20
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alam perasaan adalah keadaan emosional yang berkepanjangan yang mempengaruh seluruh kepribadian dan fungsi kehidupan seseorang. Menurut Stuart (2006), alam perasaan adalah perpanjangan keadaan emosional yang mempengaruhi seluruh kepribadian dan fungsi kehifupan seseorang. Gangguan alam perasaan ditandai oleh sindroma depresif sebagian atau total dan ditandai engan kehilangan minat terhadap aktivitas sehari-hari. Gangguan alam perasaan depresi dapat disebabkan karena ketidakseimbangan elektrolit yaitu, natrium dan kalium di dalam neuron (gibbsons, 1960) di kutip dari Townsend, M.C 1995). Neurotransmitter yang ada di system syaraf pusat dan perifer juga memiliki implikasi pada psikiatrik. Transmisi monoamin seperti neropinefrin, dopamine dan serotonin berimplikasi pada etiologi gangguan emosi tertentu seperti gangguan alam perasaan: depresi dan mania. Norepinefrin dan dopamine mempunyai implikasi menurunkan derajat depresi dan meningkatkan derajat mania sedangkan serotonin memiliki implikasi menurunkan kadar depresi (Suliswati,2005). Dari penjelasan di atas penting untuk kita ketahui mengenai terjadinya mania oleh karena mania memiliki 1

Makalah Keperawatan Jiwa (Mania).docx

Embed Size (px)

DESCRIPTION

asuhan keperawatan jiwa pada pasien mania

Citation preview

Page 1: Makalah Keperawatan Jiwa (Mania).docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Alam perasaan adalah keadaan emosional yang berkepanjangan yang

mempengaruh seluruh kepribadian dan fungsi kehidupan seseorang. Menurut Stuart

(2006), alam perasaan adalah perpanjangan keadaan emosional yang mempengaruhi

seluruh kepribadian dan fungsi kehifupan seseorang. Gangguan alam perasaan

ditandai oleh sindroma depresif sebagian atau total dan ditandai engan kehilangan

minat terhadap aktivitas sehari-hari.

Gangguan alam perasaan depresi dapat disebabkan karena ketidakseimbangan

elektrolit yaitu, natrium dan kalium di dalam neuron (gibbsons, 1960) di kutip dari

Townsend, M.C 1995). Neurotransmitter yang ada di system syaraf pusat dan

perifer juga memiliki implikasi pada psikiatrik. Transmisi monoamin seperti

neropinefrin, dopamine dan serotonin berimplikasi pada etiologi gangguan emosi

tertentu seperti gangguan alam perasaan: depresi dan mania. Norepinefrin dan

dopamine mempunyai implikasi menurunkan derajat depresi dan meningkatkan derajat

mania sedangkan serotonin memiliki implikasi menurunkan kadar depresi

(Suliswati,2005).

Dari penjelasan di atas penting untuk kita ketahui mengenai terjadinya mania

oleh karena mania memiliki psikopatologi yang tidak jauh berbeda dengan depresi,

sehingga berdasarkan uraian-uraian di atas, dalam makalah ini akan dibahas

mengenai konsep dasar asuhan keperawatan dengan gangguan alam perasaan

(mania) untuk menunjang pembelajaran pada sistem neurobehavior II yang akan

berguna dalam melakukan asuhan keperawatan melalui pendekatan proses keperawatan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan kondisi mania itu?

2. Bagaimana kondisi mania ini bisa terjadi?

3. Bagaimana manifestasi klinis gangguan jiwa mania?

4. Bagaimana pemeriksaan diagnostik untuk menentukan penyakit mania?

1

Page 2: Makalah Keperawatan Jiwa (Mania).docx

5. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan kejiwaan mania?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui gangguan jiwa mania

2. Mengetahui proses dan penyebab gangguan jiwa mania

3. Mengetahui manifestasi klinis dari gangguan jiwa mania

4. Untuk mengetahui penegakan diagosa pasien dengan gangguan jiwa mania

5. Mengetahui konsep asuhan keperawatan pasien dengan gangguan mania

D. Manfaat

Sebagai bahan acuan dan pemahaman konsep mengenai konsep dasar asuhan

keperawatan pada pasien dengan gangguan alam perasaan (mania).

2

Page 3: Makalah Keperawatan Jiwa (Mania).docx

BAB II

KONSEP PENYAKIT

A. Pengertian

Mania adalah suatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan adanya alam

perasaan yang meluas, meningkat, bersemangat, atau mudah tersinggung. Respon diri

dapat ditunjukkan dengan perilaku hiperaktif, banyak bicara, tertawa berlebihan

dan penyimpangan seksual (Riyadi, 2009: 140).

Mania adalah respon emosional yang berat dan dapat dikenali melalui intensitas

dan pengaruhnya terhadap fisik individu dan fungsi sosial (Purwaningsih, 2009: 130).

Mania adalah suatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan

kegembiraan yang berlebihan, arus berpikir yang cepat, mudah tersinggung dan kegiatan

motorik meningkat, sehingga menyebabkan energi banyak yang keluar (Standar

Asuhan Keperawatan Jiwa, DEPKES, biru blogspot).

Jadi, mania adalah suatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan adanya

alam perasan yang meningkat dimana kondisi ini dapat diiringi dengan perilaku

yang berlebihan berupa peningkatan kegiatan motorik, banyak bicara, ide-ide yang

meloncat, tertawa berlebihan, penyimpangan seksual yang berpngaruh terhadap fungsi

fisik dan sosial individu.

B. Etiologi/Penyebab

Mania dapat timbul karena adanya factor predisposisi dan factor presipitasi

1. Faktor Predisposisi

a. Faktor genetik

Faktor genetik mengemukakan, transmisi gangguan alam perasaan

diteruskan melalui garis keturunan. Frekuensi gangguan alam perasaan meningkat

pada kembar monozigote.

b. Teori Agresi Berbalik pada Diri Sendiri

Mengemukakan bahwa depresi diakibatkan oleh perasaan marah yang

dialihkan pada diri sendiri. Freud mengatakan bahwa kehilangan objek/orang,

ambivalen antara perasaan benci dan cinta dapat berbalik menjadi perasaan

menyalahkan diri sendiri dan dimunculkan dengan perilaku mania (sebagai suatu

3

Page 4: Makalah Keperawatan Jiwa (Mania).docx

mekanisme kompensasi)

c. Teori Kehilangan

Berhubungan dengan faktor perkembangan, misalnya kehilangan

orang tua yang sangat dicintai. Individu tidak berdaya mengatasi kehilangan.

d. Teori Kepribadian

Mengemukakan bahwa tipe kepribadian tertentu menyebabkan seseorang

mengalami mania.

e. Teori Kognitif

Mengemukakan bahwa mania merupakan msalah kognitif yang

dipengaruhi oleh penilaian terhadap diri sendiri, lingkungan dan masa depan.

f. Model Belajar Ketidakberdayaan

Mengemukakan bahwa mania dimulai dari kehilangan kendali diri lalu

menjadi aktif dan tidak mampu menghadapi masalah. Kemudian individu timbul

keyakinan akan ketidakmampuannya mengendalikan kehidupan sehingga ia tidak

berupaya mengembangkan respons yang adaptif.

g. Model Perilaku

Mengemukakan bahwa depresi terjadi karena kurangnya reinforcemant

positif selama berinteraksi dengan lingkungan.

h. Model Biologis

Mengemukakan bahwa dalam keadaan depresi/mania terjadi perubahan

kimiawi, yaitu defisiensi katekolamin, tidak berfungsinya endokrin dan

hipersekresi kortisol.

2. Faktor Presipitasi

Stresor yang dapat menyebabkan gangguan alam perasaan meliputi factor

biologis, psikologis, dan sosial budaya. Faktor biologis meliputi perubahan fisiologis

yang disebabkan oleh obat-obatan atau berbagai penyakit fisik seperti infeksi,

neoplasma dan ketidakseimbangan metabolism. Faktor psikologis meliputi

kehilangan kasih sayang, termasuk kehilangan cinta, seseorang, dan kehilangan

harga diri. Faktor osial budaya meliputi kehilangan peran, perceraian, dan kehilangan

pekerjaan.

Menurut Riyadi, terdapat stressor pencetus gangguan alam perasaan yang

meliputi:

a) Kehilangan keterkaitan individu mempunyai hubungan yang sangat actual atau

4

Page 5: Makalah Keperawatan Jiwa (Mania).docx

penting dengan seeorang atau obyek kehilangan sehingga menimbulkan stress.

Misalkan kehilangan orang yang dicintai, fungsi fisik, harga diri dan peran.

b) Peristiwa besar dalam kehidupan, pengalaman terdahulu tentang hal-hal

menyakikan atau menyenangkan yang tidak terlupakan mempengaruhi masalah

individu saat ini dan kemampuannya dalam menyelesaikan masalah.

c) Ketegangan Peran, yang meliputi konflik peran, peran yang tidak jelas, atau

peran yang berlebihan dapat menimbulkan gangguan alam perasaan depresi atau

mania

d) Perubahan fisiologis akibat penyakit dan obat-obatan penyakit fisik seperti

infeksi, neoplasma, dan ketidakseimbangan metabolic dan berbagai macam

obatantihipertensi serta penyalahgunaan obat dapat mencetuskan gangguan alam

perasaan.

C. Proses Terjadinya Mania

Mania adalah gangguan afek yang ditandai dengan kegembiraan yang luar

biasa dan disertai dengan hiperaktivites, agitasi serta jalan pikiran dan bicara yang cepat

dan kadangkadang sebagai pikiran yang meloncat-loncat (flight of ideas).

Pada dasarnya pasien mania sama dengan pasien depresif yang merasa tidak

berharga dan tidak berguna. Karena tidak dapat menerima perasaan ini, mereka

menyangkalnya dan mengakibatkan timbulnya kecemasan. Pasien memperlihatkan

sikap banyak bicara, banyak pikiran dan cepat berpindah topiknya tetapi tidak dapat

memusatkan pada satu topik. Meskipun mereka menunjukkan kegembiraan yang

berlebihan, sebenarnya pasien penuh dengan kebencian dan rasa permusuhan terutama

terhadap lingkungannya. Ia melontarkan perasaannya secara kasar dalam cetusan-

cetusan yang pendek dan cepat beralih ke topik yang lain.

Pada pasien depresif tampak menonjol perasaan bersalah dan kebutuhan akan

hukuman atas tingkah laku yang buruk, sedangkan pada pasien dengan mania rasa

permusuhannya timbul, ia bertindak seolah-olah mempunyai kekuasaan yang penuh dan

tidak pernah membiarkan rasa bersalah menguasai dirinya. Dari luar pasien tampak

memilikikepercayaan diri yang penuh dan membesarkan diri untuk menutupi perasaan

tidak berharga, yang pada dasarnya bersifat depresif.

Pasien membutuhkan cinta kasih dan perlindungan. Untuk mendapatkan ini

pasien berusaha menguasai orang lain agar memenuhi dan memberi kepuasan

kepadanya. Karena kebutuhan ini tidak nampak orang tidak melihatnya, bahkan

5

Page 6: Makalah Keperawatan Jiwa (Mania).docx

menolak karena sikapnya yang mengganggu orang lain. Penolakan ini menimbulkan

kecemasannya bertambah yang mengakibatkan gejala manianya lebih menonjol.

Rentang Respon

Adaptif Maladaptif

Responsif Reaksi

kehilangan yang

wajar

supresi Reaksi

kehilangan yang

memanjang

Mania depresi

Keterangan :

1. Supresi merupakan tahap awal respon emosional yang maladaptive, individu

menyangkal, menekan atau menginternalisasi semua aspek perasaanya terhadap

lingkungan.

2. Reaksi kehilangan yang memanjang

Bila anada merasa sangat marah atau kesal dengan pergi mengendarai sepeda,

biasanya reaksi berduka yang memanjang merupakan penyangkalan yang menetap

dan memanjang, tetapi tidak tampak emosi emosional terhadap kehilangan. Reaksi

berduka yang memanjang dapat terjadi beberapa tahun.

3. Depresi adalah suatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan sedih

dan berduka yang berlebihan dan berkepanjangan.

4. Responsif adalah respon emosional individu yang terbuka dan sadar akan

perasaaanya.Pada rentang ini individu dapat berpartisipasi dengan dunia eksternal dan

internal.

5. Reaksi kehilangan yang wajar merupakan posisi rentang yang normall dialami

individu yang mengalami kehilangan. Pada rentang ini individu menghadapi realita

dari kehilangan dan mengalami proses kehilangan, misalnya sedih, berfokus pada diri

sendiri, berhenti melakukan kegiatan sehari-hari. Reaksi kehilangan tersebut tidak

berlangsung lama.

D. Manifestasi klinis

Pada kondisi mania, beberapa gejala yang muncul antara lain:

1. Euphoria (gembira)

2. Inflated self-esteem (percaya diri berlebihan)

3. Poor judgment (kemampuan menilai menjadi jelek)

6

Page 7: Makalah Keperawatan Jiwa (Mania).docx

4. Bicara cepat

5. Racing thoughts (pikiran saling berkejar-kejaran)

6. Aggressive behavior (perilaku agresif)

7. Agitation or irritation (agitasi atau iritasi)

8. Kegiatan fisik meningkat

9. Risky behavior (perilaku yang berbahaya)

10. Spending sprees or unwise financial choices (tidak mampu mengelola uang,

mengeluarkan uang tanpa perhitungan)

11. Meningkatnya dorongan untuk berprestasi atau mencapai tujuan

12. Meningkatnya dorongan seksual

13. Berkurangnya dorongan untuk tidur, tidak merasa mengantuk.

14. Gampang terganggu konsentrasi

15. Berlebihan dalam mengkonsumsi alkohol atau obat-obatan

16. Sering bolos sekolah atau kerja

17. Mempunyai waham atau keluar dari realitas

18. Prestasi kerja atau sekolah menuru

7

Page 8: Makalah Keperawatan Jiwa (Mania).docx

BAB III

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

Pengkajian dilakukan dengan cara mengidentifikasi :

1) Identitas klien dan penanggung jawab.

2) Alasan dirawat

3) Riwayat penyakit

4) Faktor predisposisi, presipitasi

5) Aspek fisik, psikososial, status mental, kebutuhan persiapan pulang, mekanisme

koping, masalah psikososial dan lingkungan.

a. Aktivitas/Istirahat

Pola tidur terganggu atau periode tanpa tidur / penurunan kebutuhan tidur

( misalnya merasa telah reistirahat dengan baik hanya dengan tidur selama 3 jam

). Secara fisik hiperaktif, akhirnya kelelahan.

b. Integritas Ego

Persepsi diri yang mengagungkan atauy merendahkan kepercayaan diri

yang tidak realistis. Waham dapat diekspresikan dengan rentang dari

perencanaan yang tidak realistis dan memberi nasehat tanpa diminta secara

terus menerus ( meskipun tidak ada keahlian ) sampai delusi waham kebesaran

tentang hubungan dengan orang penting termasuk Tuhan atau perasaan obsesif

orang lain adalah kumpulan musuh karena kekhususan. Sikap humoris dapat

menjadi kaustik atau bermusuhan.

c. Makan Minum

Penurunan berat badan sering ditemukan .

d. Hygiene

Tidak perhatian terhadap aktifitas hidup sehari – hari secara umum

.Kerapihan dan pilihan berpakaian dapat menjadi tidak sesuai, terlalu semarak dan

ganjil, penggunaan tata rias dan perhiasan yang berlebihan.

e. Neurosensori

Alam perasaan yang timbul terlalu meluas, melayang atau

peka.Melaporkan aktifitas yang tidak terorganisasi atau semarak dan aneh,

8

Page 9: Makalah Keperawatan Jiwa (Mania).docx

penyangkalan terhadap kemungkinan hasil akhir, persepsi alam perasaan sama –

sama diinginkan dan berpotensi membatasi.

f. Keamanan

Dapat menunjukan derajat bahaya untuk diri atau orang lain, bertindak

berdasarkan kesalahan persepsi.

g. Seksualitas

Libido meningkat, perilaku mungkin tidak terhambat. Interaksi Sosial.

Dapat digambarkan atau diingat sebagai sangat ekstrovert / mudah

bersosialisasi (banyak teman ). Riwayat terlalu terlibat dengan orang lain dan

dengan aktivitas, perencanaan yang tidak realistis, ambisius, bertindak atas

keputusan yang buruk berkaitan dengan konsekuensi social ( tindakan yang tidak

terkendali, mengemudi dengan sembrono, perilaku seksual yang ganjil atau

bermasalah ). Hambatan yang khas dalam aktivitas social, hubungan dengan

orang lain ( kurangnya hubungan dekat ), fungsi disekolah atau pekerjaan,

perubahan periodic dalam pekerjaan / sering berpindah pekerjaan.

h. Pembelajaran/Pengajaran

Episode penuh pertama biasanya antara 15 dan 24 tahun, dengan

gejala yang berlangsung paling sedikit 1 minggu. Dapat dirawat di Rumah Sakit

selama episode perilaku mania sebelumnya. Penyalahgunaan alcohol atau obat

lain secara periodic.

B. Pohon Masalah

C. Diagnosa Keperawatan

1. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan mania.

9

Page 10: Makalah Keperawatan Jiwa (Mania).docx

2. Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan berhubungan

dengan mania.

3. Gangguan komunikasi: verbal berhubungan dengan mania.

4. Gangguan pola tidur dan istirahat: kurang tidur berhubungan dengan mania.

5. Defisit perawatan diri berhubungan dengan mania.

6. Gangguan alam perasaan: depresi berhubungan dengan koping maladaptif.

D. Intervensi Keperawatan

1. Tujuan umum:

Mengajarkan klien untuk berespons emosional yang adaptif dan meningkatkan

rasa puas serta kesenagan yang dapat diterima oleh lingkungan

2. Tujuan khusus

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya

Tindakan:

1) Bina hubungan saling percaya: salam terapeutik, memperkenalkan diri,

jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kesepakatan /

janji dengan jelas tentang topik, tempat, waktu.

2) Tanggapi pembicaraan klien dengan sabar dan tidak menyangkal.

3) Bicara dengan tegas, jelas, singkat dan bersahabat.

b. Klien dapat mengungkapkan perasaannya

Tindakan:

1) Beri kesempatan klien unutk mengungkapkan perasaannya.

2) Beri kesempatan klien mengitarakan keinginan dan pikirannya dengan teknik

focusing.

3) Bicarakan hal-hal yang nyata dengan klien.

c. Klien dapat menggunakan koping adaptif

Tindakan:

1) Tanyakan kepada pasien cara yang biasa dilakukan mengatasi perasaan kesal,

marah, dan tak menyenangkan.

2) Bicarakan kerugian cara yang telah digunakan.

3) Jelaskan tentang batas tingkah laku yang wajar.

4) Bantu klien menemukan cara lain yang lebih posistif.

10

Page 11: Makalah Keperawatan Jiwa (Mania).docx

5) Beri dorongan kepada pasien untuk memilih koping yang paling tepat dan

dapat diterima.

6) Beri dorongan kepada pasien untuk mencoba koping yang telah dipilih

7) Anjurkan pasien untuk mencoba alternatif lain dalam menyelesaikan masalah.

d. Klien terlindung dari perilaku mencederai diri, orang lain dan lingkungan.

Tindakan:

1) Tempatkan klien di ruang yang tenang, tidak banyak rangsangan, tidak banyak

peralatan.

2) Jauhkan dan simpan alat-alat yang dapat digunakan oleh pasien untuk

mencederai dirinya,orang lain dan lingkungan, ditempat yang aman dan

terkunci.

3) Temani klien jika nampak tanda-tanda marah / agresif.

4) Lakukan pengekangan fisik jika klien tidak dapat mengontrol perilakunya.

e. Klien dapat melakukan kegiatan terarah

Tindakan:

1) Anjurkan klien untuk melakukan kegiatan motorik yang terarah, misal:

menyapu, joging dll.

2) Beri kegiatan individual sederhana yang dapat dilaksanakan dengan baik oleh

klien.

3) Berikan kegiatan yang tidak memerlukan kompetisi.

4) Bantu klien dalam melaksanakan kegiatan.

5) Beri reinforcement positif atas keberhasilan pasien.

f. Klien terpenuhi kebutuhan nutrisinya

Tindakan:

1) Diskusikan tentang manfaat makan dan minum bagi kesehatan.

2) Ajak klien makan makanan yang telah disediakan, temani selama makan.

3) Ingatkan klien untuk minum ½ jam sekali sebanyak 100 cc.

4) Sediakan makanan TKTP, mudah dicerna.

g. Klien terpenuhi kebutuhan tidur dan istirahatnya

Tindakan:

11

Page 12: Makalah Keperawatan Jiwa (Mania).docx

1) Diskusikan pentingnya istirahat bagi kesehatan.

2) Anjurkan klien untuk tidur pada jam-jam istirahat.

3) Sediakan lingkungan yang mendukung: tenang, lampu redup dll.

h. Klien terpenuhi kebersihan dirinya

Tindakan:

1) Diskusikan manfaat kebersihan diri bagi kesehatan.

2) Bimbing dalam kebersihan diri (mandi, keramas, gosok gigi).

3) Bimbing pasien berhias.

4) Beri pujian bila klien berhias secara wajar.

i. Klien dapat menggunakan obat dengan benar dan tepat

Tindakan:

1) Diskusikan tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek dan efek samping

minum obat).

2) Bantu menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (benar pasien, obat, dosis,

cara, waktu)

3) Anjurkan membicarakan efek dan efek samping yang dirasakan.

4) Beri reinforcement positif bila menggunakan obat dengan benar.

j. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.

Tindakan:

1) Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien.

2) Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat.

3) Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.

4) Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga.

12

Page 13: Makalah Keperawatan Jiwa (Mania).docx

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Mania adalah suatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan adanya alam

perasan yang meningkat dimana kondisi ini dapat diiringi dengan perilaku yang

berlebihan berupa peningkatan kegiatan motorik, banyak bicara, ide-ide yang meloncat,

tertawa berlebihan, penyimpangan seksual yang berpngaruh terhadap fungsi fisik dan

sosial individu. Keadaan ini disebabkan oleh berbagai factor, diantaranya factor

genetik, psikologis, biologis, dan perilaku serta dapat juga dipengaruhi oleh factor

kepribadian. Pada dasarnya pasien mania sama dengan pasien depresif yang merasa

tidak berharga dan tidak berguna. Karena tidak dapat menerima perasaan ini, mereka

menyangkalnya dan mengakibatkan timbulnya kecemasan. Pasien memperlihatkan sikap

banyak bicara, banyak pikiran dan cepat berpindah topiknya tetapi tidak dapat

memusatkan pada satu topik. Meskipun mereka menunjukkan kegembiraan yang

berlebihan, sebenarnya pasien penuh dengan kebencian dan rasa permusuhan terutama

terhadap lingkungannya. Ia melontarkan perasaannya secara kasar dalam cetusan-

cetusan yang pendek dan cepat beralih ke topik yang lain.

B. Saran

Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa

terhadap berbagai macam gangguan jiwa yang mungkin terjadi atau dialami oleh

seseorang, sehingga mahasiswa mampu menerapkan intervensi keperawatan jiwa yang

baik dan benar terhadap pasien tersebut.

13

Page 14: Makalah Keperawatan Jiwa (Mania).docx

DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Marlynn E et al. 2006. Rencana Asuhan Keperawatan Psikiatri Edisi .

Jakarta: EGC

Maramis, W. F. 1996. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa.Surabaya: Airlangga University Press.

NANDA Internasional. 2010. Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2009-

2011. Jakarta: EGC

Purwaningsih, Wahyu. 2009. Asuhan Keerawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika

Riyadi, Sujono. 2009. Asuhan Keeperawatan Jiwa. Yogyakarta: Graha Ilmu

Stuart, Gail W. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC

http://tirtojiwo.org/wp-content/uploads/2012/05/Seri-bipolar.pdf

14