36
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman jagung merupakan salah satu tanaman pangan di Indonesia yang merupakan famili dari gramineae. Jagung merupakan tanaman semusim (annual), dengan satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif. Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi, meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan..Taksonomi tanaman jagung adalah sebagai berikut: Kingdom: Plantae (tumbuh-tumbuhan), Divisio: Spermatophyta (tumbuhan berbiji), Sub Divisio: Angiospermae (berbiji tertutup), Classis : Monocotyledone (berkeping satu), Ordo: Graminae (rumput-rumputan),Familia: Graminaceae, Genus : Zea, Species : Zea mays L. Dalam budidaya jagung terdapat beberapa faktor umum yang harus diperhatikan. Faktor umum yang harus diperhatiakan antara lain seperti faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal menyangkut sifat genetis yang terkandung pada tanaman yang akan dibudidayakan. Faktor genetis pada tanaman yaitu keunggulan-keunggulan tertentu yang dimiliki oleh tanaman itu sendiri, seperti genetis yang mendukung jumlah produksi tanaman, mendukung tanaman agar toleran terhadap faktor biotik dan abiotik yang kurang menguntungkan. Sedangkan faktor eksternal mencakup keadaan lingkungan di sekitar tempat

makalah jagung

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah jagung

Citation preview

Page 1: makalah jagung

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Tanaman jagung merupakan salah satu tanaman pangan di Indonesia yang merupakan

famili dari gramineae. Jagung merupakan tanaman semusim (annual), dengan satu siklus

hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap

pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif. Tinggi tanaman

jagung sangat bervariasi, meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1m

sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa diukur dari

permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan..Taksonomi tanaman jagung

adalah sebagai berikut: Kingdom: Plantae (tumbuh-tumbuhan), Divisio: Spermatophyta

(tumbuhan berbiji), Sub Divisio: Angiospermae (berbiji tertutup), Classis : Monocotyledone

(berkeping satu), Ordo: Graminae (rumput-rumputan),Familia: Graminaceae, Genus :

Zea, Species : Zea mays L.

Dalam budidaya jagung terdapat beberapa faktor umum yang harus diperhatikan.

Faktor umum yang harus diperhatiakan antara lain seperti faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal menyangkut sifat genetis yang terkandung pada tanaman yang akan

dibudidayakan. Faktor genetis pada tanaman yaitu keunggulan-keunggulan tertentu yang

dimiliki oleh tanaman itu sendiri, seperti genetis yang mendukung jumlah produksi tanaman,

mendukung tanaman agar toleran terhadap faktor biotik dan abiotik yang kurang

menguntungkan. Sedangkan faktor eksternal mencakup keadaan lingkungan di sekitar tempat

tanaman tumbuh, baik itu lingkungan biotik dan lingkungan abiotik. Lingkungan biotik

meliputi makhluk hidup yang ada disekitar jagung yang berperan positif ataupun berperan

negatif sebagai hama bagi jagung, sedangkan lingkungan abiotik, meliputi iklim, tanah, tinggi

tempat, intensitas cahaya, curah hujan dan lain sebagainya.

Jagung dapat tumbuh dengan baik pada daerah yang beriklim panas, dengan curah

hujan 100-200mm/bulan. Tanah yang cocok untuk tanaman jagung adalah tanah yang gembur

dengan pH optimal mendekati netral, tidak bisa tumbuh secara optimal dalam kondisi asam.

Ketinggian yang paling tepat untuk budidaya tanaman jagung adalah antara 0-1300 m di atas

permukaan laut. Untuk varietas yang digunakan sebaiknya varietas-varietas unggul. Namun

pada dasarnya ada beberapa varietas jagung yang biasa digunakan, antara lain Abimanyu,

Arjuna, Bromo, Bastar Kuning, Bima, Genjah Kertas,dll. Untuk pemberian unsur hara, perlu

dilakukan sesuai dengan dosis dan kebutuhan jagung. Sedangkan pemeliharaan dilakukan

Page 2: makalah jagung

secara rutin, termasuk dalam hal pengairan dan pemberantasan organisme pengganggu

tanaman yang bisa mengurangi hasil produksi jagung.

Tanaman jagung merupakan komoditi tanaman pangan yang dibutuhkan dalam

jumlah yang sangat banyak, di Indonesia jagung banyak digunakan sebagai produk konsumsi

maupun sebagai pakan ternak. Sekarang ini telah banyak informasi yang menyebutkan bahwa

harus ada bahan makanan pengganti beras. Selain gandum, singkong, dan sagu, sebenarnya

jagung memiliki  potensi yang sangat besar untuk menggantikan beras. Karena, jagung

merupakan sumber  karbohidrat sebagaimana beras, dan dapat dijadikan bahan baku untuk

aneka ragam produk  olahan. Di beberapa daerah di Indonesia, misalnya Nusa Tenggara,

telah  menggunakan jagung sebagai bahan pangan pokok Sehubungan dengan tingginya

permintaan terhadap tanaman jagung dan produksi jagung di Indonesia yang kurang

maksimal, maka dibutuhkan inovasi-inovasi baru yang bisa meningkatkan produksi tanaman

ini.

1.2  Tujuan

1.      Untuk mengetahui dan menghitung produktivitas tanaman jagung.

2.      Untuk mengetahui teknik budidaya tanaman jagung yang baik sesuai dengan kondisi tanah.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman jagung cocok ditanam di Indonesia, karena kondisi tanah dan iklim yang

sesuai. Disamping itu tanaman jagung tidak banyak menuntut persyaratan tumbuh serta

pemeliharaanyapun lebih mudah, maka banyak jika petani yang selalu mengusahakan

lahannya dengan tanaman jagung. Jagung dimanfaatkan oleh warga indonesia untuk

kebutuhan pangan dan atau ntuk lain-lainnya sesuai dengan keinginan konsumen. Sebagai

pemenuhan kebutuhan pangan, jagung merupakan salah satu alternative pengganti beras. Di

wilayah Jawa Timur masih banyak pedagang yang menjual nasi jagung maupun beras jagung,

baik itu yang berupa jagung biasa yang sudah dirontokkan dari tongkolnya maupun jagung

yang telah digiling menjadi beras jagung. Jadi banyak para petani yang menggunakan

lahannya untuk dimanfaatkan sebagai lahan pembudidayaan jagung (AAK,1993).

Page 3: makalah jagung

Jagung merupakan pokok penting yang menyumbang sekitar 64% dari total asupan

kalori harian pedesaan orang dan menyumbang sekitar 15,4% dari

protein yang dihasilkan oleh tanaman di dunia. Tanaman ini tumbuh subur di tumpangsari

dan tanam relay di tanam sistem, dan memiliki pemulihan cepat dan biomassa rendahnya

ekonomi produksi. Cukup dan seimbang pasokan hara tanah terutama N, P dan K elemen

yang penting untuk produksi jagung (I., Ezeaku P., 2010).

Di Indonesia rata-rata produksi jagung manis pada tahun 2006 mencapai 2,89 ton

tongkol segar/ha (BPS, 2005). Produksi tersebut masih rendah jika dibandingkan dengan

hasil jagung manis lembah Locyer Australia yang mencapai hasil 7–10 ton tongkol

segar/ha.Secara umum rendahnya produksi jagung manis tersebut dapat disebabkan oleh

beberapa faktor antara lain adanya serangan hama dan penyakit. Hama yang selalu dijumpai

pada pertanaman jagung manis adalah penggerek tongkol jagung Helicoverpa armigera

Hubner. Di Sulawesi Tengah hama ini menyerang lahan petani pada setiap musim tanam

dengan intensitas serangan pada musim tanam tahun 2001 berkisar 15–69,3%

(Khasanah,2008).

Tanaman jagung dapat tumbuh baik hampir disemua macam tanah. Tetapi tanaman ini

akan tumbuh baik pada tanah yang gembur, kaya akan humus. Tana yang padat serta kuat

menahan air tidak baik untuk untuk ditanami jagung, karena pertumbuhan akarnya akan

kurang baik atau akar-akarnya akan menjadi busuk. Pengaturan jarak tanam juga akan

berpengaruh pada pertumbuban dan produksi. Peningkatan kerapatan tanaman per satuan luas

sampai batas tertentu dapat meningkatkan hasil. akan tetapi penambaban jumlah tanaman

selanjutnya akan menurunkan hasil karena teIjadi kompetisi harn, air, radiasi matahari dan

ruang tumbuh (Suprapto,1982).

Jagung telah digambarkan sebagai tanaman emas karena setiap bagian tanaman yang

berguna untuk manusia dan nya hewan. Ini adalah tanaman lintas -penyerbukan dan seperti

setiap tanaman diserbuki lainnya silang, yang fenotipik dan atribut genotipik yang

dikendalikan oleh kualitatif dan gen kuantitatif dan dengan demikian, dapat diubah melalui

manipulasi genetik dan pilihan (O.,Okporie E., 2008).

Varietas-varietas jagung yang ada di Indonesia memiliki sifat biji yang keras karena

dikembangkan dalam rangka proteksi terhadap serangan hama penyakit. Varietas sejenis ini

memiliki karakteristik kandungan protein yang rendah karena tidak memiliki gen opaque-2

yang mengendalikan kadar protein. Menurut Weingartner (2002) adanya gen opaque-2,

dapatmeningkatkan kandungan protein, tetapi dilainpihak menyebabkan biji jagung lunak,

Page 4: makalah jagung

dan rapuh.Ahli pemuliaan mulai mengembangkan tanamanjagung yang memiliki kadar

protein yang tinggidengan cara menginduksi gen opaque-2 kedalamsuatu varietas, tetapi cara

tersebut memunculkansifat yang tidak diinginkan seperti rendahnya produksi dan sifat

kerapuhan biji (Wijaya dkk,2007).

Lokasi usaha adalah salahsatu faktor yang perlu mendapatkan perhatian karena

menyangkut tempat tumbuh tanaman. Tanaman jgung merupakan tanaman yang

berfotosintesis C4, maksudnya mempunyai kapasitas fotosintesis tinggi. Selain jagung, yang

termasuk dalam tanaman C4 adalah sorgum dan tebu. Berdasarkan pengamatan, jagung dapat

dibagi menjadi 3 jenis yaitu jagung komposit, jagung Hibrida dan jagung Transgenik (Tim

Penulis PS,2001).

Peneliti mencatat bahwa konsentrasi nitrat jagung pada akhir

musim adalah indikator yang dapat menggambarkan status N tanaman selama

pertumbuhannya. Tanaman jagung memiliki NO3 yang lebih besar yang terakumulasi pada

tanaman tersebut. Dengan meningkatnya tingkat N, mungkin menunjukkan N yang

terakumulasi dalam tangkai dari aplikasi N kelebihan. Beberapa studi telah menunjukkan

bahwa konsentrasi N dalam tunas dapat lebih besar dari persyaratan minimum tanaman agar

dapat tumbuh maksimum. Studi yang dilakukan oleh Plenet dan Lemaire (1999)

menunjukkan bahwa N konsentrasi bahan kering tunas (DM) bisa sampai 65% lebih tinggi

dari persyaratan minimum untuk pertumbuhan maksimum dalam tanaman jagung pada sistem

irigasi (Liu.P,2011).

Plasma nutfah tanaman jagung yang tumbuh didunia mempunyai banyak jenis atau

varietas. Para ahli botani mengidentifikasi keragaman genetik tanaman jagung kedalam ras-

ras. Identifikasi ras-ras jagung petama kali dilakukan di Meksiko. Penelitian yang sama juga

dilakukan di Amerika Serikat. Di benua Amerika sendiri tercatat ada 276 jenis jagung

(Rukmana,1997).

Dua butir jagung yang ditanam perlubang dapat tumbuh tegak dalam 2 minggu masa

pertumbuhannya. Setelah tanaman dipanen, dikeringkan, ditumbuk, ditimbang dan data hasil

disesuaikan dengan 14% kadar air. Percobaan digunakan untuk menguji sisa efek dari limbah

dan diulang dalam musim tanam kedua dan ketiga, dengan menggunakan prosedur yang sama

seperti pada musim tanam pertama. Teryata tanaman jagung dapat dijadikan indikator pada

tanah tercemar limbah (Mbah C.N.2008).

Jagung Hibrida adalah jagung yang pada proses pembuatannya dengan cara

pemuliaan dan penyilangan antara jagung induk jantan dan jagung induk betina sehingga

menghasilkan jagung jenis baru yang memiliki sifat keunggulan dari kedua induknya. Ada

Page 5: makalah jagung

beberapa faktor utama yang yang sangat vital bagi pertumbuhan dan perkembangbiakan

jagung hibrida. Walaupun beberapa syarat tumbuh lainnya terpenuhi, jika masih ada syarat

lainnya yang tidak terpenuhi, maka cukup sulit mendapatkan hasil yang maksimal

(Warisno,1998).

BAB 3. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Teknik Produksi Tanaman Jagung ini dilakukan pada hari Senin, 1 Oktober

2012 pada pukul 13:45 sampai selesai, di lahan Agrotechnopark, Universitas Jember.

3.2 Bahan dan Alat

3.2.1 Bahan

1. Benih jagung

2. Tanah

3. Pupuk (urea, SP-36, KCl)

4. Bahan Organik

3.2.2 Alat

1. Cangkul

2. Tugal

3. Roll meter

4. Tali rafia

5. Papan nama

6. Ayakan

7. Timba

8. Polibag ukuran 40x60

9. Kertas label

3.3 Cara Kerja

1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.

2. Menyiapkan media tanam dengan cara mengayak tanah, dan menjemur sampai kerig angin.

3. Mengambil sampel tanah kemudian dianalisis sidik cepat untuk mengetahui kondisi tanah

melalui pH, C-Organik, dan sifat fisik tanah.

Page 6: makalah jagung

4. Memasukkan tanah sebanyak 10 kg ke dalam polibag, untukperlakuan dengan penambahan

BO berat tanah disesuaikan, kemudian menyiram dengan air.

5. Menanam benih jagung pada masing-masing perlakuan.

6. Pemupukan SP-36 dan KCl serta penambahan bahan organik seeseui dengan dosis anjjuran

sidik cepat sedangkan untuk pupuk urea sesuai dengan perlakuan

7. Melakukan pengamatan secara rutin.

BAB 4. PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Berdasarkan praktikum dan pengamatan yang dilakukan pada tanaman jagung dapat

diperoleh hasil berupa tabel sebagai berikut :

PerlakuanMinggu

KeRerataTinggi

tan

Rerata Jumlah Daun

Rerata Diameter Batang

RerataPanjang

Akar

Rerata Jumlah

Akar

1

1 3,85 4,51

4,17 85,95 28,52

2 35,04 5,523 30,25 84 65,91 8,585 106,23 9,736 140,1 10,757 179,1 12,58 169,55 14,05

Page 7: makalah jagung

2

1 8,25 4,75

8,62 77,83 31,1

2 27,54 5,253 55,63 7,554 78,93 9,875 119,93 10,086 143,98 9,37 161,3 10,478 176,71 12,56

3

1 4,05 10,5

3,12 16,15 3,17

2 6,4 3,53 14,7 5,14 21,8 5,55 39 5,756 95,5 6,877 57,87 7,88 61 8,2

Tabel 1. Tabel Data Golongan Hasil Pengamatan Jagung

4.2 Pembahasan

Pada tanggal 22 sampai 24 November 2012 telah terselenggara Konferensi Jagung

Internasional atau Internasional Maize Conference (IMC) yang telah digelar di Indonesia.

Provinsi Gorontalo selaku provinsi penghasil jagung telah berhasil menjadi tuan rumah

penyelenggaraan Konferensi Jagung Internasional atau Internasional Maize Conference

(IMC). Konferensi tersebut dihadiri pihak Kementerian Pertanian, para gubernur se-Sulawesi,

dan sejumlah pengusaha baik nasional maupun internasional. Pertemuan tersebut membahas

berbagai hal khususunya menyangkut seminar tentang integrasi agribisnis jagung dan ternak,

selain itu dibahas juga upaya peningkatkan ketahanan jagung pada iklim tropis,

pengembangan teknologi jagung, peluang menjadikan komoditi jagung memberantas

kemiskinan, beserta tantangan dan peluang pengembangan jagung di Indonesia dan di seluruh

dunia.

Berdasarkan hasil keputusan oleh ilmuwan, peneliti, tenaga ahli khusus, pemerintah

setempat, perusahaan industri benih, pupuk, dan pestisida, organisasi pemerintah dan

lembaga swadaya masyarakat, serta pengusaha jagung, menyatakan konferensi itu akan

menjadi penggerak ekonomi Sulawesi-Indonesia di bidang pertanian melalui produk jagung.

Hal tersebut dikarenakan jagung merupakan produk biji-bijian ketiga yang paling banyak

diminati dunia dan diperdagangkan setelah gandum dan beras sebagai bahan pangan. Jagung

yang berasal dari daerah Gorontalo Sulawesi-Indonesia, saat ini paling banyak diminati

negara-negara Amerika Latin dan Afrika. Seandainya di masa yang akan datang tingkat

Page 8: makalah jagung

produksi jagung di Indonesia mencapai 828 juta ton maka komoditi tersebut akan mampu

memberi efek pembangunan ekonomi diIndonesia di bidang pertanian.

Jagung memiliki nama latin Zea mays, adalah tanaman rerumputan tropis yang sangat

adaptif terhadap perubahan iklim dan memiliki masa hidup 70-210 hari. Jagung dapat tumbuh

hingga ketinggian 3 meter. Tidak seperti tanaman biji-bijian lain, tanamn jagung merupakan

satu satunya tanaman yang bunga jantan dan betinanya terpisah. Untuk mengetahui lebih

dalam tentang tanaman jagung, perlu adanya pemahaman morfologi, anatomi, dan faktor-

faktor yang berkaitan dengan tanaman jagung, mulai dari kondisi iklim, lahan tanam, cara

penanaman serta pertumbuhannya. Berikut morfologi dan anatomi tanaman Jagung yang

disebutkan oleh Arghya Narendra (2011) Mahasiswa S-1 Beasiswa Unggulan Program Studi

Agroteknologi 2011 Fakulas Pertanian UNEJ dalam Blogspotnya.

1. Biji

Biji tanaman jagung dikenal sebagai kernel terdiri dari 3 bagian utama, yaitu dinding

sel, endosperma, dan embrio. Bagian biji ini merupakan bagian yang terpenting dari hasil

pemaneman. Bagian biji rata-rata terdiri dari 10% protein, 70% karbohidrat, 2.3% serat. Biji

jagung juga merupakan sumber dari vitamin A dan E. (Belfield dan Brown, 2008).

Embrio pada tanaman jagung terletak dibawah endosperma. Jaringan endosperma

bersifat padat. Embrio terdiri dari radicula dan plumula. Radikula pada embrio dilindungi

oleh sel-sel colerorhiza. Plumula dilindungi oleh sel-sel aleuron sel. Sel aleuron bertipe kecil,

padat dan berbentuk persegi. Lapisan pelindung paling luar yang menutupi seluruh biji adalah

pericarp (Malti et al., 2011).

2. Daun

Pada awal fase pertumbuhan, batang dan daun tidak bisa dibedakan secara jelas. Ini

dikarenakan titik tumbuh masih dibawah tanah. Daun baru dapat dibedakan dengan batang

ketika 5 daun pertama dalam fase pertumbuhan muncul dari tanah. Daun terbentuk dari

pelepah dan daun (leaf blade & sheath). Daun muncul dari ruas-ruas batang. Pelepah daun

muncul sejajar dengan batang. Pelepah daun bewarna kecoklatan yang menutupi hampir

semua batang jagung(Belfield dan Brown, 2008).

Daun baru akan muncul  pada titik tumbuhnya. Titik tumbuh daun jagung berada pada

ruas batang. Daun jagung berjumlah sekitar 20 helai tergantung  dari varietasnya. Sejalan

dengan pertumbuhan jagung, diameter batang akan meningkat. Pertumbuhan diameter pada

tanaman jagung menyebabkan 7-8 daun pada bagian bawah tanaman jagung mengalami

kerontokan

Page 9: makalah jagung

Anatomi dari daun tanaman jagung adalah berkarakter sama dengan rerumputan yang

hidup didaerah iklim sedang (mesophytic grass). Jaringan paling luar disebut epidermis yang

memiliki kutikula sehingga bersifat kasar. Bentuk selnya adalah batang. Jaringan epidermis

selalu berada di luar. Silika kristal terdapat pada beberapa tipe daun yang bervarietas berbeda.

Silika kristal bersebelahan dengan jaringan epidermis yang berfungsi sebagai pengikat. Pada

tanaman monokotil seperti jagung, daun tidak memiliki jaringan palisade. Setiap sistem

vaskular, dikelilingi oleh jaringan parenkim yang keras namun tipis. Sistem vaskular

dikelilingi bundle sheath. Jagung adalah tipe tanaman C4. Tanaman C4 memiliki sel

kloroplas yang besar dan tersebar secara kaku. Kloroplas terletak didaerah mesofil daun yang

terletak pada bagian tengah jaringan daun. (Malti et al., 2011).

3. Batang

Jagung berbentuk ruas. Ruas-ruas berjajat secara vertikal pada batang jagung. Pada

tanaman jagung yang sudah tua, jarak antar ruas semakin berkurang (Belfield dan Brown,

2008). Batang tanaman jagung beruas-ruas dengan jumlah 10-40 ruas. Tanaman jagung

umumnya tidak bercabang. Batang memiliki dua fungsi yaitu sebagai tempat daun dan

sebagai tempat pertukaran unsur hara. Unsur hara dibawa oleh pembuluh bernama  xilem 

dan  floem. Floem bergerak dua arah dari atas kebawah dan dari bawah ke atas. Floem

membawa sukrose menuju seluruh bagian tanaman  dengan bentuk cairan.

Pada potongan melintang, jaringan epidermis berbentuk persegi. Sel epidermal

mengandung bagian kristal yang  memanjang. Di dalam setelah jaringan epidermis, terdapat

jaringan sklerenkim yang tebal. Sklerenkim pada batang saling berselang-seling dengan

jaringan klorenkim.  Sklerenkim sebagian mengandung kumpulan sistem vaskular yang

melingkari batang. Terdapat 3-5 sistem vaskular yang mengitari batang.  Bagian sistem

vaskular yang terluar merupakan yang terkecil. Bagian utama sistem vaskular yangterdiri dari

xilem dan floem menyebar di bagian  dalam tengah pada batang. Sistem vaskular yang berada

di tengah tidak seluas sistem vaskular yang berada pada bagian periferal (pinggir). Sistem

vaskular yang terletak pada bagian tengah batang tidak memiliki jaringan sklerenkim. Pada

bagian tengah batang. Sklerenkim digantikan oleh jaringan keran bernama parenkim (Malti et

al., 2011).

4. Akar

Pada tanaman jagung, akar utama yang terluar berjumlah antara 20-30 buah. Akar

lateral yang tumbuh dari akar utama mencapai ratusan dengan panjang 2,5-25 cm. Botani

tanaman jagung termasuk tanaman monokotil (Tim Kerja Laboratorium Fisiologi Tumbuhan,

2011). Sistem perakaran tanaman jagung terdiri atas akar-akar seminal, koronal, dan akar

Page 10: makalah jagung

udara. Akar utama muncul dan berkembang kedalam tanah saat benih ditanam. Pertumbuhan

akar melambat ketika batang mulai muncul keluar tanah dan kemudian berhenti ketika

tanaman jagung telah memiliki 3 daun.

Pertumbuhan akar kemudian dilanjutkan dengan pertumbuhan akar adventif yang

berkembang pada ruas pertama tanaman jagung. Akar adventif yang tidak tumbuh dari

radikula tersebut kemudian melebar dan menebal. Akar adventif kemudian berperan penting

sebagai penegak tanaman dan penyerap unsur hara. Akar adventif juga ditemukan tumbuh

pada bagian ruas ke 2 dan ke 3 batang, namun fungsi utamanya belum diketahui secara pasti

(Belfield dan Brown, 2008). Akar pada tanaman jagung terdiri dari epidermis, ground tissue,

endodermisyang mengelilingi sistem vaskular akar. Sistem vaskular terdiri dari xilem dan

floem. Epidermis tersusun atas sel-sel eliptik dan perhadapan dengan 2 lapis hypodermis.

5. Bunga

Tanaman jagung memiliki bunga jantan dan betina yang letaknya terpisah. Bunga

jantan terdapat pada malai bunga di ujung tanaman, sedangkan bunga betina  terdapat pada

tongkol jagung. Tangkai kepala putik merupakan rambut yang terjumbai di ujung tongkol

yang selalu dibungkus kelobot yang jumlahnya 6-14 helai. Pada bunga betina, terdapat

sejumlah rambut yang ujungnya membelah dan jumlahnya cukup banyak (Tim Kerja

Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, 2011).

6. Struktur Reproduksi Tanaman Jagung

Jagung merupakan tanaman monoecious dimana setiap individu tanaman  memiliki 

bunga jantan  dan  betina. Bunga jantan terletak  pada  titik tumbuh tanaman  jagung.  Ketika

fase pertumbuhan  terhenti, bentuk untuh  dari bunga betina  akan terlihat jelas. Bunga  betina

terletak pada bagian tengah tanaman. Penyerbukan terjadu pada bagian kelobot yang 

kemudian akan berkembang menjadi jagung.Bunga jantan memiliki central spike dan

beberapa cabang lateral. Setiap spike memiliki banyak bunga. Bunga tersebut disebut

spikelet. Spikelet membawa serbuk sari. Serbuk sari mulai berterbangan selama 2 hari

sebelum bunga  betina siap untuk  menerima. Lepasnya serbuk sari dari bunga jantan  akan

terus berlangsung selama 8 hari dimana bunga betina sudah siap  menerimanya.

Bagian bunga betina muncul pada daerah sumbu daun (leaf axis). Tidak semua sumbu

daun dapat mengeluarkan bunga  betina,  hanya 1 atau 2 sumbu daun yang dapat  menjadi

tempat tumbuhnya bunga betina.Pada tanaman jagung, bunga betina muncul pada bagian

tengah batang. Bunga betina mirip dengan bunga jantan dalam bentuk berambut.Serbuk sari

dari dari bunga  jantan  tertambat  oleh silk atau bagian  utama  bunga betinayang b erbentuk

seperti  rambut. Serbuk  sari kemudian membuahi telur.

Page 11: makalah jagung

6. Perkecambahan

Biji jagung akan tumbuh optimum jika ditanam pada tanah yang berkelembapan 21

derajat Celcius. Dengan suhu tersebut. Biji akan berkecambah dalam waktu 2-3 hari. Jika

temperatur tanahnya rendah yaitu kurang dari 18 derajat Celcius, tanaman jagung akan sulit

untuk berkecambah. Secara keseluruhan jika suhu tinggi dan kelembapan kurang,

dimungkinkan dapat menghambat atau membunuh biji yang akan ditanam (Belfield dan

Brown, 2008).

7. Fase Vegetatif

Akar yang tumbuh awal (akar adventif) akan tumbuh dari ruas batang bertama yang

berada di bawah permukaan tanah,dan akan menjadi akar utama setelah 10 hari setelah

muncul. Daun akan muncul dalam jumlah sedikit dan berbentuk kecil. Dikarenakan titik

tumbuhnya masih berada di bawah tanah, daun yang muncul pada minggu ke 2 dan ke 3 ini

masih rentan terhadap banjir. Pada 3 minggu awal ini, tanaman jagung  telah memunculkan

lebih dari 5 daun dan mulai nampak  bakal tempat bunga jantan dan bakal tempat bunga

betina (Belfield dan Brown, 2008).

Pada minggu ke 5 sampai ke 7, merupakan fase paling kritis pada tanaman jagung.

Batang dan akar tumbuh secara cepat, dengan kebutuhan akan zat hara dan air cukup tinggil.

Pada minggu ke 5, pertumbuhan daun sudah sempurna dan sistem perakaran telah kompleks. 

Pada vase ini, bunga jantan mulai berkembang  diikuti oleh perkembangan bunga betina. Satu

atau dua bauh bunga betina akan tumbuh. Sikitar minggu ke 7, bunga betina akan berada

pada ukuran penuh. Serangan kekeringan dan hama penyakit akan berdampak besar pada

hasil panen. Pada fase ini, tanaman jagung sangat membutuhkan air untuk tumbuh (Belfield

dan Brown, 2008).

9. Fase Generatif

Fase generatif pertama adala pembungaan, dapat diindikasi apabila daun telah

berjumlah lebih dari 20 helai. Fase ini juga diindikasikan dengan bunga jantan yang

berkembang penuh. pada masa ini, tanaman tidak membutuhkan unsur Kalium, namun masih

membutuhkan unsur hara lain serta jumlah pengairan yang banyak. Jumlah panen yang

sedikit sebenarnya dikarenakan pada masa pembungaan tanaman kekurangan air.

Penyerbukan sering terjadi pada sore hari. Hal ini dikarenakan pada terik matahari yang

terlalu panas, dapat merusak serbuk sari yang akan menuju bunga betina (Belfield dan

Brown, 2008).

Page 12: makalah jagung

Biji atau buah jagung akan tumbuh 7 hari setelah pembungaan. Tanaman kini

menggunakan energinya untuk memperbesar buah. Pada masa ini, biji pada buah jagung

terasa berair seperti susu bila ditekan. Pada masa ini unsur hara N dan P sangat dibutuhkan.

Pengerasan pada biji akan terjadi sekitar 20 hari setelah penyerbukan (Belfield dan Brown,

2008). Sekitar 30 hari setelah penyerbukan, tanaman telah mencapai berat kering maksimum.

fase ini disebut fase kematangan fisiologis. Pada fase ini, biji telah berwarna kuning, dan

garis berwarna  putih yang membatasi tiap biji  telah  tertutup oleh biji jagung yng masak. 

Kelembapan kernel (biji)  pada masa ini  adalah 30%. Masa siap panen ditandai dengan daun

yang telah kering dan kelembapan biji kurang dari 20% (Belfield dan Brown, 2008).Masa

pemanenan ditandai dengan daun tanaman jagung yang telah menguning dan bonggol terlihat

kering. Pada umumnya dilakukan saat jagung berumur 70-210 hari, tergantung varietas yang

ditanam. Jika pemanenan pada saat musim hujan, masa panen dilakukan saat hujan tidak

turun selama 2 hari guna menjaga tanaman agar tetap kering ketika dipanen dan memudahkan

penyimpanan.

Jagung adalah tanaman yang sensitif terhadap faktor cekaman banjir. Akibat dari

banjir, tanaman jagung tidak dapat dipanen. Ini dikarenakan banjir mengurangi kadar

oksigen dalam tanah dan menggantikannya dengan air. Akibat dari banjir, metabolisme

tanaman akan terganggu dari bersifat aerob menjadi unaerob. Hal ini menyebabkan kerusakan

pada pertumbuhan tanaman jagung (Souza, 2009). Selain itu terdapat beberapa faktor yang

sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan jagung, diantaranya adalah

1.    Faktor internal (dalam) , Faktor internal meliputi faktor sel (sifat genetik,hereditas, hormonal

dan enzim dsb)

2.    Faktor Eksternal (luar), Faktor eksternal meliputi air tanah dan mineral, kelembapan udara,

suhu udara, cahaya dan sebagainya.

3.    Faktor budidaya, faktor ini meliputi teknik-teknik dalam membudidayakan jagung seperti

pola tanam, jarak tanam, kedalaman tanam, lubang tanam, waktu tanam dan pemeliharaan

serta pengendalian organisme pengganggu tanaman.

Faktor internal yang mempengaruhi pertumbuhan jagung telah dimiliki saat oleh

induknya kemudian diturunkan kepada anakannya atau benih-benih jagung yang dihasilkan.

Faktor tersebut diantaranya adalah;

1).Sifat menurun atau gen benih jagung.

Page 13: makalah jagung

Ukuran, bentuk keseluruhan, ketahanan terhadap cekaman, dan beberapa sifat lain banyak

dipengaruhi oleh faktor genetik. Faktor genetik dapat digunakan sebagai dasar seleksi bibit

unggul.

2).Hormon di dalam tanaman jagung

Hormon merupakan hasil sekresi dalam tubuh yang dapat memacu pertumbuhan,

tetapi adapula yang dapat menghambat pertumbuhan . Hormon-hormon pada jagung, sama

seperti pada tumbuhan lain yaitu auksin, giberilin, gas etilen, sitokinin, asam absisat dan

kalin.

Faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman jagung adalah keadaan

lingkungan sekitar jagung, baik biotik maupun abiotik. Faktor ini dapat dimodifikasi oleh

manusia sehingga pertumbuhan jagung dapat maksimal. Faktor ini diantaranya adalah :

1)   Cahaya matahari

Cahaya jelas pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman jagung. Cahaya merupakan

sumber energi untuk fotosintesis. Daun dan batang tanaman jagung yang tumbuh ditempat

gelap atau kekurangan cahaya akan kelihatan kuning pucat. Khusus pada tanaman jagung

panjang penyinaran mempunyai pengaruh khusus bagi pertumbuhan dan produktivitasnya,

karena jagung memerlukan cahaya matahari lebih banyak dibandingkan tanaman lain untuk

dapat berproduksi maksimal, sehingga tanaman ini banyak ditanam padamusim-musim

kemarau.

2)   Kesuburan tanah

Jagung menghendaki tanah yang subur, banyak mengandung bahan organik dan

unsur-unsur hara. Jagung dapat hidup subur jika pH tanah 5,0-8,0 (pH optimum antara 6,0-

7,0). Tanah yang tergenang air tidak baik untuk pertumbuhan jagung. Tanaman ini dapat

tumbuh baik di dataran rendah sampai 500 meter dari permukaan laut, bahkan terdapat

varietas unggul hibrida yang mampu tumbuh sampai ketinggian 1.138 meter di atas

permukaan laut. Tanah yang berstruktur gembur dan tekstur lempung, lempung berdebu dan

lempung berpasir sangat sesuai untuk pertumbuhan jagung.

Jenis tanah tersebut baik untuk tanaman jagung karena air tak mudah tergenang dan

peredaran udara di dalam tanah dapat berjalan dengan baik, serta mempunyai derajat

kesamaan antara pH 5,5 sampai 7,5. curah hujan optimal antara 100 sampai 200 milimeter

per bulan dapat mendorong produksi yang baik. Sedangkan suhu optimal untuk pertumbuhan

jagung hibrida antara 230 sampai 270 Celcius. Pada umumnya suhu di Indonesia tidak

menjadi masalah pada pertumbuhan tanaman jagung. Yang terpenting ialah distribusi curah

hujan yang merata.

Page 14: makalah jagung

3)   Temperatur.

Temperatur akan mempengaruhi pertumbuhan dan reproduksi tanaman jagung.

Perubahan temperatur dari dingin atau panas mempengaruhi kemampuan fotosintesis ,

translokasi, respirasi, dan transpirasi. Jika temperatur disekitar jagung terlalu dingin atau

terlalu tinggi maka pertumbuhan jagung menjadi terganggu. Hasil panen jagung tertinggi

hanya dapat diperoleh di bawah kondisi kelembaban optimal selama musim tanam.

Kelembaban stres di salah satu tahap pertumbuhan akan mengakibatkan penurunan hasil

potensial

4)   Air dan Unsur Hara

Air merupakan senyawa yang sangat penting bagi semua tumbuhan, tidak terkecuali

jagung. Jagung memiliki kebutuhan air pada umumnya tinggi dan dapat menggunakan sekitar

0,25 inci air per hari selama pertumbuhan yang cepat. Namun, penggunaan air dapat

meningkat hingga 0,35 inci per hari selama penyerbukan.Fungsi air antara lain sebagai media

reaksi enzimatis, berperan dalam foto sintesis, menjaga turgiditas sel dan kelembapan.

Kandungan air dalam tanah mempengaruhi kelarutan unsur hara dan menjaga suhu tanah.

Semua tanaman menyerap unsur hara dari media tempat hidupnya, yaitu dari tanah ataupun

dari air. Unsur hara merupakan salah satu penentu pertumbuhan suatu tanaman baik atau

tidaknya tumbuhan berkembangbiak.

Dari mulai tanam sampai panen, sebenarnya pemupukan terhadap jagung dilakukan

tiga kali. Dosis pupuk yang dianjurkan adalah Urea, TSP dan KCL. Pemupukan pertama

dilakukan bersamaan tanam. Pupuk dimasukkan ke dalam lubang yang dibuat dengan tugal.

Pupuk itu diletakkan di kiri kanan lubang biji dengan jarak 7 cm, sedalam 10 cm. Pemupukan

kedua dilakukan saat tanaman berumur 4 minggu, dan hanya dengan pupuk Urea saja. Pupuk

diletakkan di dalam lubang yang berjarak 15 cm dari tanaman. Sedangkan pemupukan ketiga

atau terakhir juga dengan Urea, dilakukan setelah tanaman berumur 8 minggu dengan cara

yang sama. Pada jarak tanaman yang rapat, pupuk dapat diberikan secara larikan dibuat di

antara barisan tanaman, dan pemberiannya harus merata.

Faktor ketiga adalah faktor budidaya tanaman jagung, faktor ini berpengaruh

terhadap pertumbuhan jagung karena berkaitan dengan kondisi penanaman dan perawatan

jagung dilapangan oleh petani, sehingga faktor ini penting diperhatikan. Faktor budidaya

tanaman jagung meliputi:

1.    Pengolahan lahan

Pengolahan tanah dilakukan seminggu sebelum tanam. Tujuannya menggemburkan

tanah karena tanaman jagung memerlukan aerasi dan drainase yang baik. Mula-mula tanah

Page 15: makalah jagung

dibajak sedalam 15-20 cm, kemudian dicangkul sambil membenamkan sisa-sisa rumput dan

tanaman lain yang ada. Setelah itu tanah digaru sampai rata. Khusus untuk tanah berat, kalau

tanah belum cukup gembur perlu dibajak dan digaru sekali lagi. Sedangkan untuk tanah

sawah diusahakan pembuatan guludan untuk memudahkan pengairan. Bagi tanah yang

miring perlu dibangun tetas.

2.    Pola Tanam

Pola tanam adalah pengaturan penggunaan lahan pertanaman dalam kurun waktu

tertentu. Tanaman jagung dalam satu areal dapat diatur menurut jenisnya. Ada pola tanam

monokultur, yakni hanya menaman tanaman jagung pada satu areal tanam. Ada pola tanam

campuran, yakni beragam tanaman ditanam pada satu areal. Ada pula pola tanam bergilir,

yaitu menanam tanaman jagung secara bergilir dengan beberapa jenis tanama pada waktu

berbeda di aeral yang sama.

3.    Kedalaman tanam dan Lubang Tanam

Kedalaman lubang perlu di perhatikan agar benih tidak kesulitan tumbuh menembus

tanah Kedalaman lubang tanam jagung yang efektif adalah antara: 3-5 cm, dan tiap lubang

hanya diisi 1 sampai 2 butir benih. Pada umumnya lubang tanam dibuat dengan alat tugal.

4.    Waktu tanam dan Jarak Tanam

Saat yang paling tepat untuk menanam jagung hibrida adalah ketika tanah sudah

cukup lembab hal tersebut bisa saat setelah hujan, saat hujan akan berakhir, dan apabila air

cukup tersedia selama pertumbuhannya. Jangan menanam hasil panen untuk tanam

berikutnya karena hasilnya akan menurun. Setiap lubang tanam sedalam 3-5 cm berisi 1

(satu) benih dengan jarak tanam 25 x 75 cm. Dengan demikian setiap hektarnya memerlukan

benih antara 15 sampai 20 kg. Setelah satu minggu, perlu dilakukan pengamatan, dan kalau

terdapat benih yang belum berkecambah perlu dilakukan penanaman ulang.

5.    Penyiangan dan Pemupukan

Tanaman jagung memerlukan penyiangan. Bila tumbuh rumput-rumputan atau gulma

segera dilakukan penyiangan. Dengan demikian tanaman pokok tidak banyak kehilangan

unsur hara karena dihisap gulma. Sesudah penyiangan tanaman dipupuk dengan pupuk

pabrik misalnya Urea, TSP, KCl. Pemupukan TSP sebaiknya dilakukan sebelum penanaman

sebagai pupuk dasar karena TSP membutuhkan waktu lebih lama untuk dapat larut. Untuk

memperoleh hasil yang tinggi, tanaman harus bersih dari berbagai macam rumput liar atau

pengganggu tanaman lainnya. Penyiangan pertama dilakukan saat tanaman pengganggu

sudah mulai tumbuh, biasanya 15 hari setelah tanam. Dalam penyiangan harus dijaga agar

jangan sampai mengganggu atau merusak akan tanaman. Penyiangan kedua dilakukan

Page 16: makalah jagung

sekaligus dengan pembumbunan. Pembumbunan ini dilakukan untuk memperkuat batang

dari serangan angin kencang. Selain itu, juga untuk memperbaiki drainase dan

Berdasarkan data hasil pengamatan yang dilakukan hingga minggu ke-5 maka dapat

diperoleh data pengamatan jagung berbagai perlakuan dan parameter pengamatan. Parameter

pengamatan yang diukur adalah tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, panjang akar

dan jumlah akar. Sedangkan tiga perlakuan pada praktikum ini adalah

1. Urea 450 kg/ha, Kcl 75 kg/ha dan SP36 100 kg/ha (kelompok 1 dan 3)

2. Urea 20 kg/ha, Kcl 75 kg/ha dan SP36 100 kg/ha, BO 2% (kelompok 2 dan 5)

3. Kontrol (kelompok 3 dan 6).

Setelah dilakukan pengamatan selama kurun waktu 5 minggu, maka dapat diperoleh

data hasil pengamatan kelompok (6) dan golongan. Berikut adalah grafik data golongan .

Gambar 1. Grafik Golongan Rerata Tinggi Tanaman

Berdasarkan grafik tersebut dapat dilihat bahwa perlakuan pemupukan memberikan

pengaruh pada rata-rata tinggi tanaman jagung. Perlakuan terbaik ditunjukkan oleh perlakuan

Page 17: makalah jagung

2 Urea 20 kg/ha, Kcl 75 kg/ha dan SP36 100 kg/ha, BO 2% (kelompok 2 dan 5) dengan

warna garis grafik merah. Kenaikan tinggi tanaman pada perlakuan ini dari minggu pertama

hingga minggu terakhir adalah 8,25 cm ; 27,54 cm ; 55,63 cm ; 78,93 cm ;119,93

cm ;143,98 cm ;161,3 cm ;176,71 cm. Pada perlakuan ini setiap minggunya dapat dilihat

kenaikan tinggi tanaman yang nyata. Jika dibandingkan dengan perlakuan kontrol (kelompok

6) maka akan nampak perbedaan yang signifikan. Perlakuan tanpa pemupukan ini

menunjukkan hasil yang paling rendah dengan warna garis grafik hijau. Tinggi tanaman tidak

begitu mengalami kenaikan yang signifikan pada tiap minggunya, justru turun pada minggu

ke-7 hingga akhir pengamatan. Berikut adalah rata-rata tinggi tanaman pada perlakuan

kontrol 4,05 cm ; 6,4 cm ;14,7 cm ; 21,8 cm ; 39 cm ; 95,5 cm ;57,87 cm ; 61 cm.

Berdasarkan hal tersebut maka dapat diketahui bahwa pemupukan penting dilakukan

pada budidaya jagung. Tanaman jagung sangat respons terhadap pemupukan, tanah dengan

kesuburan yang tinggi. Selaras dengan pernyataan di atas dalam hal pengolahan tanah harus

diperhatikan juga aspek pemupukan. Dalam pemupukan ketepatan dosis, cara dan waktu

pemupukan yang tepat sangat penting agar produksi optimum. Pupuk yang diberikan dalam

budidaya jagung adalah pupuk organik (alami) dan pupuk buatan (kimia). Pupuk organik

diberikan yaitu pupuk kandang, sedangkan pupuk buatan yang umum diberikan adalah urea,

KCl, NPK dan SP 36 yang diberikan pada saat penanaman (Hardjodinomo, 1970; Sahoo and

Mahapatra, 2007 ). Pernyataan tersebut telah dibenarkan pada praktikum ini yaitu dosis Urea

200 kg/ha, Kcl 75 kg/ha dan SP36 100 kg/ha, BO 2% (kelompok 2 dan 5) memberikan hasil

terbaik pada parameter tinggi tanaman jagung.

Dosis perlakuan ke-2 menunjukkan hasil terbaik karena pupuk mengandung urea

hingga 200 kg/ha. Pupuk Urea berbentuk butir-butir kristal berwarna putih, dengan rumus

kimia NH2 CONH2 dan pupuk urea adalah pupuk kimia yang mengandung Nitrogen (N)

berkadar tinggi. Unsur hara Nitrogen yang dikandung dalam pupuk Urea sangat besar

kegunaannya bagi tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan, antara lain: Membuat

daun tanaman lebih hijau segar dan banyak mengandung butir hijau daun (chlorophyl) yang

mempunyai peranan sangat panting dalam proses fotosintesa, mempercepat pertumbuhan

tanaman (tinggi, jumlah anakan, cabang dan lain-lain), menambah kandungan protein

tanaman, dapat dipakai untuk semua jenis tanaman baik tanaman pangan, holtikultura,

tanaman perkebunan, usaha peternakan dan usaha perikanan.

Gejala kekurangan unsur hara Nitrogen terlihat pada perlakuan ke-3 yaitu Daun

tanaman berwarna pucat kekuning-kunigan, pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil, daun

tua berwarna kekuning-kuningan dan pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil.

Page 18: makalah jagung

Selain parameter rerata tinggi tanaman yang diamati tiap minggunya, terdapat

parameter lain yang selalu diamati yaitu rerata jumlah dau. Berikut adalah grafik rerata

jumlah daun berdasarkan data golongan :

Grafik 2. Grafik golongan rerata jumlah daun tanaman jagung.

Berdasarkan grafik data tersebut maka dapat diketahui bahwa pemupukan juga

berpengaruh terhadap pertumbuhan daun pada tanaman jagung. Perbedaan perlakuan

akhirnya memperlihatkan data yang berbeda pada setiap garis grafik. Perlakuan yang terbaik

dalam menambah jumlah daun jagung adalah Perlakuan 1 dengan dosis pemupukan Urea 450

kg/ha, Kcl 75 kg/ha dan SP36 100 kg/ha (kelompok 1 dan 3). Hal ini disebabkan karena

kandungan nitrogen pada pupuk yang lebih tinggi dibanding pupuk perlakuan lain. Fungsi

nitrogen antara lain yaitu meningkatkan pertumbuhan vegetatif dan merangsang pertunasan

dimana tunas ini akan menghasilkan daun. Unsur Nitrogen yang dominan terkandung dalam

pupuk urea 2CO(NH2) berfungsi dalam meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman terut

ama untuk memacu pertumbuhan daun. Diasumsikan semakin banyak jumlah daun dan

semakain besar luas daun maka makin tinggi fotosintat yang dihasilkan, sehingga semakin

tinggi pula fotosintat yang ditranslokasikan. Fotosintat tersebut digunakan untuk

pertumbuhan dan perkembangan tanaman, antara lain pertambahan ukuran panjang atau

tinggi tanaman, pembentukan cabang dan daun baru.

Menurut Krishnamoorthy (1981), Nitrogen erat hubungannya dengan jumlah dan luas

daun tumbuhan untuk menghasilkan asimilat yang selanjutnya sangat berpengaruh terhadap

pertumbuhan tanaman. Hal tersebut terbukti dalam praktikum ini perlakuan pemupukan urea

Page 19: makalah jagung

ternyata memberikan hasil yang siginifikan dibanding tanpa dilakukannya pemupukan atau

kontrol.

Selain parameter yang diamati tiap minggunya maka terdapat parameter yang harus

diketahui pada akhir pengamatan, yaitu parameter diameter batang, panjang akar dan jumlah

akar. Berikut adalah grafik parameter perlakuan tersebut

Grafik 3. Grafik diameter batang tanaman jagung tiap perlakuan.

 

Page 20: makalah jagung

Grafik 4. Grafik rerata panjang akar jagung

Grafik 5. Grafik rerata jumlah akar jagung

Berdasarkan ketiga grafik tersebut dapat diketahui bahwa setiap perlakuan

pemupukan memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman jagung. Jika dirata-rata

pertumbuhan diameter batang, panjang akar, dan jumlah akar maka perlakuan yang

menunjukkan hasil terbaik adalah perlakuan ke-2 atau penggunaan pupuk dengan dosis Urea

200 kg/ha, Kcl 75 kg/ha dan SP36 100 kg/ha, BO 2%.

Dosis pemakaian pupuk yang menunjukkan hasil terbaik dapat ditetapkan sebagai

regulasi (ketentuan) dosis pupuk pada budidaya jagung. Pupuk Urea adalah pupuk kimia

yang mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi. Unsur Nitrogen merupakan zat hara yang

sangat diperlukan tanaman. Pupuk Urea berbentuk butir-butir kristal berwarna putih, dengan

rumus kimia NH2 CONH2, merupakan pupuk yang mudah larut dalam air dan sifatnya

sangat mudah menghisap air (higroskopis), karena itu sebaiknya disimpan di tempat kering

dan tertutup rapat. Pupuk urea mengandung unsur hara N sebesar 46% dengan pengertian

setiap 100 kg urea mengandung 46 kg Nitrogen. Sehingga dosis yang tepat adalah pemberian

Urea 200 kg/ha (didukung hasil praktikum).

Sedangkan pupuk KCl yang merupakan salah satu jenis pupuk pupuk tunggal yang

merupakan satu-satunya kation monovalen yang esensial bagi pertumbuhan dan produksi

tanaman. Peran utama kalium ialah sebagai aktivator berbagai enzim. Pupuk Kalium (KCl)

berfungsi mengurangi efek negative dari pupuk N, memperkuat batang tanaman, serta

Page 21: makalah jagung

meningkatkan pembentukan hijau dan dan dan karbohidrat pada buah dan ketahanan tanaman

terhadap penyakit. Kekurangan hara kalium menyebabkan tanaman kerdil, lemah (tidak

tegak, proses pengangkutan hara pernafasan dan fotosintesis terganggu yang pada akhirnya

mengurangi produksi. Kelebihan kalium dapat menyebabkan daun cepat menua sebagai

akibat kadar Magnesium daun dapat menurun. Oleh karena itu regulasi atau ketentuan yang

dapat digunakan sebagai acuan pemakaian pupuk KCl adalah 75 kg/ha (didukung hasil

praktikum).

Selain Urea dan KCl jenis pupuk yang dapat ditambahkan untuk meningkatkan

pertumbuhan dan produksi tanaman adalah SP 36. Sifat dari pupuk ini adalah tidak

higroskopis, mudah larut dalam air, sebagai sumber unsur hara Fosfor bagi tanaman, memacu

pertumbuhan akar dan sistim perakaran yang baik, memacu pembentukan bunga dan

masaknya buah/biji, mempercepat panen, memperbesar prosentase terbentuknya bunga

menjadi buah/biji dan menambah daya tahan tanaman terhadap gangguan hama, penyakit dan

kekeringan. SP 36 merupakan pupuk fosfat yang berasal dari batuan fosfat yang ditambang.

Kandungan unsur haranya dalam bentuk P2O5 SP 36 adalah 46 % yang lebih rendah dari TSP

yaitu 36 %. Dalam air jika ditambahkan dengan ammonium sulfat akan menaikkan serapan

fosfat oleh tanaman. Namun kekurangannya dapat mengakibatkan pertumbuhan tanaman

menjadi kerdil, lamban pemasakan dan produksi tanaman rendah. Olehkarena itu regulasi

pemakaian pupuk SP 36 yang mendukung pertumbuhan dan produksi tanaman adalah SP36

100 kg/ha (didukung hasil praktikum).

Perlakuan ke-2 dapat menunjukkan hasil terbaik pada pertumbuhan dan produksi

tanaman, hal tersebut dikarenakan selain dosis perlakuan ke-2 adalah Urea 200 kg/ha, Kcl 75

kg/ha dan SP36 100 kg/ha pada perlakuan ini ditambahkan Bahan Organik 2%. Bahan organik

berfungsi sebagai penyimpan unsur hara yang secara perlahan dan akan dilepaskan kedalam

larutan tanah dan disediakan bagi tanaman. Oleh karena itu dalam budidaya jagung dapat

ditambahkan bahan organik dalam tahap pemupukan dengan dosis 2% (didukung data hasil

praktikum).

BAB 5. PENUTUP

5.1              Kesimpulan

Berdasarkan data hasil praktikum dan pengamatan tersebut, dapat diambil beberapa

kesimpulan sebagai berikut :

1.      Tanaman jagung dapat tumbuh dan berproduksi dengan maksimal jika faktor-faktor yang

mendukung pertumbuhan jagung telah terpenuhi.

Page 22: makalah jagung

2.      Pemupukan

3.      Dosis pemupukan yang tepat pada budidaya tanaman jagung adalah Urea 200 kg/ha, Kcl 75

kg/ha dan SP36 100 kg/ha dan penambahan Bahan Organik 2%.

4.       

5.2 Saran

Saran yang diberikan untuk perbaikan kedepannya adalah meningkatkan koordinasi

dan komunikasi antar praktikan dan asisten, karena keberhasilan praktikum ini membutuhkan

komunikasi yang lancar antar sesama praktikan dan dengan para asisten.

Page 23: makalah jagung

DAFTAR PUSTAKA

AAK. 1993. Teknik Bercocok Tanam Jagung. Yogyakarta : Kanisius.

Ezeaku P I. 2010. Influence of Soil Type and Fertilizer Rate On The Yield and Yield Stability of Maize In Three Locations of South Eastern Nigeria. Journal of Tropical Agriculture, Food, Environment and Extension. Vol.9(2): 70-75.

Khasanah, Nur. 2008. Pengendalian Hama Penggerek Tongkol Jagung Helicoverpa armigera hubner. (lepidoptera : noctuidae) dengan Beauveria bassiana Strain Lokal Pada Pertanaman Jagung Manis di Kabupaten Donggala. Jurnal Agroland. vol.15(2):106-111.

Liu,K dan Wiatrak,P. 2011. Corn Production and Plant Characteristics Response to N Fertilization Management in Dry-Land Conventional Tillage System. International Journal of Plant Production. Vol.5(4):405-416.

Mbah C.N. 2008. Contributions of Organic Amendments to Exchangeable Potassium Percent and Soil Nitrate Concentration in an Ultisol and Their Effect on Maize (Zea mays l) Grain Yield. Journal of Tropical Agriculture, Food, Environment and Extension. Vol.7(3):206-210.

Okporie E.O. 2008. Characterization of Maize (zea mays l.) Germplasm with Principal Component Analysis. Journal of Tropical Agriculture, Food, Environment and Extension. Vol.7(1):66-71.

Rukmana, Rahmat. 1997. Usaha Tani Jagung. Yogyakarta : Kanisius.

Suprapto. 1985. Bertanam Jagung. Jakarta : Penebar Swadaya.

Tim Penulis PS. 2001. Sweet Corn Baby Corn. Depok : PT Penebar Swadaya.

Warisno. 1998. Budidaya Jagung Hibrida. Yogyakarta: Kanisius.

Page 24: makalah jagung

Wijaya, Andi. Fasti, Resa dan Zulvica, Farida. 2007. Efek xenia pada persilangan jagung surya dengan jagung srikandi putih Terhadap karakter biji jagung. Jurnal Akta Agrosia Edisi Khusus. Vol.1(2):199-203.