualitas sumber daya manusianya.

Namun meski telah terjadi peningkatan di bidang pendidikan, pembangunan yang terjadi di Situbondo masih dinilai terbelakang. Anggapan ini muncul karena pembangunan di Situbondo masih sangat lambat jika dibandingkan dengan daerah-daerah lain yang ada disekitarnya.

II.4 Pengaruh Pola Interaksi Sosial Masyarakat Situbondo Terhadap Pembentukan Kebudayaan

Telah disinggung berulang-ulang bahwa masyarakat Situbondo adalah masyarakat yang masih memegang teguh adat istiadatnya. Kebudayaan yang ada di SItubondo masih sangat beragam. Salah satu budaya yang sampai saat ini dapat dengan mudah kita temui adalah kebudayaan Tanian Lanjang.

Tanian Lanjang adalah rumah tradisional Kabupaten Situbondo. Secara fisik, Tanian Lanjang adalah rumah sebuah keluarga besar yang memiliki halaman luas. Menurut mitos, ini bertujuan untuk mendidik dan meningkatkan rasa toleransi untuk yang tinggal di sana dalam interaksi satu sama lain.

Anda dapat menemukan rumah tradisional ini, khususnya di wilayah timur Situbondo yaitu Asembagus (sekitar 28 km dari pusat kota ke arah timur), Kapongan (15 km dari pusat kota) dan Mangaran (10 km ke utara dari pusat kota). Tanian rumah tradisional Lanjang memiliki arsitektur yang unik. Rumah ini mewakili penghuninya

Page 8: Makalah Geografi Sosial

dalam gaya hidup sosialitas. Terbuat dari kayu jati dan dihiasi dengan beberapa ukiran kayu dan interior.

Masih terjaganya budaya ini menunjukkan bahwa meski telah ada perubahan karena pengaruh dari luar namun beberapa bentuk hasil interaksi masyarakat Situbondo masih dapat terjaga dengan baik. Hal ini lah yang menjadi keunikan tersendiri dari masyarakat Situbondo.

Namun demikian, tidak serta merta seluruh masyarakat di Situbondo memiliki sikap terbuka akan pengaruh dari luar, ada beberapa kelompok-kelompok masyarakat yang masih tertutup bahakan enggan untuk menerima pengaruh dari luar tersebut. Keberadaan kelompok-kelompok yang seperti inilah yang menjadi salah satu faktor mengapa Situbondo masih dianggap lambat dalam hal pembangunan wilayahnya.

II.5 Pengaruh Pola Interaksi Sosial Masyarakat Situbondo Terhadap Mata Pencaharian

Kabupaten dengan luas wilayah 1.638,50 Km ini terletak di tengah jalur darat

Jawa - Bali, letak ini membuat perekonomian daerah Situbondo menjadi lebih

berpotensi untuk semakin maju. Disamping itu, adanya pelabuhan Panarukan hasil

dari pembangunan Jalan raya Anyer - Panarukan oleh Daendels di era kolonial

Belanda, membuat Situbondo menjadi pusat lalu lintas perdagangan di pulau Jawa.

Situbondo memiliki garis pantai sepanjang 150 Km, dan hampir sebagian besar

masyarakat situbondo terkonsentrasi atau bertempat tinggal di daerah pesisir hal

ini mrnunjukkan bahwa mata pencaharian penduduk Situbondo mayoritas adalah

dalam bidang penangkapan ikan atau nelayan dan pengolahan hasil laut.

Selain sektor pertanian dan perikanan, sektor pariwisata juga merupakan

potensi tersendiri bagi Situbondo. Hal ini kembali ke letak strategis Situbondo yang

berbatasan langsung dengan garis pantai, dan kawasan hutan lindung yang

menjadi daya tarik wisatawan untuk datang.

Beragam jenis mata pencaharian masyarakat Situbondo yang seluruhnya

tentang mengolah kekayaan alam ini, menunjukkan bahwa pola interaksi sosial

masyarakat Situbondo masih sangat bergantung dan dipengaruhi oleh alam.

Masuknya pengaruh dari luar dan mulai munculnya inovasi-inovasi sebagai dampak

arus globalisasi hanya berdampak pada teknologi yang digunakan dalam

mengelolah kekayaan alam tersebut. Jadi pola interaksi sosial masyarakat yang

masih memegang teguh adatistiadat sedikit banyak juga telah mempengaruhi

bidang mata pencaharian masyarakat. Karena mulai terbukanya interaksi

masyarakat pada pengaruh dari luar, maka mulai berkembang pula teknik atau alat

yang digunakan untuk bekerja oleh masyarakat. Ya meskipun hanya sedikit tapi

sudah terlihat adanya pencampuran antara budaya asli dengan cara atau budaya

baru dari luar.

Page 9: Makalah Geografi Sosial

BAB IIIPENUTUP

A.    KESIMPULANMenurut kajian masalah di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pola

interaksi masyarakat Situbondo mulai berada pada masa peralihan dari pola interaksi yang masih tradisional menuju ke arah interaksi yang modern. Masa peralihan ini ditandai dengan masih adanya masyarakat yang belum mampu menerima perubahan-perubahan dari luar (terkesan masih menutup diri) namun ada pula masyarakat yang sudah sedikit demi sedikit melakukan modifikasi interaksi antara pola tradisionalnya dengan pola modern yang mulai muncul.

Rasanya tidak menutup kemungkinan kalau budaya masyarakat Situbondo yang muncul akibat dari pola interaksi masyarakatnya yang telah ada sekarang dapat berubah karena perkembangan zaman serta pola interaksi sekarang yang sudah berada dalam masa transisi sosial (mulai muncul perubahan-perubahan ke arah modernisasi). Jadi, pola interaksi pun akan sangat berperan penting dalam proses pembangunan wilayah Situbondo, khususnya pembangunan yang berasal dari penduduk nya. Bidang-bidang pembangunan yang penulis anggap mampu dipengaruhi oleh pola interaksi masyarakat adalah bidang pendidikan, Mata pencaharian (ekonomi), serta keberadaan budaya itu sendiri.

Setiap perubahan akan memiliki dampak yang baik maupun positif. Dampak baik tersebut mampu menjadi faktor pendorong percepatan pembangunan, sedangkan dampak buruk yang muncul dari pola interaksi tersebut yang mampu menjadi penghambat pada proses pembangunan wilayah di Situbondo.

B.     SARANDari permasalahan ini penulis dapat memberi saran, yaitu harus adanya kerjasama

antara pemerintah dengan masyarakat dalam setiap pengambilan keputusan. Harus mulai ada pemikiran serta tindakan nyata tentang bagaimana masyarakat Situbondo tetap mempertahankan pola interaksi nya yang harmonis di masa pembangunan yang terjadi saat berbagai penemuan baru mulai bermunculan. Karena pola interaksi masyarakat yang dapat memodifikasi setiap hal baru yang ada sesuai dengan jiwa aslinya dapat mempengaruhi kecepatan pembangunan wilayah.

DAFTAR PUSTAKA

http://syaifzhibond.blogspot.com/2013_04_01_archive.htmlhttp://anaktanjungkamal.blogspot.com/http://situbondoinfo.blogspot.com/2011_05_01_archive.htmlhttp://comboran.blogspot.com/2011/10/letak-geografis-kabupaten-situbondo.htmlhttp://bicarasitubondo.blogspot.com/