Upload
m-burhanudin-fauzi
View
169
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
LATAR BELAKANG
Dewasa ini, tanda-tanda kerusakan alam semakin nyata dirasakan, mulai dari efek global
warming yang menyebabkan perubahan musim yang ekstreem, kekeringan, banjir. Ilmuwan
memperkirakan pada tahun 2025 Yogyakarta akan kehabisan air bersih, beberapa tahun ini pun
kota Surakarta telah mengalami defisit air, sehingga harus meng-import air bersih dari
kabupaten Karanganyar dan kabupaten Klaten, ilmuwan juga memperkirakan pada tahun 2040
es abadi puncak jaya wijaya akan meleleh, yang berarti akan mempercepat abrasi pantai,
mengakibatkan menyempitnya daratan karena bertambahnya volume air laut. Tingkat
pertumbuhan penduduk yang terus meningkat membutuhkan lahan untuk tempat tinggal, dan
yang menjadi “korban” adalah lahan pertanian dan kelestarian alam. Punahnya berbagai spesies
karena perburuan ataupun kerusakan habitat dapat mengganggu keseimbangan alam, contoh
sederhana semakin turunnya populasi ular dapat menurunkan produktifitas pertanian, karena
banyaknya hama tikus. Ramalan yang terkenal dari Alberth Einstein adalah “40 tahun setelah
lebah punah, manusia juga akan punah”, serta masih banyak bencana lain yang siap diterima
manusia sebagai konsekuensi atas rusaknya alam. hal-hal tersebut hanyalah beberapa contoh
kecil yang bisa saja menjadi besar, karena efek kerusakan alam bukan berupa efek tunggal,
tapi efek berantai. Karena itu perlu adanya usaha-usaha pelestarian alam, atau yang disebut
sebagai usaha konservasi untuk mengatasi dan mencegah kerusakan yang lebih parah, usaha
penjagaan lingkungan harus dilakukan bersama-sama secara terpadu, mulai dari lingkungan
sekitar, dalam hal ini adalah Universitas.
Universitas sebagai tempat munculnya berbagai pemikiran baru, tempat perkumpulan
perintis yang dapat memecahkan segala macam persoalan termasuk ketersediaan Sumber Daya
Alam, yang dipandang sebagai suatu masalah yang wajib dipecahkan. Dengan ciri khas warga
Universitas yang idealis dan menjunjung tinggi asas-asas demokratisasi, maka tidak salah jika
Universitas yang mampu membudayakan konservasi dapat menjadi pusat "peradaban" baru
mengenai pemanfaatan, perlindungan dan budidaya sumber daya alam, sehingga diharapkan
"pusat" tersebut berimbas kepada seluruh aspek kehidupan di sekitarnya (masyarakat) yang
dapat tersosialisasi dengan baik oleh agen agen pembaharu itu sendiri. Hal itu sangat mungkin
mengingat kampus tidak mempunyai tendensi mengeksploitasi alam untuk motif ekonomi.
Kebijakan pelestarian alam bisa menyatu dengan visi misi universitas sehingga
HANDERBENI BAWONO ORA MUNG ING LATHI, NANGING ING ATI
kebijakannya tidak berubah meskipun pucuk kepemimpinan universitas berganti.
Universitas juga lembaga pendidikan kredibel dan yang tak kalah penting pelestarian alam di
kampus sejalan dengan semangat baru menjadikan bumi sebagai rumah yang tetap ramah bagi
masa depan manusia.
Jika sebuah Universitas berjulukan Universitas Teknologi dapat menciptakan banyak
penemuan-penemuan baru atas nama modernitas, maka Universitas Konservasi dapat
melindungi sumber daya alam yang ada dinaunginya dari dampak buruk sebuah
modernitas.Universitas yang berbasis konservasi akan menjadi sebuah kawasan yang dapat
melihat ke depan dampak terhadap segala hal yang diperbuat terhadap lingkungan dan dapat
membudidayakan potensi yang ada. Maka tidak berlebihan jika menyebut universitas masa
depan adalah universitas yang punya kepedulian terhadap pelestarian alam. Tidak hanya
menjadi tempat mahasiswa menimba ilmu tapi juga menjadi tempat yang dapat mendorong
calon pemimpin bangsa menjadi pribadi yang punya kecintaan terhadap lingkungan. Saat ini, di
Indonesia ada lebih dari 3.000 perguruan tinggi. Jika seluruh kampus konsens pada pelestarian
alam tentu menjadi kekuatan besar bagi konservasi lingkungan.
HANDERBENI BAWONO ORA MUNG ING LATHI, NANGING ING ATI
BAB II
RUMUSAN MASALAH
Konservasi sebenarnya bukan sesuatu yang sangat sulit, hanya dibutuhkan tekad yang bulat
berusaha melestarikan alam. Mulai dari lingkungan sekitar, kita bisa melakukan usaha
konservasi, begitu juga dengan Kampus konservasi.
Ada beberapa hal yang harus dipenuhi untuk menjadi kampus konservasi, beberapa aspek
ramah lingkungan menjadi suatu hal yang wajib, yaitu :
1) Menciptakan lingkungan yang hijau, dan konservasi air. Air elemen yang
sangat penting bagi kehidupan. Tanpa air makhluk hidup akan mati, karena itu
harus dilakukan konservasi air. Konservasi air berbanding lurus dengan lingkungan
hijau. Semakin banyak pohon di suatu wilayah, maka semakin banyak air yang
tertampung oleh akar-akar tanaman, yang ketika musim kering tiba dapat
bermanfaat sebagai cadangan air.
2) Penghematan energi serta pengendalian polusi. Energi menjadi suatu hal yang
sangat berharga, karena bahan bakar fosil yang selama ini sering digunakan,
bukanlah energi yang bisa diperbaharui. Penggunakan energi fosil juga dapat
menimbulkan polusi, yang berakibat buruk bagi kesehatan manusia, sehingga
konservasi energi dan pengendalian polusi wajib dilakukan.
3) Pengelolaan sampah. Konsekuensi dari perkembangan kebudayaan manusia salah
satunya adalah semakin banyaknya sampah. Kebanyakan sampah-sampah sisa
kegiatan manusia adalah sampah yang sulit diurai oleh proses alam, karena itu perlu
adanya usaha pengelolaan sampah untuk mengurangi dan menanggulangi
menumpuknya sampah.
4) Kesadaran warga kampus akan pentingnya konservasi. Persamaan persepsi
seluruh elemen kampus untuk menyelenggarakan kampus konservasi adalah aspek
yang paling penting, karena konservasi adalah usaha terpadu yang menuntut
keterlibatan semua pihak.
HANDERBENI BAWONO ORA MUNG ING LATHI, NANGING ING ATI
BAB III
PEMBAHASAN
1. Menciptakan lingkungan hijau dan konservasi air
Salah satu indikator Kelestarian alam adalah lingkungan yang hijau, yang mempunyai
cukup pepohonan serta luasan daerah resapan air. Pohon yang ditanam disesuaikan dengan
kondisi tanah dan juga tujuan penanaman, penanaman di kampus konservasi bertujuan untuk
menyaring udara dari polusi, disamping itu jenis pohon yang ditanam juga bisa berperan
sebagai penyimpan air. Berikut adalah beberapa jenis tenaman yang bisa berperan sebagai filter
udara
Trembesi, samanea saman. Menyerap 28.488,39 kg/tahun CO2
Bambu, bambuceae. Menyerap 12 ton/ha/tahun CO2
Casia, cassia sp. Menyerap 5.295,47 kg/tahun CO2
Kenanga, canangium odoratum. Menyerap 756,59 kg/tahun CO2
Pingku, dyxoxilum exselsum. Menyerap 720,49 kg/tahun CO2
Beringin, ficus benyamina. Menyerap 535,90 kg/tahun CO2
Krey payung, Fellicium decipiens. Menyerap 404,83 kg/tahun CO2
Matoa, Pometia pinnata. Menyerap 329,76 kg/tahun CO2
Mahoni, swettiana mahagoni. Menyerap 295,73 kg/tahun CO2
Saga, Adenanthera pavoniana. Menyerap 221,18 kg/tahun CO2
Bungur, Lagerstroemia speciosa. Menyerap 160,14 kg/tahun CO2
Jati, Tectona grandis. Menyerap 135,27 kg/tahun CO2
Nangka, Arthocarpus heterophyllus. Menyerap 126,51 kg/tahun CO2
Johar, cassia grandis. Menyerap 116,25 kg/tahun CO2
Sirsak, Annona muricata. Menyerap 75,29 kg/tahun CO2
Puspa, Schima wallichii. Menyerap 63,31 kg/tahun CO2
Akasia, Acacia auriculiformis. Menyerap 48,68 kg/tahun CO2
Flamboyan, Delonix regia. Menyerap 42,20 kg/tahun CO2
Sawo kecik, Maniilkara kauki. Menyerap 36,19 kg/tahun CO2
Selain itu masih ada ketapang, asam kranji, dan dadap merah.(Endes S. Dahlan:2008).
Disamping polusi, kekurangan air bersih menjadi masalah yang kompleks, mungkin ada yang
HANDERBENI BAWONO ORA MUNG ING LATHI, NANGING ING ATI
beranggapan “Ah... bumi kan planet air, ga mungkin kita kekurangan air”, ya memang di bumi
banyak air, tapi 97% air di bumi adalah air laut yang tidak bisa langsung dimanfaatkan oleh
manusia, tersisa hanya 3%, itu pun masih dikurangi air yang tercemar limbah. Banyak
yang mengeluhkan kekurangan air bersih, tapi di satu sisi sering terjadi kemelimpahan air
(banjir), dikarenakan untuk meraih air bersih manusia mengangkat air dari dalam tanah
(artesis), tapi hal tersebut tidak diimbangi kemampuan resapan tanah, sehingga air banyak
menggenang di permukaan tanah menyebabkan banjir dan air menjadi tercemar. Karena itu
diperlukan suatu usaha konservasi air, diantaranya :
1) Menghemat penggunaan air.
2) Melakukan penghijauan dengan tanaman yang mempunyai kemampuan menyimpan
air : beringin, bambu, mahoni, trembesi, dan johar.
3) Inventarisasi pohon. meliputi pencatatan dan identifikasi tanaman, serta penentuan
tanaman utama, yaitu pohon yang secara hukum tidak boleh ditebang.
4) Pembangunan kampus yang menghemat lahan, dengan pembangunan ke atas tidak
melebar.
5) Pembuatan hutan mini kampus, yang berisi tanaman-tanaman langka untuk
mempertahankan biodiversitas, serta sarana pendidikan konservasi bagi mahasiswa.
6) Pembuatan kebun pembibitan.
7) Pembuatan sumur resapan, untuk membuatnya ada syarat-syarat tertentu yang harus
dipenuhi sesuai dengan standart nasional Indonesia, yaitu :
Sumur resapan harus berada di lahan yang datar dan stabil
Berjarak minimal 5 meter dari tempat pembuangan sampah dan septic tank,
serta minimal 1 meter dari pondasi bangunan
Struktur tanah harus mempunyai daya serap minimal 2cm/jam
Cara membuat sumur resapan :
Buat sumur dengan diameter 80-100 cm kedalaman 1,5m tapi tidak melebihi
muka air tanah.
Dinding sumur diperkuat bisa menggunakan beton ataupun batu bata
Buat saluran pembuangan kelebihan air dari sumur resapan ke parit
Isi sumur dengan sampah organik untuk menarik cacing, rayap, semut, dan
akar tanaman, lubang-lubang kapiler yang disebabkan oleh akar dan hewan-
hewan tersebut bisa memperbesar daya resap tanah
HANDERBENI BAWONO ORA MUNG ING LATHI, NANGING ING ATI
Untuk menghilangkan bau sampah, timbun dengan sedikit tanah, volume
sampah yang menyusut karena pelapukan bisa ditimbun lagi dengan
sampah.
Sampah yang sudah membusuk dapat dimanfaatkan menjadi pupuk kompos (Dr
Kamir R. Brata: IPB).
2. Penghematan energi serta pengendalian polusi
Indonesia adalah negara yang kaya akan SDA, tapi sering kita dengar di berbagai daerah
yang kekurangan pasokan BBM, listrik, dan sumber energi lain. Untuk mengatasinya telah
banyak ide-ide anak bangsa yang menemukan energi alternatif, seperti listrik tenaga surya,
tenaga angin, biogas, dan lain-lain, tapi sampai sekarang ide tersebut hanya sebatas ide, belum
ada langkah konkret mengembangkan energi alternatif tersebut, penggunaan sumber energi
fosil juga menyebabkan polusi udara yang memicu global warming. Untuk itu dirasa perlu
adanya konservasi energi, dan usaha mengurangi sumber-sumber yang bisa menimbulkan
polusi mulai dari lingkungan sendiri, dalam hal ini adalah kampus. Langkah sederhana yang
bisa mendukung hal tersebut adalah :
1) Menghemat penggunaan listrik PLN.
2) Kurangi penggunaan AC, karena gas buang AC dapat merusak ozon sehingga
memicu efek rumah kaca, dan mengurangi proteksi bumi dari radiasi berbahaya
seperti sinar UV yang bisa menyebabkan berbagai penyakit kulit. Dengan
lingkungan kampus yang asri, udara akan terasa sejuk, sehingga dapat menekan
penggunaan AC.
3) Mulai penggunaan listrik tenaga surya untuk mengurangi penggunaan listrik PLN,
walaupun biaya awalnya mahal tapi PLTS lebih murah dalam hal biaya operasional.
4) Membudayakan naik sepeda dan jalan kaki ke kampus untuk mengurangi polusi
dan menghemat penggunaan bahan bakar fosi.
5) Pencanangan hari bebas polusi. 1 hari dalam 1 minggu kendaraan bermotor dilarang
masuk kampus.
3. Pengelolaan sampah
HANDERBENI BAWONO ORA MUNG ING LATHI, NANGING ING ATI
Dalam beberapa abad terakhir kebudayaan manusia mengalami perkembangan yang pesat.
Banyak teknologi yang ditemukan. Banyak kepraktisan yang semakin memanjakan manusia.
Sebagai konsekuensinya sisa-sisa kegiatan manusia, yang disebut dengan sampah juga semakin
banyak. Dan yang mengerikan sebagian besar sampah tersebut tidak ramah lingkungan, sebut
saja plastik, sterofom, PVC sulit di urai secara alami, bahkan sterofom tidak bisa diurai.
Untuk mengatasi permasalahan sampah, mulai dikenalkan dengan istilah 3R, yaitu reuse,
reduce, recycle. Reuse berarti menggunakan lagi sampah yang masih berguna. Memakai botol
bekas sebagai tempat air, menggunakan baterei rechargeable, memakai kantong plastik bekas
yang masih bisa dipakai, menyimpan file dalam bentuk soft file. Reduce berarti mengurangi
penggunakan segala sesuatu yang berpotensi menjadi sampah. Menggunakan kertas daur ulang
untuk mengurangi penggunakan kertas baru, memanfaatkan barang-barang yang masih bisa
digunakan adalah cara untuk mengurangi jumlah sampah. Recycle berarti mengolah kembali
sampah menjadi barang baru yang bermanfaat, misal menjadi aneka kerajinan tangan,
memanfaatkan sampah plastik sebagai bahan bakar alternatif industri, dan mengubah sampah
organik menjadi pupuk organik.
untuk mengatasi masalah sampah berdasarkan konsep 3R, langkah yang bisa dilakukan :
1) Menyediakan tempat sampah tersebar di lokasi-lokasi strategis. Tempat sampah
dibedakan berdasarkan jenis sampah untuk mempermudah pengelolaan, yaitu
sampah plastik non botol, kertas, botol plastik dan kaleng, serta sampah organik.
2) Pengelolaan lanjutan sampah yang sudah dipilah-pilah.
3) Sampah organik diubah menjadi pupuk organik bisa menggunakan media sumur
resapan, dan lebih advance lagi menggunakan teknologi pengolah sampah organik
menjadi pupuk organik.
4) Menggunakan kertas daur ulang, dan bentuk soft file dalam kegiatan kampus untuk
mengurangi penggunakan kertas baru.
4. Kesadaran warga kampus akan pentingnya konserasi.
Kerusakan alam adalah masalah bersama, karena itu harus ada upaya terpadu untuk
mengatasinya. Semua pihak dilibatkan untuk memperoleh hasil yang maksimal, begitu juga
dengan kampus konservasi, semua elemen kampus, baik pejabat kampus, dosen, karyawan,
maupun mahasiswa berperan aktif mendukung program tersebut. Sering kali ada program yang
baik hasilnya kurang maksimal karena kurang meratanya informasi, atau kurangnya partisipasi
beberapa pihak. Sosialisasi dilakukan secara menyeluruh terutama kepada mahasiswa, sebagai
HANDERBENI BAWONO ORA MUNG ING LATHI, NANGING ING ATI
warga kampus yang paling banyak jumlahnya, melakukan pendekatan secara halus, tapi tegas
dengan adanya peraturan Rektor dan pemberian sanksi bagi yang melanggar.
BAB IV
HANDERBENI BAWONO ORA MUNG ING LATHI, NANGING ING ATI
Rancangan kampus konservasi
Peraturan Rektor
Sosialisasi ke seluruh Civitas Akademika
Pelaksanakan
Pengawasan dan Evaluasi
PENUTUP
Kampus konservasi adalah bentuk usaha untuk mempertahankan kelestarian alam dimulai
dengan konservasi diri-sendiri. Usaha yang dilakukan secara terpadu oleh seluruh elemen
kampus, demi terwujudnya lingkungan yang asri, dan keberlangsungan hidup manusia.
Komitmen universitas untuk menjadikannya kampus konservasi di wujudkan dengan
peraturan rektor sebagai landasan pelaksanaan usaha konservasi kampus. Sektor utama yang
menjadi fokus konservasi adalah : lingkungan hijau, perlindungan hidro-orologi, energi, dan
pengendalian polusi, serta pengelolaan sampah. Program yang dilakukan untuk menjadi kampus
konservasi adalah :
1. Penghijauan dan perawatan tanaman.
2. Inventarisasi tanaman.
3. Penghematan penggunaan air.
4. Pembangunan gedung secara vertikal.
5. Pembuatan sumur resapan.
6. Pembuatan kebun pembibitan.
7. Mengalokasikan sebagian lahan untuk dijadikan hutan mini kampus.
8. Mengurangi penggunaan listrik PLN.
9. Mencanangkan hari bebas kendaraan bermotor.
10. Menyediakan tempat sampah yang dipilah berdasarkan jenis sampah.
11. Pengelolaan sampah lanjutan sampai akhirnya tidak berwujud sampah.
12. Mengurangi penggunaan kertas, sterofom, dan barang-barang berbahan dasar
plastik.
13. Dukungan pihak universitas untuk kegiatan lingkungan hidup.
Hal-hal tersebut diatas adalah langkah kecil yang bisa dilakukan oleh warga kampus untuk
menciptakan kampus konservasi. Universitas adalah habitat bagi manusia-manusia yang
mempunyai kemampuan lebih dalam ilmu pengetahuan dan daya pikir, karena itu diharapkan
ada lebih banyak ide yang kemudian diaplikasikan untuk mencapai tujuan bersama, yaitu
kelestarian alam. Yang paling utama, seluruh civitas akademika harus mendukung dan berperan
HANDERBENI BAWONO ORA MUNG ING LATHI, NANGING ING ATI
aktif demi suksesnya program tersebut. Semoga dari tulisan sederhana ini dapat menjadi
pedoman dan inspirasi bagi universitas-universitas untuk lebih maju, lebih peka terhadap isu
global, yaitu masalah lingkungan hidup.
HANDERBENI BAWONO ORA MUNG ING LATHI, NANGING ING ATI