17
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ulumul hadis adalah salah satu bidang studi atau mata kuliah yang sangat penting bagi para pelajar dan mahasiswa yang ingin mempelajari hadis dan keislaman secara mendalam. Baik di Pesantren, Madrasah Aliyah Maupun Di Perguruan Tinggi. Hadis adalah segala perkataan, perbuatan, dan persetujuan Nabi yang dijadikan dasar hukum Islam setelah Al-Qur’an. Seseorang tidak akan mampu memahami hadis dan permasalahanya secara benar dan mendalam tanpa mengetahui ulumul hadis terlebih dahulu. Dan salah satu pembahasan ulumul hadis adalah Hadis Qudsi 1 . Hadis Qudsi perlu dibahas karena ternyata banyak masyarakat dan khususnya para pelajar yang belum mengerti statusnya. Apakah ia sama dengan Al-Qur’an karena periwayatanya langsung dari Allah atau ia sama dengan hadis pada umumnya?. Pada awalnya mereka mengatakan berbeda, tapi setelah melakukan perdebatan dan Tanya jawab mereka ragu akan hal itu. Oleh karena itu penyusun menyatakan bahwa Hadis Qudsi penting untuk dibahas dan diperdalam. B. Rumusan Masalah 1. Apakah pengertian hadist qudsi dan hadis nabawi? 1 Drs. M. Solahudin, M.Ag & Agus Suyadi, Lc. M.Ag., Ulumul Hadis, (Bandung,: CV. Pustaka Setia, 2009), h.159 . 1

makalah hadist kursi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bagus

Citation preview

Page 1: makalah hadist kursi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ulumul hadis adalah salah satu bidang studi atau mata kuliah yang sangat penting

bagi para pelajar dan mahasiswa yang ingin mempelajari hadis dan keislaman secara

mendalam. Baik di Pesantren, Madrasah Aliyah Maupun Di Perguruan Tinggi. Hadis

adalah segala perkataan, perbuatan, dan persetujuan Nabi yang dijadikan dasar hukum

Islam setelah Al-Qur’an. Seseorang tidak akan mampu memahami hadis dan

permasalahanya secara benar dan mendalam tanpa mengetahui ulumul hadis terlebih

dahulu. Dan salah satu pembahasan ulumul hadis adalah Hadis Qudsi1.

Hadis Qudsi perlu dibahas karena ternyata banyak masyarakat dan khususnya

para pelajar yang belum mengerti statusnya. Apakah ia sama dengan Al-Qur’an karena

periwayatanya langsung dari Allah atau ia sama dengan hadis pada umumnya?. Pada

awalnya mereka mengatakan berbeda, tapi setelah melakukan perdebatan dan Tanya

jawab mereka ragu akan hal itu. Oleh karena itu penyusun menyatakan bahwa Hadis

Qudsi penting untuk dibahas dan diperdalam.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian hadist qudsi dan hadis nabawi?

2. Bagaimana persamaa hadis qudsi dan hadis nabawi?

3. Apakah perbedaan hadist qudsi dan hadis nabawi?

4. Apakah perbedaan hadist Al-Qur’an dan hadist qudsi?

5. Bagaimana contoh hadist qudsi?

1 Drs. M. Solahudin,  M.Ag & Agus Suyadi, Lc. M.Ag., Ulumul Hadis, (Bandung,: CV. Pustaka Setia, 2009), h.159.

1

Page 2: makalah hadist kursi

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hadits Qudsi dan Hadits Nabawi

Hadits Qudsi

Secara bahasa, kata qudsi adalah nisbah dari kata quds. Hadits qudsi adalah

firman atau perkataan Allah SWT, namun jenis firman Allah SWT yang tidak termasuk

Al-Quran. Hadits qudsi tetap sebuah hadits, hanya saja Nabi Muhammad SAW

menyandarkan hadits qudsi kepada Allah SWT. Maksudnya, perkataan Allah SWT itu

diriwayatkan oleh Nabi Muhammad SAW dengan redaksi dari diri beliau sendiri. Bila

seseorang meriwayatkan hadis qudsi, maka dia meriwayatkannya dari Rasulullah SAW

dengan disandarkan kepada Allah, dengan mengatakan: Rasulullah SAW mengatakan

mengenai apa yang diriwayatkannya dari Tuhannya`, atau ia mengatakan: Rasulullah

SAW mengatakan: Allah Ta`ala telah berfirman atau berfirman Allah Ta`ala.`

Kedudukan Hadits Qudsi diantara al-Qur’an dan Hadits Nabawi, tidaklah sama

karena al-Qur’an disandarkan kepada Allah Ta’ala baik lafadz dan maknanya. Sedangkan

Hadits Nabawi disandarkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa

sallam baik lafadz dan ma’nanya. Dan Hadits Qudsi disandarkan kepada Allah Ta’ala

secara ma’na tidak secara lafadznya dan karena itu tidak bernilai ibadah di dalam

membaca lafadznya dan tidak boleh dibaca didalam sholat, dan tidak dinukil secara

mutawattir (keseluruhannya) sebagaimana penukilan al-Qur’an2.

Penamaan hadits ini dengan nama hadits qudsi adalah sebagai penghormatan

terhadap hadis-hadis yang demikian mengingat bahwa sandarannya adalah Allah..

Dengan kata lain, hadis qudsi adalah hadis yang maknanya dari Allah SWT tetapi

redaksinya berasal dari nabi Muhammad SAW. dengan perantaraan ilham atau mimpi.

Maka rasul menjadi rawi kalam Allah swt ini dari lafadz beliau sendiri.

2 Drs. Umi Sumbulah, M.Ag, Kritik Hadis Pendekatan Historis Metodologis, (Malang: UIN-Malang Press, 2008),h.80

2

Page 3: makalah hadist kursi

Ciri-ciri hadist qudsiy:

1) Ada redaksi hadist qala-yaqulu allahu

2) Ada redaksi fi ma rawa/ yarwihi ‘anillahi fabaraku wata’ala

3) Redaksi lain yang semakna dengan redaksi diatas, setelah selesai menyebut rawi

yang menjadi sumber pertamanya, yakni sahabat

Hadits Nabawi

Sedangkan hadits nabawi adalah segala yang disandarkan kepada nabi

Muhammad SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir atau sifat.Yang berupa

perkataan seperti perkataan Nabi SAW: Sesungguhnya sahnya amal itu disertai dengan

niat. Dan setiap orang bergantung pada niatnya.

Sedangkan yang berupa perbuatan ialah seperti ajaranya pada sahabat mengenai

bagaimana caranya mengerjakan shalat, kemudian ia mengatakan:

Shalatlah seperti kamu melihat aku melakukan shalat.

Juga mengenai bagaimana ia melakukan ibadah haji, dalam hal ini Nabi saw. Berkata:

Ambilah dari padaku manasik hajimu.

Sedang yang berupa persetujuan ialah seperti beliau menyetujui suatu perkara

yang dilakukan salah seorang sahabat, baik perkataan atau pun perbuatan, baik dilakukan

di hadapan beliau atau tidak, tetapi beritanya sampai kepadanya. Misalnya mengenai

makanan biawak yang dihidangkan kepadanya, di mana beliaudalam sebuah riwayattelah

mendiamkannya yang berarti menunjukkan bahwa daging biawak itu tidak haram

dimakan.

B. Persamaan Hadis Qudsi dan Hadis Nabawi

Assayid Ahmad bin Mubarok –Rohimahu Allahu Ta’ala- di Ibriz berkata: “saya

bertanya kepadanya- maksudnya kepada ustadznya Assayid Abdul Aziz Addibagh-

tentang masalah ini. Yang kami simpulkan bahwa persamaan hadis qudsi dan hadis

nabawi adalah bahwa semuanya keluar dari antara dua bibir –maksudnya mulut- Nabi

Muhammad SAW. Dan semuanya mengandung anwar (cahaya-cahaya) dari anwarnya

3

Page 4: makalah hadist kursi

Nabi Muhammad SAW. Beliau juga menambahkan bahwa semua yang Nabi SAW

katakan adalah wahyu.

C. Perbedaan Hadis Qudsi dan Hadis Nabawi

Hadis nabawi itu ada dua macam, yaitu:

a. Tauqifi

Yang bersifat tauqifi yaitu yang kandungannya diterima oleh Rasulullah SAW

dari wahyu, lalu ia menjelaskan kepada manusia dengan kata-katanya sendiri.

Bagian ini, meskipun kandungannya dinisbahkan kepada Allah, tetapi dari segi

pembicaraan lebih dinisbahkan kepada Rasulullah SAW, sebab kata-kata itu

dinisbahkan kepada yang mengatakannya, meskipun di dalamnya terdapat makna

yang diterima dari pihak lain3.

b. Taufiqi

Yang bersifat taufiqi yaitu: yang disimpulkan oleh Rasulullah SAW menurut

pemahamannya terhadap Quran, karena ia mempunyai tugas menjelaskan Quran

atau menyimpulkannya dengan pertimbangan dan ijtihad. Bagian

kesimpulannyang bersifat ijtihad ini, diperkuat oleh wahyu jika ia benar, dan jika

terdapat kesalahan didalamnya, maka turunlah wahyu yang membetulkannya.

Bagian ini bukanlah kalam Allah secara pasti.

Dari sini jelaslah bahwa hadis nabawi dengan kedua bagiannya yang tauqifi dan

taufiqi dengan ijtihad yang diakui oleh wahyu itu bersumber dari wahyu. Da inilah makna

dari firman Allah tentang Rasul kita Muhammad saw.: Dan tiadalah yang diucapkannya

itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang

diwahyukan (QS An-Najm:3-4).

Hadis qudsi itu maknanya dari Allah, ia disampaikan kepada Rasulullah SAW

melalui salah satu cara penurunan wahyu, sedang lafadznya dari Rasulullah SAW, inilah

pendapat yang kuat. Dinisbahkannya hadis qudsi kepada Allah SWT adalah nisbah

mengenai isinya, bukan nisbah mengenai lafadznya. Sebab seandainya hadis qudsi itu

3 Drs. Fatchur Rahman, Ikhtisar Mushthalahu’l Hadits, (Bandung: PT. Al Ma’arif, 1974), h. 312.

4

Page 5: makalah hadist kursi

lafalnya juga dari Allah, maka tidak ada lagi perbedaan antara hadis qudsi dengan Al-

Quran. Dan tentu pula gaya bahasanya menuntut untuk ditantang, serta membacanya pun

diangggap ibadah.

D. Perbedaaan Al-Qur’an dan Hadis Qudsi

Al-Quran termasuk Kalamullah, namun terdapat perbedaan antara Al-Quran dan

Hadits Qudsi. Beberapa perbedaannya di antaranya adalah

1. Ketika seseorang membaca Hadits Qudsi hanya sekedar membaca, maka hal

tesebut tidak dianggap sebagai ibadah kepada Allah Ta’ala. Berbeda dengan Al-

Quran yang jika dibaca, maka setiap huruf akan diganjar pahala. Dan setiap

hurufnya akan dibalas dengan 10 kebaikan.

2. Allah Ta’ala menantang siapa saja yang mampu membuat tandingan semisal Al-

Quran. Dan hal ini tidak dijumpai pada Hadits Qudsi.

3. Al-Quran Allah sendiri yang menjaga keshahihannya dan keontetikannya.

Allah Ta’alaberfirman (yang artinya), “ Sesunggungnya Kami lah yang

menurunkan Al-Quran, dan Kami pula yang akan menjaganya.” (QS: Al-Hijr: 9)

Dan Hadits Qudsi berbeda dengan Al-Quran, boleh jadi Hadits Qudsi tersebut

mempunyai derajat yang shahih, hasan, bahkan ada yang dha’if (lemah) dan

maudhu’ (palsu). Di dalam Hadits Qudsi juga terdapat tambahan/pengurangan

riwayat, dan tambahan/pengurangan riwayat tidak mungkin dijumpai dalam Al-

Quran.

4. Jika kita mengutip Al-Quran dalam bahasa Arab, maka kita tidak boleh

mengutipnya hanya dengan makna. Jadi harus sesuai dengan apa yang ada di

dalam mushaf. Hal ini merupakan ijma’ (kesepakatan) kaum muslimin.

Sedangkan untuk Hadits Qudsi, maka boleh menukilnya dengan makna saja. Dan

mayoritsa ‘ulama membolehkannya.

5. Al-Quran disyari’atkan dibaca di dalama shalat, dan shalat tidak akan sah jika

tanpa bacaan Al-Quran (misalnya surah Al-Fatihah). Dan hal ini berbeda dengan

Hadits Qudsi.

6. Mushaf Al-Quran tidak boleh disentuh kecuali oleh orang yang dalam keadaan

suci (telah berwudhu’). Berbeda dengan Hadits Qudsi yang jika dikumpulkan

5

Page 6: makalah hadist kursi

menjadi suatu buku, maka boleh menyentuhnya meskipun dalam keadaan belum

berwudhu’.

7. Al-Quran tidak boleh dibaca seseorang yang sedang dalam keadaan junub

(berhadats besar). Ia hanya boleh membacanya ketika telah mandi junub (mandi

wajib), atas pendapat yang paling kuat. Dan hal ini berbeda dengan Hadits Qudsi.

8. Al-Quran berasal dari periwatan yang sangat valid, pasti, dan diyakini

kebenarannya. Siapa saja yang mengingkari 1 huruf saja di dalam Al-Quran,

maka ia dihukumi kafir karena perbuatannya. Berbeda dengan Hadits Qudsi jika

mengingkarinya karena menganggap hadits tersebut tidak shahih, maka tidak bisa

dihukumi kafir. Namun hal ini bisa menjadi kafir apabila ia mengingkarinya

dalam keadaan berilmu, kemudian mendustakannya, padahal itu shahih dari Nabi

shallallahu ‘alaihi wa sallam.

E. Contoh Hadis Qudsi

Hadits Ke-1

: : م وسل عليه ه الل صلى الله رسول قال قال هريرة أبي عن” : غضبي تغلب رحمتي إن عنده موضوع فهو نفسه، على كتابه في كتب الخلق، ه الل قضى ”لما

( ماجه ( وابن والنسائي البخاري وكذلك مسلم رواهDiriwayatkan dari Abi Hurairah r.a, dia berkata; telah bersabda Rasulullah SAW,

“Ketika Allah menetapkan penciptaan makhluk, Dia menuliskan dalam kitab-Nya

ketetapan untuk diri-Nya sendiri: Sesungguhnya rahmat-Ku (kasih sayangku)

mengalahkan murka-Ku” Diriwayatkan oleh Muslim (begitu juga oleh al-Bukhari, an-

Nasa-i dan Ibnu Majah)

Hadits Ke-2

: قال وسلم عليه ه الل صلى بي الن عن عنه، ه الل رضي هريرة أبي عن” : اي إي تكذيبه فأما ذلك، له يكن ولم وشتمني ذلك، له يكن ولم آدم ابن كذبني تعالى ه الل قال

: خذ: ات فقوله اي إي شتمه وأما إعادته، من علي بأهون الخلق أول وليس بدأني، كما يعيدني لن فقوله

6

Page 7: makalah hadist kursi

أحد كفوا لي يكن ولم أولد، ولم ألد لم الصمد، األحد وأنا ولدا، ه ”الل( النسائي ( وكذلك البخاري رواه

Diriwayatkan dari Abi Hurairah r.a., bahwasanya Nabi ,bersabda ملسو هيلع هللا ىلص telah

Berfirman Allah ta’ala: Ibnu Adam (anak-keturunan Adam/umat manusia) telah

mendustakanku, dan mereka tidak berhak untuk itu, dan mereka mencelaku padahal

mereka tidak berhak untuk itu, adapun kedustaannya padaku adalah perkataanya, “Dia

tidak akan menciptakankan aku kembali sebagaimana Dia pertama kali menciptakanku

(tidak dibangkitkan setelah mati)”, aadpun celaan mereka kepadaku adalah ucapannya,

“Allah telah mengambil seorang anak, (padahal) Aku adalah Ahad (Maha Esa) dan

Tempat memohon segala sesuatu (al-shomad), Aku tidak beranak dan tidak pula

diperankkan, dan tidak ada bagiku satupun yang menyerupai”. Diriwayatkan oleh al-

Bukhari (dan begitu juga oleh an-Nasa-i)

Hadits Ke – 3

:

قال عنه ه الل رضي الجهني، خالد بن زيد عن“ سماء ( إثر على بالحديبية، الصبح صالة وسلم عليه ه الل صلى ه الل رسول لنا من) ١صلى كانت

“ : قال ماذا تدرون هل لهم فقال اس، الن على أقبل م وسل عليه ه الل صلى بي الن انصرف فلما يلة، الل : : : بفضل مطرنا قال من فأما وكافر، بي مؤمن عبادي من أصبح قال أعلم، ورسوله ه الل قالوا كم؟ رب

) : بنوء مطرنا قال من وأما بالكوكب، كافر بي، مؤمن فذلك ورحمته، بي،) ٢الله كافر فذلك وكذا، كذا

بالكوكب ”مؤمن

( والنسائي ( مالك وكذلك البخاري رواهمطر. ١ عقب٢ , : منزلة. في ليلة كل القمر ينزل منزلة وعشرون ثمان األنواء

Diriwayatkan dari Zaid bin Khalid al-Juhniy r.a, beliau berkata, Rasulullah SAW

memimpin kami shalat shubuh di Hudaibiyah, diatas bekas hujan(1) yang turun

malamnya, tatkala telah selesai, Nabi م وسل عليه ه الل menghadap kepada manusia صلى

(jama’ah para shahabat), kemudian beliau bersabda, “Tahukah kalian apa yang telah

difirmankan Tuhan kalian?”, (para sahabat) berkata, “Allah dan Rasul-Nya lebih

mengetahui”, Rasulullah SAW bersabda, “(Allah SWT berfirman) Pagi ini ada sebagian

hamba-Ku yang beriman kepada-Ku dan ada yang kafir, adapun orang yang mengatakan,

7

Page 8: makalah hadist kursi

‘kami telah dikaruniai hujan sebab keutamaan Allah (fadlilah Allah) dan kasih sayang-

Nya (rahmat-Nya), maka mereka itulah yang beriman kepada-Ku dan kafir kepada

bintang – bintang'; dan adapun yang berkata, ‘kami telah dikaruniai hujan sebab

bintang(2) ini dan bintang itu, maka mereka itulah yang kafir kepada-Ku dan beriman

kepada bintang – bintang’ ”4. Diriwayatkan oleh al-Bukhari (dan begitu juga oleh an-

Nasa-i)

1. “bekas langit” maksudnya bekas/akibat hujan

2. al-anwa': 28 tingkatan/keadaan; fase bulan setiap malam di tingkatan fasenya.

(ditempat lain disebutkan artinya adalah bintang – bintang, serupa dengan yang

ada dilanjutan hadits ini)

Hadits Ke – 4

: : م وسل عليه ه الل صلى ه الل رسول قال قال عنه، ه الل رضي هريرة أبي عن” : هار والن يل الل بيدي الدهر، وأنا الدهر، آدم بنو بني يسب ه الل ”قال

( مسلم ( وكذلك البخاري رواهDiriwayatkan dari Abi Hurairah r.a, beliau berkata, telah bersabda Rasulullah

SAW, “Allah Telah Berfirman,’Anak – anak adam (umat manusia) mengecam waktu;

dan aku adalah (Pemilik) Waktu; dalam kekuasaanku malam dan siang’ ” Diriwayatkan

oleh al-Bukhari dan begitu juga Muslim.

Hadits ke-5

: ” : : وتعالى تبارك ه الل قال م وسل عليه ه الل صلى ه الل رسول قال قال عنه، ه الل رضي هريرة أبي عن

) غيري معي فيه أشرك عمال عمل من رك؛ الش عن ركاء الش أغنى وشركه) 1أنا تركته ، ”.

( ماجه ( ابن وكذلك مسلم رواهDiriwayatkan dari Abi Hurairah r.a, beliau berkata, Telah bersabda Rasulullah

SAW, “Telah berfirman Allah tabaraka wa ta’ala (Yang Maha Suci dan Maha Luhur),

4 Drs. M. Solahudin,  M.Ag & Agus Suyadi, Lc. M.Ag., Ulumul Hadis, (Bandung,: CV. Pustaka Setia, 2009), h.164.

8

Page 9: makalah hadist kursi

Aku adalah Dzat Yang Maha Mandiri, Yang Paling tidak membutuhkan sekutu; Barang

siapa beramal sebuah amal menyekutukan Aku dalam amalan itu(1), maka Aku

meninggalkannya dan sekutunya” Diriwayatkan oleh Muslim (dan begitu juga oleh Ibnu

Majah)

1. Adalah juga termasuk syirik jika seseorang beramal dengan amalan disamping

ditujukan kepada Allah SWT juga ditujukan kepada yang selain-Nya.

9

Page 10: makalah hadist kursi

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ulumul hadis adalah salah satu bidang studi atau mata kuliah yang sangat penting

bagi para pelajar dan mahasiswa yang ingin mempelajari hadis dan keislaman secara

mendalam. Baik di Pesantren, Madrasah Aliyah Maupun Di Perguruan Tinggi. Hadis

adalah segala perkataan, perbuatan, dan persetujuan Nabi yang dijadikan dasar hukum

Islam setelah Al-Qur’an. Seseorang tidak akan mampu memahami hadis dan

permasalahanya secara benar dan mendalam tanpa mengetahui ulumul hadis terlebih

dahulu. Dan salah satu pembahasan ulumul hadis adalah Hadis Qudsi.

Secara bahasa, kata qudsi adalah nisbah dari kata quds. Hadits qudsi adalah

firman atau perkataan Allah SWT, namun jenis firman Allah SWT yang tidak termasuk

Al-Quran. Hadits qudsi tetap sebuah hadits, hanya saja Nabi Muhammad SAW

menyandarkan hadits qudsi kepada Allah SWT. Maksudnya, perkataan Allah SWT itu

diriwayatkan oleh Nabi Muhammad SAW dengan redaksi dari diri beliau sendiri.

Hadits nabawi adalah segala yang disandarkan kepada nabi Muhammad SAW,

baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir atau sifat.

B. Saran

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka penulis

mohon kritik dan saran guna perbaikan untuk masa yang akan datang.

10

Page 11: makalah hadist kursi

DAFTAR PUSTAKA

An-Nawawi, Muhyiddin Abu Zakariyah Yahya bin Syaraf.

Al-Bhuti, Muhammad Sa’id Romadhon. 2011. Fil Hadisi Assyarif Wa Albalaghotu

Annabawiyah. Damaskus: Darul Fikr.

Al-Hamzawi, Bassam Abdul Karim. 2009. Dirosaat Nadzoriyah Wa Tathbiqiyah Fi Syarhi Al-

Mandzumah Al-Bayquniyah. Damaskus: Markaz Ulumul Hadis Annabawi

11