14
BAB I LATAR BELAKANG Dewasa ini, tanda-tanda kerusakan alam semakin nyata dirasakan, mulai dari efek global warming yang menyebabkan perubahan musim yang ekstreem, kekeringan, banjir. Ilmuwan memperkirakan pada tahun 2025 Yogyakarta akan kehabisan air bersih, beberapa tahun ini pun kota Surakarta telah mengalami defisit air, sehingga harus meng-import air bersih dari kabupaten Karanganyar dan kabupaten Klaten, ilmuwan juga memperkirakan pada tahun 2040 es abadi puncak jaya wijaya akan meleleh, yang berarti akan mempercepat abrasi pantai, mengakibatkan menyempitnya daratan karena bertambahnya volume air laut. Tingkat pertumbuhan penduduk yang terus meningkat membutuhkan lahan untuk tempat tinggal, dan yang menjadi “korban” adalah lahan pertanian dan kelestarian alam. Punahnya berbagai spesies karena perburuan ataupun kerusakan habitat dapat mengganggu keseimbangan alam, contoh sederhana semakin turunnya populasi ular dapat menurunkan produktifitas pertanian, karena banyaknya hama tikus. Ramalan yang terkenal dari Alberth Einstein adalah “40 tahun setelah lebah punah, manusia juga akan punah”, serta masih banyak bencana lain yang siap diterima manusia sebagai konsekuensi atas rusaknya alam. hal-hal tersebut hanyalah beberapa contoh kecil yang bisa saja menjadi besar, karena efek kerusakan alam bukan berupa efek tunggal, tapi efek berantai. Karena itu perlu adanya usaha-usaha pelestarian alam, atau yang disebut sebagai usaha konservasi untuk mengatasi dan mencegah kerusakan yang lebih parah, usaha penjagaan lingkungan harus HANDERBENI BAWONO ORA MUNG ING LATHI, NANGING ING ATI

MAKALAH kampus konservasi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MAKALAH kampus konservasi

BAB I

LATAR BELAKANG

Dewasa ini, tanda-tanda kerusakan alam semakin nyata dirasakan, mulai dari efek global

warming yang menyebabkan perubahan musim yang ekstreem, kekeringan, banjir. Ilmuwan

memperkirakan pada tahun 2025 Yogyakarta akan kehabisan air bersih, beberapa tahun ini pun

kota Surakarta telah mengalami defisit air, sehingga harus meng-import air bersih dari

kabupaten Karanganyar dan kabupaten Klaten, ilmuwan juga memperkirakan pada tahun 2040

es abadi puncak jaya wijaya akan meleleh, yang berarti akan mempercepat abrasi pantai,

mengakibatkan menyempitnya daratan karena bertambahnya volume air laut. Tingkat

pertumbuhan penduduk yang terus meningkat membutuhkan lahan untuk tempat tinggal, dan

yang menjadi “korban” adalah lahan pertanian dan kelestarian alam. Punahnya berbagai spesies

karena perburuan ataupun kerusakan habitat dapat mengganggu keseimbangan alam, contoh

sederhana semakin turunnya populasi ular dapat menurunkan produktifitas pertanian, karena

banyaknya hama tikus. Ramalan yang terkenal dari Alberth Einstein adalah “40 tahun setelah

lebah punah, manusia juga akan punah”, serta masih banyak bencana lain yang siap diterima

manusia sebagai konsekuensi atas rusaknya alam. hal-hal tersebut hanyalah beberapa contoh

kecil yang bisa saja menjadi besar, karena efek kerusakan alam bukan berupa efek tunggal,

tapi efek berantai. Karena itu perlu adanya usaha-usaha pelestarian alam, atau yang disebut

sebagai usaha konservasi untuk mengatasi dan mencegah kerusakan yang lebih parah, usaha

penjagaan lingkungan harus dilakukan bersama-sama secara terpadu, mulai dari lingkungan

sekitar, dalam hal ini adalah Universitas.

Universitas sebagai tempat munculnya berbagai pemikiran baru, tempat perkumpulan

perintis yang dapat memecahkan segala macam persoalan termasuk ketersediaan Sumber Daya

Alam, yang dipandang sebagai suatu masalah yang wajib dipecahkan. Dengan ciri khas warga

Universitas yang idealis dan menjunjung tinggi asas-asas demokratisasi, maka tidak salah jika

Universitas yang mampu membudayakan konservasi dapat menjadi pusat "peradaban" baru

mengenai pemanfaatan, perlindungan dan budidaya sumber daya alam, sehingga diharapkan

"pusat" tersebut berimbas kepada seluruh aspek kehidupan di sekitarnya (masyarakat) yang

dapat tersosialisasi dengan baik oleh agen agen pembaharu itu sendiri. Hal itu sangat mungkin

mengingat kampus tidak mempunyai tendensi mengeksploitasi alam untuk motif ekonomi.

Kebijakan pelestarian alam bisa menyatu dengan visi misi universitas sehingga

HANDERBENI BAWONO ORA MUNG ING LATHI, NANGING ING ATI

Page 2: MAKALAH kampus konservasi

kebijakannya tidak berubah meskipun pucuk kepemimpinan universitas berganti.

Universitas juga lembaga pendidikan kredibel dan yang tak kalah penting pelestarian alam di

kampus sejalan dengan semangat baru menjadikan bumi sebagai rumah yang tetap ramah bagi

masa depan manusia.

Jika sebuah Universitas berjulukan Universitas Teknologi dapat menciptakan banyak

penemuan-penemuan baru atas nama modernitas, maka Universitas Konservasi dapat

melindungi sumber daya alam yang ada dinaunginya dari dampak buruk sebuah

modernitas.Universitas yang berbasis konservasi akan menjadi sebuah kawasan yang dapat

melihat ke depan dampak terhadap segala hal yang diperbuat terhadap lingkungan dan dapat

membudidayakan potensi yang ada. Maka tidak berlebihan jika menyebut universitas masa

depan adalah universitas yang punya kepedulian terhadap pelestarian alam. Tidak hanya

menjadi tempat mahasiswa menimba ilmu tapi juga menjadi tempat yang dapat mendorong

calon pemimpin bangsa menjadi pribadi yang punya kecintaan terhadap lingkungan. Saat ini, di

Indonesia ada lebih dari 3.000 perguruan tinggi. Jika seluruh kampus konsens pada pelestarian

alam tentu menjadi kekuatan besar bagi konservasi lingkungan.

HANDERBENI BAWONO ORA MUNG ING LATHI, NANGING ING ATI

Page 3: MAKALAH kampus konservasi

BAB II

RUMUSAN MASALAH

Konservasi sebenarnya bukan sesuatu yang sangat sulit, hanya dibutuhkan tekad yang bulat

berusaha melestarikan alam. Mulai dari lingkungan sekitar, kita bisa melakukan usaha

konservasi, begitu juga dengan Kampus konservasi.

Ada beberapa hal yang harus dipenuhi untuk menjadi kampus konservasi, beberapa aspek

ramah lingkungan menjadi suatu hal yang wajib, yaitu :

1) Menciptakan lingkungan yang hijau, dan konservasi air. Air elemen yang

sangat penting bagi kehidupan. Tanpa air makhluk hidup akan mati, karena itu

harus dilakukan konservasi air. Konservasi air berbanding lurus dengan lingkungan

hijau. Semakin banyak pohon di suatu wilayah, maka semakin banyak air yang

tertampung oleh akar-akar tanaman, yang ketika musim kering tiba dapat

bermanfaat sebagai cadangan air.

2) Penghematan energi serta pengendalian polusi. Energi menjadi suatu hal yang

sangat berharga, karena bahan bakar fosil yang selama ini sering digunakan,

bukanlah energi yang bisa diperbaharui. Penggunakan energi fosil juga dapat

menimbulkan polusi, yang berakibat buruk bagi kesehatan manusia, sehingga

konservasi energi dan pengendalian polusi wajib dilakukan.

3) Pengelolaan sampah. Konsekuensi dari perkembangan kebudayaan manusia salah

satunya adalah semakin banyaknya sampah. Kebanyakan sampah-sampah sisa

kegiatan manusia adalah sampah yang sulit diurai oleh proses alam, karena itu perlu

adanya usaha pengelolaan sampah untuk mengurangi dan menanggulangi

menumpuknya sampah.

4) Kesadaran warga kampus akan pentingnya konservasi. Persamaan persepsi

seluruh elemen kampus untuk menyelenggarakan kampus konservasi adalah aspek

yang paling penting, karena konservasi adalah usaha terpadu yang menuntut

keterlibatan semua pihak.

HANDERBENI BAWONO ORA MUNG ING LATHI, NANGING ING ATI

Page 4: MAKALAH kampus konservasi

BAB III

PEMBAHASAN

1. Menciptakan lingkungan hijau dan konservasi air

Salah satu indikator Kelestarian alam adalah lingkungan yang hijau, yang mempunyai

cukup pepohonan serta luasan daerah resapan air. Pohon yang ditanam disesuaikan dengan

kondisi tanah dan juga tujuan penanaman, penanaman di kampus konservasi bertujuan untuk

menyaring udara dari polusi, disamping itu jenis pohon yang ditanam juga bisa berperan

sebagai penyimpan air. Berikut adalah beberapa jenis tenaman yang bisa berperan sebagai filter

udara

Trembesi, samanea saman. Menyerap 28.488,39 kg/tahun CO2

Bambu, bambuceae. Menyerap 12 ton/ha/tahun CO2

Casia, cassia sp. Menyerap 5.295,47 kg/tahun CO2

Kenanga, canangium odoratum. Menyerap 756,59 kg/tahun CO2

Pingku, dyxoxilum exselsum. Menyerap 720,49 kg/tahun CO2

Beringin, ficus benyamina. Menyerap 535,90 kg/tahun CO2

Krey payung, Fellicium decipiens. Menyerap 404,83 kg/tahun CO2

Matoa, Pometia pinnata. Menyerap 329,76 kg/tahun CO2

Mahoni, swettiana mahagoni. Menyerap 295,73 kg/tahun CO2

Saga, Adenanthera pavoniana. Menyerap 221,18 kg/tahun CO2

Bungur, Lagerstroemia speciosa. Menyerap 160,14 kg/tahun CO2

Jati, Tectona grandis. Menyerap 135,27 kg/tahun CO2

Nangka, Arthocarpus heterophyllus. Menyerap 126,51 kg/tahun CO2

Johar, cassia grandis. Menyerap 116,25 kg/tahun CO2

Sirsak, Annona muricata. Menyerap 75,29 kg/tahun CO2

Puspa, Schima wallichii. Menyerap 63,31 kg/tahun CO2

Akasia, Acacia auriculiformis. Menyerap 48,68 kg/tahun CO2

Flamboyan, Delonix regia. Menyerap 42,20 kg/tahun CO2

Sawo kecik, Maniilkara kauki. Menyerap 36,19 kg/tahun CO2

Selain itu masih ada ketapang, asam kranji, dan dadap merah.(Endes S. Dahlan:2008).

Disamping polusi, kekurangan air bersih menjadi masalah yang kompleks, mungkin ada yang

HANDERBENI BAWONO ORA MUNG ING LATHI, NANGING ING ATI

Page 5: MAKALAH kampus konservasi

beranggapan “Ah... bumi kan planet air, ga mungkin kita kekurangan air”, ya memang di bumi

banyak air, tapi 97% air di bumi adalah air laut yang tidak bisa langsung dimanfaatkan oleh

manusia, tersisa hanya 3%, itu pun masih dikurangi air yang tercemar limbah. Banyak

yang mengeluhkan kekurangan air bersih, tapi di satu sisi sering terjadi kemelimpahan air

(banjir), dikarenakan untuk meraih air bersih manusia mengangkat air dari dalam tanah

(artesis), tapi hal tersebut tidak diimbangi kemampuan resapan tanah, sehingga air banyak

menggenang di permukaan tanah menyebabkan banjir dan air menjadi tercemar. Karena itu

diperlukan suatu usaha konservasi air, diantaranya :

1) Menghemat penggunaan air.

2) Melakukan penghijauan dengan tanaman yang mempunyai kemampuan menyimpan

air : beringin, bambu, mahoni, trembesi, dan johar.

3) Inventarisasi pohon. meliputi pencatatan dan identifikasi tanaman, serta penentuan

tanaman utama, yaitu pohon yang secara hukum tidak boleh ditebang.

4) Pembangunan kampus yang menghemat lahan, dengan pembangunan ke atas tidak

melebar.

5) Pembuatan hutan mini kampus, yang berisi tanaman-tanaman langka untuk

mempertahankan biodiversitas, serta sarana pendidikan konservasi bagi mahasiswa.

6) Pembuatan kebun pembibitan.

7) Pembuatan sumur resapan, untuk membuatnya ada syarat-syarat tertentu yang harus

dipenuhi sesuai dengan standart nasional Indonesia, yaitu :

Sumur resapan harus berada di lahan yang datar dan stabil

Berjarak minimal 5 meter dari tempat pembuangan sampah dan septic tank,

serta minimal 1 meter dari pondasi bangunan

Struktur tanah harus mempunyai daya serap minimal 2cm/jam

Cara membuat sumur resapan :

Buat sumur dengan diameter 80-100 cm kedalaman 1,5m tapi tidak melebihi

muka air tanah.

Dinding sumur diperkuat bisa menggunakan beton ataupun batu bata

Buat saluran pembuangan kelebihan air dari sumur resapan ke parit

Isi sumur dengan sampah organik untuk menarik cacing, rayap, semut, dan

akar tanaman, lubang-lubang kapiler yang disebabkan oleh akar dan hewan-

hewan tersebut bisa memperbesar daya resap tanah

HANDERBENI BAWONO ORA MUNG ING LATHI, NANGING ING ATI

Page 6: MAKALAH kampus konservasi

Untuk menghilangkan bau sampah, timbun dengan sedikit tanah, volume

sampah yang menyusut karena pelapukan bisa ditimbun lagi dengan

sampah.

Sampah yang sudah membusuk dapat dimanfaatkan menjadi pupuk kompos (Dr

Kamir R. Brata: IPB).

2. Penghematan energi serta pengendalian polusi

Indonesia adalah negara yang kaya akan SDA, tapi sering kita dengar di berbagai daerah

yang kekurangan pasokan BBM, listrik, dan sumber energi lain. Untuk mengatasinya telah

banyak ide-ide anak bangsa yang menemukan energi alternatif, seperti listrik tenaga surya,

tenaga angin, biogas, dan lain-lain, tapi sampai sekarang ide tersebut hanya sebatas ide, belum

ada langkah konkret mengembangkan energi alternatif tersebut, penggunaan sumber energi

fosil juga menyebabkan polusi udara yang memicu global warming. Untuk itu dirasa perlu

adanya konservasi energi, dan usaha mengurangi sumber-sumber yang bisa menimbulkan

polusi mulai dari lingkungan sendiri, dalam hal ini adalah kampus. Langkah sederhana yang

bisa mendukung hal tersebut adalah :

1) Menghemat penggunaan listrik PLN.

2) Kurangi penggunaan AC, karena gas buang AC dapat merusak ozon sehingga

memicu efek rumah kaca, dan mengurangi proteksi bumi dari radiasi berbahaya

seperti sinar UV yang bisa menyebabkan berbagai penyakit kulit. Dengan

lingkungan kampus yang asri, udara akan terasa sejuk, sehingga dapat menekan

penggunaan AC.

3) Mulai penggunaan listrik tenaga surya untuk mengurangi penggunaan listrik PLN,

walaupun biaya awalnya mahal tapi PLTS lebih murah dalam hal biaya operasional.

4) Membudayakan naik sepeda dan jalan kaki ke kampus untuk mengurangi polusi

dan menghemat penggunaan bahan bakar fosi.

5) Pencanangan hari bebas polusi. 1 hari dalam 1 minggu kendaraan bermotor dilarang

masuk kampus.

3. Pengelolaan sampah

HANDERBENI BAWONO ORA MUNG ING LATHI, NANGING ING ATI

Page 7: MAKALAH kampus konservasi

Dalam beberapa abad terakhir kebudayaan manusia mengalami perkembangan yang pesat.

Banyak teknologi yang ditemukan. Banyak kepraktisan yang semakin memanjakan manusia.

Sebagai konsekuensinya sisa-sisa kegiatan manusia, yang disebut dengan sampah juga semakin

banyak. Dan yang mengerikan sebagian besar sampah tersebut tidak ramah lingkungan, sebut

saja plastik, sterofom, PVC sulit di urai secara alami, bahkan sterofom tidak bisa diurai.

Untuk mengatasi permasalahan sampah, mulai dikenalkan dengan istilah 3R, yaitu reuse,

reduce, recycle. Reuse berarti menggunakan lagi sampah yang masih berguna. Memakai botol

bekas sebagai tempat air, menggunakan baterei rechargeable, memakai kantong plastik bekas

yang masih bisa dipakai, menyimpan file dalam bentuk soft file. Reduce berarti mengurangi

penggunakan segala sesuatu yang berpotensi menjadi sampah. Menggunakan kertas daur ulang

untuk mengurangi penggunakan kertas baru, memanfaatkan barang-barang yang masih bisa

digunakan adalah cara untuk mengurangi jumlah sampah. Recycle berarti mengolah kembali

sampah menjadi barang baru yang bermanfaat, misal menjadi aneka kerajinan tangan,

memanfaatkan sampah plastik sebagai bahan bakar alternatif industri, dan mengubah sampah

organik menjadi pupuk organik.

untuk mengatasi masalah sampah berdasarkan konsep 3R, langkah yang bisa dilakukan :

1) Menyediakan tempat sampah tersebar di lokasi-lokasi strategis. Tempat sampah

dibedakan berdasarkan jenis sampah untuk mempermudah pengelolaan, yaitu

sampah plastik non botol, kertas, botol plastik dan kaleng, serta sampah organik.

2) Pengelolaan lanjutan sampah yang sudah dipilah-pilah.

3) Sampah organik diubah menjadi pupuk organik bisa menggunakan media sumur

resapan, dan lebih advance lagi menggunakan teknologi pengolah sampah organik

menjadi pupuk organik.

4) Menggunakan kertas daur ulang, dan bentuk soft file dalam kegiatan kampus untuk

mengurangi penggunakan kertas baru.

4. Kesadaran warga kampus akan pentingnya konserasi.

Kerusakan alam adalah masalah bersama, karena itu harus ada upaya terpadu untuk

mengatasinya. Semua pihak dilibatkan untuk memperoleh hasil yang maksimal, begitu juga

dengan kampus konservasi, semua elemen kampus, baik pejabat kampus, dosen, karyawan,

maupun mahasiswa berperan aktif mendukung program tersebut. Sering kali ada program yang

baik hasilnya kurang maksimal karena kurang meratanya informasi, atau kurangnya partisipasi

beberapa pihak. Sosialisasi dilakukan secara menyeluruh terutama kepada mahasiswa, sebagai

HANDERBENI BAWONO ORA MUNG ING LATHI, NANGING ING ATI

Page 8: MAKALAH kampus konservasi

warga kampus yang paling banyak jumlahnya, melakukan pendekatan secara halus, tapi tegas

dengan adanya peraturan Rektor dan pemberian sanksi bagi yang melanggar.

BAB IV

HANDERBENI BAWONO ORA MUNG ING LATHI, NANGING ING ATI

Rancangan kampus konservasi

Peraturan Rektor

Sosialisasi ke seluruh Civitas Akademika

Pelaksanakan

Pengawasan dan Evaluasi

Page 9: MAKALAH kampus konservasi

PENUTUP

Kampus konservasi adalah bentuk usaha untuk mempertahankan kelestarian alam dimulai

dengan konservasi diri-sendiri. Usaha yang dilakukan secara terpadu oleh seluruh elemen

kampus, demi terwujudnya lingkungan yang asri, dan keberlangsungan hidup manusia.

Komitmen universitas untuk menjadikannya kampus konservasi di wujudkan dengan

peraturan rektor sebagai landasan pelaksanaan usaha konservasi kampus. Sektor utama yang

menjadi fokus konservasi adalah : lingkungan hijau, perlindungan hidro-orologi, energi, dan

pengendalian polusi, serta pengelolaan sampah. Program yang dilakukan untuk menjadi kampus

konservasi adalah :

1. Penghijauan dan perawatan tanaman.

2. Inventarisasi tanaman.

3. Penghematan penggunaan air.

4. Pembangunan gedung secara vertikal.

5. Pembuatan sumur resapan.

6. Pembuatan kebun pembibitan.

7. Mengalokasikan sebagian lahan untuk dijadikan hutan mini kampus.

8. Mengurangi penggunaan listrik PLN.

9. Mencanangkan hari bebas kendaraan bermotor.

10. Menyediakan tempat sampah yang dipilah berdasarkan jenis sampah.

11. Pengelolaan sampah lanjutan sampai akhirnya tidak berwujud sampah.

12. Mengurangi penggunaan kertas, sterofom, dan barang-barang berbahan dasar

plastik.

13. Dukungan pihak universitas untuk kegiatan lingkungan hidup.

Hal-hal tersebut diatas adalah langkah kecil yang bisa dilakukan oleh warga kampus untuk

menciptakan kampus konservasi. Universitas adalah habitat bagi manusia-manusia yang

mempunyai kemampuan lebih dalam ilmu pengetahuan dan daya pikir, karena itu diharapkan

ada lebih banyak ide yang kemudian diaplikasikan untuk mencapai tujuan bersama, yaitu

kelestarian alam. Yang paling utama, seluruh civitas akademika harus mendukung dan berperan

HANDERBENI BAWONO ORA MUNG ING LATHI, NANGING ING ATI

Page 10: MAKALAH kampus konservasi

aktif demi suksesnya program tersebut. Semoga dari tulisan sederhana ini dapat menjadi

pedoman dan inspirasi bagi universitas-universitas untuk lebih maju, lebih peka terhadap isu

global, yaitu masalah lingkungan hidup.

HANDERBENI BAWONO ORA MUNG ING LATHI, NANGING ING ATI