Upload
ayu-endarti-kusumaningtyas
View
543
Download
5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
tugas makalah pembelajaran inkuiri siswa SMA strategi belajar
Citation preview
METODE PENDEKATAN INKUIRI DALAM PELAJARAN KIMIA
MAKALAH
Disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah
Strategi Belajar Mengajar Kimia
Selvy P. W Suryadinata 107331407123
Laily Yunita Susanti 107331407293
Ayu E Kusumaningtyas 107331207303
Daret I. M Safitri 107331407295
Fajar Nugroho 107331407126
Anisatus Solekah 106331403371
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
September 2009
DAFTAR ISI
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan....................................................................................................................2
BAB II................................................................................................................................4
PEMBAHASAN................................................................................................................4
A. Konsep Dasar.........................................................................................................4
1. Pengertian pendekatan inkuiri...........................................................................4
2. Karakteristik pendekatan inkuiri.........................................................................5
3. Prinsip pendekatan inkuiri..................................................................................8
B. Landasan Teori.......................................................................................................9
C. Bentuk – bentuk Pembelajaran dan Sintaknya................................................10
1. Inkuiri Terbimbing..............................................................................................10
2. Inkuiri Bebas......................................................................................................11
D. Assesmen..............................................................................................................15
E. Kelebihan dan Kekurangan.................................................................................19
F. Implementasi Pendekatan Inkuiri dalam Pelajaran Kimia...............................21
PENUTUP......................................................................................................................26
1. Kesimpulan............................................................................................................26
A. Konsep Dasar Pendekatan Inkuiri..................................................................26
B. Landasan Teori.................................................................................................26
C. Bentuk-bentuk Pembelajaran dan Sintaknya................................................27
D. Asesmen............................................................................................................27
E. Kelebihan dan Kekurangan.............................................................................27
ii
2. Saran......................................................................................................................29
LAMPIRAN 1..................................................................................................................32
LAMPIRAN 2..................................................................................................................45
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Salah satu permasalahan dalam dunia pendidikan adalah masalah
lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, siswa
didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Kenyataan yang
terjadi bahwa dalam proses pembelajaran di kelas, siswa diarahkan
kepada kemampuan untuk menghafal informasi. Siswa dipaksa untuk
mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk
memahami informasi dan mengaplikasikan informasi tersebut dalam
kehidupan sehari-hari. Hal ini mengakibatkan ketika anak lulus sekolah,
mereka hanya pintar secara teoritis tetapi sangat miskin aplikasi.
Dalam implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),
guru merupakan komponen yang sangat penting, sebab keberhasilan
pelaksanaan proses pendidikan sangat tergantung pada guru. Oleh
karena itu upaya peningkatan kualitas pendidikan seharusnya dimulai dari
pembenahan kemampuan guru. Salah satu kemampuan yang harus
dimiliki guru adalah bagaimana merancang suatu strategi pembelajaran
yang sesuai dengan tujuan atau kompetensi yang akan dicapai, karena
tidak semua tujuan dapat tercapai hanya dengan satu strategi tertentu.
Kemajuan teknologi informasi di era globalisasi saat ini menuntut guru
untuk mengubah paradigma tentang mengajar yaitu dari sekedar
menyampaikan materi pelajaran menjadi aktivitas menyampaikan materi
pelajaran menjadi aktivitas mengatur lingkungan agar siswa belajar.
Banyaknya konsep kimia yang bersifat abstrak yang harus diserap
siswa dalam waktu relatif terbatas menjadikan ilmu kimia merupakan
salah satu mata pelajaran sulit bagi siswa sehingga banyak siswa gagal
dalam belajar kimia. Pada umumnya siswa cenderung belajar dengan
hafalan daripada secara aktif mencari untuk membangun pemahaman
mereka sendiri terhadap konsep kimia. Ada juga sebagian siswa yang
1
sangat faham pada konsep-konsep kimia, namun tidak mampu
mengaplikasikan konsep tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Untuk
menjadikan materi kimia menjadi lebih menarik, maka guru harus mampu
mengambil suatu kebijakan yaitu dengan perbaikan metode mengajar
sehingga kompetensi belajar yang diharapkan akan tercapai dengan baik,
sebab dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat akan
dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran di kelas.
Salah satu strategi pembelajaran yang dapat diterapkan dalam
pembelajaran kimia adalah strategi pembelajaran inkuiri. Strategi
pembelajaran inkuiri cocok digunakan pada materi-materi yang dekat
dengan kehidupan sehari-hari misalnya pokok bahasan larutan asam
basa. Metode inkuiri dapat membantu guru mengaitkan antara materi
yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat meningkatkan
hasil belajar siswa dan materi yang diberikan dapat lebih bermakna bagi
siswa. Untuk itu penulis akan membahas tentang strategi pembelajar
inkuiri atau yang sering disebut dengan pendekatan inkuiri.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah konsep dasar dari pendekatan inkuiri?
2. Landasan teori apa yang terdapat pada pendekatan inkuiri?
3. Apa saja bentuk-bentuk pembelajaran pada pendekatan inkuiri?
4. Bagaimanakah asesmen yang sesuai untuk pendekatan inkuiri?
5. Apakah kelebihan dan kekurangan dari pendekatan inkuiri?
6. Bagaimana implementasi pendekatan inkuiri dalam pelajaran
kimia?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dasar dari pendekatan inkuiri.
2. Untuk mengetahui landasan teori yang terdapat pada pendekatan
inkuiri.
2
3. Untuk mengetahui bentuk-bentuk pembelajaran pada pendekatan
inkuiri.
4. Untuk mengetahui asesmen yang sesuai untuk pendekatan inkuiri.
5. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari pendekatan
inkuiri.
6. Untuk mengetahui implementasi pendekatan inkuiri dalam
pelajaran kimia.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar
Konsep dasar dalam pendekatan inkuiri terdiri dari pengertian, ka-
rakteristik dan prinsip yang akan di bahas di bawah ini.
1. Pengertian pendekatan inkuiri
Inkuiri berasal dari bahasa Inggris inquiry yang dapat diartikan
sebagai proses bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan
ilmiah yang diajukan. Pertanyaan ilmiah adalah pertanyaan yang dapat
mengarahkan pada kegiatan penyelidikan terhadap objek pertanyaan.
Dengan kata lain, inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan
mendapatkan informasi dengan melakukan observasi dan atau
eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap
pertanyaan atau rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan
berpikir kritis dan logis (Schmidt, 2003). Inkuiri sebenarnya merupakan
prosedur yang biasa dilakukan oleh ilmuwan dan orang dewasa yang
memiliki motivasi tinggi dalam upaya memahami fenomena alam,
memperjelas pemahaman, dan menerapkannya dalam kehidupan sehari -
hari (Hebrank, 2000; Budnitz, 2003; Chiapetta & Adams, 2004).
Secara umum, inkuiri merupakan proses yang bervariasi da
meliputi kegiatan-kegiatan mengobservasi, merumuskan pertanyaan yang
relevan, mengevaluasi buku dan sumber-sumber informasi lain secara
kritis, merencanakan penyelidikan atau investigasi, mereview apa yang
telah diketahui, melaksanakan percobaan atau eksperimen dengan
menggunakan alat untuk memperoleh data, menganalisis dan mengin-
terpretasi data, serta membuat prediksi dan mengkomunikasikan hasilnya
(Depdikbud, 1997; NRC, 2000). Sebagai strategi pembelajaran, inkuiri
dapat diimplementasikan secara terpadu dengan strategi lain sehingga
dapat membantu pengembangan pengetahuan dan pemahaman serta
kemampuan melakukan kegiatan inkuiri oleh siswa.
4
Berikut ini pengertian pendekatan inkuiri oleh beberapa ahli:
a) Oemar Hamdik (1999)
Pengajaran berdasarkan inkuiri (Inquiry based Teaching) adalah suatu
strategi yang berpusat pada siswa (student centered strategi) dimana
kelompok-kelompok siswa kedalam suatu per-soalan atau mencari
jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan di dalam suatu prosedur dan
struktur kelompok yang digariskan secara jelas. Dalam hubungan ini perlu
dibahas pendekatan generalisasi terhadap inkuiri yang disebut inkuiri yang
berpusat pada masalah (Problem Centered Inquiry) yang terdiri atas dua
jenis, yakni Inkuiri yang berorientasi kepada discover (Discovery-oriented
Inquiry) dan inkuiri berdasarkan kebijakan (Policy-Based Inquiry)
b) Piaget
Pendekatan inkuiri sebagai pendidikan yang mempersiapkan situasi
bagi peserta didik untuk melakukan eksperimen sendiri. Mengajukan
pertanyaan-pertanyaan dan mencari sendiri jawaban atas pertanyaan
yang mereka ajukan.
c) Kuslan dan stone (2003).
Mendefinisikan inkuiri sebagai pengajaran dimana guru dan siswa
mempelajari peristiwa-peristiwa ilmiah dengan pendekatan dan jiwa para
ilmuwan.
d) W. Gellu (2005).
Mendefinisikan inkuiri sebagai suatu rangkaian kegiatan belajar yang
melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari
dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis dan analisis. Sehingga
mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya
diri.
2. Karakteristik pendekatan inkuiri
Pendekatan inkuiri didukung oleh empat karakteristik utama siswa,
yaitu:
a) secara instintif siswa selalu ingin tahu
b) di dalam percakapan siswa selalu ingin bicara dan mengkomunikasikan
idenya
5
c) dalam membangun (konstruksi) siswa selalu ingin membuat sesuatu
d) siswa selalu ingin mengekspresikan kemampuannya.
Beberapa karakteristik lain yang terdapat dalam pendekatan inkuiri
adalah sebagai berikut:
1. Berorientasi pada pengolahan informasi.
Pada pendekatan inkuiri berorientasi pada pengolahan informasi
dengan tujuan melatih peserta didik memiliki kemampuan berpikir untuk
dapat menemukan dan mencari sesuatu pengetahuan secara ilmiah.
Dengan pendekatan inkuiri, pembelajaran dimaksudkan untuk membantu
peserta didik secara ilmiah, terampil mengumpulkan fakta, menyusun
konsep, menyusun generalisasi secara mandiri.
2. Pembelajaran dapat dilakukan dengan melibatkan peserta didik.
Pembelajaran dapat dilakukan dengan melibatkan peserta didik dalam
proses kegiatan belajar yang menggunakan proses mental melalui tukar
pendapat atau diskusi, seminar dan sebagainya.
3. Mempunyai proses mental yang lebih kompleks.
Pendekatan pembelajaran dengan inkuiri mempunyai proses mental
yang lebih kompleks; sebagai contoh, merancang eksperimen,
menganalis data, menarik kesimpulan. Dalam pelaksanaan inkuiri
dibutuhkan sikap-sikap objektif, jujur, terbuka, penuh dorongan ingin tahu
dan tangguh dalam pendirian.
4. Konsep dan prinsip ditemukan oleh peserta didik.
Konsep dan prinsip itu ditentukan sebagai hasil atau akibat adanya
pengalaman belajar yang telah diatur secara seksama oleh pengajar.
Contoh : Praktik penyelidikan di laboratorium atau tugas observasi pada
pelajaran Kimia dalam membahas salah satu praktikum. Hasilnya dapat
diramalkan sebelumnya sesuai dengan pengaturan pengajar.
Selain yang telah dipaparkan di atas, model pembelajaran inkuiri juga
bersifat bebas. Kemungkinan lain peserta didik “dilepas” atau diberi
kesempatan bebas untuk mencari sesuatu sampai menemukan hasil
belajar melalui proses di bawah ini:
6
a) Asimilasi yaitu menyesuaikan hasil pengamatan ke dalam struktur
kognitif yang telah ada pada peserta didik.
b) Akomodasi yaitu mengadakan perubahan-perubahan dengan
pengertian penyesuaian alam struktur kognitif sehingga sesuai
dengan gejala (fenomena) baru yang diamati.
Menurut J. Richard Suchman, tentang hakikat pendekatan proses
inkuiri dan komponen-komponen penting untuk inkuiri yang efektif,
menjelaskan bahwa proses inkuiri terutama ditujukan kepada kreativitas.
Suchman tertarik pada kata “pengertian” dan bagaimana pengertian itu
terbentuk pada diri peserta didik. Dengan kata lain, bagaimana peserta
didik mengadakan respon (reaksi) kalau datang stimulus (rangsang) pada
persepsinya.
Secara operasional syarat pendekatan inkuiri dalam pembelajaran
memiliki karakteristik sebagai berikut :
1) Dari segi pendidik ( guru )
1. Suatu masalah ditemukan kemudian pendidik
mempersempit hingga terlihat kemungkinan masalah itu dapat
dipecahkan oleh peserta didik.
2. Semua usul, asumsi-asumsi, keterlibatan-keterlibatan, dan
kesukaran-kesukaran dinilai secara bersama.
2) Dari segi peserta didik ( siswa )
1. Peserta didik bersemangat sekali untuk menemukan
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang dihasilkan mereka
sendiri.
2. Hipotesa dirumuskan oleh peserta didik.
3. Peserta didik mengusulkan cara-cara pengumpulan data,
me-lakukan eksperimen, mengadakan pengamatan, membaca dan
menggunakan sumber-sumber lain ( pemecahan masalah
dilakukan oleh peserta didik sendiri).
4. Peserta didik melakukan penelitian, baik secara individu
ataupun kelompok untuk mengumpulkan data yang diperlukan
untuk menguji hipotesa.
7
3) Dari segi Prasarana
1. Dalam pembelajaran dengan pendekatan inkuiri lebih me-
ngedepankan ketrampilan.
2. Tidak ada keharusan untuk menyelesaikan unit tertentu, dalam
waktu tertentu.
3. Penggolongan data sampai kesimpulan yang bersifat sementara
dilakukan oleh peserta didik.
3. Prinsip pendekatan inkuiri
Penggunaan strategi pembelajaran inkuiri memiliki beberapa prinsip,
antara lain:
a. Berorientasi pada pengembangan intelektual.
Tujuan utama dari strategi pembelajaran inkuiri adalah pe-
ngembangan kemampuan berpikir dan berorientasi pada proses belajar.
Keberhasilan pembelajaran ini terlihat pada aktivitas siswa untuk mencari
dan menemukan sesuatu yang merupakan gagasan yang pasti.
b. Prinsip Interaksi.
Proses pembelajaran merupakan interaksi antara siswa dengan guru
dimana guru berperan sebagai pengatur lingkungan dan pengatur
interaksi belajar. Guru mengarahkan siswa untuk mengembangkan
kemampuan berpikir siswa.
c. Prinsip bertanya.
Guru juga berperan sebagi penanya karena kemampuan siswa untuk
bertanya pada dasarnya sudah merupakan bagian dari proses berpikir.
d. Prinsip belajar untuk berpikir.
Belajar merupakan proses berpikir yakni proses mengembangkan
potensi seluruh otak secara maksimal.
e. Prinsip keterbukaan.
Belajar adalah suatu proses mencoba berbagai kemungkinan. Untuk
itu siswa hendaknya diberikan kebebasan untuk mencoba sesuatu sesuai
dengan perkembangan kemampuan logika dan nalarnya. Tugas guru
8
adalah menyediakan ruang untuk mengembangkan hipotesis dan secara
terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan.
Keterampilan inkuiri berkembang atas dasar kemampuan siswa dalam
menemukan dan merumuskan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat ilmiah
dan dapat mengarahkan pada kegiatan penyelidikan untuk memperoleh
jawaban atas pertanyaannya. Mengajarkan siswa untuk bertanya sangat
bermanfaat bagi perkembangannya sebagai saintis karena bertanya dan
memformulasikan pertanyaan dapat mengembangkan kemampuan
memberi penjelasan yang dapat diuji kebenarannya dan merupakan
bagian penting dari berpikir ilmiah. Melatih siswa membuat pertanyaan
atas dasar kriteria-kriteria yang disusun oleh guru dapat meningkatkan
kemampuan inkuiri siswa. Oleh karena itu, pada tahap awal inkuiri guru
harus melatih siswa untuk mampu merumuskan pertanyaan dengan baik.
Hal ini berkaitan dengan kemampuan dasar siswa SMA yang umumnya
masih sulit mengembangkan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat ilmiah
dan memerlukan penyelidikan jawaban.
B. Landasan Teori
Landasan teori dalam pendekatan inkuri terdiri dari landasan filosofis
yang akan dibahas sebagai berikut:
Landasan Filosofi
Belajar dengan cara mengembangkan pendekatan inkuiri bukanlah
suatu teknik belajar yang baru. Para ahli filsafat kuno seperti Socrates,
Aristoteles, dan Plato adalah ahli hukum dan seorang pengarang yang
terkenal 1986-1948 SM, memperkenalkan berpikir dengan pendekatan
pemecahan masalah yang dasarnya adalah proses inkuiri. John Dewey
memiliki andil besardalam mengembangkan belajar melalui proses inkuiri
ini dipopulerkan kembali dalam suatu konferensi pada ilmuwan yang
kemudian dipublikasikan oleh Jerome S. Burner melalui bukunya “The
Process of Education”.
Pengembangan berpikir yang menggunakan proses ini berhasil
menjadi bagian yang penting dari kegiatan belajar karena pendekatan
9
inkuiri akan memberi bekal kepada siswa untuk menjadi orang yang akan
berhasil dalam hidupnya. Jika diamati dari sudut sejarah,berpikir dengan
pendekatan inkuiri sejak zaman kuno sudah digunakan Negara barat.
Oleh karena itu tidak mengherankan bila berpikir denagn pendekatan
inkuiri sudah menjadi kebudayaan. Melalui pendekatan inkuiri orang dapat
menemukan hal-hal yang baru dan pengetahuan-pengetahuan baru.
C. Bentuk – bentuk Pembelajaran dan Sintaknya
Ada tiga tingkatan inkuiri berdasarkan variasi bentuk keterlibatannya
dan intensistas keterlibatan siswa, yaitu:
1. Inkuiri Terbimbing
Inkuiri tingkat pertama merupakan kegiatan inkuiri di mana masalah
dikemukakan oleh pendidik atau bersumber dari buku teks kemudian
siswa bekerja untuk menemukan jawaban terhadap masalah tersebut di
bawah bimbingan yang intensif dari pendidik. Inkuiri tipe ini, tergolong
kategori inkuiri terbimbing (guided Inquiry) menurut kriteria Bonnstetter,
(2000); Marten-Hansen, (2002), dan Oliver-Hoyo, et al (2004). Sedangkan
Orlich, et al (1998) menyebutnya sebagai pembelajaran penemuan
(discovery learning) karena siswa dibimbing secara hati-hati untuk
menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapkan kepadanya.
Dalam inkuiri terbimbing kegiatan belajar harus dikelola dengan baik
oleh pendidik dan luaran pembelajaran sudah dapat diprediksikan sejak
awal. Inkuiri jenis ini cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran
mengenai konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang mendasar dalam
bidang ilmu tertentu.
Orlich, et al (1998) menyatakan ada beberapa karakteristik dari inkuiri
terbimbing yang perlu diperhatikan yaitu:
1. Peserta didik mengembangkan kemampuan berpikir melalui ob-
servasi spesifik hingga membuat inferensi atau generalisasi.
10
2. Sasarannya adalah mempelajari proses mengamati kejadian atau
obyek kemudian menyusun generalisasi yang sesuai.
3. Pendidik mengontrol bagian tertentu dari pembelajaran misalnya
kejadian, data, materi dan berperan sebagai pemimpin kelas.
4. Tiap peserta didik berusaha untuk membangun pola yang
bermakna berdasarkan hasil observasi di dalam kelas.
5. Kelas diharapkan berfungsi sebagai laboratorium pembelajaran.
6. Biasanya sejumlah generalisasi tertentu akan diperoleh dari
peserta didik.
7. Pendidik memotivasi semua peserta didik untuk
mengkomunikasikan hasil generalisasinya sehingga dapat
dimanfaatkan oleh seluruh peserta didik dalam kelas.
2. Inkuiri Bebas
Inkuiri tingkat kedua dan ketiga menurut Callahan et al, (1992) dan
Bonnstetter, (2000) dapat dikategorikan sebagai inkuiri bebas (un-guided
Inquiry) menurut definisi Orlich, et al (1998). Dalam inkuiri bebas, peserta
didik difasilitasi untuk dapat mengidentifikasi masalah dan merancang
proses penyelidikan. Peserta didik dimotivasi untuk mengemukakan
gagasannya dan merancang cara untuk menguji gagasan tersebut. Untuk
itu peserta didik diberi motivasi untuk melatih keterampilan berpikir kritis
seperti mencari informasi, menganalisis argumen dan data, membangun
dan mensintesis ide-ide baru, meman-faatkan ide-ide awalnya untuk
memecahkan masalah serta menggeneralisasikan data. Pendidik
berperan dalam mengarahkan peserta didik untuk membuat kesimpulan
tentatif yang menjadikan kegiatan belajar lebih menyerupai kegiatan
penelitian seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli.
Beberapa karakteristik yang menandai kegiatan inkuiri bebas ialah:
1. Peserta didik mengembangkan kemampuannya dalam melakukan
observasi khusus untuk membuat inferensi.
2. Sasaran belajar adalah proses pengamatan kejadian, obyek dan
data yang kemudian mengarahkan pada perangkat generalisasi yang
sesuai.
11
3. Pendidik hanya mengontrol ketersediaan materi dan menyarankan
materi inisiasi.
4. Dari materi yang tersedia peserta didik mengajukan pertanyaan-
pertanyaan tanpa bimbingan pendidik.
5. Ketersediaan materi di dalam kelas menjadi penting agar kelas
dapat berfungsi sebagai laboratorium.
6. Kebermaknaan didapatkan oleh peserta didik melalui observasi dan
inferensi serta melalui interaksi dengan peserta didik yang lain.
7. Pendidik tidak membatasi generalisasi yang dibuat oleh peserta
didik, dan
8. Pedidik mendorong peserta didik untuk mengkomunikasikan ge-
neralisasi yang dibuat sehingga dapat bermanfaat bagi semua pe-
serta didik dalam kelas.
Berdasarkan komponen-komponen dalam proses inkuiri yang meliputi
topik masalah, sumber masalah atau pertanyaan, bahan, prosedur atau
rancangan kegiatan, pengumpulan dan analisis data serta pengambilan
kesimpulan, Bonnstetter (2000) membedakan inkuiri menjadi lima tingkat
yaitu:
a. Praktikum ( tradisional hands-on )
Praktikum ( tradisional hands-on ) adalah tipe inkuiri yang paling
sederhana. Dalam praktikum guru menyediakan seluruh keperluan mulai
dari topik sampai kesimpulan yang harus ditemukan siswa dalam bentuk
buku petunjuk yang lengkap.
b. Pengalaman sains terstruktur ( structured science experiences )
Pengalaman sains yang terstruktur. Tipe inkuiri berikutnya ialah
pengalaman sains terstruktur ( structured science experiences ), yaitu
kegiatan inkuiri di mana guru menentukan topik, pertanyaan, bahan dan
prosedur sedangkan analisis hasil dan kesimpulan dilakukan oleh siswa.
c. Inkuiri terbimbing ( guided inkuiri )
Inkuiri terbimbing ( guided inquiry ), di mana siswa diberikan ke-
sempatan untuk bekerja merumuskan prosedur, menganalisis hasil dan
mengambil kesimpulan secara mandiri, sedangkan dalam hal menen-
12
tukan topik, pertanyaan dan bahan penunjang, guru hanya berperan
sebagai fasilitator.
d. Inkuiri siswa mandiri ( student directed inquiry )
Inkuiri Siswa Mandiri. Inkuiri siswa mandiri ( student directed in-quiry ),
dapat dikatakan sebagai inkuiri penuh karena pada tingkatan ini siswa
bertanggungjawab secara penuh terhadap proses belajarnya, dan guru
hanya memberikan bimbingan terbatas pada pemilihan topik dan
pengembangan pertanyaan.
e. Penelitian siswa ( student research )
Tipe inkuiri yang paling kompleks ialah penelitian siswa (student
research ). Dalam inkuiri tipe ini, guru hanya berperan sebagai fasilitator
dan pembimbing sedangkan penentuan atau pemilihan dan pelaksanaan
proses dari seluruh komponen inkuiri menjadi tangungjawab siswa.
Klasifikasi inkuiri menurut Bonnstetter (2000) didasarkan pada tingkat
kesederhanaan kegiatan siswa dan dinyatakan sebaiknya penerapan in-
kuiri merupakan suatu kontinum yaitu dimulai dari yang paling sederhana
terlebih dahulu.
Ahli lain yaitu Callahan, et al (1992) menyusun klasifikasi inkuiri lain
yang didasarkan pada intensitas keterlibatan siswa. Ada tiga bentuk keter-
libatan siswa di dalam inkuiri, yaitu:
(a) identifikasi masalah,
(b) pengambilan keputusan tentang teknik pemecahan masalah,
(c) identifikasi solusi tentatif terhadap masalah.
Langkah Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Inkuiri
Dalam proses pembelajaran melalui kegiatan inkuiri siswa perlu dimo-
tivasi untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan inkuiri atau ke-
terampilan proses sehingga pada akhirnya dapat menghasilkan sikap
ilmiah seperti menghargai gagasan orang lain, terbuka terhadap gagasan
baru, berpikir kritis, jujur dan kreatif (Prayitno, 2004). Secara umum proses
pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran Inkuiri dapat
mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
13
1. Orientasi
Langkah orientasi merupakan langkah untuk membina suasana atau
iklim pembelajaran yang responsif. Guru merangsang dan mengajak
siswa untuk berpikir memecahkan masalah. Beberapa hal yang dapat
dilakukan dalam tahapan orientasi adalah
(1) menjelaskan topik, tujuan dan hasil belajar yang diharapkan akan
dicapai siswa,
(2) menjelaskan pokok-pokok kegiatan untuk mencapai tujuan,
(3) menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar sebagai motivasi
bagi siswa.
2. Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada
suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan
adalah persoalan yang menantang untuk berpikir. Teka-teki yang menjadi
persoalan dalam inkuiri harus mengandung konsep yang jelas dan pasti.
Konsep-konsep dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudah
diketahui terlebih dahulu oleh siswa.
3. Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang
sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebena-
rannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk mengembang-
kan kemampuan berhipotesis pada siswa adalah dengan mengajukan
pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan ber-
bagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan.
4. Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang di-
butuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Proses pengumpulan
data membutuhkan motivasi yang kuat dalam belajar, ketekunan dan
kemampuan menggunakan potensi berpikirnya. Tugas guru dalam taha-
14
pan ini adalah mengajukan pertanyaan yang dapat mendorong siswa un-
tuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan.
5. Menguji Hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap
diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan
pengumpulan data sehingga guru dapat mengembangkan kemampuan
berpikir rasional siswa. Artinya, kebenaran jawaban bukan hanya
berdasarkan argumentasi tetapi didukung oleh data yang ditemukan dan
dapat dipertanggung jawabkan.
6. Merumuskan Kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan
yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk memperoleh
kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa
mana data yang relevan.
D. Assesmen
Pendekatan inkuiri dapat diterapkan pada semua jenis materi se-
hingga asesmen yang dilakukan oleh pendidik pada proses pembelajaran
dengan pendekatan inkuiri adalah asesmen yang meliputi ranah afektif,
kognitif, dan psikomotorik. Instrumen yang dibutuhkan dalam penilaian
adalah sebagai berikut:
1. Lembar observasi pengajar
2. Tes pemahaman berupa esai dan atau pilihan
berganda.
Tes digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif dan kemampuan
berpikir kritis siswa. Tes ini juga digunakan untuk mengetahui hasil
belajar siswa.
3. Instrumen afektif siswa.
Penilaian afektif ini diambil melalui observasi pada saat proses pem-
belajaran berlangsung.
4. Instrumen psikomotorik siswa
15
Penilaian psikomotorik ini diambil melalui hasil kerja siswa dalam
laboratorium.
Kriteria Penilaian :
1 : Baik
2 : Cukup
3 : Kurang
No. Aspek Penilaian
Kriteria Pemberian Skor
1 2 3
1. Kehadiran siswa Hadir penuh Meninggalkan
kelas
Tidak
hadir
2. Keaktifan siswa
selama proses
pembelajaran
Aktif selama
proses
pembelajaran
Cukup aktif
selama
proses
pembelajaran
Kurang
aktif sama
sekali
3. Keseriusan
dalam mengikuti
kegiatan
pembelajaran
Serius dan
memperhatikan
Cukup serius
selama
belajar
Kurang
serius,
suka
bergurau
4. Interaksi dalam
kelompok
Kerja sama
terjalin dengan
baik dan positif
Cukup
bekerja sama
dan tanggung
jawab
Tidak
adanya
keja sama
dalam
kelompok
Materi yang Sesuai untuk Pendekatan Inkuiri
Pada dasarnya pendekatan inkuiri sesuai diterapkan untuk semua
materi pelajaran. Untuk merealisasikan pendekatan dalam mencapai
tujuan digunakan multi metode (lebih menekankan pada pelaksanaan
kegiatan. Adapun bercagai metode yang dapat diterapkan untuk
16
pendekatan inkuiri adalah metode ceramah, tanya jawab, demonstrasi,
karya wisata, penugasan, belajar kooperatif, role playing, eksperimen dan
diskusi.
Materi yang diterapkan untuk pendekatan inkuiri adalah materi yang
banyak menggunakan konsep-konsep dan eksperimen-eksperimen
sehingga memungkinkan bagi siswa untuk menemukan konsep dan prin-
sip-prinsip sendiri. Dengan demikian, selain mempermudah pemahaman
konsep, siswa juga terlatih untuk mengembangkan maupun menciptakan
konsep berdasarkan pemahaman yang diperoleh. Selain itu, hasil belajar
berbagai materi dengan mengguanakan pendekatan inkuiri lebih mudah
diingat oleh siswa.
Kondisi yang sesuai untuk pendekatan inkuiri
1. Kondisi siswa
Sebagai komponen dalam aktivitas pembelajaran, siswa tidak hanya
berlaku sebagai sasaran aktivitas tetapi juga dapat menyebabkan
terjadinya interaksi lain untuk tercapainya tujuan pembelajaran. Dalam
pendekatan inkuiri, interaksi aktif antara siswa dengan guru maupun
interaksi antara siswa satu dengan siswa lainnya sangatlah penting.
Interaksi antara guru dengan siswa dalam inkuiri akan terwujud bila
seluruh siswa aktif dalam mengajukan maupun merespon pertanyaan
yang diberikan oleh guru.
Keterlibatan aktif siswa merupakan suatu keharusan sedangkan peran
guru adalah sebagai fasilitator. Siswa bukan secara pasif menuliskan
jawaban pertanyaan pada kolom isian atau menjawab soal-soal pada
akhir bab sebuah buku, melainkan dituntut terlibat dalam menciptakan
sebuah produk yang menunjukkan pemahaman siswa terhadap konsep
yang dipelajari atau dalam melakukan sebuah investigasi.
2. Kondisi guru
Guru dalam mengembangkan sikap inkuiri di kelas mempunyai pe-
ranan sebagai konselor, konsultan, teman yang kritis dan fasilitator. Ia
harus dapat membimbing dan merefleksikan pengalaman kelompok, serta
17
memberi kemudahan bagi kerja kelompok. Guru mengontrol bagian
tertentu dari pembelajaran misalnya kejadian, data, materi dan berperan
sebagai pemimpin kelas. Guru harus memberikan pengarahan dan
bimbingan kepada siswa dalam melakukan kegiatan-kegiatan sehingga
siswa yang memiliki kemampuan berpikir lambat atau siswa yang
mempunyai intelegensi rendah tetap mampu mengikuti kegiatan-kegiatan
yang sedang dilaksanakan dan siswa mempunyai tinggi tidak memonopoli
kegiatan oleh sebab itu guru harus memiiki kemampuan mengelola kelas
yang bagus.
Dalam pendekatan inkuiri guru juga harus dapat:
a. Menciptakan situasi kelas sebagai tempat di mana proses inkuiri
sedang berlangsung,
b. Mempunyai rencana yang jelas tentang waktu yang digunakan untuk
mengembangkan proses inkuiri,
c. Menentukan berbagai macam metode untuk dapat mendorong ter-
jadinya proses inkuiri,
d. Secara sistematis mengajar siswanya bagaimana mengajukan per-
tanyaan karena bertanya merupakan faktor yang sangat penting
dalam inkuiri.
3. Sarana dan prasarana pembelajaran
Adapun sarana dan prasarana yang dapat mendukung proses
pembelajaran melalui pendekatan inkuiri adalah:
a. Kondisi fisik kelas, meliputi:
Ukuran kelas memenuhi persyaratan,
Suasana fisik kelas yang bersih, sehat, tenang dan kondusif untuk
proses belajar mengajar.
b. Alat bantu pendidikan meliputi teknologi pendidikan yang dapat
digunakan guru secara optimal agar komunikasi di kelas berlangsung
secara kondusif, seperti OHP, slide-projector, dan berbagai alat bantu
lainnya.
18
c. Alat peraga pembelajaran mencakup jenis dan tata letak seperti
peralatan demonstrasi, model, bagan ataupun gambar lainnya yang
mendukung.
E. Kelebihan dan Kekurangan
Adapun kelebihan metode inkuiri adalah:
1. Dianggap membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak
persediaan dan penguasaan ketrampilan dan proses kognitif siswa.
2. Strategi penemuan membangkitkan gairah siswa.
3. Memberi kesempatan pada siswa untuk bergerak maju sesuai de-
ngan kemampuannya.
4. Siswa dapat mengarahkan sindiri cara belajarnya.
5. Membantu memperkuat pribadi siswa.
6. Strategi berpusat pada anak.
7. Membantu perkembangan siswa menuju skeptisisme yang sehat dan
menemukan kebenaran akhir dan mutlak
8. Pengajaran berpusat pada diri pembelajar.
9. Pengajaran inkuiri dapat membentuk self concept (konsep diri).
10. Tingkat pengharapan bertambah.
11. Pengembangan bakat dan kecakapan individu.
12. Dapat memberi waktu kepada pembelajar untuk menganalisis dan
mengakomodasi informasi.
13. Dapat menghindarkan pembelajar dari cara-cara belajar tradisional.
14. Pembelajar akan memahami konsep-konsep dasar dan ide-ide lebih
banyak dan lebih baik.
15. Membantu pembelajar menggunakan ingatan dan transfer pada
situasi proses belajar yang baru.
16. Mendorong pembelajar berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri.
17. Mendorong (memotivasi) pembelajar berpikir dan merumuskan
hipotesi.
18. Memberi kepuasan yang bersifat instrinsik.
19. Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang.
19
20. Pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh bersifat merangsang
kegairahan belajar.
Sedangkan kelemahan metode inkuiri adalah :
1. Dipersyaratkan keharusan adanya persiapan mental untuk
cara belajar ini.
2. Metode ini kurang berhasil untuk mengajar di kelas besar.
3. Harapan yang ditimpahkan pada strategi ini mungkin
mengecewa-kan guru dan siswa yang sudah terbiasa dengan
perencanaan dan pengajaran secara tradisional.
4. Metode ini dianggap terlalu mementingkan perolehan
pengertian dan kurang diperhatikan diperolehnya sikap dan
ketrampilan.
5. Fasilitas untuk mencoba ide-ide mungkin belum lengkap.
6. Diperlukan keharusan kesiapan mental untuk cara belajar.
Dengan percaya diri yang kuat.
7. Pembelajar harus mampu menghilangkan hambatan.
8. Kalau pendekatan inkuiri diterapkan dalam kelas dengan
jumlah pembelajar yang besar, kemungkinan besar tidak berhasil.
9. Pembelajar yang terbiasa belajar dengan pengajaran
tradisional yang telah dirancang
10. Pengajar, biasanya agak sulit untuk memberi dorongan.
Lebih-lebih kalau harus belajar mandiri. Dampaknya dapat
mengecewakan pe-ngajar dan pembelajar sendiri.
11. Lebih mengutamakan dan mementingkan pengertian, sikap
dan ke-terampilan memberi kesan terlalu idealis.
12. Ada kesan dananya terlalu banyak, terlebih kalau
penemuannya kurang berhasil, hanya merupakan suatu pemborosan.
20
F. Implementasi Pendekatan Inkuiri dalam Pelajaran Kimia.
NoLabel
konsepIndikator
Kegiatan pembelajaran
Aktivitas guru Aktivitas siswa
1. Teori Asam Basa
Menjelaskan sifat – sifat asam dan basa
Mengelompokkan larutan ke dalam larutan asam, netral dan basa berdasarkan indikator
Tahap orientasi§ Guru membuka pelajaran dengan memberikan pertanyaan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa tentang asam basa:- Sebutkan pengertian asam dan basa!- Sebutkan jenis – jenis asam yang sering digunakan dalam kehidupan sehari – hari!
§ Guru memberikan motivasi kepada siswa tentang pentingnya mengetahui perbedaan asam dan basa ( secara ilmiah)
Tahap Merumuskan Masalah§ Menjelaskan tentang konsep asam basa
§ Guru mengajukan pertanyaan yang menjadi bahan diskusi bagi siswa yaitu:
§ Menjawab pertanyaan guru berdasarkan pengetahuan terdahulu dan pengetahuan yang diperoleh dari pengamatan dalam kehidupan sehari – hari.
§ Mendengarkan penjelasan dari guru.
§ Memperhatikan penjelasan dari guru.
§ Siswa menjawab pertanyaan dengan berdiskusi dengan temannya
21
- Apa kita bisa menentukan suatu zat itu merupakan asam atau basa hanya dengan mengecap rasanya?(bagaimana jika zat itu berbahaya untuk dirasai)- Bagaimana kita menentukan suatu larutan / zat itu merupakan asam atau basa tanpa harus merasainya terlebih dahulu?- Menentukan sifat asam atau basa dengan menggunakan indikator universal.
Tahap Menentukan Hipotesis§ Guru mengumpulkan jawaban siswa dan meminta siswa untuk menarik kesimpulan sementara sebelum dilakukannya percobaan.
Tahap Mengumpulkan Data§ Guru menjelaskan suatu konsep penentuan asam basa dengan menggunakan beberapa indikator universal ( yang mudah didapatkan ) dengan melakukan tes penentuan indikator terhadap asam ataupun basa (Tes Percobaan 1 )
§ Siswa menarik kesimpulan berdasarkan data – data yang dikumpulkan berdasarkan berbagai jawaban siswa.
§ Siswa mendengarkan penjelasan guru
22
Tahap Menguji Hipotesis§ Merancang percobaan tentang sifat suatu larutan dari berbagai macam larutan dengan menggunakan indikator universal
§ Meminta siswa untuk membentuk kelompok untuk percobaan.
§ Mendemonstrasikan sekaligus menjelaskan cara – cara melakukan percobaaan (pemodelan)
§ Mengarahkan siswa untuk melakukan pengujian hipotesis dan mengumpulkan data sebanyak – banyaknya (Tes Percobaan II )
Menarik Kesimpulan§ Setelah percobaan selesai, siswa diminta menyimpulkan hasil percobaan secara diskusi kelompok.
§ Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang cara melakukan percobaan
§ Siswa membagi kelompok
§ Melakukan percobaan
§ Mengumpulkan dan mencatat data hasil percobaan.
§ Menarik kesimpulan berdasarkan hasil percobaan dan memaparkannya .§ Mengelompokkan larutan tersebut ke dalam larutan yang bersifat asam, basa ataupun netral
23
Tes Percobaan I
Konsep : Penggunaan lakmus merah dan biru
Tujuan : Menguji penggunaan lakmus merah dan biru pada larutan asam
basa ( larutan yang digunakan adalah larutan asam basa yang dikenal
dalam kehidupan sehari – hari misalnya asam cuka dan air sabun)
Cara Kerja:
1. Sediakan 2 buah gelas kimia
Gelas kimia 1 berisi asam cuka
Gelas kimia 2 berisi air kapur
Gelas kimia 3 berisi air suling
2. Masukkan lakmus merah masing – masing ke dalam ketiga gelas kimia
(catat hasilnya dengan mengamati perubahan warna pada kertas lakmus
merah )
Masukkan lakmus biru masing – masing ke dalam ketiga gelas kimia
(catat hasilnya dengan mengamati perubahan warna pada kertas lakmus
biru )
3. Simpulkan bagaimana penggunaan indikator lakmus merah dan biru
dengan mengamati perubahan warna pada kertas lakmus jika dimasukkan
ke dalam larutan asam dan basa dengan mengisi lembar pengamatan.
Lembar Pengamatan
Bahan Perubahan warna
Kertas lakmus merah
Kertas lakmus biru
Asam cukaAir sabunAir suling
24
Tes Percobaan II
Konsep : Pengujian Larutan dengan Indikator
Tujuan : Menentukan sifat asam atau basa dari berbagai larutan.
Cara Kerja :
1. Sediakan 8 gelas kimia
2. Isilah larutan berikut kedalam gelas kimia tersebut:
Gelas 1 : Larutan NaOH
Gelas 2 : Larutan HCl
Gelas 3 : Larutan gula
Gelas 4 : Larutan amonia
Gelas 5 : Etanol
Gelas 6 : Larutan NaCl
Gelas 7 : Air jeruk
Gelas 8 : Air sabun
3. Ujilah larutan tersebut dengan mencelupkan kertas lakmus merah dan biru pada
larutan di masing – masing gelas.
Nyatakanlah apakah larutan tersebut bersifat asam atau basa dengan mengamati
perubahan warna pada kertas lakmus tersebut
Lembar pengamatan
No Jenis larutanPerubahan warna Sifat larutan
Lakmus merah
Lakmus biru Asam Basa Netral
1 Larutan NaOH2 Larutan HCl3 Larutan gula4 Larutan
amonia5 Etanol6 Larutan NaCl7 Air jeruk8 Air sabun
25
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
A. Konsep Dasar Pendekatan Inkuiri
a. Pengertian inkuiri
Inkuiri merupakan proses yang bervariasi dan meliputi kegiatan-
kegiatan mengobservasi, merumuskan pertanyaan yang relevan, me-
ngevaluasi buku dan sumber-sumber informasi lain secara kritis, me-
rencanakan penyelidikan atau investigasi, mereview apa yang telah
diketahui, melaksanakan percobaan atau eksperimen dengan meng-
gunakan alat untuk memperoleh data, menganalisis dan menginterpretasi
data, serta membuat prediksi dan mengkomunikasikan hasilnya
b. Karakteristik Inkuiri
1) Berorientasi pada pengolahan informasi.
2) Pembelajaran dapat dilakukan dengan melibatkan peserta didik.
3) Mempunyai proses mental yang lebih kompleks.
4) Konsep dan prinsip ditemukan oleh peserta didik.
c. Prinsip Pendekatan Inkuiri
1) Berorientasi pada pengembangan intelektual.
2) Prinsip Interaksi.
3) Prinsip bertanya.
4) Prinsip belajar untuk berpikir.
5) Prinsip keterbukaan
B. Landasan Teori
Belajar dengan cara mengembangkan pendekatan inkuiri bukanlah
suatu teknik belajar yang baru. Para ahli filsafat kuno seperti Socrates,
Aristoteles, dan Plato adalah ahli hukum dan seorang pengarang yang
terkenal 1986-1948 SM, memperkenalkan berpikir dengan pendekatan
pemecahan masalah yang dasarnya adalah proses inkuiri
26
C. Bentuk-bentuk Pembelajaran dan Sintaknya
Bentuk-bentuk Pembelajaran :
Berdasarkan variasi bentuk keterlibatannya dan intensistas keterlibatan
siswa, yaitu:
1) Inkuiri Terbimbing
2) Inkuiri Bebas
Langkah Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Inkuiri :
1) Orientasi
2) Merumuskan masalah
3) Merumuskan hipotesis
4) Mengumpulkan data
5) Menguji Hipotesis
6) Merumuskan Kesimpulan
D. Asesmen
1) Lembar observasi pengajar
2) Tes pemahaman berupa esai dan atau pilihan berganda.
3) Tes digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif dan kemampuan
berpikir kritis siswa. Tes ini juga digunakan untuk mengetahui hasil
belajar siswa.
4) Instrumen afektif siswa.
5) Penilaian afektif ini diambil melalui observasi pada saat proses pem-
belajaran berlangsung.
6) Instrumen psikomotorik siswa
7) Penilaian psikomotorik ini diambil melalui hasil kerja siswa dalam
laboratorium.
E. Kelebihan dan Kekurangan
Adapun kelebihan metode inkuiri adalah:
1) Dianggap membantu siswa mengembangkan atau
memperbanyak persediaan dan penguasaan ketrampilan dan proses
kognitif siswa.
2) Strategi penemuan membangkitkan gairah siswa.
27
3) Memberi kesempatan pada siswa untuk bergerak maju
sesuai de-ngan kemampuannya.
4) Siswa dapat mengarahkan sindiri cara belajarnya.
5) Membantu memperkuat pribadi siswa.
6) Strategi berpusat pada anak.
7) Membantu perkembangan siswa menuju skeptisisme yang
sehat dan menemukan kebenaran akhir dan mutlak
8) Pengajaran berpusat pada diri pembelajar.
9) Pengajaran inkuiri dapat membentuk self concept (konsep
diri).
10) Tingkat pengharapan bertambah.
11) Pengembangan bakat dan kecakapan individu.
12) Dapat memberi waktu kepada pembelajar untuk
menganalisis dan mengakomodasi informasi.
13) Dapat menghindarkan pembelajar dari cara-cara belajar
tradisional.
14) Pembelajar akan memahami konsep-konsep dasar dan ide-
ide lebih banyak dan lebih baik.
15) Membantu pembelajar menggunakan ingatan dan transfer
pada situasi proses belajar yang baru.
16) Mendorong pembelajar berpikir dan bekerja atas inisiatifnya
sendiri.
17) Mendorong (memotivasi) pembelajar berpikir dan
merumuskan hipotesi.
18) Memberi kepuasan yang bersifat instrinsik.
19) Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang.
20) Pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh bersifat
merangsang kegairahan belajar.
Sedangkan kelemahan metode inkuiri adalah :
1) Dipersyaratkan keharusan adanya persiapan mental untuk
cara belajar ini.
2) Metode ini kurang berhasil untuk mengajar di kelas besar.
28
3) Harapan yang ditimpahkan pada strategi ini mungkin
mengecewa-kan guru dan siswa yang sudah terbiasa dengan
perencanaan dan pengajaran secara tradisional.
4) Metode ini dianggap terlalu mementingkan perolehan
pengertian dan kurang diperhatikan diperolehnya sikap dan
ketrampilan.
5) Fasilitas untuk mencoba ide-ide mungkin belum lengkap.
6) Diperlukan keharusan kesiapan mental untuk cara belajar.
Dengan percaya diri yang kuat.
7) Pembelajar harus mampu menghilangkan hambatan.
8) Kalau pendekatan inkuiri diterapkan dalam kelas dengan
jumlah pembelajar yang besar, kemungkinan besar tidak berhasil.
9) Pembelajar yang terbiasa belajar dengan pengajaran
tradisional yang telah dirancang
10) Pengajar, biasanya agak sulit untuk memberi dorongan.
Lebih-lebih kalau harus belajar mandiri. Dampaknya dapat
mengecewakan pe-ngajar dan pembelajar sendiri.
11) Lebih mengutamakan dan mementingkan pengertian, sikap
dan ke-terampilan memberi kesan terlalu idealis.
12) Ada kesan dananya terlalu banyak, terlebih kalau
penemuannya kurang berhasil, hanya merupakan suatu pemborosan.
2. Saran
Upaya peningkatan kualitas pendidikan seharusnya dimulai dari
pembenahan kemampuan guru. Salah satu kemampuan yang harus
dimiliki guru adalah bagaimana merancang suatu strategi pembelajaran
yang sesuai dengan tujuan atau kompetensi yang akan dicapai, karena
tidak semua tujuan dapat tercapai hanya dengan satu strategi tertentu.
Tujuan utama pembelajaran inkuiri adalah mendorong siswa untuk
dapat mengembangkan disiplin intelektual dan ketrampilan berpikir
dengan memberikan pertanyaan–pertanyaan. Strategi pembelajaran
inkuiri menekankan kepada proses mencari dan menemukan. Peran siswa
dalam strategi ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi
29
pelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing
siswa untuk belajar. Strategi pembelajaran inkuiri cocok digunakan pada
materi–materi yang dekat dengan kehidupan sehari – hari.
DAFTAR PUSTAKA
Anshori & Achmad.2003. Kimia SMU Untuk Kelas 2. Jakarta:Penerbit
Erlangga
Arifin, Mulyati, dkk. Strategi Belajar Mengajar Kimia. 2005. Malang: UM
Press
Beyer, B. K..1971. Inquiry in the Social Studies Calassroom: A Strategy for
Teaching. Ohio: Charles E. Merril Publishing Company.
Depdiknas. 2003. Standar Kompetensi Kurikulum 2004. Jakarta:
Puslitbang Debdiknas.
Dimyati & Mudjiono.1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Penerbit
Rineka Cipta
Dirdjosoemarto, dkk. 2004. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Bandung:
FPMIPA UPI dan JICA IMSTEP
Gulo,W.2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta :Penerbit Grasindo
Ibrahim,M., kpicenter.org/index.php?option=com_content,
online tanggal 22 september 2009
Pendley.dkk.1994. depdiknas.go.id/jurnal/42/rusmansyah.htm/
online tanggal 23 september 2009
Roestiyah.2001. Strategi Belajar mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Sagala, Syaiful. 2004. Konsep dan Makna Pembelajaran.
Bandung:Alfabeta
Sanjaya.W.2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group
30
Subroto,S.1997. Proses Belajar Mengajar. Jakarta :Penerbit Rineka Cipta
------.--.http://agungprudent.wordpress.com/tag/model-pembelajaran-
inkuiri/ .online tanggal: 20 september 2009
------.--.http://exma071644082.blogspot.com/2009/06/pembelajaran-ipa-sd-
dengan-pendekatan.htmloleh siswa. online tanggal: 23 september 2009
------.--.http://www.psb-psma.org/content/blog/kurikulum-tersembunyi-
dalam-kotak-hitam. online tanggal: 21 september 2009
------.--.http://gurupemula.co.cc/model-pembelajaran-inkuiri/. online
tanggal: 20 september 2009
------.--.http://agungprudent.wordpress.com/2009/05/16/model-
pembelajaran-inkuiri/. online tanggal: 22 september 2009
31
LAMPIRAN 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah : SMA
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XII/1
Standar Kompetensi : Menerapkan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan
elektrokimia dalam teknologi dan kehidupan
sehari-hari.
Kompetensi Dasar : Menjelaskan reaksi oksidasi-reduksi dalam sel
elektrolisis.
Indikator :
Memahami tentang prinsip kerja sel elektrolisis
Merancang dan melakukan percobaan tentang
sel elektrolisis.
Menuliskan reaksi yang terjadi pada katoda
dan anoda dalam suatu sel elektrolisis.
Alokasi waktu : 3 x 45 menit
I. Tujuan Pembelajaran :
Siswa dapat merancang dan melakukan
percobaan sel elektrolisis.
Siswa dapat mengetahui gejala-gejala reaksi
elektrolisis berdasarkan hasil pengamatan
percobaan.
Siswa dapat menafsirkan dan menyimpulkan
pengertian elektrolisis melalui percobaan.
Siswa dapat menentukan reaksi yang terjadi
pada katoda dan anoda dalam suatu sel
elektrolisis
II. Materi Pokok : Sel Elektrolisis
32
III. Uraian Materi :
konsep terjadinya reaksi elektrolisis.
Reaksi yang terjadi pada elektroda elektrolisis.
Contoh peristiwa elektrolisis yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari.
IV. Model Pembelajaran : Inkuiri terbimbing
V. Langkah-langkah pembelajaran:
NoKegiatan Pembelajaran Alokasi
WaktuKegiatan guru Kegiatan siswa
1. Kegiatan Awal
Membuka pelajaran dengan memberi salam dan pe- nyampaikan materi yang akan dipelajari yaitu sel elektrolisis.
Menggali pengetahuan alam awal siswa dan memfokuskan perhatiannya dengan mengajukan pertanyaan
“ Pernahkah kalian melihat
proses penyempuhan?atau
proses melapisi besi dengan
kromium agar terlihat mengkilat
dan tahan karat? Bagaimana
logam bisa terlapisi dengan
emas?dan bagaimana besi bisa
terlapisi kromium?”
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Membagi siswa kedalam kelompok.
Siswa menjawab salam
Siswa menjawab
Siswa mendengarkan
siswa membentuk formasi
10 menit
33
2. Kegiatan Inti
Memberikan pengarahan kepada siswa agar melakukan percobaan.
“susunlah alat dan bahan yang
telah anda siapkan sesuai dengan
prosedur yang telah saya berikan,
kemudian amatilah apa yang
terjadi sambil melengkapi
pertanyaan yang ada pada
prosedur”
Membimbing dan mengawasi siswa dalam melakukan percobaan.
Meminta siswa untuk mempresentasikan hasil pengamatan masing-masing kelompok di depan kelas.
Meminta siswa untuk membuat peta konsep berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh.
Memberi kesempatan siswa untuk menyimpulkan hasil diskusi kelas berdasarkan hasil pengamatan.
Siswa memperhatikan
Siswa melakukan percobaan dengan penuh semangat.
Siswa mempresentasikan hasil pengamatannya
Siswa membuat peta konsep
siswa menyimpulkan
5 menit
80menit
20 menit
20 menit
20 menit
3. Kegiatan Akhir
mengulas kesimpulan siswa dan mengarahkan pemahamannya.
Guru menugaskan kepada siswa untuk membuat laporan hasil percobaan yang akan dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.
Guru menutup dengan salam.
Siswa memperhatikan
Siswa menyimak
Siswa menjawab salam
15 menit
2,5 menit
2,5 menit
34
E. Sumber Belajar:
1. Buku Kimia Kelas XII SMA
2. Prosedur.
3. Alat dan bahan praktikum
F. Penilaian (Instrumen terlampir):
1. Jawaban Pertanyaan
2. Lembar observasi
praktikum dan lembar observasi kegiatan Presentasi, diskusi
3. Lembar pretest dan
postest
PROSEDUR PERCOBAAN SEL ELEKTROLISIS
Alat: gelas beker 100 ml
penjepit buaya
batang karbon
batang Cu
Adaptor 12 volt / batterai
Neraca ukur massa
Bahan: Larutan NaCl
Larutan
LANGKAH KERJA
1. Rangkailah alat dan bahan sesuai dengan gambar berikut ini:
35
2. gunakan sebagai larutan dan batang karbon sebagai elektroda
3. gunakan sebagai larutan dan batang Cu sebagai elektroda
4. gunakan NaCl sebagai larutan dan batang karbon sebagai elektroda
5. gunakan NaCl sebagai larutan dan batang Cu sebagai elektroda
Jawablah Pertanyaan di bawah ini!
1. Apa yang anda amati pada katoda dan anoda pada langkah kerja no 2
diatas dan mengapa hal itu terjadi...?
2. Bagaimana reaksi yang terjadi pada katoda dan anoda pada langkah
kerja no 2 diatas
3. Adakah perubahan massa elektroda sebelum dan sesudah dielektrolisis
pada percobaan langkah kerja no. 2, kenapa hal itu terjadi...?
4. Apa yang anda amati pada katoda dan anoda pada langkah kerja no 3
diatas dan mengapa hal itu terjadi...?
5. Bagaimana reaksi yang terjadi pada katoda dan anoda pada langkah
kerja no 3 diatas
6. Adakah perubahan massa elektroda sebelum dan sesudah dielektrolisis
pada percobaan langkah kerja no. 3, kenapa hal itu terjadi...?
7. Bagaimana arah elektron pada percobaan no.2 dan 3 diatas...?
8. Bisakah reaksi terjadi pada percobaan di atas tanpa arus listrik...?
kenapa hal itu terjadi...?
36
FORMAT PENILAIAN KERJA LABORATORIUM
No. Kriteria Bobot Skor*
(1,2)
Bobot x
skor
1. Sebelum praktikum
Mengambil peralatan Membersihkan peralatan
20
2. Selama praktikum
Cara mengambil bahan Cara mereaksikan Cara mengamati Kebersihan tempat Cara memegang peralatan Cara melipat kertas saring Cara melakukan
penyaringan
50
3. Mengakhiri praktikum
Membersihkan peralatan Membersihkan meja
praktikum Membuang sampah
30
Skor: 2= dilakukan dengan benar, 1= tidak dilakukan
Lembar Pretest (waktu = 10 menit)
1. Sebutkan 3 masing-masing alat dan bahan yang dibutuhkan!2. Tuliskan Rumus senyawa dari air kapur!Skor: soal no. 1 = 50; 2 = 50;
Lembar postest (waktu = 15 menit)
1. Tuliskan reaksi yang terjadi dalam percobaan tersebut!2. Deskripsikan langkah kerja singkat pada percobaan tersebut! Skor: soal no. 1 = 50; 2 = 50;
37
FORMAT PENILAIAN LAPORAN PRAKTIKUM
Kriteria Penilaian
No. Kriteri Bobot Skor *
(1, 2,
3,4,5)
B x S
1. Pengumpulan tepat waktu 15
2. Kesesuaian dengan tujuan 15
3 Sistematika berpikir atau
pemecahan masalah
30
4 Hasil analisis dan pemecahan
masalah
40
Skor: 1 = sangat kurang, 2 = kurang, 3 = cukup, 4 = baik, 5= sangat baik
Kriteria no. 1:
Skor Rubrik
4 Dikumpulkan pada tanggal dan waktu yang
ditetapkan
3 Dikumpulkan pada tanggal yang sama tetapi tidak
pada waktunya
2 Dikumpulkan tidak pada tanggal yang ditetapkan,
lebih satu hari
1 Terlambat lebih dari 2 hari
Kriteria no. 2:
Skor Rubrik
4 Sesuai dengan tujuan tugas yang diberikan
38
3 Sesuai dengan tujuan tugas tetapi ada sedikit bagian
yang kurang tepat.
2 Mengabaikan perintah dan tujuan
1 Tidak memperhatikan perintah dan tujuan tugas
Kriteria no. 3:
Skor Rubrik
4 Masalah diselesaikan secara sistematis, dirangkum
dalam format yang mudah dibaca
3 Penyelesaian sistematis tetapi penyajian dalam
format deskripsi
2 Kurang sistematis
1 Tidak sistematis
Kriteria no. 4:
Skor Rubrik
4 Hasil pembahasan benar, dibahasan sangat
mendalam dan menyeluruh, dengan menampilkan
ide dari penulis
3 Hasil pembahasan benar, Pembahasan mendalam
tetapi masih kurang lengkap dan tidak ada ide yang
inovatif
2 Ada hasil bahasan tidak benar, Pembahasan sangat
dangkal dan tidak lengkap
1 Pembahasan salah dan tidak lengkap
39
Lembar LKS
a. Judul: Analisis Senyawa Karbon dan Hidrogen Dalam Senyawa Organik
b. Tujuan Untuk mengetahui keberadaan senyawa karbon dan hidrogen dalam
senyawa organik
c. Latar BelakangTelah diketahui bahwa semua senyawa organik adalah senyawa
karbon. Selain senyawa karbon, unsur yang selalu terdapat dalam
senyawa organik adalah hidrogen. Adanya karbon dan hidrogen dapat
ditunjukkan dengan reaksi pembakaran. Apabila senyawa organik
dibakar maka karbon akan berubah menjadi karbondioksida (CO2).
Sedangkan hidrogen menjadi air (H2O). Gas CO2 dapat diperlihatkan
dengan larutan kalsium hidroksida (air kapur). Sedangkan air dengan
kertas kobal. Gas CO2 mengeruhkan air kapur karena membentuk
endapan CaCO3 menurut persamaan reaksi berikut:
CO2(g) + Ca(OH)2(aq) CaCO3(s) + H2O(l)
Adapun air akan mengubah warna kertas kobal dari biru menjadi
merah.
d. Hipotesis awal.................................................................................................................
.................................................................................................................
e. Alat dan bahan
Tabung reaksi
Statif dan klem
Prop gabus
Pipa kaca
40
Pembakar spiritus
Larutan Ca(OH)2 (air kapur)
Kertas kobal
Gula pasir
Tepung terigu
Tembaga(II) oksida
Spatula
f. Prosedur1. Siapkan satu tabung reaksi yang bersih dan kering,
kemudian masukkan kedalamnya 2 spatula gula pasir yang kering dan 2 spatula serbuk tembaga(II) oksida, CuO. Kocok tabung sehingga kedua zat tercampur.
2. ke dalam tabung reaksi lainnya masukkan kira-kira sepertiga tabung air kapur. Kemudian susunlah alat-alat seperti gambar berikut.
3. panaskan tabung perlahan-lahan hingga terjadi reaksi. Amati perubahan pada tabung yang berisi air kapur.
g. Informasi Umum Keselamatan Kerja LaboratoriumDalam menggunakan bahan-bahan kimia diatas kalian harus berhati-hati jangan sampai tertelan atau mengenai mata. Apabila Anda selesai praktikum cuci tangan Anda sebersih mungkin dengan sabun, apabila ada larutan yang mengenai mata segera cuci mata dengan air kran sebersih mungkin, apabila ada larutan yang masuk kedalam mulut segeralah untuk berkumur sebersih mungkin dan apabila ada larutan yang tertelan sebisa mungkin untuk dimuntahkan dan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan minum air putih sebanyak-banyaknya dan minum susu secukupnya dan istirahatlah.
h. Hasil Pengamatan.................................................................................................................
i. Analisis Hasil Pengamatan
41
................................................................................................................
j. Kesimpulan
.................................................................................................................
j. Daftar Pustaka ..............................................................................................................
FORMAT PENILAIAN LAPORAN (LKS)
Kriteria Penilaian
No. Kriteri Bobot Skor *
(1, 2,
3,4,)
B x S
1. Hipotesis 15
2. Prosedur 15
3 Hasil pengamatan 30
4 Hasil analisis dan kesimpulan 40
Skor: 1 = sangat kurang, 2 = kurang, 3 = cukup, 4 = baik
Kriteria no. 1:
Skor Rubrik
4 Benar dan terbukti dengan hasil pengamatan (benar)
3 Benar dan tidak sesuai dengan hasil pengamatan
(salah)
2 Salah dan pengamatan benar
1 Salah dan pengamatan salah
Kriteria no. 2:
Skor Rubrik
4 Sesuai dengan tujuan dan tahapan lengkap
3 Sesuai dengan tujuan sedangkan tahapan tidak
lengkap.
2 Kurang tepat
1 salah
42
Kriteria no. 3:
Skor Rubrik
4 Benar dan detail
3 Benar tapi kurang detail
2 Kurang tepat
1 Salah total
Kriteria no. 4:
Skor Rubrik
4 Hasil pembahasan benar, dibahasan sangat
mendalam dan menyeluruh, dengan menampilkan
ide dari penulis
3 Hasil pembahasan benar, Pembahasan mendalam
tetapi masih kurang lengkap dan tidak ada ide yang
inovatif
2 Ada hasil bahasan tidak benar, Pembahasan sangat
dangkal dan tidak lengkap
1 Pembahasan salah dan tidak lengkap
FORMAT PENILAIAN DISKUSI
Kriteria Penilaian
No. Kriteri Bobot Skor *
(1, 2,
3,4,5)
B x S
1. Partisipasi anggota kelompok 20
2. Pembagian tugas 25
3 Interaksi dan argumentasi dalam
membahas masalah
30
4. Manajemen waktu 25
Skor: 1 = sangat kurang, 2 = kurang, 3 = cukup, 4 = baik, 5= sangat baik
43
FORMAT PRESENTASI HASIL DISKUSI
Kriteria Penilaian
No. Kriteria Bobot Skor *
(1, 2,
3,4,5)
B x S
1. Sistematika paparan 20
2. Kemampuan menjawab
pertanyaan
70
3 Manajemen waktu 10
Skor: 1 = sangat kurang, 2 = kurang, 3 = cukup, 4 = baik, 5= sangat baik
Lembar presentasi
................................................................................................................
.................................................................................................................
Lembar diskusi
...............................................................................................................
.................................................................................................................
44
LAMPIRAN 2
HASIL METAANALISIS LAPORAN, SKRIPSI, TESIS, DAN DISERTASI
Judul Skripsi : Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle
(LC) dengan Pendekatan Inkuiri Untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas X Semester 2
MAN Malang I Pada Materi Pokok Reaksi Redoks
Penulis : Vina Sandi Meiliyana
Pendekatan inkuiri pada penelitian berjudul “Penerapan Model
Pembelajaran Learning Cycle (LC) dengan Pendekatan Inkuiri Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas X Semester 2 MAN
Malang I Pada Materi Pokok Reaksi Redoks” ini diterapkan dengan
menggunakan model pembelajaran Learning Cycle (LC) pada materi
pokok reaksi redoks. Kemampuan siswa dalam bertanya dan merespon
pertanyaan dari guru lebih diutamakan melalui 3 tahap dalam
pembelajaran, yaitu tahap eksplorasi, tahap pengenalan konsep, dan
tahap penerapan konsep.
Pada tahap eksplorasi siswa diberikan kesempatan untuk
mengumpulkan data melalui pengamatan atau pengumpulan data dengan
panca indera. Pada proses ini siswa membangun pengetahuannya
berdasarkan konsep-konsep yang telah dimilikinya. Pada tahap inilah
pendekatan inkuiri telah berlangsung. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa dengan pengumpulan informasi oleh siswa melalui bertanya
kepada guru ataupun dengan mengkaji data atau informasi yang disajikan
guru, siswa dapat secara mandiri menemukan suatu konsep dari pokok
45
materi yang diajarkan. Pada tahap kedua, yaitu tahap pengenalan konsep
dilakukan penguatan terhadap pemahaman konsep siswa, baik melalui
diskusi kelas atau kegiatan laboratorium. Selanjutnya pada tahap ketiga,
tahap penerapan konsep, siswa diajak menerapkan pemahaman konsep
untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan pendekatan
inkuiri pada pembelajaran kimia dengan model pembelajaran Learning
Cycle dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar
siswa. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata kemampuan berpikir kritis dan
hasil belajar siswa yang menggunakan pendekatan inkuiri lebih tinggi
(61,63 dan 73,64) jika dibandingkan dengan pembelajaran konvensional
(43,05 dan 68,76).
Pendekatan inkuiri melalui model pembelajaran LC ini
memudahkan siswa memahami suatu konsep karena konsep yang
mereka memperoleh merupakan konsep yang mereka simpulkan sendiri.
Tidak hanya itu, pendekatan inkuiri juga dapat meningkatkan kemampuan
berpikir kritis siswa baik dalam bertanya, membedakan antara informasi,
tuntutan, atau alasan yang relevan dengan yang tidak relevan,serta
mengajukan opini yang mereka yakini benar sesuai data, informasi,
ataupun fakta yang mereka amati. Penggunaan pendekatan inkuiri
dengan model pembelajaran LC ini menunjukkan adanya peningkatan
kualitas proses, motivasi, kemampuan menjelaskan (argumentasi),
kualitas tanya jawab, interaksi, dan juga kualitas hasil belajar pada
pembelajaran kimia SMA. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
pendekatan inkuiri sesuai diterapkan pada mata pelajaran kimia,
khususnya pokok bahasan reaksi oksidasi reduksi (redoks) dengan model
pembelajaran learning cycle (LC).
Judul Skripsi : Pengaruh Model Pembelajaran TPS Terhadap Nilai Siswa
dalam Pembelajaran Termokimia SMA Kelas XI
Penulis : Wulan Cahyani
46
Menurut skripsi yang menggunakan pendekatan inkuiri yang telah
dibaca dapat disimpulkan bahwa sudah banyak peserta didik yang
memperoleh nilai tinggi dari pada peserta didik yang memiliki nilai rendah.
Hal ini dapat dilihat dari data pengamatan penulis. Walapun awalnya
penulis mengalami serentetan masalah dikarenakan peserta didik belum
siap dengan pendekatan yang diterapkan oleh pendidik, akan tetapi pada
ahirnya membuahkan hasil yang cukup memuaskan.
Dari data sebaran skor hasil belajar peserta didik, dapat dilaporkan
bahwa 26% mendapatkan nilai sangat baik (90-100), 28% mendapat nilai
baik (80), 23% mendapatnilai cukup (60-70), 18% mendapat nilai kurang
(40-50), dan 5% mendapat nilai sangat kurang (20-30). Prosentase hasil
belajar tersebut sejalan dengan yang dikemukakan oleh Sihkabuden
(1999: 158) yaitu perolehan belajar (hasil belajar) adalah penggambaran
tingkat penguasaan peserta didik yang diukur berdasarkan jumlah atau
skor tes yang disusun sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Dari data yang telah terpapar di atas maka pendekatan inkuiri telah
membantu peserta didik memudahkan dalam proses pembelajaran yang
mereka anggap susah selama ini. Melalui pendekatan inkuiri ini, peserta
didik dapat memperoleh informasi yang lebih banyak karena mereka
mencari sendiri informasi atas pertanyaan yang diberikan oleh pendidik.
Karena pendekatan ini telah banyak membantu proses pembelajaran,
maka pendidik akan merasa terbantu dengan adanya pendekatan inkuiri.
Secara umum proses pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan inkuiri ini berjalan dengan baik. Dalam pembelajarannya juga
tidak memerlukan waktu yang sangat lama karena peserta didik dapat
meningkatkan daya nalar peserta didik. Peserta didik dalam pendekatan
ini juga diajarkan mandiri dengan mencari dan menemukan konsep belajar
sendiri serta mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya. Dengan
pendekatan inkuiri peserta didik dapat lebih memaknai pelajaran karena
mereka juga ikut berperan dalam menyelesaikan masalah. Begitu pula
mendidik dengan pendekatan inkuiri berarti menempatkan peserta didik ke
dalam situasi yang mana mereka akan terlibat secara intelektual.
47
Judul skripsi : Kajian tentang hasil belajar, kerja ilmiah, dan sikap ilmiah siswa kelas XI SMA NEGERI 7 MALANG yang dibelajarkan dengan metode inkuiri tewrbimbing pada materi pokok hidrolisis garam
Penulis : Siti Norlaelatuzzuhro
Pembelajaran kimia menurut KTSP menggunakan prinsip-prinsip
dasar pendekatan konstruktivistik yang menekankan pada proses
mengkonstruk dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan
sikap ilmiah. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan
perbedaan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan metode inkuiri
terbimbing dan metode konvensional; (2) mendeskripsikan perbedaan
kerja ilmiah siswa yang dibelajarkan dengan metode inkuiri terbimbing dan
metode konvensional; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap ilmiah
siswa yang dibelajarkan dengan metode inkuiri terbimbing dan metode
konvensional.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil belajar,
kerja ilmiah, dan sikap ilmiah siswa yang dibelajarkan dengan metode
inkuiri terbimbing dan metode konvensional. Hasil uji-t hasil belajar
diperoleh nilai thitung = 16,7 (> ttabel = 1,99), kerja ilmiah tiap pertemuan I
thitung = 2,38; II thitung = 2,59; III thitung = 5,98; IV thitung = 1,98 (>
ttabel = 1,99), sikap ilmiah tiap pertemuan I thitung = 6,00; II thitung =
6,98; III thitung = 7,98; IV thitung = 9,32 (> ttabel = 1,99). Berdasar uji
statistik diketahui bahwa kelas eksperimen mempunyai hasil belajar, kerja
ilmiah, dan sikap ilmiah yang berbeda secara signifikan dengan kelas
kontrol.
48
Judul : Perbedaan hasil belajar dan kemampuan berpikir tingkat
tinggi siswa kelas XI SMA NEGERI 4 MALANG yang dibelajarkan dengan
menggunakan metode inkuiri terbimbing dan metode konvensional pada
materi pokok koloid tahun ajaran 2008-2009
Penulis : Yuwanita Indriani
Pembelajaran IPA khususnya kimia dalam pembelajarannya lebih
menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung
melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan kerja
ilmiah. Materi kimia yang berjenjang membuat siswa sulit memahami
konsep-konsep kimia. Berdasarkan observasi yang dilakukan di SMAN 2
Pasuruan dan SMAN 4 Malang serta berdasarkan wawancara dengan
sejumlah murid, diketahui bahwa pembelajaran kimia masih diajarkan
dengan metode ceramah dan dilanjutkan dengan hafalan. Keadaan
tersebut mengakibatkan siswa cenderung lemah dalam
penguasaaan konsep-konsep, pasif, serta kurang berminat dalam
mempelajari kimia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: (1) perbedaan
antara hasil belajar siswa kelas XI SMAN 4 Malang yang dibelajarkan
dengan menggunakan metode inkuiri terbimbing dengan siswa yang
dibelajarkan menggunakan metode konvensional, (2) perbedaan
kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa kelas XI SMAN 4 Malang yang
dibelajarkan dengan menggunakan metode inkuiri terbimbing dengan
siswa yang dibelajarkan menggunakan metode konvensional.
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimen semu dan
rancangan deskripif. Populasi penelitian adalah siswa kelas XI SMAN 4
Malang sedangkan sampel adalah siswa kelas XIA-3 dan XIA-4 SMAN 4
Malang. Instrumen penelitian terdiri atas instrumen pengukuran dan
instrumenperlakuan. Instrumen pengukuran terdiri atas soal post test dan
lembarobservasi. Hasilujicoba tes diperoleh 24 soal valid dengan nilai
reliabilitas = 0,77. Soal yang tidak valid diperbaiki kambali. Perbedaan
hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol dianalisis menggunakan
uji-t dua pihak. Kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa dianalisis dengan
cara menghitung persentase jawaban siswa dalam menjawab soal ranah
49
C4-C6.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat perbedaan hasil belajar
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil belajar siswa kelas
eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Hal ini terlihat dari rata-rata
hasil belajar kelas eksperimen 84 dan kelas kontrol 78. Begitu juga nilai
psikomotorik dan afektif siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada nilai
psikomotorik dan afektif siswa kelas kontrol, (2) Terdapat perbedaan
kemampuan berpikir tingkat tinggi antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Kemampuan berpikir tingkat tinggi kelas eksperimen lebih baik
daripada kelas kontrol. Hal ini terlihat dari persentase
kemampuan siswa menjawab soal-soal dengan benar untuk kelas
eksperimen pada jenjang C4 adalah 94%, C5 sebesar 92% dan C6
sebesar 94%, sedangkan pada kelas kontrol pada jenjang C4 adalah
77%, C5 sebesar 59%, dan C6 sebesar 71%.
Judul : Keefektifan Penggunaan Metoda Pembelajaran Inkuiri
Terbuka dan Inkuiri Terbimbing dalam Meningkatkan
Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar Kimia Siswa
SMA Laboratorium Malang Kelas X
Penulis : Oktavia Sulistina
Penelitian ini mengkaji keefektifan metoda pembelajaran
inkuiri terbuka, inkuiri terbimbing, dan konvensional dalam usaha
peningkatan kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar kimia siswa
SMA. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk: (1) mendeskripsikan
kualitas proses pembelajaran antar kelompok siswa; dan (2) menganalisis
perbedaan keefektifan metoda pembelajaran dalam meningkatkan hasil
belajar kimia antar kelompok siswa
Rancangan penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu
dan deskriptif. Rancangan eksperimen semu menggunakan desain pre-tes
dan pos-tes dengan kelompok-kelompok yang diacak, bertujuan untuk
melihat perbedaan keefektifan masing-masing metoda pembelajaran yang
digunakan. Rancangan penelitian deskriptif digunakan untuk
50
menggambarkan proses pembelajaran yang berlangsung. Populasi dan
sampel penelitian adalah siswa kelas X SMA Laboratorium Malang.
Kelompok eksperimen mendapat pembelajaran dengan metoda inkuiri
terbuka, inkuiri terbimbing, dan kelompok kontrol dengan metoda
konvensional (ceramah-praktikum). Instrumen penelitian yang digunakan
berupa instrumen perlakuan dan instrumen pengukuran. Sesuai tujuan
penelitian, teknik analisa data yang digunakan adalah teknik anava satu
jalur dan teknik deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Kualitas proses
pembelajaran menggunakan metoda inkuiri terbuka dan metoda inkuiri
terbimbing, telah memungkinkan terjadinya peningkatan konstruksi
pengetahuan dan keterampilan proses serta sikap sains siswa
berlangsung dengan kategori baik; dan Kualitas proses pembelajaran
menggunakan metoda konvensional, dimana siswa memperoleh
pengetahuan melalui metoda ceramah-praktikum berlangsung dengan
kategori baik; (2) Terdapat perbedaan keefektifan yang signifikan antara
kelompok yang dibelajarkan dengan metoda pembelajaran inkuiri
terbimbing dengan kelompok konvensional, kelompok inkuiri terbuka
dengan kelompok konvensional, dan kelompok inkuiri terbimbing dengan
kelompok inkuiri terbuka. Keefektifan metoda pembelajaran tersebut dapat
dilihat dari rerata hasil penilaian kognitif, psikomotor, dan afektif siswa.
Metoda pembelajaran inkuiri terbimbing efektif dalam meningkatkan hasil
belajar siswa, dapat dilihat dari rerata hasil penilaian kognitif, psikomotor,
dan afektif siswa yang tinggi yaitu berturut-turut 72,16; 79, 69; dan 80,58.
Metoda inkuiri terbuka efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Rerata hasil penilaian kognitif, psikomotor, dan afektif siswa yang tinggi
yaitu berturut-turut 63,39; 80,25; dan 81,43. Berbeda dengan metoda
konvensional yang kurang efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa,
di mana rerata pencapaian hasil penilaian kognitif, psikomotor, dan afektif
siswa berturut-turut 54,14; 70,42; dan 78,65.
51
52