59
MAKALAH LINGKUNGAN KERJA DAN KOMUNIKASI DI PERUSAHAAN Makalah ini disusun untuk memenuhi persyaratan ujian utama mata kuliah bahsa Indonesia Nama : KIKI NURYANI NPM : 7629

Makalah Lingkungan Kerja Dan Komunikasi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tentang lingkungan kerja dan komunikasi

Citation preview

Page 1: Makalah Lingkungan Kerja Dan Komunikasi

MAKALAH

LINGKUNGAN KERJA DAN KOMUNIKASIDI PERUSAHAAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi persyaratan ujian utama mata kuliah bahsa Indonesia

Nama : KIKI NURYANINPM : 7629

UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA PURWOKERTO

Jalan. Beji Karangsalam. Telp. 635 889, 624 838 Fax. 634 611 

Purwokerto.

Page 2: Makalah Lingkungan Kerja Dan Komunikasi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit

sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam

atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Makalah Lingkungan

Kerja Dan Komunikasi Di Perusahaan”.

Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai

pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

semua pihak yang telah memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu

besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa

memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.

Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan,

namun selalu ada yang kurang.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun

agar skripsi ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini

bermanfaat bagi semua pembaca.

Banjar, Juli 2014

Penyusun

i

Page 3: Makalah Lingkungan Kerja Dan Komunikasi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

A. Latar Belakang................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................... 2

C. Metode Pengumpulan Data ............................................................ 2

D. Manfaat .......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3

A. Lingkungan Kerja .......................................................................... 3

1. Pengertian Lingkungan Kerja .................................................. 3

2. Faktor-Faktor Lingkungan Kerja ............................................. 5

B. Stres Kerja ..................................................................................... 12

1. Pengertian Stres ........................................................................ 12

2. Faktor-faktor Penyebab Stres Kerja ......................................... 15

3. Strategi Dan Manajemen Stres Kerja ....................................... 21

C. Komunikasi .................................................................................... 27

BAB III SIMPULAN...................................................................................... 31

DAFTAR PUSTAKA

ii

Page 4: Makalah Lingkungan Kerja Dan Komunikasi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kinerja seorang karyawan merupakan hal yang bersifat individual, karena

setiap karyawan mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda - beda dalam

mengerjakan tugasnya. Pihak manajemen dapat mengukur karyawan atas unjuk

kerjanya berdasarkan kinerja dari masing - masing karyawan. Kinerja adalah

sebuah aksi, bukan kejadian. Aksi kinerja itu sendiri terdiri dari banyak

komponen dan bukan merupakan hasil yang dapat dilihat pada saat itu juga. Pada

dasarnya kinerja merupakan sesuatu hal yang bersifat individual, karena setiap

karyawan memiliki tingkat kemampuan yang berbeda dalam mengerjakan

tugasnya. Kinerja tergantung pada kombinasi antara kemampuan, usaha, dan

kesempatan yang diperoleh. Hal ini berarti bahwa kinerja merupakan hasil kerja

karyawan dalam bekerja untuk periode waktu tertentu dan penekanannya pada

hasil kerja yang diselesaikan karyawan dalam periode waktu tertentu..

Performance is defined as the record of outcomes produced on a specified

job function or activity during a specified time period. Performance on the job as

a whole would be equal to the sum (or average) of performace on the critical or

essential job functions. The functions have to do with the work which is

performed and not with the characteristic of the person performing.

Berdasarkan keterangan di atas dapat pula diartikan bahwa kinerja adalah

sebagai seluruh hasil yang diproduksi pada fungsi pekerjaan atau aktivitas khusus

selama periode khusus. Kinerja keseluruhan pada pekerjaan adalah sama dengan

1

Page 5: Makalah Lingkungan Kerja Dan Komunikasi

jumlah atau rata - rata kinerja pada fungsi pekerjaan yang penting. Fungsi yang

berkaitan dengan pekerjaan tersebut akan dilakukan dan tidak dilakukan dengan

karakteristik kinerja individu. Pendapat di atas didukung oleh :

Kinerja yang tinggi dapat tercapai oleh karena kepercayaan (trust) timbal

balik yang tinggi di antara anggota-anggotanya artinya para anggota mempercayai

integritas, karakteristik, dan kemampuan setiap anggota lain. Untuk mencapai

kinerja yang tinggi memerlukan waktu lama untuk membangunnya, memerlukan

kepercayaan, dan menuntut perhatian yang seksama dari pihak manajemen.

B. Rumusan Masalah

Apa yang dimasud dengan lingkungan kerja?

Seperti apa ruang lingkup kerja?

Apa Faktor-Faktor yang ada di Lingkungan Kerja?

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang penulis gunakan adalah mengumpulkan

sumber-sumber dari internet dan sumber-sumber lain sperti buku dan majalah.

D. Manfaat

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan lingkungan kerja

2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja

3. Mengetahui pengertian dan pembahasan tentang komunikasi antar karyawan

2

Page 6: Makalah Lingkungan Kerja Dan Komunikasi

BAB II

PEMBAHASAN

A. Lingkungan Kerja

1. Pengertian Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja menunjuk pada hal-hal yang berada di sekeliling dan

melingkupi kerja karyawan di kantor menurut Cokroaminoto (2007),

lingkungan kerja tidak hanya terbatas dari bentuk fisik tempat kita bekerja.

Lingkungan kerja bisa dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti sarana dan

prasarana yang disediakan, rekan kerja,tingkat persaingan, kepemimpinan,

sehingga suasana kerja yang tercipta tergantung pada pola yang diciptakan

pemimpinnya.

Menurut Aditya Kusuma (2007) Lingkungan kerja yaitu segala sesuatu

yang ada di sekitar pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam

mengemban tugas-tugas yang ada.

Menurut Nitiseminto dalam Sukmawati (2008), menyatakan bahwa

lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar pekerja yang dapat

mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang diberikan.

Menurut Maharani (2009), bahwa lingkungan kerja merupakan

keadaan tempat kerja seseorang karyawan yang meliputi lingkungan fisik

maupun lingkungan non fisik yang mempengaruhi pekerja dalam menjalankan

berbagai tugasnya.

3

Page 7: Makalah Lingkungan Kerja Dan Komunikasi

Menurut Ahyari dalam Susilo (2008), bahwa lingkungan kerja adalah

merupakan suatu lingkungan dimana karyawan tersebut bekerja. Menurut

Sedarmayanti dalam Susilo (2008), menyatakan lingkungan kerja adalah

keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya

dimana seseorang, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai

perorangan maupun sebagai kelompok.

Menurut Akinyele Samuel Taiwo (2010) dalam journalnya yang

berjudul “The influence of work environment on workers productivity : A case

of selected oil and gas industry in Lagos,Nigeria” berpendapat bahwa

bayaran yang tinggi, lingkungan kerja yang baik dan kondusif dapat

meningkatkan produktivitas kerja karyawan.

Menurut Angraini,Putri (2012) dalam journalnya yang berjudul

“Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan

Pada Perusahaan Brem Bali Firma Udiyana Di Sanur, Denpasar”

menyimpulkan bahwa tidak ada seorangpun karyawan yang menyatakan

lingkungan kerjanya sempurna sekali dan begitu juga tidak seorangpun yang

menyatakan lingkungan kerjanya kurang sekali, sehingga lingkungan kerja

dapat mempengaruhi produktivitas kerja karyawan

Menurut Kekalainen,Pirjo et al (2010) dalam journal yang berjudul

“Effect of reduced summer indoor temperature on symtoms, perceived work

environment and productivity in office work” menyimpulkan bahwa dengan

adanya renovasi, kenyamanan ruangan, suhu ruangan dan kualitas udara dapat

meningkatkan produktivitas kerja sebesar 4,4 persen.

4

Page 8: Makalah Lingkungan Kerja Dan Komunikasi

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa

lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar tempat para pekerja

bekerja, baik fisik maupun non fisik yang dapat mempengaruhi proses

pekerjaan yang dikerjakan oleh pekerja tersebut.

2. Faktor-Faktor Lingkungan Kerja

Faktor-faktor yang terkait dengan lingkungan kerja fisik menurut

Sedarmayanti (2011,p.28-35) yaitu :

a. Penerangan/Cahaya di tempat kerja

Cahaya atau penerangan sangat besar manfaatnya bagi pegawai

guna mendapat keselamatan dan kelancaran kerja, oleh sebab itu perlu

diperhatikan adanya penerangan (cahaya) yang terang tetapi tidak

menyilaukan. Cahaya yang kurang jelas mengakibatkan penglihatan

menjadi kurang jelas, sehingga pekerjaan akan lambat, banyak mengalami

kesalahan, dan pada akhirnya menyebabkan kurang efisien dalam

melaksanakan pekerjaan, sehingga tujuan organisasi sulit dicapai. Pada

dasarnya, cahaya dapat dibedakan menjadi empat yaitu :

a) Cahaya langsung

b) Cahaya setengah langsung

c) Cahaya tidak langsung

d) Cahaya setengah tidak langsung

5

Page 9: Makalah Lingkungan Kerja Dan Komunikasi

b. Temperatur di tempat kerja

Dalam keadaan normal, tiap anggota tubuh manusia mempunyai

temperatur yang berbeda. Tubuh manusia selalu berusaha untuk

mempertahankan keadaan normal, dengan suatu sistem tubuh yang

sempurna sehingga dapat menyesuaikan dirinya dengan temperatur luar

jika perubahan temperatur luar tubuh tidak lebih dari 20% untuk kondisi

panas dan 35% untuk kondisi dingin, dari keadaan normal tubuh.

Menurut hasil penelitian, untuk berbagai tingkat temperatur akan

memberi pengaruh yang berbeda. Keadaan kemampuan beradaptasi tiap

karyawan berbeda, tergantung di daerah bagaimana karyawan dapat

hidup.

c. Kelembaban di Tempat Kerja

Kelembaban adalah banyaknya air yang terkandung dalam udara,

biasa dinyatakan dalam persentase. Kelembaban ini berhubungan atau

dipengaruhi oleh temperatur udara, dan secara bersama-sama antara

temperatur, kelembaban, kecepatan udara bergerak dan radiasi panas dari

udara tersebut akan mempengaruhi keadaan tubuh manusia pada saat

menerima atau melepaskan panas dari tubuhnya. Suatu keadaan dengan

temperatur udara sangat panas dan kelembaban tinggi, akan menimbulkan

pengurangan panas dari tubuh secara besar-besaran, karena sistem

penguapan. Pengaruh lain adalah makin cepatnya denyut jantung karena

makin aktifnya peredaran darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen, dan

6

Page 10: Makalah Lingkungan Kerja Dan Komunikasi

tubuh manusia selalu berusaha untuk mencapai keseimbangan antar panas

tubuh dengan suhu disekitarnya.

d. Sirkulasi Udara di Tempat Kerja

Oksigen merupakan gas yang dibutuhkan oleh makhluk hidup

untuk menjaga kelangsungan hidup, yaitu untuk proses metabolisme.

Udara di sekitar dikatakan kotor apabila kadar oksigen dalam udara

tersebut telah berkurang dan telah bercampur dengan gas atau bau-bauan

yang berbahaya bagi kesehatan tubuh. Sumber utama adanya udara segar

adalah adanya tanaman di sekitar tempat kerja. Tanaman merupakan

penghasil oksigen yang dibutuhkan oleh manusia. Dengan cukupnya

oksigen di sekitar tempat kerja, ditambah dengan pengaruh secara

psikologis akibat adanya tanaman di sekitar tempat kerja, keduanya akan

memberikan kesejukan dan kesegaran pada jasmani. Rasa sejuk dan segar

selama bekerja akan membantu mempercepat pemulihan tubuh akibat

lelah setelah bekerja.

e. Kebisingan di Tempat Kerja

Salah satu polusi yang cukup menyibukkan para pakar untuk

mengatasinya adalah kebisingan, yaitu bunyi yang tidak dikehendaki oleh

telinga. Tidak dikehendaki, karena terutama dalam jangka panjang bunyi

tersebut dapat mengganggu ketenangan bekerja, merusak pendengaran,

dan menimbulkan kesalahan komunikasi, bahkan menurut penelitian,

kebisingan yang serius bisa menyebabkan kematian. Karena pekerjaan

membutuhkan konsentrasi, maka suara bising hendaknya dihindarkan

7

Page 11: Makalah Lingkungan Kerja Dan Komunikasi

agar pekerjaan dapat dilakukan dengan efisien sehingga produktivitas

kerja meningkat.

Ada tiga aspek yang menentukan kualitas suatu bunyi, yang bisa

menentukan tingkat gangguan terhadap manusia, yaitu :

a) Lamanya kebisingan

b) Intensitas kebisingan

c) Frekwensi kebisingan

Semakin lama telinga mendengar kebisingan, akan semakin buruk

akibatnya, diantaranya pendengaran dapat makin berkurang.

f. Getaran Mekanis di Tempat Kerja

Getaran mekanis artinya getaran yang ditimbulkan oleh alat

mekanis, yang sebagian dari getaran ini sampai ke tubuh karyawan dan

dapat menimbulkan akibat yang tidak diinginkan. Getaran mekanis pada

umumnya sangat mengganggu tubuh karena ketidak teraturannya, baik

tidak teratur dalam intensitas maupun frekwensinya. Gangguan terbesar

terhadap suatu alat dalam tubuh terdapat apabila frekwensi ala mini

beresonasi dengan frekwensi dari getaran mekanis. Secara umum getaran

mekanis dapat mengganggu tubuh dalam hal :

a) Konsentrasi bekerja

b) Datangnya kelelahan

c) Tibulnya beberapa penyakit, diantaranya karena gangguan terhadap :

mata, syaraf, peredaran darah, otot, tulang, dan lain-lain

8

Page 12: Makalah Lingkungan Kerja Dan Komunikasi

g. Bau-bauan di Tempat Kerja

Adanya bau-bauan di sekitar tempat kerja dapat dianggap sebagai

pencemaran, karena dapat mengganggu konsentrasi bekerja, dan bau-

bauan yang terjadi terus menerus dapat mempengaruhi kepekaan

penciuman. Pemakaian “air condition” yang tepat merupakan salah satu

cara yang dapat digunakan untuk menghilangkan bau-bauan yang

mengganggu di sekitar tempat kerja.

h. Tata Warna di Tempat Kerja

Menata warna di tempat kerja perlu dipelajari dan direncanakan

dengan sebaik-baiknya. Pada kenyataannya tata warna tidak dapat

dipisahkan dengan penataan dekorasi. Hal ini dapat dimaklumi karena

warna mempunyai pengaruh besar terhadp perasaan. Sifat dan pengaruh

warna kadang-kadang menimbulkan rasa senang, sedih, dan lain-lain,

karena dalam sifat warna dapat merangsang perasaan dan emosional

manusia.

i. Dekorasi di Tempat Kerja

Dekorasi ada hubungannya dengan tata warna yang baik, karena

itu dekorasi tidak hanya berkaitan dengan hasil ruang kerja saja tetapi

berkaitan juga dengan cara mengukur tata letak, tata warna, perlengkapan,

kebersihan dan lainnya untuk bekerja. Upaya untuk menjaga dekorasi

tempat kerja ini tetap terjaga, bisa menggunakan jasa office boy (OB).

9

Page 13: Makalah Lingkungan Kerja Dan Komunikasi

j. Musik di Tempat Kerja

Menurut para pakar, musik yang nadanya lembut sesuai dengan

suasana, waktu dan tempat dapat membangkitkan dan merangsang

karyawan untuk bekerja. Oleh karena itu lagu-lagu perlu dipilih dengan

selektif untuk dibunyikan di tempat kerja. Tidak sesuainya musik yang

diperdengarkan di tempat kerja akan mengganggu konsentrasi kerja.

k. Keamanan di Tempat Kerja

Guna menjaga tempat dan kondisi lingkunga kerja tetap dalam

keadaan aman maka perlu diperhatikan adanya keberadaanya. Salah satu

upaya untuk menjaga keamanan di tempat kerja, dapat memanfaatkan

tenaga Satuan Petugas Keamanan (SATPAM).

Faktor-faktor yang terkait dengan lingkungan kerja non fisik

(psikologis) menurut Simamora (2004,p.609) yaitu:

a. Hubungan antar Pribadi. Manajemen harus menciptakan hubungan

kerja yang erat antar pegawai. Hubungan kerja yang erat antar pegawai

dapat meningkatkan semangat kerja. Menurut Pabundu (2006,p.79)

menyatakan bahwa hubungan manusiawi dalam organisasi dapat terjadi

secara horizontal, vertikal dan diagonal. Hubungan horizontal adalah

hubungan antar sesama rekan kerja baik hubungan antar sesama bawahan

maupun hubungan antar sesama atasan. Hubungan vetikal adalah

hubungan antar atasan dengan bawahan, sementara hubungan diagonal

adalah hubungan antar atasan dari suatu organisasi dengan seseorang atau

10

Page 14: Makalah Lingkungan Kerja Dan Komunikasi

sekelompok bawahan dari unit organisasi lainnya. Dalam menjalin

hubungan antar pribadi tersebut diprlukan keramahan, suasana saling

mempercayai, selaras, kerjasama yang baik sehingga tercipta lingkungan

kerja psikologis yang nyaman yang dapat mendorong semangat kerja

pegawai.

b. Supervisi. Peranan supervisi dalam suatu lingkungan kerja cukup

penting, terutama dalam hal memotivasi bawahan dan memperlancar

komunikasi. Supervisor hendaknya seorang yang berpengalaman, cakap

dan manusiawi sehingga mampu melatih, mengarahkan, mendorong,

bersikap simpatik serta menunjukkan masalah dan jalan pemecahannya

terhadap bawahan. Supervisi harus mampu membangun komunikasi yang

baik dan bersifat bebas antara atasan dan bawahan sehingga dapat

mengungkapkan sesuatu secara jujur tanpa rasa takut. Hal tersebut dapat

membuat supervisor dapat memahami perasaan, aspirasi, serta tujuannya.

Adanya supervisi yang baik dapat mempengaruhi lingkungan kerja yang

nyaman sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan.

c. Peraturan dan Kebijakan. Peraturan dan kebijakan lembaga yang

berimbang dapat menciptakan lingkungan kerja yang nyaman sehingga

menjadi faktor pendorong semangat kerja. Peraturan merupakan tata

tertib atau pedoman perilaku dalam pengambilan keputusan bagi

pimpinan tingkat bawah. Peraturan dan kebijakan kantor serta keputusan

yang berhubungan dengan hak dan kewajiban pegawai hendaknya

memberikan rasa keadilan serta dapat menciptakan perasaan aman dan

11

Page 15: Makalah Lingkungan Kerja Dan Komunikasi

nyaman bagi pegawai. Peraturan dan kebijakan tersebut antara lain

tentang jam kerja perminggu, etika di tempat kerja, jam istirahat, disiplin

kerja, waktu libur, sikap dan tingkah laku, serta sanksi pelanggaran.

B. Stres Kerja

1. Pengertian Stres

Menurut Robbins dan Judge (2008) dalam jurnal “Stres is a dynamic

condition in which an individual is confronted with an opportunity, demand,

or resource related to what the individual desires and for which the outcome

is perceived to be both uncertain and important.” Stres adalah suatu kondisi

yang dinamik di mana seseorang dihadapkan dengan kesempatan, permintaan,

atau sumber yang berhubungan dengan apa yang diinginkan oleh individu

tersebut dan yang di mana hasilnya adalah merasa sama-sama tidak pasti dan

penting.

Menurut Ivancevich dan Matterson (H. Suwanto dan Donni Juan

Priansa, 2011:255) menyatakan bahwa: “ Stres is an adaptive response,

moderated by individual differences, that is a consequences of any external

(environmental) action, situation or event that places excessive psychological

and/or phsycal demand upon a person”. Stres merupakan respon adaptif,

ditengahi oleh perbedaan individu yang merupakan suatu konsekuensi dan

tindakan, situasi atau kejadian eksternal (lingkungan) yang menempatkan

tuntutan fisik dan psikologis yang berlebihan terhadap seseorang.

12

Page 16: Makalah Lingkungan Kerja Dan Komunikasi

Beehr dan Newman dalam Luthans (2006:441) mendefinisikan stres

kerja sebagai kondisi yang muncul dari interaksi antara manusia dan

pekerjaan serta dikarakterisasikan oleh perubahan manusia yang memaksa

mereka untuk menyimpang dari fungsi normal mereka.

Menurut Kahn, dkk (dalam Cooper,2003) merupakan suatu proses

yang kompleks, bervariasi, dan dinamis dimana stressor, pandangan tentang

stres itu sendiri, respon singkat, dampak kesehatan, dan variabel-variabelnya

yang saling berkaitan.

Selya dalam Ashar Sunyoto (2008:372) menyatakan bahwa stres kerja

dapat diartikan sebagai sumber atau stressor kerja yang menyebabkan reaksi

individu berupa reaksi fisiologis, psikologis, dan perilaku.

Veithzal Rivai dan Ella Jauvani (2009:1008) berpendapat bahwa stres

kerja adalah suatu kondisi ketegangan yang menciptakan adanya

ketidakseimbangan fisik dan psikis, yang memengaruhi emosi, proses

berpikir, dam kondisi seorang karyawan.

Posner dan Leitnor dalam Arden (2006:10-11), berpendapat ada dua

faktor penting dalam hal apakah stres dialami sebagai tak terkendali atau

sebagai dapat dikuasai. Jika stres anda dapat diramalkan dan dapat

dikendalikan, kemungkinannya adalah anda akan menyesuaikan diri secara

menyenangkan terhadap stres. Jika sebaliknya anda merasa tidak berdaya.

Meskipun pekerjaan anda pada hakikatnya penuh dengan stres, itu tidak perlu

membuat anda kewalahan. Tetapi bila seorang pekerja kehidupan rasa kendali

13

Page 17: Makalah Lingkungan Kerja Dan Komunikasi

dan kondisinya menjadi tidak dapat diramalkan. Stresnya menjadi terlalu sulit

untuk ditanggulangi.

Menurut Cooper dalam Arnold (2005), stress kerja adalah suatu

kondisi ketegangan yang terkait dengan seluruh jenis kegiatan pekerjaan.

Menurut George Halkos, Dimitrios Bousinakis (2010) dalam journal

yang berjudul “The effect of stress and satisfaction on productivity”

menunjukkan bahwa stress dan kepuasan adalah faktor yang mempengaruhi

produktivitas seseorang dalam bekerja.

Menurut Nash, James (2010) dalam journal yang berjudul “Taking the

Stress Out of Work” menyimpulkan bahwa pekerja yang memiliki tingkat

stress yang tinggi di dalam menjalankan pekerjaannya dapat mempengaruhi

jalannya perusahaan.

Menurut Donna M. et al (2011) dalam journalnya yang berjudul

“Violence Against Nurses and its impact on stress and productivity”

menyimpulkan bahwa kekerasan yang ada di tempat kerja merupakan masalah

yang signifikan bagi perawat karna dapat mempengaruhi tingkat stress kerja

yang tinggi dan dapat menurunkan produktivitas kerja perawat tersebut.

Dan menurut Muhammad Nassem Shadid, Khalid latif, DR. Nadeem

sohail dan Muhammad Allem Ashraf (2012) dalam journal yang berjudul

Work Stress and Employee Performance in Banking Sector Evidence From

District Faisalabad, Pakistan berpendapat bahwa stres kerja adalah masalah

yang meningkat dalam organisasi dan sering menimbulkan efek negatif bagi

kinerja pekerja.

14

Page 18: Makalah Lingkungan Kerja Dan Komunikasi

Dari uraian diatas dapat disimpulakan bahwa terjadinya stres kerja

adalah dikarenakan adanya ketidakseimbangan antara karakteristik

kepribadian karyawan dengan karakteristik aspek-aspek pekerjaanya dan

dapat terjadi pada semua kondisi pekerjaan.Adanya beberapa atribut tertentu

sperti tuntutan efisiensi dalam pekerjaan atau beban kerja dapat

mempengaruhi daya tahan stres seorang karyawan.

2. Faktor-faktor Penyebab Stres Kerja

Cooper dalam Arnold (2005:P395-410), terkait dengan seluruh jenis

pekerjaan, menjabarkan tujuh faktor yang menyebabkan terjadinya stres kerja,

antara lain:

a. Faktor-faktor intrisik pekerjaan antara lain adalah:

Kondisi lingkungan kerja yang kurang baik

Misalnya lingkungan kerja yang bising, pencahayaan yang kurang

bail, tercium bau-bauan, dan lain sebagainya.

Kerja shift/ kerja malam

Kerja shift merupakan sumber utama dari stres bagi para pekerja shift

lebih sering mengeluh tentang kelelahan dan gangguan perut daripada

para pekerja pagi/ siang dan dampak dari kerja shift terhadap

kebiasaan makan yang mungkin menyebabkan gangguan-gangguan

perut. Pengaruhnya adalah emosional dan biological, karena gangguan

ritme circadian dari tidur/daur keadaan bangun (wake cycle), pola

suhu, dan ritme pengeluaran adrenalin.

15

Page 19: Makalah Lingkungan Kerja Dan Komunikasi

Jam kerja yang lama dan kerja yang terlalu overload

Menurut Sparks et al dalam Arnold (2005), bahwa jam kerja yang

panjang secara terus menerus akan merusak kesehatan fisik dan

psikologikal individu tersebut.

Adapun dua tipe kerja yang telalu overload (work overhead), yaitu

overload kuantitatif yaitu banyaknya yang harus dikerjakan, dan

overload kualitatif yaitu mengacu pada pekerjaan yang terlalu sulit

untuk seseorang.

Tingkat resiko dan bahaya yang dihadapi

Pekerjaan yang mempunyai resiko atau bahaya yang tinggi akan

menghasilkan tingkat stres yang tinggi.

Teknologi baru

Mengajarkan teknologi baru dengan cara dan metode yang lama akan

menambah beban karyawan yang sedang dilatih.

b. Peraturan dalam organisasi

Antara lain adalah:

Konflik peran dan ketidakjelasan peran

Role conflict atau konflik peran merupakan hasil dari

ketidakkonsistenan harapan-harapan berbagai pihak atau persepsi

adanya ketidakcocokan antara tuntutan peran dengan kebutuhan, nilai-

nilai individu, dan sebagainya. Sebagai akibatnya seseorang yang

mengalami konflik peran akan berada dalam suasana yang terombang-

ambing, terjepit, dan serba salah.

16

Page 20: Makalah Lingkungan Kerja Dan Komunikasi

Selain konflik peran yang sudah dijelaskan diatas, ketidakjelasan

peran juga merupakan salah satu penyebab terjadinya stres di tempat

kerja.

Tanggung jawab

Pada dasarnya, tanggung jawab terdiri dari 2, yaitu tanggung jawab

terhadp orang, dan tanggung jawab terhdap sesuatu, termasuk

anggaran, perlengkapan, dan bangunan.Tanggung jawab terhadap

orang lebih menyebabkan stres, lebih menyebabkan penyakit jantung

koroner daripada tanggung jawab terhadap sesuatu.Mempunyai

tanggung jawab terhadap orang biasanya memerlukan waktu yang

lebih banyak untuk berinteraksi dengan sesama, menghadiri

pertemuan-pertemuan dan diharapkan dengan batas waktu.Penelitian

membuktikan bahwa senior executive dan semakin besar tanggung

jawabnya, maka semakin besar kemungkinan terkena resiko penyakit

jantung koroner.

c. Kepribadian

Seperti bisa diduga, penelitian telah menunjukkan bahwa orang

dengan tingkat kecemasan tinggi lebih menderita akibat konflik peran

dibandingkan orang yang fleksibel dalam pendekatan mereka terhadap

kehidupan. Kecemasan pengalaman individu-individu yang rawan konflik

peran lebih akut dan bereaksi dengan ketegangan yang lebih besar daripada

orang-orang yang kurang kecemasn rentan; dan lebih fleksibel individu

menanggapi konflik peran yang tinggi dengan perasaan ketegangan lebih

17

Page 21: Makalah Lingkungan Kerja Dan Komunikasi

rendah daripada rekan-rekan mereka yang lebih kaku (Warr dan Wall,

dalam Arnold,2005,p.403).

d. Hubungan dalam pekerjaan

Orang lain dan kita dapat menjadi sumber utama dari stres dan

dukungan (Makin et al,dalam Arnold, 2005,p.405).

Hubungan dengan superior

Sosik dan Godshalk dalam Arnold (2005:406) telah menunjukkan

bahwa gaya kepemimpinan yang penuh inspirasi dapat secara

signifikan mengurangi jumlah stres kerja yang dialami oleh

bawahannya.

Untuk mengerti bagaimana cara mengelola atasan, penting untuk dapat

mengidentifikasikan perbedaan jenis atasan. Cooper et al,dalam

Arnold (2005:406) menemukan bahwa terdapat beberapa prototype

atasan, yaitu: yang birokrat, yang otokrat, yang lihay, manager yang

enggan terbuka. Masing-masing harus ditangani dengan cara yang

berbeda untuk meminimalkan tingkat stres yang dialami.

Hubungan antara bawahan dan rekan

Stres di antara rekan kerja dapat timbul dari kompetisi, komunikasi

yang kurang kancar dan konflik kepribadian.Karena kebanyakan orang

menghabiskan begitu banyak waktu di tempat kerja, hubungan antara

rekan kerja dapat menjadi dukungan yang sangat berharga, atau

sebaliknya dapat menjadi sumber stres yang sangat besar. French dan

Caplan dalam Arnold (2005:407) menemukan bahwa dukungan yang

18

Page 22: Makalah Lingkungan Kerja Dan Komunikasi

kuat dari rekan-rekan kerja akan mereda ketegangan. Dukungan ini

juga mengurangi efek tekanan kerja.

e. Pengembangan Karir

a. Job Insecurity

Perubahan-perubahan lingkungan menimbulkan masalah baru yang

dapat mempunyai dampak pada perusahaan. Re-organisasi dirasakan

perlu untuk dapat menghadapi perubahan lingkungan dengan lebih baik.

Sebagai akibatnya adalah adanya pekerjaan lama yang hilangdan adanya

pekerjaan baru. Setiap re-organisasi menimbulkan ketidakpastian

pekerjaan, yang merupakan sumber stres yang potensial.

b. Over and Under Promotion

Peluang yang kecil untuk promosi, baik karena keadaan tidak

mengizinkan maupun karena dilupakan, dapat merupakan pembangkit

stres bagi tenaga kerja yang merasa sudah waktunya untuk mendapatkan

promosi. Perilaku yang mengganggu, semangat kerja yang rendah dan

hubungan antar pribadi yang bermutu rendah, berkaitan dengan stres

dari kesenjangan yang dirasakan antara kedudukannya sekarang di

organisasi dengan kedudukan yang diharapkan. Sedangkan stres yang

timbul karena over-promotion memberikan kondisi beban kerja yang

berlebihan serta adanya tuntutan pengetahuan dan keterampilan yang

tidak sesuai dekat bakatnya.

19

Page 23: Makalah Lingkungan Kerja Dan Komunikasi

f. Budaya dan Iklim Organisasi

Bagaimana para tenaga kerja mempersepsikan kebudayaan,

kebiasaan, dan iklim dari organisasi adalah penting dalam memahami

sumber-sumber stres potensial sebagai hasil dari beradanya mereka dalam

organisasi: kepuasan dan ketidakpuasan kerja berkaitan dengan penilaian

dari struktur dan iklim organisasi.

g. Home-Work Interface

Home-Work Interface atau pekerjaan rumah antar muka biasanya

diberi label ‘konflik’ dalam literatur stres. Konflik ini dapat berupa salah

satu atau dari dua arah gangguan bekerja dengan keluarga (di mana

tuntutan pekerjaan menciptakan kesulitan untuk kehidupan rumah) dan

gangguan keluarga dengan pekerjaan (di mana tuntutan kehidupan rumah

menciptakan kesulitan untuk bekerja).

Menurut Nimran, dalam Novitasari (2007:1), ada beberapa alasan

masalah stres yang berkaitan dengan organisasi perlu diangkat ke permukaan

pada saat ini, diantaranya adalah:

a. Masalah stres adalah masalah yang akhir-akhir ini hangat dibicarakan,

dan posisinya sangat penting dalam kaitannya dengan produktivitas kerja

karyawan.

b. Selain dipengaruhi oleh faktor-faktor yang bersumber dari luar

organisasi, stres juga banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal

dari dalam organisasi. Oleh karena itu perlu didasari dan dipahami

keberadaannya.

20

Page 24: Makalah Lingkungan Kerja Dan Komunikasi

c. Pemahaman akan sumber-sumber stres yang disertai dengan pemahaman

terhadap cara-cara mengatasinya, adalah penting sekali bagi karyawan

dan siapa saja yang terlibat dalam organisasi demi kelangsungan

organisasi yang sehat dan efektif.

d. Banyak di antara kita yang hampir pasti merupakan bagian dari satu atau

beberapa organisasi, baik sebagai atasan maupun sebagai bawahan,

pernah mengalami stres meskipun dalam taraf yang amat rendah.

e. Dalam zaman kemajuan di segala bidang seperti sekarang ini manusia

semakin sibuk. Di satu pihak peralatan kerja semakin modern dan

efisien, dan di lain pihak beban kerja di satuan-satuan organisasi juga

semakin bertambah. Keadaan ini tentu saja akan menuntut energi

pegawai yang lebih besar dari yang sudah-sudah. Sebagai akibatnya,

pengalaman-pengalaman yang disebut stres dalam taraf yang cukup

tinggi menjadi semakin terasa.

3. Strategi Dan Manajemen Stres Kerja

Sebagian para pengidap stres di tempat kerja akibat persaingan,

sering melampiaskan dengan cara bekerja lebih keras yang berlebihan. Ini

bukanlah cara efektif yang bahkan tidak menghasilakan apa-apa untuk

memecahkan sebab dari stres, justru akan menambah masalah lebih jauh.

Pemahaman prinsip dasar, menjadi bagian penting agar seseorang mampu

merancang solusi terhadap masalah yang muncul terutama yang berkait

dengan penyebab stres dalam hubungannya di tempat kerja. Maka

21

Page 25: Makalah Lingkungan Kerja Dan Komunikasi

diperlukan pendekatan individu yang tepat dalam mengelola stres, ada dua

pendekatan yaitu pendekatan individu dan pendekatan organisasi

(Novitasari,2007:21).

a. Pendekatan Individu

Seorang karyawan dapat berusaha sendiri untuk mengurangi tingkatan

stresnya. Strategi yang bersifat individual yang cukup efektif yaitu ;

pengelolaan waktu, latihan fisik, latihan relaksasi, dan dukungan sosial.

Dengan pengolaan waktu yang baik maka seorang karyawan dapat

menyelesaikan tugas dengan baik, tanpa adanya tuntutan kerja yang

tergesa-gesa. Dengan latihan fisik dapat meningkatkan kondisi tubuh

agar lebih prima sehingga mampu menghadapi tuntutan tugas yang

berat. Selain itu untuk mengurangi stres yang dihadapi pekerja perlu

dilakukan kegiatan-kegiatan santai. Dan sebagai strategi terakhir untuk

mengurangi stres adalah dengan mengumpulkan sahabat, kolega,

keluarga yang akan dapat memberikan dukungan dan saran-saran bagi

dirinya.

b. Pendekatan Organisasional

Beberapa penyebab stres adalah tuntutan dari tugas dan peran

serta struktur organisasi yang semuanya dikendalikan oleh manajemen,

sehingga faktor-faktor itu dapat diubah. Oleh karena itu strategi-strategi

yang mungkin digunakan oleh manajemen untuk mengurangi stres

karyawannya adalah melalui seleksi dan penempatan, penetapan tujuan,

redesain pekerjaan, pengambilan keputusan partisipatif, komunikasi

22

Page 26: Makalah Lingkungan Kerja Dan Komunikasi

organisasional, dan program kesejahteraan. Melalui strategi tersebut

akan menyebabkan karyawan memperoleh pekerjaan yang sesuai

dengan kemampuannya dan mereka bekerja untuk tujuan yang mereka

inginkan serta adanya hubungan interpersonal yang sehat serta

perawatan terhadap kondisi fisik dan mental.

Mendeteksi penyebab stres dan bentuk reaksinya, maka ada tiga

pola dalam mengatasi stres, yaitu pola sehat, pola harmonis, dan pola

psikologis (Mangkunegara,2002:158-159):

1) Pola sehat

Pola sehat adalah pola menghadapi stres yang terbaik yaitu dengan

kemampuan mengelola perilaku dan tindakan sehingga adanya stres

tidak menimbulkan gangguan, akan tetapi menjadi lebih sehat dan

berkembang. Mereka yang tergolong kelompok ini biasanya mampu

mengelola waktu dan kesibukan dengan cara yang baik dan teratur

sehingga ia tidak perlu merasa ada sesuatu yang menekan, meskipun

sebenarnya tantangan dan tekanan cukup banyak.

2) Pola harmonis

Pola harmonis adalah pola menghadapi stres dengan kemampuan

mengelola waktu dan kegiatan secara harmonis dan tidak

menimbukan berbagai hambatan. Dengan pola ini, individu mampu

mengendalikan berbagai kesibukan dan tantangan dengan cara

mengatur waktu secara teratur. Individu tersebut selalu mengahadapi

tugas secara tepat, dan kalau perlu ia mendelegasikan tugas-tugas

23

Page 27: Makalah Lingkungan Kerja Dan Komunikasi

tertentu kepada orang lain dengan memberikan kepercayaan penuh.

Dengan demikian, akan terjadi keharmonisan dan keseimbangan

antara tekanan yang diterima dengan reaksi yang diberikan.

Demikian juga terhadap keharmonisan antara dirinya dan

lingkungan.

3) Pola patologis

Pola patalogis adalah pola menghadapi stres dengan berdampak

berbagi gangguan fisik maupun sosial-psikologis. Dalam pola ini,

individu akan menghadapi berbagai tantangan dengan cara-cara

yang tidak dimiliki kemampuan dan keteraturan mengelola tugas

dan waktu. Cara ini dapt menimbulkan raksi-reaksi yang berbahaya

karena bisa menimbulkan berbagai masalah-masalah yang buruk.

Disamping itu ada juga beberapa cara yang digunakan manusia

untuk menghadapi stres (Sumarta,O.A 2009:39), yaitu :

a) Olahraga

Setelah berlari sekitar 30 menit, ketegangan dapat menurun begitu

juga dengan aktifitas otak, menjadi berkurang sensitifitasnya

terhadap stres. Hal ini dapat terjadi karena olahraga meningkatkan

suplai oksigen ke otak dan melepas ketegangan otor. Olahraga juga

membantu memobilisasi otot-otot kita sehingga mempercepat aliran

darah dan membuka paru-paru untuk mengambil lebih banyak

oksigen, dampaknya tidur lebih nyenyak dan kesehatan lebih baik.

24

Page 28: Makalah Lingkungan Kerja Dan Komunikasi

b) Pijat

Bila bayi prematur dapat berkembang lebih baik setelah dipijat,

orang dewas pun ternyata dapat memperoleh efek yang sama. Hal

ini sangat baik untuk relaksasi dan penormalan tekanan darah yang

akan memperbaiki kualitas tidur. Dengan cara-cara tertentu orang

dapat meraskan manfaat yang besar dalam meredakan stres.

c) Meditasi-Relaksasi

Terapi yang asalnya dari budaya timur ini juga tampaknya mulai

banyak digunakan dan diketahui dapay mengatur arus hormon stres

dan membantu menormalkan detak jantung dan tekanan darah.

Namun tentu saja pelaksanaan meditasi ini perlu dibimbing oleh

ahlinya sebab sensitifitas setiap orang berbeda.

d) Dukungan Sosial

Kehadiran orang lain dapat membantu kita mengatasi stres. Dengan

berbagai perasaan (terutama dengan teman senasib) akan membantu

meringankan beban yang dirasakan. Seperti penelitian pada

penderita kanker yang kemudian lebih menerima dan

mempersiapkan keadaan dirinya secara rasional daripada meratapi

nasib.

e) Aromaterapi

Terapi ini dapat memberikan ketenangan dalam mengurangi stres,

dengan cara meneteskan aromaterapi pada kapas dan diletakkan

25

Page 29: Makalah Lingkungan Kerja Dan Komunikasi

ditempat seperti : dalam ruangan, kipas, mobil, pemanas dan

pendingin ruangan (AC).

f) Tertawa

Dengan melakukan tertawa dapat meredakan stres sehingga menjadi

lebih rileks, bercandalah dengan rekan kerja anda atau bisa juga

dengan membaca buku komik atau bacaan cerita lucu.

g) Makanan bergizi dan minum air putih

1) Makan makanan berkarbonhidrat komplek sehingga menjaga

perasaan tenang dan rileks lebih lama, seperti : sereal, roti

gandum.

2) Minum air putih yang banyak untuk menghidari dari

kekurangan cairan yang dapat menimbulkan kelelahan.

3) Makanan bergizi yang dapat membantu mengurangi stres seperti

sup, madu, jeruk, alpukat, apricot, sayuran berwarna hijau,

ketela manis, almond, walnut, kalkun, salmon yang kaya akan

lemak dan mengandung asam lemak omega 3.

h) Berdoa

Memohon doa kepada Tuhan yang maha Esa sangat berfungsi

sebagai pelindung dan merupakan penyembuhan yang paling baik

agar terhindar dari stres.

26

Page 30: Makalah Lingkungan Kerja Dan Komunikasi

C. Komunikasi

Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya

dalam suatu wadah baik formal maupun informal. Organisasi adalah sebuah

sistem sosial yang kompleksitasnya jelas terlihat melalui jenis, peringkat, bentuk

dan jumlah interaksi yang berlaku. Proses dalam organisasi adalah salah satu

faktor penentu dalam mencapai organisasi yang efektif. Salah satu proses yang

akan selalu terjadi dalam organisasi apapun adalah proses komunikasi. Melalui

organisasi terjadi pertukaran informasi, gagasan, dan pengalaman. Mengingat

perannya yang penting dalam menunjang kelancaran berorganisasi, maka

perhatian yang cukup perlu dicurahkan untuk mengelola komunikasi dalam

organisasi.

Karyawan memiliki kebutuhan dan keinginan informasi untuk mengetahui

tugas-tugasnya dan mengerti seluruh tujuan dan strategi perusahaan. Keterbukaan

dan kejujuran kebijakan komunikasi harus dibangun oleh pimpinan dan harus

diterima oleh setiap bawahan. Komunikasi dari manajemen-karyawan, karyawan

ke pihak manajemen harus jujur dan dibangun berdasar kepercayaan jika

digunakan untuk membangun semangat kerja, produktivitas dan kemajuan

perusahaan.

Pimpinan perusahaan akan berusaha untuk mencoba, mengubah

kebutuhan serta keinginan karyawan-karyawan, melalui proses motivasi yang

disampaikan melalui komunikasi antar pribadi. Karyawan dari suatu organisasi

sebagaimana lazimnya, tentu saja memilki sekumpulan keinginan yang

diharapkannya dapat terpenuhi di tempat ia bekerja. Kebutuhan dan keinginan

27

Page 31: Makalah Lingkungan Kerja Dan Komunikasi

karyawan merupakan kekuatan pendorong bagi mereka unruk melaksanakan

kegiatan-kegiatan di dalam perusahaan, sikap, tabiat, kebiasaan, kepentingan dan

tuntutan bukan hanya merupakan milik seorang karyawan saja, tetapi milik

mereka bersama dengan karyawan yang lain. Hal ini menyebabkan karyawan-

karyawan menunjukan tanggapan yang sama terhadap sesuatu yang terjadi di luar

dan di sekitar mereka. Bahkan tingkah laku dan perbuatan mereka dipengaruhi

hal-hal tersebut.

Dalam setiap perusahaan pasti terjadi komunikasi terutama komunikasi

antarpribadi yang melibatkan dua orang. Komunikasi ini terjalin agar tercipta

pemahaman yang sama antara dua orang tersebut sehingga, dapat bekerja sama

dengan baik. Proses komunikasi yang begitu dinamik dapat menimbulkan

berbagai masalah yang mempengaruhi pencapaian sebuah organisasi terutama

dengan timbulnya salah faham dan konflik oleh karena itu diperlukan komunikasi

yang efektif.

Komunikasi yang efektif adalah penting bagi semua organisasi oleh

karena itu para pimpinan organisasi dan para komunikator dalam organisasi perlu

memahami dan menyempurnakan kemampuan komunikasi mereka (Kohler,

1981) dikutip kembali oleh (Arni Muhammad, 2007 : 1). Untuk memahami

komunikasi ini dengan mudah perlu terlebih dahulu mengetahui konsep-konsep

dasar komunikasi.

Aktivitas komunikasi di perkantoran senantiasa disertai dengan tujuan

yang ingin dicapai. sesama dalam kelompok dan masyarakat. Budaya komunikasi

dalam konteks komunikasi organisasi harus dilihat dari berbagai sisi. Sisi pertama

28

Page 32: Makalah Lingkungan Kerja Dan Komunikasi

adalah komunikasi antara atasan kepada bawahan. Sisi kedua antara pegawai yang

satu dengan pegawai yang lain. Sisi ketiga adalah antara pegawai kepada atasan.

Masing-masing komunikasi tersebut mempunyai polanya masing-masing. Di

antara kedua belah pihak harus ada two-way-communications atau komunikasi

dua arah atau komunikasi timbal balik, untuk itu diperlukan adanya kerja sama

yang diharapkan untuk mencapai cita-cita, baik cita-cita pribadi, maupun

kelompok, untuk mencapai tujuan suatu organisasi. Komunikasi merupakan

sarana untuk mengadakan koordinasi antara berbagai subsistem dalam

perkantoran. Menurut Kohler ada dua model komunikasi dalam rangka

meningkatkan kinerja dan mencapai tujuan perkantoran ini. Pertama, komunikasi

koordinatif, yaitu proses komunikasi yang berfungsi untuk menyatukan bagian-

bagian (subsistem) perkantoran. Kedua, komunikasi interaktif, ialah proses

pertukaran informasi yang berjalan secara berkesinambungan, pertukaran

pendapat dan sikap yang dipakai sebagai dasar penyesuaian di antara sub-sub

sistem dalam perkantoran, maupun antara perkantoran dengan mitra kerja.

Frekuensi dan intensitas komunikasi yang dilakukan juga turut mempengaruhi

hasil dari suatu proses komunikasi tersebut.

Proses komunikasi yang terjadi di dalam perusahaan khususnya yang

menyangkut komunikasi antara pimpinan dan karyawan merupakan faktor

penting dalam menciptakan suatu organisasi yang efektif. Komunikasi efektif

tergantung dari hubungan karyawan yang memuaskan yang dibangun berdasarkan

iklim dan kepercayaan atau suasana organisasi yang positif. Hubungan atasan dan

bawahan merupakan jantung pengelolaan yang efektif. Agar hubungan ini

29

Page 33: Makalah Lingkungan Kerja Dan Komunikasi

berhasil, harus ada kepercayaan dan keterbukaan antara atasan dan bawahan.

(Muhammad, 2007 : 172).

Rasa percaya, keyakinan, keterbukaan, kejujuran, dukungan keamanan,

kepuasan, keterlibatan, tingginya harapan merupakan gambaran iklim perusahaan

yang ideal. Tujuan utama dari komunikasi dengan karyawan adalah

mengidentifikasi, menciptakan dan menjalin hubungan timbal balik yang

menguntungkan antara pimpinan dengan karyawan.

Komunikasi yang efektif ditentukan oleh pihak-pihak yang terlibat di

dalamnya, yaitu pimpinan dan karyawan. Pimpinan harus dapat memfasilitasi

kondisi komunikasi antarpribadi yang efektif yang meliputi: a. keterbukaan

(openness), b. empati (empathy), c. kepositifan (positiveness), d. dukungan

(supportiveness), dan e. kesetaraan (equality) (Muhammad, 2007 : 172).

Komunikasi efektif antara pimpanan dan karyawan juga harus dibangun

berdasarkan hubungan antarpribadi yang efektif. Menurut Roger (1971),

hubungan antarpribadi akan terjadi secara efektif apabila kedua belah pihak

memenuhi kondisi sebagai berikut : (a) bertemu satu sama lain secara personal,

(b) empati secara tepat terhadap pribadi yang lain dan berkomunikasi yang dapat

dipahami satu sama lain secara berarti, (c) menghargai satu sama lain, bersifat

positif dan wajar tanpa menilai atau keberatan, (d) menghayati pengalaman satu

sama lain dengan bersungguh-sungguh, bersikap menerima dan empati satu sama

lain, (e) merasa bahwa saling menjaga keterbukaan dan iklim yang mendukung

dan mengurangi kecenderungan gangguan arti, (f) memperlihatkan tingkah laku

yang percaya penuh dan memperkuat persamaan aman terhadap yang lain.

30

Page 34: Makalah Lingkungan Kerja Dan Komunikasi

Hubungan antara sesama karyawan di sebuah organisasi lebih berfokus

pada aspek-aspek manusiawi, hal ini perlu diketahui dan dijalankan di dalam

perusahaan. sehingga hal tersebut tidak sepenuhnya sama dengan hubungan

industrial (industrial relations). Hubungan industri lebih menekankan pada besar

kecilnya upah dan berbagai kondisi atau fasilitas kerja. Akan tetapi, di antara

keduanya terdapat hubungan yang erat, mengingat hubungan industri juga sangat

dipengaruhi oleh efektif tidaknya komunikasi di kalangan karyawan maupun

antara karyawan dengan pihak manajemen.

Komunikasi merupakan faktor penting bagi organisasi, karena tanpa

adanya komunikasi kegiatan organisasi tidak akan berjalan dengan baik. Reon

Ladlow dan Ferguson Parton (1992,1996) berasumsi bahwa melalui komunikasi

diharapkan dapat membawa hasil pertukaran informasi dan saling pengertian di

antara orang-orang yang terlibat dalam kegiatan tersebut.Komunikasi antarpribadi

yang terjadi antara pimpinan dan karyawan yang baik akan dapat berdampak pada

hasil kerja yang maksimal.

31

Page 35: Makalah Lingkungan Kerja Dan Komunikasi

BAB III

SIMPULAN

Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar tempat para pekerja

bekerja, baik fisik maupun non fisik yang dapat mempengaruhi proses pekerjaan yang

dikerjakan oleh pekerja tersebut

Faktor-Faktor Lingkungan Kerja

a. Penerangan/Cahaya di tempat kerja

b. Temperatur di tempat kerja

c. Kelembaban di Tempat Kerja

d. Sirkulasi Udara di Tempat Kerja

e. Kebisingan di Tempat Kerja

f. Getaran Mekanis di Tempat Kerja

g. Bau-bauan di Tempat Kerja

h. Tata Warna di Tempat Kerja

i. Dekorasi di Tempat Kerja

j. Musik di Tempat Kerja

k. Keamanan di Tempat Kerja

Faktor-faktor Penyebab Stres Kerja

a. Faktor-faktor intrisik pekerjaan antara lain adalah:

• Kondisi lingkungan kerja yang kurang baik

• Kerja shift/ kerja malam

• Jam kerja yang lama dan kerja yang terlalu overload

32

Page 36: Makalah Lingkungan Kerja Dan Komunikasi

• Tingkat resiko dan bahaya yang dihadapi

• Teknologi baru

b. Peraturan dalam organisasi

• Konflik peran dan ketidakjelasan peran

• Tanggung jawab

Komunikasi antar Karyawan

Komunikasi merupakan faktor penting bagi organisasi, karena tanpa adanya

komunikasi kegiatan organisasi tidak akan berjalan dengan baik. Reon Ladlow dan

Ferguson Parton (1992,1996) berasumsi bahwa melalui komunikasi diharapkan dapat

membawa hasil pertukaran informasi dan saling pengertian di antara orang-orang

yang terlibat dalam kegiatan tersebut.Komunikasi antarpribadi yang terjadi antara

pimpinan dan karyawan yang baik akan dapat berdampak pada hasil kerja yang

maksimal.

33

Page 37: Makalah Lingkungan Kerja Dan Komunikasi

DAFTAR PUSTAKA

www.anneahira.com/lingkungan-kerja.

http://www.rehau.com/id-in/company/jobs-careers/working-at-rehau/work-environment

http://www.academia.edu/4825122/Pengaruh Disiplin Kerja Lingkungan Kerja

Arep, Ishak dan Hendri Tanjung. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Universitas Trisakti: Jakarta.

Bambang, Kusriyanto. 1991. Meningkatkan Produktvitas Karyawan. Pustaka Binaman Pressindo: Jakarta.

Nitisemito, Alex S. 1992. Manajemen Personalia. Ghaila Indonesia: Jakarta.

Nitisemito, Alex S. 2000. Manajemen Personalian: Manajemen Sumber Daya Manusai. Edisi 3. Ghaila Indonesia: Jakarta

Sedarmaynti. 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Mandar Maju: Bandung.

http://nanangbudianas.blogspot.com/2013/02/pengertian-lingkungan-kerja.html

34