23
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan basapa tidak asing lagi bagi masyarakat Pariaman, Ulakan khususnya. Setiap tahun, setelah tanggal 10 Syafar masyarakat Pariaman selalu memperingati meninggalnya Syheh Burhanuddin yang dikenal dengan sebutan basapa. Tahun 2006 ini, kegitan spiritual keagamaan ini jatuh pada tanggal 15 (Rabu). Di namakan dengan basapa karena kegitan ini hanya dilaksanakan pada bulan safar tahun hijriyah. Kegiatan basapa ke Ulakan ialah subuah kegiatan mengunjungi makan seorang guru yang bertempat di Nagari Ulakan Kecamatan Ulakan-Tapakis, Kabupaten Padang Pariaman. Prosesinya di awali dengan berdo’a di makam Syeh dengan tujuan orang yang berdo’a mendapatkan redho dari Allah subahanahu wataala. 1

makalah kegiatan basapa

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: makalah kegiatan basapa

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegiatan basapa tidak asing lagi bagi masyarakat Pariaman, Ulakan

khususnya. Setiap tahun, setelah tanggal 10 Syafar masyarakat Pariaman

selalu memperingati meninggalnya Syheh Burhanuddin yang dikenal dengan

sebutan basapa. Tahun 2006 ini, kegitan spiritual keagamaan ini jatuh pada

tanggal 15 (Rabu). Di namakan dengan basapa karena kegitan ini hanya

dilaksanakan pada bulan safar tahun hijriyah.

Kegiatan basapa ke Ulakan ialah subuah kegiatan mengunjungi makan

seorang guru yang bertempat di Nagari Ulakan Kecamatan Ulakan-Tapakis,

Kabupaten Padang Pariaman. Prosesinya di awali dengan berdo’a di makam

Syeh dengan tujuan orang yang berdo’a mendapatkan redho dari Allah

subahanahu wataala. Kemudian dilanjutkan dengan sholat berjamaah dan

ditutup dengan zikir bersama.

B. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah membahas mengenai

tradisi Basapa bagi masyarakat Pariaman.

1

Page 2: makalah kegiatan basapa

BAB II

PEMBAHASAN

KEGIATAN BASAPA

Kegiatan basapa tidak asing lagi bagi masyarakat Pariaman, Ulakan

khususnya. Setiap tahun, setelah tanggal 10 Syafar masyarakat Pariaman selalu

memperingati meninggalnya Syheh Burhanuddin yang dikenal dengan sebutan

basapa. Tahun 2006 ini, kegitan spiritual keagamaan ini jatuh pada tanggal 15

(Rabu). Di namakan dengan basapa karena kegitan ini hanya dilaksanakan pada

bulan safar tahun hijriyah.

Kegiatan basapa ke Ulakan ialah subuah kegiatan mengunjungi makan

seorang guru yang bertempat di Nagari Ulakan Kecamatan Ulakan-Tapakis,

Kabupaten Padang Pariaman. Prosesinya di awali dengan berdo’a di makam Syeh

dengan tujuan orang yang berdo’a mendapatkan redho dari Allah subahanahu

wataala. Kemudian dilanjutkan dengan sholat berjamaah dan ditutup dengan zikir

bersama.

Kegiatan basapa dilakukan ialah sebagai ungkapan rasa syukur dan terima

kasih terhadap syeh Burhanuddin, atas keberhasilannya mengembangkan ajaran

Islam di Minangkabau. Ajaran Sataryah yang dia bawa mendapat tempat di hati

masyarakat pada masa itu, sehingga berkembanglah agama Islam di Ranah

Minang. Pada saat itu, Syeh Burhanuddinlah satu-satunya orang yang pertama kali

membuka tempat pendidikan agama islam secara formal, pesantren istilah

sekarang (Duski Samad, 2003).

2

Page 3: makalah kegiatan basapa

Hal ini dapat di buktikan di surau pertamanya di Tanjuang Medan, di

sekeliling surau tersebut sudah terdapat rumah-rumah kecil sebagai tempat

tinggalnya santri-santri beliau selama menuntut ilmu agama. Untuk mengenang

jasa-sjasa beliau dilakukanlah ziarah kubur oleh murid-murid dan masyarakat

yang mewarisi ajaran Sataryah tersebut.

Kegitan basapa ini tidak hanya dilakukan oleh masayarakat Pariaman,

masyarakat dari darekpun tidak ketinggalan. Pada saat sapa gadang contohnya,

penziarah banyak yang berasal dari daerah darek, yang terdiri dari 3 luhak.

Setelah ziarah dilakukan, masyarakat tersebut melakukan ritual keagamaan seperti

di atas. Ada pula yang masyarakat melaksanakannya di dalam surau yang

dibangun di sekitar makam. Contohnya masyarakat Toboh Gadang, dan Tanah

Datar mempunyai surau tersendiri untuk melaksanakan ritual tersebut.

Sapa di kenal oleh masyarakat dengan 2 sebutan: Pertamaa Sapa gadang (safar

besar), ke dua Sapa ketek (safar keci)l.

Pada saat Sapa gadang Nagarai Ulakan mulai diramaikan oleh penziarah

terhitung sejak dari dari tanggal 13 (Senen) sampai tanggal 15 (Rabu) maret 2006

sekarang. Hari Rabu dianggap sebagai puncak dari kegiatan bersafar, karena hari

kamis pagi penziarah sudah mulai meninggalkan Ulakan guna menuju kampung

halaman mereka masing-masing. Dinamakan dengan sapa gadang, karena

kesempatan ini diperuntunkan untuk masyarakat dari daerah Darek. Jumlah

penziarah pada saat ini berkisar hingga ribuan orang, sehingga menutup badan-

badan jalan di Nagari ulakan. Dengan kondisi yang penuh sesak ini seakan

menambah semangat dan keyakinan penziarah untuk melaksanakan ritual

3

Page 4: makalah kegiatan basapa

keagamaan basapa. Selama 3 hari inilah daerah ulakan yang berdekatan dengan

pantai selalu ramai oleh penziarah dan pengunjung.

Lian pula halnya dengan muda-mudi, mereka merayakan basapa di

sepanjang pantai Ulakan. Moment ini, mereka gunakan sebagai ajang

perkencanan, memadu kasih hingga pagi menjelang. Namun, masyarakat Ulakan

tetap mempunyai konsekwensi dan aturan yang cukup tegas, bagi muda mudi

yang kedapatan melakukan hal yang tidak senonoh atau samapai melakukan

zinah, pasangan tersebut dinikahakan oleh tokoh masayarakat setempat.

Masyarakat tidak peduli apakah orangtua mereka setuju atau tidak. Tapi entah

kebetulan atau apa, setelah kegiatan bersapa gadang selesai tepatnya hari kamis

pagi, Nagari ulakan selalu di guyur hujan. Bisa jadi hujan yang turun dapat

dianggap sebagai pembersih noda yang di tingalkan muda-mudi di Nagari ulakan

tersebut. Kejadian seperti ini berlaku pula pada saat sapa ketek (sapa kecil)

nantinya.

Sapa ketek dilaksanakan pada hari Rabu minggu ke 2 setelah sapa gadang.

Pada saat ini pengunjung lebih ramai dari pada Sapa gadang, karena umumnya

pengunjung berasal dari daerah pariaman dan juga pengunjung pada Sapa Gadang

juga melakukan ziarahnya untuk ke dua kalinya. Oleh karena itu, dinamakanlah

sapa ini dengan sapa ketek, sebab hanya diperuntunkan untuk masyarakat

Pariaman, tapi tidak tertutup kemunggkinan bagi masyarakat dari Darek, sehingga

penziarah lebih ramai dari pada Sapa Gadang.

Ritual ini dimulai hari rabu tanggal 22 Maret, prosesinya di awali dengan

sholat zuhur hingga pagi harinya. Sementara kegiatan yang dilakukan sama seperti

4

Page 5: makalah kegiatan basapa

yang dilakukan pada saat sapa gadang baik penziarah maupun pengunjung yang

didominsi oleh muda mudi.

Tapi sungguh disayangkan, kegiatan basapa ini telah jauh melenceng dari

ketentuan yang ditetapkan oleh Guru Sataryah terdahulu. Jika sidang pembaca

melongok ke areal pemakaman, akan terlihat orang yang sedang berdo’a di

samping makam Syeh sudah mendekati hal-hal yang berbau syirik. Sebagian

orang terlihat sedang berebutan untuk mengambil pasir kuburan syeh, mereka

percaya pasir tersebut mujarab dijadikan obat.

Begitu pula dengan air di dalam kerang yang diletakan berdekatan dengan

Batu hampa (batu landasan yang digunakan ketika memukul kemaluannya) Syeh

Burhanuddin, penziarahpun berrebutan untuk mendapatkan air tersebut. Sekarang

air itu telah dibungkus dengan plastik kecil yang telah diisi dengan sayatan-

sayatan limau (jeruk nipis), dengan catatan orang tersebut memberi infak sebesar

Rp1000. Air ini dipercaya sebagai obat, seperti penambah kepintaran jka air

tersebut diusapkan ke kepala.

Tidak hanya itu, di sekeliling makam dapat diperhatikan belasan orang

terlihat Siak sedang mengobral do’a. Syaratnya bagi orang yang meminta

dido’akan harus bersedia memberikan infak kepada orang siak dengan jumlah

yang tidak ditentukan. Ditambah lagi tingkah laku muda mudi di sepanjang pantai

Ulakan. Itulah kenyataan yang terjadi selama bersapa ke Ulakan.

Basapa diadakan setiap hari Rabu setelah 10 Safar ketika bulan mulai naik,

dimana pada tahun ini jatuh pada tanggal 12 Safar 1429 H atau 20 Februari 2008,

puluhan ribu orang mengunjungi makam Syaikh Burhanuddin di Ulakan,

5

Page 6: makalah kegiatan basapa

Kabupaten Padang Pariaman, Sumbar (di kenal dengan Syaikh Burhanuddin

Ulakan). Pada awalnya mereka mengunjungi makam Syaikh tidak terkoordinir,

bisa dilakukan di bulan apa saja. Untuk menyatukan penziarah maka ditetapkan

ziarah diadakan pada bulan Safar karena diyakini Syaikh meninggal pada tanggal

10 Safar 1111 H atau 20 Juni 1704 M (sebagian menyatakan tahun 1104 H).

Karena ziarah di bulan Safar ini munculnya istilah “BASAPA” (pergi Safar).

Syaikh Burhanuddin dikagumi dan dihormati oleh masyarakat Minang,

bahkan seluruh Sumatera hingga mancanegara seperti Malaysia, Singapura dan

Brunei Darussalam. Beliau di kenal sebagai penganut Tarekat Syattariyah (salah

satu aliran Tasawuf), sementara di daerah Jawa sebagian besar masyarakatnya

menganut Tarekat Naqsyabandiyah. Kejatuhan pamor Tarekat Syattariyah di

Sumatera yang tidak lagi mu’tabarah (di terima) membuat pesatnya

perkembangan Tarekat Naqsyabandiyah di Jawa.

Nama asli dari Syaikh Burhanuddin adalah Pono, Bapaknya bernama

Sampak dan Ibunya bernama Cukup yang beragama Budha. Beliau berasal dari

Padang Panjang, kemudian merantau ke Lubuk Alung. Pada masa kecil Pono

belajar agama kepada Syaikh Madinah, setelah gurunya meninggal Beliau belajar

kepada Abdul Rauf di Singkil Aceh (di kenal dengan Syaikh Abdul Rauf Singkil),

Pono kemudian berganti nama menjadi Burhanuddin. Setelah 30 tahun belajar di

Aceh Beliau kembali ke Minangkabau dan menyebarkan Islam di Ulakan, dimana

sebagian besar masyarakat Minang masih menganut agama Budha.

Selama 30 tahun Beliau menyebarkan Islam di tanah Minang, murid-

muridnya menyebar ke seantero Minang: Tuanku Bayang di Salido (pakar ilmu

6

Page 7: makalah kegiatan basapa

sharaf), Tuanku Kubung Tigobaleh di Tanah Datar (pakar ilmu nahwu), Tuanku

Padang Ganting di Tanah Datar (pakar ilmu ushul fiqih) dan Tuanku Batu Hampa

di Batu Hampa (pakar ilmu tafsir).

Setibanya dari Aceh Beliau memancangkan pohon Cimpago Biru yang

dibawanya dari Aceh, pohon ini diyakini tempat makamnya sekarang (Ulakan).

Alkisah, ketika jenazah Syaikh selesai dimandikan, dikafani dan dishalatkan tiba-

tiba jenazah menghilang. Kemudian terdengar suara shalawat di sekitar pohon

Cimpago Biru ketika di lihat maka di bawah pohon telah ada makam lengkap

dengan batu nisannya yang bertuliskan nama Syaikh. Makam ini kemudian

dipagari dan diyakini sebagai makam Syaikh Burhanuddin.

RITUAL BASAPA

Ritual Basapa dimulai ba’da Dzuhur dan mencapai puncaknya menjelang

Maghrib, semakin malam suasana semain larut dan syahdu dengan berbagai ritual

seperti: dzikir, tahlilan, shalawat, yasinan, ratib saman, barzanji dan do’a-do’a

dilantunkan. Masing-masing jama’ah melantunkan dzikir yang berbeda,

tergantung dari surau mana mereka berasal. Para penziarah tetap/rutin dari

masing-masing daerah, biasanya memiliki surau khusus di sekitar makam.

Kelompok jama’ah juga bisa memasuki makam secara bergiliran dengan

didampingi oleh Khatib (penjaga makam), keluar dari makam jama’ah mengambil

pasir dari makam yang diyakini membawa berkah.

Selain ritual di atas, ada juga jama’ah Tarekat Syattariyah yang melakukan

“Suluk” yakni shalat selama 44 hari berturut-turut tanpa henti. Biasanya yang

melakukan suluk adalah orang-orang tua yang datang jauh hari sebelum 10 Safar.

7

Page 8: makalah kegiatan basapa

1. Tawassul

Berziarah ke makam Syaikh Burhanuddin dan makam-makam para

Wali di Jawa bertujuan untuk memohon do’a melalui perantaraan Syaikh dan

memperoleh syafaat darinya, hal ini di kenal dengan “Tawassul”

Tawassul adalah menjadikan sesuatu sebagai perantara/sarana

dikabulkannya sebuah keinginan. Tawassul biasanya dengan berbagai cara,

melalui perantara amal shalih, orang yang masih hidup dan orang yang sudah

meninggal (kuburan).

Tawassul melalui perantaraan amal shalih dibolehkan, misal: melalui

shalat, puasa, membaca al-Qur’an, dzikir, membantu fakir miskin dan lain-

lain. Misalnya, dengan mengatakan: ”Ya Allah, Engkau tahu bahwa aku rajin

melakukan tahajjud maka ampunilah dosa-dosaku dengan tahajjudku”

Tawassul melalui perantaraan orang yang hidup juga dibolehkan,

terutama kepada Nabi dan orang-orang shalih. Seseorang yang diketahui

shalih, menjaga dirinya dari makan, minum dan pakaian yang haram, ahli

ibadah, tawadhu’ dan selalu bertaqwa kepada Allah swt, maka diharapkan dari

do’anya keinginan kita bisa terkabul. Salah satu contoh kasus ketika saudara

Nabi Yusuf memohon do’a kepada Bapaknya Nabi Ya’kub agar dosanya

diampui oleh Allah swt.

Mereka berkata: "Wahai ayah kami, mohonkanlah ampun bagi kami terhadap dosa-dosa kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang bersalah (berdosa). Ya'qub berkata: "Aku akan memohonkan ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" (Yusuf 97-98).

8

Page 9: makalah kegiatan basapa

Tawassul melalui orang mati (kuburan) tidak dibolehkan karena orang

mati tidak dapat lagi memberikan manfaat bagi orang hidup. Tawassul melalui

kuburan Syaikh Burhanuddin saat Basapa adalah perbuatan sia-sia karena

Syaikh Burhanuddin telah meninggal dan tidak dapat lagi memberikan

manfaat kepada penziarah, bahkan bisa menjurus kepada kesyirikan. Manfaat

yang bisa diperoleh dari Syaikh Burhanuddin adalah dari ilmu-ilmu yang

Beliau sebarkan di tanah Minang.

Islam mengajarkan untuk langsung berdo’a kepada Allah swt, tidak

dibutuhkan perantara ketika manusia berhubungan dengan Allah swt melalui

kuburan para Wali, Syaikh dan orang-orang shalih. Manusia berdo’a dan

Allah swt akan mengabulkannya, bahkan Allah swt lebih dekat dari urat leher

manusia.

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran (Al-Baqara: 186).

Mendatangi kuburan, mendirikan tenda, bermalam (i’tikaf), makan dan

minum, serta beribadah adalah perbuatan yang jahiliyah tidak di kenal di

dalam Islam.Lihat 5, hal 62; juga 6 hal 114 Rasulullah saw melarang umat

Islam mengadakan perayaan dan beribadah di atas kuburan.

Janganlah kalian jadikan rumah kalian sebagai kuburan dan jangan

jadikan kuburku sebagai tempat perayaan, dan bershalawatlah atasku,

sesungguhnya shalawat kalian sampai kepadaku bagaimanapun keadaan

kalian (HR Tirmidzi, Abu Dawud dan Ibnu Majah).

9

Page 10: makalah kegiatan basapa

Semoga Allah membinasakan orang-orang Yahudi. Mereka

menjadikan kubur para nabi mereka sebagai masjid (tempat ibadah) (HR

Bukhari dan Muslim).

Mengambil pasir di makam Syaikh dan meyakini membawa berkah

adalah perbuatan syirik, ini sama saja meyakini ada kekuatan selain Allah swt

yang mampu merubah baik dan buruknya takdir manusia.

Begitu juga, membuat bangunan di atas kuburan perbuatan yang tidak

ada sunnahnya, seharusnya kuburan diratakan atau sedikit ditinggikan sebagai

tanda bahwa itu kuburan.

Janganlah kamu meninggalkan gambar kecuali engkau telah

menghancurkannya dan tidak pula kubur yang diagungkan melainkan engkau

telah meratakannya (HR Imam Ahmad, Muslim dan Tirmidzi).

2. Dzikir Bid’ah

Selain Tarekat Syattariyah di Ulakan Pariaman, banyak Tarekat-tarekat

lain di Indonsia tergantung dari metode dzikir masing-masing guru sufi, antara

lain: Qadiriyah, Naqsyabandiyah, Khalwatiyah, Sammaniyah, Alawiyah,

Haddadiyah dan Tijaniyah.

Meskipun di klaim bahwa dzikir-dzikir yang diajarkan oleh para

mursyid (guru) bersambung hingga Rasulullah saw (manqul). Kenyataannya,

tidak satu hadits-pun yang menggambarkan Rasulullah saw dan para sahabat

berdzikir dengan cara yang mereka amalkan. Dzikir yang dilakukan para

pengamal Tarekat biasanya dengan merintih, mengerang, mencabik-cabik

10

Page 11: makalah kegiatan basapa

pakaian, bertepuk-tangan hingga menari, kemudian mengalami ekstase

(mabuk).

Ketika mengalami ekstase (mabuk) mereka akan memperoleh bisikan-

bisikan Ilahi yang di sebut kasyf (ilmu batin), kasyf ini diperoleh langsung

dari Allah swt atau diperoleh melalui Rasulullah saw.Lihat 4, hal 155, 171-

173 Padahal kasyf yang diperoleh suatu yang imajiner dan prasangka-

prasangka yang tidak benar.

Dan mereka tidak mempunyai sesuatu pengetahuanpun tentang itu.

Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan sedang sesungguhnya

persangkaan itu tiada berfaedah sedikitpun terhadap kebenaran (An-Najm

28).

Tarekat mungkin sebagai bentuk pelarian (zuhud) terhadap kehidupan

hedonisme, materialisme dan sekulerisme yang membelenggu kehidupan

masyarakat modern, tetapi bagaimanapun Tarekat harus tetap mengacu kepada

al-Quran dan assunnah, selain itu jelas tertolak.

Man ’amala ’amilan laysa ’alaihi amruna fahuwan raddun; Siapa saja

yang melakukan perbuatan yang tidak termasuk perintah kami adalah tertolak

(HR Bukhari dan Muslim).

11

Page 12: makalah kegiatan basapa

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kegiatan basapa ke Ulakan ialah subuah kegiatan mengunjungi makan

seorang guru yang bertempat di Nagari Ulakan Kecamatan Ulakan-Tapakis,

Kabupaten Padang Pariaman. Prosesinya di awali dengan berdo’a di makam

Syeh dengan tujuan orang yang berdo’a mendapatkan redho dari Allah

subahanahu wataala. Kemudian dilanjutkan dengan sholat berjamaah dan

ditutup dengan zikir bersama.

Kegiatan basapa dilakukan ialah sebagai ungkapan rasa syukur dan

terima kasih terhadap syeh Burhanuddin, atas keberhasilannya

mengembangkan ajaran Islam di Minangkabau. Ajaran Sataryah yang dia

bawa mendapat tempat di hati masyarakat pada masa itu, sehingga

berkembanglah agama Islam di Ranah Minang. Pada saat itu, Syeh

Burhanuddinlah satu-satunya orang yang pertama kali membuka tempat

pendidikan agama islam secara formal, pesantren istilah sekarang.

B. Saran

Setelah selesainya makalah ini diharapkan kepada penulis dan

pembaca agar lebi memahami lagi isi dari pembahasan makalah ini.

12

Page 13: makalah kegiatan basapa

DAFTAR PUSTAKA

http://padangmedia.com/, 23 Februari 2008: “Basapa” ke Makam Syekh

Burhanuddin.

Gerakan Politik Kaum Tarekat, Ajid Thohir, Pustaka Hidayah, cetakan I, Mei

2002.

Menjadi Sufi Bimbingan untuk Para Pemula, Abu al-Najib al-Suhrawardi, Pustaka

HIdayah, cetakan I, Agustus 1994

Tasawuf Antara Agama dan Filsafat, DR. Ibrahim Hilal, Pustaka Hidayah,

cetakan I, Januari 2002

Sekelumit Rahasia Al-Quran, Mustafa Mahmud, Pustaka Nasional Pte Ltd

Singapura, cetakan I, 1990

Mengungkap Kebenaran dan Kebatilan, Sa’ad Shodiq Muhammad, Pustaka

Azzam, cetakan IV, 1978.

Inilah Akidahku, ’Aidh Abdullah al-Qarni, Qisthi Press, cetakan I, November

2002.

13

Page 14: makalah kegiatan basapa

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... i

DAFTAR ISI........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1

A. Latar Belakang................................................................................................. 1

B. Tujuan Penulisan.............................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................... 2

KEGIATAN BASAPA......................................................................................... 2

RITUAL BASAPA............................................................................................... 7

BAB III PENUTUP............................................................................................ 12

A. Kesimpulan.................................................................................................... 12

B. Saran............................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA

14ii

Page 15: makalah kegiatan basapa

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah Swt yang senantiasa melimpahkan rahmat

dan kasih sayang dan karuniaNya kepada kita bersama yang dengan semua itu kita

hidup dan menikmati kehidupan penuh iman dan taqwa.

Shalawat dan salam semoga selalu kita sampaikan kepada suri tauladan

dan junjungan umat Islam sedunia, Nabi Besar Muhammad Saw. Berkat

perjuangan, keteguhan dan pengorbanan yang penuh ikhlas dalam menegakkan

syiar Islam sehingga mampu mengubah wajah dunia kejahiliyahan menuju cahaya

Islam yang mulia. Ucapan terima kasih kami (penyusun makalah ini) haturkan

kepada pihak-pihak yang telah berjasa membantu kami dalam penyusunan

makalah ini.

Akhirnya kami sangat mengharapkan saran, kritikan dan masukan demi

memperbaiki ketidaksempurnaan makalah ini karena tidak ada satu hal pun yang

sempurna di dunia ini. Hanya Allah lah yang Maha sempurna.

Wassalam mualaikum Wr. Wb.

Pariaman, Juni 2011

Penulis

15i