27
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah tumpuan dan harapan orang tua. Anak jugalah yang akan menjadi penerus bangsa ini. Sedianya, wajib dilindungi maupun diberikan kasih sayang. Namun fakta berbicara lain. Maraknya kasus kekerasan pada anak sejak beberapa tahun ini seolah membalikkan pendapat bahwa anak perlu dilindungi. Begitu banyak anak yang menjadi korban kekerasan keluarga, lingkungan maupun masyarakat dewasa ini. Pasal 28 b ayat 2 menyatakan bahwa “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminas”. Namun apakah pasal tersebut sudah dilaksanakan dengan benar? Seperti yang kita tahu bahwa Indonesia masih jauh dari kondisi yang disebutkan dalam pasal tersebut. Berbagai jenis kekerasan diterima oleh anak-anak, seperti kekerasan verbal, fisik, mental maupun pelecehan seksual. Ironisnya pelaku kekerasan terhadap anak biasanya adalah orang yang memiliki hubungan dekat dengan si anak, seperti keluarga, guru maupun teman sepermainannya sendiri. Tentunya ini juga memicu trauma pada anak.

Makalah Kekerasan Pada Anak

Embed Size (px)

DESCRIPTION

studi kasus asuhan keperawatan

Citation preview

Page 1: Makalah Kekerasan Pada Anak

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak adalah tumpuan dan harapan orang tua. Anak jugalah yang akan

menjadi penerus bangsa ini. Sedianya, wajib dilindungi maupun diberikan kasih

sayang. Namun fakta berbicara lain. Maraknya kasus kekerasan pada anak sejak

beberapa tahun ini seolah membalikkan pendapat bahwa anak perlu dilindungi.

Begitu banyak anak yang menjadi korban kekerasan keluarga, lingkungan maupun

masyarakat dewasa ini.

Pasal 28 b ayat 2 menyatakan bahwa “Setiap anak berhak atas kelangsungan

hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan

dan diskriminas”. Namun apakah pasal tersebut sudah dilaksanakan dengan

benar? Seperti yang kita tahu bahwa Indonesia masih jauh dari kondisi yang

disebutkan dalam pasal tersebut.

Berbagai jenis kekerasan diterima oleh anak-anak, seperti kekerasan verbal,

fisik, mental maupun pelecehan seksual. Ironisnya pelaku kekerasan terhadap

anak biasanya adalah orang yang memiliki hubungan dekat dengan si anak, seperti

keluarga, guru maupun teman sepermainannya sendiri. Tentunya ini juga memicu

trauma pada anak.

Kondisi ini amatlah memprihatinkan, namun bukan berarti tidak ada

penyelesaiannya. Perlu koordinasi yang tepat di lingkungan sekitar anak terutama

pada lingkungan keluarga untuk mendidik anak tanpa menggunakan kekerasan,

menyeleksi tayangan televisi maupun memberikan perlindungan serta kasih

sayang agar anak tersebut tidak menjadi anak yang suka melakukan kekerasan

nantinya. Tentunya kita semua tidak ingin negeri ini dipimpin oleh pemimpin

bangsa yang tidak menyelesaikan kekerasan terhadap rakyatnya.

Page 2: Makalah Kekerasan Pada Anak

B. Rumusan masalah

1. Bagaimana konsep kekerasan pada anak?

2. Apa saja factor penyebab kekerasan terhadap anak?

3. Bagaimana bentuk kekerasan terhadap anak?

4. Bagaimana dampak kekerasan terhadap anak?

5. Bagaimana solusi untuk menangani masalah kekerasan pada anak?

6. Bagaimana studi kasus terhadap kekerasan anak?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui bagaimana konsep kekerasan pada anak.

2. Untuk mengetahui apa saja factor penyebab kekerasan terhadap anak.

3. Untuk Mengetahui bagaimana bentuk kekerasan terhadap anak.

4. Untuk mengetahui bagaimana dampak kekerasan terhadap anak.

5. Untuk mengetahui bagaimana solusi untuk menangani masalah kekerasan

pada anak.

6. Untuk mengetahui bagaimana studi kasus terhadap kekerasan anak.

Page 3: Makalah Kekerasan Pada Anak

BAB 2

PEMBAHASAN

A. Definisi Kekerasan Terhadap Anak

Kekerasan berarti penganiayaan, penyiksaan, atau perlakuan salah. Menurut

WHO (dalam Bagong. S, dkk, 2000), kekerasan adalah penggunaan kekuatan fisik

dan kekuasaan, ancaman atau tindakan terhadap diri sendiri, perorangan atau

sekelompok orang atau masyarakat yang mengakibatkan atau kemungkinan besar

mengakibatkan memar/trauma, kematian, kerugian psikologis, kelainan

perkembangan atau perampasan hak.

Menurut Sutanto (2006) kekerasan anak adalah perlakuan orang dewasa atau

anak yang lebih tua dengan menggunakan kekuasaan/otoritasnya terhadap anak

yang tak berdaya yang seharusnya menjadi tanggung jawab dari orangtua atau

pengasuh yang berakibat penderitaan, kesengsaraan, cacat/kematian. Kekerasan

pada anak lebih bersifat sebagai bentuk penganiayaan fisik dengan terdapatnya

tanda atau luka pada tubuh sang anak.

Nadia (2004) mengartikan kekerasan anak sebagai bentuk penganiayaan baik

fisik maupun psikis. Penganiayaan fisik adalah tindakan kasar yang mencelakakan

anak dan segala bentuk kekerasan fisik pada anak yang lainnya. Sedangkan

penganiayaan psikis adalah semua tindakan merendahkan/meremehkan anak.

Lebih lanjut Hoesin (2006) melihat kekerasan anak sebagai bentuk

pelanggaran terhadap hak-hak anak dan dibanyak negara dikategorikan sebagai

kejahatan sehingga untuk mencegahnya dapat dilakukan oleh para petugas hukum.

Barker (dalam Huraerah, 2007) mendefinisikan child abuse merupakan

tindakan melukai beulang-ulang secara fisik dan emosional terhadap anak yang

ketergantungan, melalui desakan hasrat, hukuman badan yang tak terkendali,

degradasi dan cemoohan permanen atau kekerasan seksual.

Page 4: Makalah Kekerasan Pada Anak

B. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Kekerasan Terhadap Anak

Ada banyak faktor kenapa terjadi kekerasan terhadap anak:

1. Lemahnya pengawasan orang tua terhadap anak dalam menonton tv, bermain

dll. Hal ini bukan berarti orang tua menjadi diktator/over protective, namun

maraknya kriminalitas di negeri ini membuat perlunya meningkatkan

kewaspadaan terhadap lingkungan sekitar.

2. Anak mengalami cacat tubuh, gangguan tingkah laku, autisme, terlalu lugu

3. Kemiskinan keluarga (banyak anak).

4. Keluarga pecah (broken Home) akibat perceraian, ketiadaan Ibu dalam

jangka panjang.

5. Keluarga yang belum matang secara psikologis, ketidak mampuan mendidik

anak, anak yang tidak diinginkan (Unwanted Child) atau anak lahir diluar

nikah.

6. Pengulangan sejarah kekerasan orang tua yang dulu sering memperlakukan

anak-anaknya dengan pola yang sama.

7. Kondisi lingkungan yang buruk, keterbelakangan.

8. Kesibukan orang tua sehingga anak menjadi sendirian bisa menjadi pemicu

kekerasan terhadap anak.

9. Kurangnya pendidikan orang tua terhadap anak.

Gelles Richard.J (1982) mengemukakan bahwa kekerasan terhadap anak

(child abuse) terjadi akibat kombinasi dari berbagai faktor, yaitu:

1. Pewarisan Kekerasan Antar Generasi (intergenerational transmission of

violance)

Banyak anak belajar perilaku kekerasan dari orangtuanya dan ketika tumbuh

menjadi dewasa mereka melakuakan tindakan kekerasan kepada anaknya. Dengan

demikian, perilaku kekerasan diwarisi (transmitted) dari generasi ke generasi.

Studi-studi menunjukkan bahwa lebih kurang 30% anak-anak yang diperlakukan

dengan kekerasan menjadi orangtua yang bertindak keras kepada anak-anaknya.

Sementara itu, hanya 2 sampai 3 persen dari semua individu menjadi orangtua

yang memperlakukan kekerasan kepada anak-anaknya. Anak-anak yang

mengalami perlakuan salah dan kekerasan mungkin menerima perilaku ini sebagai

Page 5: Makalah Kekerasan Pada Anak

model perilaku mereka sendiri sebagai orangtua. Tetapi, sebagian besar anak-anak

yang diperlakukan dengan kekerasan tidak menjadi orang dewasa yang

memperlakukan kekerasan kepada anak-anaknya.

2. Stres Sosial (social stress)

Stres yang ditimbulkan oleh berbagai kondisi sosial meningkatkan risiko

kekerasan terhadap anak dalam keluarga. Kondisi-kondisi sosial ini mencakup:

pengangguran (unemployment), penyakit (illness), kondisi perumahan buruk (poor

housing conditions), ukuran keluarga besar dari rata-rata (a larger than average

family size), kelahiran bayi baru (the presence of a new baby), orang cacat

(disabled person) di rumah, dan kematian (the death) seorang anggota keluarga.

Sebagian besar kasus dilaporkan tentang tindakan kekerasan terhadap anak berasal

dari keluarga yang hidup dalam kemiskinan. Tindakan kekerasan terhadap anak

juga terjadi dalam keluarga kelas menengah dan kaya, tetapi tindakan yang

dilaporkan lebih banyak di antara keluarga miskin karena beberapa alasan.

3. Isolasi Sosial dan Keterlibatan Masyarakat Bawah

Orangtua dan pengganti orangtua yang melakukan tindakan kekerasan

terhadap anak cenderung terisolasi secara sosial. Sedikit sekali orangtua yang

bertindak keras ikut serta dalam suatu organisasi masyarakat dan kebanyakan

mempunyai hubungan yang sedikit dengan teman atau kerabat.

4. Struktur Keluarga

Tipe-tipe keluarga tertentu memiliki risiko yang meningkat untuk melakukan

tindakan kekerasan dan pengabaian kepada anak. Misalnya, orangtua tunggal

lebih memungkinkan melakukan tindakan kekerasan terhadap anak dibandingkan

dengan orangtua utuh. Selain itu, keluarga-keluarga di mana baik suami atau istri

mendominasi di dalam membuat keputusan penting, seperti: di mana bertempat

tinggal, pekerjaan apa yang mau diambil, bilamana mempunyai anak, dan

beberapa keputusan lainnya, mempunyai tingkat kekerasan terhadap anak yang

lebih tinggi dibandingkan dengan keluarga-keluarga yang suami-istri sama-sama

bertanggung jawab atas keputusan-keputusan tersebut.

Page 6: Makalah Kekerasan Pada Anak

C. Bentuk Kekerasan Terhadap Anak

Terry E. Lawson (dalam Huraerah, 2007), psikiater internasional yang

merumuskan definisi tentang child abuse, menyebut ada empat macam abuse,

yaitu emotional abuse,verbal abuse, physical abuse, dan sexual abuse).

1. Kekerasan secara Fisik (physical abuse)

Physical abuse,terjadi ketika orang tua/pengasuh dan pelindung anak

memukul anak (ketika anak sebenarnya memerlukan perhatian). Pukulan akan

diingat anak itu jika kekerasan fisik itu berlangsung dalam periode tertentu.

Kekerasan yang dilakukan seseorang berupa melukai bagian tubuh anak.

2. Kekerasan Emosional (emotional abuse)

Emotional abuse terjadi ketika orang tua/pengasuh dan pelindung anak

setelah mengetahui anaknya meminta perhatian, mengabaikan anak itu. Ia

membiarkan anak basah atau lapar karena ibu terlalu sibuk atau tidak ingin

diganggu pada waktu itu. Ia boleh jadi mengabaikan kebutuhan anak untuk

dipeluk atau dilindungi. Anak akan mengingat semua kekerasan emosional

jika kekerasan emosional itu berlangsung konsisten. Orang tua yang secara

emosional berlaku keji pada anaknya akan terusmenerus melakukan hal sama

sepanjang kehidupan anak itu.

3. Kekerasan secara Verbal (verbal abuse)

Biasanya berupa perilaku verbal dimana pelaku melakukan pola komunikasi

yang berisi penghinaan, ataupun kata-kata yang melecehkan anak. Pelaku

biasanya melakukan tindakan mental abuse, menyalahkan, melabeli, atau juga

mengkambinghitamkan.

4. Kekerasan Seksual (sexual abuse)

Sexual abuse meliputi pemaksaan hubungan seksual yang dilakukan terhadap

orang yang menetap dalam lingkup rumah tangga tersebut (seperti istri, anak

dan pekerja rumah tangga). Selanjutnya dijelaskan bahwa sexual abuse

adalah setiap perbuatan yang berupa pemaksaan hubungan seksual,

pemaksaan hubungan seksual dengan cara tidak wajar dan atau tidak disukai,

pemaksaan hubungan seksual dengan orang lain untuk tujuan komersil dan

atau tujuan tertentu.

Page 7: Makalah Kekerasan Pada Anak

D. Dampak dari Kekerasan pada Anak

Dampak kekerasan pada anak yang diakibatkan oleh orangtuanya sendiri atau

orang lain sangatlah buruk antara lain:

1. Agresif

Sikap ini biasa ditujukan anak kepada pelaku kekerasan. Umumnya ditujukan

saat anak merasa tidak ada orang yang bisa melindungi dirinya. Saat orang

yang dianggap tidak bisa melindunginya itu ada disekitarnya, anak akan

langsung memukul atau melakukan tindak agresif terhadap si pelaku. Tetapi

tidak semua sikap agresif anak muncul karena telah mengalami tindak

kekerasan.

2. Murung/Depresi

Kekerasan mampu membuat anak berubah drastis seperti menjadi anak yang

memiliki gangguan tidur dan makan, bahkan bisa disertai penurunan berat

badan. Ia akan menjadi anak yang pemurung, pendiam, dan terlihat kurang

ekspresif.

3. Mudah Menangis

Sikap ini ditunjukkan karena anak merasa tidak nyaman dan aman dengan

lingkungan sekitarnya. Karena dia kehilangan figur yang bisa melindunginya,

kemungkinan besar pada saat dia besar, dia tidak akan mudah percaya pada

orang lain.

4. Melakukan Tindak Kekerasan Terhadap Orang Lain

Dari semua ini anak dapat melihat bagaimana orang dewasa

memperlakukannya dulu. Ia belajar dari pengalamannya, kemudian bereaksi

sesuai dengan apa yang dia alami.

E. Solusi Mencegah Terjadinya Kekerasan pada Anak

Agar anak terhindar dari bentuk kekerasan seperti diatas perlu adanya

pengawasan dari orang tua, dan perlu diadakannya langkah-langkah sebagai

berikut:

Page 8: Makalah Kekerasan Pada Anak

1. Jangan sering mengabaikan anak, karena sebagian dari terjadinya kekerasan

terhadap anak adalah kurangnya perhatian terhadap anak. Namun hal ini

berbeda dengan memanjakan anak.

2. Tanamkan sejak dini pendidikan agama pada anak. Agama mengajarkan

moral pada anak agar berbuat baik, hal ini dimaksudkan agar anak tersebut

tidak menjadi pelaku kekerasn itu sendiri.

3. Sesekali bicaralah secara terbuka pada anak dan berikan dorongan pada anak

agar bicara apa adanya/berterus terang. Hal ini dimaksudkan agar orang tua

bisa mengenal anaknya dengan baik dan memberikan nasihat apa yang perlu

dilakukan terhadp anak, karena banyak sekali kekerasan pada anak terutama

pelecehan seksual yang terlambat diungkap.

4. Ajarkan kepada anak untuk bersikap waspada seperti jangan terima ajakan

orang yang kurang dikenal dan lain-lain.

5. Sebaiknya orang tua juga bersikap sabar terhadap anak. Ingatlah bahwa

seorang anak tetaplah seorang anak yang masih perlu banyak belajar tentang

kehidupan dan karena kurangnya kesabaran orang tua banyak kasus orang tua

yang menjadi pelaku kekerasan terhadap anaknya sendiri.

F. Pencegahan Dan Penanggulangan Penganiayaan Pada Anak

Pencegahan dapat dilakukan dengan mengurangi kemungkinan terjadinya

kekerasan pada anak dan di rumah tangga. Pencegahan primer dapat dilakukan

dengan melakukan pendidikan kesehatan tentang child abuse dan mengidentifikasi

resiko terjadinya child abuse.

Hal yang dapat dilakukan oleh perawat adalah dengan memberikan

pendidikan kepada keluarga tentang pertumbuhan dan perkembangan anak, serta

cara menghadapi stress saat menjadi orang tua. Browne mengemukakan,

setidaknya skrening melibatkan 3 orang perawat yang akan datang pada 9 bulan

pertama kehidupan. Pada kunjungan pertama dilakukan pengkajian atas adanya

faktor yang berhubungan dengan abuse dan neglect, Pada kunjungan selanjutnya

perawat mengexplorasi persepsi orang tua tentang tentang anak dan stressor si

keluarga. Pada kunjungan ke tiga perawat melihat kembali tentang kebiasaan bayi

Page 9: Makalah Kekerasan Pada Anak

dan pengasuhannya. Mengamati pertumbuhan dan perkembangannya, dan

membantu orang tua untuk mengenali perkembangan yang sesuai dengan usia

anak. Orang tua yang beresiko menjadi abusive parents akan memiliki perkiraan

yang tidak realistik tentang pertumbuhan dan perkembangan anak, misalnya bayi

berusia 6 bulan dianggap harus didisiplinkan karena tidak dapat mengikuti toilet

training. (Smith and Maurer, 1995)

Selain hal di atas, perawat juga hendaknya mengamati hubungan antara

orang tua dengan anak. Salah satu indikator kunci adalah kurangnya bonding

antara ibu dan anak. . Bila bonding lemah, maka perawat dapat meningkatkan

pegasuhan dan kepercayaan diri orang tua sebagai pengasuh anak.

Pencegahan dan penanggulangan penganiayaan dan kekerasan pada anak

adalah melalui:

1. Pelayanan kesehatan

Pelayanan kesehatan dapat melakukan berbagai kegiatan dan program

yang ditujukan pada individu, keluarga, dan masyarakat.

a. Prevensi primer-tujuan: promosi orangtua dan keluarga sejahtera.

1) Individu

a) Pendidikan kehidupan keluarga di sekolah, tempat ibadah, dan

masyarakat

b) Pendidikan pada anak tentang cara penyelesaian konflik

c) Pendidikan seksual pada remaja yang beresiko

d) Pendidikan perawatan bayi bagi remaja yang merawat bayi

e) Pelayanan referensi perawatan jiwa

f) Pelatihan bagi tenaga profesional untuk deteksi dini perilaku

kekerasan.

2) Keluarga

a) Kelas persiapan menjadi orangtua di RS, sekolah, institusi di

masyarakat

b) Memfasilitasi jalinan kasih sayang pada orangtua baru

Page 10: Makalah Kekerasan Pada Anak

c) Rujuk orangtua baru pada perawat Puskesmas untuk tindak lanjut

(follow up)

d) Pelayanan sosial untuk keluarga

3) Komunitas

a) Pendidikan kesehatan tentang kekerasan dalam keluarga

b) Mengurangi media yang berisi kekerasan

c) Mengembangkan pelayanan dukungan masyarakat, seperti:

pelayanan krisis, tempat penampungan anak/keluarga/usia

lanjut/wanita yang dianiaya

d) Kontrol pemegang senjata api dan tajam

 

b. Prevensi sekunder-tujuan: diagnosa dan tindakan bagi keluarga yang

stress

1) Individu

a) Pengkajian yang lengkap pada tiap kejadian kekerasan pada

keluarga pada tiap pelayanan kesehatan

b) Rencana penyelamatan diri bagi korban secara adekuat

c) Pengetahuan tentang hukuman untuk meminta bantuan dan

perlindungan

d) Tempat perawatan atau “Foster home” untuk korban

 

2) Keluarga

a) Pelayanan masyarakat untuk individu dan keluarga

b) Rujuk pada kelompok pendukung di masyarakat (self-help-group).

Misalnya: kelompok pemerhati keluarga sejahtera

c) Rujuk pada lembaga/institusi di masyarakat yang memberikan

pelayanan pada korban.

Page 11: Makalah Kekerasan Pada Anak

3) Komunitas

a) Semua profesi kesehatan terampil memberikan pelayanan pada

korban dengan standar prosedur dalam menolong korban

b) Unit gawat darurat dan unit pelayanan 24 jam memberi respon,

melaporkan, pelayanan kasus, koordinasi dengan penegak

hukum/dinas sosial untuk pelayanan segera.

c) Tim pemeriksa mayat akibat kecelakaan/cedera khususnya bayi

dan anak

d) Peran serta pemerintah: polisi, pengadilan, dan pemerintah

setempat.

e) Pendekatan epidemiologi untuk evaluasi

f) Kontrol pemegang senjata api dan tajam

 

c. Prevensi tertier-tujuan: redukasi dan rehabilitasi keluarga dengan

kekerasan

1) Individu

a) Strategi pemulihan kekuatan dan percaya diri bagi korban

b) Konseling profesional pada individu

2) Keluarga

a) Reedukasi orangtua dalam pola asuh anak

b) Konseling profesional bagi keluarga

c) Self-help-group (kelompok peduli)

 

3) Komunitas

a) “Foster home”, tempat perlindungan

b) Peran serta pemerintah

c) “follow up” pada kasus penganiayaan dan kekerasan

d) Kontrol pemegang senjata api dan tajam

 

Page 12: Makalah Kekerasan Pada Anak

2.  Pendidikan

Sekolah mempunyai hak istimewa dalam mengajarkan bagian badan yang

sangat pribadi, yaitu penis, vagina, anus, mammae dalam pelajaran biologi.

Perlu ditekankan bahwa bagian tersebut sifatnya sangat pribadi dan harus

dijaga agar tidak diganggu orang lain. Sekolah juga perlu meningkatkan

keamanan anak di sekolah. Sikap atau cara mendidik anak juga perlu

diperhatikan agar tidak terjadi aniaya emosional. Guru juga dapat membantu

mendeteksi tanda2 aniaya fisik dan pengabaian perawatan pada anak.

 

3. Penegak hukum dan keamanan

Hendaknya UU no.4 thn 1979, tentang kesejahteraan anak cepat

ditegakkan secara konsekuen. Hal ini akan melindungi anak dari semua

bentuk penganiayaan dan kekerasan. Bab II pasal 2 menyebutkan bahwa

“anak berhak atas perlindungan terhadap lingkungan hidup yang dapat

membahayakan atau menghambat pertumbuhan dan perkembangannya secara

wajar.

4. Media massa

Pemberitaan penganiayaan dan kekerasan pada anak hendaknya diikuti

oleh artikel pencegahan dan penanggulangannya. Dampak pada anak baik

jangka pendek maupun jangka panjang diberitakan agar program pencegahan

lebih ditekankan.

G. Studi Kasus Kekerasan Pada Anak Di Lingkungan Sekolah

SISWA KORBAN KEKERASAN TIDAK MAU SEKOLAH LAGI

Siang | 15 Oktober 2015 15:27 WIB

JAKARTA, KOMPAS — ASP (6), siswa kelas I Sekokah Dasar Tunas

Mulia Montessori, Gading Serpong, Tangerang Selatan, yang menjadi korban

Page 13: Makalah Kekerasan Pada Anak

kekerasan oleh teman sekelasnya, mengalami trauma berat. Korban bahkan tidak

mau bersekolah lagi.

Penuturan ibu korban, Yessy Caroline, anaknya ditendang pada alat vital

oleh teman kelasnya berinisial M. Peristiwa itu terjadi pada pertengahan

September lalu. Anaknya mengalami kekerasan saat berada di dalam kelas.

Keluarga korban baru mengetahui pada 18 September 2015.

"Dia tidak langsung cerita. Setelah beberapa hari, ia baru cerita kepada

saya. Saat diperiksa ke rumah sakit ternyata terjadi pengentalan darah serius di

bagian alat vital," ujar Yessy, Kamis (15/10), di Komisi Perlindungan Anak

Indonesia (KPAI).

Korban harus menjalani operasi. Saat ini kondisi ASP berangsur membaik, tetapi

mengalami trauma berat. Korban tidak mau bersekolah lagi karena takut kejadian

buruk itu terulang.

"Mau kami pindah ke sekolah lain, dia tetap tidak mau, takut," tutur Yessy

terbata-bata. Kasus tersebut dilaporkan kepada KPAI. Kamis siang, Yessy

membawa ASP ke KPAI. Mereka didampingi pengacara Himal Sitinjak dan Jeffry

Santoso. ASP yang dipakaikan topeng bermotif kupu-kupu hanya diam dalam

gendongan ibunya. Sementara Yessy tak kuasa menahan tangis saat menceritakan

kronologis kejadian kepada wartawan. Bahkan, Yessy sempat jatuh tak sadarkan

diri. Dia terpaksa dibopong oleh pegawai KPAI ke dalam ruangan untuk dirawat.

Pengacara korban, Himal, menambahkan, keluarga korban menginginkan

adanya tanggung jawab dari sekolah karena kekerasan itu berlangsung di kelas.

Pihaknya sudah melaporkan kasus ini ke sekolah, tetapi belum ada tindak lanjut.

Oleh sebab itu, pihaknya membawa kasus ini ke KPAI dengan harapan

bisa dimediasi pertemuan keluarga korban, sekolah, dan keluarga pelaku.

"Korban harus menjalani rawat inap selama empat hari, artinya ada biaya-

biaya yang harus dikeluarkan. Namun, kami belum menghitung berapa biayanya,"

kata Himal.

1. PENGKAJIAN

Data demografi

Biodata klien

Page 14: Makalah Kekerasan Pada Anak

Nama : An. A

Umur : 6 Tahun

Agama :

Pendidikan : SD

Alamat : Gading Serpong, Tangerang Selatan

2. Ds :

a. ibu klien mengatakan, An.A ditendang pada alat vital oleh teman kelasnya.

b. ibu klien mengatakan Anaknya mengalami kekerasan saat berada di dalam

kelas.

c. ibu klien mengatak bahwa An.A tidak langsung menceritakan hal ini

kepadanya namun setelah beberapa hari, ia baru bercerita.

3. Do :

a. Klien mengalami trauma berat

b. Klien tidak mau bersekolah lagi

c. Terdapat pengentalan darah serius di bagian alat vital

d. klien harus menjalani operasi.

4. ANALISA DATA

N

ODATA MASALAH

1 DS :

ibu klien mengatakan Anaknya

mengalami kekerasan saat

berada di dalam kelas.

ibu klien mengatakan, An.A

ditendang pada alat vital oleh

teman kelasnya.

DO :

Terdapat pengentalan darah

serius di bagian alat vital.

Trauma akibat penganiayaan

yang berhubungan dengan

kekerasan di dalam lingkungan

sekolah.

Isolasi sosial yang berhubungan

dengan kecemasan yang

ekstrem, depresi atau paranoid

Page 15: Makalah Kekerasan Pada Anak

klien harus menjalani operasi.

Klien mengalami trauma berat.

2 DS :

ibu klien mengatakan Anaknya

mengalami kekerasan saat

berada di dalam kelas

DO :

Klien tidak mau bersekolah lagi

Takut yang berhubungan

dengan ancaman cedera atau

kematian

5. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Trauma akibat penganiayaan berhubungan dengan kekerasan di dalam

lingkungan sekolah.

b. Isolasi sosial berhubungan dengan kecemasan yang ekstrem.

c. Takut berhubungan dengan ancaman cedera.

6. INTERVENSI

N

ODIAGNOSA INTERVENSI RASIONAL

1 Trauma akibat

penganiayaan yang

berhubungan dengan

kekerasan di dalam

lingkungan sekolah

1. Membangun hubungan

terapeutik dengan klien

2. Mengkaji dan membantu

klien dalam melewati

situasi yang dihadapinya

1. membina hubungan saling

percaya memberikan

ungkapan rasa takut,

memperlihatkan sikap

empati tidak peduli

seberapa menakutkan

kejadiannya nanti,

membesarkan martabat.

2. perawat harus megerti

kondisi ambivalensi

Page 16: Makalah Kekerasan Pada Anak

2 Isolasi sosial yang

berhubungan dengan

kecemasan yang

ekstrem

1. Bina rasa percaya,

tunjukkan penerimaan

dan penghargaan yang

positif.

2. Bantu memahami

keputusan/pilihan

3. Melakukan konseling

suportif seperti

memberikan penenangan

dan penyuluhan dalam

perawatan

4. Mendengarkan dengan

empati dan

memperlihatkan sikap

caring yang baik.

1. membangun hubungan

saling percaya

2. Memberdayakan klien

3. membantu korban

penganiayaan dalam

membangun kembali rasa

pengendalian terhadap

kehidupannya dan merasa

cukup aman untuk hidup

normal kembali

4. Membantu klien dalam

mengungkapkan

perasaanya dan

menciptakan situasi/

kondisi konseling yang

efektif

3 Takut berhubungan

dengan ancaman

cedera,

1. Melakukan konseling

suportif seperti

memberikan penenangan

dan penyuluhan dalam

perawatan

1. membantu korban

penganiayaan dalam

membangun kembali

rasa pengendalian

terhadap kehidupannya

dan merasa cukup aman

untuk hidup normal

kembali

Page 17: Makalah Kekerasan Pada Anak

BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kekerasan terhadap anak adalah segalah tindakan baik yang disengaja

maupun tidak disengaja yang dapat merusak anak baik berupa serangan

fisik, mental sosial, ekonomi maupun seksual yang melanggar hak asasi

manusia, bertentangan dengan nilai-nilai dan norma-norma dalam masyarakat.

Beberapa  faktor  memicu kekerasan terhadap anak Menurut Komnas

Perlindungan Anak  pemicu kekerasan terhadap anak yang terjadi diantaranya:

struktur keluarga, pewarisan kekerasan dari generasi ke generasi, stress sosial

dan isolasi sosial, serta keterlibatan masyarakat bawah.

Bentuk- bentuk kekerasan terhadap anak yaitu: kekerasan fisik, kekerasan

emosional, kekerasan verbal, kekerasan seksual, dan kekerasan secara sosial.

Ada empat macam abuse, yaitu emotional abuse,verbal abuse, physical abuse,

dan sexual abuse).

Factor lingkungan social dalam hal ini harus sangat diperhatikan, karena

kekerasan dapat bersumber dari lingkungan eksternal keluarga. Dampak yang

akan diitimbulkan pada anak diantaranya trauma, rasa takut untuk berinteraksi

dengan lingkungan social, ataupun paranoid. Perlu adanya penangan dan

penanggulangan secara cepat dari keluarga atau pihak yang terkait agar

Page 18: Makalah Kekerasan Pada Anak

dampak kekerasan dapat segera ditangani dan tidak menimbulkan komplikasi

masalah pada anak.

B. Saran

Diharapkan untuk perawat tim medis lainnya, lebih memahami konsep

kekrasan pada anak serta pnerapannya dalam parktik pelayanan keperawatan.

Untuk dosen diharapkan memberikan bimbingan yang lebih banyak dan

memberikan keleluasaan terhadap mahasiswa dalam bertanya, dan

memberikan cukup waktu untuk memaksimalkan tugas makalah ini.

Bagi mahasiswa diharapkan lebih memerhatikan, menyimak, dan

memahami konsep materi manajemen keperawatan dalam makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Abu, Huraerah. 2006. Kekerasan Terhadap Anak  Jakarta : Nuansa,Emmy.

Soekresno.  2007. Mengenali Dan Mencegah Terjadinya TindakKekerasan

Terhadap Anak.