23
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS FRAKTUR COLLUM FEMUR SINISTRA DENGAN AUSTIN MOORE PROSTHESIS KELOMPOK : 1. MADARINDA RATIH W. J120100029 2. FAHRISA ZULFI A. J120100034 3. TAUPIK RISWANTO J120100035 FISIOTERAPI S1 FAKULTAS ILMU KESEHATAN

MAKALAH GERIATRI

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MAKALAH GERIATRI

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS FRAKTUR COLLUM FEMUR

SINISTRA DENGAN AUSTIN MOORE PROSTHESIS

KELOMPOK :

1. MADARINDA RATIH W. J120100029

2. FAHRISA ZULFI A. J120100034

3. TAUPIK RISWANTO J120100035

FISIOTERAPI S1

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2013

Page 2: MAKALAH GERIATRI

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Tulang mempunyai banyak fungsi yaitu sebagai penunjang jaringan

tubuh, pelindung organ tubuh. Tulang juga memungkinkan gerakan dan dapat

berfungsi sebagai tempat penyimpanan garam mineral, tetapi fungsi-fungsi dari

tersebut bisa saja hilang dengan terjatuh, benturan atau kecelakaan yang

menyebabkan patah tulang atau fraktur.

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas dari tulang, sering diikuti oleh

kerusakan jaringan lunak dengan berbagai macam derajat, mengenai pembuluh

darah, otot dan persarafan. Dengan bertambahnya usia, angka kejadian fraktur

femur meningkat secara eksponensial. Meskipun dapat dipulihkan dengan

operasi, fraktur femur menyebabkan peningkatan biaya kesehatan.

Sebagian besar fraktur pada usia lanjut disebabkan karena kecelakaan

didalam rumah. Cidera ini sering terjadi akibat jatuh. Adanya tekanan

dari lantai saat jatuh merupakan sebagian dari penyebab fraktur.

Diantaranya berbagai fraktur yang terjadi pada usia lanjut, salah satunya adalah

fraktur collum femur. Kejadiaannya pada wanita tiga kali lebih besar

dibandingkan dengan osteoporosis merupakan faktor predisposisi yang utama

(Darmojo, 2000).

 

  Fraktur   collum   femoris pada usia lanjut terjadi karena proses

penurunan tensil Strength pada stiffness jaringan kolagen yang menyebabkan

instabilitas persendian, selain itu berkurangnya jaringan dan ukuran tulang

secara keseluruhan yang akan menyebabkan kekuatandan kekakuan tulang

menurun (Nordin, 1998). Sehigga pada lansia mudah terjadi trauma

Page 3: MAKALAH GERIATRI

yang menyebabkan patah tulang. Fraktur pada collum   femoris merupakan

masalah kesehatan yang penting pada usia lanjut dan sering kali merubah

kehidupan seorang lanjut usia menjadi buruk. Maka dalam

menangani  fraktur   collum   femoris diperlukan teknologi kesehatan

yang canggih, apabila tidak mendapat penanganan yang tepat akan

menyebabkan necrosis caput femur.

Page 4: MAKALAH GERIATRI

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI

Fraktur adalah suatu patahan pada kontinuitas struktur tulang. Patahan

tadi mungkin tak lebih dari suatu retakan, suatu pengisutan atau perimpilan

korteks, biasanya patahan itu lengkap dan fragmen tulang bergeser.

Bilamana tidak ada luka yang menghubungkan fraktur dengan udara

luar atau permukaan kulit atau kulit diatasnya masih utuh ini disebut fraktur

tertutup (atau sederhana), sedangkan bila terdapat luka yang menghubungkan

tulang yang fraktur dengan udara luar atau permukaan kulit yang cenderung

untuk mengalami kontaminasi dan infeksi ini disebut fraktur terbuka.

Fraktur collum femur merupakan fraktur intrakapsular yang terjadi pada

bagian proksimal femur. Yang termasuk collum femur adalah mulai dari bagian

distal permukaan kaput femoris sampai dengan bagian proksimal dari inter

trochanter.

Austin Moore Prothesis adalah operasi dengan mengganti atau

memindahkan hanya satu dari permukaan sendi dengan bentuk yang sama,

sedangkan pada fraktur collum femur yang diganti adalah caput femur. Dengan

cara memasukkan batang protese kedalam saluran tulang sumsum

(medularycanal) dari tulang femur, biasanya juga menggunakan semen sebagai

fiksasi sehingga permukaan sendi yang normal tidak terganggu.

B. Anatomi dan Biomekanik Hip Joint

Hip joint merupakan sendi yang arah gerakannya sangat luas atau yang

biasa disebut dengan Ball and Socked joint. Hip joint juga bagian terpenting

dalam pembentuk postur seseorang dan berperan penting dalam setiap aktivitas

Page 5: MAKALAH GERIATRI

terutama dalam berjalan. Hip joint ini terbentuk atas beberapa tulang, ligamen,

dan otot dimana kesemuanya itu saling berhubungan dan saling menguatkan.

Beberapa tulang pembentuk hip joint :

1. Acetabulum

Acetabulum merupakan pertemuan antara os ilium, os ischium, dan os

pubis yang bertugas sebagai mangkuk sendi. Dilapisi hyalin cartilage dan

tertutup lagi acetabulum labrium yang merupakan fibro cartilage, keduanya

tebal ditepi dan tipis di center

2. Os Femur

Pada bagian Os femur terdapat dua bagian yang sangat terkait dalam

pergerakan sendi Hip Joint, bagian itu adalah :

a. Caput femur

Caput femur merupakan tulang yang berbentuk setengah bola dilapisi

hyalin cartilage, kedistal sebagai collum femoris (sering fraktur), kedistal

terdapat trochanter mayor dan minor, selanjutnya kedistal sebagai (shaff

of) femur.

b. Collum Femur

Collum femur merupakan processus tulang yang berbentuk piramidal

yang menghubungkan corpus dengan caput femur dan membentuk sudut

pada bagian medial. Sudut terbesar terjadi pada saat bayi dan akan

berkurang seiring dengan pertumbuhan, sehingga pada saat pubertas

akan membentuk suatu kurva pada aksis corpus kurva. Pada saat usia

dewasa, collum femur membentuk sudut sebesar 1250 dan bervariasi

tergantung pada perkembangan pelvis wanita lebih besar.

Page 6: MAKALAH GERIATRI

Ligamen

Ada beberapa ligament pembentuk hip joint, dimana ligamen-ligament

ini sangat kuat sebagai penyambung antara acetabulum dan caput femur. Ada

lima ligament terkuat pada hip joint, antara lain :

1. Ligamentum Capitis Femoris

Ligament ini diliputi oleh membran sinovial yang terbentang dari fosa

acetabuli dimana terdapat bantalan lemak menuju ke caput femoris, selain

itu ligament ini mengandung arteria yang menuju caput femoris yang datang

dari r.acetabuli arteria abturatoria. Caput femoris disuplai oleh A

circumfleksa medialis dan A circumfleksa lateralis.

2. Ligamentum Pubofemoral

Berasal dari crista obturatoria dan membrana obturatoria yang

berdekatan. Ligament ini memamcar kedalam capsula articularis zona

orbicularis pada khususnya melanjukan diri melalui jalan ini ke femoris.

3. Tranverse Acetabulum Ligament

Ligament ini berfungsi menjembatani incisura acerabuli dan seluruh

permukaan caput femoris.

4. Iliofemoral Ligament

Berasal dari spina iliaca anterior inferior dan pinggiran acetabulum serta

membentang ke linea intertrochanterica. Ligament ini mempunyai daya

rengang sebesar 350 kg.

Page 7: MAKALAH GERIATRI

5. Ischiofemoral Ligament

Berasal dari ischium di bawah dan berjalan hampir horizontal melewati

collum femoris menuju ke perlekatan pars lateralis ligament iliofemoral.

Ligamnet ini mencegah rotasi medial paha.

Osteokinematik Hip Joint

Hip merupakan sendi Ball and Socked joint sehingga gerakan sendinya

sangat luas kesegala arah, adapun gerakan yang terjadi pada hip joint adalah :

1. Fleksi

Otot penggerak utamanya adalah :

a. Iliacus

Origonya : Superior 2/3 dari fossa iliaca crest, anterior crest, anterior

sacroiliaca, dan iliolumbal ligament, ala of sacrum.

Insersionya : tendon dari psoas major, dan body of femur

b. Psoas mayor :

Origo : sides of vertebral bodies dan conesponding intervertebralis disc of

T12-L5 dan procesus transversus dari L1-L5.

Insersio : Leser trochanter of femur

Sedangkan otot lain yang berhubungan dengan gerak fleksi adalah

Sartorius

Origo : anterior superior iliac spine, upper aspec of iliac notch

Insersio : Proksimal aspec of medial surface tibia.

2. Ekstensi

a. Gluteus Maksimus

Page 8: MAKALAH GERIATRI

Origo : Posterior gluteal line of ilium, iliac crest, dorsum of sacrum dan

cocyx, saerotuberous ligament

Insersio : iliotibial tract, gluteal tuberositas femur

b. Semitendinosus :

Origo : ishial tuberositas

Insersio : Proksimal aspect of medial surface tibia

c. Semimembrannosus

Origo : ischial tuberositas

Insersio : Medial condilus tibia

d. Biceps Femoris :

Origo : Ischial tuberositas, lateral tip of linea aspec femur dan lateral

intermuscular septum

Insersio : Lateral aspect of head fibula

3. Abduksi

a. Gluteus medius

Origo : outer surface ilium antara dan posterior dan anterior gluteal lines

Insersio : Greater trohanter femur

b. Gluteal Minimus :

Origo : outer surface ilium antara anterior dan posterior gluteal lines

Insersio : greater trohanter femur

Sedangkan otot lain yang berhubungan dengan gerakan ini adalah :

c. Tensor Facia Latae

Page 9: MAKALAH GERIATRI

Origo : anterior superior iliac spine, anterior aspect of auterlip ofiliac

crest

Insertio : illiotibial tractus aproximately 1/3 dwon the tight

4. Adduksi

a. Adductor Magnus

Origo : inferior rami of pubis dan ischium ischial tuberosity

Insertio : a line fro great trochanter to linea aspera femur,linea

aspera ,adductor tubercole ,medil supra condilare line of femur

b. Adductor longus

Origo : Anterior aspec of pubis

Insersio : Linea aspera along middle 1/3 femur

c. Adductor brevis

Origo : Inferior ramus of pubis

Insersio : line lesser trohanter to linea aspera, upper portion of linea

aspera

d. Pectineus

Origo : pectineal line of pubis

Insersio : Line from lesser trohanter to linea aspera

e. Gracilis

Origo : Body and ramus of pubis

Insersio : proksimal aspecct of medial surface tibia

5. Medial rotasi

a. Tensor facia latae

b. Gluteaus minimus

Page 10: MAKALAH GERIATRI

c. Gluteus medius

6. Lateral rotasi

a. Piriformis

Origo : anterior suface sacrum, sacrotuberous ligament

Insersio : Freater trohanter femur

b. Gemellus superior

Origo : iscial tuberositas

Insersio : Greater trohanter femur

c. Obturator internus :

Origo : Obturatory membran dan forament, inner surface of pelvis,

inferior rami of pubis dan ischium

Insersio : greater trohanter femur

d. Obturator Eksternus :

Origo : rami of pubis dan ischium, outer surface of obturatory membran

Insersio : Greater trohanter femur

e. Quadrratus femoris

Origo : ischial tubrosity

Insersio : quadrate tuberosity femur

C. ETIOLOGI

Pada dasarnya tulang bersifat relatif rapuh, namun cukup mempunyai kekuatan

dan daya pegas untuk menahan tekanan. Fraktur dapat terjadi akibat :

Peristiwa trauma tunggal

Page 11: MAKALAH GERIATRI

Sebagian besar fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba– tiba dan

berlebihan, yang dapat berupa benturan, pemukulan, penghancuran,

penekukan atau terjatuh dengan posisi miring, pemuntiran atau

penarikan.

Bila terkena kekuatan langsung tulang dapat patah pada tempat yang

terkena jaringan lunak juga pasti rusak. Pemukulan (pukulan sementara)

biasanya menyebabkan fraktur melintang dan kerusakan pada kulit

diatasnya, penghancuran kemungkinan akan menyebabkan fraktur

komunitif disertai kerusakan jaringan lunak yang luas.

Bila terkena kekuatan tak langsung tulang dapat mengalami fraktur pada

tempat yang jauhdari tempat yang terkena kekuatan itu, kerusakan

jaringan lunak di tempat fraktur mungkin tidak ada. Kekuatan dapat

berupa :

1. Pemuntiran (rotasi), yang menyebabkan fraktur spiral

2. Penekukan (trauma angulasi atau langsung) yang menyebabkan

fraktur melintang.

3. Penekukan dan Penekanan, yang mengakibatkan fraktur sebagian

melintang tetapi disertai fragmen kupu–kupu berbentuk segitiga

yang terpisah.

4. Kombinasi dari pemuntiran, penekukan dan penekanan yang

menyebabkan fraktur obliq pendek.

5. Penarikan dimana tendon atau ligamen benar – benar menarik

tulang sampai terpisah.

Tekanan yang berulang– ulang.

Retak dapat terjadi pada tulang, seperti halnya pada logam dan benda

lain, akibat tekanan berulang – ulang.

Page 12: MAKALAH GERIATRI

Kelemahan abnormal pada tulang (fraktur patologik).

Fraktur dapat terjadi oleh tekanan yang normal kalau tulang itu lemah

(misalnya oleh tumor) atau kalau tulang itu sangat rapuh (misalnya pada

penyakit paget).

D. PATOFISIOLOGI

Caput femoris mendapat persendiaan darah dari tiga sumber (1)

pembuluh intermedula pada colum femur. (2) Pembuluh cervical asendens pada

retikulum capsular, dan (3) pembuluh darah pada ligamentum capitis femoris.

Pasokan intramedula selalu tergantung oleh fraktur, pembuluh retinakular juga

dapat robek, kalau terdapat banyak pergeseran. Pada manula pasokan yang

tersisa dalam ligamentum teres sangat kecil dan, pada 20% kasus tidak ada.

Itulah yang menyebabkan tingginya insidensi cecrosis avaskuler pada fraktur

colum femur yang disertai dislokasi.

Fraktur transcervical, menurut definisi, bersifat intracapsular. Fraktur ini

penyembuhannya buruk karena (1) robekan pembuluh capsul, cidera itu

melenyapkan persendian darah utama pada caput, (2) tulang intraarticular

hanya mempunyai periosteum yang tipis dan tak ada kontak dengan jaringan

lunak yang dapat membantu pembentukan callus, dan (3) cairan sinovial

mencegah pembentukan hematome akibat fraktur itu. Karena itu ketetapan

aposisi dan infaksi fragmen tulang menjadi lebih penting dari biasanya. Terdapat

bukti bahwa aspirasi hemartrosis dapat meningkatkan aliran darah dalam caput

femoris dengan mengurangi temponade (Harper, Barnes and Gregg, 1991).

Page 13: MAKALAH GERIATRI

BAB III

PEMBAHASAN

A. UNDERLYING PROCES

DEGENERASI OSTEOPOROSIS

MASA TULANG DAN KEKUATAN TULANG MENURUN

MENINGKATNYA KERAPUHAN TULANG

TRAUMA (JATUH DARI KM

DALAM POSISI MIRING)

TERJADI BENTURAN YANG KERAS PADA BAGIAN HIP KIRI

FRAKTUR COLLUM FEMUR

NYERI KETERBATASAN LGS PENURUNAN KEKUATAN OTOT INFLAMASI

EXERCISE (AKTIVE, PASIVE & ISOMETRIC)

PUMPING FOOT & ANKLE

DEEP BREATHING

AMBULASI

LATIHAN JALAN

Page 14: MAKALAH GERIATRI

B. PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI

EXERCISE

a) AKTIVE & PASIVE EXERCISE

Latihan yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan

lingkup gerak sendi pada tungkai, terutama gerak ekstensi hip,

abduksi hip, dan rotasi hip. Namun juga dapat dilaksukan untuk

meningkatkan gerak sendi yang lain, yang ditemukan dalam

pemeriksaan, sebagai akibat dari immobilissi yang lama ataupun

kaena adanya gangguan lain.

Latihan yang dapat digunakan untuk meningkatkan ROM,

dilakukan secara bertahap dari latihan gerak secara pasif dan

meningkat menjadi gerak aktif baik active-assissted ataupun free-

active.

Manfaat dari latiha gerak aktif dan pasif :

1. Meningkatkan sirkulsi

2. Meningkatkan lingkup gerak

3. Mencegah terjadinya kontraktur

b) ISOMETRIC EXERCISE

Isometrik exercise adalah latihan dimana tidak terjadi

pemanjangan serabut otot namun tension otot tersebut

meningkat.

Dengan melatih otot disekitar hip joint terutama dengan

latihan Quadricep exercise.

Manfaat isometrik Exercise :

1. Meningkatkan sirkulsi darah

2. Relaksasi otot karena ada fase contraksi dan rileks

3. Memelihara kekuatan otot

4. Meningkatkan ROM

Page 15: MAKALAH GERIATRI

PUMPING FOOT & ANKLE DAN DEEP BREATHING

Pemeliharaan fungsi vasculer, pumping foot dan ankle, dan deep

breathing, akan sangat diperlukan, terutama bila operasi dilakukan pada

kelompok manula, dimana komplikasi akibat operasi akan lebih beresiko

pada kelompok usia tersebut, dan juga pada manula telah terjadi

penurunan fungsi struktur dan fungsional jaringan tubuh.

AMBULASI

Pasien post operasi AMP akan memerlukan bantuan untuk

bergerak di atas tempat tidur, baik dalam merubah posisi tidur ataupun

untuk penentuan ADL. (Active Daily Living). Dalam melakukan aktifitas

tersebut yang perlu diperhatikan adalah posisi pasien terutama posisi hip,

yaitu posisi hip harus terjadi dalam posisi abduksi, fleksi 60o. Mobilisasi

dapat dimulai pada hari pertama post operasi.

LATIHAN JALAN

Latihan Weight Bearing

Awal dimulainya latihan weight bearing tergantung pada letak

insisi, komplikasi pasca bedah dan hasil pemeriksaan X Ray pada post

operasi hari pertama. Bila insisinya pada posterolateral, latihan dapat

dimulai pada hari pertama, namun bila insisi pada antero lateral latihan

dimulai pada hari ke-5 karena kemungkinan dapat timbul dislokasi ke

arah ekstensi.

Duduk dan berjalan akan menjadi lebih mudah dan lebih nyaman

ketika drain suction dilepas. Latihan jalan pada saat awal biasanya

menggunakan alat bantu berupa kruk atau pun walker tergantung pada

kondisi pasien. Pada saat latihan jalan sisi tungkai yang dioperasi harus

menerima beban berat badan agar implan yang dipasang dapat tertanam

Page 16: MAKALAH GERIATRI

dengan baik, dan dengan memperhatikan gerakan ekstensi, fleksi,

adduksi dan eksternal rotasi hip yang tidak berlebihan agar tidak terjadi

dislokasi.

C. PROGNOSIS

Penyembuhan fraktur merupakan suatu proses biologis yang menakjubkan.

Tidak seperti jaringan lainnya, tulang yang mengalami fraktur dapat sembuh tanpa

jaringan parut. Pengertian tentang reaksi tulang yang hidup dan periosteum pada

penyembuhan fraktur mulai terjadi segera setelah tulang mengalami kerusakan

apabila lingkungan untuk penyembuhan memadai sampai terjadi konsolidasi. Faktor

mekanis yang penting seperti imobilisasi fragmen tulang secara fisik sangat penting

dalam penyembuhan, selain faktor biologis yang juga merupakan suatu faktor yang

sangat esensial dalam penyembuhan fraktur.

1. Quo ad Vitam : Baik

2. Quo ad Sanam : Baik

3. Quo ad Fungsionam : Baik

4. Quo ad Cosmeticam : Baik

Page 17: MAKALAH GERIATRI

DAFTAR PUSTAKA

1. Staff pengajar bagian ilmu bedah FKUI Jakarta. Kumpulan kuliah ilmu bedah. Jakarta:

Balai Penerbit FKUI; 2004.p.484-7.

2. Anonim. Fraktur collum femur. In: Mansjoer A,Wardhani WI, Setiowulan W. Kapita

selekta kedokteran. Edisi ke-3 (2). Jakarta: Media Aesculapius FKUI; 2000.p.355-6.

3. Rasad, S. Radiologi Diagnostik.Edisi ke-2. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2006.p.31.

4. Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Edisi ke-6. Jakarta: EGC; 2004.

5. Anonim. Fraktur. In: Sjamsihidajat, Jong WD, editors. Dalam Buku Ajar Ilmu Bedah.

Edisi ke-2. Jakarta: EGC; 2005.p.881.