39
MAKALAH KEWARGANEGARAAN Peran Masyarakat Sipil dalam Mewujudkan Pemerintahan yang Bersih Disusun guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah Kewarganegaraan Disusun oleh : BENITA BARIDA QODRIATI FEBRIAN GANDAMIHARJA SAIFUL ARIF IBNU MALIK PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA 1

MAKALAH KEWARGANEGARAAN2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tugas kampus

Citation preview

Page 1: MAKALAH KEWARGANEGARAAN2

MAKALAH KEWARGANEGARAAN

Peran Masyarakat Sipil dalam Mewujudkan Pemerintahan yang Bersih

Disusun guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah Kewarganegaraan

Disusun oleh :

BENITA

BARIDA QODRIATI

FEBRIAN GANDAMIHARJA

SAIFUL ARIF

IBNU MALIK

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA

TAHUN AKADEMIK 2010 / 2011

1

Page 2: MAKALAH KEWARGANEGARAAN2

KATA PENGANTAR

Terlebih dahulu kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang

telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga makalah ini

dapat penulis selesaikan dalam waktu yang ditentukan.

Di dalam makalah ini penulis membahas tentang tentang peranan

masyarakat sipil bagi pemerintahan yang bersih 

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah

Kewarganegaraan Fakultas Sains dan Teknologi, Jurusan Teknik Informatika, Prodi

Teknik Informatika S1 Kelas Khusus tahun 2010 / 2011.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan dalam makalah

ini. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna

menyempurnakan makalah ini. Terakhir, semoga makalah ini bermanfaat.

2

Page 3: MAKALAH KEWARGANEGARAAN2

DAFTAR ISI

Halaman Judul

Kata Pengantar

Daftar Isi

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

2. Rumusan Masalah

3. Manfaat

4. Metode Pendekatan

B. LANDASAN TEORI

C. PEMBAHASAN ANALISIS

D. KESIMPULAN

E. DAFTAR PUSTAKA

3

Page 4: MAKALAH KEWARGANEGARAAN2

A. PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG MASALAH

Masyarakat sipil atau civil society merupakan bagian dalam

kehidupan bermasyarakat. Mereka juga merupakan bagian dari

pemerintahan. Peranan mereka sangat besar terhadap perubahan

yang terjadi di dalam pemerintahan.

2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan masalah apa yang akan penulis bahas, maka

penulis dapat membuat rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah Masyarakat Sipil itu?

2. Apakah Pemerintahan itu?

3. Apakah Pemerintahan yang bersih itu?

3. MANFAAT PENULISAN

Adapun manfaat penulisan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menyelesaikan tugas kelompok mata kuliah

Kewarganegaraan Semester 2

2. Untuk menerangkan apa peranan masyarakat sipil untuk

mewujudkan pemerintahan yang bersih.

4. METODE PENDEKATAN

4

Page 5: MAKALAH KEWARGANEGARAAN2

Dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan metode

pendekatan sebagi berikut :

1. Studi Kepustakaan

2. Studi Diskusi

B. LANDASAN TEORI

Sebagaimana telah diamanatkan di dalam Garis – Garis Besar Haluan

Negara 1999 – 2004 Bab IV huruf ke ( 3 ) tentang Aparatur Negara bahwa,

dalam meningkatkan kualitas aparatur negara dengan memperbaiki

kesejahteraan dan keprofesionalan serta memberlakukan system karir

berdasarkan prestasi kerja dengan prinsip memberikan penghargaan dan sanksi,

maka aparatur negara hendaknya dapat bersikap disiplin dalam mewujudkan

pemerintahan yang bersih dan berwibawa.

Kaitannya dengan hal tersebut di atas, maka pendayagunaan aparatur

negara terus ditingkatkan terutama yang berkaitan dengan kualitas, efisiensi

pelayanan dan pengayoman pada masyarakat serta kemampuan professional dan

kesejahteraan aparat sangat di perhatikan dalam menunjang pelaksanaan tugas.

C. PEMBAHASAN

5

Page 6: MAKALAH KEWARGANEGARAAN2

Sebagaimana telah diamanatkan di dalam Garis – Garis Besar Haluan

Negara 1999 – 2004 Bab IV huruf ke ( 3 ) tentang Aparatur Negara bahwa,

dalam meningkatkan kualitas aparatur negara dengan memperbaiki

kesejahteraan dan keprofesionalan serta memberlakukan system karir

berdasarkan prestasi kerja dengan prinsip memberikan penghargaan dan sanksi,

maka aparatur negara hendaknya dapat bersikap disiplin dalam mewujudkan

pemerintahan yang bersih dan berwibawa.

Kaitannya dengan hal tersebut di atas, maka pendayagunaan aparatur

negara terus ditingkatkan terutama yang berkaitan dengan kualitas, efisiensi

pelayanan dan pengayoman pada masyarakat serta kemampuan professional dan

kesejahteraan aparat sangat di perhatikan dalam menunjang pelaksanaan tugas.

Undang – Undang Pokok Kepegawaian yaitu Undang – Undang No. 8

Tahun 1974 telah dirubah melalui UU No.43 Tahun 1999 tentang Pegawai

Negeri Sipil, adalah suatu landasan hukum untuk menjamin pegawai negeri dan

dapat di jadikan dasar untuk mengatur penyusunan aparatur negara yang baik

dan benar. Penyusunan aparatur negara menuju kepada administrasi yang

sempurna sangat bergantung kepada kualitas pegawai negeri dan mutu kerapian

organisasi aparatur itu sendiri.

Dapat di ketahui bahwa kedudukan Pegawai Negeri Sipil adalah sangat

penting dan menentukan. Berhasil tidaknya misi dari pemerintah tergantung

dari aparatur negara karena pegawai negeri merupakan aparatur negara untuk

menyelenggarakan pemerintahan dalam mewujudkan cita-cita pembangunann

nasional.

6

Page 7: MAKALAH KEWARGANEGARAAN2

Tujuan pembangunan nasional sebagaimana telah termaktub didalam

Pembukaan Undang – Undang Dasar 1945 ialah melindungi segenap bangsa

Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan

bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan

kemerdekaan , perdamaian abadi dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat

Indonesia. Tujuan pembangunan tersebut dapat di capai dengan melalui

pembangunan nasional yang direncanakan dengan terarah dan realitas serta

dilaksanakan secara bertahap, bersungguh – sungguh.

Tujuan pembangunan nasional adalah untuk mewujudkan suatu

masyarakat yang adil dan makmur, merata dan berkesinambungan antara

materiil dan spirituil yang berdasarkan pada Pancasila di dalam wadah negara

Kesatuan Republik Indonesia.

Kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan

pembangunan nasional terutama tergantung pada kesempurnaan pegawai negeri

. Dalam rangka usaha mencapai tujuan nasional tersebut di atas diperlukan

adanya pegawai negeri yang penuh kesetiaan dan ketaatan pada Pancasila dan

Undang – Undang Dasar 1945, negara dan pemerintah bersatu padu, bermental

baik, berwibawa, berdaya guna dan berhasil guna, berkualitas tinggi,

mempunyai kesadaran tinggi akan akan tanggung jawabnya sebagai aparatur

negara, abdi negara, serta abdi masyarakat. Untuk mewujudkan pegawai negeri

sebagaimana tersebut di atas maka perlu adanya pembinaan dengan sebaik –

baiknya atas dasar system karier dan system prestasi kerja.

7

Page 8: MAKALAH KEWARGANEGARAAN2

Sistem karir adalah suatu sistem kepegawaian di mana suatu

pengangkatan pertama di dasrkan atas kecakapan yang bersangkutan,

sedangkan di dalam pengembangannya selanjutnya yang dapat menjadi

pertimbangan adalah masa kerja, kesetiaan , pengabdian serta syarat – syarat

objektif lainnya.

Adapun sistem prestasi kerja adalah sistem kepegawaian, dimana

pengangkatan seseorang untuk menduduki suatu jabatan atau untuk kenaikan

pangkat di dasrkan atas kecakapan dan prestasi kerja yang di capai oleh

pegawai. Kecakapan tersebut harus dibuktikan dengan lulus dalam ujian dinas

dan prestasidi buktikan secara nyata dan sistem prestasi kerja ini tidak

memberikan penghargaan terhadap masa kerja.

Pegawai negeri bukan saja unsur Aparat Negara tetapi juga merupakan

Abdi Negara dan Abdi Masyarakat yang selalu hidup ditengah masyarakat dan

bekerja untuk kepentingan masyarakat.Oleh karena itu dalam pelaksanaan

pembinaan pegawai negeri bukan saja di lihat dan diperlakukan sebagai

Aparatur Negara, tetapi juga di lihat dan diperlakukan sebagai warga negara.

Hal ini mengandung pengertian, bahwa dalam melaksanakan pembinaan

hendaknya sejauh mungkin diusahakan adanya keserasian antara kepentingan

dinas dan kepentingan pegawai negeri sebagai perorangan, dengan ketentuan

bahwa apabila ada perbedaan antara kepentingan dinas dan kepentingan

pegawai negeri sebagai perorangan , maka kepentingan dinaslah yang harus di

utamakan.

8

Page 9: MAKALAH KEWARGANEGARAAN2

Pengertian negara yang bersih, kuat dan berwibawa yaitu aparatur yang

seluruh tindakannya dapat di petanggung jawabkan, baik di lihat dari segi moral

dan nilai – nilai luhur bangsa maupun dari segi peraturan perundang – undangan

serta tidak mengutamakan orientasi kekuasaan yang ada dalam dirinya untuk

melayani kepentingan umum dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan

pelaksanaan pembangunan nasional.

Tetapi kadang kenyataannnya, berdasarkan pada observasi mengenai

pembangunan menunjukan bahwa hambatan pelaksanaan pembangunan

terkadang justru muncul dari kalangan Aparatur Negara sendiri. Hal ini

sebagaimana di ungkapkan oleh The Liang Gie adaalah sebagai berikut :

“Dalam praktek, Pegawai Negeri Indonesia pada umumnya masih banyak kekurangan yaitu

kurang mematuhi peraturan kedisiplinan pegawai, sehingga dapat menghambat kelancaran

pemerintahan dan pembangunan nasional, antara lain adalah masih adanya jiwa kepegawaian

dengan berfikir mengikuti kebiasaan bagian, bukan terletak pada kesatuan yang harmonis

melainkan kesatuan pada bagian – bagian tersendiri, mempunyai bentuk dan corak yang

berbeda serta kurang menghargai ketepatan waktu “.

Jiwa kepegawaian yang mempunyai sifat seperti tersebut di atas akan

berakibat negatif terhadap prestasi kerja pegawai negeri yang bersangkutan

karena tidak adanya pengembangan pola pikir kerja sama dan pemakaian

kelengkapan peralatan dalam mendukung kelancaran tugas.

Berdasarkan pada hal tersebut, Pegawai Negeri Indonesia dipandang

masih banyak kekurangan yaitu kurang adanya menghargai waktu,

mengefisienkan tenaga dan kedisiplinan kerja.

9

Page 10: MAKALAH KEWARGANEGARAAN2

Kaitannya dengan pembinaan pegawai sebagai mana telah ditegaskan

didalam Garis Garis Besar Haluan Negara 1998 didalam bab VI mengenai

Pembangunan Lima Tahun KeTujuh terutama dalam bidang aparatur negara

yaitu pada angka (9) huruf c, disebutkan antara lain pembangunan aparatur

pemerintahan diarahkan pada peningkatan kualitas, efisien, dan efektif dalam

seluruh jajaran administrasi pemerintahan.

Sedangkan pembinaan Pegawai Negeri Sipil diatur dalam pasal 12

ayat (2) UU No. 43 tahun 1999 sebagai berikut : “Agar Pegawai Negeri Sipil

dapat melaksanakan tugasnya secara berdaya guna dan berhasil guna, maka

perlu diatur pembinaan Pegawai Negeri Sipil secara menyeluruh yaitu suatu

pengaturan pembinaan yang berlaku baik Pegawai Negeri Sipil pusat maupun

Pegawai Negeri Sipil yang ada ditingkat daerah. Dengan demikian peraturan

perundang-undangan yang berlaku bagi Pegawai Negeri Sipil pusat dengan

sendirinya berlaku pula pada Pegawai Negeri yang ada ditingkat daerah,

kecuali ditentukan lain oleh Undang Undang. Selain dari pada itu perlu

dilaksanakan usaha penertiban dan pembinaan Aparatur Negara yang meliputi

baik struktur, prosedur kerja, kepegawaian maupun sarana dan fasilitas kerja,

sehingga keseluruhan Aparatur Negara baik ditingkat pusat maupun di tingkat

daerah benar benar merupakan Aparatur yang ampuh, berwibawa, kuat,

berdayaguna, penuh kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila dan Undang

Undang 1945, Negara dan Pemerintah”

Terkait dengan pembinaan Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah

diamanatkan dalam Undang Undang No.43 tahun 1999 tersebut, maka salah

10

Page 11: MAKALAH KEWARGANEGARAAN2

satu faktor yang dipandang sangat penting dan prinsipil dalam mewujudkan

Aparatur Negara yang bersih dan berwibawa adalah masalah kedisiplinan

para Pegawai Negeri Sipil dalam melaksanakan tugas pemerintahan sebagai

abdi negara dan abdi masyarakat.

Dalam meningkatkan kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil tersebut,

sebenarnya pemerintah telah memberikan suatu kebijaksanaan dengan di

keluarkannya Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 1999 yaitu tentang

Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil.

Pegawai Negeri Sipil sebagai Aparat pemerintah dan abdi masyarakat

diharapkan selalu siap sedia menjalankan tugas yang telah menjadi tanggung

jawabnya dengan baik, akan tetapi sering terjadi di dalam suatu instansi

pemerintah pegawainya melakukan pelanggaran disiplin seperti datang

terlambat, pulang sebelum waktunya, bekerja sambil ngobrol dan

penyimpangan – penyimpangan lainnya yang menimbulkan kurang efektifnya

pegawai yang bersangkutan.

Dengan adanya pelanggaran disiplin sebagaimana tersebut di atas,

yang kesemuanya menunjukkan adanya pelanggaran terhadap disiplin kerja

pegawai yang menimbulkan suatu pertanyaan yaitu apakah pelanggaran

pelanggaran tersebut sudah sedemikian membudaya sehingga sulit untuk di

adakan pembinaaan atau penertiban sebagaimana telah di atur dalam UU No.

43 Tahun 1999.

11

Page 12: MAKALAH KEWARGANEGARAAN2

Kaitannya dengan kedisiplinan , Kejaksaan Negeri sebagai lembaga

penegak hukum, maka kedisiplinan pegawai sangat penting untuk

menciptakan pemerintah yang bersih dan berwibawa.

Bertitik tolak dari uraian tersebut di atas , maka untuk mewujudkan

aparatur Pemerintahan yang bersih dan berwibawa, kedisiplinan Pegawai

Negeri Sipil merupakan salah satu factor yang sangat menentukan, Pegawai

Negeri Sipil sebagai Aparat Pemerintah, abdi negara dan abdi masyarakat

harus bisa menjadi suri tauladan terhadap masyarakat secara keseluruhan,

sehingga masyarakat dapat percaya terhadap peran Pegawai Negeri Sipil.

Pemerintahan yang baik akan dicapai apabila, Pemerintah dalam

melakukan tugasnya berdasarkan pada asas legalitas, serta dalam membuat

suatu ketetapan (suatu Undang-Undang) tidak bertentangan dengan Undang-

Undang yang ada di atasnya (hierarkis per-Undang-Undangan).

Suprianto  menjelaskan bahwa, Pemerintahan yang bersih dan baik,

birokrasi yang bersih dan baik, haruslah dibangun secara sistematis dan terus

menerus. Pola pikir yang dikotomis, yang menghadapkan upaya membangun

pribadi yang baik dengan upaya membangun sistem yang baik, ibarat memilih

telur atau ayam yang harus didahulukan. Pola pikir yang demikian ini

tidaklah tepat, karena memang tidak bisa memisahkan antara kedua sisi ini.

Individu yang baik tidak mungkin muncul dari sebuah sistem yang buruk,

demikian pula sistem yang baik, tidak akan berarti  bila dijalankan oleh

orang-orang yang korup.  Pembinaan terhadap masyarakat secara terus

menerus harus dilakukan agar masyarakat menjadi individu yang baik, yang

12

Page 13: MAKALAH KEWARGANEGARAAN2

menyadari bahwa pemerintahan yang baik hanya dapat dibangun oleh orang

yang baik dan sistem yang baik. Masyarakat juga terus menerus disadarkan,

bahwa hanya sistem terbaiklah, yang bisa memberi harapan bagi mereka,

menjamin keadilan, melayani dengan keikhlasan dan melindungi rakyat.

Rakyat juga harus disadarkan, bahwa para pemimpin haruslah orang yang

baik, jujur, amanah, cerdas, profesional serta pembela kebenaran dan

keadilan. Masyarakat juga perlu didasarkan bahwa sistem yang baik dan

pemimpin yang baik tidak bisa dibiarkan menjalankan pemerintahan sendiri,

mereka harus terus dijaga, dinasehati, diingatkan dengan cara yang baik.

Bagir Manan  menjelaskan bahwa pemerintahan yang baik berkaitan

dengan tata penyelenggaraan pemerintahan yang baik. Penyelenggaraan

pemerintahan yang baik bertalian dengan pelaksanaan fungsi Administrasi

Negara.  Berbagai ungkapan teoritik sering dilekatkan pada bentuk dan isi

penyelenggaraan pemerintahan yang baik seperti, responsible, accountable,

controlabel, transparency, limitable dan lain sebagainya. Bagi rakyat,

penyelenggaraan pemerintahan yang baik adalah pemerintahan yang

memberikan berbagai kemudahan, kepastian dan bersih dalam menyediakan

pelayanan dan perlindungan dari berbagai tindakan sewenang-wenang baik

atas diri, hak maupun harta bendanya. Faizal Tamim menjelaskan bahwa

perlu dikembangkannya budaya kerja aparatur negara demi terwujudnya

kesejahteraan dan pelayanan masyarakat secara baik dan benar. Sebagaimana

yang dicanangkan oleh menteri Pendayagunaan Aparatur negara bahwa,

peningkatan efisiensi, disiplin, penghematan dan kesederhanaan hidup, yang

semuanya diarahkan pada perwujudan pemerintahan yang baik dan bersih.

13

Page 14: MAKALAH KEWARGANEGARAAN2

Untuk mencapai tujuan tersebut harus diikuti dengan langkah-langkah praktis

dan rasional yang memungkinkan sistem pemerintahan dapat berjalan secara

efektif dan efisien  diantaranya adalah:

1. Penataan peran dan kelembagaan pemerintah dengan sasaran

terwujudnya organisasi pemerintahan yang ramping, efektif, dan efisien yang

dapat mendukung peran serta masyarakat dan dunia usaha dalam

pembangunan yang berdaya saing tinggi, baik ditingkat Nasional maupun

ditingkat Global.

            2.  Pengaturan tata laksana Pemerintahan dengan sasaran terbentuknya

mekanisme, prosedur, hubungan, metode dan tata kerja aparatur Negara yang

tertib dan efektif.

3.  Peningkatan kapasitas sumber daya manusia dengan sasaran

hadirnya PNS yang proporsional, netral, dan dapat mempertanggungjawabkan

keputusan serta tindakannya.

4.  Pemberantasan KKN dengan sasaran tampilnya aparatur Negara

yang bebas KKN dan kinerja instansi Pemerintah yang accountable.

5.  Peningkatan kualitas pelayanan publik dengan sasaran

terwujudnya pelayanan puiblik yang sederhana, transparan, tepat, terjangkau,

lengkap, wajar, serta adil. 

Pemerintahan yang baik dan bersih mempunyai delapan unsur yang

salah satunya adalah adanya peran serta masyarakat dalam laju pemerintahan.

Peran serta masyarakat dimulai dari proses mengenali masalah, merencanakan

kegiatan, melaksanakan kegiatan. 

14

Page 15: MAKALAH KEWARGANEGARAAN2

Terminologi peran serta atau partisipasi memperoleh wujud elaborasi

dalam bentuk kongkret pada tahun 1970-an ketika beberapa lembaga

internasional mempromosikannya sebagai sebuah metode perencanaan dan

pelaksanaan pembangunan. Sejak saat itu terminologi peran serta atau

partisipasi meluas, dan memiliki banyak tafsir. Gaventa dan Valderama,

mencatat ada tiga tradisi konsep partisipasi yaitu partisipasi politik, partisipasi

sosial, dan partisipasi warga . Konsep partisipasi politik digunakan untuk

menunjuk pelibatan dan interaksi perseorangan atau organisasi, biasanya

partai politik, dengan negara.  Partisipasi politik lebih dimaknai sebagai

tindakan individu atau kelompok terorganisir untuk melakukan pemungutan

suara, kampanye, protes, untuk mempengaruhi wakil-wakil pemerintah.

Berbeda dengan partisipasi politik yang lebih berorientasi kepada

mempengaruhi dan mendudukan wakil-wakil rakyat dalam lembaga-lembaga

perwakilan, partisipasi sosial lebih tertuju kepada keterlibatan individu atau

lembaga dalam perencanaan dan implementasi pembangunan. Stiefel dan

Wolfe mengartikan “partisipasi sosial” sebagai “upaya terorganisasi untuk

meningkatkan pengawasan terhadap sumber daya dan lembaga pengatur

dalam keadaan social tertentu oleh kelompok dan gerakan yang sampai

sekarang dikesampingkan dalam fungsi pengawasan” . Partisipasi jenis ini

berada di luar Negara atau lembaga-lembaga formal Pemerintahan. Partisipasi

politik yang lebih menekankan representasi dan partisipasi sosial yang

menempatkan partisipasi di luar lembaga kepemerintahan, partisipasi warga

menekankan pada partisipasi langsung warga dalam pengambilan keputusan

di lembaga dan proses kepemerintahanan. Gaventa dan Valderama

15

Page 16: MAKALAH KEWARGANEGARAAN2

menegaskan partisipasi  warga sebagai satu bentuk pengalihan konsep

partisipasi “….dari sekedar kepedulian terhadap ‘penerima derma’ atau kaum

tersisih’ menuju ke suatu kepedulian dengan perbagai bentuk keikutsertaan

warga dalam pembuatan kebijakan dan pengambilan .

 

Pemerintahan yang Bersih dan Berwibawa

Konsep pemerintahan yang bersih dan berwibawa identik dengan konsep Good

Governance (pemerintahan yang baik). Terdapat beberapa penafsiran mengenai

pengertian Good Governance, antara lain:

1. Definisi dari UNESCAP (United Nations Economic and Social

Comission for Asia and the Pacific/ Komisi Perserikatan Bangsa Bangsa

untuk Sosial dan Ekonomi Asia Pasifik):

“Good governance is an indeterminate term used in development

literature to describe how public institutions conduct public affairs and

manage public resources in order to guarantee the realization of human

rights. Governance describes “the process of decision-making and the

process by which decisions are implemented (or not implemented)”. The

term governance can apply to corporate, international, national, local

governance or to the interactions between other sectors of society”[15].

Terjemahan bebas:

16

Page 17: MAKALAH KEWARGANEGARAAN2

“Good governance adalah suatu pengertian yang tidak ditentukan,

(pengertian tersebut) digunakan dalam pengembangan kepustakaan untuk

menggambarkan bagaimana institusi- institusi publik melaksanakan

urusan- urusan kemasyarakatan dan mengelola sumber daya (milik)

umum dalam rangka menjamin realisasi hak- hak asasi. Pemerintahan

menggambarkan proses pembuatan keputusan dan proses pelaksanaannya

(atau proses tidak dilaksanakannya). Istilah pemerintahan dapat dipakai

untuk menunjuk kepada korporat, internasional, nasional, pemerintahan

daerah atau pada hubungan- hubungan antar sektor- sektor lain dalam

masyarakat”.

2. Definisi dari World Bank (Bank Dunia):

Good Governance adalah suatu penyelenggaraan manajemen

pembangunan yang solid dan bertanggung jawab yang sejalan dengan

prinsip demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi

dana investasi, dan pencegahan korupsi baik secara politik maupun

administratif, menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal and

political framework bagi tumbuhnya aktivitas usaha[16].

3. Pendapat dari Mushtaq Husain Khan:

“The concept of “good governance” often emerges as a model to

compare ineffective economies or political bodies with viable economies

and political bodies. Because the most “successful” governments in the

contemporary world are liberal democratic states concentrated in

17

Page 18: MAKALAH KEWARGANEGARAAN2

Europe and the Americas, those countries’ institutions often set the

standards by which to compare other states’ institutions”.[17]

Terjemahan bebas:

Konsep good governance seringkali dijadikan sebagai model untuk

membandingkan badan- badan ekonomi atau politik yang tidak efektif

dengan badan- badan ekonomi atau politik yang tampaknya menjanjikan.

Karena pemerintahan- pemerintahan yang paling “sukses” di dunia

dewasa ini adalah negara- negara demokratis liberal yang terpusat di

Eropa dan Amerika, maka institusi- institusi di negara- negara tersebut

seringkali dijadikan standar untuk membandingkan institusi- institusi di

negara- negara lain.

4. Definisi yang umum di masyarakat:

Good Governance pada umumnya diartikan sebagai pengelolaan

pemerintahan yang baik. Kata ‘baik’ disini dimaksudkan sebagai

mengikuti kaidah-kaidah tertentu sesuai dengan prinsip-prinsip dasar

Good Governance.

Menurut UNESCAP, Konsep Good Governance (pemerintahan yang bersih

dan berwibawa) mempunyai 8 ciri- ciri umum, antara lain[18]:

1. Partisipasi (Participation):

“Participation by both men and women is a key cornerstone of good

governance. Participation could be either direct or through legitimate

18

Page 19: MAKALAH KEWARGANEGARAAN2

intermediate institutions or representatives. It is important to point out

that representative democracy does not necessarily mean that the

concerns of the most vulnerable in society would be taken into

consideration in decision making. Participation needs to be informed and

organized. This means freedom of association and expression on the one

hand and an organized civil society on the other hand”.

Terjemahan bebas:

“Partisipasi oleh pria dan wanita adalah pedoman kunci good

governance. Partisipasi dapat dilakukan secara langsung atau melalui

perwakilan- perwakilan atau institusi- institusi perantara yang sah.

Penting untuk ditunjukkan bahwa dalam demokrasi perwakilan tidak

selalu berarti kekuatiran pihak- pihak yang paling lemah dalam

masyarakat akan selalu dipertimbangkan dalam pembuatan kebijakan.

Partisipasi perlu untuk disebar luaskan pada masyarakat dan diorganisasi.

Ini berarti kebebasan berserikat dan menyatakan pendapat pada satu sisi

dan masyarakat sipil pada sisi yang lain”.

2. Tegaknya hukum (Rule of law):

“Good governance requires fair legal frameworks that are enforced

impartially. It also requires full protection of human rights, particularly

those of minorities. Impartial enforcement of laws requires an

independent judiciary and an impartial and incorruptible police force”.

Terjemahan bebas:

19

Page 20: MAKALAH KEWARGANEGARAAN2

Good governance memerlukan kerangka kerja hukum yang adil yang

penegakan hukumnya dilaksanakan secara menyeluruh dan tidak

sepotong- sepotong. Hal tersebut juga memerlukan perlindungan penuh

terhadap hak- hak asasi manusia, lebih khusus lagi kepada kaum

minoritas. Penegakan hukum yang menyeluruh memerlukan peradilan

yang bebas dan kepolisian yang bebas dari korupsi.

3. Transparansi (Transparency):

“Transparency means that decisions taken and their enforcement are

done in a manner that follows rules and regulations. It also means that

information is freely available and directly accessible to those who will

be affected by such decisions and their enforcement. It also means that

enough information is provided and that it is provided in easily

understandable forms and media”.

“Transparansi berarti bahwa keputusan- keputusan yang diambil dan

pelaksanaannya dilakukan dalam tata cara yang sesuai dengan peraturan-

peraturan dan regulasi- regulasi. Hal tersebut juga berarti bahwa

informasi tersedia secara bebas dan dapat diakses secara langsung oleh

pihak- pihak yang akan dipengaruhi oleh keputusan- keputusan dan

pelaksanaan0nya. Hal tersebut juga berarti bahwa informasi yang cukup

tersedia dan disediakan dalam bentuk dan media yang mudah untuk

dipahami”.

4. Sikap tanggap (Responsiveness):

20

Page 21: MAKALAH KEWARGANEGARAAN2

“Good governance requires that institutions and processes try to serve

all stakeholders within reasonable timeframe”.

Terjemahan bebas:

Good governance memerlukan institusi- institusi dan proses- proses yang

melayani semua pihak yang berkepentingan dalam kurun waktu yang

masuk akal atau pantas.

5. Orientasi pada kesepakatan (Consensus oriented):

“There are several actors and as many view points in a given society.

Good governance requires mediation of the different interests in society

to reach a broad consensus in society on what is in the best interest of the

whole community and how this can be achieved. It also requires a broad

and long-term perspective on what is needed for sustainable human

development and how to achieve the goals of such development. This can

only result from an understanding of the historical, cultural and social

contexts of a given society or community”.

Terjemahan bebas:

“Terdapat beberapa pelaku dan sudut pandang dalam masyarakat. Good

governance memerlukan mediasi kepentingan- kepentingan dalam

masyarakat untuk mencapai kesepakatan yang luas tentang apa yang

menjadi kepentingan paling utama seluruh anggota masyarakat dan

bagaimana hal tersebut dapat dicapai. Hal tersebut juga memerlukan

21

Page 22: MAKALAH KEWARGANEGARAAN2

suatu perspektif jangka panjang yang luas tentang apa yang diperlukan

dalam pembangunan manusia yang berkelanjutan dan bagaimana

mencapai tujuan- tujuan pembangunan tersebut. Kesepakatan tersebut

hanya dapat dihasilkan dari pengertian dalam konteks historis, budaya

dan sosial masyarakat atau komunitas”.

6. Kesetaraan dan Inklusifitas (Equity and inclusiveness):

“A society’s well being depends on ensuring that all its members feel that

they have a stake in it and do not feel excluded from the mainstream of

society. This requires all groups, but particularly the most vulnerable,

have opportunities to improve or maintain their well being”.

Terjemahan bebas:

“Suatu kestabilan masyarakat tergantung pada kemampuannya

memastikan semua anggotanya merasa bahwa mereka mempunyai

peranan didalamnya dan tidak merasa disisihkan dari arus utama

kehidupan masyarakat. Hal tersebut mengharuskan semua anggota

kelompok terutama golongan yang paling lemah mempunyai

kesempatan- kesempatan untuk meningkatkan atau memelihara

kestabilan”.

7. Efektifitas dan efisiensi (Effectiveness and efficiency):

“Good governance means that processes and institutions produce results

that meet the needs of society while making the best use of resources at

22

Page 23: MAKALAH KEWARGANEGARAAN2

their disposal. The concept of efficiency in the context of good

governance also covers the sustainable use of natural resources and the

protection of the environment”.

Terjemahan bebas:

“Good governance berarti bahwa proses- proses dan institusi- institusi

menghasilkan hal yang memenuhi kebutuhan- kebutuhan masyarakat

ketika menggunakan sumber daya yang dimilikinya secara tepat guna.

Konsep efisiensi dalam konteks good governance juga mencakup

penggunaan sumber- sumber daya alam secara bijaksana dan

perlindungan lingkungan”.

8. Akuntabilitas (Accountability):

“Accountability is a key requirement of good governance. Not only

governmental institutions but also the private sector and civil society

organizations must be accountable to the public and to their institutional

stakeholders. Who is accountable to whom varies depending on whether

decisions or actions taken are internal or external to an organization or

institution. In general an organization or an institution is accountable to

those who will be affected by its decisions or actions. Accountability

cannot be enforced without transparency and the rule of law”.

Terjemahan bebas:

23

Page 24: MAKALAH KEWARGANEGARAAN2

“Akuntabilitas adalah kebutuhan kunci untuk (mewujudkan) good

governance. Tidak hanya institusi- institusi pemerintah tetapi juga

organisasi- organisasi sektor swasta dan masyarakat sipil harus akuntabel

terhadap masyarakat dan para pemegang kepentingan dalam institusi

mereka. ‘Siapa yang akuntabel terhadap siapa’, bervariasi tergantung

pada apakah keputusan- keputusan atau tindakan- tindakan yang diambil

termasuk internal atau eksternal pada suatu organisasi atau institusi.

Secara umum suatu organisasi atau institusi (seharusnya) akuntabel pada

siapa yang akan dipengaruhi oleh keputusan- keputusan atau tindakan-

tindakannya. Akuntabilitas tidak dapat diterapkan tanpa transparansi dan

tegaknya hukum”.

D. Fungsi Hukum Tata Pemerintahan dalam Mewujudkan Good Governance

(Pemerintahan yang Bersih dan Berwibawa)

Dalam mewujudkan good governance (pemerintahan yang bersih dan

berwibawa) terdapat beberapa hambatan utama dalam kaitannya dengan

penegakan hukum, antara lain:

1. Anggapan mengenai korupsi yang dianggap sebagai budaya

sehingga sulit untuk dirubah.

2. Masih kurangnya keikutsertaan masyarakat dalam upaya

mewujudkan good governance sehingga hanya menjadi slogan dan hanya

menjadi wacana belaka.

24

Page 25: MAKALAH KEWARGANEGARAAN2

Dalam rangka mewujudkan good governance (pemerintahan yang bersih

dan berwibawa), hukum tata pemerintahan memegang peranan atau fungsi

yang sangat penting, antara lain:

1. Sebagai alat/ sarana untuk memberikan dasar yuridis dan panduan

dalam upaya menuntaskan penanggulangan penyalahgunaan kewenangan

dalam bentuk praktek-praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).

Dalam praktik operasionalnya, dapat dilakukan dengan cara:

a. Penerapan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik (good

governance) pada semua tingkat dan lini pemerintahan dan semua

kegiatan;

b. Pemberian sanksi yang seberat-beratnya bagi pelaku KKN sesuai

dengan ketentuan yang berlaku;

c. Peningkatan efektivitas pengawasan aparatur negara melalui

koordinasi dan sinergi pengawasan internal, eksternal dan pengawasan

masyarakat;

d. Peningkatan budaya kerja aparatur yang bermoral, profesional,

produktif, dan bertanggung jawab;

e. Percepatan pelaksanaan tindak lanjut hasil-hasil pengawasan dan

pemeriksaan;

f. Peningkatan pemberdayaan penyelenggaraan antar dunia usaha dan

masyarakat dalam pemberantasan KKN.

25

Page 26: MAKALAH KEWARGANEGARAAN2

2. Sebagai alat/ sarana untuk memberikan dasar yuridis dan panduan

dalam upaya meningkatkan peran serta masyarakat dalam mewujudkan

good governance, terutama dalam upaya pencegahan dan pemberantasan

korupsi. Peran serta masyarakat akan sangat membantu aparat penegak

hukum dalam memantau kinerja dan perilaku aparat pemerintahan. Dengan

adanya suatu sistem penghargaan bagi peran serta masyarakat yang diatur

dalam suatu produk hukum yang mempunyai legitimasi/ terpercaya maka

diharapkan peran serta masyarakat akan meningkat.

26