Upload
nadhifa-sangir
View
59
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
word
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu Teknologi Kedokteran Gigi (ITKG) merupakan ilmu yang mempelajari
teknologi alat di bidang kedokteran gigi disertai teknik aplikasi dan manipulasinya. Dengan
adanya teknologi inilah mempermudah dokter gigi untuk melakukan tindakan pengobatan
terhadap pasien. Teknologi alat yang paling utama yang harus dimiliki oleh seorang dokter
gigi adalah Dental Unit. Dental unit adalah suatu alat yang dipakai oleh dokter gigi untuk
membantpemeriksaan dan kemudian menentukan terapi apa yang dapat diberikan kepada
pasienSecara umum untuk membantu perawatan gigi dan mulut ( pengeboran, penambalan,
pembersihan, dan pemeriksaan). Yang perlu diperhatikan dalam pemilihan dental unit adalah
memilih dental unit yang sesuai dengan ergonomis ruangan praktek tersebut sehingga leluasa
dalam melakukan tindakan. Meskipun seorang dokter gigi telah memiliki teknologi alat yang
sudah lengkap bahkan canggih hal yang harus diperhatikan oleh seorang dokter gigi adalah
sterilisasi, baik sterilisasi alat, ruangan, maupun dokter gigi sendiri. Selain itu, yang sangan
dibutuhkan oleh seorang dokter gigi dalam membantu atau menunjang kerjanya adalah
instrumen dasar, yaitu instrumen yang digunakan untuk mendiagnosa pasien pertama kali.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah komponen dental unit dan jelaskan fungsinya?
2. Apakah sterilisasi yang dilakukan praktek seorang dokter gigi?
3. Apakah persiapan instrumen pada saat pemeriksaan pasien serta dasar pemilihan
instrumen?
4. Apa saja yang termasuk instrumen endodontik secara manual?
1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui komponen dental unit dan jelaskan fungsinya
2. Untuk mengetahui sterilisasi yang dilakukan praktek seorang dokter gigi
3. Untuk mengetahui persiapan instrumen pada saat pemeriksaan pasien serta dasar
pemilihan instrumen
4. Unutk mengetahui instrumen endodontik secara manual
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komponen Dental Unit Beserta Fungsi
Dalam melakukan pemeriksaan terhadap pasien, dokter gigi harus memiliki sebuah
kursi khusus dimana kursi tersebut sebagai alat dukung untuk membantu melakukan
perawatan pada pasien, yang umumnya disebut dental chair. Dental chair biasanya memiliki
satu kesatuan dengan beberapa bagian – bagian antara lain seperti tempat meletakkan alat
kerja, lampu penerang, tempat pembuangan saliva (spitun), panel control, dll sehingga
biasanya satu kesatuan ini disebut dengan dental unit. Seiring dengan perkembangan
teknologi, dari masa ke masa dental chair unit pun mengalami perkembangan. Dari yang
masih konvensionl hingga yang serba modern dan serba otomatis.
2.2 Sterilisasi yang Dilakukan Seorang Dokter Gigi
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), Standard Precautions
dikembangkan dari universal precautions dengan menggabungkan dan menambah tahapan
pencegahan yang dirancang untuk melindungi petugas kesehatan gigi dan pasien dari patogen
yang dapat menyebar melalui darah dan cairan tubuh yang lain. Standar ini harus dilakukan
untuk semua pasien ketika melakukan tindakan yang melibatkan kontak dengan darah, semua
cairan tubuh, sekresi, ekskresi (kecuali keringat), kulit dengan luka terbuka dan mukosa.
2.3 Instrumen Dasar
Instrumen dasar merupakan instrumen yang pertama kali digunakan seorang dokter
gigi untuk melakukan diagnosa terhadap pasien. Instrumen dasar juga merupakan instrumen
yang paling umum atau sering digunakan oleh seorang dokter gigi.
3
Instrumen dasar terdiri dari 4 macam:
1. Kaca mulut
2. Sonde
3. Pinset
4. Ekskavator
2.4 Instrumen Endodontik Manual
Instrumen dalam perawatan endodonti yang digerakkan dengan tangan atau manual
dapat diklasifikasikan berdasarkan fungsi, diantaranya alat standar dalam perawatan
endodonti dan instrumen khusus untuk perawatan endodonti (Tarigan, Walton, dan
Torabinejad).
Alat-alat yang termasuk kedalam instrumen endodontik manual adalah kaca mulut,
pinset endodontik, eksplorer endodontik (sonde), ekskavator endodontik, spuit endodontik,
kotak busa (spoon box), isolator karet (Rubber Dam), dll
4
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Komponen Dental Unit Beserta Fungsi
Dalam melakukan pemeriksaan terhadap pasien, dokter gigi harus memiliki sebuah
kursi khusus dimana kursi tersebut sebagai alat dukung untuk membantu melakukan
perawatan pada pasien, yang umumnya disebut dental chair. Dental chair biasanya memiliki
satu kesatuan dengan beberapa bagian – bagian antara lain seperti tempat meletakkan alat
kerja, lampu penerang, tempat pembuangan saliva (spitun), panel control, dll sehingga
biasanya satu kesatuan ini disebut dengan dental unit. Seiring dengan perkembangan
teknologi, dari masa ke masa dental chair unit pun mengalami perkembangan. Dari yang
masih konvensionl hingga yang serba modern dan serba otomatis.
Berikut adalah gambaran dental unit yang terdiri dari dental chair dan bagian-bagian
lainnya yang saling berhubungan untuk melakukan perawatan pada pasien.
gb. Dental Chair Unit
5
a. Dental chair atau kursi dental dimana berfungsi untuk mendudukkan pasien ketika
dilakukan perawatan.
Ciri-ciri:
- Berbentuk seperti kursi
- Terbuat dari busa yang dilapisi oleh bahan kulit
- Tempat duduk bisa dinaik-turunkan dan disandarkan, bisa direbahkan
- Pajangnya sekitar 1,8-2 m
b. Foot-controller dimana alat ini berfungsi untuk mengatur kecepatan sumber
penggerak pada dental unit menggunakan kaki operator. Alat ini digunakan
apabila operator tidak mampu menjangkau dari panel kerjanya.
Ciri-ciri:
- Terbuat dari logam atau non-logam
- Tombolnya mempunyai fungsi masing-masing
- Digerakkan dengan kaki operator
c. Tempat untuk sandaran dari badan pasien, dimana sandaran ini dapat diatur
letaknya untuk dududk tegak, setengah berbaring, atau berbaring sesuai dengan
kenyaman kerja dokter gigi dan pasien ketika proses perawatan dilakukan.
d. Tempat meletakkan kepala pasien, dimana sandaran kepala ini juga dapat diatur
miring ke samping kiri atau kanan atau lebih tegak atau lebih mengadah sesuai
dengan kenyaman dokter gigi dan pasien dalam proses melakukan perawatan.
e. Panel-control untuk asisten. Dimana panel ini berfungsi untuk memudahkan
asisten untuk mengontrol dental instrument misalnya saliva ejector demi
membantu pekerjaan dokter gigi.
f. Spitun, yaitu tempat untuk pembuangan hasil kumur dari pasien, baik berupa
saliva, darah, dsb. Pada spitun biasanya dilengkapi dengan selang kecil dimana air
6
akan keluar setelah pasien membuang hasil kumurnya pada spitun. Spitun ini
dapat terbuat dari kaca, plastik maupun keramik.
g. Adalah alat yang berfungsi untuk mengeluarkan air bersih yang berguna untuk
kumur-kumur pasien ketika dilakukan perawatan dental.
h. Handle atau pegangan yang digunakan untuk mengatur letak dari lampu
penerangan dengan cara mendekatkan atau menjauhkan lampu, sehingga dapat
memberikan penerangan yang tepat pada daerah kerja rongga mulut pasien.
i. Lampu penerangan yang digunakan untuk memberikan cahaya pada daerah kerja
rongga mulut pasien, sehingga operator dapat melakukan perawatan dengan
mampu melihat jelas melihat ke dalam daerah kerja. di belakang lampu biasanya
terdapat tuas kecil untuk menyalakan ataupun mematikan lampu penerangan
tersebut. Namun terdapat pula dental chair yang tombol on/off nya terdapat pada
panel control, ataupun yang memiliki sensor gerakan. Sehingga hanya dengan
lambaian tangan di depan lampu dapat mengatur apakah lampu penerangan terlalu
terang, terlalu redup ataupun ingin dimatikan atau dinyalakan.
j. Monitor yang digunakan untuk melihat hasil dari rekaman gambar rongga mulut
pasien. Monitor ini biasanya terhubung dengan kamera yang terletak pada leher
handle dari lampu penerangan.
k. Viewer yaitu tempat yang digunakan untuk melihat hasil foto roentgen.
l. Meja operator yaitu tempat yang digunakan untuk meletakkan alat-alat yang akan
digunakan untuk melakukan perawatan terhadap pasien seperti alat dasar,
petridisk bersekat, deppen glass, neirbeken, dsb.
m. Handle untuk mnggerakkan meja operator yang berisi alat-alat kerja dokter gigi,
menjauhi atau mendekati operator dan memudahkan perawatan.
7
n. Tempat dental instrument atau alat-alat untuk perawatan seperti handpiece, three
ways syringe, dan sebagainya. Untuk handpiece tedapat dental chair yang
memiliki high speed dan low speed, ataupun dental chair yang memiliki high
speed saja. Selain itu, terdapat juga dental chair yang memiliki 2 holes dan 4 holes
untuk handpiecenya. Namun dapat dipasang konektor untuk memasukkan pada
hole yang tidak sesuai.
o. Tempat meletakkan tangan pasien, agar ketika dilakukan perawatan pasien dapat
duduk nyaman dengan tangan rileks. Bagian ini dapat dibuka dengan cara menarik
ke atas, ke bawah, atau ke samping luar, yang akan memudahkan pasien ketika
akan duduk di dental chair atau akan keluar dari dental chair, sehingga tidak
tersangkut pada dudukan tangan.
p. Handle untuk mnggerakkan meja yang berisi alat-alat kerja dokter gigi, menjauhi
atau mendekati operator, mengangkat, atau menurunkan posisinya demi
memudahkan operator melakukan perawatan.
3.2 Sterilisasi yang Dilakukan Seorang Dokter Gigi
3.2.1 Sterilisasi Diri Sendiri
Yang termasuk perlindungan diri adalah mencuci tangan, pemakaian baju praktek,
penggunaan sarung tangan, penggunaan kaca mata pelindung, penggunaan masker,
penggunaan rubber dam dan imunisasi.
1. Cuci Tangan
Mencuci tangan dengan sabun perlu dilakukan setiap sebelum dan sesudah merawat
pasien. Setiap kali selesai perawatan, sarung tangan harus dibuang dan tangan harus dicuci
lagi sebelum mengenakan sarung tangan yang baru.
Prosedur mencuci tangan yang benar adalah sebagai berikut :
a. Tangan dibasahkan dengan air di bawah kran atau air mengalir.
8
b. Sabun cair yang mengandung zat antiseptik dituang ketangan dan digosok sampai
berbusa.
c. Kedua telapak tangan digosok sampai ke ujung jari. Selanjutnya, kedua bagian
punggung tangan digosok. Jari dan kuku serta pergelangan tangan juga dibersihkan.
Semua ini dilakukan selama sekitar 10-15 detik.
d. Tangan dibilas bersih dengan air mengalir.
e. Tangan dikeringkan dengan menggunakan tisu. Mengeringkan tangan dengan kertas
tisu adalah lebih baik dibandingkan mengeringkan tangan menggunakan mesin
pengering tangan, karena mesin pengering tangan umumnya menampung banyak
bakteri.
2. Pemakaian Jas Praktek
Dokter gigi dan stafnya harus memakai jas praktek yang bersih dan sudah dicuci. Jas
tersebut harus diganti setiap hari dan harus diganti saat terjadi kontaminasi. Jas praktek harus
dicuci dengan air panas dan deterjen serta pemutih klorin, bahkan jas yang terkontaminasi
perlu penanganan tersendiri. Bakteri patogen dan beberapa virus, terutama virus hepatitis B
dapat hidup pada pakaian selama beberapa hari hingga beberapa minggu.
3. Penggunaan Sarung Tangan
Semua dokter gigi dan stafnya harus memakai sarung tangan lateks atau vinil sekali
pakai. Hal ini untuk melindungi dokter gigi, staf dan pasien. Tujuan penggunaan sarung
tangan adalah untuk mencegah bersentuhan langsung dengan darah, saliva, mukosa, cairan
tubuh, atau sekresi tubuh lainnya dari penderita. Sarung tangan vinil dapat dipakai untuk
mereka yang alergi terhadap lateks. Sarung tangan harus diganti setiap selesai perawatan pada
setiap pasien.
9
Ada tiga macam sarung tangan yang dipakai dalam bidang kedokteran gigi, diantaranya :
a. Sarung tangan lateks yang bersih harus digunakan pada saat dokter gigi memeriksa
mulut pasien atau merawat pasien tanpa kemungkinan terjadinya perdarahan.
b. Sarung tangan steril harus digunakan saat melakukan tindakan bedah atau
mengantisipasi kemungkinan terjadinya perdarahan pada perawatan.
c. Sarung tangan heavy duty harus dipakai saat membersihkan alat, permukaan kerja atau
saat menggunakan bahan kimia.
4. Penggunaan Masker
Pemakaian masker seperti masker khusus untuk bedah sebaiknya digunakan pada saat
menggunakan instrumen berkecepatan tinggi untuk mencegah terhirupnya aerosol yang dapat
menginfeksi saluran pernafasan atas dan bawah. Efektifitas penyaringan dari masker
tergantung pada bahan yang dipakai (masker polipropilen lebih baik dari masker kertas) dan
lama pemakaian (efektif 30 – 60 menit). Sebaiknya menggunakan satu masker untuk satu
pasien.
5. Penggunaan Kacamata Pelindung
Kacamata pelindung harus dipakai dokter gigi dan stafnya untuk melindungi mata
dari debris yang diakibatkan oleh high speed handpiece dan pembersihan karang gigi baik
secara manual maupun ultrasonik. Perlindungan mata dari saliva, mikroorganisme, aerosol
dan debris sangat diperlukan untuk dokter gigi maupun staf.
2.1.2 Sterilisasi Instrumen
Sterilisasi adalah setiap proses (kimia atau fisik) yang membunuh semua bentuk hidup
terutama mikroorganisme termasuk virus dan spora bakteri. Sterilisasi dilakukan dalam 4
tahap, yaitu :
10
1. Pembersihan sebelum Sterilisasi
Sebelum disterilkan, alat-alat harus dibersihkan terlebih dahulu dari debris organik,
darah dan saliva. Dalam kedokteran gigi, pembersihan dapat dilakukan dengan cara
pembersihan manual atau pembersihan dengan ultarsonik. Pembersihan dengan memakai alat
ultrasonik dengan larutan deterjen lebih aman, efisien dan efektif dibandingkan dengan
penyikatan. Gunakan alat ultrasonik yang ditutup selama 10 menit. Setelah dibersihkan,
instrumen tersebut dicuci dibawah aliran air dan dikeringkan dengan baik sebelum
disterilkan. Hal ini penting untuk mendapatkan hasil sterilisasi yang sempurna dan untuk
mencegah terjadinya karat.
2. Pembungkusan
Setelah dibersihkan, instrumen harus dibungkus untuk memenuhi prosedur klinik
yang baik. Instrumen yang digunakan dalam kedokteran gigi harus dibungkus untuk
sterilisasi dengan menggunakan nampan terbuka yang ditutup dengan kantung sterilisasi yang
tembus pandang, nampan yang berlubang dengan penutup yang dibungkus dengan kertas
sterilisasi, atau dibungkus secara individu dengan bungkus untuk sterilisasi yang dapat dibeli.
3. Proses Sterilisasi
Sterilisasi dapat dicapai melalui metode berikut:
a. Pemanasan basah dengan Tekanan Tinggi (Autoclave)
Cara kerja autoclave sama dengan Pressure cooker. Uap jenuh lebih efisien
membunuh mikroorganisme dibandingkan dengan maupun pemanasan kering. Instrumen
tersebut dapat dibungkus dengan kain muslin, kertas, nilon, aluminium foil, atau plastik yang
dapat menyalurkan uap.
b. Pemanasan Kering (Oven)
Penetrasi pada pemanasan kering kurang baik dan kurang efektif dibandingkan
dengan pemanasan basah dengan tekanan tinggi. Akibatnya, dibutuhkan temperatur yang
11
lebih tinggi 1600C atau 1700C dan waktu yang lebih lama (2 atau 1 jam) untuk proses
sterilisasi. Menurut Nisengard dan Newman suhu yang dipakai adalah 170°C, selama 60
menit, untuk alat yang dapat menyalutkan panas adalah 190°C, sedangkan untuk instrumen
yang tidak dibungkus 6 menit.
c. Uap Bahan Kimia (Chemiclave)
Kombinasi dari formaldehid, alkohol, aseton, keton, dan uap pada 138 kPa merupakan
cara sterilisasi yang efektif. Kerusakan mikroorganisme diperoleh dari bahan yang toksik dan
suhu tinggi. Sterilisasi dengan uap bahan kimia bekerja lebih lambat dari autoclave yaitu 138-
176 kPa selama 30 menit setelah tercapai suhu yang dikehendaki. Prosedur ini tidak dapat
digunakan untuk bahan yang dapat dirusak oleh bahan kimia tersebut maupun oleh suhu yang
tinggi. Umumnya tidak terjadi karatan apabila instrumen telah benar-benar kering sebelum
disterilkan karena kelembaban yang rendah pada proses ini sekitar 7-8%. Keuntungan
sterilisasi dengan uap bahan kimia adalah lebih cepat dibandingkan dengan pemanasan
kering, tidak menyebabkan karat pada instrumen atau bur dan setelah sterilisasi diperoleh
instrumen yang kering. Namun instrumen harus diangin-anginkan untuk mengeluarkan uap
sisa bahan kimia.
4. Penyimpanan yang Aseptik
Setelah sterilisasi, instrumen harus tetap steril hingga saat dipakai. Penyimpanan yang
baik sama penting dengan proses sterilisasi itu sendiri, karena penyimpanan yang kurang baik
akan menyebabkan instrumen tersebut tidak steril lagi. Lamanya sterilitas tergantung pada
tempat dimana instrumen itu disimpan dan bahan yang dipakai untuk membungkus. Daerah
yang tertutup dan terlindung dengan aliran udara yang minimal seperti lemari atau laci
merupakan tempat penyimpanan yang baik. Pembungkus instrumen hanya boleh dibuka
segera sebelum digunakan, apabila dalam waktu satu bulan tidak digunakan harus disterilkan
ulang.
12
3.3 Instrumen Dasar
1. Kaca mulut, yaitu sebuah kaca kecil berbentuk bundar dan diberi gagang. Alat ini
akan dimasukkan ke dalam rongga mulut untuk melihat keadaan gigi dan jaringan
di sekitar gigi. Kaca mulut merupakan peralatan utama. Dengan alat ini, lubang
yang tersembunyi dapat dilihat oleh dokter gigi.
2. Sonde, yaitu alat yang ujungnya tajam, bisa berbentuk melengkung atau lurus.
Gunanya untuk mendeteksi adanya karies atau lubang gigi, terutama di daerah
yang tersembunyi atau di antara gigi. Dengan ujungnya tersembunyi bisa
dideteksi.
13
3. Pinset, yang digunakan utuk mengambil sesuatu. Di bidang kedokteran gigi,
pinset digunakan untuk mengambil berbagai macam benda, baik kapas maupun
kotoran, dari dalam rongga mulut.
4. Excavator, alat yang kedua ujungnya berbentuk seperti sendok, yang digunakan
yang tajam, karies yang kecil berupa titik atau yang untuk
mengorek/membersihkan kotoran di dalam karies.
3.4 Instrumen Endodonti Secara Manual
Instrumen dalam perawatan endodonti yang digerakkan dengan tangan atau manual dapat
diklasifikasikan berdasarkan fungsi, diantaranya alat standar dalam perawatan endodonti dan
instrumen khusus untuk perawatan endodonti (Tarigan, Walton, dan Torabinejad)
14
1. Kaca mulut
Instrumen ini disebut juga Front Surface Mirror. Alat berfungsi untuk melihat
keadaan rongga mulut yang tidak dapat dilihat secara langsung dan dapat sebagai alat bantu
diagnosis. Kaca mulut memiliki garis tengah yang bermacam-macam, bahkan ada dengan
ukuran mini yang digunakan pada bedah endodontik.
2. Pinset endodontik
Instrumen ini disebut juga Endolocking Tweezer, mempunyai pengunci sehingga
sewaktu benda dijepit, tidak akan terlepas. Ujung instrumen mempunyai lekukan sehingga
mudah untuk memegang bahan, seperti paper point, cone gutaperca, gulungan kapas, dll.
3. Eksplorer endodontik (sonde)
Instrumen ini terbuat dari baja dengan ujung yang tajam. Eksplorer terbagi atas
double ended yaitu berujung lurus dan bengkok, dan single ended. Ujung yang lurus
digunakan untuk mencari posisi orifisum saluran akar, sedangkan ujung yang bengkok untuk
mendeteksi undercut pada atap pulpa
15
4. Ekskavator endodontik
Disebut Endolocking tweezer, bentuk ekskavator endodontik hampir sama dengan
ekskavator alat standar, hanya saja instrumen ini mempunyai bentuk ujung yang lebih kecil,
pipih, dan tajam. Instrumen ini berfungsi memotong sisa-sisa dentin yang menggantung pada
atap pulpa.
5. Spuit endodontik
Merupakan spuit khusus dengan ujung jarum pipih yang berlubang pada sepertiga
bagian lateral dan ujung tumpul. Disain ini dibuat untuk mencegah penetrasi ke dalam saluran
akar yang berdiameter kecil.
Instrumen Pengukur Panjang Kerja
Instrumen yang digunakan untuk mengukur panjang kerja terdiri dari:
1. Radiografi, yaitu gambaran rontgen dari gigi yang akan dirawat
2. Instrumen intrakanal yang dilengkapi dengan stoper karet
3. Penggaris endodontik (Endoblock)
4. Endodonti meter, merupakan alat pengukur panjang kerja secara elektrik, contoh
Apexlocator
Instrumen Preparasi Saluran Akar
1. Smooth (Broaches) = jarum miller
Merupakan instrumen yang mempunyai dua penampang melintang, yaitu bulat dan
segitiga, terbuat dari baja yang halus dan runcing. Berguna untuk:
16
a. Eksplorasi untuk mendapatkan orifisum dan saluran akar
b. Sebagai instrumen pembantu dalam pengukuran panjang kerja
c. Mempunyai fungsi tambahan, yaitu sebagai instrumen pembersih saluran
akar dengan melingkarkan kapas pada bilahnya (blade)
2. Barbed broaches (jarum ekstirpasi)
Suatu instrumen yang mempunyai kait-kait yang berinklinasi ke arah pegangannya.
Pemakaian instrumen ini jangan diputar disaluran akar atau dipaksakan masuk ke saluran
akar yang bengkok. Instrumen ini berguna untuk:
a. Instrumen pengait dalam pengambilan jaringan pulpa dan jaringan
nekrotik dan saluran akar
b. Mengambil pecahan tambalan, instrumen, kapas, paper point yang ada di
dalam saluran akar
3. Reamer
Suatu instrumen perawatan saluran akar yang mempunyai penampang segitiga yang
dipellintir dengan pangkal yang tertahan sehingga membentuk spiral semakin ke
ujung semakin kecil dan runcing. Berguna untuk melebarkan saluran akar dan unutk
pengisian saluran akar.
17
4. K-file
Instrumen ini terbuat dari kawat bulat yang dimodifikasi menjadi instrumen yang
lonjong disertai ujung yang dapat memotong. Instrumen ini dipakai dengan gerak
memutar (reaming) dan gerak menarik (filing) untuk membersihkan, menghaluskan
salurann akar.
5. H-file (headstrom)
Instrumen ini di desain seperti corong, sesuai dengan fungsinya yaitu membentuk
saluran akar seperti corong sehingga memudahkan pada waktu obturasi saluran akar.
Instrumen ini mudah patah karena diameter potongan melintangnya kecil
dibandingkan dengan instrumen lain yang seukuran.
6. Protoper Hand Instrumen
Instrumen yang satu ini merupakan saudara kembarnya dari instrumen rotary,
perbedaannya terletak pada handelnya. Protaper hand intrument ini memiliki
karakteristik yang sangat unik, yaitu:
a. Peningkatan perentase taper yang bervariasi pada bilah pemotong sehingga
protaper ini bersifat fleksibel dan mengurangi beban putar yang
berlebihan, serta peningkatan efisiensi.
b. Pembentukan sudur helical dan pitch yang seimbang membuat efisiensi
pemotong dan pembersih menjadi lebih besar, dan mencegah intrumen
terpelintir.
c. Penampang melintang berbentuk segitiga cembung, jadi mengurangi
daerah kontak antara file dengan dentin.
18
d. Pemodifikasian pada ujung tip yang terarah supaya mengikuti saluran akar,
dengan menembus hambatan jaringan lunak tanpa merusak dinding saluran
akar.
Instrumen Obturasi Saluran Akar
Spreader dan Plugger
Spreader berbentuk seperti eksplorer, tetapi dengan ukuran yang lebih panjang,
mempunyai ukuran bervariasi dari 3-6. Instrumen ini digunakan untuk mengkonden-sasikan
dan mengadaptasikan gutaperca dan menciptakan ruangan untuk pengisian kon gutaperca
tambahan. Instrumen ini ada yang bergagang panjang, memiliki shank yang menyambung
dengan gagang logam (handled type), atau tipe-jari.
Plugger (pemampat) berbentuk lurus dengan ujung yang tumpul dan datar. Instrumen
ini digunakan untuk memadatkan gutaperca pada kondensasi lateral dan vertikal.
Lentulo
Lentulo adalah kawat yang dipelintir, digunakan dengan henpis rendah. Instrumen ini
berguna sebagai alat pembawa sealer ke saluran akar.
19
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dengan adanya teknologi mempermudah dokter gigi untuk melakukan tindakan
pengobatan terhadap pasien. Teknologi alat yang paling utama yang harus dimiliki oleh
seorang dokter gigi adalah Dental Unit. Dental unit adalah suatu alat yang dipakai oleh
dokter gigi untuk membantpemeriksaan dan kemudian menentukan terapi apa yang dapat
diberikan kepada pasienSecara umum untuk membantu perawatan gigi dan mulut
( pengeboran, penambalan, pembersihan, dan pemeriksaan). Yang perlu diperhatikan dalam
pemilihan dental unit adalah memilih dental unit yang sesuai dengan ergonomis ruangan
praktek tersebut sehingga leluasa dalam melakukan tindakan. Meskipun seorang dokter gigi
telah memiliki teknologi alat yang sudah lengkap bahkan canggih hal yang harus diperhatikan
oleh seorang dokter gigi adalah sterilisasi, baik sterilisasi alat, ruangan, maupun dokter gigi
sendiri. Selain itu, yang sangan dibutuhkan oleh seorang dokter gigi dalam membantu atau
menunjang kerjanya adalah instrumen dasar, yaitu instrumen yang digunakan untuk
mendiagnosa pasien pertama kali.
20
DAFTAR PUSTAKA
Bence, R, 1997, Buku Pedoman Endodontik Klinik (terj), ed.ke-1, h. 257-276, Penerbit
Universitas Indonesia, Jakarta.
Walton, R.ze, dan Torabinejad, M, 1998, Prinsip dan Praktik Ilmu Endodonsi (terj), ed ke-2,
Penerbut Buku Kedokekteran EGC, Jakarta.
Dougherti, M. Information for Consideretion in An Ergonomic Standar for Dentistry
21