Upload
ela-akhwat
View
8
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
makalah
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Identitas adalah sifat khas yang menerangkan dan sesuai dengan kesadaran
diri pribadi sendiri, golongan sendiri, kelompok sendiri, komonitas sendiri, atau
Negara sendiri. Mengacu kepada pengertian ini, identitas tidak terbatas pada individu
semata tetapi berlaku pula pada suatu kelompok.
Sedangkan kata nasional merupakan identitas yang melekat pada kelompok-
kelompok yang lebih besar yang diikat oleh kesamaan-kesamaan, baik pisik seperti
budaya, agama dan bahasa maupun non fisik seperti keinginan, cita-cita, dan tujuan.
Himpunan kelompok-kelompok inilah yang kemudian disebut dengan istilah identitas
bangsa atau identitas nasional yang pada akhirnya melahirkan tindakan kelompok
(collective action) yang diwujudkan dalam bentuk organisasi atau pergerakan-
pergerakan yang diberi atribut-atribut nasional.
Identitas nasional adalah suatu ciri yang dimiliki suatu bangsa, secara
fisiologi yang membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang lainnya.
Berdasarkan pengertian tersebut maka setiap bangsa di dunia ini akan memiliki
identitas sendiri-sendiri sesuai dengan keunikan, sifat, ciri-ciri serta karakter dari
bangsa tersebut. Demikian pula dengan hal ini sangat ditentukan oleh proses
bagaimana bangsa tersebut terbentuk secara historis.
Salah satu unsur pembentuk identitas adalah bahasa, yang merupakan unsur
pendukung Identitas Nasonal yang lain. Bahasa dipahami sebagai system perlambang
yang secara arbiter dibentuk atas unsur-unsur ucapan manusia dan yang digunakan
sebagai sarana berinteraksi antar manusia.
1
Kita tahu bahwa bahasa sebagai alat komunikasi lingual manusia, baik secara
terlisan maupun tertulis. Ini adalah fungsi dasar bahasa yang tidak dihubungkan
dengan status dan nilai-nilai sosial. Setelah dihubungkan dengan kehidupan sehari-
hari, yang di dalamnya selalu ada nilai-nilai dan status, bahasa tidak dapat
ditinggalkan. Ia selalu mengikuti kehidupan manusia sehari-hari, baik sebagai
manusia anggota suku maupun anggota bangsa. Karena kondisi dan pentingnya
bahasa itulah, maka ia diberi ‘label’ secara eksplisit oleh pemakainya yang berupa
kedudukan dan fungsi tertentu.
Semuanya itu dituangkan dalam bentuk kebijaksanaan pemerintah yang
bersangkutan. Di negara kita itu disebut Politik Bahasa Nasional, yaitu kebijaksanaan
nasional yang berisi perencanaan, pengarahan, dan ketentuan-ketentuan yang dapat
dipakai sebagai dasar bagi pemecahan keseluruhan masalah bahasa.
1.2 Perumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud bahasa nasional Indonesia?
2. Apa saja fungsi bahasa Indonesia secara umum dan secara khusus?
3. Bagaimana kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami fungsi bahasa Indonesia.
2. Mengetahui dan memahami kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa
Nasional.
1.4 Kegunaan
1. Mendapat informasi fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia.
2. Mendapat pembinaan diri dalam berbahasa Indonesia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1.2.a. Bahasa Nasional Indonesia
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa
persatuan bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan
mulai berlakunya konstitusi. Di Timor Leste, bahasa Indonesia berstatus sebagai
bahasa kerja.
Dari sudut pandang linguistik, bahasa Indonesia adalah salah satu dari banyak
ragam bahasa Melayu Dasar yang dipakai adalah bahasa Melayu Riau dari abad ke-
19. Dalam perkembangannya ia mengalami perubahan akibat penggunaanya sebagai
bahasa kerja di lingkungan administrasi kolonial dan berbagai proses pembakuan
sejak awal abad ke-20. Penamaan "Bahasa Indonesia" diawali sejak dicanangkannya
Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928, untuk menghindari kesan "imperialisme bahasa"
apabila nama bahasa Melayu tetap digunakan. Proses ini menyebabkan berbedanya
Bahasa Indonesia saat ini dari varian bahasa Melayu yang digunakan di Riau maupun
Semenanjung Malaya. Hingga saat ini, Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang
hidup, yang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan maupun
penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing.
Meskipun dipahami dan dituturkan oleh lebih dari 90% warga Indonesia,
Bahasa Indonesia bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan penuturnya. Sebagian besar
warga Indonesia menggunakan salah satu dari 748 bahasa yang ada di Indonesia
sebagai bahasa ibu. Penutur Bahasa Indonesia kerap kali menggunakan versi sehari-
hari (kolokial) dan/atau mencampuradukkan dengan dialek Melayu lainnya atau
3
bahasa ibunya. Meskipun demikian, Bahasa Indonesia digunakan sangat luas di
perguruan-perguruan, di media massa, sastra, perangkat lunak, surat-menyurat resmi,
dan berbagai forum publik lainnya, sehingga dapatlah dikatakan bahwa Bahasa
Indonesia digunakan oleh semua warga Indonesia.
Fonologi dan tata bahasa Bahasa Indonesia dianggap relatif mudah. Dasar-
dasar yang penting untuk komunikasi dasar dapat dipelajari hanya dalam kurun waktu
beberapa minggu.
1.2.b. Fungsi Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Nasional
Janganlah sekali-kali disangka bahwa berhasilnya bangsa Indonesia
mempunyai bahasa Indonesia ini bagaikan anak kecil yang menemukan kelereng di
tengah jalan. Kehadiran bahasa Indonesia mengikuti perjalanan sejarah yang panjang.
(Untuk meyakinkan pernyataan ini, silahkan dipahami sekali lagi Sejarah
Perkembangan Bahasa Indonesia.) Perjalanan itu dimulai sebelum kolonial masuk ke
bumi Nusantara, dengan bukti-bukti prasasti yang ada, misalnya yang didapatkan di
Bukit Talang Tuwo dan Karang Brahi serta batu nisan di Aceh, sampai dengan
tercetusnya inpirasi persatuan pemuda-pemuda Indonesia pada tanggal 28 Oktober
1928 yang konsep aslinya berbunyi:
Kami poetera dan poeteri Indonesia
mengakoe bertoempah darah satoe,
Tanah Air Indonesia.
Kami poetera dan poeteri Indonesia
mengakoe berbangsa satoe,
Bangsa Indonesia.
Kami poetera dan poeteri Indonesia
mendjoendjoeng bahasa persatoean,
Bahasa Indonesia.
4
Dari ketiga butir di atas yang paling menjadi perhatian pengamat (baca:
sosiolog) adalah butir ketiga. Butir ketiga itulah yang dianggap sesuatu yang luar
biasa. Sebab di negara lain, khususnya negara tetangga kita, mencoba untuk membuat
hal yang sama selalu mengalami kegagalan yang dibarengi dengan bentrokan sana-
sini. Oleh pemuda kita, kejadian itu dilakukan tanpa hambatan sedikit pun, sebab
semuanya telah mempunyai kebulatan tekad yang sama. Kita patut bersyukur dan
angkat topi kepada mereka.
Kita tahu bahwa saat itu, sebelum tercetusnya Sumpah Pemuda, bahasa
Melayu dipakai sebagai lingua franca di seluruh kawasan tanah air kita. Hal itu
terjadi sudah berabad-abad sebelumnya. Dengan adanya kondisi yang semacam itu,
masyarakat kita sama sekali tidak merasa bahwa bahasa daerahnya disaingi. Di balik
itu, mereka telah menyadari bahwa bahasa daerahnya tidak mungkin dapat dipakai
sebagai alat perhubungan antar suku, sebab yang diajak komunikasi juga mempunyai
bahasa daerah tersendiri. Adanya bahasa Melayu yang dipakai sebagai lingua franca
ini pun tidak akan mengurangi fungsi bahasa daerah. Bahasa daerah tetap dipakai
dalam situasi kedaerahan dan tetap berkembang.Kesadaran masyarakat yang
semacam itulah, khusunya pemuda-pemudanya yang mendukung lancarnya inspirasi
sakti di atas.
Apakah ada bedanya bahasa Melayu pada tanggal 27 Oktober 1928 dan
bahasa Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1928? Perbedaan ujud, baik struktur,
sistem, maupun kosakata jelas tidak ada. Jadi, kerangkanya sama. Yang berbeda
adalah semangat dan jiwa barunya. Sebelum Sumpah Pemuda, semangat dan jiwa
bahasa Melayu masih bersifat kedaerahan atau jiwa Melayu. Akan tetapi, setelah
Sumpah Pemuda semangat dan jiwa bahasa Melayu sudah bersifat nasional atau jiwa
Indonesia. Pada saat itulah, bahasa Melayu yang berjiwa semangat baru diganti
dengan nama bahasa Indonesia.
5
Fungsi Bahasa Indonesia
Fungsi bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu fungsi bahasa
secara umum dan secara khusus.
Fungsi bahasa secara umum:
1. Sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan atau mengekspresikan diri.
Mampu mengungkapkan gambaran, maksud, gagasan, dan perasaan. Melalui
bahasa kita dapat menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam
hati dan pikiran kita. Ada 2 unsur yang mendorong kita untuk mengekspresikan diri,
yaitu:
Agar menarik perhatian orang lain terhadap diri kita.
Keinginan untuk membebaskan diri kita dari semua tekanan emosi.
2. Sebagai alat komunikasi.
Bahasa merupakan saluran maksud seseorang, yang melahirkan perasaan dan
memungkinkan masyarakat untuk bekerja sama. Komunikasi merupakan akibat yang
lebih jauh dari ekspresi diri. Pada saat menggunakan bahasa sebagai komunikasi,
berarti memiliki tujuan agar para pembaca atau pendengar menjadi sasaran utama
perhatian seseorang. Bahasa yang dikatakan komunikatif karena bersifat umum.
Selaku makhluk sosial yang memerlukan orang lain sebagai mitra berkomunikasi,
manusia memakai dua cara berkomunikasi, yaitu verbal dan non verbal.
Berkomunikasi secara verbal dilakukan menggunakan alat/media bahasa (lisan dan
tulis), sedangkan berkomunikasi secara non verbal dilakukan menggunakan media
berupa aneka symbol, isyarat, kode, dan bunyi seperti tanda lalu lintas/ sirene setelah
itu diterjemahkan kedalam bahasa manusia.
6
3. Sebagai alat berintegrasi dan beradaptasi sosial.
Pada saat beradaptasi dilingkungan sosial, seseorang akan memilih bahasa
yang digunakan tergantung situasi dan kondisi yang dihadapi. Seseorang akan
menggunakan bahasa yang non standar pada saat berbicara dengan teman-teman dan
menggunakan bahasa standar pada saat berbicara dengan orang tua atau yang
dihormati. Dengan menguasai bahasa suatu bangsa memudahkan seseorang untuk
berbaur dan menyesuaikan diri dengan bangsa.
4. Sebagai alat kontrol sosial.
Yang mempengaruhi sikap, tingkah laku, serta tutur kata seseorang.
Kontrolsosial dapat diterapkan pada diri sendiri dan masyarakat, contohnya buku-
buku pelajaran, ceramah agama, orasi ilmiah, mengikuti diskusi serta iklan layanan
masyarakat. Contoh lain yang menggambarkan fungsi bahasa sebagai alat kontrol
sosial yang sangat mudah kita terapkan adalah sebagai alat peredam rasa marah.
Menulis merupakan salah satu cara yang sangat efektif untuk meredakan rasa marah
kita.
Fungsi bahasa secara khusus:
1. Mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari- hari.
Manusia adalah makhluk sosial yang tak terlepas dari hubungan komunikasi
dengan makhluk sosialnya. Komunikasi yang berlangsung dapat menggunakan
bahasa formal dan non formal.
2. Mewujudkan seni (sastra).
Bahasa yang dapat dipakai untuk mengungkapkan perasaan melalui media
seni, seperti syair, puisi, prosa dll. Terkadang bahasa yang digunakan yang memiliki
makna denotasi atau makna yang tersirat. Dalam hal ini, diperlukan pemahaman yang
mendalam agar bisa mengetahui makna yang ingin disampaikan.
7
3. Mempelajari bahasa-bahasa kuno.
Dengan mempelajari bahasa kuno, akan dapat mengetahui peristiwa atau
kejadian dimasa lampau. Untuk mengantisipasi kejadian yang mungkin atau dapat
terjadi kembali dimasa yang akan datang, atau hanya sekedar memenuhi rasa
keingintahuan tentang latar belakang dari suatu hal. Misalnya untuk mengetahui asal
dari suatu budaya yang dapat ditelusuri melalui naskah kuno atau penemuan prasasti-
prasasti.
4. Mengeksploitasi IPTEK.
Dengan jiwa dan sifat keingintahuan yang dimiliki manusia, serta akal dan
pikiran yang sudah diberikan Tuhan kepada manusia, maka manusia akan selalu
mengembangkan berbagai hal untuk mencapai kehidupan yang lebih baik.
Pengetahuan yang dimiliki oleh manusia akan selalu didokumentasikan supaya
manusia lainnya juga dapat mempergunakannya dan melestarikannya demi kebaikan
manusia itu sendiri.
1.2.c. Kedudukan Bahasa
Kedudukannya berada diatas bahasa-bahasa daerah. “Hasil Perumusan
Seminar Politik Bahasa Nasional” yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25-
28 Februari 1975 antara lain menegaskan bahwa dalam kedudukannya sebagai bahasa
nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai:
1. Lambang kebanggaan nasional.
Sebagai lambang kebanggaan nasional bahasa Indonesia memancarkan nilai-
nilai sosial budaya luhur bangsa Indonesia. Dengan keluhuran nilai yang dicerminkan
bangsa Indonesia, kita harus bangga, menjunjung dan mempertahankannya. Sebagai
realisasi kebanggaan terhadap bahasa Indonesia, harus memakainya tanpa ada rasa
8
rendah diri, malu, dan acuh tak acuh. Kita harus bangga memakainya dengan
memelihara dan mengembangkannya.
2. Lambang identitas nasional.
Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia merupakan lambang
bangsa Indonesia. Berarti bahasa Indonesia dapat mengetahui identitas seseorang,
yaitu sifat, tingkah laku, dan watak sebagai bangsa Indonesia. Kita harus menjaganya
jangan sampai ciri kepribadian kita tidak tercermin di dalamnya. Jangan sampai
bahasa Indonesia tidak menunjukkan gambaran bangsa Indonesia yang sebenarnya.
3. Alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial
budaya dan bahasanya.
Dengan fungsi ini memungkinkan masyarakat Indonesia yang beragam latar
belakang sosial budaya dan berbeda-beda bahasanya dapat menyatu dan bersatu
dalam kebangsaan, cita-cita, dan rasa nasib yang sama. Dengan bahasa Indonesia,
bangsa Indonesia merasa aman dan serasi hidupnya, karena mereka tidak merasa
bersaing dan tidak merasa lagi ‘dijajah’ oleh masyarakat suku lain. Karena dengan
adanya kenyataan bahwa dengan menggunakan bahasa Indonesia, identitas suku dan
nilai-nilai sosial budaya daerah masih tercermin dalam bahasa daerah masing-masing.
Kedudukan dan fungsi bahasa daerah masih tegar dan tidak bergoyah sedikit pun.
Bahkan, bahasa daerah diharapkan dapat memperkaya khazanah bahasa Indonesia.
4. Alat penghubung antarbudaya antardaerah.
Manfaat bahasa Indonesia dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan bahasa Indonesia seseorang dapat saling berhubungan untuk segala aspek
kehidupan. Bagi pemerintah, segala kebijakan dan strategi yang berhubungan dengan
ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan kemanan mudah
diinformasikan kepada warga. Apabila arus informasi antarmanusia meningkat berarti
9
akan mempercepat peningkatan pengetahuan seseorang. Apabila pengetahuan
seseorang meningkat berarti tujuan pembangunan akan cepat tercapai.
Bahasa Daerah di Indonesia Diurutkan Berdasarkan Wilayah atau Propinsi
Wilayah Bali Menggunakan Bahasa Bali
Wilayah Bali Menggunakan Bahasa Sasak
Wilayah Jawa Menggunakan Bahasa Jawa
Wilayah Jawa Menggunakan Bahasa Madura
Wilayah Jawa Menggunakan Bahasa Sunda
Wilayah Kalimantan Menggunakan Bahasa Bahau
Wilayah Kalimantan Menggunakan Bahasa Bajau
Wilayah Kalimantan Menggunakan Bahasa Banjar
Wilayah Kalimantan Menggunakan Bahasa Iban
Wilayah Kalimantan Menggunakan Bahasa Kayan
Wilayah Kalimantan Menggunakan Bahasa Kenya
Wilayah Kalimantan Menggunakan Bahasa Klemautan
Wilayah Kalimantan Menggunakan Bahasa Melayu
Wilayah Kalimantan Menggunakan Bahasa Milano
Wilayah Kalimantan Menggunakan Bahasa Ot-Danum
Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur Menggunakan Bahasa Alor
Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur Menggunakan Bahasa
Ambelan
Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur Menggunakan Bahasa Aru
Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur Menggunakan Bahasa Banda
Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur Menggunakan Bahasa Belu
Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur Menggunakan Bahasa Buru
Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur Menggunakan Bahasa Geloli
Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur Menggunakan Bahasa Goram
10
Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur Menggunakan Bahasa Helo
Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur Menggunakan Bahasa Kadang
Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur Menggunakan Bahasa Kai
Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur Menggunakan Bahasa Kaisar
Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur Menggunakan Bahasa Kroe
Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur Menggunakan Bahasa Lain
Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur Menggunakan Bahasa Leti
Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur Menggunakan Bahasa Pantar
Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur Menggunakan Bahasa Roma
Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur Menggunakan Bahasa Rote
Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur Menggunakan Bahasa Solor
Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur Menggunakan Bahasa Tanibar
Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur Menggunakan Bahasa Tetun
Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur Menggunakan Bahasa Timor
Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur Menggunakan Bahasa Wetar
Wilayah Maluku Daerah Sekitar Halmahera Selatan Menggunakan Bahasa
Windesi
Wilayah Maluku Daerah Sekitar Halmahera Utara Menggunakan Bahasa
Ternate
Wilayah Maluku Daerah Sekitar Halmahera Utara Menggunakan Bahasa
Tidore
Wilayah Maluku Daerah Sekitar Sula Bacan Menggunakan Bahasa Bacan
Wilayah Maluku Daerah Sekitar Sula Bacan Menggunakan Bahasa Sula
Wilayah Maluku Daerah Sekitar Sula Bacan Menggunakan Bahasa Taliabo
Wilayah Nusa Tenggara Barat Menggunakan Bahasa Sasak
Wilayah Nusa Tenggara Barat Menggunakan Bahasa Sumba
Wilayah Nusa Tenggara Timur Menggunakan Bahasa Sasak
Wilayah Nusa Tenggara Timur Menggunakan Bahasa Sumbawa
11
Wilayah Nusa Tenggara Timur Menggunakan Bahasa Tetun
Wilayah Nusa Tenggara Timur Menggunakan Bahasa Timor
Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Bungku Langku Menggunakan Bahasa
Bungkumori
Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Bungku Langku Menggunakan Bahasa Laki
Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Bungku Langku Menggunakan Bahasa
Landawe
Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Bungku Langku Menggunakan Bahasa
Mapute
Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Gate Menggunakan Bahasa Buol
Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Gate Menggunakan Bahasa Gorontalo
Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Gate Menggunakan Bahasa Kaidipan
Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Gorontalo Menggunakan Bahasa Bulanga
Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Loinan Menggunakan Bahasa Balantak
Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Loinan Menggunakan Bahasa Banggai
Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Loinan Menggunakan Bahasa Bobongko
Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Loinan Menggunakan Bahasa Loinan
Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Muna Butung Menggunakan Bahasa
Bonerate
Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Muna Butung Menggunakan Bahasa
Butung
Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Muna Butung Menggunakan Bahasa
Kalaotoa
Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Muna Butung Menggunakan Bahasa
Karompa
Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Muna Butung Menggunakan Bahasa Layolo
Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Muna Butung Menggunakan Bahasa Walio
Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulsel Menggunakan Bahasa Bugis
12
Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulsel Menggunakan Bahasa Luwu
Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulsel Menggunakan Bahasa Makassar
Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulsel Menggunakan Bahasa Mandar
Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulsel Menggunakan Bahasa Pitu
Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulsel Menggunakan Bahasa Sa'dan
Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulsel Menggunakan Bahasa Salu
Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulsel Menggunakan Bahasa Seko
Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulsel Menggunakan Bahasa Uluna
Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulut Menggunakan Bahasa Bantik
Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulut Menggunakan Bahasa Mongondow
Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulut Menggunakan Bahasa Sangir
Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulut Menggunakan Bahasa Talaud
Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulut Menggunakan Bahasa Tambulu
Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulut Menggunakan Bahasa Tombatu
Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulut Menggunakan Bahasa Tompakewa
Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulut Menggunakan Bahasa Tondano
Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulut Menggunakan Bahasa Tontembun
Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Tomoni Menggunakan Bahasa Tomini
Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Toraja Menggunakan Bahasa Bada' Besona
Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Toraja Menggunakan Bahasa Kail
Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Toraja Menggunakan Bahasa Leboni
Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Toraja Menggunakan Bahasa Napu
Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Toraja Menggunakan Bahasa Pilpikoro
Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Toraja Menggunakan Bahasa Toraja
Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Toraja Menggunakan Bahasa Wotu
Wilayah Sumatera Menggunakan Bahasa Aceh
Wilayah Sumatera Menggunakan Bahasa Alas
13
Wilayah Sumatera Menggunakan Bahasa Angkola
Wilayah Sumatera Menggunakan Bahasa Batak
Wilayah Sumatera Menggunakan Bahasa Enggano
Wilayah Sumatera Menggunakan Bahasa Gayo
Wilayah Sumatera Menggunakan Bahasa Karo
Wilayah Sumatera Menggunakan Bahasa Kubu
Wilayah Sumatera Menggunakan Bahasa Lampung
Wilayah Sumatera Menggunakan Bahasa Lom
Wilayah Sumatera Menggunakan Bahasa Mandailing
Wilayah Sumatera Menggunakan Bahasa Melayu
Wilayah Sumatera Menggunakan Bahasa Mentawai
Wilayah Sumatera Menggunakan Bahasa Minangkabau
Wilayah Sumatera Menggunakan Bahasa Nias
Wilayah Sumatera Menggunakan Bahasa Orang Laut
Wilayah Sumatera Menggunakan Bahasa Pak-Pak
Wilayah Sumatera Menggunakan Bahasa Rejang Lebong
Wilayah Sumatera Menggunakan Bahasa Riau
Wilayah Sumatera Menggunakan Bahasa Sikule
Wilayah Sumatera Menggunakan Bahasa Simulur
14
BAB III
PENUTUP
1.3.a. Kesimpulan
Kehadiran bahasa Indonesia dimulai sebelum kolonial masuk ke bumi
Nusantara, dengan bukti-bukti prasasti yang ada, sampai dengan tercetusnya inpirasi
persatuan pemuda-pemuda Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1928.
Fungsi bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu fungsi bahasa
secara umum dan secara khusus. Fungsi bahasa secara umum yaitu sebagai alat untuk
mengungkapkan perasaan atau mengekspresikan diri, sebagai alat komunikasi,
sebagai alat berintegrasi dan beradaptasi social, dan sebagain alat kontrol sosial.
Sedangkan fungsi bahasa secara khusus yaitu mengadakan hubungan dalam
pergaulan sehari- hari, mewujudkan seni (sastra), mempelajari bahasa-bahasa kuno,
dan mengeksploitasi IPTEK.
Kedudukan bahasa Indonesia berada diatas bahasa-bahasa daerah. “Hasil
Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional” yang diselenggarakan di Jakarta pada
tanggal 25-28 Februari 1975 antara lain menegaskan bahwa dalam kedudukannya
sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai lambang kebanggaan
nasional, lambang identitas nasional, alat pemersatu berbagai-bagai masyarakat yang
berbeda-beda latar belakang sosial budaya dan bahasanya, dan alat perhubungan antar
budaya antar daerah.
1.3.b. Saran
1. Kita harus memahami fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia sebagai
bahasa nasional,
2. Kita harus berbahasa menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar.
15
DAFTAR PUSTAKA
1. Arifin, E. Zaenal; Tasai, S. Amran (2012). Bahasa Indonesia sebagai Mata
Kuliah Pengembangan Kepribadian. Jakarta: Pustaka Mandiri
2. Finoza, Lamuddin. (2008). Komposisi Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa
Nonjurusan Bahasa. Jakarta: Diksi Insan Mulia.
3. Muslich, Masnur. (2007). http://muslich-m.blogspot.com/2007/04/kedudukan-
dan-fungsi-bahasa-indonesia.html
4. Putri, Rahma E. (2010). http://rahmaekaputri.blogspot.com/2010/09/fungsi-
dan-kedudukan-bahasa-indonesia.html
5. http://id.wikipedia.org/wiki/
16