26
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Identitas adalah sifat khas yang menerangkan dan sesuai dengan kesadaran diri pribadi sendiri, golongan sendiri, kelompok sendiri, komonitas sendiri, atau Negara sendiri. Mengacu kepada pengertian ini, identitas tidak terbatas pada individu semata tetapi berlaku pula pada suatu kelompok. Sedangkan kata nasional merupakan identitas yang melekat pada kelompok-kelompok yang lebih besar yang diikat oleh kesamaan-kesamaan, baik pisik seperti budaya, agama dan bahasa maupun non fisik seperti keinginan, cita-cita, dan tujuan. Himpunan kelompok-kelompok inilah yang kemudian disebut dengan istilah identitas bangsa atau identitas nasional yang pada akhirnya melahirkan tindakan kelompok (collective action) yang diwujudkan dalam bentuk organisasi atau pergerakan-pergerakan yang diberi atribut-atribut nasional. Identitas nasional adalah suatu ciri yang dimiliki suatu bangsa, secara fisiologi yang membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang lainnya. Berdasarkan 1

Makalah Isi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah

Citation preview

Page 1: Makalah Isi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Identitas adalah sifat khas yang menerangkan dan sesuai dengan kesadaran

diri pribadi sendiri, golongan sendiri, kelompok sendiri, komonitas sendiri, atau

Negara sendiri. Mengacu kepada pengertian ini, identitas tidak terbatas pada individu

semata tetapi berlaku pula pada suatu kelompok.

Sedangkan kata nasional merupakan identitas yang melekat pada kelompok-

kelompok yang lebih besar yang diikat oleh kesamaan-kesamaan, baik pisik seperti

budaya, agama dan bahasa maupun non fisik seperti keinginan, cita-cita, dan tujuan.

Himpunan kelompok-kelompok inilah yang kemudian disebut dengan istilah identitas

bangsa atau identitas nasional yang pada akhirnya melahirkan tindakan kelompok

(collective action) yang diwujudkan dalam bentuk organisasi atau pergerakan-

pergerakan yang diberi atribut-atribut nasional.

    Identitas nasional adalah suatu ciri yang dimiliki suatu bangsa, secara

fisiologi yang membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang lainnya.

Berdasarkan pengertian tersebut maka setiap bangsa di dunia ini akan memiliki

identitas sendiri-sendiri sesuai dengan keunikan, sifat, ciri-ciri serta karakter dari

bangsa tersebut. Demikian pula dengan hal ini sangat ditentukan oleh proses

bagaimana bangsa tersebut terbentuk secara historis.

Salah satu unsur pembentuk identitas adalah bahasa, yang merupakan unsur

pendukung Identitas Nasonal yang lain. Bahasa dipahami sebagai system perlambang

yang secara arbiter dibentuk atas unsur-unsur ucapan manusia dan yang digunakan

sebagai sarana berinteraksi antar manusia.

1

Page 2: Makalah Isi

Kita tahu bahwa bahasa sebagai alat komunikasi lingual manusia, baik secara

terlisan maupun tertulis. Ini adalah fungsi dasar bahasa yang tidak dihubungkan

dengan status dan nilai-nilai sosial. Setelah dihubungkan dengan kehidupan sehari-

hari, yang di dalamnya selalu ada nilai-nilai dan status, bahasa tidak dapat

ditinggalkan. Ia selalu mengikuti kehidupan manusia sehari-hari, baik sebagai

manusia anggota suku maupun anggota bangsa. Karena kondisi dan pentingnya

bahasa itulah, maka ia diberi ‘label’ secara eksplisit oleh pemakainya yang berupa

kedudukan dan fungsi tertentu.

Semuanya itu dituangkan dalam bentuk kebijaksanaan pemerintah yang

bersangkutan. Di negara kita itu disebut Politik Bahasa Nasional, yaitu kebijaksanaan

nasional yang berisi perencanaan, pengarahan, dan ketentuan-ketentuan yang dapat

dipakai sebagai dasar bagi pemecahan keseluruhan masalah bahasa.

1.2 Perumusan Masalah

1.      Apakah yang dimaksud bahasa nasional Indonesia?

2. Apa saja fungsi bahasa Indonesia secara umum dan secara khusus?

3.      Bagaimana kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional?

1.3 Tujuan

1.      Mengetahui dan memahami fungsi bahasa Indonesia.

2.     Mengetahui  dan memahami kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa

Nasional.

1.4 Kegunaan

1.      Mendapat informasi fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia.

2.      Mendapat pembinaan diri dalam berbahasa Indonesia.

2

Page 3: Makalah Isi

BAB II

                                                    PEMBAHASAN

1.2.a. Bahasa Nasional Indonesia

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa

persatuan bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan

mulai berlakunya konstitusi. Di Timor Leste, bahasa Indonesia berstatus sebagai

bahasa kerja.

Dari sudut pandang linguistik, bahasa Indonesia adalah salah satu dari banyak

ragam bahasa Melayu Dasar yang dipakai adalah bahasa Melayu Riau dari abad ke-

19. Dalam perkembangannya ia mengalami perubahan akibat penggunaanya sebagai

bahasa kerja di lingkungan administrasi kolonial dan berbagai proses pembakuan

sejak awal abad ke-20. Penamaan "Bahasa Indonesia" diawali sejak dicanangkannya

Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928, untuk menghindari kesan "imperialisme bahasa"

apabila nama bahasa Melayu tetap digunakan. Proses ini menyebabkan berbedanya

Bahasa Indonesia saat ini dari varian bahasa Melayu yang digunakan di Riau maupun

Semenanjung Malaya. Hingga saat ini, Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang

hidup, yang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan maupun

penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing.

Meskipun dipahami dan dituturkan oleh lebih dari 90% warga Indonesia,

Bahasa Indonesia bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan penuturnya. Sebagian besar

warga Indonesia menggunakan salah satu dari 748 bahasa yang ada di Indonesia

sebagai bahasa ibu. Penutur Bahasa Indonesia kerap kali menggunakan versi sehari-

hari (kolokial) dan/atau mencampuradukkan dengan dialek Melayu lainnya atau

3

Page 4: Makalah Isi

bahasa ibunya. Meskipun demikian, Bahasa Indonesia digunakan sangat luas di

perguruan-perguruan, di media massa, sastra, perangkat lunak, surat-menyurat resmi,

dan berbagai forum publik lainnya, sehingga dapatlah dikatakan bahwa Bahasa

Indonesia digunakan oleh semua warga Indonesia.

Fonologi dan tata bahasa Bahasa Indonesia dianggap relatif mudah. Dasar-

dasar yang penting untuk komunikasi dasar dapat dipelajari hanya dalam kurun waktu

beberapa minggu.

1.2.b. Fungsi Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Nasional

Janganlah sekali-kali disangka bahwa berhasilnya bangsa Indonesia

mempunyai bahasa Indonesia ini bagaikan anak kecil yang menemukan kelereng di

tengah jalan. Kehadiran bahasa Indonesia mengikuti perjalanan sejarah yang panjang.

(Untuk meyakinkan pernyataan ini, silahkan dipahami sekali lagi Sejarah

Perkembangan Bahasa Indonesia.) Perjalanan itu dimulai sebelum kolonial masuk ke

bumi Nusantara, dengan bukti-bukti prasasti yang ada, misalnya yang didapatkan di

Bukit Talang Tuwo dan Karang Brahi serta batu nisan di Aceh, sampai dengan

tercetusnya inpirasi persatuan pemuda-pemuda Indonesia pada tanggal 28 Oktober

1928 yang konsep aslinya berbunyi:

Kami poetera dan poeteri Indonesia

mengakoe bertoempah darah satoe,

Tanah Air Indonesia.

Kami poetera dan poeteri Indonesia

mengakoe berbangsa satoe,

Bangsa Indonesia.

Kami poetera dan poeteri Indonesia

mendjoendjoeng bahasa persatoean,

Bahasa Indonesia.

4

Page 5: Makalah Isi

Dari ketiga butir di atas yang paling menjadi perhatian pengamat (baca:

sosiolog) adalah butir ketiga. Butir ketiga itulah yang dianggap sesuatu yang luar

biasa. Sebab di negara lain, khususnya negara tetangga kita, mencoba untuk membuat

hal yang sama selalu mengalami kegagalan yang dibarengi dengan bentrokan sana-

sini. Oleh pemuda kita, kejadian itu dilakukan tanpa hambatan sedikit pun, sebab

semuanya telah mempunyai kebulatan tekad yang sama. Kita patut bersyukur dan

angkat topi kepada mereka.

Kita tahu bahwa saat itu, sebelum tercetusnya Sumpah Pemuda, bahasa

Melayu dipakai sebagai lingua franca di seluruh kawasan tanah air kita. Hal itu

terjadi sudah berabad-abad sebelumnya. Dengan adanya kondisi yang semacam itu,

masyarakat kita sama sekali tidak merasa bahwa bahasa daerahnya disaingi. Di balik

itu, mereka telah menyadari bahwa bahasa daerahnya tidak mungkin dapat dipakai

sebagai alat perhubungan antar suku, sebab yang diajak komunikasi juga mempunyai

bahasa daerah tersendiri. Adanya bahasa Melayu yang dipakai sebagai lingua franca

ini pun tidak akan mengurangi fungsi bahasa daerah. Bahasa daerah tetap dipakai

dalam situasi kedaerahan dan tetap berkembang.Kesadaran masyarakat yang

semacam itulah, khusunya pemuda-pemudanya yang mendukung lancarnya inspirasi

sakti di atas.

Apakah ada bedanya bahasa Melayu pada tanggal 27 Oktober 1928 dan

bahasa Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1928? Perbedaan ujud, baik struktur,

sistem, maupun kosakata jelas tidak ada. Jadi, kerangkanya sama. Yang berbeda

adalah semangat dan jiwa barunya. Sebelum Sumpah Pemuda, semangat dan jiwa

bahasa Melayu masih bersifat kedaerahan atau jiwa Melayu. Akan tetapi, setelah

Sumpah Pemuda semangat dan jiwa bahasa Melayu sudah bersifat nasional atau jiwa

Indonesia. Pada saat itulah, bahasa Melayu yang berjiwa semangat baru diganti

dengan nama bahasa Indonesia.

5

Page 6: Makalah Isi

Fungsi Bahasa Indonesia

                  Fungsi bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu fungsi bahasa

secara umum dan secara khusus.

Fungsi bahasa secara umum:

1. Sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan atau mengekspresikan diri.

Mampu mengungkapkan gambaran, maksud, gagasan, dan perasaan. Melalui

bahasa kita dapat menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam

hati dan pikiran kita. Ada 2 unsur yang mendorong kita untuk mengekspresikan diri,

yaitu:

Agar menarik perhatian orang lain terhadap diri kita.

Keinginan untuk membebaskan diri kita dari semua tekanan emosi.

2. Sebagai alat komunikasi.

Bahasa merupakan saluran maksud seseorang, yang melahirkan perasaan dan

memungkinkan masyarakat untuk bekerja sama. Komunikasi merupakan akibat yang

lebih jauh dari ekspresi diri. Pada saat menggunakan bahasa sebagai komunikasi,

berarti memiliki tujuan agar para pembaca atau pendengar menjadi sasaran utama

perhatian seseorang. Bahasa yang dikatakan komunikatif karena bersifat umum.

Selaku makhluk sosial yang memerlukan orang lain sebagai mitra berkomunikasi,

manusia memakai dua cara berkomunikasi, yaitu verbal dan non verbal.

Berkomunikasi secara verbal dilakukan menggunakan alat/media bahasa (lisan dan

tulis), sedangkan berkomunikasi secara non verbal dilakukan menggunakan media

berupa aneka symbol, isyarat, kode, dan bunyi seperti tanda lalu lintas/ sirene setelah

itu diterjemahkan kedalam bahasa manusia.

6

Page 7: Makalah Isi

3. Sebagai alat berintegrasi dan beradaptasi sosial.

Pada saat beradaptasi dilingkungan sosial, seseorang akan memilih bahasa

yang digunakan tergantung situasi dan kondisi yang dihadapi. Seseorang akan

menggunakan bahasa yang non standar pada saat berbicara dengan teman-teman dan

menggunakan bahasa standar pada saat berbicara dengan orang tua atau yang

dihormati. Dengan menguasai bahasa suatu bangsa memudahkan seseorang untuk

berbaur dan menyesuaikan diri dengan bangsa.

4. Sebagai alat kontrol sosial.

Yang mempengaruhi sikap, tingkah laku, serta tutur kata seseorang.

Kontrolsosial dapat diterapkan pada diri sendiri dan masyarakat, contohnya buku-

buku pelajaran, ceramah agama, orasi ilmiah, mengikuti diskusi serta iklan layanan

masyarakat. Contoh lain yang menggambarkan fungsi bahasa sebagai alat kontrol

sosial yang sangat mudah kita terapkan adalah sebagai alat peredam rasa marah.

Menulis merupakan salah satu cara yang sangat efektif untuk meredakan rasa marah

kita.

Fungsi bahasa secara khusus:

1. Mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari- hari.

Manusia adalah makhluk sosial yang tak terlepas dari hubungan komunikasi

dengan makhluk sosialnya. Komunikasi yang berlangsung dapat menggunakan

bahasa formal dan non formal.

2. Mewujudkan seni (sastra).

Bahasa yang dapat dipakai untuk mengungkapkan perasaan melalui media

seni, seperti syair, puisi, prosa dll. Terkadang bahasa yang digunakan yang memiliki

makna denotasi atau makna yang tersirat. Dalam hal ini, diperlukan pemahaman yang

mendalam agar bisa mengetahui makna yang ingin disampaikan.

7

Page 8: Makalah Isi

3. Mempelajari bahasa-bahasa kuno.

Dengan mempelajari bahasa kuno, akan dapat mengetahui peristiwa atau

kejadian dimasa lampau. Untuk mengantisipasi kejadian yang mungkin atau dapat

terjadi kembali dimasa yang akan datang, atau hanya sekedar memenuhi rasa

keingintahuan tentang latar belakang dari suatu hal. Misalnya untuk mengetahui asal

dari suatu budaya yang dapat ditelusuri melalui naskah kuno atau penemuan prasasti-

prasasti.

4. Mengeksploitasi IPTEK.

Dengan jiwa dan sifat keingintahuan yang dimiliki manusia, serta akal dan

pikiran yang sudah diberikan Tuhan kepada manusia, maka manusia akan selalu

mengembangkan berbagai hal untuk mencapai kehidupan yang lebih baik.

Pengetahuan yang dimiliki oleh manusia akan selalu didokumentasikan supaya

manusia lainnya juga dapat mempergunakannya dan melestarikannya demi kebaikan

manusia itu sendiri.

1.2.c. Kedudukan Bahasa

            Kedudukannya berada diatas bahasa-bahasa daerah. “Hasil Perumusan

Seminar Politik Bahasa Nasional” yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25-

28 Februari 1975 antara lain menegaskan bahwa dalam kedudukannya sebagai bahasa

nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai:

1. Lambang kebanggaan nasional.

Sebagai lambang kebanggaan nasional bahasa Indonesia memancarkan nilai-

nilai sosial budaya luhur bangsa Indonesia. Dengan keluhuran nilai yang dicerminkan

bangsa Indonesia, kita harus bangga, menjunjung dan mempertahankannya. Sebagai

realisasi kebanggaan terhadap bahasa Indonesia, harus memakainya tanpa ada rasa

8

Page 9: Makalah Isi

rendah diri, malu, dan acuh tak acuh. Kita harus bangga memakainya dengan

memelihara dan mengembangkannya.

2. Lambang identitas nasional.

Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia merupakan lambang

bangsa Indonesia. Berarti bahasa Indonesia dapat mengetahui identitas seseorang,

yaitu sifat, tingkah laku, dan watak sebagai bangsa Indonesia. Kita harus menjaganya

jangan sampai ciri kepribadian kita tidak tercermin di dalamnya. Jangan sampai

bahasa Indonesia tidak menunjukkan gambaran bangsa Indonesia yang sebenarnya.

3. Alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial

budaya dan bahasanya.

Dengan fungsi ini memungkinkan masyarakat Indonesia yang beragam latar

belakang sosial budaya dan berbeda-beda bahasanya dapat menyatu dan bersatu

dalam kebangsaan, cita-cita, dan rasa nasib yang sama. Dengan bahasa Indonesia,

bangsa Indonesia merasa aman dan serasi hidupnya, karena mereka tidak merasa

bersaing dan tidak merasa lagi ‘dijajah’ oleh masyarakat suku lain. Karena dengan

adanya kenyataan bahwa dengan menggunakan bahasa Indonesia, identitas suku dan

nilai-nilai sosial budaya daerah masih tercermin dalam bahasa daerah masing-masing.

Kedudukan dan fungsi bahasa daerah masih tegar dan tidak bergoyah sedikit pun.

Bahkan, bahasa daerah diharapkan dapat memperkaya khazanah bahasa Indonesia.

4. Alat penghubung antarbudaya antardaerah.

Manfaat bahasa Indonesia dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan bahasa Indonesia seseorang dapat saling berhubungan untuk segala aspek

kehidupan. Bagi pemerintah, segala kebijakan dan strategi yang berhubungan dengan

ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan kemanan mudah

diinformasikan kepada warga. Apabila arus informasi antarmanusia meningkat berarti

9

Page 10: Makalah Isi

akan mempercepat peningkatan pengetahuan seseorang. Apabila pengetahuan

seseorang meningkat berarti tujuan pembangunan akan cepat tercapai.

Bahasa Daerah di Indonesia Diurutkan Berdasarkan Wilayah atau Propinsi

Wilayah Bali Menggunakan Bahasa Bali

Wilayah Bali Menggunakan Bahasa Sasak

Wilayah Jawa Menggunakan Bahasa Jawa

Wilayah Jawa Menggunakan Bahasa Madura

Wilayah Jawa Menggunakan Bahasa Sunda

Wilayah Kalimantan Menggunakan Bahasa Bahau

Wilayah Kalimantan Menggunakan Bahasa Bajau

Wilayah Kalimantan Menggunakan Bahasa Banjar

Wilayah Kalimantan Menggunakan Bahasa Iban

Wilayah Kalimantan Menggunakan Bahasa Kayan

Wilayah Kalimantan Menggunakan Bahasa Kenya

Wilayah Kalimantan Menggunakan Bahasa Klemautan

Wilayah Kalimantan Menggunakan Bahasa Melayu

Wilayah Kalimantan Menggunakan Bahasa Milano

Wilayah Kalimantan Menggunakan Bahasa Ot-Danum

Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur Menggunakan Bahasa Alor

Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur Menggunakan Bahasa

Ambelan

Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur Menggunakan Bahasa Aru

Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur Menggunakan Bahasa Banda

Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur Menggunakan Bahasa Belu

Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur Menggunakan Bahasa Buru

Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur Menggunakan Bahasa Geloli

Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur Menggunakan Bahasa Goram

10

Page 11: Makalah Isi

Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur Menggunakan Bahasa Helo

Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur Menggunakan Bahasa Kadang

Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur Menggunakan Bahasa Kai

Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur Menggunakan Bahasa Kaisar

Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur Menggunakan Bahasa Kroe

Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur Menggunakan Bahasa Lain

Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur Menggunakan Bahasa Leti

Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur Menggunakan Bahasa Pantar

Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur Menggunakan Bahasa Roma

Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur Menggunakan Bahasa Rote

Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur Menggunakan Bahasa Solor

Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur Menggunakan Bahasa Tanibar

Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur Menggunakan Bahasa Tetun

Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur Menggunakan Bahasa Timor

Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur Menggunakan Bahasa Wetar

Wilayah Maluku Daerah Sekitar Halmahera Selatan Menggunakan Bahasa

Windesi

Wilayah Maluku Daerah Sekitar Halmahera Utara Menggunakan Bahasa

Ternate

Wilayah Maluku Daerah Sekitar Halmahera Utara Menggunakan Bahasa

Tidore

Wilayah Maluku Daerah Sekitar Sula Bacan Menggunakan Bahasa Bacan

Wilayah Maluku Daerah Sekitar Sula Bacan Menggunakan Bahasa Sula

Wilayah Maluku Daerah Sekitar Sula Bacan Menggunakan Bahasa Taliabo

Wilayah Nusa Tenggara Barat Menggunakan Bahasa Sasak

Wilayah Nusa Tenggara Barat Menggunakan Bahasa Sumba

Wilayah Nusa Tenggara Timur Menggunakan Bahasa Sasak

Wilayah Nusa Tenggara Timur Menggunakan Bahasa Sumbawa

11

Page 12: Makalah Isi

Wilayah Nusa Tenggara Timur Menggunakan Bahasa Tetun

Wilayah Nusa Tenggara Timur Menggunakan Bahasa Timor

Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Bungku Langku Menggunakan Bahasa

Bungkumori

Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Bungku Langku Menggunakan Bahasa Laki

Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Bungku Langku Menggunakan Bahasa

Landawe

Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Bungku Langku Menggunakan Bahasa

Mapute

Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Gate Menggunakan Bahasa Buol

Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Gate Menggunakan Bahasa Gorontalo

Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Gate Menggunakan Bahasa Kaidipan

Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Gorontalo Menggunakan Bahasa Bulanga

Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Loinan Menggunakan Bahasa Balantak

Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Loinan Menggunakan Bahasa Banggai

Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Loinan Menggunakan Bahasa Bobongko

Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Loinan Menggunakan Bahasa Loinan

Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Muna Butung Menggunakan Bahasa

Bonerate

Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Muna Butung Menggunakan Bahasa

Butung

Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Muna Butung Menggunakan Bahasa

Kalaotoa

Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Muna Butung Menggunakan Bahasa

Karompa

Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Muna Butung Menggunakan Bahasa Layolo

Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Muna Butung Menggunakan Bahasa Walio

Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulsel Menggunakan Bahasa Bugis

12

Page 13: Makalah Isi

Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulsel Menggunakan Bahasa Luwu

Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulsel Menggunakan Bahasa Makassar

Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulsel Menggunakan Bahasa Mandar

Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulsel Menggunakan Bahasa Pitu

Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulsel Menggunakan Bahasa Sa'dan

Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulsel Menggunakan Bahasa Salu

Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulsel Menggunakan Bahasa Seko

Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulsel Menggunakan Bahasa Uluna

Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulut Menggunakan Bahasa Bantik

Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulut Menggunakan Bahasa Mongondow

Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulut Menggunakan Bahasa Sangir

Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulut Menggunakan Bahasa Talaud

Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulut Menggunakan Bahasa Tambulu

Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulut Menggunakan Bahasa Tombatu

Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulut Menggunakan Bahasa Tompakewa

Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulut Menggunakan Bahasa Tondano

Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulut Menggunakan Bahasa Tontembun

Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Tomoni Menggunakan Bahasa Tomini

Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Toraja Menggunakan Bahasa Bada' Besona

Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Toraja Menggunakan Bahasa Kail

Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Toraja Menggunakan Bahasa Leboni

Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Toraja Menggunakan Bahasa Napu

Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Toraja Menggunakan Bahasa Pilpikoro

Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Toraja Menggunakan Bahasa Toraja

Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Toraja Menggunakan Bahasa Wotu

Wilayah Sumatera Menggunakan Bahasa Aceh

Wilayah Sumatera Menggunakan Bahasa Alas

13

Page 14: Makalah Isi

Wilayah Sumatera Menggunakan Bahasa Angkola

Wilayah Sumatera Menggunakan Bahasa Batak

Wilayah Sumatera Menggunakan Bahasa Enggano

Wilayah Sumatera Menggunakan Bahasa Gayo

Wilayah Sumatera Menggunakan Bahasa Karo

Wilayah Sumatera Menggunakan Bahasa Kubu

Wilayah Sumatera Menggunakan Bahasa Lampung

Wilayah Sumatera Menggunakan Bahasa Lom

Wilayah Sumatera Menggunakan Bahasa Mandailing

Wilayah Sumatera Menggunakan Bahasa Melayu

Wilayah Sumatera Menggunakan Bahasa Mentawai

Wilayah Sumatera Menggunakan Bahasa Minangkabau

Wilayah Sumatera Menggunakan Bahasa Nias

Wilayah Sumatera Menggunakan Bahasa Orang Laut

Wilayah Sumatera Menggunakan Bahasa Pak-Pak

Wilayah Sumatera Menggunakan Bahasa Rejang Lebong

Wilayah Sumatera Menggunakan Bahasa Riau

Wilayah Sumatera Menggunakan Bahasa Sikule

Wilayah Sumatera Menggunakan Bahasa Simulur

14

Page 15: Makalah Isi

BAB III

PENUTUP

1.3.a. Kesimpulan

Kehadiran bahasa Indonesia dimulai sebelum kolonial masuk ke bumi

Nusantara, dengan bukti-bukti prasasti yang ada, sampai dengan tercetusnya inpirasi

persatuan pemuda-pemuda Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1928.

Fungsi bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu fungsi bahasa

secara umum dan secara khusus. Fungsi bahasa secara umum yaitu sebagai alat untuk

mengungkapkan perasaan atau mengekspresikan diri, sebagai alat komunikasi,

sebagai alat berintegrasi dan beradaptasi social, dan sebagain alat kontrol sosial.

Sedangkan fungsi bahasa secara khusus yaitu mengadakan hubungan dalam

pergaulan sehari- hari, mewujudkan seni (sastra), mempelajari bahasa-bahasa kuno,

dan mengeksploitasi IPTEK.

Kedudukan bahasa Indonesia berada diatas bahasa-bahasa daerah. “Hasil

Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional” yang diselenggarakan di Jakarta pada

tanggal 25-28 Februari 1975 antara lain menegaskan bahwa dalam kedudukannya

sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai lambang kebanggaan

nasional, lambang identitas nasional, alat pemersatu berbagai-bagai masyarakat yang

berbeda-beda latar belakang sosial budaya dan bahasanya, dan alat perhubungan antar

budaya antar daerah.

1.3.b. Saran

1.      Kita harus memahami fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia sebagai

bahasa nasional,

2.      Kita harus berbahasa menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan

benar.

 

15

Page 16: Makalah Isi

DAFTAR PUSTAKA

1. Arifin, E. Zaenal; Tasai, S. Amran (2012). Bahasa Indonesia sebagai Mata

Kuliah Pengembangan Kepribadian. Jakarta: Pustaka Mandiri

2. Finoza, Lamuddin. (2008). Komposisi Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa

Nonjurusan Bahasa. Jakarta: Diksi Insan Mulia.

3. Muslich, Masnur. (2007). http://muslich-m.blogspot.com/2007/04/kedudukan-

dan-fungsi-bahasa-indonesia.html

4. Putri, Rahma E. (2010). http://rahmaekaputri.blogspot.com/2010/09/fungsi-

dan-kedudukan-bahasa-indonesia.html

5. http://id.wikipedia.org/wiki/

16