7
A. Hakikat Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Sosial Unsur-unsur hakikat manusia terdiri dari hal-hal berikut 1. Susunan kodrat manusia terdiri atas jiwa dan raga. 2. Sifat kodrat terdiri atas makhluk individu dan sosial. 3. Kedudukan kodrat terdiri atas makhluk berdiri sendiri dan makhluk Tuhan. Berdasarkan pembedaan demikian maka manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial adalah hakikat manusia berdasar sifat-sifat kodrat yang melekat pada dirinya. Berdasarkan unsur hakikat manusia di atas, Notonagoro (1975) mengatakan bahwa sebagai makhluk individu dan makhluk sosial merupakan sifat kodrat dari manusia. Frans Magnis Suseno (2001) menyatakan bahwa manusia adalah individu yang secara hakiki bersifat sosial. 1. Manusia Sebagai Makhluk Individu Individu berasal dari bahasa Latin individuum yang artinya tak terbagi (jiwa dan raga). Kata individu merupakan sebutan yang dipakai untuk menyatakan satu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Kata individu bukan berarti manusia secara keseluruhan yang tak dapat dibagi, melainkan sebagai kesatuan terbatas yaitu perseorangan manusia, demikian pandangan Dr. A. Lysen.

Makalah ISBD

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Tugas Kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar

Citation preview

Page 1: Makalah ISBD

A. Hakikat Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Sosial

Unsur-unsur hakikat manusia terdiri dari hal-hal berikut

1. Susunan kodrat manusia terdiri atas jiwa dan raga.

2. Sifat kodrat terdiri atas makhluk individu dan sosial.

3. Kedudukan kodrat terdiri atas makhluk berdiri sendiri dan makhluk Tuhan.

Berdasarkan pembedaan demikian maka manusia sebagai makhluk individu

dan makhluk sosial adalah hakikat manusia berdasar sifat-sifat kodrat yang

melekat pada dirinya. Berdasarkan unsur hakikat manusia di atas, Notonagoro

(1975) mengatakan bahwa sebagai makhluk individu dan makhluk sosial

merupakan sifat kodrat dari manusia. Frans Magnis Suseno (2001) menyatakan

bahwa manusia adalah individu yang secara hakiki bersifat sosial.

1. Manusia Sebagai Makhluk Individu

Individu berasal dari bahasa Latin individuum yang artinya tak terbagi (jiwa

dan raga). Kata individu merupakan sebutan yang dipakai untuk menyatakan satu

kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Kata individu bukan berarti manusia

secara keseluruhan yang tak dapat dibagi, melainkan sebagai kesatuan terbatas

yaitu perseorangan manusia, demikian pandangan Dr. A. Lysen.

Dalam perkembangannya, manusia sebagai makhluk individu tidak hanya

bermakna kesatuan jiwa dan raga, tetapi akan menjadi pribadi yang khas dengan

corak kepribadiannya, termasuk kemampuan kecakapannya. Dengan demikian,

manusia sebagai individu merupakan pribadi yang terpisah, berbeda dari pribadi

lain. Manusia sebagai makhluk individu adalah manusia sebagai perseorangan

yang memiliki sifat sendiri-sendiri. Manusia sebagai individu adalah sebagai

pribadi dengan ciri khas tertentu yang berupaya merealisasikan potensi dirinya.

Setiap manusia memiliki perbedaan. Hal ini dikarenakan manusia memiliki

karakteristik sendiri. Ia memiliki sifat, watak, keinginan, kebutuhan dan cita-cita

yang berbeda satu sama lainnya. Setiap manusia diciptakan oleh Tuhan dengan

ciri dan karakteristik yang unik yang satu sama lain berbeda.

Page 2: Makalah ISBD

Pertumbuhan dan perkembangan individu dipengaruhi beberapa faktor.

Mengenai hal tersebut ada tiga pandangan, yaitu :

a. Pandangan nativistik menyatakan bahwa pertumbuhan individu semata-

mata ditentukan atas dasar faktor dari dalam individu sendiri, seperti bakat

dan potensi, termasuk pula hubungan atau kemiripan dengan orang tuanya.

b. Pandangan empiristik menyatakan bahwa pertumbuhan individu semata-

mata didasarkan atas faktor lingkungan. Lingkungan yang akan menentukan

pertumbuhan seseorang.

c. Pandangan konvergensi yang menyatakan bahwa pertumbuhan individu

dipengaruhi oleh faktor diri individu dan lingkungan. Bakat anak

merupakan potensi yang harus disesuaikan dengan diciptakannya

lingkungan yang baik sehingga ia bisa tumbuh secara optimal.

2. Manusia Sebagai Makhluk Sosial

Manusia sebagai makhluk individu ternyata tidak mampu hidup sendiri.

Dalam menjalani kehidupannya manusia akan senantiasa bersama dan bergantung

pada manusia lainnya. Manusia saling membutuhkan dan harus bersosialisasi.

Mereka akan membentuk kelompok-kelompok dalam rangka pemenuhan

kebutuhan dan tujuan hidup.

Aristoteles (384-332) seorang ahli filsafat Yunani kuno menyatakan dalam

ajarannya, bahwa manusia adalah zoon politiconn artinya bahwa manusia itu

sebagai makhluk, pada dasarnya selalu ingin bergaul dalam masyarakat.

Adapun yang menyebabkan manusia selalu hidup bermasyarakat antara lain

karena adanya dorongan kesatuan biologis yang terdapat dalam naluri manusia :

a. Hasrat untuk memenuhi keperluan makan dan minum.

b. Hasrat untuk membela diri.

c. Hasrat untuk mengadakan keturunan.

Page 3: Makalah ISBD

3. Peranan Manusia Sebagai Makhluk Sosial

Manusia sebagai pribadi adalah berhakikat sosial. Artinya, manusia akan

senantiasa dan selalu berhubungan dengan orang lain. Manusia tidak mungkin

hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Fakta itu memberikan kesadaran akan

“ketidakberdayaan” manusia dalam memenuhi kebutuhannya sendiri.

Dalam berbagai kelompok sosial, manusia membutuhkan norma-norma

pengaturnya. Terdapat norma-norma sosial sebagai patokan untuk bertingkah laku

bagi manusia di kelompoknya.

a. Norma agama, yaitu norma yang bersumber dari Tuhan yang diperuntukkan

bagi umat-Nya. Norma agama berisi perintah agar dipatuhi.

b. Norma kesusilaan, yaitu norma yang bersumber dari hati nurani manusia

untuk mengajak pada kebaikan dan menjauhi keburukan. Norma ini

bertujuan agar manusia berbuat baik secara moral.

c. Norma kesopanan, yaitu norma yang bersumber dari masyarakat dan

berlaku terbatas pada lingkungan masyarakat yang bersangkutan. Norma ini

dimaksudkan untuk menciptakan keharmonisan hubungan antardesa.

d. Norma hukum, yaitu norma yang dibuat masyarakat secara resmi (negara)

yang pemberlakuannya dapat dipaksakan. Norma ini dimuat dalam berbagai

peraturan perundang-undangan yang bersifat tertulis.

Selain itu, norma dapat dibedakan pula menjadi empat macam berdasarkan

kekuatan berlakunya di masyarakat. Keempat jenis norma itu adalah cara (usage),

kebiasaan (folkways), tata kelakuan (mores) dan adat istiadat (custom).

a. Cara (usage)

Norma ini lebih menonjol dalam hubungan antarindividu dan daya ikatnya

sangat lemah. Pelanggaran terhadap norma ini tidak mengakibatkan

hukuman berat, tetapi sekedar celaan. Contohnya cara makan, ada yang

makan sambil berdiri dan ada yang makan sambil duduk.

Page 4: Makalah ISBD

b. Kebiasaan (folkways)

Adalah kegiatan yang diulang-ulang dalam bentuk yang sama oleh orang

banyak karena disukai dan daya ikatnya lebih kuat. Contohnya, kebiasaan

memberi salam bila bertemu.

c. Tata kelakuan (mores)

Kebiasaan yang dianggap sebagai norma. Sifat norma ini di satu sisi sebagai

pemaksa perbuatan dan di sisi lain sebagai suatu larangan.

d. Adat-istiadat (custom)

Tata kelakuan yang telah menyatu kuat dalam pola-pola perilaku sebuah

masyarakat. Pada umumnya kelompok masyarakat atau suku memilih

norma adat yang berbeda-beda. Norma ini memiliki daya ikat yang sangat

kuat. Norma ini berisi perintah atau larangan yang harus dipatuhi.

Dari beberapa penjabaran yang telah diberikan maka manusia sebagai

makhluk sosial memiliki implikasi-implikasi sebagai berikut.

a. Kesadaran akan “ketidakberdayaan” manusia bila sendiri.

b. Kesadaran untuk senantiasa dan harus berinteraksi dengan orang lain.

c. Penghargaan akan hak-hak orang lain.

d. Ketaatan terhadap norma-norma yang berlaku.

Keberadaannya sebagai makhluk sosial, menjadi manusia melakukan peran-

peran sebagai berikut.

a. Melakukan interaksi dengan manusia lain atau kelompok.

b. Membentuk kelompok-kelompok sosial.

c. Menciptakan norma-norma sosial sebagai pengaturan tertib kelompok.