38
BAB I PENDAHULUAN A.LATAR BELAKANG Homeostatis seluler diatur oleh sistem saraf dan sistem endokrin. Kedua ini berhubungan erat, khususnya di hipotalamus, yang mengatur fungsi hipofisis dan sel-sel neuro endokrin di tempat- tempat lain (sebelumnya dikenal dengan sistem Amine Precursor Uptakeang Dekarboxylation, APUD). Aktifitas beberapa organ endokrin, misalnya hipofisis diatur oleh adanya hormon- hormon stimulator atau inhibitor yang dihasilkan di hipotalamus. Di tempat-tempat lain, seperti korteks adrenal, hormon-hormon yang diproduksi kelenjar tersebut menghambat sintesis hormon-hormon topik yang dilepas oleh hipotalamus dan hipofisis, suatu proses dikenal sebagai hambatan umpan balik (feedback inhibition). Secara umum, penyakit-penyakit sistem endokrin (endokrinopati) ditandai dengan kelebihan atau kekurangan produksi hormon, yang klinisnya berupa keadaan hipofungsi atau hiperfungsi.Gangguan- gangguan semacam ini sering kali berkaitan dengan gangguan mekanis umpan balik. Kelainan-kelainan endokrin Hipopituitary merupakan salah satu ganjaran yang tersering dalam dunia kedokteran. Penyakit-penyakit tersebut sering memberikan tanda-tanda dan gejala yang membingungkan, dimana bila dipahami secara benar, bersama-sama dapat dijadikan patokan sebagai diagnosa yang meyakinkan. Sama lebih pentingnya, penyakit-penyakit tersebut yang sebagian cukup letal tetapi sering dapat diperbaiki dan disembuhkan. Kelenjar hipofisis kadang disebut kelenjar penguasa karena hipofisis mengkoordinasikan berbagai fungsi dari kelenjar endokrin lainnya. Beberapa hormone hipofisis memiliki efek langsung, beberapa lainnya secara sederhana mengendalikan kecepatan pelepasan hormonnya 1

makalah hipopituitarisme

  • Upload
    trisfo

  • View
    205

  • Download
    25

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: makalah hipopituitarisme

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Homeostatis seluler diatur oleh sistem saraf dan sistem endokrin. Kedua ini

berhubungan erat, khususnya di hipotalamus, yang mengatur fungsi hipofisis dan sel-sel neuro

endokrin di tempat-tempat lain (sebelumnya dikenal dengan sistem Amine Precursor Uptakeang

Dekarboxylation, APUD).

Aktifitas beberapa organ endokrin, misalnya hipofisis diatur oleh adanya hormon- hormon

stimulator atau inhibitor yang dihasilkan di hipotalamus. Di tempat-tempat lain, seperti korteks

adrenal, hormon-hormon yang diproduksi kelenjar tersebut menghambat sintesis hormon-hormon

topik yang dilepas oleh hipotalamus dan hipofisis, suatu proses dikenal sebagai hambatan umpan

balik (feedback inhibition). Secara umum, penyakit-penyakit sistem endokrin (endokrinopati)

ditandai dengan kelebihan atau kekurangan produksi hormon, yang klinisnya berupa keadaan

hipofungsi atau hiperfungsi.Gangguan-gangguan semacam ini sering kali berkaitan dengan gangguan

mekanis umpan balik.

Kelainan-kelainan endokrin Hipopituitary merupakan salah satu ganjaran yang tersering

dalam dunia kedokteran. Penyakit-penyakit tersebut sering memberikan tanda-tanda dan gejala

yang membingungkan, dimana bila dipahami secara benar, bersama-sama dapat dijadikan patokan

sebagai diagnosa yang meyakinkan. Sama lebih pentingnya, penyakit-penyakit tersebut yang

sebagian cukup letal tetapi sering dapat diperbaiki dan disembuhkan.

Kelenjar hipofisis kadang disebut kelenjar penguasa karena hipofisis mengkoordinasikan

berbagai fungsi dari kelenjar endokrin lainnya. Beberapa hormone hipofisis memiliki efek langsung,

beberapa lainnya secara sederhana mengendalikan kecepatan pelepasan hormonnya sendiri melalui

mekanisme umpan balik, oleh organ lainnya, dimana kadar hormone endokrin lainnya dalam darah

memberikan sinyal kepada hipofisis untuk memperlambat atau mempercepat pelepasan

hormonnya. Jenisnya ada Kelenjar hipofisis anterior dan posterior.

Hipofungsi kelenjar hipofisis ( Hipopituitarisme ) dapat terjadi akibat penyakit pada kelenjar

hipofisis sendiri atau pada hipotalamus ; namun demikian, akibat kedua keadaan ini pada hakikatnya

sama.Hipopituitarisme dapat terjadi akibat kerusakan lobus anterior kelenjar hipofisis.

Panhipopituitarisme ( penyakit simmond ) merupakan keadaan tidak adanya seleruh sekresi hipofisis

dan penyakit ini jarang dijumpai. Microsisi hipofisis pasca partus ( syndrome Sheehan ) merupakan

penyebab lain kegagalan hipofisis anterior yang jarang. Keadaan ini lebih cenderung terjadi pada

wanita yang mengalami kehilangan darah, hipovolemia dan hipotensi pada saat melahirkan.

(Smeltzer, Suzanne.C. 2001. )

1

Page 2: makalah hipopituitarisme

B. RUMUSAN MASALAH

Bagaimana Asuhan Keperawatan pada klien dengan Hipopituitarisme ?

C. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan klien dengan Hipopituitarisme

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui anatomi dan fisiologi kelenjer hipofisis

b. Mengetahui definisi Hipopituitarisme

c. Mengetahui klasifikasi Hipopituitarisme

d. Mengetahui etiologi Hipopituitarisme

e. Mengetahui patofisiologi Hipopituitarisme

f. Mengetahui manifestasi klinis Hipopituitarisme

g. Mengetahui Pemeriksaan Diagnostik Hipopituitarisme

h. Mengetahui komplikasi Hipopituitarisme

i. Mengetahui penatalaksanaan medis Hipopituitarisme

j. Mengetahui asuhan keperawatan pasien dengan Hipopituitarisme

3. METODE PENULISAN

Penulisan makalah ini dengan menggunakan metode studi kepustakaan yaitu dengan cara

mencari dan membaca literatur yang ada di perpustakaan, jurnal, media internet.

4. SISTEMATIKA PENULISAN

Makalah ini disusun secara teoritis dan sistematis yang tediri dari 3 bab yaitu : BAB I adalah

pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah,tujuan penulisan, metode penulisan,

dan sistematika penulisan. BAB II adalah materi tentang ASKEP Hipopituitarisme.BAB III adalah

penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

2

Page 3: makalah hipopituitarisme

BAB IIPEMBAHASAN

A.ANATOMI DAN FISIOLOGI KELENJER HIFOFISIS Hipofisis merupakan sebuah kelenjar sebesar kacang polong, yang terletak di dalam struktur

bertulang (sela tursika) di dasar otak.lekukan os spenoidalis basis cranii.berbentuk oval dengan

diameter kira –kira 1cm dan dibagi atas dua lobus lobus anterior,merupakan bagian terbesar dari

hipofisis kira – kira 2/3 bagian dari hipofisis.lobus anterior ini juga disebut adenohipofise.lobus

posterior,merupaKan 1/3 bagian hipofise dan terdiri dari jaringan saraf sehingga disebut juga

neurohipofie.jipofise stalk adalah struktur yang menghubungkan lobus posterior hipofise dengan

hipotalamus.

3

Page 4: makalah hipopituitarisme

Sela tursika melindungi hipofisa tetapi memberikan ruang yang sangat kecil untuk

mengembang.Jika hipofisa membesar, akan cenderung mendorong ke atas, seringkali menekan

daerah otak yang membawa sinyal dari mata dan mungkin akan menyebabkan sakit kepala atau

gangguan penglihatan.

Hipofisa mengendalikan fungsi dari sebagian besar kelenjar endokrin lainnya. Hipofisa

dikendalikan oleh hipotalamus, yaitu bagian otak yang terletak tepat diatas hipofisa. Hipofisa

memiliki 2 bagian yang berbeda, yaitu lobus anterior (depan) dan lobus posterior (belakang).

Hipotalamus mengendalikan lobus anterior (adenohipofisa) dengan cara melepaskan faktor

atau zat yang menyerupai hormon, melalui pembuluh darah yang secara langsung menghubungkan

keduanya. Pengendalian lobus posterior (neurohipofisa) dilakukan melalui impuls saraf.

Lobus anterior menghasilkan hormon yang pada akhirnya mengendalikan fungsi:

Kelenjar tiroid, kelenjar adrenal dan organ reproduksi (indung telur dan buah zakar)

Laktasi (pembentukan susu oleh payudara)

Pertumbuhan seluruh tubuh.

Lobus intermediate (pars intermediate) adalah area diatara lobus anterior dan posterior,

fungsinya belum diketahui secera pasti, namun beberapa referensi yang ada mengatakan lobus ini

mungkin menghaslkan melanosit stimulating hormon (MSH). Secara histologis, sel-sel kelenjer

hipofise dikelompokkan berdasarkan jenis hormon yang disekresikan yaitu :

1. Sel-sel somatotraf bentuknya besar, mengandung granula sekretori, berdiameter 350-500

nm dan terletak di sayap lateral hipofise. Sel-sel inilah yang menghasilkan hormon

somatotropin atau hormon pertumbuhan.

2. Sel-sel lactotroph juga mengandung granula sekretori, dengan diameter 27-350 nm,

menghasilkan prolaktin atau laktogen.

3. Sel-sel tirotroph berbentuk polihendral, mengandung granula sekretori diameter 50-100 nm,

menghasilkan TSH.

4. Sel-sel gonadotrof diameter sel kira-kira 275-375 nm, mengandung granula

sekretori,menghasilkan FSH dan LH.

5. Sel-sel kortikottrof diameter sel kira-kira 375-550 nm, merupakan granula terbesar,

menghasilkan ACTH.

6. Sel nonsekretori terdiri atas sel kromofob. Lebih kurang 25% sel kelenjer hipofise tidak dapat

diwarnai dengan pewarnaan yang lazim di gunakan dan karena itu disebut sel-sel kromofob.

Penawaran yang sering dipakai adalah carmosin dan erytrosin. Sel foli-kular adalah sel-sel

yang berfolikal.

4

Page 5: makalah hipopituitarisme

Hipofise menghasilkan hormon tropik dan nontropik. Hormon tropik akan mengontrol

sintesa dan sekresi hormon kelenjer sasaran sedangkan hormon nontropik akan bekerja langsung

pada organ sasaran. Kemampuan hipofise dalam mempengaruhi atau mengontrol langsung aktivitas

kelenjar endokrim lain menjadikan hipofise dijuluki master of gland.

Suatu kelenjer endrokrin yang terletak didasar tengkorak yang memegang peranan penting

dalam sekresi hormon dari semua organ-organ endokrin.

Adenohipofisa juga menghasilkan hormon yang menyebabkan kulit berwarna lebih gelap

dan hormon yang menghambat sensasi nyeri.

Hipofisa posterior menghasilkan hormon yang berfungsi:

Mengatur keseimbangan air

Merangsang pengeluaran air susu dari payudara wanita yang menyusui

Merangsang kontraksi rahim.

Dengan mengetahui kadar hormon yang dihasilkan oleh kelenjar yang berada dibawah

kendali hipofisa (kelenjar target), maka hipotalamus atau hipofisa bisa menentukan berapa banyak

perangsangan atau penekanan yang diperlukan oleh hipofisa sesuai dengan aktivitas kelenjar target.

Hormon yang dihasilkan oleh hipofisa (dan hipotalamus) tidak semuanya dilepaskan terus menerus.

Sebagian besar dilepaskan setiap 1-3 jam dengan pergantian periode aktif dan tidak aktif.

Beberapa hormon (misalnya kortikotropin yang berfungsi mengendalikan kelenjar adrenal,

hormon pertumbuhan yang mengendalikan pertumbuhan dan prolaktin yang mengendalikan

pembuatan air susu) mengikuti suatu irama yang teratur, yaitu kadarnya meningkat dan menurun

sepanjang hari, biasanya mencapai puncaknya sesaat sebelum bangun dan turun sampai kadar

terendah sesaat sebelum tidur.

Kadar hormon lainnya bervariasi, tergantung kepada beberapa faktor. Pada wanita, kadar LH

(luteinizing hormone) dan FSH (follicle-stimulating hormone) yang mengendalikan fungsi reproduksi,

bervariasi selama siklus menstruasi. Terlalu banyak atau terlalu sedikitnya satu atau lebih hormon

hipofisa menyebabkan sejumlah gejala yang bervariasi.

Dapat dikatakan sebagai kelenjar pemimpin sebab hormon-hormon yang dihasilkannya

dapat mempengaruhi pekerjaan kelenjar lainnya. Kelenjar hipofise terdiri dari 2 lobus.

Fungsi Lobus Posterior

Lobus posterior hanya menghasilkan 2 macam hormon, yaitu hormon antidiuretik dan

oksitosin. Sesungguhnya kedua hormon ini dihasilkan oleh sel-sel saraf di dalam hipotalamus, sel-sel

saraf ini memiliki tonjolan-tonjolan (akson) yang mengarah ke hipofisa posterior, dimana hormon ini

dilepaskan.Hormon antidiuretik dan oksitosin tidak merangsang kelenjar endokrin lainnya, tetapi

langsung mempengaruhi organ target

5

Page 6: makalah hipopituitarisme

a. Hormon antidiuretik (vasopresin)

Pelepasan ADH dipengaruhi keadaan kurang cairan/dehidrasi. Sel targetnya adalah tubulus dan

arteriol.berfungsi :

ᴥ meningkatkan TD

ᴥ meningkatkan absorsi di tubulus distal

ᴥ menurunkan krja otot saluran GI

ᴥ meningkatkan penahanan air oleh ginjal

Hormon ini membantu tubuh menahan jumlah air yang memadai.Jika terjadi dehidrasi,

maka reseptor khusus di jantung, paru-paru. Otak dan aorta, mengirimkan sinyal kepada kelenjar

hipofisa untuk menghasilkan lebih banyak hormon antidiuretik. Kadar elektrolit (misalnya natrium,

klorida dan kalium) dalam darah harus dipertahankan dalam angka tertentu agar sel-sel berfungsi

secara normal. Kadar elektrolit yang tinggi (yang dirasakan oleh otak) akan merangsang pelepasan

hormon antidiuretik.

Pelepasan hormon antidiuretik juga dirangsang oleh nyeri, stress, olah raga, kadar gula

darah yang rendah, angiotensin, prostaglandin dan obat-obat tertentu (misalnya klorpropamid,

obat-obat kolinergik dan beberapa obat yang digunakan untuk mengobati asma dan emfisema).

Alkohol, steroid tertentu dan beberapa zat lainnya menekan pembentukan hormon

antidiuretik. Kekurangan hormon ini menyebabkan diabetes insipidus, yaitu suatu keadaan dimana

ginjal terlalu banyak membuang air.

b. hormon Oksitosin

Pelepasan oksitosin dipengaruhi oleh hisapan dan persalinan. Sel targetnya adalah uterus dan

payudara.berfungsi :

ᴥ menyebabkan kontraksi rahim selama proses persalinan dan segera setelah persalinan

untukmencegah perdarahan.

ᴥ merangsang kontraksi sel-sel tertentu di payudara yang mengelilingi kelenjar susu.

Pengisapanputing susu merangsang pelepasan oksitosin oleh hipofisa. Sel-sel di dalam

payudaraberkontraksi, sehingga air susu mengalir dari dalam payudara ke puting susu.

6

Page 7: makalah hipopituitarisme

Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisa

N

o

Hormon Location Function

1. Hormonpertumbuhan

(growth hormone) GH/

somatotropin

Otot & tulang meningkatkan pertumbuhan dengan

mempengaruhi beberapa fungsi

metabolisme seluruh tubuh, khususnya

pembentukan protein

2. Prolaktin hormon

adenokortikotropik

(ACTH)

Kelenjar

adrenal

mengatur sekresi beberapa hormon

korteks adrenal, yang selanjutnya

mempengaruhi metabolisme glukosa,

protein, dan lemak.

3. Hormon stimulasi tiroid

(TSH)

Tiroid mengatur kecepatan sekresi tiroksin oleh

kelenjer tiroid, dan tiroksin selanjutnya

mengatur kecepatan sebagian besar

reaksi – reaksi kimia seluruh tubuh

4. Prolaktin Kelenjar susu meningkatkan perkembangan kelenjar

mammae dan pembentukan susu

5 hormon luteinisasi (LH) Indung telur

(buah zakar)

mengatur pertumbuhan gonad serta

aktivitas reproduksinya.

6. hormon stimulasi folikel

(FSH)

Indung telur

(buah zakar)

mengatur pertumbuhan gonad serta

aktivitas reproduksinya.

7 Oksitosin Rahim &

kelenjar susu

Berperan dalm proses persalinan bayi

dan laktasi

8. Hormon antidiuretik

(vasopresin)

Ginjal Mengatur kecepatan ekskresi air ke

dalam urin dan dengan cara ini

membantu mengatur konsentrasi air

dalam cairan tubuh.

7

Page 8: makalah hipopituitarisme

Penyakit hipofise adalah penyakit yang tidak umum terjadi, namun dapat timbul sebagai kondisi

hiperfungsi hipofise,hipofungsi hipofise, dan lesi/massa setempat yang menyebabkan tekanan pada

khiasma optikus atau bagian basal otak.

B. DEFENISI PENYAKIT

Hipopituitarisme adalah suatu gambaran penyakit akibat insufisiensi kelenjar hipofisis,

terutama bagian anterior. Gangguan ini menyebabkan munculnya masalah dan manifestasi klinis

yang berkaitan dengandefisiensi hormon-hormon yang dihasilkannya.

Hipopituitarisme, juga dikenal sebagai panhipopituitarisme, merupakan sindrom kompleks

yang ditandai oleh disfungsi metabolik, imaturitas seksual, dan retardasi pertumbuhan(jika keadaan

ini terjadi pada usia kanak-kanak). Penyebab hipopituitarisme adalah defisiensi hormon yang

disekresikan kelenjer hipofisis anterior. Panhipopituitarismemerupakan kegagalan total atau parsial

pada keseluruhan enam hormon kelenjer hipofisis yang vital, yaitu kortikotropin, TSH (thyroid-

stimulatinghormone), LH (luteinizing hormone), FSH (follicle-stimulating hormone),hormon

pertumbuhan (human growth hormon),dan prolaktin. Bentuk hipopituitarisme yang parsial dan

lengkap dialami dewasa maupun anak-anak. Pada anak-anak, penyakit ini dapat menyebabkan

dwarfisme (cebol) dan keterlambatan pubertas. Prognosis baik jika pasien mendapat terapi sulih

hormon yang adekuat dan penyebabnya ditangani.

Hipopituitarisme primer biasanya terjadi dengan pola yang tidak bisa diramalkan. Umumnya,

penyakit ini dimulai dengan penurunan kadar gonadotropin (FSH serta LH) dan hipogonadisme yang

diakibatkannya. Keadaan hipogonadisme dicerminkan melalui haid terhenti pada wanita dan

impotensi pada laki-laki. Defisiensi hormon pertumbuhan kemudian terjadi sehingga terdapat tubuh

yang pendek dan keterlambatan pertumbuhan serta pubertas pada anak-anak. Penurunan kadar TSH

8

Page 9: makalah hipopituitarisme

yang diakibatkan menyebabkan hipotiroidisme, dan akhirnya penurunan kadar kortikotropin

menimbulkan insufisiensi adrenal. Kalau hipopituitarisme terjadi sesudah operasi ablasi atau trauma,

pola kejadian hormonalnya mungkin tidak harus mengikuti rangkaian kejadian tersebut. Kerusakan

pada hipotalamus atau neurohipofisis dapat menyebabkan diabetes insipidus.

Hipopituitarisme adalah insupisiensi hipofisis akibat kerusakan mudos anterior kelenjar

hipofise. Panhipopituitarisme (penyakit simmod) adalah tidak terdapatnya sekresi semua hipofisis

secara total dan merupakan kondisi yang jarang terjadi. Nekrosis hipofisis post partum (sindrom

Sheehan) adalah penyebab tidak umum dari gagal hipofisis anterior. Kondisi lebih sering terjadi pada

wanita dengan kelainan darah hebat, hipovolemia, dan hipotennsi saat melahirkan. Hipopituitarisme

merupakan komplikasi radiasi pada kepala dan leher. Kerusakan kelenjar hipofise total oleh trauma,

tomur atau lesi vaskuler menghilangkan semua stimuli yang normmalnya diterima oleh tiroid,

kelenjar gonad, dan kelenjar adrenal.

Hipofungsi kelenjar hipofisis (hipopituitarisme) dapat terjadi akibat penyakit pada kelenjar

sendiri atau pada hipotalamus. (Robbins Cotran Kumar)

Hipopituitaris memengacu kepada keadaan sekresi beberapa hormon hipofisis anterior yang

sangat rendah.(ElizabethC Erorwin)

Hipopituitarisme adalah hiposekresi satu atau lebih hormon hipofise anterior. (Barbara C.

Long).

Hipopituitarisme adalah disebabkan oleh macam – macam kelainan antara lain nekrosis,

hipofisis post partum(penyakit shecan), nekrosis karena meningitis basalis trauma tengkorak,

hipertensi maligna, arteriasklerosis serebri, tumor granulema dan lain – lain (KapitaSelekta Edisi:2)

Hipopituitarisme dapat terjadi akibat kerusakan lobus anterior kelenjar hipofisis (buku ajar

keperawatan medikal bedah Bunner and Sudarth)

Pituitari adalah kelenjar majemuk sekresi internal yang terletak di dalam sel tursika, yakni

suatu lekukan di dalam tulang sfenoid hipopituitarisme dapat disebabkan oleh macam – macam

kelainan kelamin antara lain nekrosis, hipofisis postpartura (penyakit shecan), nekrosis karena

meningitis basalis, trauma tengkorak, hipertensi maligna, arteriasklerosis serebri, tumor granulema

dan lain – lain.

Hipopituitarisme adalah keadaan yang timbul sebagai akibat hipofungsi hipofisis. Definisi

hormon hipofisis anterior dapat terjadi dari 3 jalur :

1. Kelainan di dalam kelenjar yang dapat merusak sel – sel sekretorik.

2. Kelainan di dalam atau yang berdekatan dengan tangkai hipofise dimana dapat

menyebabkan penghentian penyebaran faktor – faktor yang berasal dari hipotalamus.

9

Page 10: makalah hipopituitarisme

3. Kelainan di dalam hipotalamus sendiri dimana dapat merusak pelepasan bahan pengatur

pada hipofise depan.

C. KLASIFIKASI

a. Hipofisis Anterior (Adenohipofisis).

Merupakan kelenjar yang sangat vaskuler dengan sinus - sinus kapiler yang luas diantara sel

– sel kelenjar,0,6 gr dan diameternya sekitar 1 cm sekresi hipofisis anterior diatur oleh hormonyang

dinamakan”releasing dan inhibitory hormones (atau factor) hipotalamus” yang disekresi dalam

hipotalamus sendiri dan kemudian dihantarkan kehipofisis anterior melaui pembuluh darah kecil

yang dinamakan pembuluh partal hipotalamik hipofisial.

Jenis sel hipofisis anterior

Kelenjar hipofisis anterior terdiri atas beberapa jenis sel. Pada umumnya terdapat satu jenis

sel untuk setiap jenis hormon yang dibentuk pada kelenjar ini, dengan teknik pewarnaan khusus

berbagai jenis sel ini dapat dibedakan satu sama lain. Satu – satunya kemungkinan pengecualiannya

adalah sel dari jenis yang sama mungkin menyekresi hormon liuteinisasi dan hormon perangsang

folikel.

Berdasarkan ciri – ciri pewarnaannya, sel – sel hipofise anterior dibedakan ke dalam 3

kelompok klasik: Kromofobik (tanpa granul), Eosinofilik dan Basofilik.

Sel – sel eosinfilik dianggap bertanggung jawab untuk sekresi yaitu:

ACTH (Adrenocorticotropic Hormon), merangsang biosintesis dan pelepasan kortisol oleh

korteks adrenal.

Hormon perangsang tiroid / TSH (Thyroid – Stimulating Hormon : tirotropin), merangsang

uptake yodida dan sintesis serta pelepasan hormon tiroid oleh kelenjar tiroid.

Hormon perangsang folikel / FSH (Follicte – Stimulating Hormon) merangsang

perkembangan folikel de graaf dan sekresi hormon esterogen dan ovarium serta spermatogenesis

pada testis.

Hormon Luteinisasi (LH) mendorong ovulasi dan luteinasi folikel yang sudah masak di

dalam ovarium. Pada laki – laki hormone ini, yang dahulunya disebut hormon perangsang sel

interstisialis (ICSH=Interfisial Cell Stimulating Hormon), merangsang produksi dan pelepasan

testosteron oleh sel – sel leydig di testis.

Prolaktrin (PRL) merangsang sekresi air susu oleh payudara ibu setelah melahirkan.

Pengendalian sekresi hipofisis anterior.

Sistem rangkap (dual system) yang mengendalikan sekresi hormon hipofise anterior melalui

2 mekanisme kontrol antara lain :

10

Page 11: makalah hipopituitarisme

Umpan balik negatif, dimana hormon dari kelenjar sasaran yang bekerja pada tingakat

hipofise/hipotalamus menghambat sekresi hormon trofiknya.

Pengendalian oleh hormon – hormon hipotalamus yang berasal dari sel – sel neuronai di

dalam atau di dekat eminensia medialis dan disekresikan ke sirkulasi partai hipofise.

b. Hipofisis Posterior (Neurohipofisis)

Kelenjar hipofisis posterior terutama terdiri atas sel – sel glia yang disebut pituisit.Namun

pituisit ini tidak mensekresi hormon, sel ini hanya bekerja sebagai struktur penunjang bagi banyak

sekali ujung – ujung serat saraf dan bagian terminal akhir serat dari jaras saraf yang berasal dari

nukleus supraoptik dan nukleus paraventrikel hipotalamus.

Jaringan saraf ini berjalan menuju ke neurohipofisis melalui tangkai hipofisis, bagian akhir

saraf ini merupakan knop bulat yang mengandung banyak granula – granula sekretonik, yang

terletak pada permukaan kapiler tempat granula – granula tersebut mensekresikan hormone

hipofisis posterior berikut :

Hormon antidiuretik (ADH) yang juga disebut sebagai vasopresin yaitu senyawa oktapeptida

yang merupakan produk utama hipofise posterior.Memainkan peranan fisiologik yang penting dalam

pengaturan metabolisme air.

Kerja ADH untuk mempertahankan jumlah air tubuh terutama terjadi pada sel – sel ductus

colligens ginjal. ADH mengerahkan kemampuannya yang baik untuk mengubah permeabilitas

membran sel epitel sehingga meningkatkan keluarnya air dari tubulus ke dalam cairan hipertonik

diruang pertibuler/interstisial.

Aktivitas ADH dan rasa haus yang saling terintigritas itu sangat efektif untuk

mempertahankan osmolaritas cairan tubuh dalam batas – batas yang sangat sempit.

c. Hipofisis Pars Intermedus

Berasal dari bagian dorsal kantong Rathke yang menjadi satu dengan hipofisis posterior. Pars

intermedus mengeluarkan hormon MSH (melanocyte stimulating hormon) melanotropin =

intermedian. MSH terdiri dari sub unit alfa dan sub untui beta, beta MHS lebih menentukan khasiat

hormon tersebut. Pada manusia, pars intermedus sangat rudimeter sehingga pada orang dewasa

tidak ada bukti bahwa MSH dihasilkan oleh bagian ini.Beta MSH memiliki struktur kimia yang mirip

dengan ACTH (adreno cortico tropic hormon), sehingga ACTH memiliki khasiat seperti MSH.

D. ETIOLOGI

Hipopituitarisme dapat bersifat primer atau sekunder.

Hipopituitarisme primer dapat disebabkan oleh:

11

Page 12: makalah hipopituitarisme

Tumor pada kelenjer hipofisis

Kebanyakan kasus hypopituitarism disebabkan adenomas hipofisis menekan jaringan normal

di kelenjar, dan jarang lainnya tumor otak luar kelenjar- craniopharyngioma,meningioma , Chordoma

, ependymoma , glioma atau metastasis dari kanker di tempat lain di tubuh. misalnya dari sejenis sel

penghasil hormon yang dapat mengganggu pembentukan salah satu atau semua hormon lain.

Infeksi, peradangan dan infiltrasi otak

Pituitary juga dapat dipengaruhi oleh infeksi pada otak ( abses otak , meningitis , ensefalitis )

atau kelenjar itu sendiri, atau mungkin disusupi oleh sel-sel yang abnormal ( neurosarcoidosis ,

histiocytosis ) atau besi yang berlebihan ( hemochromatosis ). sindrom sella Kosong tidak dapat

dijelaskan hilangnya jaringan hipofisis, mungkin karena tekanan luar. hypophysitis autoimun atau

limfositik terjadi ketika sistem kekebalan tubuh secara langsung menyerang hipofisis.

Vascular

Sebagai kehamilan datang ke istilah , kelenjar pituitari wanita hamil rentan terhadap tekanan

darah rendah , seperti dapat mengakibatkan bentuk perdarahan , kerusakan hipofisis akibat

pendarahan setelah melahirkan disebut sindrom Sheehan. hipofisis pitam adalah perdarahan atau

infark (kehilangan suplai darah) dari hipofisis. Bentuk lain dari stroke semakin diakui sebagai

penyebab hypopituitarism.

Cedera Fisik

Penyebab fisik eksternal untuk hypopituitarism termasuk cedera otak traumatis ,

perdarahan subarachnoid , bedah saraf , dan radiasi pengion (misalnya terapi radiasi untuk tumor

otak sebelumnya).

Bawaan / Keturunan

Bawaan hypopituitarism (hadir sejak lahir) mungkin hasil komplikasi persalinan sekitar, atau

mungkin hasil pembangunan tidak cukup ( hipoplasia ) dari kelenjar, kadang-kadang dalam konteks

kelainan genetik tertentu. Mutasi dapat menyebabkan salah perkembangan cukup kelenjar atau

penurunan fungsi. Kallmann sindrom menyebabkan kekurangan gonadotropin saja.Bardet-Biedl dan

sindrom Prader-Willi telah dikaitkan dengan kekurangan hormon hipofisis.

Penyebab hipofungsi hipofise dapat bersifat primer dan sekunder.primer bila gangguan

terdapat pada kelenjar hipofise itu sendiri, dan sekunder bila gangguan terdapat pada hipotalamus.

a. Primer: tumor pada kelenjer hipofisis, defek kongenital (hipoplasia atau aplasia kelenjer

hipofisis), infark hipofisis( paling sering akibat perdarahan pasca partum), hipofisektomi parsial atau

total melalui pembedahan, iradiasi, atau zat kimia, penyakit granulomatosa, seperti tuberkulosis

(jarang), sebab idiopatik atau autoimun (kadang-kadang).

12

Page 13: makalah hipopituitarisme

b. Sekunder (disfungsi hipotalamus atau gangguan pada tangkai hipotalamus): defisiensi

releasing hormones yang diproduksi oleh hipotalamus dan bisa bersifat idiopatik atau terjadi karena

infeksi, trauma, ataupun tumor.

Akibat dari hipopitutarisme adalah penurunan berat badan yang ekstrim, pelisutan tubuh,

atrofi semua kelenjar serta organ endokrin, kerontokan rambut, impotensi, amenore,

hipometabolisme, dan hipoglikemia. Koma dan kematian akan terjadi jika tidak dilakukan terapi

hormon pengganti.

E. PATOFISIOLOGI

Hipopiutarisme menunjukkan sekresi hormon hipofisis anterior yang rendah dan

panhipopituitarisme menyatakan sekresi keseluruhan hormon hipofisis anterior yang rendah.

Keduanya dapat terjadi karena malfungsi kelenjer hipofisis atau hipotalamus. Akibatnya meliputi

berkurangnya stimulasi organ target endokrin dan defisiensi hormon organ target dalam derajat

tertentu, yang mungkin baru ditemukan setelah tubuh mengalami stress dan peningkatan sekresi

yang diharapkan dari organ target yang tidak terjadi.

Penyebab hipofungsi hipofise dapat bersifat primer dan sekunder. Primer bila gangguannya

terdapat pada kelenjar hipofise itu sendiri, dan sekunder bila terdapat pada hipotalamus. Penyebab

tersebut termasuk diantaranya: (Hotma Rumahorbo. 1999:38).

1. Defek perkembangan konginetal, seperti pada dwarfisme pituitari.

2. Tumor yang merusak hipofise.

3. Iskemia, seperti pada nekrosis postpartum.

Hipopituitari pada orang dewasa dikenal sebagai (penyakit Simmonds’) yang ditandai dengan

kelemahan umum, intoleransi terhadap dingin, nafsu makan buruk, penurunan berat badan,dan

hipotensi.Wanita yang terserang penyakit ini tidak akan mengalami menstruasi dan pada pria akan

menderita impotensi dan kehilangan libido. Insufisiensi hipofise pada anak-anak akan

mengakibatkan dwarfisme.

Diabetes insipidus ditandai dengan kurangnya ADH sekunder terhadap lesi yang

menghancurkan hipotalamus, stalk hipofise, atau hipofise posterior. Kondisi ini dapat disebabkan

oleh tumor, infeksi otak atau meningen. Diabetes insipidus dikelompokkan menjadi nefrogenik

(diabetesinsipidus yang terjadi secara herediter di mana tubulus ginjal tidak berespon secara tepat

terhadap ADH, sementara kadar hormon dalam serum normal.Insufisiensi hipotalamus

membutuhkan terapi penggantian hormon yang sesuai. Tetapi penggantian dengan ADH

menunjukkan hasil yang efektif dalam mengobati diabetes insipidus.

13

Page 14: makalah hipopituitarisme

Lebih dari 90% kelenjar harus dihilangkan sebelum tanda-tanda klinis hipopituitarisme

bermanifestasi. Perubahan patologi bergantung apa penyebabnya. Pada kasus-kasus yang

disebabkan oleh nekrosis istemik, bagian awal nekrosis koagulatif diganti oleh jaringan parut.

Efek klinis hipopituitarisme tergantung pada apakan pasien tersebut anak-anak atau dewasa.

Hipopituitarisme pada anak-anak mengakibatkan kegagalan perkembangan yang

porposiaonal akibat tidak adanya hormon pertumbuhan (dwarfisme hipofisis). Anak-anak ini

memiliki kecerdasan normal dan tetap seperti anak-anak , gagal berkembang secara seksual.

Gambaran klinis dwarfisme hipofisis yang sama terjadi pada anak-anak yang lahir dengan kelainan

reseptor organ akhir terhadap hormone pertumbuhan (dwarfisme hipofisis). Pasien memiliki kadar

hormone pertumbuhan yang normal di dalam serum.

Pada orang dewasa, hipopituitarisme terutama ditandai dengan efek defisiensi

gonadotropin. Pada wanita, terjadi amenore dan infertilitas ; pada pria, terjadi infertilitas dan

impotensi. Defisiensi tirotropin dan kortikotropin dapat mengakibatkan atropi tiroid dan korteks

adrenal. Meskipun demikian, penurunan sekresi tiroksin dan kortisol jarang cukup berat untuk

menyebabkan manisfestasi klinis. Defisiensi hormone pertumbuhan saja menimbulkan sedikit

kelainan pada orang dewasa.

F. MANIFESTASI KLINIS

Gejala hipopituitari bervariasi tergantung kepada jenis hormon apa yang kurang.

a. kekurangan hormon GH

Kekurangan hormon pertumbuhan pada dewasa biasanya menyebabkan sedikit gejala atau

tidak menyebabkan gejala; tetapi pada anak-anak bisa menyebabkan lambatnya pertumbuhan,

kadang-kadang menjadi cebol (dwarfisme). Tanda-tandanya meliputi pertumbuhan lambat, ukuran

otot dan tulang kecil, tanda-tanda seks sekunder tidak berkembang, infertilitas, impotensi, libido

menurun, nyeri senggama pada wanita.

b. Kekurangan TSH menyebabkan hipotiroidisme, yang menimbulkan gejala berupa:

kebingungan, tidak tahan terhadap cuaca dingin, penambahan berat badan, sembelit, kulit kering.

c. Kekurangan gonadotropin (LH dan FSH) pada wanita pre-menopause bisa menyebabkan:

terhentinya siklus menstruasi (amenore), kemandulan, vagina yang kering, hilangnya beberapa ciri

seksual wanita.

Pada pria, kekurangan gonadotropin menyebabkan impotensi, pengkisutan buah zakar,

berkurangnya produksi sperma sehingga terjadi kemandulan, hilangnya beberapa ciri seksual pria

(misalnya pertumbuhan badan dan rambut wajah).

d. Kekurangan hormon ADH menyebabkan diabetes insipidus gejalanya adalah : Poliuria

(Urin yang dikeluarkan dalam jumlah yang banyak, bisa mencapai 5-10 liter. Urine sangat encer,

14

Page 15: makalah hipopituitarisme

berat jenis 1001-1005 atau 50-200mOsmol/kgBB.), Polidipsia (Rasa haus yang berlebihan, biasanya

mencapai 10 iter cairan tiap hari, terutama membutuhkan air dingin) Penurunan berat badan,

Noturia, Kelelahan, Konstipasi, Hipotensi.

Pada anak-anak, terjadi gangguan pertumbuhan somatis akibat defisiensi pelepasan GH.

Dwarfisme hipofisis (kerdil) merupakan konsekuensi dari defisiensi tersebut. Ketika anak-anak

tersebut mencapai pubertas, maka tanda-tanda seksual sekunder dan genitalia eksterna gagal

berkembang.Selain itu sering pula ditemukan berbagai derajat insifisiensi adrenal dan

hipitiroidisme,mereka mungkin akan mengalami kesulitan di sekolah dan memperlihatkan

perkembangan intelektual yang lamban, kulit biasanya pucat karena tidak adanya MSH.

Pada orang dewasa, kehilangan fungsi hipofisis sering mengikuti kronologis seperti defisiensi

GH, hipogonadisme, hipotiroidisme, dan insufisiensi adrena. Karena orang dewasa telah

menyelesaikan pertumbuhan somatisnya, maka tinggi tubuh pasien dewasa dengan hipotuitarisme

adalah normal.

Adapun tanda dan gejalanya yang mungkin ditemukan yaitu :

1. Terjadinya hipogonadisme.

2. Penurunan libido, impotensi, progresif pertumbuhan rambut dan bulu ditubuh, jenggot,

berkurangnya perkembangan otot pada pria.

3. Pada wanita, berhentinya siklus menstruasi atau aminorea yang merupakan tanda awal

dari kegagalan hipofisis. Kemudian di ikiti atrofi payudara dan genetalia eksterna.

(Price Syvia A, 2005:1216-1217)

Sakit kepala dan gangguan penglihatan atau adanya tanda-tanda tekanan intara kranial yang

meningkat. Mungkin merupakan gambaran penyakit bila tumor menyita ruangan yang cukup besar.

Gambaran dari produksi hormon pertumbuhan yang berlebih termasuk akromegali (tangan

dan kaki besar demikian pula lidah dan rahang), berkeringat banyak, hipertensi dan artralgia

(nyeri sendi).

Hiperprolaktinemia : amenore atau oligomenore galaktore (30%), infertilitas pada wanita,

impotensi pada pria.

Sindrom Chusing : obesitas sentral, hirsutisme, striae, hipertensi, diabetesmilitus,

osteoporosis.

Defisiensi hormon pertumbuhan : (Growt Hormon = GH) gangguan pertumbuhan pada anak-

anak.

Defisiensi Gonadotropin : yang menyebabkan disfungsi seksual dan infertilitas.

Defisiensi TSH :konstipasi, intoleransi hawa dingin, rasa cepat lelah, rambut yang kasar,

proses berfikir yang lambat, dan retardasi pertumbuhan pada anak-anak.

15

Page 16: makalah hipopituitarisme

Defisiensi Kortikotropin : malaise, anoreksia, rasa lelah yang nyata, pucat, gejala – gejala

yang sangat hebat selama menderita penyakit sistemik ringan biasa, gambaran laboratorium

dari penurunan fungsi adrenal.

Defisiensi Vasopresin : poliuria, polidipsia,dehidrasi, tidak mampu memekatkan urin.

G.PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Pemeriksaan Laboratorik ditemukan Pengeluaran 17 ketosteroid dan 17 hidraksi

kortikosteroid dalam urin menurun, BMR menurun.

Pemeriksaan Radiologik / Rontgenologis ditemukan Sella Tursika.

a.Foto polos kepala.

Dilakukan untuk melihat kondisi sella tursika. Dapat terjadi tumor atau juga atropi. Tidak

dibutuhkan persiapan fisik secara khusus, namaun pendidikan kesehatan tentang tujuan dan

prosedur sangatlah penting.

b.Poliomografi berbagai arah (multi direksional).

c.Pneumoensefalografi.

d.CTScan.

Dilakukan untuk melihat kemungkinan adanya tumor pada hipofisis atau hipotalamus

melalui kompeterisasi.

e.Angiografi serebral.

Pemeriksaan Lapang Pandang.

a. Adanya kelainan lapangan pandang mencurigakan.

b. Adanya tumor hipofisis yang menekankiasma optik.

Pemeriksaan Diagnostik.

a.Pemeriksaan kartisol, T3 dan T4, serta esterogen atau testosteron.

b.Pemeriksaan ACTH, TSH, dan LH.

c.Tes provokasi dengan menggunakan stimulan atau supresan hormon, dan dengan

melakukan pengukuran efeknya terhadap kadar hormon serum.

d.Tes provokatif.

H. KOMPLIKASI

1. Kardiovaskuler.

Hipertensi.

Tromboflebitis.

Tromboembolisme.

Percepatan uterosklerosis.

16

Page 17: makalah hipopituitarisme

2. Imunologi.

Peningkatan resiko infeksi danpenyamaran tanda – tanda infeksi.

3.Perubahan mata.

Glaukoma.

Lesi kornea.

4. Muskuloskeletal.

Pelisutan otot.

Kesembuhan luka yang jelek.

Osteoporis dengan fraktur kompresi vertebra, fraktur patologik tulang panjang, nekrosis

aseptik kaput femoris.

5. Metabolik.

Perubahan pada metabolisme glukosa sindrome penghentian steroid.

6. Perubahan penampakan.

Muka seperti bulan (moon face).

Pertambahan berat badan.

Jerawat.

I.PENATALAKSANAAN MEDIK

Pengobatan hipopituitarisme mencakup penggantian hormon-hormon yang kurang. GH

manusia, hormon yang hanya efektif pada manusia, dihasilkan dari tehnik rekombinasi asam

deoksiribonukleat(DNA), dapat digunakan untuk mengobati pasien dengan defesiensi GH dan hanya

dapat dikerjakan oleh dokter spesialis. GH manusia jika diberikan pada anak-anak yang menderita

dwarfisme hipofisis, dapat menyebabkan peningkatan tinggi badan yang berlebihan. GH manusia

rekombinan juga dapat digunakan sebagai hormon pengganti pada pasien dewasa dengan

panhipopituitarisme. Hormon hipofisis hanya dapat diberikan dengan cara disuntikan.

Sehingga, terapi harian pengganti hormon kelenjar target akibat defesiensi hipofisis untuk jangka

waktu yang lama, hanya diberikan sebagai alternatif.( Price Syvia A, 20051217)

1. Kausal.Bila disebabkan oleh tumor, umumnya dilakukan radiasi. Bila ada gejala – gejala

tekanan oleh tumor progresif dilakukan operasi.

2. Terapi Substitusi

Hidrokortison antara 20 – 30 mg sehari diberikan per–os, umumnya disesuaikan dengan

siklus harian sekresi steroid yaitu 10 – 15 mg waktu pagi, 10 mg waktu malam. Prednison dan

deksametason tidak diberikan karena kurang menyebabkan retensi garam dan air, bila terdapat stres

(infeksi, operasi dan lain - lain), dosis oral dinaikkan atau diberikan parenteral. Bila terjadi krisis

adrenal atasi syok segera dengan pemberian cairan per-infus NaCl-glukosa, steroid dan vasopreses.

17

Page 18: makalah hipopituitarisme

Puluis tiroid / tiroksin diberikan setelah terapi dengan hidrokortison.

Testosteron pada penderita laki – laki berikan suntikan testosteron enantot atau

testosteron siprionat 200 mg intramuskuler tiap 2 minggu. Dapat juga diberikan fluoxymestron 10

mg per-os tiap hari.

Esterogen diberikan pada wanita secara siklik untuk mempertahankan siklus haid. Berikan

juga androgen dosis setengah dosis pada laki – laki hentikan bila ada gejala virilisasi ’’growth

hormone’’ bila terdapat dwarfisme.

3. Tumor hipofisis, diobati dengan pembedahan radioterapi atau obat (misal : akromegali

dan hiperprolaktinemia dengan hymocriptine).

4. Beberapa cara pengobatan sering dilakukan. Defisiensi hormon diobati sebagai berikut :

penggantian GH untuk defisiensi GH pada anak – anak, tiroksin dan kortison untuk defisiensi TSH dan

ACTH, penggantian androgen atau esterogen untuk defisiensi gonadotropin sendiri (isolated) dapat

diobati dengan penyuntikan FSH atau HCG.

5. Desmopressin dengan insuflasi masal dalam dosis terukur.

J. WOC

K. ASKEP

1. PENGKAJIAN

a) Data biografi

1. Identitas Klien

Nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, status perkawinan, agama, pendidikan, pekerjaan,

alamat, no register, diagnose medic, tanggal masuk dan tanggal pengkajian.

2. Identitas penanggung jawab

Nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaaan, hubungan dengan pasien dan alamat

b) Riwayat keperawatan

Keluhan utama

Pertumbuhan lambat.

Ukuran otot dan tulang kecil.

Tanda - tanda seks sekunder tidak berkembang, tidak ada rambut pubis dan rambut axila,

payudara tidak tumbuh, penis tidak tumbuh, tidak mendapat haid, dan lain – lain.

Interfilitas.

Impotensi.

Libido menurun.

Nyeri senggama pada wanita.

18

Page 19: makalah hipopituitarisme

Riwayat kesehatan dahulu

Biasanya pada pasien dengan hipopituitarisme RKD ditemukan Ada penyakit atau trauma

pada kepala yang pernah diderita klien, serta riwayat radiasi pada kepala.

Riwayat kesehatan sekarang

Biasanya pada pasien dengan hipopituitarisme pada RKS nya ditandai dengan Kelelahan,

kelemahan otot, penurunan toleransi aktifitas, gangguan tidur,Terjadinya siklus menstruasi atau

aminorea dan kulit klien yang terlihat pucat, Nyeri pada kepala, nyeri pada otot dan tulang,

kemandulan, vagina yang kering.

Riwayat kesehatan keluarga

Biasanya pada RKK didapatkan adanya generasi yang terdahulu yang menderita penyakit

yang sama. Atau berkaitan dengan penyakit endokrin lainnya misalnya: riwayat penyakit diabetes

melitus, penyakit tiroid, hipertensi, hipotensi, gangguan pertumbuhan dan perkembangan, tumor

otak.

Pemeriksaan fisik

¯ Keadaan umum

Biasanya pada pasien hipopituitarisme kesadaran pasiennya CM (compose mentis) atau baik,

pola komunikasinya baik, postur tubuhnya kecil, ukuran tubuhnya kecil / kurang dari normal, berat

badan menurun, tinggi badannya kurang dari normal, biasanya pasien hipopituitarisme juga

mengalami kecemasan (ansietas).

¯ Pemeriksaan kulit

Biasanya pada pasien hipopituitarisme dilihat tekstur kulitnya, biasanya kulitnya kering,

turgor kulit buruk.

¯ Pemeriksaan kepala

Biasanya pada pasien hipopituitarisme dilihat terdapat penonjolan rahang, kulit kepalanya

kering, rambutnya kasar, lihat ekpresi wajahnya biasanya ada terdapat tanda-tanda kecemasan dan

depresi.

¯ Pemeriksaan mata

Biasanya pada pasien hipopituitarisme matanya tidak simetris, lapang pandangnya buruk.

¯ Pemeriksaan mulut

Pertumbuhan giginya tidak rata, inspeksi warna mukosa mulut biasanya pucat dan kering.

¯ Pemeriksaan dada

Biasanya dadanya atau payudaranya tidak berkembang.

¯ Pemeriksaan genetalia

19

Page 20: makalah hipopituitarisme

Rambut pubisnya tidak tumbuh, vaginanya kering, aminorea, pada laki-laki terjadi juga

pengkisutan buah zakar.

¯ Pemeriksaan ekstremitas

Biasanya terjadi kelemahan pada tonus otot, kekuatan ototnya lemah, terjadi pembesaran

tangan dan kaki, nyeri pada sendi, terjadinya trunkei obesitas (badan besar ekstremitas kecil).

¯ Pemeriksaan neurologis

Biasanya proses berfikirnya lambat, emosinya tidak stabil.

Pemeriksaan menunjang

Pemeriksaan Laboratorik ditemukan Pengeluaran 17 ketosteroid dan 17 hidraksi

kortikosteroid dalam urin menurun, BMR menurun.

Pemeriksaan Radiologik / Rontgenologis ditemukan Sella Tursika.

a.Foto polos kepala.

Dilakukan untuk melihat kondisi sella tursika. Dapat terjadi tumor atau juga atropi. Tidak

dibutuhkan persiapan fisik secara khusus, namaun pendidikan kesehatan tentang tujuan dan

prosedur sangatlah penting.

b.Poliomografi berbagai arah (multi direksional).

c.Pneumoensefalografi.

d.CTScan.

Dilakukan untuk melihat kemungkinan adanya tumor pada hipofisis atau hipotalamus

melalui kompeterisasi.

e.Angiografi serebral.

Pemeriksaan Lapang Pandang.

a. Adanya kelainan lapangan pandang mencurigakan.

b. Adanya tumor hipofisis yang menekankiasma optik.

Pemeriksaan Diagnostik.

a.Pemeriksaan kartisol, T3 dan T4, serta esterogen atau testosteron.

b.Pemeriksaan ACTH, TSH, dan LH.

c.Tes provokasi dengan menggunakan stimulan atau supresan hormon, dan dengan

melakukan pengukuran efeknya terhadap kadar hormon serum.

d.Tes provokatif.

20

Page 21: makalah hipopituitarisme

2. ANALISA DATA

No. Data Patofisiologi Masalah

1 Ds :

-keluarga klien

mengatakan adanya

perkembangan yang

terlambat atau tidak

berarti

- keluargan

mengatakan payudara

tidak tumbuh

-keluarga mengatakan

bahwa klien tidak mau

bermain dengan anak

usianya

- klien sering minder/

menarik diri

- klien mengatakan

badanya terasa lemah

Do :

- tampak badan tidak

berkembang sesuai

usia .

- tampak klien murung

atau minder

- klien tampak lemah

Hipotalamus menghasilkan GHRH

Adanya trauma/ kelainan organik

↓ produksi GH

Jaringan kekurangan hormon GH

untuk berkembang

Tulang,jaringan lunak,dan organ tidak

dapat berkembang .

Kritinisme

Perubahan citra

tubuh

2 Ds :

-Klien mengatakan

bahwa keadaan

seperti ini

membuatnya stress

-klien mengatakan

bahwa klien suka

Hipotalamus menghasilkan GHRH

Adanya trauma/ kelainan organik

↓ produksi GH

Jaringan kekurangan hormon GH

Koping tidak efektif

21

Page 22: makalah hipopituitarisme

mengurung diri

- keluarga

mengatakan bahwa

klien sering

mengeluhkan kondisi

ini

Do :

- afek klien terlihat

lesu atau tidak

brsemangat

- klien tampak

merunduk selama

pengkajian

- klien tampak

berputus asa

untuk berkembang

Tulang,jaringan lunak,dan organ tidak

dapat berkembang .

Kritinisme

Penurunan percaya diri

Menarik diri dari lingkungan

Mengurung diri di rumah

MK: koping tidak efektif

3

Dst

Ds :

- klien mengatakan

adanya gangguan

dalam penglihatan

- klien mengatakan

tidak mampu melihat

dalam jarak yang jauh

DO :

- jarak visus klien

berkurang

dst

Adanya kelainan akibat trauma /

kelainan organik

Perkembangan tumor non kanker

dibawah otak

Memberi dampak patologi pada

nervus kranial ( Nervus optikus )

↓ jarak pandang ( visus berkurang )

Kronik

Penglihatan kabur samapi pada

kebutaan

dst

Gangguan persepsi

sensori (penglihatan)

.

Dst

22

Page 23: makalah hipopituitarisme

3. DIAGNOSIS KEPERAWATAN

Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan perubahan struktur tubuh dan fungsi

tubuh akibat defisiensi gonadotropin dan defisiensi hormon pertumbuhan.

Kopingindividutakefektifberhubungandengankronisitaskondisipenyakit.

Gangguanpersepsisensori (penglihatan)

berhubungandengangangguantransmisiimpulssebagaiakibatpenekanan tumor padanervusoptikus.

Harga diri rendah yanfg berhubungan dengan perubahan penampilan tubuh

Ansietas yang berhubungan dengan ancaman atau perubahan status kesehatan

Defisit perawatan diri yang berhubungan dengan menurunnya kekuatan otot

Gangguan integritas kulit (kekeringan) sehubungan dengan menurunnya kadar hormonal

Gangguan proses pikir yang berhubungan dengan penurunan fungsi intelektual.

Kurang pengetahuan tentang proses penyakit, pengobatan dan perawatan di rumah.

4. INTERVENSI

N

o.

Diagnosa Keperawataan Noc

(Krite

ria

Hasil)

Nic

(Intervens

i)

Aktifitas Keperawataan

1 Perubahan citra tubuh b.d perubahan

penampilan fisik.

Adapt

asi

psiko

sosial

1. pe

ni

ng

ka

ta

n

cit

ra

tu

bu

h

1.kaji fakta dan perasaan diri

klien.

2.kaji perilaku yang relevan

dengan rasa kehilangan klien.

3.dorong untuk interaksi sosial.

4.bantu keluarga meningkatan

citra tubuh klien

5.rujuk ke layanan sosial untuk

rencana perawatan untuk klien

dan keluarga.

23

Page 24: makalah hipopituitarisme

2. M

an

aj

e

m

en

ko

pi

ng

2 KopingIndividuTidakEfektifberhubu

ngandenganKondisiPenyakit.

KOPI

NG

INDIV

IDU

EFEKT

IF

2.Manaje

men

koping

1. Kaji status

kopingindividuyang ada.

2.

Berikandukunganjikaindividu

berbicara.

3. Bantu

individuuntukmemecahkanm

asalah (problem solving).

4.

Instruksikanindividuuntukmel

akukanteknisrelasi, dalam

proses

teknikpembelajaranpenatalak

sanaan stress.

5.

Kolaborasidengantenagaahlip

sikologiuntuk proses

penyuluhan.

24

Page 25: makalah hipopituitarisme

3 GangguanPersepsiSensori:

PenglihatanberhubungandenganKes

alahanInterpertasiSekunder,

GangguanTransmisi, Impuls.

Dapat

melih

at

deng

an

norm

al

1. Kurangipenglihatan yang

berlebih.

2.

Orientasikanterhadapkeseluru

hanbidang (orang, tempat,

waktu).

3.

Sediakanwaktuuntukistirahat

bagiklientanpagangguan.

4.

Gunakanberbagaimetodeuntu

kmenstimulasiindera.

5. EVALUASI

Setelah tindakan keperawatan dilakukan evaluasi proses dan hasil mengacu oada kriteria evaluasi

yang telah ditentukan pada masing – masing diagnosa keperawatan.sehingga:

Masalah teratasi atau tujuan tercapai (intervensi dihentikan).

Masalah teratasi atau tercapai sebagian (intervensi dilanjutkan).

Masalah tidak teratasi/tujuan tidak tercapai (perlu dilakukan pengkajian ulang

dan intervensi di ubah.

25

Page 26: makalah hipopituitarisme

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Hipopituitarisme adalah keadaan yang timbul sebagai akibat hipofungsi hipofisis. Hipofungsi

hipofise jarang terjadi, namun dapat saja terjadi dalam setiap kelompok usia. Kondisi ini dapat

mengenai semau sel hipofise (panhipopituarisme) atau hanya sel-sel trtentu, terbatas pad satu

subset sel-sel hipofise anterior atau sel-sel hipofise posterior. Hipopituarisme ini disebabkan oleh

infeksi atau peradangan, penyakit autoimun, tumor, umpan balik dari organ sasaran yang

mengalamai malfungsi, nekrotik hipoksik (kematian akibat kekurangan O2) hipofisis. Hipopituitari ini

ditandai dengan adanya sakit kepala dan gangguan penglihatan, produksi hormon pertumbuhan

yang berlebih, hiperprolaktinemia, sindrom chusing, defisiensi hormone pertumbuhan, defisiensi

gonadotropin, defisiensi tsh, defisiensi kortikotropin, defisiensi vasopresin. Yang penatalaksanaan

dari penyakit ini adalah kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat-obat hormonal sampai

dengan operasi bila ada gejala – gejala tekanan oleh tumor progresif.

B. SARAN

Penyusun menyadari pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu

penyusun mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata

penyusun ucapkan terimakasih.

26

Page 27: makalah hipopituitarisme

DAFTAR PUSTAKA

Baradero,Mary.2009.Seri Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Endokrin.Jakarta:ECG

Marilynn E.1999. Rencana Asuhan Keperawatan.Edisi 3. Jakarta: EGC.

Price,Sylvia.A dan Wilson. 1995. Patofisiologi Konsep Klinis Proses – Proses

Penyakit.Jakarta: EGC

Rumahorbo, Hotma. 1999. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Endokrin.

Jakarta: EGC

http://putri-purnasari.blogspot.com/2012/05/asuhan-keperawatan-pada-pasien.html

http://ners-blog.blogspot.com/2011/04/askep-hipopituitari.html

27