19
2011 By : Faizal Haqi (11) Fatima Azzahra (13) Julita Hasanah (17) Mita Oktavenia (2) !"rry Haulana Haqiqi (27) #il$a %ahya &ra'ita (33) 1 Kebijakan Moneter dan Kredit

Makalah Kebijakan Moneter dan Kredit

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Kebijakan moneter adalah langkah langkah atau tindakan yang diambil otoritas moneter (Bank Sentral / BI) untuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar dan daya beli uang. Perubahan jumlah uang yang beredar itu pada akhirnya akan mempengaruhi kegiatan ekonomi masyarakat. Istilah kebijakan moneter banyak dipakai untuk menyebutkan seluruh tindakan yang mempengaruhi jumlah uang beredar dan tingkat suku bunga. Sementara, lembaga yang berwenang untuk menjalankan tindakan tersebut adalah bank sentral.

Citation preview

Kebijakan Moneter dan Kredit

Kebijakan Moneter dan Kredit2011By :Faizal Haqi (11)Fatima Azzahra (13)Julita Hasanah (17)Mita Oktavenia (20)Rorry Haulana Haqiqi (27)Vilda Yahya Pragita (33)X5

Kebijakan Moneter

a. KEBIJAKAN MONETERBank Sentral sebuah negara merupakan bank yang memiliki otoritas untuk mengendalikan kondisi moneter di sebuah negara. Di Indonesia, otoritas ini dipegang oleh Bank Indonesia. Menurut UU No 23 tahun 1999, tujuan BI adalah mencapai kestabilan nilai rupiah terhadap barang dan jasa yang tercermin pada perkembangan nilai tukar rupiah.Untuk mencapai tujuan tersebut, BI didukung oleh 3 pilar yang merupakan 3 bidang utama tugas Bank Indonesia, antara lain : Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran. Mengatur dan mengawasi bank.Agar tujuan mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah tersebut dapat dicapai secara efektif dan efisien, maka ketiga tugas tersebut harus diintegrasikan. Tugas menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter menjadi efektif apabila didukung dengan sistem pembayaran yang efisien, cepat, aman, dam andal. Sistem pembayaran seperti ini memerlukan sistem perbankan yang sehat, yang dapat mengatur dan mengawasi bank. Selanjutnya, sistem perbankan yang sehat akan mendukung pelaksanaan kebijakan moneter, mengingat kebijakan moneter terutama dilakukan melalui sistem perbankan.Kita akan mengawali pembahasan dari pengertian kebjakan moneter, hingga instrumen instrumen yang digunakan Bank Indonesia dalam mencapai tujuan tujuan kebijakan moneter tersebut.

1. PENGERTIAN KEBIJAKAN MONETERKestabilan moneter sebuah negara adalah suatu kondisi yang memperlihatkan jumlah uang yang beredar mencukupi untuk mendukung seluruh transaksi dalam perekonomian. Dalam kondisi tersebut, jumlah uang yang beredar tidak berlebih ataupun kurang. Bila terjadi kekurangan atau kelebihan uang, maka pemerintah harus mengambil suatu tindakan atau kebijakan sehingga jumlah uang yang beredar kembali stabil.Kebijakan moneter adalah langkah langkah atau tindakan yang diambil otoritas moneter (Bank Sentral / BI) untuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar dan daya beli uang. Perubahan jumlah uang yang beredar itu pada akhirnya akan mempengaruhi kegiatan ekonomi masyarakat. Istilah kebijakan moneter banyak dipakai untuk menyebutkan seluruh tindakan yang mempengaruhi jumlah uang beredar dan tingkat suku bunga. Sementara, lembaga yang berwenang untuk menjalankan tindakan tersebut adalah bank sentral.

2. TUJUAN KEBIJAKAN MONETER Kebijakan moneter bertujuan secara umum adalah mencapai kesejahteraan sosial (social welfare). Terdapat parameter keberhasilan yang apabila parameter ini berhasil dipenuhi, maka tujuan akhir tersebut dapat dicapai. Parameter parameter tersebut meliputi hal hal sebagai berikut:

1. Stabilitas Ekonomi.Stabilitas ekonomi adalah suatu keadaan dimana pertumbuhan ekonomi berlangsung secara terkendali dan berkelanjutan. Artinya, pertumbuhan arus barang/jasa dan arus uang berjalan seimbang.2. Kesempatan KerjaKesempatan kerja akan meningkat apabila produksi meningkat. Peningkatan produksi biasanya diikuti dengan perbaikan nasib para karyawan ditinjau dari segi upah maupun keselamatan kerja akan meningkatkan taraf hidup karyawandan akhirnya kemakmuran dapat tercapai.3. Kestabilan HargaKestabilan harga ditandai dengan stabilitas harga barang dari waktu ke waktu. Harga yang stabil menyebabkan masyarakat percaya bahwa membeli barang pada tingkat harga sekarang sama dengan tingkat harga yang akan datang, atau daya beli uang dari waktu ke waktu adalah sama.4. Keseimbangan Neraca Pembayaran InternasionalNeraca pembayaran dapat dikatakan dalam keadaan seimbang bila jumlah nilai barang yang diekspor sama dengan nilai barang yang diimpor. Untuk mendapatkan neraca pembayaran yang seimbang, pemerintah sering menjalankan kebijakan moneter, misalnya dengan melakukan devaluasi.3. MACAM-MACAM KEBIJAKAN MONETERKebijakan Moneter dibagi menjadi dua kategori yaitu :1) Kebijakan Kuantitatif.Kebijakn Moneter kuantitatif adalah langkah-langkah yang diambil bank sentral yang bertujuan untuk mempengaruhi jumlah penawaran uang dan tingkat bunga dalam perekonomian. Kebijakan moneter kuantitatif terdiri dari:a) Kebijakan Pasar Terbuka (Open Market Policy)Bank Indonesia dapat mempengaruhi jumlah penawaran uang dengan melakukan jual-beli surat-surat berharga. Pada saat terjadi resesi, penawaran uang perlu ditambah dengan melakukan pembelian surat-surat berharga oleh bank Indonesia. Dengan cara ini, penawaran uang di pasar otomatis bertambah karena bank Indonesia melakukan pembayaran atas surat-surat berharga yang dibelinya, baik dari masyarakat maupun dari lembaga keuangan seperti bank. Bank yang mendapat pembayaran dari Bank Indonesia tentunya memiliki cadangan cadangan yang lebih besar sehingga bisa menyalurkannya melalui kredit. Namun di masa terjadinya inflasi, kebijakan Bank Indonesia adalah supaya jumlah penawaran uang di pasar berkurang. Tujuan ini dicapai dengan menjual surat-surat berharga`dengan menjual surat-surat berharga. Dengan penjualan tersebut tabungan masyarakat dan cadangan perbankan akan berkurang.Untuk dapat terlaksana dengan efektif, kebijakn operasi pasar terbuka harus didukung oleh beberapa keadaan sebagai berikut:1. Bank umum Tidak Memiliki Kelebihan cadangan Apabila kelebihan cadangan yang dimiliki oleh bank umum cukup besar, mereka dapat membeli surat-surat berharga yang dijual Bank Indonesia dengan menggunakan kelebihan cadangan tersebut. Hal ini tentu saja tidak berpengaruh banyak bagi pengurangan jumlah uang yang beredar karena bank umum tidak memakai tabungan giral tetapi kelebihan cadangan yang dimilikinya sehingga tingkat inflasi tetap saja tinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan operasi pasar terbuka hanya dapat terlaksana dengan efektif jika bank umum tidak memiliki kelebihan cadangan lagi.2. Tersedia Cukup Banyak Surat Berharga yang dapat diperjualbelikan Operasi Pasar Terbuka hanya dapat mencapai tujuannnya jika terdapat surat-surat berharga yang dapat diperjualbelikan untuk melaksanakan kebijakan tersebut. Artinya operasi pasar terbuka menuntut kondisi pasar uang dan pasar modal yang telah berkembang dengan baik sehingga jumlah surat-surat berharga yang dapat diperjualbelikan mencukupi.b) Kebijakan Diskonto (Discount Policy)Dalam menjalankan tugasnya sebagai pengawas kegiatan bank umum, bank Indonesia harus memastikan kepercayaan masyarakat terhadap sistem perbankan. Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan memastikan agar bank-bank umum bisa membayar semua cek yang dikeluarkan nasabahnya. Agar hal ini terlaksana bank Indonesia dapat membuat aturan yang jelas mengenai investasi yang dapat atau tidak dapat dilakukan oleh bank-bank umum. Cara lainnya adalah dengan memberikan pinjaman kepada bank-bank umum yang menghadapi masalah dalam cadanganya.Dalam membantu bank umum yang menghadapi masalah dengan cadangannnya. Bank Indonesia dapat melakukan dua hal yaitu, memberikan pinjaman dan membeli surat-surat berharga tertentu yang dimiliki oleh bank umum. Dalam melakukan pembelian tersebut bank Indonesia hanya menerima surat-surat yang mudah cair seperti sertifikat bank Indonesia. Apabila bank umum menjual surat-surat berharga tersebut pada bank Indonesia, langkah ini disebut mendiskontokan surat-surat berharga. Dalam memberikan pinjaman Bank Indonesia akan menetapkan suku bunga yang harus dibayar oleh bank umum atas pinjaman yang diterimanya. Bank Indonesia juga akan menetapkan suku bunga diskonto dari sertifikat Bank Indonesia atau surat berharga lainnya.Peranan bank sentral sebagai sumber pinjama atau tempat untuk mendiskontokan surat-surat berharga tersebut dapat digunakan oleh bank sentral sebagai suatu alat untuk mengendalikan jumlah penawaran uang dan tingkat kegiatan ekonomi. Dalam situasi dimana tidak terjadi full employment atau tingkat penyerapan tenaga kerja yang rendah, bank sentral dapat mempertinggi kegiatan ekonomi sehingga mendorong peningkatan penyerapan tenaga kerja dengan cara menurunkan tingkat diskonto. Dengan penurunan ini biaya yang ditanggung bank umum menjadi lebih rendah dan mendorong mereka untuk memberikan pinjaman yang lebih banyak. Namun, apabila yang terjadi sebaliknya, yaitu kegiatan ekonomi mencapai tingkat yang terlalu tinggi , tingkat diskonto perlu dinaikkan untuk mengerem laju kegiatan ekonomi. Peningkatan tingkat diskonto ini akan mendorong bank umum menaikkan suku bunga atas pinjaman yang diberikannnya sehingga kuantitas pinjaman yang diberikan menurun karena pengusaha enggan membuat pinjaman baru karena tingkat bunga yang tinggi dan pada akhirnya kegiatan ekonmi dapat diperlambat. c) Mengubah Tingkat Cadangan MinimumDalam mempengaruhi penawaran uang langkah yang paling efektif adalah dengan mengubah tingkat cadangan minimum yang ada di bank- bank umum. Dengan langkah ini, kelebihan cadangan yang ada di bank umum dapat dihapuskan dengan cara menaikkan tingkat cadangan minimum. Misalnya saat ini bank Indonesia mensyaratkan cadagan minimum sebesar 20%. Akan tetapi bank-bank umum memiliki cadangan sebesar 30%. Dalam mempengaruhi penawaran uang, Bank Indonesia harus menaikkan adangan minimum misalnya menjadi 30 persen. Dengan langkah ini diharapkan, bank umum tidak lagi memiliki cadangan dan tidak tidak bis ameminjamkan uangnya sehingga penawaran uang berkurang.

2) Kebijakan KualitatifKebijakan moneter kualitatif adalah langkah-langkah bank sentral yang bertujuan mengawasi bentuk-bentuk pinjaman dan investasi yang dilakukan oleh bank-bank umum. Tujuan utama kebijakan ini bukanlah mengawasi perkembangan penawaran uang, tetapi mempengaruhi jeis-jenis pinjaman yang diberikan oleh institusi keuangan. Kebijakan moneter kualitatif terdiri dari pengawasan pinjaman secara selektif dan pembujukan moral.1. Pengawasan pinjaman secara selektifTujuan utama dari pengawasan kredit secara selektif adalah untuk memastikan bahwa bank-bank umum memberikan pinjaman investasi sesuai dengan keinginan pemerintah. Pengawasan ini tidak bertujuan mengendalikan jumlah uang yang dikeluarkan oleh bank umum melalui kegiatan peminjaman dan penginvestasian di pasar uang dan di pasar modal., melainka mengawasi bentuk peminjaman dan investasi keuangan yang dilakukan oleh bank-bank umum. Beberapa contoh langkah bank sentral dalam mengendalikan pinjaman bank-bank umum adalah sebagai berikut :a. Mengarahkan supaya bank-bank umum memberikan pinjaman kepada konsumen untuk membeli rumah sederhana dengan tingkat bunga yang rendah. b. Menggalakkkan pinjaman bagi pedagang kecilc. Memberikan syarat yang lebih ringan untuk pinjama kepada pedagang kecil dan industri rumah tangga.2. Pembujukan moralKebijakan ini dijalankan oleh bank sentral dengan mengadakan pertemuan langsung dengan bank-bank umum. Dalam pertemuan ini bank sentral menjelaskan langkah-langkah yang sedang dijalankan pemerintah dan bantuan apa saja yang dharapkan pemerintah dari bank umum untuk menyukseskan langkah-langkah tersebut. Dari pertemua ini, bank umum akan mengetahui langkah-langkah yang harus mreka lakukan dalam menyukseskan langkah-langkah pemerintah.

B. Kebijakan FiskalKebijakan Fiskal yaitu kebijakan pemerintah yang dilakukan dengan cara mengubah penerimaan dan pengeluaran negaraKebijakan ini diambil untuk menstabilkan ekonomi, memperluas kesempatan kerja, mempertinggi pertumbuhan ekonomi, dan keadilan dalam pemerataan pendapatanCaranya dengan : Menambah atau mengurangi pajak dan Subsidi

C. Kebijakan non Moneter dan non Fiskal

Kebijakan non moneter adalah kebijakan yang tidak berhubungan dengan finansial pemerintah maupun jumla uang yang beredar, cara ini merupakan langkah alternatif untuk mengatasi inflasi. Kebijakan non moneter dapat dilakukan melalui instrument berikut:

Mendorong agar pengusaha menaikkan hasil produksinya.Cara ini cukup efektif mengingat inflasi disebabkan oleh kenaikan jumlah barang konsumsi tidak seimbang dengan jumlah uang yang beredar. Oleh karena itu pemerintah membuat prioritas produksi atau memberi bantuan (subsidi) kepada sektor produksi bahan bakar, produksi beras.

Menekan tingkat upah.Tidak lain merupakan upaya menstabilkan upah/gaji, dalam pengertian bahwa upah tidak sering dinaikan karena kenaikan yang relatif sering dilakukan akan dapat meningkatkan daya beli dan pada akhirnya akan meningkatkan permintaan terhadap barang-barang secara keseluruhan dan pada akhirnya akan menimbulkan inflasi.

Pemerintah melakukan pengawasan harga dan sekaligus menetapkan harga maksimal.

Pemerintah melakukan distribusi secara langsung.Dimaksudkan agar harga tidak terjadi kenaikan, hal ini seperti yang dilakukan pemerintah dalam menetapkan harga tertinggi (harga eceran tertinggi/HET). Pengendalian harga yang baik tidak akan berhasil tanpa ada pengawasan. Pengawasan yang tidak baik biasanya akan menimbulkan pasar gelap. Untuk menghindari pasar gelap maka distribusi barang harus dapat dilakukan dengan lancar, seperti yang dilakukan pemerintah melalui Bulog atau KUD.

Penanggulangan inflasi yang sangat parah (hyper inflation) Ditempuh dengan cara melakukan sneering (pemotongan nilai mata uang).Sanering berasal dari bahasa Belanda yang berarti penyehatan, pembersihan, reorganisasi. Kebijakan sanering antara lain:

Penurunan nilai uang Pembekuan sebagian simpanan pada bank bank dengan ketentuan bahwa simpanan yang dibekukan akan diganti menjadi simpanan jangka panjang oleh pemerintah.Senering ini pernah dilakukan oleh pemerintah pada tahun 1960-an pada saat inflasi mencapai 650%. Pemerintah memotong nilai mata uang pecahan Rp. 1.000,00 menjadi Rp. 1,00.

Kebijakan yang berkaitan dengan output. Kenaikan output dapat memperkecil laju inflasi. Kenaikan jumlah output ini dapat dicapai misalnya dengan kebijakan penurunan bea masuk sehingga impor barang cenderung meningkat. Bertambahnya jumlah barang di dalam negeri cenderung menurunkan harga.

Kebijakan penentuan harga dan indexing. Ini dilakukan dengan penentuan ceiling price.

Devaluasi adalah penurunan nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang luar negeri. Jika hal tersebut terjadi biasanya pemerintah melakukan intervensi agar nilai mata uang dalam negeri tetap stabil. Istilah devaluasi lebih sering dikaitkan dengan menurunnya nilai uang satu negara terhadap nilai mata uang asing. Devaluasi juga merujuk kepada kebijakan pemerintah menurunkan nilai mata uang sendiri terhadap mata uang asing.

Kebijakan Non-Moneter dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain:

1. Menaikan hasil produksi, cara ini cukup efektif mengingat inflasi disebabkan oleh kenaikan jumlah barang konsumsi tidak seimbang dengan jumlah uang yang beredar. Oleh karena itu pemerintah membuat prioritas produksi atau memberi bantuan (subsidi) kepada sektor produksi bahan bakar, produksi beras.

2. Kebijakan upah, tidak lain merupakan upaya menstabilkan upah/gaji, dalam pengertian bahwa upah tidak sering dinaikan karena kenaikan yang relatif sering dilakukan akan dapat meningkatkan daya beli dan pada akhirnya akan meningkatkan permintaan terhadap barang-barang secara keseluruhan dan pada akhirnya akan menimbulkan inflasi.

3. Pengawasan harga dan distribusi barang dimaksudkan agar harga tidak terjadi kenaikan, hal ini seperti yang dilakukan pemerintah dalam menetapkan harga tertinggi (harga eceran tertinggi/HET). Pengendalian harga yang baik tidak akan berhasil tanpa ada pengawasan. Pengawasan yang baik biasanya akan menimbulkan pasar gelap. Untuk menghindari pasar gelap maka distribusi barang harus dapat dilakukan dengan lancar, seperti yang dilakukan pemerintah melalui Bulog atau KUD.Tujuan Kebijakan Non-Moneter antara lain: Mendorong agar pengusaha menaikkan hasil produksinya. Menekan tingkat upah. Pemerintah melakukan pengawasan harga dan sekaligus menetapkan harga maksimal. Pemerintah melakukan distribusi secara langsung. Penanggulangan inflasi yang sangat parah (hyper inflation) ditempuh dengan cara melakukan sneering (pemotongan nilai mata uang). Senering ini pernah dilakukan oleh pemerintah pada tahun 1960-an pada saat inflasi mencapai 650%. Pemerintah memotong nilai mata uang pecahan Rp. 1.000,00 menjadi Rp. 1,00. Kebijakan yang berkaitan dengan output. Kenaikan output dapat memperkecil laju inflasi. Kenaikan jumlah output ini dapat dicapai misalnya dengan kebijakan penurunan bea masuk sehingga impor barang cenderung meningkat. Bertambahnya jumlah barang di dalam negeri cenderung menurunkan harga. Kebijakan penentuan harga dan indexing. Ini dilakukan dengan penentuan ceiling price.

Kredit

Dewasa ini kegiatan transaksi kredit sukar untuk di hindari oleh para pelaku bisnis. Para pelaku bisnis tersebut melakukan transaksi kredit dengan beberapa alas an dan tujuan. Alasan dan tujuan tersebut akan berbeda diantara pihak-pihak pelaku transaksi kredit yang bersangkutan. Adapun pihak yang berkepentingan dalam transaksi kredit yaitu pemberi kredit (kreditur) dan penerima keredit (debitur).

Perusahaan dagang memberikan kredit dengan tujuan untuk meningkatkan volume penjualan dan mengimbangi pesaing. Lembaga perbankan atau yang sejenis memberikan kredit dengan tujuan untuk memperoleh bunga dari pokok pinjamannya. Sedangkan pihak debitur atau pelanggan melakukan transaksi kredit dengan alasan tidak mempunyai kas yang cukup untuk membeli dan membayar suatu produk atau terpaksa meminjam sejumlah uang untuk modal dan diharapkan dengan modal pinjaman tersebut diperoleh suatu penghasilan yang nantinya dapat mengembalikan pinjamannya tersebut serta memperoleh nilai lebih atau keuntungan.

A. Pengertian KreditSecara etimologi, istilah kredit berasal dari Bahasa latin, yaitu "credere", yang berarti kepercayaan. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, kredit adalah pinjaman sampai batas jumlah tertentu yang diizinkan oleh bank atau badan lain.

Menurut beberapa pendapat para ahli ilmu hukum, seperti:1. J. A. Lavy, merumuskan arti kredit adalah menyerahkan secara sukarela sejumlah uang untuk dipergunakan secara bebas oleh penerima kredit.2. Drs. Muchdarsyah Sinungan, kredit adalah suatu prestasi yang diberikan oleh satu pihak kepada pihak lainnya, dimana prestasi akan dikembalikan lagi pada masa tertentu yang akan diserahi dengan suatu kontraprestasi berupa bunga.

Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah, bunga, atau pembagian hasil keuntungan. Dengan adanya kredit, masyarakat bisa memberdayakan uang untuk kegiatan ekonomi sehingga bisa meningkatkan pendapatannya.Kredit diberikan oleh pihak perbankan. Sebagian masyarakat sekarang ini mungkin menggunakan kredit untuk berbagai keperluan baik membeli barang dan jasa maupun untuk mengembangkan usaha.

B. Manfaat KreditManfaat kredit bagi masyarakat antara lain :a) Menjadi sumber dana bagi kegiatan produktif maupun komsumtif;b) Meningkatkan daya beli masyarakat;c) Meningkatkan daya guna uang sehingga uang tidak hanya menganggur;d) Meningkatkan pemerataan pendapatan; sertae) Meningkatkan peredaran barang.

C. Syarat-Syarat KreditUntuk mengajukan kredit di bank perlu memerhatikan persyaratan yang dikenal dengan 5C sebagai berikut :

1. Character (Kepribadian)Kredit merupakan bentuk kepercayaan. Oleh karena itu, pemberi kredit akan mempertimbangkan keperibadian calon penerima kredit. Kepribadian yang baik, jujur disiplin, bisa dipercaya, dan taat dalam memenuhi kewajiban akan lebih mudah memperoleh kredit.2. Capacity (Kemampuan)Kemampuan seseorang atau perusahaan untuk menjalankan usaha juga menjadi pertimbangan pemberi kredit. Misalnya, kemampuan dalam menjalankan usaha dan menghasilkan keuntungan.3. Capital (Modal)Penilaian terhadap modal meliputi modal yang dimiliki dan alokasi penggunaan modal tersebut. Perusahaan yang bermodal besar biasanya akan lebih mudah memperoleh kredit daripada perusahaan bermodal kecil.4. Collateral (Jaminan)Nilai jaminan sering digunakan sebagai batas besarnya pinjaman yang akan diberikan. Barang yang digunakan bisa berupa harta bergerak(perhiasan dan kendaraan) dan tidak bergerak(tanah dan bangunan).5. Condition of Economy (Kondisi Perekonomian)Kondisi ekonomi yang terjadi menjadi salah satu pertimbangan pemberiaan kredit. Apabila kondisi ekonomi mendukung, stabil, dan menjanjikan, kredit mudah diberikan. Sebaliknya, ketika kondisi ekonomi tidak menentu atau sedang mengelami krisis, kredit sulit diberikan.

D. Unsur unsur Kredit

Menurut Rahman ( 17:2000 ) unsur unsur kredit antara lain :a) Kepercayaan.Kepercayaan merupakan suatu keyakinan bagi pemberi kredit (bank) bahwa kredit yang diberikan (baik berupa uang, barang, atau jasa) benar benar diterima kembali di masa yang akan datang sesuai dengan jangka waktu kredit. Kepercayaan diberikan oleh bank sebagai dasar utama yang melandasi mengapa kredit diberikan.b) Kesepakatan.Kesepakatan ini ditandai dengan adanya perjanjian kredit atau pengakuan hutang yang berarti bahwa setiap pelepasan kredit harus dilakukan dengan suatu perjanjian kredit.c) Waktu.Yang berarti bahwa antara pelepasan kredit oleh bank dengan pembayaran kembali oleh debitur tidak dilakukan pada waktu yang bersamaan, melainkan dipisahkan oleh suatu tenggang waktu.d) Resiko.Resiko ini berarti bahwa setiap pelepasan kredit jenis apapun akan mengandung resiko didalamnya, resiko yang terkandung dalam jangka waktu antara pelepasan kredit dengan pembayaran kredit kembali. Hal ini berarti bahwa semakin lama jangka waktu maka semakin tinggi resiko kredit tersebut.e) Prestasi.Prestasi ini berarti bahwa setiap kesepakatan yang terjadi antara bank dengan debitur, mengenai suatu pemberian kredit maka pada saat itu pula akan terjadi suatu prestasi.f) Kontra prestasi.Yang berarti setiap debitur berkewajiban untuk melunasi hutangnya dan membayar bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan.

E. Fungsi Kredit 1. Meningkatkan Daya Guna Uang Adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uang. Uang yang hanya disimpan, tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna. Lebih baik jika uang tersebut dipinjamkan kepada pihak lain, terutama bagi yang ingin memulai atau mengembangkan usaha. Dengan demikian, uang tersebut bisa berputar dan menghasilkan keuntungan baru. 2. Meningkatkan Peredaran UangKredit adalah bentuk penyaluran uang dari satu pihak ke pihak lain. Dalam hal ini, uang akan beredar dari suatu wilayah ke wilayah lain, misalnya dari Jakarta ke Sumatra atau Kalimantan. Dengan adanya kredit, daerah yang kekurangan uangn akan memperoleh tambahan uang untuk kegiatan ekonominya.3. Meningkatkan Daya Guna Barang Kredit yang diberikan bank akan digunakan oleh debitur untuk kegiatan konsumsi maupun produksi. Apabila digunakan untuk konsumsi akan menambah daya beli masyarakat dan meningkatkan permintaan barang dan jasa. Apabila digunakan untuk produksi akan memberikan nilai tambah bagi barang dan jasa.4. Meningkatkan peredaran barang.Kredit dapat menambah atau memperlancar arus barang dari wilayah satu ke wilayah yang lainnya, sehingga jumlah barang yang beredar tersebut dapat meningkatkan jumlah barang.5. Meningkatkan Pemerataan Pendapatan dan KemiskinanApabila kredit digunakan untuk usaha yang produktif, akan menciptakan lapangan kerja baru. Masyarakat yang menganggur pun akan memperoleh pendapatan sehingga bisa mengurangi kesenjangan dan kemiskinan.6. Sebagai alat stabilitas ekonomiKredit bisa menjadi alat stabilitas ekonomi, terutama dalam menerapkan kebijakan moneter. Apabila Bank Indonesia bertujuan mengurangi jumlah uang beredar, kebijakan pengetatan kredit dilakukan. Sebaliknya, apabila Bank Indonesia bertujuan menambah jumlah uang beredar, kebijakan pengetatan kredit dilakukan. Sebaliknya, apabila Bank Indonesia bertujuan menambah jumlah uang beredar Bank Indonesia harus melakukan kebijakan pelonggaran kredit.7. Kredit dapat mengaktifkan atau meningkatkan aktifitas-aktifitas atau kegunaan potensi-potensi ekonomi yang ada.Bantuan kredit mendorong para pengusaha seperti petani, perindustrian, dan lain-lainnya dapat berproduksi atau meningkatkan produksinya dengan mengaktifkan potensi-potensi ekonomi yang dimilikinya.

F. Jenis-jenis Kredit1. Segi Kegunaana) Kredit InvestasiKredit Investasi digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek-proyek baru. Contoh: kredit investasi untuk membangun pabrik dan membeli mesin-mesin. b) Kredit Modal KerjaKredit modal kerja digunakan untuk meningkatkan produksi dalam operasionalnya. Misalnya, untuk membeli bahan baku dan membayar gaji pegawai.2. Segi tujuan Kredit a) Kredit Produktif Kredit produktif digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi dan investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang dan jasa. Misalnya kredit untuk mendirikan usaha kerajinan batik.b) Kredit Konsumtif Kredit konsumtif digunakan untuk konsumsi secara pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yagn dihasilkan. Misalnya kredit mobil pribadi.c) Kredit perdagangan Kredit perdagangan ditujukan untuk kegiatan perdagangan, umumnya untuk membeli barang yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang tersebut. Kredit ini diberikan kepada supplier atau agen perdagangan.3. Segi waktua) Kredit jangka pendek ( Short-term loan )Kredit ini merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari satu tahun. Misalnya kredit untuk membiayai kelancaran operasi perusahaan, termasuk didalamnya berupa kredit modal kerja. Kredit jangka pendek dapat di urutkan dalam tiga kelompok, antara lain : (1)Kredit dagang (trade credit) antar perusahaan, (2)Pinjaman dari suatu perusahaan dagang, (3)Surat dagang.b) Kredit jangka menengah (Medium-term loan)Kredit ini merupakan kredit yang memiliki jangka waktu antara satu hingga tiga tahun dan biasanyauntuk kegiatan investasi dan kredit ini juga digunakan untuk menambah modal kerja, misalnya untuk membiayai pengadaan bahan baku.c) Kredit jangka panjang (Long-term loan)Kredit ini merupakan kredit yang memiliki jangka waktu pengembalian diatas lima tahun. Biasanya untuk kredit investasi jangka panjang di bidang perkebunan dan kredit perumahan.4. Segi Jaminana) Kredit dengan Jaminan (Secured Loan)Kredit ini diberikan dengan suatu jaminan berupa barang berwujud dan tidak berwujud. Kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminannya.b) Kredit tanpa Jaminan (Unsecured Loan)Kredit ini diberikan tanpa jaminan tertentu. Jenis kredit ini diberikan dengan melihat prospek usaha dan karakter calon penerima kredit/debitur.

1

14