Upload
mukarramah-razak
View
1.146
Download
68
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
Kas merupakan sumber pembiayaan yang paling likuid. Dimana saldo
kas dapat digunakan sewaktu-waktu dalam proses pembiayaan dalam kegiatan
operasional suatu entitas. Tujuan utama audit saldo kas adalah untuk memastikan
saldo kas telah diidentifikasi dan diklasifikasikan dnegan tepat dalam neraca,
sehingga kas tersebut dapat memenuhi kebutuhan entitas. Dengan audit atas
saldo kas maka akan memundahkan perusahaan dalam mengembangkan
anggaran kas. Dengan pengelolaan anggaran kas yang baik perusahaan dapat
memproyeksikan peramalan yang baik atas penerimaan dan pengeluarankas.
Dengan teknik peramalan kas, manajemen dapat merencanakan untuk
mengivestasikan kelebihan kas, dan bila terdapat kebutuhan akan
kas,mendapatkan pinjaman dengan tingkat bunga yang menguntungkan.
Dalam malakah ini menjelaskan prosedur serta pertimbangan-
pertimbangan yang dapat dilakukan sebelum melaksanakan audit. Dan pada
bagian akhir makalah ini akan memaparkan pertimbangan lain yakni pengujian
untuk mendeteksi kecurangan dalam saldo kas.
AUDIT SALDO KAS
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN SALDO KAS
Saldo kas meliputi penerimaan ditangan yang belum disetor, kas di
bank pada rekening giro umum dan rekening tabungan, serta akun impres
seperti akun kas kecil dan rekening bank untuk hutang gaji ini merupakan kas
yang diperlukan untuk melunasi kewajiban serta membayar gaji dan kebanyak
entitas akan memindahkan kelebihan kas ke beberapaa bentuk investasi yang
menghasilkan bunga. Saldo-saldo tertentu, seperti sertifikat deposito, dana
pelunasan obligasi, saldo mata uang luar negeri tertentu, dan akun-akun lain
yang mempunyai pembatasan dalam penggunaannya, yang lazim harus
diklasifikasikan sebagai investasi.
2. KAS DI BANK DAN SIKLUS TRANSAKSI
Dalam audit atas kas, auditor harus membedakan antara verifikasi
rekonsiliasi saldo laporan bank oleh klien dengan saldo buku besar, dan verifikasi
bahwa pencatatan kas dalam buku besar merefleksikan dengan benar seluruh
transaksi kas yang terjadi sepanjang tahun. Verifikasi rekonsiliasi klien ke akun
saldo bank dan buku besar lebih mudah, tetapi bagian terpenting dalam total audit
dalam perusahaan adalah adanya verifikasi bahwa pencatatan transaksi kas
dilakukan dengan benar. Misalnya, setiap salah saji berikut ini menghasilkan
kesalahan dalam pembayaran atau menyebabkan kesalahan dalam penerimaan
kas, tetapi tak satupun dapat ditemukan dalam audit atas rekonsiliasi bank :
Kesalahan dalam menagih konsumen
Pencurian kas dengan menghambat pembayaran kas dari konsumen
sebelumnya dicatat, dengan akun dianggap sebagai piutang tak tertagih
Duplikasi pembayaran faktur vendor
AUDIT SALDO KAS
2
Pembayaran tidak benar atas biaya pribadi pejabat perusahaan
Pembayaran atas bahan baku yang tidak pernah diterima
Pembayaran atas karyawan lebih besar daripada jam kerja aktualnya
Pembayaran atas bunga pada pihak luar jumlahnya lebih besar
dibandingkan tingkat bunga sebenarnya
Seluruh jenis salah saji biasanya ditemukan sebagai bagian dari
pengujian atas rekonsiliasi bank. Hal ini meliputi :
Kesalahan dalam memasukkan cek yang tidak dicairkan didalam daftar cek
beredar, meskipun telah dicatat dalam jurnal pengeluaran kas
Kas yang diterima dari klien masih dalam perjalanan pada tanggal neraca,
tetapi sudah dicatat dalam penerimaan kas pada tahun berjalan
Setoran dicatat sebagai penerimaan kas mendekati akhir tahun, disetorkan
pada bank dibulan yang sama, dan dimasukan dalam rekonsiliasi bank
sebagai setoran dalam perjalanan
Pembayaran atas weswl bayar didebet langsung dari saldo bank oleh bank,
tetapi tidak dimasukkan dalam catatan klien.
3. HUBUNGAN SALDO KAS DENGAN SIKLUS TRANSAKSI
Terdapat lima siklus transaksi yang berkaitan dengan saldo kas umum yakni :
a. Pendapatan
b. Pengeluaran
c. Pembiayaan
d. Investasi
e. Jasa personalia
AUDIT SALDO KAS
3
SIKLUS PENDAPATAN SIKLUS Pengeluaran
Penjualan Pembelian
Penjualan Tunai
Pembelian Tunai
Piutang Usaha Hutang Usaha
Penerimaan Kredit
Penbayaran Kredit
SIKLUS PEMBIAYAAN SIKLUSINVESTASI
Hutang Obligasi InvestasiMenarik Obligasi
Menerbitkan Obligasi
Membeli Sekuritas
Menjual Sekuritas
Modal SahamPendapatan Bunga dan
Devident
Menarik Saham
Menerbitkan Saham
Penerimaan Bunga dan Deviden
Hutang Bunga Dan Deviden Penarikan dan Perataan
Membayar Bunga
Dan Deviden
Membeli Aktiva Tetap
AUDIT SALDO KAS
4
SIKLUS JASA PERSONALIA
Hutang Upah PabrikMembayar Karyawan
Hutang Pajak Gaji dan Upah
Membayar Otoritas Pajak
Kas
Siklus Pendapatan
Siklus Pengeluaran
Siklus Pembiayaan
Siklus Pembiayaan
Siklus Investasi
Siklus Investasi
Siklus Jasa Personalis
AUDIT SALDO KAS
5
Sangat nampak jelas bahwa siklus-siklus tersebut diatas memiliki
keterkaitan pada saldo kas.
4. JENIS-JENIS AKUN KAS UMUM
Sebelum membahas mengenai pengujian klien atas rekonsiliasi bank
klien, akan dibahas terlebih dahulu tentang jenis akun kas yang digunakan
oleh banyak perusahaan karena pendekatan yang digunakan akan berbeda
pada setiap akunnya. Berikut adalah jenis-jenis dari akun kas :
a. Akun Kas Umum
Akun kas umum adalah titik fokus bagi banyak perusahaan karena
semestinya seluruh penerimaan kas dan pengeluaran kas mengalir melalui
akun ini. Misalnya, pengeluaran dalam siklus akusisi dan pembayaran
biasanya dibayar melalui akun kas umum, dan penerimaan kas dalam
siklus penjualan dan penagihan juga disetorkan ke dalam akun tersebut.
b. Akun Impres
Pada umumnya banyak perusahaan yang mengunakan akun impres.
Misalnya, membuat akun penggajian impres terpisah untuk meningkatkan
pengendalian internal pembayaran gaji. Saldo tetap, misalkan Rp.
5.000.000,- dibuat dalam akun bank penggajian. Segera sebelum setiap
periode pembayaran, suatu cek atas transfer elektronik ditarik pada akun
kas umum untuk menyetorkan total jumlah penggajian bersih ke akun
penggajian. Setelah cek untuk gaji dilakukan pada akun penggajian impres,
akun bank seharusnya memiliki saldo Rp. 5.000.000,-. Satu-satunya
setoran ke dalam akun adalah untuk penggajian mingguan dan semi
AUDIT SALDO KAS
6
bulanan dan satu-satunya pengeluaran adalah pembayaran cek kepada
karyawan.
Terdapat jenis akun impres lain yang terdiri atas satu akun bank
untuk penerimaan dan pengeluaran. Perusahaan bisa saja memilikin akun
ini untuk setiap divisi berbeda. Seluruh penerimaan disetorkan ke dalam
akun impres dan totalnya dipindahkan ke akun umum secara periodik. Akun
pengeluaran dibentuk berbasis impres, tetapi dengan cara yang berbeda
dengan akun pengajian impres.
c. Akun Bank Cabang
Akun bank cabang berguna untuk membangun relasi dengan bank
dalam komunitas lokal dan memungkinkan sentralisasi operasional pada
tingkat cabang. Dalam beberapa perusahaan, penyetoran dan pengeluaran
untuk setiap cabang dibuat dalam akun yang berbeda, dan kelebihan kas
secara periodik dikirimkan ke akun bank umum pada kantor pusat. Akun
cabang dalam ini seperti akun umum, tetapi pada tingkat cabang.
d. Dana Kas Kecil Impres
Dana kas kecil impres bukan merupakan akun bank, tetapi hampir
sama dengan kas pada bank. Kun kas kecil biasanya merupakan akun kas
yang simpel untuk keperluan biaya yang mendadak. Akun ini digunakan
untuk pengeluaran kas berjumlah kecil yang lebih mudah dibayarkan jika
menggunakan uang tunai dibandingkan dengan cek atau untuk
memudahkan karyawan dalam mencairkan cek gaji atau pribadi.
e. Setara Kas
Perusahaan ini biasanya menginvestasikan kelebihan akumulasi kas
dalam bagian tertentu dalam suatu siklus, dimana kas tersebut akan
diperlukan dalam waktu dekat dan bisa disebut setara kas yang sangat
AUDIT SALDO KAS
7
likuid. Setara kas meliputi deposito berjangka, sertifikat deposito, dan dana
pasar uang. Setara kas bisa sangat material dan dimasukan dalam laporan
keuangan sebagai keuangan dari akun kas jika merupakan investasi jangka
pendek yang siap dikonversikan menjadi kas dalam jumlah yang pasti, dan
tidak dapat dirisiko signifikan atas perubahan nilai dari perubahan tingkat
bunga. Sekuritas yang dapat diperdagangkan dan investasi berbunga
dengan jangka waktu yang lebih panjang bukan merupakan setara kas.
5. TUJUAN AUDIT
KATEGORI
ASERSITUJUAN AUDIT SALDO AKUN
Keberadaan atau
kererjadianSaldo kas yang dicatat pada tanggal neraca
KelengkapanSaldo kas yang dicatat mencakup pengaruh dari semua
transaksi kas yang telah terjadi
Transfer kas akhir tahun diantara bank telah dicatat pada
periode yang tepat
Hak dan
kewajiban
Entitas mempunyai hak legal ats semua saldo kas
diperlihatkan pada tanggal neraca
Penilaian waktu
alokasi
Saldo kas yang dicatatdapat direalisasikan pada jumlah
yang dinyatakan di neraca dan sesuai dengan skedul
pendukung
Penyajian dan
pengungkapan
Saldo kas telah diidentifikasi dan diklasifikasikan dengan
tepat dalam neraca
Lini kredit, jaminan-jaminan, perjanjian saldo kompensasi,
dan pembatas lain padanya atas kas telah diungkapkan
dengan tepat.
AUDIT SALDO KAS
8
6. PERTIMBANGAN PERENCANAAN AUDIT
Terdapat beberapa pertimbangan yang dapat dilakukan oleh auditor sebelum
melakukan audit atas saldo kas yakni :
a) Materialitas
Bagikebanyakan entitas bagian aktiva lancar atau total aktiva pada suatu titik
waktu yang disajikan oleh saldo kas adalah sangat kecil dan seringkali tidak
material, akan tetapi, jika dikaitkan dalam transaksi lima siklus transaksi yang
mempengaruhi kas, jumlah kas yang mengalir melalui akun-akun selama satu
periode waktu benar-benar akaan sangat material. Dallam kaitannya, volume
transaksi yang mempengaruhi kas biasanya lebih besar dari pada untuk setiap
akun lainnya dalam laporan keuangan.
b) Risiko Inheren
Volume transaksi yang tinggi dapat menimbulkan timbulnya risiko
inheren yang signifikan untuk asersi saldo kas tertentu, terutama keberadaan
dan keterjadian, serta kelengkapan.selain itu sifat saldo kas juga
membuatnya mudah untuk dicuri karena berbagai jenis bentuk kecurangan
kas yang telah terbukti.
c) Risiko Prosedur Analitis
Saldo kas dipengaruhi secara signifikasn oleh keputusan dan strategi
operasi, strategi, serta pebiayaan manajemen. Akibatnya dalam beberapa
audit atas saldo ini mungkin tidak diharapkan untuk memperlihatkan
hubungan yang stabil atau dapat diprediksi dengan data keuangan atau
operasi masa berjalan atau historis. Perusahaan yang dikelola dengan baik
secara teratur dapat mengembangkan anggaran kas, yang
memproyeksikan :
AUDIT SALDO KAS
9
Penerimaan kas berdasarkan penagihan piutang yang diantisipasi
Pengeluaran kas untuk kebutuhan operasi, dan
Aktivitas investasi dan pembiayaan
Prosedur analitis yang efektif mencakup pembandingan saldo kas
dengan peramalan atau anggaran, atau atau dengan kebijakan perusahaan
mengenai saldo minimum dan investasi atas kelebihan kas.
d) Risiko Pengendalian
Penerimaan dan pengeluaran kas dala sebuah entitas seringkali
merupakan transaksi rutin yang dapat dikendalikan oleh sistem pengendalian
intern yang baik, sehingga dapat memungkinkan auditor untuk menilai risiko
pengendalian pada tingkat yang rendah.
7. AUDIT ATAS KAS UMUM
Pada pengujian saldo akhir tahun dalam akun kas umum, auditor harus
mengakumulasikan bukti yang cukup memadai untuk mengevaluasi apakah
kas, sebagaimana dinyatakan dalam neraca, dinyatakan dan diungkapkan
dengan wajar sesuai lima dari keenam tujuan audit-terkait saldo untuk seluruh
pengujian perincian saldo (keberadaan, kelengkapan, akurasi , pisah batas,
dan kecocokan perincian). Hak atas kas umum, klasifikasinya dalam neraca,
dan nilai realisasi kas tidak dapat diaplikasikan. Metodologi untuk kas pada
akhir tahun sama dengan saldo akun neraca lainya. Dalam mengaudit saldo
kas, terdapat langkah-langkah yang harus ditempuh auditor yaitu :
a. Mengidentifikasi Risiko Bisnis Klien Yang mempengaruhi Kas
AUDIT SALDO KAS
10
Banyak perusahaan yang tidak memiliki risiko bisnis yang cukup
signifikan dalam memengaruhi saldo kas. Risiko bisnis klien dapat muncul
dari kebijakan menajemen kas yang tidak memadai atau penanganan dana
yang dilakukan pihak luar.
Risiko bisnis klien lebih banyak muncul dari setara kas dan jenis
investasi lainya. Beberapa perusahaan yang menyediakan jasa keuangan
mengalami kerugian besar akibat aktivitas perdagangan oleh perorangan
yang disembunyikan dengan salah menyajikan saldo investasi dan kas.
Auditor harus memahami risiko dari kebijakan dan strategi investasi klien,
sama halnya dengan pengendalian manajemen yang dapat memperburuk
risiko tersebut.
b. Menetapkan Salah Saji yang Dapat Diterima dan Menilai Risiko
Bawaan (Tahap I)
Saldo kas tidak material dalam kebanyakan audit, tetapi transaksi
kas yang memengaruhi saldo ini sifatnya hampir selalu sangat material.
Oleh karena itu, sering muncul potensi salah saji material dalam kas.
Oleh karena kas lebih mudah dicuri dibandingkan aset lainya,
terdapat risiko bawaan cukup tinggi untuk tujuan keberadaan, kelengkapan
dan akurasi. Tujuan ini biasanya akan berfokus pada audit saldo kas.
Risiko bawaan relatif kecil untuk tujuan lainya.
c. Menilai Risiko Pengendalian (Tahap I)
Pengendalian internal atas saldo kas akhir tahun dalam akun umum
dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu:
1. Pengendalian atau siklus transaksi yang memengaruhi pencatatan
penerimaan kas dan pengeluaran kas.
2. Rekonsiliasi bank independen
AUDIT SALDO KAS
11
Pada bab ini, kita membahas pengendalian yang memengaruhi
pencatatan transaksi kas, yang penting dalam penelitian dan pengendalian
untuk kas. Misalnya dalam siklus akuisisi, pengendalian utama meliputi
pengendalian pembagian tugas yang memadai antara penandatangan cek
dan fungsi utang dagang,penandatanganan cek hanya dilakukan oleh
personel yang berwenang, menggunakan cek yang bernomor urut yang
dicetak pada kertas khusus, adanya telaah yang saksama atas dokumen
pendukung sebelum cek ditandatangani oleh personel yang berwenang,
dan verifikasi internal yang memadai. Jika penegendalian yang
memengaruhi kas terkait transaksi beroperasi efektif, maka risiko
pengendalian berkurang sebagaimana pengujian audit untuk rekonsiliasi
bank akhir tahun.
Pengendalian yang penting atas saldo akhir kas adalah rekonsiliasi
bank secara bulanan dari akun bank umum berbasis waktu oleh personel
yang independen dari pihak yang menangani atau mencatat transaksi kas.
Jika suatu perusahaan melakukan rekonsiliasi bank dengan memakan
waktu lama, maka nilai pengendalian akan turun dan memengaruhi
penilaian auditor atau risiko pengendalian kas. Rekonsiliasi membantu
mencatat akuntansi agar mencerminkan saldo kas yang lama antar saldo
kas aktual di bank setelah mempertimbangkan transaksi-transaksi yang
memerlukan rekonsiliasi. Lebih penting lagi, verifikasi atas transaksi
penerimaan dan pengeluaran kas dapat dilakukan dalam rekonsiliasi yang
independen. Jika laporan bank diterima dalam keadaan tertutup oleh pihak
yang merekonsiliasi dan pengendalian fisik dilakukan atas laporan bank
tersebut sampai rekonsiliasi diselesaikan, maka cek dibatalkan, duplikat slip
setoran, dokumen lain yang termasuk dalam laporan bank dapat diperiksa
tanpa perlu khawatir akan diganti, dihapus atau ditambahkan. Rekonsiliasi
bank dilakukan dengan hati-hati oleh pihak klien dengan melakukan
tindakan berikut ini:
AUDIT SALDO KAS
12
Membandingkan cek yang dibatalkan dengan catatan pengeluaran
kas atas tanggal, dibayarkan kepada siapa, dan berapa jumlahnya.
Memeriksa tanda tangan, personel otorisasi, dan pembatalan atas
cek dibatalkan.
Membandingkan setoran ke bank dengan tanggal, pembeli, dan
jumlah pada pencatatan setoran kas.
Memeriksa urutan nomer pada cek dan memeriksa jika ada yang
hilang.
Merekonsiliasi seluruh bagian yang menyebabkan perbedaan antara
saldo buku dengan saldo bank dan memeriksa kewajaranya dalam
bisnis klien.
Merekonsiliasi total debet pada laporan bank dengan total catatan
pengeluaran kas.
Merekonsiliasi total kredit pada laporan bank dengan total catatan
penerimaan kas.
Menindaklanjuti cek beredar dan peringatan penghentian
pembayaran.
Banyak paket peranti lunak akuntansi yang menyediakan rekonsiliasi
bank sebagai bagian dari prosedur bulanan. Meskipun peranti lunak
mengurangi tindakan klerikal dalam melakukan rekonsiliasi bank, pihak
yang menyiapkan harus tetap melakukan banyak prosedur pada daftar di
atas. Pengendalian atas rekonsiliasi bank dilakukan pada saat personel
yang kompoten menelaah rekonsiliasi bank sesegera mungkin setelah
selesai.
d. Mendesain dan Melakukan Pengujian Pengendalian dan Pengujian
Substansif Atas Transaksi (Tahap II)
Saldo kas dipengaruhi oleh seluruh siklus, kecuali persediaan dan
pergudangan, maka sejumlah besar transaksi akun memengaruhi kas.
AUDIT SALDO KAS
13
Dalam bab-bab sebelumnya, telah membahas secara terperinci mengenai
pengujian pengendalian dan pegujian substansif yang memadai untuk audit
setiap siklus. Misalnya, pengendalian atas penerimaan kas. Transaksi kas
diaudit melalui pengujian siklus transaksi tersebut.
e. Mendesain dan Melakukan Prosedur Analitis (Tahap III)
Dalam audit, rekonsiliasi bank pada akhir tahun di audit secara luas.
Dengan menggunakan prosedur analitis, pengujian atas kewajaran saldo
kas tidak terlalu penting dibandingkan area audit lainya.
Auditor biasanya membandingkan saldo akhir pada rekonsiliasi
bank, setoran dalam perjalanan, cek beredar, dan jenis rekonsiliasi lainya
dengan rekonsiliasi yang dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya. Auditor
juga membandingkan saldo akhir kas dengan saldo bulan-bulan
sebelumnya. Prosedur analtis ini dapat ditemukan salah saji pada kas.
f. Mendesaian Pengujian Perincian Saldo Kas (Tahap III)
Titik awal verifikasi saldo dalam akun bank umum adalah dengan
mendapatkan rekonsiliasi bank dari klien dengan memasukkan
dokumentasi auditor. Untuk mengaudit kas dibank, auditor melakukan
verifikasi apakah rekonsiliasi bank yang diterima klien sudah benar. Tujuan
audit-terkait saldo dan pengujian perincian saldo dalam audit kas yang
paling penting adalah keberadaan, kelengkapan, dan akurasi, oleh karena
itu harus diperhatikan. Auditor juga melakukan pengujian yang
berhubungan dengan keempat tujuan penyajian dan pengungkapan, seperti
menelaah hasil pertemuan dewan direksi dan penyajian utang untuk
menentukan apakah ada restriksi atas kas yang harus diugkapkan. Dalam
area audit lainya, prosedur audit aktual bergantung pada materialitas dan
risiko dalam kas yang sudah diidentifikasi auditor pada audit di bagian
lainya. Ketiga prosedur ini harus ditambahkan dalam pembahasan
AUDIT SALDO KAS
14
permintaan konfirmasi bank sangat penting dan kompleks: laporan bank
atas pisah batas dan pengujian rekonsiliasi bank.
g. Permintaan atas Konfirmasi Bank
Meskipun tidak disyaratkan oleh standar audit, auditor biasanya
meminta konfirmasi dari setiap bank atau institusi keuangan lainnya yang
berbisnis dengan klien, kecuali jika terdapat sejumlah besar akun yang
tidak aktif. Jika bank tidak menjawab permintaan konfrimasi, maka auditor
perlu mengirimkan permintaan kedua atau meminta klien berkomunikasi
dengan bank untuk meminta mereka melengkapi dan mengembalikan
konfirmasi kepada auditor, agar memudahkan auditor maupun pihak bank
yang diminta mengisi konfirmasi, di Amerika Serikat, AICPA menyetujui
penggunaan formulir bank standar.
Pentingnya konfirmasi bank dalam audit lebih dari sekedar verifikasi
saldo kas aktual. Bank mengonfirmasi informasi pinjaman dan saldo bank
dalm formulir yang sama. Infromasi pada wesel bayar pada bank, hipotek,
dan utang lainnya biasanya memasukkan jumlah dan tanggal pinjaman,
tanggal jatuh tempo pinjaman, tingkat bunga, dan adanya jaminan.
Bank tidak bertanggung jawab untuk mencari untuk mencari
pencatatan atas saldo bank atau pinjaman selain yang dimasukkan dalam
formulir dari klien KAP. Laporan di bagian bawah formulir meminta bank
menginformasikan kepada KAP semua pinjaman yang tidak dimasukkan
dalam konfirmasi dari bank yang memiliki informasi tersebut. Dampak dari
tanggung jawab yang terbatas ini dalah untuk mensyaratkan auditor agar
memenuhi tujuan kelngkapan atas saldo dan utang bank yang tidak tercatat
dengan cara lain. Sama halnya, bank tidak perlu menginformasikan kepada
auditor mengenai persyaratan kredit, persyaratan saldo kompensasi, atau
kewajiban kontinjen ketika kewajiban dijaminkan. Jika auditor menginginkan
konfirmasi tas jenis informasi ini, maka mereka harus mendapatkan
AUDIT SALDO KAS
15
konfirmasi yang terpisah dari institusi keuangan yang dapat menjawab
pertanyaan tersebut.
Setelah auditor menerima konfirmasi bank secara lengkap, saldo
dalam akun bank yang dikonfirmasi oleh bank garus ditelusuri ke saldo
yang disebutkan dalam konfirmasi bank. Sama halnya dengan informasi
lain, dalam konfirmasi, juga garus ditelusuri ke skedul audit lainnya. Jika
konfirmasi bank tidak sesuai dengan skedul audit, maka auditor harus
memeriksa selisihnya.
h. Permintaan atas Laporan Bank Pisah Batas
Laporan bank atas pisah batas adalah laporan bank pada periode
tertentu dan pembatalan cek terkait, duplikan slip setoran, dan dokumen
lain yang termasuk dalam laporan bank, dikirimkan oleh bank ke kantor
KAP. Tujuan dari laporan bank atas pisah batas adalah untuk memberikan
verifikasi bagian yang direkonsiliasi pada rekonsiliasi bank klien di akhir
tahun dengan bukti yang tidak dapat diakses ke klien. Untuk memenuhi
tujuan ini, auditor meminta klien agar bank mengirimkan laporan langsung
kepada auditor dalam waktu 7 samoai 10 hari setelah tanggal neraca.
Banyak auditor melakukan verifikasi periode laporan bank jika
laporan pisah batas tidak diterima langsung dari pihak bank. Tujuan adalah
untuk menguji apakah karyawan klien tidak memasukkan, menambahkan,
atau menggantikan dokumen sesuai dengan laporan. Pengujian ini jelas
dilakukan untuk salah saji yang disengaja. Auditor melakukan verifikasi
berikut ini dalam bulan setelah tanggal neraca:
Memeriksa saldo seluruh cek yang dibatalkan, memo debet, setoran, dan
memo kredit.
Melakukan verifikasi saldo laporan bank saat penjumlahan dilakukan.
AUDIT SALDO KAS
16
Menelaah bagian dari penjumlahan untuk memastikan sudah dibatalkan
oleh bank pada periode yang tepat dan tidak ada penghapusan atau
penggantian.
i. Pengujian Rekonsiliasi Bank
Rekonsiliasi bank yang dilakukan dengan benar oleh pihak
independen merupakan pengendalian internal penting atas kas. Auditor
menguji rekonsiliasi bank untuk menentukan apakah pihak klien sudah
menyiapkan rekonsiliasi denga gati-hati dan melakukan verifikasi apakah
saldo bank yang dicatat klien sama jumlahnya dengan kas di bank, kecuali
bila ada setoran dalam perjalanan, cek beredar, dan jenis rekonsiliasi
lainnya.
Dalam verifikasi rekonsiliasi, auditor menggunakan informasi dalam
laporan bank atas pisah batas untuk melakukan verifikasi kewajaran
rekonsiliasi. Verifikasi auditor dalam rekonsiliasi meliputi beberapa
prosedur:
Melakukan verifikasi bahwa rekonsiliasi bank klien akurat secara
matematis.
Menelusuri saldo konfirmasi bank dan atau saldo awal pada laporan
pisah batas ke saldo per bank pada rekonsiliasi bank utnuk memastikan
jumlahnya sama.
Menelusuri cek yang ditulis dan dicatat sebelum akhir tahun dan
dimasukkan ke laporan bank atas pisah batas ke daftar cek beredar
pada rekonsiliasi bank dan juga jurnal pengeluaran kas dalam periode
neraca atau periode sebelumnya. Seluruh cek yang dikliring bank
setelah tanggal neraca dan dimasukkan dalam jurnal pengeluaran kas
harus dimasukkan dalam daftar cek beredar. Jika cek dimasukkan
dalam jurnal pengeluaran kas, maka seharusanya dianggap cek beredar
AUDIT SALDO KAS
17
karena tidak dikliring di bank sebelum tanggal neraca, maka tidak boleh
dimasukkan dalam rekonsiliasi bank.
Memeriksa seluruh cek yang jumlahnya besar dan termasuk dalam
daftar cek beredar yang belum dikliring oleh bank pada laporan pisah
batas. Langkah pertama dalam pemeriksaan ini harus dilakukan dengan
menelusuri jumlah yang belum dikliring dalam jurnal pengeluaran kas.
Alasan mengapa cek belum diuangkan, harus dibahas dengan klien,
dan jika auditor khawatir telah terjadi kecurangan, maka vendor yang
termasuk dalam saldo utang dagang harus dikonfirmasi untuk
menentukan apakah vendor tersebut sudah mengakui penerimaan kas
dalam pecatatannya. Ditambah lagi, cek yang dibatalkan perlu diperiksa
sebelum tanggal terakhir audit jika memang ada.
Menerima kas yang tidak disetorkan ke bank di akhir tahun harus
ditelusuri ke laporan pisah batas untuk memastikan bahwa kas tersebut
disetorkan segera di awal tahun berikutnya.
Memperhatikan jenis rekonsiliasi lain ke laporan bank dan rekonsiliasi
bank. Hal ini meliputi biaya jasa bank, kesalahan dan pembetulan bank,
dan transaksi tak tercatat yang didebet atau dikredit langsung ke akun
bank oleh pihak bank. Jenis rekonsiliasi ini perlu di investigasi untuk
memastikan sudah diperlukan dengan benar oleh klien.
8. PROSEDUR BERORIENTASI – KECURANGAN
Kecurangan atas saldo kas umum ini terjadi karena tidak memadainya
pemisahan tugas antara pemegang kas dan pencatatn transaksi kas dalam
pencatatan akuntansi dan kurangnya rekonsiliasi bank bulanan yang
independen. Prosedur yang harus dilakukan auditor untuk menemukan
kecurangan atas penerimaan kas meliputi, mempertimbangkan sifat dari
kurangnya pengendalian internal, jenis kecurangan yang dapat terjadi dari
kekurangan tersebut, potensi materialitas kecurangan, konfirmasi piutang
dagang, pengujian yang dilakukan untuk menemukan pencurian uang,
AUDIT SALDO KAS
18
penelaahan aktivitas akun kas atas transaksi yang tidak lazim, pemeriksaan
persetujuan dan dokumen pendukung untuk piutang tidak tertagih dan retur dan
cadangan penjualan, serta prosedur audit yang palin efektif untuk menemukan
kecurangan. Prosedur untuk menemukan kecurangan berikut langsung terkait
dengan saldo kas akhir tahun;
a. Perluasan Pengujian atas Rekonsiliasi Bank
Jika rekonsiliasi bank dapat dengan sengaja salah saji, maka perlu
dilakukan perluasan pengujian atas rekonsiliasi bank akhir tahun. Prosedur
yang dilakukan auditor :
Memulai rekonsiliasi bank untuk bulan/tahun tertanggal, dan
membandingkan seluruh bagian rekonsiliasi dengan cek yang
dibatalkan dan dokumen lainnya dalam laporan bank tertanggal.
Membandingkan sisa cek yang dibatalkan dan slip setoran dalam
laporan bank tertanggal dengan jurnal pengeluaran dan penerimaan kas
bulan/tahun tertanggal.
Menelusuri seluruh bagian yang tidak jelas dalam rekonsiliasi bank dan
jurnal penerimaan dan pengeluaran kas ke rekonsiliasi bank klien untuk
memastikan semua sudah dimasukkan.
Melakukan verifikasi seluruh bagian rekonsiliasi dalam rekonsiliasi bank
dari jurnal untuk rekonsiliasi bank tertanggal yang belum dikliring ke
bank.
b. Pembuktian Kas
Auditor menggunakan pembuktian kas untuk menentukan apakah,
Seluruh penerimaan kas yang tercatat telah disetorkan.
Seluruh setoran ke bank dicatat dalam pencatatan akuntansi
Seluruh pengeluaran kas dibayarkan oleh bank
Seluruh jumlah yang dibayarkan oleh bank sudah dicatat.
AUDIT SALDO KAS
19
Dalam menentuka criteria tersebut, auditor melakukan pembuktian kas
meliputi empat rekonsiliasi berikut ini :
1. Rekonsiliasi saldo pada laporan bank dengan saldo buku besar pada
awal periodepembuktian kas.
2. Rekonsiliasi penerimaan kas yang disetorkan ke bank dengan
penerimaan yang tercatat dalam jurnal penerimaan kas pada periode
tertentu.
3. Rekonsiliasi cek yang dibatalkan di kliring bank dengan yang
dicatatdalam jurnal pengeluaran kas untuk periode tertentu.
4. Rekonsiliasi saldo laporan bank dengan saldo buku besar pada akhir
periode pembuktian kas.
Saat melakukan pembuktian kas, auditor menggabungkanpengujian
susbtantif atas transaksi dan pengujian perincian saldo. Pembuktian kas
merupakan metode yang sangat baik dalam membandingkan pencatatan
penerimaan dan pengeluaran kas dengan akun bank dan rekonsiliasi bank.
c. Pengujian Transfer Antarbank
Ada beberapa hal yang perlu diaudit atas jadwal transfer antarbank,
yaitu sebagai berikut :
Keakuratan informasi pada jadwal transfer antarbank harus diverifikasi.
Auditor harus mempertimbangkan informasi pengeluaran dan
penerimaan pada skedul ke pencatatan pengeluaran dan penerimaan
kas untuk memastikan akurasinya.
Transfer antarbank harus dicatat, baik di bank penerima maupun bank
pengirim. Asumsikan terdapat Rp 10.000.000 dipindahkan dari bank A
ke bank B, tetapi hanya pengeluarannya yang dicatat, maka ini adalah
bukti pencurian uang yang ditutupi.
AUDIT SALDO KAS
20
Tanggal pencatatan pengeluaran dan penerimaan untuk setiap transfer
harus dilakukan di tahun fiskal yang sama. Jika penerimaan kas dicatat
pada tahun fiskal berjalan dan pengeluaran kas dicatat setelah tanggal
neraca, maka hal tersebut bisa saja dilakukan untuk menutupi
berkurangnya kas.
Pengeluaran pada skedul transfer antarbank harus dimasukkan atau
dikeluarkandengan benar dari rekonsiliasi bank akhir tahun sebagai
cek beredar. Dalam akun kas umum harus dimasukkan sebagai cek
beredar pada transfer rekonsiliasi bank. Kurang saji cek beredar pada
rekonsiliasi bank mengindikasikan adanya kemungkinan kiting.
Skedul tranfer antarbank harus dimasukkan atau dikeluarkan dengan
benar dari rekonsiliasi bank akhir tahun sebagai setoran dalam
perjalanan. Untuk akun tabungan dan penggajian harus
mengindikasikan setoran dalam perjalanan untuk transfer rekonsiliasi
bank. Lebih saji atas setoran dalam perjalanan pada rekonsiliasi bank
mengindikasikan adanya kemungkinan kiting.
Meskipun pengujian audit atas transfer antarbank biasanya
dimaksudkan untuk menemukan kecurangan, tindakan ini juga bisa
dilakukan banyak transfer antarbank tanpa memerhatikan pengendalian
internal. Bila ada kemungkinan kiting, maka dapat mengakibatkan salah
perhitungan antara kas dan utang dagang.
9. AUDIT ATAS AKUN BANK PENGGAJIAN IMPRES
Pengujian atas rekonsiliasi bank untuk penggajian tidak akan memakan
waktu jika terdapat akun impres untuk penggajian dan rekonsiliasi independen
atas akun bank, seperti yang dijelaskan pada akun umum. Biasanya, bagian
yang direkonsiliasi adalah cek beredar. Cek beredar tersebut akan langsung
jelas ketika cek diterbitkan. Dalam pengujian saldo akun bank untuk
AUDIT SALDO KAS
21
penggajian, auditor harus mendapatkan rekonsiliasi bank, konfirmasi bank, dan
laporan bank atas pisah batas. Prosedur rekonsiliasi sama dengan kas umum,
kecuali pengujian pada cek beredar yang biasanya terbatas untuk pengujian
kewajarannya. Biasanya, diperlukan perluasan prosedur bila pengendalian
tidak memadai atau jika akun bank tidak direkonsiliasi dengan saldo kas
impres pada buku besar.
10.AUDIT ATAS KAS KECIL IMPRES
Kas kecil adalah akun yang unik. Meskipun jumlahnya tidak material,
banyak auditor melakukan verifikasi kas kecil karena terdapat potensi
kecurangan dan klien mengharapkan auditor memeriksa akun tersebut meski
jumlahnya tidak material.
a. Pengendalian Internal atas Kas Kecil
Pengendalian internal yang paling penting dalam kas kecil adalah
penggunaan dan impres yang merupakan tanggung jawab perorangan.
Dana untuk kas kecil tidak dapat digabungkan dengan penerimaan lainnya,
dan dana harus disimpan terpisah dari aktivitas lainnya. Pembatasan juga
harus dilakukan atas pengeluaran dari kas kecil, sama halnya dengan
jumlah total dana. Jenis pengeluaran yang dilakukan dari transaksi kas
kecil harus jelas didefinisikan sesuai kebijakan perusahaan.
Saat pengeluaran kas dilakukan dari kas kecil, pengendalian internal
yang memadai mensyaratkan adanya tanda tangan personel yang
berwenang pada formulir kas kecil yang bernomor urut. Total dari kas
aktual dan cek dananya, ditambah total formulir kas kecil yang disebut
dalam buku besar. Perhitungan mendadak secara periodik dan rekonsiliasi
dana kas kecil harus dilakukan oleh auditor internal atau personel lain yang
berwenang.
AUDIT SALDO KAS
22
Saat saldo kas kecil tinggal sedikit, cek dari akun kas umum harus
dibuat untuk mengisi kas kecil. Cek harus ditulis dengan jumlah yang sama
dengan voucher bernomor urut yang dijadikan bukti pengeluaran aktual
sebelumnya. Voucher ini harus diverifikasi oleh petugas utang dagang dan
dibatalkan agar tidak digunakan kembali.
b. Pengujian Audit atas Kas Kecil
Penekanan dilakukan pada verifikasi kas kecil atas pengujian
transaksi kas kecil dibandingkan saldi akhir tahun. Bahkan jika dana kas
kecil jumlahnya kecil, terdapat potensi kecurangan transaksi jika dana
sering dikeluarkan atau digunakan.
Dalam pengujian kas kecil, auditor pertama kali harus menentukan
prosedur klien dalam menangani dana. Hal ini dilakukan dengan
mendiskusikan pengendalian internal bersama pemegang kas kecil dan
memeriksa dokumen atas beberapa transaksi. Saat hasil penilaian risiko
pengendalian adalah rendah dan hanya sedikit pengeluaran dilakukan
selama tahun berjalan, biasanya auditor tidak melakukan pengujian lebih
lanjut karena tidak material. Ketika auditor menguji kas kecil, dua prosedur
utamanya adalah menghitung saldo kas kecil dan melanjutkan dengan
pengujian terperinci atas satu atau dua transaksi pengeluaran. Prosedur
utama harus meliputi:
Menjumlahkan voucher pendukung kas kecil yang menunjukkan jumlah
pengeluaran
Memperhatikan urutan voucher kas kecil
Memeriksa otorisasi dan pembatalan voucher kas kecil
Memeriksa kewajaran dokumen pendukung, biasanya terdiri atas
gulungan register kas, faktur, dan bukti penerimaan.
AUDIT SALDO KAS
23
Pengujian kas kecil dapat dilakukan sewaktu-waktu selama tahun
berjalan, tetapi agar memudahkan, biasanya dilakukan pada tanggal
interim. Jika saldo dana kas kecil diperkirakan material, hal ini jarang
terjadi, maka saldo tersebut harus diperhitungkan pada akhir tahun.
Pengeluaran yang belum diganti harus diperiksa sebagai bagian dari
penentuan apakah biaya yang belum tercatat jumlahnya material.
11. Pertimbangan Lain Pengujian Untuk Mendeteksi Lapping
Dalam melakukan audit atas saldo kas pertimbangan lain yang
dilakukan oleh auditor adalah adanya kecurangan seperti lapping dan
Kipping. Lapping adalah suatu penyimpangan yang disebabkan oleh
misapropriasi secara sengaja atas penerimaan kas. Lapping dapat melibatkan
penggelapan penerimaan kas secara sementara atau permanen untuk
kepentingan pribadi atau seseorang yang melakukan tindakan yang bukan
wewenangnya. Lapping tidak hanya bersangkutan dengan penagihan dari
pelanggan, tetapi juga dapat melibatkan jenis penerimaan kas lainnya,
kondisi-kondisi kondusif untuk lapping tersedia apabila seseorang yang
menangani penerimaan kas juga memegang buku besar piutang usaha.
Auditor harus menilai kemungkinan lapping guna mendapatkan pemahaman
tentang pembagian tugas seperti penerimaan dan pencatatan penagihan dari
pelanggan.
Prosedur auditing yang dapat mendeteksi lapping hanya dapat
dilaksanakan apabila risiko pengendalian untuk transaksi penerimaan kas
adalah sedang atau tinggi. Ada tiga prosedur yang dapat mendeteksi lappi
yakni :
a) Mengkonfirmasi piutang usaha
AUDIT SALDO KAS
24
b) Melakukan perhitungan kas secara mendadak
c) Membandingkan rincian ayat jurnal penerimaan kas dengan rincian slip
setoran harian yang berkaitan
AUDIT SALDO KAS
25
BAB III
KESIMPULAN
Saldo kas sangat terkait hubungannya dengan lima siklus transaksi perusahaan meliputi, siklus pendapatan, siklus pengeluaran, siklus pembiayaan, siklus jasa personalia, dan siklus investasi. Pengujian saldo kas biasanya memasukkan pengujian rekonsiliasi bank dari akun kas utama,seperti akun kas umum, akun penggajian imprest, dan dana kas kecil. Jika kemungkinan kecurangan pada kas dinilai tinggi oleh auditor, mereka mungkin melaksanakanpengujian tambahan seperti prosedur rekonsiliasi bank yang diperluas, bukti kas, atau pengujian transfer antarbank. Dalam audit saldo kas auditor pun dapat mendeteksi lapping yang merupakan kecurangan yang dilakukan oleh seseorang untuk kepentingan pribadinya.
AUDIT SALDO KAS
26