25
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, yang kiranya patut penulis ucapkan, karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini. Dalam makalah ini saya menjelaskan mengenai limbah cair. Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam matakuliah Teknik Pengolahan Kelapa Sawit. Kami menyadari, dalam makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan. hal ini disebabkan terbatasnya kemampuan, pengetahuan dan pengalaman yang saya miliki, namun demikian banyak pula pihak yang telah membantu saya dengan menyediakan dokumen atau sumber informasi, memberikan masukan pemikiran. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran. Demi perbaikan dan kesempurnaan Makalah ini di waktu yang akan datang. Semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi saya pada khusunya dan pembaca pada umumnya. Medan, 01 April 2014 Penulis, Ilham Ahmadi Siregar NIM : 1105011043 1

Makalah Limbah Cair

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Politeknik Negeri Medan

Citation preview

Page 1: Makalah Limbah Cair

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa,

yang kiranya patut penulis ucapkan, karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya saya

dapat menyelesaikan makalah ini. Dalam makalah ini saya menjelaskan mengenai

limbah cair. Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam matakuliah Teknik

Pengolahan Kelapa Sawit.

Kami  menyadari, dalam makalah  ini masih banyak kesalahan dan

kekurangan. hal ini disebabkan terbatasnya kemampuan, pengetahuan dan

pengalaman yang saya  miliki, namun demikian banyak pula pihak yang telah

membantu saya  dengan menyediakan dokumen atau sumber informasi, memberikan

masukan pemikiran. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran. Demi

perbaikan dan kesempurnaan Makalah ini di waktu yang akan datang. Semoga

Makalah ini dapat bermanfaat bagi saya pada khusunya dan pembaca pada umumnya.

Medan, 01 April 2014

Penulis,

Ilham Ahmadi Siregar

NIM : 1105011043

1

Page 2: Makalah Limbah Cair

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................... 1

Daftar Isi ............................................................................................ 2

BAB I. Pendahuluan ………………………………………………………….… 3

BAB II. Pembahasan ............................................................................................ 4

A. Pengertian Limbah Cair ............................................…………………… 4

B. Storm Water dan Sanita …….……………………………………… 5

C. Kontaminan dalam Limbah Cair Domestik ...……………..………… 5

D. Sifat-Sifat Limbah Cair Industri ……...……………..….…………… 6

1. Karakteristik Fisik ……….………………………………………. 6

2. Karakteristik Kimia ……..………………………………………… 8

3. Karakteristik Biologi ……..…………………………………........... 8

E. Pengolahan Air Limbah (Wastewater Treatment) …………………… 8

I. Pengolahan Berdasarkan Tingkat Perlaku ……….………..………. 9

II. Pengolahan Berdasarkan Karakteristik …………………………. 14

BAB III. Penutup ………………………………………………………… 16

A. Kesimpulan …………………………………………………………... 16

B. Saran ………………………………………………………………… 16

Daftar Pustaka …………………………………………………………… 17

2

Page 3: Makalah Limbah Cair

BAB I

PENDAHULUAN

Limbah cair merupakan salah satu jenis sampah. Adapun sampah (waste)

adalah zat-zat atau benda-benda yang sudah tidak terpakai lagi, baik yang berasal dari

rumah maupun sisa-sisa proses industri.

Secara umum limbah dapat dibagi menjadi :

1. Human excreta (feses dan urine)

2. Sewage (air limbah)

3. Industrial waste (bahan buangan dari sisa proses industri).

3

Page 4: Makalah Limbah Cair

BAB II. PEMBAHASAN

A. Pengertian Limbah Cair

Limbah cair atau air buangan merupakan sisa air dibuang yang berasal dari rumah

tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya, dan pada umumnya mengandung

bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia serta

mangganggu lingkungan hidup.. Karakteristik limbah cair bervariasi dipengaruhi oleh lokasi,

jumlah penduduk, industri, tataguna lahan, muka air tanah dan tingkat pemisahan antara

storm water dan sanitary water. Limbah cair dibagi kedalam 3 kategori : domestic wastewater

(Limbah cair domestik) meliputi: limah cair dari dapur, kamar mandi, laundry dan

sejenisnya ; sanitary wastewater meliputi: domestic wastewater, komersial, kantor, dan

fasilitas sejenisnya ; dan industrial wastewater berasal dari industri (sangat bervariasi sesuai

dengan jenis industrinya). Sifat-sifat air limbah industri relatif bervariasi tergantung dari

bahan baku yg di gunakan, pemakaian air dalam proses, dan bahan aditif yang digunakan

selama proses produksi.

Air limbah rumah tangga terdiri dari 3 fraksi penting, yaitu : Tinja (faeces),

berpotensi mengandung mikroba pathogen, air seni (urine), umumnya mengandung Nitrogen

(N) dan Fosfor, serta kemungkinan kecil mikro-organisme dan grey water yang merupakan

air bekas cucian dapur, mesin cucidan kamar mandi. Grey water sering juga disebut dengan

istilah sullage. Campuran faeces dan urine disebut sebagai excreta, sedangkan campuran

excreta dengan air bilasan toilet disebut sebagai black water. Mikroba pathogen banyak

terdapat pada excreta. Untuk industrial wastewater, zat-zat yang terkandung di dalamnya

sangat bervariasi sesuai dengan bahan baku yang dipakai oleh masing-masing industri, antara

lain: nitrogen, sulfide, amoniak, lemak garam-garam zat pewarna, mineral, logam berat, zat

pelarut dan sebagainya.

Sampai awal 1900-an limbah cair dari kota (municipal wastewater) yang berasal dari

pemukiman, komersial, industri dan urban runoff tidak diolah terlebih dahulu, sehingga

masuk langsung ke perairan termasuk laut. Baru akhir 1940an sampai sekarang, banyak kota

di dunia membangun sistem sewer (selokan) terutama untuk mencegah meledaknya berbagai

penyakit. Sewer merupakan suatu alat atau saluran yang berguna untuk mengalirkan limbah

domestik dan industri serta air hujan (storm water) ke wastewater treatment plant (WWTP)

dan perairan. Tapi pada saat sekarang limbah industri harus diolah terpisah.

4

Page 5: Makalah Limbah Cair

Rata-rata volume limbah domestik per kapita adalah 400 L/kapita/hari. Tidak semua

komponen wastewater (limbah cair) adalah polutan (bahan pencemar), pencemaran dikatakan

terjadi bila bahan terlarut maupun tersuspensi menyebabkan bahaya bagi manusia dan

lingkungan.

B. Storm Water dan Sanitary Water

Storm water merupakan air yang mengalir setelah terjadi hujan. Air ini meliputi air

yang turun dari atap rumah, jalan raya dan daerah parkir. Storm water umumnya ditampung

melalui storm sewer selanjutnya dibuang ke perairan sungai, danau atau laut tanpa diolah

terlebih dahulu di WWTP. Selain menampung storm water, storm sewer juga menampung

urban runoff yaitu semua air yang mengalir di jalan raya.

Sedangkan sanitary water merupakan air yang berasal dari toilet (kamar mandi dan

WC), tempat cuci baju (laundry) dan cuci piring. Sanitary water ditampung melalui sanitary

sewer selanjutnya diolah ke WWTP sebelum dibuang ke perairan sebab mengandung bahan-

bahan yang membahayakan kesehatan manusia. Berbeda dengan storm water, sanitary water

dialirkan dulu ke tempat pengolahan, sedangkan storm water langsung dialirkan ke sungai,

danau, atau laut sebab sedikit mengandung kontaminan-kontaminan yang berbahaya bagi

mahluk hidup.

Combined sewer system merupakan sistem saluran air yang menggabungkan air yang

berasal dari storm water dan sanitary water pada satu saluran pipa. Saluran untuk sanitary

water dibuat lebih rendah sehingga air yang berasal dari sanitary water tidak ikut keluar

melalui saluran storm water. Selain itu, kontaminan-kontaminan sanitary water seperti tinja

mempunya massa yang lebih berat dari air sehingga akan jatuh atau mengalir ke saluran

pengolahan limbah atau WWTP sedangkan untuk storm water akan mengalir melalui saluran

yang mengarah ke perairan seperti sungai atau danau. Combined sewer system cocok untuk

daerah yang mempunyai musim kering lebih lama dari musim hujan. Sebab pada musim

hujan air yang berasal dari sanitary water cenderung bercampur dengan storm water

disebabkan volum air yang besar sehingga akan ikut teralirkan melalui saluran pembuangan

storm water kedalam perairan.

C. Kontaminan dalam Limbah Cair Domestik

Limbah cair domestik mengandung kontaminan-kontaminan penting yang berbahaya

bagi bagi lingkungan laut, diantaranya suspended solid (padatan tersuspensi), bahan organik

biodegradable, pathogen, nutrient, bahan persisten organik, dan logam berat. suspended solid

5

Page 6: Makalah Limbah Cair

menyebabkan penetrasi cahaya matahari ke dalam perairan berkurang, menutup habitat

organisme bentik, merusak organ insang dan filter feeding, bahan organik biodegradable

dapat menyebabkan penurunkan oksigen terlarut, pathogen dapat tercerna manusia karena

mengkonsumsi hasil laut yang terkontaminasi, nutrient menyebabkan meledaknya populasi

alga dan eutrofikasi, bahan persisten organik dan logam berat menyebabkan terjadinya

bioakumulasi pestisida, PCBs, dan bioakumulasi logam berat yang berbahaya bagi manusia

sebagai konsumen tertinggi sebab konsentrasi kontaminan tertinggi hasil biokumulasi akan

terjadi didalam tubuh manusia.

Dalam limbah cair yang belum diolah juga terdapat kontaminan-kontaminan khas

yang terbagi kedalam padatan (padatan total, total terlarut, total tersuspensi, total volatile,

BOD5, COD, alkalinitas, minyak dan lemak), nitrogen (total, organik, ammonia, nitrit, nitrat),

dan fosfor (total, organik, anorganik). Limbah cair memiliki pH antara 6,5 sampai 7,5 dan

indikator pathogen yang terkandung didalamnya adalah koliform yang terdapat sebanyak 108-

109 per 100 ml air limbah. Pada air minum diharuskan lebih kecil dari 1/100 ml air. Untuk

bahan organik yang terkandung dalam limbah cair adalah karbohidrat, protein, lemak, urea

(urine), surfactant, phenol, dan pestisida. Untuk logam berat adalah Hg, Pb, Cd, dll. Pathogen

yang terkandung biasanya pathogen yang menyebabkan penyakit typhoid, paratyphoid,

dysentery, diarrhea, dan cholera.

D. Sifat-Sifat Limbah Cair Industri

Berdasarkan persenyawaan yang ditemukan dalam air buangan industri, sifat

limbah cair tersebut dapat dikategorikan berdasarkan karakteristik fisika, kimia dan

karakteristik biologinya. Pengamatan mengenai karakteristik ini penting untuk

menetapkan jenis parameter pencemar yang terdapat di dalamnya. Sifat kimia dan

masing-masing parameter dapat menunjukkan akibat yang akan ditimbulkan terhadap

lingkungan.

Berikut karakteristik yang dimilki limbah cair industri :

1. Karakteristik Fisik

Perubahan yang ditimbulkan parameter fisika dalam limbah cair industri, antara lain :

a. Padatan

6

Page 7: Makalah Limbah Cair

Berasal dari bahan organik maupun anorganik, baik yang larut, mengendap

maupun yang berbentuk suspensi. Pengendapan di bagian dasar air akan

mengakibatkan terjadinya pendangkalan pada badan dasar penerima, selain

menyebabkan tumbuhnya tanaman air tertentu, seperti enceng gondok, juga

berbahaya bagi makhluk hidup lain dalam air. Banyaknya padatan menunjukkan

banyaknya lumpur yang terkandung dalam air limbah.

b. Kekeruhan

Kekeruhan menunjukkan sifat optis air yang menyebabkan pembiasan cahaya

ke dalam air. Kekeruhan akan membatasi pencahayaan ke dalam air. Sifat ini terjadi

karena adanya bahan yang terapung maupun yang teruarai seperti bahan organik,

jasad renik, lumpur, tanah liat, dan benda lain yang melayang maupun terapung. Nilai

kekeruhan air dikonversikan ke dalam ukuran SiO2 dalam satuan mg/l. Semakin keruh

air, semakin tinggi daya hantar listrik dan makin tinggi pula kepadatannya.

c. Bau

Bau timbul karena adanya kegiatan mikroorganisme yang menguraikan zat

organik untuk menghasilkan gas tertentu. Bau juga timbul karena reaksi kimia yang

menimbulkan gas. Kuat lemahnya bau yang ditimbulkan bergantung pada jenis dan

banyaknya gas yang dihasilkan.

d. Temperatur

Temperatur air limbah akan memengaruhi badan penerima apabila terdapat

perbedaan suhu yang cukup besar. Temperatur juga dapat memengaruhi badan

penerima apabila terdapat perbedaan suhu yang cukup besar. Temperatur juga dapat

memengaruhi kecepatan reaksi kimia serta tata kehidupan dalam air. Perubahan suhu

memperlihatkan aktivitas kimia dan biologi pada benda padat dan gas dalam air. Pada

suhu yang tinggi terjadi pembusukan dan penambahan tingkatan oksidasi zat organik.

e. Daya hantar listrik

Daya hantar listrik merupakan kemampuan air untuk mengalirkan arus listrik,

yang tercermin dari kadar padatan total dalam air dan suhu pada saat pengukuran.

Konduktivitas limbah cair dalam mengalirkan arus listrik bergantung pada mobilitas

7

Page 8: Makalah Limbah Cair

ion dan kadar yang terlarut di dalam limbah tersebut (senyawa organik > konduktor

senyawa organik).

f. Warna

Warna timbul akibat terdapatnya suatu bahan terlarut atau suatu suspensi dalam

air, sehingga bahan pewarna tertentu yang mengandung logam berat.

2. Karakteristik Kimia

Bahan kimia yang terdapat dalam air akan menentukan sifat baik air baik dalam

tingkat keracunan maupun bahaya yang ditimbulkannya. Secara umum sifat air dipengaruhi

oleh bahan kimia organik dan anorganik.

a. Bahan kimia organik

Karbohidrat dan protein

Minyak dan lemak

Pestisida

Fenol

Zat warna dan surfaktan

b. Bahan kimia anorganik

Klorida

Fosfor

Logam berat dan beracun

Nitrogen

Sulfur

3. Karakteristik Biologi

Virus

E. Pengolahan Air Limbah (Wastewater Treatment)

Pengolahan air limbah bertujuan untuk melindungi kesehatan masyarakat, mencegah

kondisi kurang baik pada badan air penerima, dan agar badan air penerima tetap layak

digunakan kembali untuk pertanian dan industry. Untuk mengatur hasil pengolahan air

limbah maka perlu dibuat kriteria kualitas air untuk semua badan air penerima, sehingga

tingkat pengolahan air limbah dapat menyesuaikan kualitas badan air penerima.

8

Page 9: Makalah Limbah Cair

Pengolahan limbah cair industri dapat dibagi menjadi dua, pengolahan menurut

tingkat perlakuan dan pengolahan menurut karakteristiknya.

I. Pengolahan Berdasarkan Tingkat Perlakuan

Menurut tingkatan prosesnya, pengolahan limbah dapat digolongkan menjadi 5

tingkatan. Namun, tidak berarti bahwa semua tingkatan harus dilalui karena pilihan tingkatan

proses tetap bergantung pada kondisi limbah yang diketahui dari hasil pemeriksaan

laboratorium. Dengan mengetahui jenis-jenis parameter dalam limbah, dapat ditetapkan jenis

peralatan yang dibutuhkan.

Berikut beberapa tahap pengolahan air limbah.

1. Pengolahan Primer (Primary Treatment)

Tahap pengolahan primer limbah cair sebagian besar adalah berupa proses

pengolahan secara fisika.

A. Penyaringa (Screening)

Pertama, limbah yang mengalir melalui saluran pembuangan disaring menggunakan jeruji

saring. Metode ini disebut penyaringan. Metode penyaringan merupakan cara yang efisien

dan murah untuk menyisihkan bahan-bahan padat berukuran besar dari air limbah.

B. Pengolahan Awal (Pretreatment)

Kedua, limbah yang telah disaring kemudian disalurkan kesuatu tangki atau bak yang

berfungsi untuk memisahkan pasir dan partikel padat teruspensi lain yang berukuran relatif

besar. Tangki ini dalam bahasa inggris disebut grit chamber dan cara kerjanya adalah dengan

memperlambat aliran limbah sehingga partikel – partikel pasir jatuh ke dasar tangki

sementara air limbah terus dialirkan untuk proses selanjutnya.

C. Pengendapan

Setelah melalui tahap pengolahan awal, limbah cair akan dialirkan ke tangki atau bak

pengendapan. Metode pengendapan adalah metode pengolahan utama dan yang paling

banyak digunakan pada proses pengolahan primer limbah cair. Di tangki pengendapan,

9

Page 10: Makalah Limbah Cair

limbah cair didiamkan agar partikel – partikel padat yang tersuspensi dalam air limbah dapat

mengendap ke dasar tangki. Enadapn partikel tersebut akan membentuk lumpur yang

kemudian akan dipisahkan dari air limbah ke saluran lain untuk diolah lebih lanjut. Selain

metode pengendapan, dikenal juga metode pengapungan (Floation).

D. Pengapungan (Floation)

Metode ini efektif digunakan untuk menyingkirkan polutan berupa minyak atau

lemak. Proses pengapungan dilakukan dengan menggunakan alat yang dapat menghasilkan

gelembung- gelembung udara berukuran kecil (± 30 – 120 mikron). Gelembung udara

tersebut akan membawa partikel –partikel minyak dan lemak ke permukaan air limbah

sehingga kemudian dapat disingkirkan.

Bila limbah cair hanya mengandung polutan yang telah dapat disingkirkan melalui

proses pengolahan primer, maka limbah cair yang telah mengalami proses pengolahan primer

tersebut dapat langsung dibuang kelingkungan (perairan). Namun, bila limbah tersebut juga

mengandung polutan yang lain yang sulit dihilangkan melalui proses tersebut, misalnya agen

penyebab penyakit atau senyawa organik dan anorganik terlarut, maka limbah tersebut perlu

disalurkan ke proses pengolahan selanjutnya.

2. Pengolahan Sekunder (Secondary Treatment)

Bertujuan untuk menurunkan BOD dan Suspended Solid melalui biological treatment.

Cairan yang bersal dari primary treatment dialirkan ke bak biological treatment kemudian

dialirkan ke tangki pengendapan terakhir (final sedimentation tank). Dari total volume

endapan lumpur aktif (activated sludge) yang dihasilkan, 25%-nya akan digunakan kembali

sehingga dimasukkan lagi kedalam tangki aerasi, sedangkan yang 75%- nya akan dibuang ke

laut, ditimbun di rawa-rawa, atau dijadikan pupuk. Peralatan pengolahan yang umum

digunakan pada pengolahan tahap ini ialah activated sludge, stabilization pond, dan

menggunakan attached biological growth.

Untuk stabilization pond terdiri dari 3 tipe yaitu, anaerobic stabilization pond,

facultative stabilization pond, dan aerobik maturation stabilization pond. Pada anaerobic

stabilization pond, pengolahan limbah dilakukan dalam kondisi anaerob atau tanpa oksigen,

sedangkan pada facultative dan aerobic maturation stabilization pond pengolahan limbah

dilakukan dengan penambahan oksigen melalui kontak dengan permukaan air. Activated

sludge atau lumpur aktif merupakan proses dimana campuran limbah dengan mikroorganisme

dilakukan aerasi dan pengadukan menyebabkan teroksidasinya bahan organik terlarut.

Air yang tertinggal cukup jernih sehingga dapat langsung disalurkan ke badan-badan

air setelah mengalami proses desinfeksi. Desinfeksi adalah menghancurkan atau membunuh

10

Page 11: Makalah Limbah Cair

kebanyakan kebanyakan organisme patogen pada benda atau instrumen dengan menggunakan

campuran zat kimia cair. Terdapat 3 tingkat desinfeksi yaitu desinfeksi tingkat tinggi yaitu

membunuh semua organisme dengan perkecualian spora bakteri, desinfeksi tingkat sedang

yakni membunuh bakteri kebanyakan jamur kecuali spora bakteri dan desinfeksi tingkat

rendah yaitu membunuh kebanyakan bakteri beberapa virus dan beberapa jamur tetapi tidak

dapat membunuh mikroorganisme yang resisten seperti basil tuberkel dan spora bakteri.

Desinfeksi dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu klorinasi dan menggunakan ozon.

Klorinasi biasanya menggunakan gas khlor, sodium and calcium hypochlorite (NaOCl dan

CaOCl)). Kelebihan dari klorinasi adalah waktu pembnuhan pathogen yang sangat cepat yaitu

sekitar 15-30 menit dan juga meninggalkan residu toxic chlorine yang dapat membunuh

pathogen secara komplet, sedangkan kekurangannya adalah dibutuhkan dechlorination

effluent, dan dapat membentuk trihalomethane yang bersifat karsinogenik. Sedangkan untuk

ozone merupakan agent oksidasi yang sangat kuat, lebih baik dari chlorine, tetapi sangat

mahal dan tidak meninggalkan residu karena cepat terdekomposisi menjadi oksigen.

Klorinasi dapat berdampak buruk bagi lingkungan laut karena dapat bereaksi

membentuk chlorinated organic compounds yang sama bahayanya dengan DDT dan PCB.

Selain itu juga chlorine bereaksi dengan bromida membentuk HOBr acid dan OBr ion yang

merupakan biosida yang sangat kuat. Dengan ammonium ion (NH4-) chlorine bereaksi

membentuk NH2Cl yang sangat beracun.

Metode dan tahapan proses pengolahan limbah cair yang telah dikembangkan sangat

beragam. Limbah cair dengan kandungan polutan yang berbeda kemungkinan akan

membutuhkan proses pengolahan yang berbeda pula. Proses- proses pengolahan tersebut

dapat diaplikasikan secara keseluruhan, berupa kombinasi beberapa proses atau hanya salah

satu. Proses pengolahan tersebut juga dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan atau faktor

finansial.

Tahap pengolahan sekunder merupakan proses pengolahan secara biologis, yaitu

dengan melibatkan mikroorganisme yang dapat mengurai/ mendegradasi bahan organik.

Mikroorganisme yang digunakan umumnya adalah bakteri aerob.

Terdapat tiga metode pengolahan secara biologis yang umum digunakan yaitu metode

penyaringan dengan tetesan (trickling filter), metode lumpur aktif (activated sludge), dan

metode kolam perlakuan (treatment ponds / lagoons) .

a. Metode Trickling Filter

11

Page 12: Makalah Limbah Cair

Pada metode ini, bakteri aerob yang digunakan untuk mendegradasi bahan organik

melekat dan tumbuh pada suatu lapisan media kasar, biasanya berupa serpihan batu atau

plastik, dengan dengan ketebalan ± 1 – 3 m. limbah cair kemudian disemprotkan ke

permukaan media dan dibiarkan merembes melewati media tersebut. Selama proses

perembesan, bahan organik yang terkandung dalam limbah akan didegradasi oleh bakteri

aerob. Setelah merembes sampai ke dasar lapisan media, limbah akan menetes ke suatu

wadah penampung dan kemudian disalurkan ke tangki pengendapan.

Dalam tangki pengendapan, limbah kembali mengalami proses pengendapan untuk

memisahkan partikel padat tersuspensi dan mikroorganisme dari air limbah. Endapan yang

terbentuk akan mengalami proses pengolahan limbah lebih lanjut, sedangkan air limbah akan

dibuang ke lingkungan atau disalurkan ke proses pengolahan selanjutnya jika masih

diperlukan

b. Metode Activated Sludge

Pada metode activated sludge atau lumpur aktif, limbah cair disalurkan ke sebuah

tangki dan didalamnya limbah dicampur dengan lumpur yang kaya akan bakteri aerob. Proses

degradasi berlangsung didalam tangki tersebut selama beberapa jam, dibantu dengan

pemberian gelembung udara aerasi (pemberian oksigen). Aerasi dapat mempercepat kerja

bakteri dalam mendegradasi limbah. Selanjutnya, limbah disalurkan ke tangki pengendapan

untuk mengalami proses pengendapan, sementara lumpur yang mengandung bakteri

disalurkan kembali ke tangki aerasi. Seperti pada metode trickling filter, limbah yang telah

melalui proses ini dapat dibuang ke lingkungan atau diproses lebih lanjut jika masih

dperlukan.

c. Metode Treatment ponds/ Lagoons

Metode treatment ponds/lagoons atau kolam perlakuan merupakan metode yang

murah namun prosesnya berlangsung relatif lambat. Pada metode ini, limbah cair

ditempatkan dalam kolam-kolam terbuka. Algae yang tumbuh dipermukaan kolam akan

berfotosintesis menghasilkan oksigen. Oksigen tersebut kemudian digunakan oleh bakteri

aero untuk proses penguraian/degradasi bahan organik dalam limbah. Pada metode ini,

terkadang kolam juga diaerasi. Selama proses degradasi di kolam, limbah juga akan

mengalami proses pengendapan. Setelah limbah terdegradasi dan terbentuk endapan didasar

kolam, air limbah dapat disalurka untuk dibuang ke lingkungan atau diolah lebih lanjut.

3. Pengolahan Tersier (Tertiary Treatment)

Pengolahan tersier dilakukan jika setelah pengolahan primer dan sekunder masih

terdapat zat tertentu dalam limbah cair yang dapat berbahaya bagi lingkungan atau

12

Page 13: Makalah Limbah Cair

masyarakat. Pengolahan tersier bersifat khusus, artinya pengolahan ini disesuaikan dengan

kandungan zat yang tersisa dalam limbah cair / air limbah. Umunya zat yang tidak dapat

dihilangkan sepenuhnya melalui proses pengolahan primer maupun sekunder adalah zat-zat

anorganik terlarut, seperti nitrat, fosfat, dan garam- garaman.

Pengolahan tersier sering disebut juga pengolahan lanjutan (advanced treatment).

Pengolahan ini meliputi berbagai rangkaian proses kimia dan fisika. Contoh metode

pengolahan tersier yang dapat digunakan adalah metode saringan pasir, saringan multimedia,

precoal filter, microstaining, vacum filter, penyerapan dengan karbon aktif, pengurangan besi

dan mangan, dan osmosis bolak-balik.

Metode pengolahan tersier jarang diaplikasikan pada fasilitas pengolahan limbah. Hal

ini disebabkan biaya yang diperlukan untuk melakukan proses pengolahan tersier cenderung

tinggi sehingga tidak ekonomis.

4. Desinfeksi (Desinfection)

Desinfeksi atau pembunuhan kuman bertujuan untuk membunuh atau mengurangi

mikroorganisme patogen yang ada dalam limbah cair. Meknisme desinfeksi dapat secara

kimia, yaitu dengan menambahkan senyawa/zat tertentu, atau dengan perlakuan fisik. Dalam

menentukan senyawa untuk membunuh mikroorganisme, terdapat beberapa hal yang perlu

diperhatikan, yaitu :

• Daya racun zat

• Waktu kontak yang diperlukan

• Efektivitas zat

• Kadar dosis yang digunakan

• Tidak boleh bersifat toksik terhadap manusia dan hewan

• Tahan terhadap air

• Biayanya murah

Contoh mekanisme desinfeksi pada limbah cair adalah penambahan klorin (klorinasi),

penyinaran dengan ultraviolet(UV), atau dengan ozon (Oз).

Proses desinfeksi pada limbah cair biasanya dilakukan setelah proses pengolahan limbah

selesai, yaitu setelah pengolahan primer, sekunder atau tersier, sebelum limbah dibuang ke

lingkungan.

5. Pengolahan Lumpur (Slude Treatment)

Setiap tahap pengolahan limbah cair, baik primer, sekunder, maupun tersier, akan

menghasilkan endapan polutan berupa lumpur. Lumpur tersebut tidak dapat dibuang secara

langsung, melainkan pelu diolah lebih lanjut. Endapan lumpur hasil pengolahan limbah

13

Page 14: Makalah Limbah Cair

biasanya akan diolah dengan cara diurai/dicerna secara aerob (anaerob digestion), kemudian

disalurkan ke beberapa alternatif, yaitu dibuang ke laut atau ke lahan pembuangan (landfill),

dijadikan pupuk kompos, atau dibakar (incinerated).

II. Pengolahan Berdasarkan Karakteristik

Proses pengolahan berdasarkan karakteristik air limbah dapat dilakukan secara :

a. Proses fisik, dapat dilakukan melalui :

Pengahancuran

Perataan air (mis. Mengubah sistem saluran dan membuat kolam)

Penggumpalan (mis. Menggunakan aluminium sulfat dan terrosulfat)

Sedimentasi

Pengapungan

Filtrasi

b. Proses kimia, dapat dilakukan melalui :

Pengendapan dengan bahan kimia

Pengolahan dengan lagoon atau kolam

Netralisasi

Penggumpalan atau koagulasi

Sedimentasi (misalnya dengan discrete setting, floculant setting, dan zone

setting)

Oksidasi dan reduksi

Klorinasi

Penghilangan klor (biasanya menggunakan karbon aktif atau natrium

sulfat)

Pembuangan fenol

14

Page 15: Makalah Limbah Cair

Pembuangan sulfur

c. Proses biologi, dapat dilakukan dengan :

Kolam oksidasi

Lumpur aktif (mixed liquid suspended solid, MLSS)

15

Page 16: Makalah Limbah Cair

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Limbah cair merupakan salah satu jenis sampah. Adapun sampah (waste)

adalah zat-zat atau benda-benda yang sudah tidak terpakai lagi, baik yang berasal dari

rumah maupun sisa-sisa proses industri.

Secara umum limbah dapat dibagi menjadi :

1) Human excreta (feses dan urine)

2) Sewage (air limbah)

3) Industrial waste (bahan buangan dari sisa proses industri).

Dimana di setiap jenis limbah memiliki cara pengolahan yang berbeda-beda.

B. Saran

16

Page 17: Makalah Limbah Cair

DAFTAR PUSTAKA

Dr. Budiman, Chandra. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Cetakan I. EGC :

Jakarta.

http://www.scribd.com/doc/92082712/Pengertian-Limbah-Cair

http://www.scribd.com/doc/89044641/Makalah-Limbah-Cair

17