Upload
risky-setiawan
View
177
Download
42
Embed Size (px)
Citation preview
MAKALAH MANAJEMEN AGRIBISNIS
SISTEM PEMASARAN PERTANIAN
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4 – AGB 2C
1. NOER A. HASNI (H0812129)2. NUR HANIFAH (H0812134)3. RATNA WIDI ASTUTI (H0812151)4. RISKY SETYAWAN (H0812158)5. ROSELINA DIAN PUTRI (H0812163)
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2013
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem pemasaran produk pertanian yang dilakukan saat ini cenderung
menggunakan sistem dengan pola yang monoton, menganut dari pola-pola
yang sudah ada sebelumnya. Hal ini bisa terjadi dikarenakan kurangnya
pemahaman dan informasi bagi petani terkait harga jual, sistem pemasaran,
dan lain sebagainya. Petani dalam skala usaha keluarga, terkadang cendrung
tidak benar-benar memperhitungkan “untung-rugi” yang mereka keluarkan
dari kegiatan usahatani mereka.
Tenaga kerja yang diambil dari tenaga kerja keluarga rata-rata tidak
dimasukkan dalam biaya produksi. Itulah kenapa apabila ditelusur, petani
sebenarnya cenderung mengalami kerugian dalam usahataninya. Ditambah
dalam berusahatani mereka menggunakan modal yang diperolah dari
berhutang, misalnya dengan sistem “ijon”. Selain kekurangan dalam hal
hitung menghitung terkait masalah biaya produksi yang dikeluarkan. Petani
juga sering mengalami kerugian akibat alur rantai pemasaran yang sedikit
banyak menyebabkan rendahnya harga di tingkat petani, namun ketika barang
tersebut kembali lagi ke petani sudah dengan harga yang jauh melambung
tinggi. Untuk itu diperlukan adanya sistem yang mampu mengatur harga dan
pemasaran produk pertanian sehingga tercipta keseimbangan.
B. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain :
1. Melukiskan aliran produk pertanian melalui sistem pasar ke konsumen
2. Menjelaskan konsep kegunaan bentuk, waktu, tempat, dan pemilikan
3. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi operasional dan
kebijakan harga dan berbagai fungsi dalam proses pemasaran
4. Mengukur biaya pemasaran dan mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi besarnya barang konsumsi yang disediakan pengusaha tani
5. Mengikhtisarkan berbagai program pemerintah yang mempengaruhi proses
pemasaran pertanian.
II. PEMBAHASAN
A. SISTEM PEMASARAN
Pemasaran merupakan proses yang mengakibatkan aliran produk
melalui suatu sistem dari produsen ke konsumen.secara khusus, pemasaran
dapat didefinisikan sebagai telaah pada aliran produk secara fisis dan
ekonomik, dari produsen melalui pedagang perantara ke konsumen.
Pemasaran melibatkan banyak kegiatan yang berbeda,yang menambah nilai
produk pada saat produk bergerak melalui sistem tersebut.
Saluran pemasaran merupakan jejak penyaluran barang dari produsen
ke konsumen akhir. Jenis dan kerumitan saluran pemasaran berbeda-beda
sesuai dengan komoditinya. Pasar kaki lima merupakan saluran pemasaran
yang paling sederhana, yaitu dari produsen langsung ke konsumen. Tetapi
kebanyakan produk diproses lebih lanjut pada tingkat saluran pemasaran yang
berbeda dan melalui banyak perusahaan sebelum mencapai konsumen akhir
Di dalam industri-industri pemasok usaha, sering terjadi tipe
pemasaran yang sama. Pengusaha tani merupakan konsumen, dan manufaktur
dasar perbekalan tani merupakan produsen. Prosedur pemasaran untuk usaha
tani dalam banyak hal sama dengan prosedur pemasaran untuk produk
pertanian yang dijual kepada konsumen.
B. PENINGKATAN KEGUNAAN
Pemasaan diawali dengan penyaluran perbekalan usaha kepada
pengusaha tani, dilanjutkan dengan produk bahan baku pada tingkat
pengusaha tani, dan mencapai puncak dengan produk akhir yang diinginkan
pada tingkat konsumen. Perubahan yang menjadikan produk lebih memiliki
nilai guna sesuai dengan keinginan konsumen disebut penambahan kegunaan
atau utilitas. Semua badan pemasaran mendapatkan keuntungan lebih karena
usahanya menambah kegunaan produk. Misalnya, ketela yang diolah menjadi
keripik akan memiliki nilai jual lebih tinggi dibandingkan dengan ketela yang
tidak diolah. Ada empat jenis kegunaan (utility), yaitu:
1. Guna karena bentuk (form utility)
Sesuatu benda akan berguna karena bentuknya sesuai dengan yang
dibutuhkan. Contoh yang mudah yaitu sapi yang kurus tidak dapat
disembelih. Dengan cara menggemukkan sapi maka sapi yang sudah
gemuk dapat disembelih dan daging yang dihasilkan lebih banyak.
2. Guna karena waktu (time utility)
Sesuatu benda atau barang akan lebih berguna jika memang disaat itu
sangat dibutuhkan dan barang tersebut langka. Contoh jika padi dijual saat
tidak waktu panen raya, pada saat panen raya padi ditampung dulu
dilumbung padi dan saat harga pai sudah naik maka baru dijual.
3. Guna karena tempat (place utility)
Sesuatu benda akan lebih berguna apabila ditempat tersebut lebih
dibutuhkan dan ditempat tersebut tidak menghasilkan benda tersebut
sendiri. Contohnya Indonesia penghasil kopi robusta dan kopi itu akan
lebih bernilai harganya jika dijual ke luar negeri yang tidak menghasilkan
kopi, karena jika dijual di Indonesia sendiri mungkin harganya tidah
setinggi jika dijual di luar negeri.
4. Guna karena hak milik (possesion utility)
Sesuatu benda atau barang akan lebih berguna jika benda tesebut tepat
pada orang yang mu menggunakannya. Contohnya cangkul akan lebih
berguna bahkan sangat berguna untuk para petani, jika cangkul tersebut
dimiliki oleh para pejabat maka cangkul tersebut tidak memiliki nilai guna
lagi. Semua bagian pemasaran mendapatkan nilai tambah karena usahanya
utuk menambah kegunaan. Dengan usahanya juga dapat meningkatkan
keuntungan.
C. EFISIENSI PEMASARAN
Pelaksanaan proses pemasaran harus berlangsung secara efisien.
Efisiensi pemasaran dapat meningkat apabila didukung dengan teknologi dan
prosedur baru yang mendukung. Efisiensi pemasaran didefinisikan sebagai
peningkatan rasio keluaran-masukan, yang umumnya dapat dicapai dengan
salah satu dari empat cara berikut :
1. Keluaran tetap sedangkan masukan menurun
2. Keluaran meningkat sedangkan masukan tetap
3. Keluaran meningkat lebih tinggi dibanding peningkatan masukan
4. Keluaran menurun lebih rendah dibanding penurunan masukan.
Ada dua dimensi berbeda dari efisiensi pemasaran yang dapat
meningkatkan rasio keluaran-masukan, yaitu :
1. Efisiensi operasional
Afisiensi operasional mengukur produktifitas pelaksanaan jasa
pemasaran di dalam perusahaan. Efisiensi operasioanl diukur dengan rasio
keluaran pemasaran terhadap masukan pemasaran.
Afisiensi operasional =
keluaran pemasaranmasukan pemasaran
Tolok ukur efisiensi ini berkaitan dengan kegiatan fisis pemasaran.
Dalam pemasaran, efisiensi operasional sama artinya dengan pengurangan
biaya. Biasanya, peningkatan efisiensi pemasaran dilakukan dengan
penggunaan mesin sebagai pengganti tenaga kerja.
2. Efisiensi Penetapan Harga
Efisiensi penetapan harga mengasumsikan bahwa hubungan
keluaan-masukan dala bentuk fisis tetap. Efisiensi ini berkaitan dengan
keefektifan harga dalam mencerminkan biaya keluaran yang bergerak
melalui sistem pemasaran. Harga yang dibayar konsumen untuk barang-
barang yang dikirimnya dari sistem pemasaran harus mencerminkan
secara tepat biaya pemasaran dan produksi. Harga harus benar-benar sama
dengan semua biaya. Permintaan konsumen tercermin dalam sistem
pemasaran melalui mekanisme harga yang mengakibatkan terjadinya
keuntungan atau kerugian.
Efisiensi harga sering digunakan untuk menilai prestasi kerja pasar.
Apabila pasar didominasi oleh beberapa perusahaan yang bekerjasama
untuk mematok harga tinggi, maka dari segi penetapan harga hal itu
dinilai kurang efisien. Ketidak efektifan harga disebabkan oleh beberapa
hal, yaitu konsumen yang kurang mendapat informasi mengenai alternatif,
perusahaan yang mendominasi pasar karena lokasi atau orang-orangnya
sangat cerdas. Dalam hal ini tidak akan mencerminkan biaya yang
selayaknya.
Efisiensi operasi dapat berbenturan dengan efisiensi harga. Ketika
efisiensi operasional meningkat, efisiensi harga menurun, begitu pula
sebaliknya. Pertentangan tersebut dapat diselesaikan dengan pengujian secara
hati-hati atas nilai tukar-timbal (trade-off) abtara keduanya. Pemerintah dan
profesional pemasaran harus menguji secara objektif alternatif yang
menghasilkan manfaat bersih yang maksimum bagi masyarakat.
D. FUNGSI PEMASARAN
Dalam proses pengaliran barang dari produsen ke konsumen
diperlukan aktivitas, tindakan atau perlakuan-perlakuan untuk memperlancar
perpindahan hak milik barang yang diistilahkan sebagai fungsi
pemasaran.Fungsi pemasaran adalah serangkaian kegiatan fungsional yang
dilakukan oleh lembaga-lembaga pemasaran, baik aktivitas proses fisik
maupun aktivitas jasa, yang ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada
konsumen sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya melalui
penciptaan/penambahan kegunaan bentuk, waktu, tempat dan kepemilikan
terhadap suatu produk. Fungsi-fungsi pemasaran sangat penting untuk
mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi oleh produsen dalam upaya
memuaskan konsumen secara lebih efektif dan efisien. Hambatan-hambatan
tersebut terkait dengan kendala waktu, jarak tempat, kekurangan informasi
pasar, serta adanya perbedaan penilaian dan hak milik terhadap suatu produk.
Secara umum, fungsi pemasaran diklasifikasikan menjadi 3 yaitu
fungsi pertukaran (exchange function), fungsi fisik dan fungsi penyediaan
sarana (facilitating function).
1. Fungsi Pertukaran
Fungsi pertukaran melibatkan kegiatan yang menyangkut
pengalihan hak pemilikan dalam sistem pemasaran. Fungsi pertukaran
yaitu, produk harus dijual dan dibeli sekurang-kurangnya sekali selama
proses pemasaran. Misal :
a. Produsen – Konsumen
b. Produsen – Tengkulak
c. Tengkulak – Pedagang Besar
d. Tengkulak – Pengecer
Didalam proses jual beli terbentuklah harga. Harga terbentuk dari
bertemunya antara penawaran dengan permintaan dalam pasar persaingan.
Pihak yang terlibat bisa banyak, yaitu produsen, tengkulak, pedagang
besar, agen/distributor, pedagang antar kota, pedagang pengecer,
konsumen, dan sebagianya. Pihak-pihak tersebut ada yang mempunyai hak
milik, ada yang tidak tetapi masing-masing mendapat imbalan sesuai
dengan jasanya. Kebanyakan produk Agribisnis dijual/dibeli beberapa kali
selama proses pemasaran tergantung panjang pendeknya saluran
pemasaran.
Fungsi Pertukaran terdiri dari 2 bagian :
a. Penjualan
Sasaran Penjualan adalah menngalihkan barang-barang kepada
pihak pembeli dengan harga yang memuaskan.Pada dasarnya kegiatan
penjualan dapat dilaksanakan sebagai berikut :
1) Penjualan melalui inspeksi (pengawasan, pemeriksaan)
Penjualan melalui pengawasan atau pemeriksaan
dimaksudkan adanya pemberian izin oleh para penjual kepada
pembeli untuk memeriksa adan meneliti semua persediaan dari
pejual sebelum pembeli memilih apa yang kan dibelinya atau untuk
memeriksa semua barang-barang yang dipergunakan di dalam
ruangan penjualan tertentu.
Penjualan dengan cara ini terjadi karena adanya sifat-sifat
tertentu dari barang tadi situasi tataniaganya, di mana :
a) Tidak adanya standarisasi terhadap barang
b) Adanya sifat cepat rusak yang tinggi dari barang
c) Tingkat pembelian yang sangat cepat sehingga lalu-lintas
langganan dan tingkat penjualan akan terganggu
d) Suatu cara memamerkan barang-barang yang akan mendorong
sejumlah pembelian yang terjadi saat bersamaan
e) Adanya tekana kepada tingkat pelayanan sendiri yang tinggi
oleh pembeli-pembelinya atau wakil-wakilnya.
2) Penjualan melalui sampel (selling by sample)
Penjualan melalui sampel berdasarkan kepada prinsip-prinsip
standarisasi , sehingga sampel dari barang yang diperdagangkan
akan merupakan wakil untuk semua unit barang yang akan dijual.
3) Penjualan melalui penggambaran (description)
Penjualan dengan penggambaran terjadi karena ada anggapan
bahwa barang-barang akan bisa digunakan sedemikaian rupa di
daalm katalog-katalog, sehingga dengan demikian tidak satu unit
barang pun perlu ada pada waktu penjualan diselesaikan. Contohnya
adalah penjualan barang yang dilakukan melalui pos dan penjualan
yang dilakukan untuk masa yang akan datang.
4) Penjualan melalui kombinasi
Penjualan kombinasi antara selling by sample, selling by
inspection dan selling by description telah menjadi biasa di dalam
perdagangan yang modern. Penjualan modern biasanya meliputi
kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
a) Penelitian pasar dan perencanaan
Penelitian pasar dipusatkan kepada barang-barang yang
akan dijual, dengan maksud untuk menemukan barang apa yang
diinginkan oleh konsumen.Penelitian akan dihubungkan dengan
persoalan tentang rencana produksi , antara lain harga dari
macam-macam barang, kaulitas barang, kebiasaan dan motif
pembelian dari konsumen.
b) Memperkirakan kesanggupan penjualan (estimating potential of
sales)
Dalam hal ini harus diperhitungkan pendapatan konsumen
serta cara-cara bagaimana pendapatan konsumen tersebut
dibelanjakannya, bagaimana pengaruh harga terhadap permintaan,
pengaruh persaingan dan lain-lain.
c) Pemilihan saluran distribusi
Pemilihan saluran distribusii merupakan sebagian daripada
perencanaan fungsi-fungsi penjualna yang juga mencakup
pengambilan keputusan dengan memperhatikan macam distribusi
mana yang paling efektif.
d) Penentuan syarat-syarat penjualan
Kegiatan ini meliputi penetapan syarat-syarat dan kondisi-
kondisi penjualan di dalam mana tercakup :
i. Syarat-syarat pengiriman misalnya waktu penyerahan dan
pembayaran ongkos angkutan
ii. Cara-cara pembayaran misalnya potongan harga dan kredit
iii. Kualitas serta kuantitas barang yang dijualn
iv. Hal-hal lain yang ada hubungannya dengan penjualan.
e) Membuat kontak dengan pembeli
Kegiatan membuat kontak dengan pembeli meliputi
berbagai kegiatan, diantaranya :
i. Menetapkan pasar. Apakah barangnya akan dijual di daerah
geografis luas atau sempit.
ii. Setelah menetapkan pasar, pihak penjualan harus mencari
pembeli di pasar tersebut , dimana pembeli berada dan
bagaimana kebutuhannya.
iii. Membuat kontak dengan pembeli potensial tersebut dan
mengenbangkannya serta memelihara hubungannya.
f) Pemindahan hak milik atas barang
Kegiatan penjualan dikatakan sudah selesai apabila pihak
pembeli sudah menerima barang dari pihak penjual dan
memilikinya.
b. Pembelian
Pembelian terdiri dari sejumlah kegiatan, antara lain :
1) Penentuan macam, jumlah dan kualitas dari barang-barang yang
akan dibeli.
2) Mencari sumber pebawaran dan pengumpulan barang.
3) Penentuan tempat daripada sumber-sumber penawaran.
4) Mengetahui keadaan pasar baik menginai persedian barang, harga,
macam barang serta barang subsitusinya.
5) Merundingakan syarat-syarat pembelian mencakup keterangan
mengenai macam, jumlah dan kualitas barang yang dikehendaki dan
tanggal penyerahan.
6) Pemindahan hak milik, para pembeli menerima barang dari pihak
penual dan memelikinya
Menurut tujuannya, pembelian yang umum terjadi dapat
dibedakan :
1) Pembelian untuk konsumsi, adalah pembelian oleh lembaga
pemerintah, swasta dan nyonya rumah tangga untuk keperluan
konsumsinya.
2) Pembelian untuk bahan dasar adalah pembelian oleh pabrik untuk
dikadikan barang jadi.
3) Pembelian untuk dijual lagi, adalah pembelian oleh pedagang untuk
dijual lagi.
2. Fungsi-fungsi Fisis
Fungsi fisis tertentu harus dilaksanakan, seperti pengangkutan,
penggudagan dan pemrosesan produk. Mengingat sifat produk pertanian
yang musiman, mudah rusak dan tidak tahan lama, membuat fungsi fisis
sangat perlu diperhatikan. Mudah rusaknya komoditi pertanian membuat
perlua adanya penanganan khusus pada saat pendistribusian dan
pengangkutan, seperti pengemasan yang tepat untuk setiap jenis produk,
pengiriman dengan sarana transportasi dengan lemari pendingin, dan
sebagainya.
Beberapa komoditi pertanian yang bersifat musiman, tidak
mungkin memenuhi permintaan pasar setiap saat dalam bentuk segar.
Sehingga pada saat tidak musimnya, konsumen tidak dapat
mendapatkannya. Tetapi dalam bentuk olahan, memungkinkan produsen
dan pemasar memenuhi permintaan sepanjang tahun. Untuk itulah
diperlukan fungsi fisis berupa pemrosesan produk. Adanya kegiatan
pemrosesan, berarti juga sangat terkait dengan kebutuhan penyimpanan
dan penggudangan untuk mengatur stok.
a. Pengangkutan
Pengangkutan (transport) berarti bergeraknya atau perpindahan
barang-baramng dari tempat produksi atau rtempat penualan ke tempat-
tempat di mana barang-barang tersebut akan dipakai. Dengan demikian
fungsi pengangkutan menciptakan kegunaan tempat. Apabila fungsi
pengangkutan dilakukan tepat waktunya maka fungsi ini akan
menciptakan kegunaan waktu atas barang dagangan.
b. Penyimpanan
Penyimpanan berarti menahan barang-barang selama jangka
waktu antara dihasilkan atau diterima sampai dengan dijual. Dengan
demikian penyimpanan menciptakan kegunaan waktu, disamping
bertendensi meratakan harga.
Brunk and Darrah mengemukakan 4 alasan kenapa
dilakukannya penyimpanan :
1) Sifat musiman dari kebanyakan produksi
2) Permintan untuk berbagai produk berlangsung sepanjang tahun
3) Alasan-alasan yang terdapat dalam waktu yang diperlukan untuk
pelaksanaan berbagai pelayanan pemasaran misalnya dalam waktu
menunggu pengangkutan, pengolahan dan selama pembelian dan
penjualan.
4) Untuk mendapatkan harga yang lebih baik
Ada 3 macam biaya yang dikeluarkan oleh para penyimpan
barang, yaitu :
1) Sewa gudang, terrtmasuk ongkos handling dan ongkos perlengkapan
ruangan dengan temperatur dan “humidity” yang sesuai dengan
kondisi barang.
2) Bunga (interest) untuk kapital yang ditanam pada barang simpanan.
3) Ongkos-ongkos seerti pengeluran untuk menutupi penurunan nilai
barang dalam penyimpanan (kekeringan atau susut berat, kerusakan)
Penyimpanan memgandung 3 resiko penting, yaitu :
1) Resiko yang berhubungan dengan perubahan harga
2) Merosotnya kualitas
3) Berkurangnya jumlah barang
c. Pemrosesan
Dalam kegiatan pemrosesan ini, para pemroses mengambil
produk bahan baku utama dan mengubahnya dalam bentuk yang lebih
diinginkan konsumen. Di sinilah para pemroses memainkan peran
penting dalam memenuhi permintaan konsumen. Pemrosesan dapat
melibatkan hanya satu perusahaan dalam saluran pemasaran, tetapi
dapat juga melibatkan tiga atau empat perusahaan, yang masing-masing
secara bergantian menambah bentuk lain dari kegunaan bentuk.
3. Fungsi Penyediaan Sarana
Fungsi penyediaan sarana adalah kegiatan-kegiatan yang menolong
system pasar untuk beroperasi lebiha lancar. Hal ini memungkinkan
pembeli, penjual, pengangkut, dan pemroses untuk menjalankan tugasnya
tanpa terlibat dengan resiko atau pembiayaan. Selain itu, untuk
mengembangkan rencana pemasaran yang tersusun dengan baik.
a. Informasi Pasar
Sistem pemasaran yang efisien menuntut agar pihak-pihak yang
berperan serta dalam pemasaran diberi informasi dengan baik. Pembeli
memerlukan informasi mengenai sumber-sumber penawaran, penjual
mencari informasi mengenai mutu, harga, dan sumber-sumber produksi.
Dalam hali ini pemerintah bertanggung jawab untuk melaporkan harga,
produksi, disposisi dan pemanfaatan statistika pada berbagai pasar
secara berkala agar para “peserta” pasar mngetahui lebih banyak
mengenai apa yang akan terjadi di masa mendatang.
b. Penanggung Risiko
Pemilik komiditi menghadapi risiko sepanjang saluran
pemasaran. Risiko ini dapat dibagi ke dalam dua golongan umum:
risiko fisis, seperti angin, kebakaran, hujan es, banjir, pencurian, dan
kerusakan, serta risiko pasar. Kebanyakan risiko fisis dapat mengetahui
kemungkinan terjadinya kerugian dan kerusakan, sehingga dapat
menutup/membeli asuransi untuk melindungnya terhadap hamper
semua kerugian. Pembeli asuransi mengalihkan risiko kepada pihak lain
yakni perusahaan asuransi. Sebaliknya, risiko pasar sulit untuk
ditanggani. Risiko pasar mencakup kemungkinan penyimpangan harga,
perubahan selera konsumen, atau perubahan sifat dasar persaiangan.
Umumnya, perusahaan asuransi tidak akan memberikan polis untuk
melindungi risiko pasar karena tidak mungkin untuk menghitung
kemungkinan kerugiannya secara cermat.
Perubahan harga merupakan salah satu risiko pasar yang sangat
penting bagi produsen dan agribisnis. Produsen seringkali berharap untuk
memperbaiki efisiensi pemasaran dengan memperoleh harga yang lebh
tinggi, tetapi hal in sulit dilaksanakan.
Ada empat teknik untuk membantu para produsen dan pemasar
dalam mengalihkan atau mengurangi risiko pasarnya: (1) diversifikasi (2)
integrasi vertical (3) pengadaan kontak terlebih dahulu, dan (4) hedging
serta pasar mendatang.
(1) Diversifikasi (penganekaragaman) adalah teknik penambahan
beberapa lini bisnis kepada lini bisnis yang telah ada dengan risiko
yang berbeda, sehingga kemungkinan kerugian dalam satu lini ditutup
oleh kemungkinan keuntungan dari lini lainnya.
(2) Integrasi vertikal terjadi apabila organisasi melaksanakan fungsi
pemasaran lain sebagai tambahan kepada fungsi utamanya, sehingga
menjadi kurang tergantung pada organisasi lain. Beberapa pengecer
bahan pangan sekarang memberi label atau bahkan membuat merk
makanan kalengan sendiri.
(3) Pengadaan kontrak di muka sebenarnya hanyalah merupakan proses
pembuatan kesepakatan persetujuan antara pembeli dan penjual guna
menetapkan harga untuk beberapa pengiriman produk pada masa
mendatang. Persetujuan ini sepenuhnya meniadakan risiko fluktuasi
harga baik bagi pembeli maupun penjual.
(4) Hedging dan pasar masa mendatang adalah system lain untuk
mengalihkan risiko perubahan harga dari satu pihak ke pihak lain.
Karena tidak seorang pun dapat secara tepat meramalkan
kemungkinan risiko pasar, maka estimasi mengenai permintaan dan
harga merupakan hal yang paling perlu dipertimbangkan. Estimasi
terbaik adalah dengan mendasarkannya pada terkaan atau dugaan
mengenai masa depan pasar.
Pasar masa mendatang tidak bersangkut-paut dengan produksi fisis,
tetapi dalam bentuk “janji”. Yaitu, para pedagang membeli atau menjual janji
untuk mengirimkan produk pada tanggal tertentu di masa mendatang.
Sepanjang pedagangan di masa mendatang menutupi setiap transaksi yang
berlawanan dengan jumlah yang sama, maka, mereka tidak akan pernah
menerima atau mengirim produk dalam bentuk nyata. Namun, pasar masa
mendatang bukan sekedar pemainan judi. Kegunaannya sangat besar.
Penggabungannya dengan pasar tunai (pasar dimana komoditi secara fisis
beralih tangan), akan sangat banyak mengurangi risiko pasar.
Agribisnis yang memasarkan produk usaha tani menggunakan pasar
mendatang dengan melindungi para pembelinya. Kebanyakan perusahaan
pemasaran pertanian, khususnya pergudangan gandum, lebih suka mencari
untung dari penyimpanan, penggolongan mutu, dan penanganan daripada dari
fluktuasi harga, selama mereka memiliki produk.untuk melakukan ini mereka
harus membuat transaksi pengimbang secepat mungkin baik di pasar tunai
maupun di pasar masa pendtang.
Standarisasi dan Penggolongan Mutu, Penggolongan mutu produk
pertanian ke dalam keas atau golongan standar sangat mempermudah proses
usaha pembelian dan penjualan serta membantu sistem pemasaran bekerja
secara lebih efisien. Ini merupakan sistem yang telah sangat ditingkatkan dan
mencakup hamper semua komiditi pertanian. Pembiayaan setiap produk pasti
ada pemiliknya. Pembiayaan disedikan oleh perusahaan pemasaran yang
secara benar-benar membeli dan memegang hak pemilikan atas produk yang
bersangkutan.
Tidak semua badan pemasaran benar-benar memegang hak pemilikan
atas produk yang mereka pasarkan. Para agen yang bertindak atas nama
perusahaan pemasaran lain dan bahkan ada kalanya atas nama produsen,
memberikan jasa mereka tanpa memiliki produk. Perantaraan dan komisioner
mempertemukan pembeli dan penjual, tetapi, dibandingkan dengan pemilik
mereka menanggung risiko yang lebih kecil.
Masing-masing fungsi ini harus dilaksanakan dalam pemasaran setiap
produk. Hak milik dan situasi nyata yang dihadapi oleh seseorang yang
melaksanakan fungsi tertentu, dapat berbeda-beda dari agribisnis yang satu ke
agribisnis lainnya, tetapi pada beberapa “titik” dalam saluran pemasaran
setiap kegiatan ini harus dilakukan.
E. BIAYA PEMASARAN
Biaya pemasaran merupakan biaya–biaya yang terjadi untuk
melaksanakan kegiatan pemasaran produk. Contohnya adalah biaya iklan,
biaya promosi, biaya angkutan dari gudang perusahaan kegudang pembeli, gaji
karyawan bagian–bagian yang melaksanakan kegiatan pemasaran, biaya contoh
(sampel). Jasa pertanian yang kini semakin dituntut untuk meningkat (built-in
service) secara bertahap telah memperbesar biaya pemasaran secara dramatis.
Biaya pemasaran seringkali diukur dengan marjin pemasaran yang
menunjukkan bagian dari pembayaran konsumen untuk menutup biaya yang
dikeluarkan dalam proses pemasaran.
Kecenderungan biaya pemasaran serta bagian yang tersisa bagi
pengusaha tani ditinjau dari beberapa jenis bahan pangan. Semakin banyaknya
pertambahan jasa yang mahal kepada produk, maka presentase bagian
pengusaha tani dari harga produk akhir semakin menciut. Hal ini
menunjunkkan bahwa baik biaya pemasaran maupun harga produk pertanian
sudah semakin meningkat. Tetapi penciutan bagian para petani tidak perlu
khawatirkan bahwa permintaan produk pertanian akan jatuh. Secara absolut,
permintaan akan semakin meningkat sebab proses pemasaran dapat
menciptakan lebih banyak ragam dan jenis produk pada tingkat pengecer.
Tetapi persentase bagian pengusaha tani yang rendah ini telah mendapat kritik
dari berbagai pihak. Kadar pemrosesan tambahan untuk komoditi mentah
pertanian sangat berkaitan erat dengan bagian akhir pengusaha tani. Kadar
pemrosesan tersebut sangat beraneka ragam dan banyak sekali sebabnya. Akan
tetapi, pada dasarnya terdapat empat karakteristik utama:
1) Kadar kerusakan
2) Besarnya (bulkiness) produk
3) Sifat musiman
4) Perbedaan bentuk antara produk mentah dan produk akhir.
F. PEMERINTAH DAN PEMASARAN
Dampak pemerintah terhadap pasar khususnya terasa dalam bidang
pertanian, sebab program pemerintah mempengaruhi produksi dan pemasaran,
sehingga berkaitan erat dengan agribisnis yang menjual kepada pengusaha tani
atau ke pasar produk usaha tani. Dampak pemerintah terhadap produksi usaha
tani contohnya adalah program pertanian yang dirancang untuk melindungi
standar kehidupan para pengusaha tani, bersama dengan kebijakan
perdagangan internasional yang dapat menyebabkan harga produk pertanian
berfluktuasi secara dramatis. Perundang-undangan yang melindungi konsumen,
yang mengatur pemberian label dan iklan, dan undang-undang makanan serta
obat-obatan murni yang mengawasi penggunaan bahan pengawet pada
makanan, sangat berpengaruh terhadap cara pemasaran dan biaya pemasaran.
Dinas informasi pasar yang dibiayai pemerintah, laporan berkala mengenai
hasil panen dan hewan ternak, dan prakiraan cuaca pertanian merupakan
contoh yang baik dari program pemerintah yang dapat memperbaiki efisiensi
pemasaran.
Begitu banyak pengusaha tani mandiri, yang semuanya menghasilkan
produk-produk yang hampir sama, sehingga jumlah penawaran dengan mudah
dapat melebihi jumlah permintaan dan harga produk akan menurun. Oleh
karena itu pemerintah ikut campur tangan langsung dalam pertanian, contohnya
ialah pendirian Korperasi Kredit Komoditi (KKK) pada tahun 1933. KKK
memberikan kredit nonrecourse (tanpa ikut menanggung resiko akibat
terjadinya keadaan yang lebih buruk) kepada pengusaha tani. Program utama
lainnya dari pemerintah yang mempengaruhi pertanian adalah sistem
pembatasan garapan (set aside).
Perwujudan dari setiap rencana untuk melindungi usaha tani adalah
konsep dari apa yang disebut “harga yang wajar”. Konsep kesamaan atau
paritas harga ditentukan oleh “Akta Penyesuaian Pertanian” 1933. Persamaan
harga paritas yang dihitung untuk setiap komoditi pertanian merupakan harga
wajar yang akan memberi pengusaha tani derajat daya beli yang sama antara
periode berjalan dengan periode penetapan. Rasio paritas, sebagaimana
diperbaiki pada tahun 1948, dapat dihitung sebagai berikut:
Hargarata−rata yang diterima10 tahunterakhir
Indeks rata−rata dari semua hargayangditerima , 10 tahunterakhir
x Indeks saat iniuntuk hargayang dibayar=Harga paritas
Tujuan dari masing-masing program yang dilakukan pemerintah ini
adalah untuk menstabilkan harga dan tingkat pengembalian hasil produksi pada
pengusaha tani. Diharapkan bahwa dengan program pemerintah ini, dapat
menanggulangi pengaruhnya yang merugikan dari fluktuasi harga jangka
pendek dan harga pasar akan tetap mendekati tingkat keseimbangan jangka
panjang. Pemerintah berharap dapat meninglatkan pasar pertanian yang
bersaing melalui skema ini.
III. PENUTUP
B. Kesimpulan
Perpindahan perbekalan usaha tani dan jasa kepada pengusaha tani, dan
aliran produk pertanian dari usaha tani kepada konsumen akhir berlangsung di
dalam sistem pemasaran pertanian. Sistem pemasaran pertanian melibatkan
banyak komponen yang membentuk fungsi dasar pemasaran berupa pembelian,
penjualan, pengangkutan, penyimpanan, pemrosesan, penyediaan informasi,
penyediaan risiko, pembiayaan, dan penetapan standar produk-produk
pertanian. Masing-masing fungsi pasar memberi sumbangan terhadap nilai
akhir atau kegunaan produk, yaitu kegunaan bentuk, waktu, tempat, dan
kepemilikan.
Pemasaran merupakan kegiatan yang mahal. Biayanya diukur dengan
margin pemasaran, yaitu bagian dari harga beli konsumen yang diperlukan
untuk menutup biaya pemasaran. Konsumen menuntut agar produk tani yang
mereka beli semakin siap pakai, sehingga bagian pengusaha tani dari harga beli
konsumen sudah semakin kecil.
C. Saran
Untuk menciptakan keseimbangan sehingga pengusaha tani tidak
merugi diperlukan pembatasan terhadap sistem pasar agar lebih mudah
menyerap dan menjamin bahwa pasar mencerminkan keinginan konsumen.
Pemerintah juga berkewajiban mengatur dan mengendalikan produk usaha tani
melalui jatah produksi dan program pendukung harga pasar. Selain itu
diperlukan peraturan perundang-undangan dan badan-badan yang bertugas
memantau kegiatan bisnis secara berkesinambungan guna menjamin
perdagangan yang wajar dan menyediakan informasi pasar kepada produsen
dan konsumen.