Upload
wildan-qomaruz-zaman
View
24
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
hiperemesis
Citation preview
HIPEREMESIS GRAVIDARUMDisusun Untuk Memenuhi Tugas Fundamental Patofisiologi Of Reproduksi System yang Dibina oleh Ns. Fransisca Imavike, M. Kep
Oleh :Kelompok 1
Ambar Puspaningrum
125070218113007
Mahardika Dwi Hantoro
125070218113013Riri Febria Ramdahani
125070218113025Ridiana Anjiani
125070218113031Oki Nur Fitriana
125070218113039Kania Liespahlevi Sabri
125070218113043Lutfi Charisma Adzani
125070218113045
Nova Caesario Efendi
125070218113049Sirri Rahmaningsih
125070218113065Program Studi Ilmu KeperawatanFakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya2014
Kata PengantarPuji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul HIPEREMESIS GRAVIDARUM tepat pada waktunya.
Penulisan makalah ini merupakan penugasan dari mata kuliah Fundamental Patofisiologi Of Reproduksi System. Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing Ns. Fransisca Imavike, M. Kep yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah Fundamental Patofisiologi Of Reproduksi System. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan tugas makalah Fundamental Patofisiologi Of Reproduksi System
Kami berharap makalah Fundamental Patofisiologi Of Reproduksi System dapat bermanfaat bagi kita semua oleh Karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna memberikan sifat membangun demi kesempurnaan makalah Fundamental Patofisiologi Of Reproduksi System ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna mengingat penulis masih tahap belajar dan oleh karna itu mohon maaf apabila masih banyak kesalahan dan kekurangan di dalam penulisan makalah Fundamental Patofisiologi Of Reproduksi System ini.
Sekian penulis sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Kediri, 09 Desember 2014
PenyusunDAFTAR ISI
Kata Pengantar2
Daftar Isi3
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang....................................................................................................... 1.2 Rumusan Masalah............................................................................................... 1.3 Tujuan................................................................................................................Bab II Pembahasan
2.1 Definisi5
2.2 Epidemiologi5
2.3 Etiologi5
2.4 Klasifikasi6
2.5 Manifestasi Klinis6
2.6 Komplikasi6
2.7 Patofisiology 7
2.8 Pemeriksaan Diagnostik8
2.9 Penatalaksanaan8
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan 9
3.2 Daftar Pustaka 10
BAB I
PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang
Mual ( Nausea) dan muntah ( emesis gravidarum) adalah gejala wajar dan sering terdapat pada ibu hamil pada trimester 1. Mual biasa nya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan pada malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu. Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primi gravida dan 40-60% multi gravida. Satu di antara seribu kehamilan,gejala-gejala ini menjadi lebih berat. Perasaan mual ini di sebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum. Pengaruh fisiologik kenaikan hormon ini belum jelas, mungkin karena sistem syaraf pusat ataupengosongan lambung yang berkurang. Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun demikian gejala mual dan muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan. Pekerjaan sehari-hari menjadi terganggu dan keadaan umum menjadi buruk. Bila wanita hamil memuntahkan segala apa yang di makan dan di minum hingga berat badannya sangat turu, turgor kulit berkurang, diuresis berkurang dan timbul asetonuri keadaan inilah yang di sebut hiperemesis gravidarum. Sindrom ini di tandai dengan adanya muntah yang sering,berar badan menurun,dehidrasi, asidosis karena lapar,alkalosis yang di sebabkan menurunnya asam HCl lambung dan hipokalemia. Keluhan gejala dan perubahan fisiologis menentukan berat ringannya penyakit. 1.2 Rumusan Masalah
Ada beberapa pokok permasalahan yang akan di bahas mengenai hiperemesis gravidarum dintaranya mulai dari apa itu hiperemesis gravidarum hingga penatalaksanaannya1.3 Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan membberikan pengetahuan mengenai hiperemesis gravidarum yaitu mual dan muntah yang berlebihan sehingga mengganggu aktivitas sehai-hari
b. Tujuan Khusus
1.3.1 Apa yang dimaksud dengan hiperemesis gravidarum ?1.3.2 Bagaimana epidemiologi dari hiperemesis gravidarum?1.3.3 Apa saja etiologi dari hiperemesis gravidarum?1.3.4 Apa saja Klasifikasi dari hiperemesis gravidarum?1.3.5 Apa saja manifestasi klinis dari hiperemesis gravidarum?1.3.6 Apa saja faktor resiko dari hiperemesis gravidarum?1.3.7 Bagaimana pathofisiologi dari hiperemesis gravidarum?1.3.8 Apa saja komplikasi dari hiperemesis gravidarum?1.3.9 Apa saja pemeriksaan diagnostik dari hiperemesis gravidarum?1.3.10 Bagaimana penatalaksanaan dari hiperemesis gravidarum?
BAB II
PEMBAHASAN2.1 DefinisiHiperemesis Gravidarum adalah suatu keadaan biasa nya pada orang hamil pada trimester pertama atau hamil muda dimana penderita mengalami mual dan muntah yang berlebihan, sedemikian rupa sehingga mengganggu aktivitas dan kesehatan penderita secara keseluruhan. (Achadiat 2004)Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berat dan berlebihan selama kehamilan, yang mengakibatkan ketidakseimbangan elektrolit,metabolik, dan nutrisi tanpa masalah-masalah medis lainnya. (Barbara R 2004)
Hiperemesis gravidarum adalah keadaan di mana penderita mual dan muntah lebih dari 10 kali dalam 24 jam sehingga mengganggu kesehatan dan pekerjaan sehari-hari. (Arief,B 2009)
2.2 Epidemiologi
Koren (2000) menggambarkan mual dan muntah sebagai ganguan medis tersering sela kehamilan,Power et al (2001) mencatat sekitar 51,4% wanita mengalami mual dan 9,2% wanita mengalami muntah,Glick dan Dick (1999) beranggapan bahwa sekitar 50% wanita mengalami gejala,Emelianova et al (1999) menentukan frekuensi mual sebesar67% dan 22% insiden muntah dalam sekelompok wanita yang berjumlah 193 orang.Broussard dan richter (1998) menyatakan bahwa sampai dengan 90% wanita mengalami beberapa bentuk mual dan muntah selama kehamilan yang dapat berkisar dari gejala mual ringan yang khas sampai sedang yang dapat sembuh dengan sendirinya dengan atau tanpa disertai muntah,sampai berat yaitu hiperemesis gravidarumyang yang mengakibatkan penurunan berat badan,gangguan elektrolit dan metabolik.Penyelidikan terdahulu oleh Tierson et al (1986) menunjukkan bahwa 89,4% wanita yang di beri pertanyaan di new york mengalami mual dan sekitar 55% benar-benar mengalami muntah.2.3 Etiologi
Hiperemesis belum jelas perkiraan faktor-faktor penyebabnya meliputi :
a. Kadar HCG yang tinggi pada awal kehamilan
b. Defisiensi metabolik atau nutrisi
c. Ambivalen terhadap kehamilan atau stres terkait dengan keluarga
d. Disfungsi tiroid
e. Faktor psikologis seperti :
-Rumah tangga retak
-Hamil yang tidak di inginkan
-Takut hamil2.4 Klasifikasia. Tingkat 1=Ringan
Mual mutah terus-menerus menyebabkn penderita lemah, tidak mau makan, berat badan turun dan rasa nyeri di epigastrium, nadi sekitar 100 kali permenit, tekanan darah turun, turgor kulit kurang, lidah kering, dan mata cekug.
b. Tingkat 2=Sedang
Mual dan muntah yang hebat menyebaban keadaan umum penderita lebih parah, lemah, apatis, turgor kulit mulai jelek, lidah kering dan kotor, nadi kecil dan cepat, suhu badan naik, dehidrasi, ikterus ringan, berat badan turun. Mata cekung, tensi turun, hemokonsentrassi, oliguria dan konstipasi. Dapat pula terjadi asetonuria, dan dari nafas keluar bau aseton.
c. Tingkat 3=Berat
Keadaan umum jelek, kesadaran sagat menurun, somnolen sampai koma, nadi kecil, halus dan cepat, dehidrasi hebat, suhu badan naik, dan tensi turun sekali, ikterus. Komplikasi yang dapat berakibat fatal terjadi pada susunan syaraf pusat (ensefalopati Wernicke) dengan adanya nistagmus, diplopia, perubahan mental.
2.5 Manifestasi Klinis
Menurut berat ringannya gejala, manifestasi klinis hyperemesis gravidarum dibagi dalam 3 tingkatan :
1. Tingkat I. Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum, menimbulkan rasa lemah, nafsu makan tak ada, berat badan turun, dan nyeri epigastrium. Frekuensi nadi pasien naik sekitar 100 kali per menit, tekanan darah sistolik turun, turgor kulit berkurang, lidah kering, dan mata cekung.
2. Tingkat II. Pasien tampak lemah dan apatis, lidah kotor nadi kecil dan cepat, suhu kadang naik, dan mata sedikit ikterik. Berat badan pasien turun, timbul hipotensi, hemokonsentrasi, oliguria, konstipasi.
3. Tingkat III. Kesadaran pasien menurun dari somnolen sampai koma, muntah berhenti, nadi kecil dan cepat, suhu meningkat, dan tekanan darah semakin turun.2.6 Faktor Resiko
a. gangguan hipertiroid
b. kehamilan mola sebelumnya
c. riwayat diabetes
d. gangguan pencernaan
e. penyakit asma
f. ibu yang merokok
g. usia kehamilan ibu lebih dari 30 tahun
2.7 Patofisiologi
2.8 Komplikasi
a. Kehilangan berat badan
b. Dehidrasi
c. asidosis dari kekurangan gizi
d. alkalosis
e. hipokalemia,kelemahan otot
f. gangguan psikologis
g. Rupture oesophageal berkaitan dengan muntah yang berat
h. perdarahan retina
i. kerusakan ginjal
j. keterlambatan pertumbuhan didalam kandungan,dan kematian janin.
2.9 Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan fisik :
1. Pemeriksaan umum : kulit dan membrane mukosa sering tampak mkering dan turgor menurun. Pasien dapat menjadi kurus. Vomitus yang iritatif dapat membuat erosi pada bibir, lidah tampak merah, kering dan pecah-pecah. Faring kering dan merah , dan pernafasan berbau busuk. Takikardia dan hipotensi dapat menunjukkan dehidrasi hipovolemia. Pada penyakit yang berat dan berkepanjangan , abrasi mental, delirium, sakit kepala, stupor, dan koma dapat terjadi.
2. Pemeriksaaan abdomen : temuan ini biasanya normal, meskipun rasa sakit di hepar biasa ditemukan
3. Pemeriksaan pelvis : uterus lunak dan membesar
Pemeriksaan laboratorium :
1. Pemeriksaan darah lengkap dengan apusan darah : nilai hemoglobin dan hematokrit yang meningkat menunjukkan hemokonsentrasi yang berkaitan dengan dehidrasi.
2. Urinalisis : urin biasanya sedikit dan mempunyai konsentrasi tinggi sebagai akibat dehidrasi
3. Pemeriksaan elektrolit serum : dapat mendeteksi adanya hiponatremia, hipokalemia
4. Tes fungsi hati : untuk menunjukkan adanya penyakit hepar
5. Pemeriksaan amiliase sangat berguna bila diduga adanya pankeratitis
2.10 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan utama hiperemesis gravidarum adalah rehidrasi dan penghentian makanan peroral. Pemberian antiemetik dan vitamin secara intravena dapat dipertimbangkan sebagai terapi tambahan. Penatalaksanaan farmakologi emesis gravidarum dapat juga diterapkan pada kasus
hiperemesis gravidarum.
1. Tata Laksana Awal
Pasien hiperemesis gravidarum harus dirawat inap di rumah sakit dan dilakukan rehidrasi dengan cairan natrium klorida atau ringer laktat, penghentian pemberian makanan per oral selama 24-48 jam, serta pemberian antiemetik jika dibutuhkan. Penambahan glukosa, multivitamin, magnesium, pyridoxine, atau tiamin perlu dipertimbangkan. Cairan dekstrosa dapat menghentikan pemecahan lemak. Untuk pasien dengan defisiensi vitamin, tiamin 100 mg diberikan sebelum pemberian cairan dekstrosa. Penatalaksanaan dilanjutkan sampai pasien dapat mentoleransi cairan per oral dan didapatkan perbaikan hasil laboratorium.
2. Pengaturan Diet
Untuk pasien hiperemesis gravidarum tingkat III, diberikan diet hiperemesis I. Makanan yang diberikan berupa roti kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1-2 jam setelah makan. Diet hiperemesis kurang mengandung zat gizi, kecuali vitamin C, sehingga diberikan hanya selama beberapa hari.
Jika rasa mual dan muntah berkurang, pasien diberikan diet hiperemesis II. Pemberian dilakukan secara bertahap untuk makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tidak diberikan bersama makanan. Diet hiperemesis II rendah dalam semua zat gizi, kecuali vitamin A dan D.
Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis ringan. Pemberian minuman dapat diberikan bersama makanan. Diet ini cukup dalam semua zat gizi, kecuali kalsium.
3. Terapi Alternatif
Terapi alternatif seperti akupunktur dan jahe telah diteliti untuk penatalaksanaan mual dan muntah dalam kehamilan. Akar jahe (Zingiber officinale Roscoe) adalah salah satu pilihan nonfarmakologik dengan efek yang cukup baik. Bahan aktifnya, gingerol, dapat menghambat pertumbuhan seluruh galur H. pylori, terutama galur Cytotoxin associated gene (Cag) A+ yang sering menyebabkan infeksi. Empat randomized trials menunjukkan bahwa ekstrak jahe lebih efektif daripada plasebo dan efektivitasnya sama dengan vitamin B6. Efek samping berupa refluks gastroesofageal dilaporkan pada beberapa penelitian, tetapi tidak ditemukan efek samping signifikan terhadap keluaran kehamilan.15,17 Dosisnya adalah 250 mg kapsul akar jahe bubuk per oral, empat kali sehari.
Terapi akupunktur untuk meredakan gejala mual dan muntah masih menjadi kontroversi. Penggunaan acupressure pada titik akupuntur Neiguan P6 di pergelangan lengan menunjukkan hasil yang tidak konsisten dan penelitiannya masih terbatas karena kurangnya uji yang tersamar. Dalam sebuah studi yang besar didapatkan tidak terdapat efek yang menguntungkan dari penggunaan acupressure, 4 namun The Systematic Cochrane Review mendukung penggunaan stimulasi akupunktur P6 pada pasien tanpa profilaksis antiemetik. Stimulasi ini dapat mengurangi risiko mual.18 Terapi stimulasi saraf tingkat rendah pada aspek volar pergelangan tangan juga dapat menurunkan mual dan muntah serta merangsang kenaikan berat badan.15,
4. Penatalaksanaan pada Kasus Refrakter
Jika muntah terus berlangsung (persisten) pada tata laksana yang maksimal, kita harus kembali ke proses diagno-sis dan mencari adanya penyebab lain seperti gastroenteritis, kolesistitis, pankreatitis, hepatitis, ulkus peptikum, pielonefritis dan perlemakan hati.
Nutrisi enteral harus dipikirkan jika terdapat muntah yang berkepanjangan, namun harus diingat bahwa total parenteral nutrition (TPN) selama kehamilan meningkatkan risiko sepsis dan steatohepatitis, terutama akibat penggunaan emulsi lipid. Oleh karena itu, TPN sebaiknya hanya diberikan pada pasien dengan penurunan berat badan signifikan (>5% berat badan) yang tidak respon dengan antiemetik dan tidak dapat ditatalaksana dengan nutrisi enteral.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umum klien memburuk. Sedangkan penyebab hiperemesis gravidarum secara pasti belum di ketahui, faktor predisposisi antara lain adalah faktor adaptasi dan hormonal atau peningkatan kadag HCG, faktor psikologis dan faktor alergi. Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan dehidrasi,kekurangan energi,tertimbun zat metabolik toksik dan terganggunya keseimbangan elektrolit da perdarahan gastroinstestinal.
3.2 Daftar Pustaka
1. Achidat,Crisdiono M. 2014. Prosedur Tetap dan Ginekologi. Jakarta : EGC2. Stright,Barbara R. 2014. Keperawatan Ibu-Bayi Baru Lahir. Jakarta : EGC
3. Woolfson Julian.2008.Mual dan muntah muntah kehamilan.Jakarta.Buku Ajar Kedokteran EGC
4. Stright Barbara R.2004.Keperawatan ibu-bayi baru lahir.Jakarta.Buku Ajar Kedokteran EGC
5. Fell, Deshayne B. MSc1; Dodds, Linda PhD1; Joseph, K S. 2006. Risk Factors for Hyperemesis Gravidarum Requiring Hospital Admission During Pregnancy6. Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis obstetri: obstetri fisiologi, obstetri patologi,Ed. 2. Jakarta: EGC.
7. Ben-zion taber ; alih bahasa , Teddy Suriyadi , Johanes Gunawan ; editor Melfiawati S. Ed 2. 1994. Kedaruratan obstetric dan ginekologi Jakarta: ECG
8. Crisdiano M. Achadiat. 2004. Prosedur tetap Obstetri dan Ginekologi Jakarta : ECG9. Kevin Gunawan,Paul Samuel Kris,Manengkei,Dwiana Ocviyanti. 2011. Diagnosis dan Tata Laksana Hiperemesis Gravidarum.Volume 61.Faktor Alergi
Faktor Predisposisi
Peningkatan Estrogen
Pengosongan Lambung
tekanan gaster
Emesis Gravidarum
Penyesuaian
Komplikasi
Hiperemesis gravidarum
Intake nutrisi menurun
Pengeluaran nutrisi berlebihan
Kehilangan cairan berlebih
Dx : gangguan nutrisi kurang kebutuhan tubuh
Dehidrasi
Cairan ekstra seluler dan plasma
Hemokonsentrasi
Dx : gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
Aliran darah ke jaringan menurun
Metabolisme intra sel menurun
Otot lemah
Kelemahan tubuh
Dx : Intoleran aktivitas
Perfusi jaringan otak
Penurunan kesadaran