Makalah Mata Kuliah Pancasila

Embed Size (px)

DESCRIPTION

mantap

Citation preview

MAKALAH MATA KULIAH PANCASILAPERMASALAHAN ETIKA POLITIK DI INDONESIA

Disusun Oleh:Jabal Nasar Saladin115.130.014Kelas C

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKAFAKULTAS TEKNOLOGI MINERALUNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN YOGYAKARTA 2014KATA PENGANTARAssalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karuniaNya sehingga makalah Pancasila ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Tujuan pembuatan makalah ini adalah agar mahasiswa dapat memahami masalah-masalah politik di Indonesia. Mengingat dalam waktu dekat ini akan diadakan pemilihan presiden untuk periode 2014-2019. Selain itu juga agar mahasiswa dapat memahami etika dalam berpolitik.

Akhir kata wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

DAFTAR ISIKata pengantarDaftar IsiLatar BelakangPokok PermasalahanKesimpulanDaftar Pustaka

Latar BelakangPolitik itu erat kaitannya dengan demokrasi. Demokrasi dipandang sebagai sebagai sesuatu yang penting karena nilai-nilai yang dikandungnya sangat diperlukan sebagai acuan untuk menata kehidupan berbangsa dan bernegara yang baik (Permasalahan Demokrasi Di Indonesia. 2013. p, Online). Demokrasi adalah alat yang digunakan agar pemerintahan berjalan dengan sebagaimana mestinya. `Apa itu politik? Menurut bahasa, politik berasal dari bahasa Yunani yang berasal dari kata polis yang artinya kota dan teta yang artinya urusan (Pengertian Politik(Artikel Lengkap). 2014. p, Online). Lalu, menurut para ahli politik adalah sebagai berikut. Pengertian politik menurut aristoteles adalah upaya atau cara untuk memperoleh sesuatu yang dikehendaki. Pengertian politik menurut Joice Mitchel adalah pengambilan keputusan kolektif atau pembuatan kebijaksanaan umum untuk masyarakat seluruhnya. Pengertian politik menurut Johan Kaspar Bluntschli adalah ilmu yang memerhatikan masalah kenegaraan, dengan memperjuangkan pengertian dan pemahaman tentang negara dan keadaannya, sifat-sifat dasarnya, dalam berbagai bentuk atau manifestasi pembangunannya. Pengertian politik menurut F. Soltau adalah ilmu yang mempelajari negara, tujuan-tujuan negara, dan lembaga-lembaga yang akan melaksanakan tujuan itu; hubungan antar negara dengan warganegaranya serta dengan negara-negara lain. Pengertian politik menurut Prof. Miriam Budiardjo adalah bermacam-macam kegiatan yang menyangkut penentuan tujuan-tujuan dan pelaksanaan tujuan itu.(Pengertian Politik(Artikel Lengkap). 2014. p, Online)

Secara umum, politik adalah usaha-usaha untuk kepentingan umum, baik yang berada dibawah kekuasaan negara di pusat maupun di daerah. Dari definisi secara umum inilah seharusnya politik di negara kita bisa mengusahakan kepentingan umum agar rakyat bisa sejahtera.

Penerapan etika politik di Indonesia seharusnya mengacu pada poin-poin berikut ini.1. Membuat masyarakat menjadi kritis2. Mengembangkan kebiasaan meneliti3. Kepentingan umum daripada pribadi atau golongan4. Menghormati perbedaan5. Penerapan hukum6. Mengurangi privasi7. Beriman8. Terbukanya ruang public(Etika Politik Di Indonesia. 2012. p, Online)

Pokok PermasalahanBahwasannya di Indonesia banyak sekali kasus-kasus pelanggaran etika politik yang dilakukan oleh pelaku-pelaku pemerintahan. Entah itu di lembaga eksekutif dan legislatif. Politik diselenggarakan untuk kepentingan pribadi dan golongan. Karena itulah, kata kepentingan sangat melekat dengan kata politik.Banyak sekali upaya pelanggaran politik yang dilakukan dan banyak juga caranya. Diantaranya adalah: Menekan oposisi Penjelasan yang direkayasa dan tidak ada hubungannya dengan kepentingan isu Pengalihan perhatian Pengungkapan minimum atas isu yang mengurangi daya kritis public Pengulangan berkelanjutan akan suatu isu dengan tujuan mendesakkan ide individu atau kolektif Serangan fajar sebelum pemilihan, dengan menggunakan amplop berisi uang Negosiasi nominal atas suatu posisi(Etika Politik Di Indonesia. 2012. p, Online)Hal ini sangat menghawatirkan karena bukan hanya terjadi pembunuhan karakter antarpemimpin nasional dengan memunculkan isu penyerangan pribadi, namun juga politik kekerasan pun terjadi. Para elite politik yang saat ini cenderung kurang peduli terhadap terjadinya konflik masyarakat dan tumbuhnya budaya kekerasan. Elite bisa bersikap seperti itu karena mereka sebagian besar berasal dari partai politik atau kelompok-kelompok yang berbasis primordial sehingga elite politik pun cenderung berperilaku yang sama dengan perilaku pendukungnya. Bahkan elite seperti ini merasa halal untuk membenturkan massa atau menggunakan massa untuk mendukung langkah politiknya. Elite serta massa yang cenderung berpolitik dengan mengabaikan etika, mereka tidak sadar bahwa sebenarnya kekuatan yang berbasis primordial di negeri ini cenderung berimbang. Jika mereka terus berbenturan, tak akan ada yang menang.

Berikut inilah contoh kasus pelanggaran etika politik di Indonesia. Dilansir dari Republika.co.id. REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus politik uang mendominasi pelanggaran Pemilu Legislatif (Pileg) 2014. Kesimpulan itu terungkap dari hasil teropong pemberitaan pengamanan pemilu yang telah dilakukan Indonesia Indicator (I2), lembaga riset berbasis piranti lunak Artificial Intelligence (AI) untuk menganalisis indikasi politik, ekonomi, sosial di Indonesia melalui pemberitaan (media mapping).

Direktur Komunikasi I2, Rustika Herlambang mengungkapkan, dalam dua bulan terakhir, terdapat 14.556 pemberitaan terkait pengamanan pemilu legislatif di Indonesia. Dari data tersebut, kata dia, terdapat sebanyak 3.318 atau 23 persen yang memuat pemberitaan tentang pelanggaran pemilu.

"Bentuk pelanggaran yang paling banyak mendapatkan sorotan media adalah politik uang (1.716 ekspos)," ujar Rustika dalam siaran pers yang diterimaROL,Ahad (11/5). Sedangkan, kasus penggelembungan suara (593 ekspos), pemilu ulang atau pencoblosan ulang (393 ekspos), pelanggaran kode etik (315 ekspos), serta penghitungan ulang (301 ekspos).

Rustika menegaskan, pelanggaran pemilu terbanyak mendapatkan sorot media adalah politik uang (52%), penggelembungan suara (18%), pemilu ulang atau pencoblosan ulang (12%), pelanggaran kode etik (9%), serta penghitungan ulang (9%).

"Khususnya tentang politik uang, situasi ini dibicarakan di seluruh propinsi di Indonesia. Inilah catatan besar untuk penyelenggaraan pilpres yang lebih baik," cetus Rustika.

Dominannya kasus politik uang, kata dia, menjadi catatan besar terkait kualitas Pemilu Legislatif 2014. Menurut dia, terdapat banyak indikasi pelanggaran (electoral fraud) di beberapa wilayah. "Aksi politik uang, terjadi secara masif di seluruh daerah di Indonesia."

Berdasarkan pemberitaan media, politik uang banyak terjadi di wilayah Sumatra Barat, Riau, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Papua. "Ekspos tentang politik uang di sejumlah daerah itu lebih besar dibandingkan daerah lainnya di seluruh Indonesia," papar Rustika.

Sementara itu, dari data divisi Humas Mabes Polri, tidak semua propinsi di Indonesia melaporkan adanya politik uang. Kasus politik uang yang masuk terbanyak dari Sulawesi Tengah (10 kasus), Bengkulu (8), NTT (7), Gorontalo (6), Jawa Tengah (5), Sulsel (5), Sultra (4 kasus), Jatim (4), Sulut (3), Maluku (3), dan Bali (2). Sementara Maluku Utara, Papua, Sumut, Sumbar, Riau, Kepri, Banten, DIY rata-rata masuk satu kasus.

Menurut Rustika, pelanggaran lain yang cukup banyak dibicarakan media adalah penggelembungan suara, administratif, dan penyalahgunaan kewenangan oleh penyelenggara Pemilu.

Kasus tersebut terjadi di Riau, Sidoarjo, Sampit, Seluma, Balikpapan, Jawa Tengah, Aceh, Jawa Barat, Sumbawa, Kalimantan Timur, Flores Timur, Pontianak, Yogyakarta, Batam, Sumatera Utara, Jawa Timur, Lampung, Sumatera Selatan, Sulawesi Utara, Kalimantan Barat.

"Data media juga menunjukkan sejumlah pelanggaran kode etik pemilu dilakukan oleh penyelenggara, seperti gratifikasi, suap, pelanggaran administratif dan penggelembungan suara," papar Rustika.

Maraknyaelectoral fraudpada saat pemilu legislatif, kata Rustika, sangat mengkhawatirkan. "Bukan hanya pada kualitas hasil Pemilu Legislatif 2014, namun juga terkait dengan proses pemilu Presiden pada Juli yang akan datang."

Menanggapi hasil penelitian I2 itu, Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Prof Komaruddin Hidayat mengatakan, konsekuensi dan implikasi dari politik uang membuat ongkos politik amat mahal, baik yg ditanggung parpol maupun para caleg.

"Implikasi lebih jauh adalah mereka berusaha mengembalikan modal yang sudah keluar dan juga mengumpulkan dana untuk biaya politik berikutnya," tutur Komaruddin.

Dengan begitu, kata dia, sangat bisa dipahami dan ditebak jika para politisi terlibat korupsi.

KesimpulanUntuk menyimpulkan makalah ini, politik adalah usaha-usaha untuk kepentingan umum, baik yang berada dibawah kekuasaan negara di pusat maupun di daerah. Penerapan etika politik di Indonesia seharusnya mengacu pada poin-poin berikut ini.1. Membuat masyarakat menjadi kritis2. Mengembangkan kebiasaan meneliti3. Kepentingan umum daripada pribadi atau golongan4. Menghormati perbedaan5. Penerapan hukum6. Mengurangi privasi7. BerimanBanyak sekali upaya pelanggaran politik yang dilakukan dan banyak juga caranya. Diantaranya adalah: Menekan oposisi Penjelasan yang direkayasa dan tidak ada hubungannya dengan kepentingan isu Pengalihan perhatian Pengungkapan minimum atas isu yang mengurangi daya kritis public Pengulangan berkelanjutan akan suatu isu dengan tujuan mendesakkan ide individu atau kolektif Serangan fajar sebelum pemilihan, dengan menggunakan amplop berisi uang Negosiasi nominal atas suatu posisiMaka, di Indonesia politik masih tidak berjalan dengan sebagaimana mestinya.