19
MAKALAH MEDIA DALAM PELATIHAN MAKALAH MEDIA DALAM PELATIHAN I. PENDAHULUAN Pelatihan merupakan suatu bentuk, pembelajaran yang bermuara pada perubahan sehingga peran seorang pelatih adalah bertanggung jawab terhadap terjadinya perubahan sikap dan perilaku orang-orang yang dilatih karena sikap manusia dan prosesnya yang dinamis. Dalam strategi pembelajaran aktif untuk orang dewasa lebih mengembangkan teknik yang bertumpu pada pengalaman dalam hal ini dikenal dengan proses belajar berdasarkan pengalaman. Hal ini menimbulkan implikasi terhadap pemilihan penggunaan metode pembelajaran. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat, dalam hal ini penggunaan berbagai metode pembelajaran pada dasarnya merupakan untuk melibatkan peserta palatihan.[1] Pembelajaran bagi orang dewasa harus dibuat menarik sehingga pembelajaran menjadi hal yang menyenangkan. Bila keadaan ini tercipta maka diharapkan semua peserta siap menerima mengembangkan informasi ilmu bahkan dapat menyelesaikan individual semakin menjadi matang sesuai dengan perjalanan waktu, maka kesiapan belajar bukan ditentukan oleh kebutuhan paksaan akademik ataupun biologisnya tetapi lebih banyak ditentukan oleh tuntutan perkembangan perubahan tugas peranan sosialnya. Proses pelatihan dimulai sejak perancangan, pelaksanaan hingga evaluasi. II. RUMUSAN MASALAH A. Apa pengertian media pelatiha B. Bagaimana pentingnya media pelatihan? C. Apa saja jenis-jenis media? D. Bagaimana kriteria pemilihan media? E. Bagaimana diklat sebagai proses komunikasi? III. PEMBAHASAN A. Pengertian media pelatihan Media pelatihan merupakan salah satu komponen yang penting dalam sistem pelatihan manajemen, karena berfungsi sebagai unsur penunjang proses pembelajaran, menggugah gairah dan motivasi belajar. Pemilihan dan penggunaan media pelatihan supaya mempertimbangkan (1) tujuan pembelajaran, (2) materi pelatihan, (3) ketersediaan media itu sendiri, (4) kemampuan pelatih yang akan menggunakannya.

Makalah Media Dalam Pelatihan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pendidikan latihan

Citation preview

Page 1: Makalah Media Dalam Pelatihan

MAKALAH MEDIA DALAM PELATIHANMAKALAH MEDIA DALAM PELATIHAN

       I.           PENDAHULUANPelatihan merupakan suatu bentuk, pembelajaran yang bermuara pada perubahan

sehingga peran seorang pelatih adalah bertanggung jawab terhadap terjadinya perubahan sikap dan perilaku orang-orang yang dilatih karena sikap manusia dan prosesnya yang dinamis.

Dalam strategi pembelajaran aktif untuk orang dewasa lebih mengembangkan teknik yang bertumpu pada pengalaman dalam hal ini dikenal dengan proses belajar berdasarkan pengalaman.

Hal ini menimbulkan implikasi terhadap pemilihan penggunaan metode pembelajaran.        Pemilihan metode pembelajaran yang tepat, dalam hal ini penggunaan berbagai metode pembelajaran pada dasarnya merupakan untuk melibatkan peserta palatihan.[1]

Pembelajaran bagi orang dewasa harus dibuat menarik sehingga pembelajaran menjadi hal yang menyenangkan. Bila keadaan ini tercipta maka diharapkan semua peserta siap menerima mengembangkan informasi ilmu bahkan dapat menyelesaikan individual semakin menjadi matang sesuai dengan perjalanan waktu, maka kesiapan belajar bukan ditentukan oleh kebutuhan paksaan akademik ataupun biologisnya tetapi lebih banyak ditentukan oleh tuntutan perkembangan perubahan tugas peranan sosialnya. Proses pelatihan dimulai sejak perancangan, pelaksanaan hingga evaluasi.

    II.           RUMUSAN MASALAHA. Apa pengertian media pelatiha B. Bagaimana pentingnya media pelatihan? C.     Apa saja jenis-jenis media? D.    Bagaimana kriteria pemilihan media? E.     Bagaimana diklat sebagai proses komunikasi? 

 III.            PEMBAHASANA.    Pengertian media pelatihan Media pelatihan merupakan salah satu komponen yang penting dalam sistem pelatihan manajemen, karena berfungsi sebagai unsur penunjang proses pembelajaran, menggugah gairah dan motivasi belajar. Pemilihan dan penggunaan media pelatihan supaya mempertimbangkan (1) tujuan pembelajaran, (2) materi pelatihan, (3) ketersediaan media itu sendiri, (4) kemampuan pelatih yang akan menggunakannya. 

Media pelatihan secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapoat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau keterampilan belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian, sumber, lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk pelatihan.

Sedangkan menurut Briggs media pelatihan adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi materi pembelajaran seperti: buku, film, video dan sebagainya. Kemudian menurut National Education Associaton mengungkapkan bahwa media adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang dengar, termasuk teknologi perangkat keras.

Posisi media pembelajaran atau pelatihan oleh karena proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem, maka media pelatihan menempati posisi yang cukup penting sebahgai salah satu komponen sistem pembelajaran. Komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal.

Page 2: Makalah Media Dalam Pelatihan

Dari pendapat diatas disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.[2]

Tujuan adanya pelatihan adalah untuk mempermudah pelatihan, meningkatkan efisiensi pelatihan dan sebagainya. Pendidikan dan pelatihan (Diklat) merupakan satu kesatuan yang harus didapatkan dari hasil diklat yang diikuti. Dalam memberikan materi pembelajaran terhadap peserta diklat, salah satu yang mendukung dalam proses pembelajaran adalah bagaimana seorang fasilitator dapat menggunakan media pembelajaran. Karena hal ini akan sangat membantu peserta dalam memahami materi yang diberikan oleh fasilitator sebaliknya fasilitator juga akan lebih mudah dalam mengekspresikan pengetahuan yang diberikan kepada peserta diklat.

Seharusnya aktivitas pelatihan memiliki komponen pengantar, komponen utama, dan komponen perangkum yang secara pararel merupakan keseluryhan struktur dari sesi pelatihan. Dalam pengantar pelatihan, sediakan deskripsi singkat dari tujuan dan materi (Contents) aktivitas pelatihan.[3]

Saat anda mengembangkan aktivitas pelatihan, pilih metode pelatihan yang sesuai yang akan membantu anda dalam objectives yang telah dibuat. Misalnya, mengembangkan skills akan dicapai dengan baik melalui pemodalan (modeling), praktik, dan feedback. Adapun penerimaan informasi dapat dicapai melalui diskusi kelompok atau kerja kelompok yang besifaf kolaboratif. Desain pelatihan yang efektif biasanya mengabungkan sejumlah metode pelatihan yang kaitannya dengan hal-hal: (a) gaya belajar peserta, (b) prinsip belajar orang dewasa (andragogy learning), (c) ukuran kelompok, (d) pengalaman atau tingkat pendidikan peserta, (e) jenis skills atau pengetahuan yang akan dipresentasikan.

Kegiatan pelatihan erat kaitannya dengan pekerjaan peserta sekarang atau tugas-tugas yang akan datang dibebankan kepadanya pada masa yang akan datang. Jika tidak ada kaitannya dengan pekerjaan peserta, maka kegiatan tersebut mungkin berupa program pendidikan, tetapi tidak disebut pelatihan.

Pelatihan kaitannya dengan pendidikan. Dilihat dari berbagai kemampuan yang ingin dikembalikan seperti disebutkan di atas, maka jelaslah bahwa pelatihan berarti juga pendidikan. Bila dilihat dari segi pendidikan, maka latihan tercakup di dalamnya. Dalam UU NO. 2 Tahun 1989 disebutkan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan-latihan bagi perannya di masa yang akan datang. Pelatihan juga sesungguhnya merupakan salah satu bentuk pembinaan ketenangan yang dikenal sebagai pembinaan fungsional yang dilakukan oleh balai diklat disamping pembinaan melekat oleh atasan langsung.

Fungsi pelatihan untuk memperbaiki perilaku (performance) kerja para peserta pelatihan itu dan mempersipakan promosi ketenagaan kerja pada jabatan yang lebih tinggi yakni jabatan kepengawasan dan manajemen.

Perbaikan dan peningkatan perilaku kerja bagi tenaga kerja sangat diperlukan agar lebih mampu melaksanakan tugas-tugasnya dan diharapkan lebih berhasil dalam upaya pelaksanaan program kerja organisasi/lembaga. Perilaku yang perlu diperbaiki dan dikembangkan meliputi aspek-aspek: pengetahuan, keterampilan, dan sikap kepribadian yang dituntut oleh tugas pekerjaannya.[4]  

B.     Pentingnya media pelatihanPenggunaan media dalam proses pelatihan merupakan kebutuhan dan sekaligus

keharusan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:1.      Banyak konsep-konsep dalam bahan pelatihan yang memerlukan kesamaan persepsi bagi

para peserta. Bila berbeda kesan, maka dapat menimbulkan salah tafsir dan mengakibatkan salah dalam tindakan selanjutnya.

Page 3: Makalah Media Dalam Pelatihan

2.      Dalam-dalam bidang studi yang disampaikan pada pelatihan terdapat proses-proses kerja yang sangat lambat, sehingga sulit dilihat dengan mata, dan dapat ditangkap berkat bantuan media pembelajaran.

3.      Ada pula hal-hal atau kejadian-kejadian yang proses kerjanya sangat cepat sehingga sangat sulit untuk diamati, misalnya: proses pembuatan keputusan, sehingga dengan bantuan media pelatihan seperti film strip, atau slide maka proses tersebut lebih mudah dipelajari.

4.      Banyak benda-benda yang terlampau besar sulit dibawa ke dalam kelas untuk dipelajari, sehingga dengan bantuan model tiruan barulah benda-benda tersebut dapat dipelajari dengan mudah, misalnya arus proses produksi, dalam pabrik teh, dan sebagainya.

5.      Banyak hal-hal yang abstrak ternyata sulit diamati dengan pengindraan, misalnya proses berpikir memecahkan masalah dan ternyata lebih mudah dipelajari dengan bantuan bagan arus atau media lainnya.

6.      Peristiwa masa lampau atau kejadian yang mungkin terjadi pada masa datang sangat sulit diamati. Kejadian masa lampau sudah lewat waktu dan tempatnya sedangkan kejadian masa datang belum ada dalam kenyataan. Misalnya sistem manajemen tradisional yang ada pada lembaga tertentu. Kejadian mungkin ada dalam manajemen berkaitan dengan meningkatnya penggunaan mekanisme serba canggih dio lingkungan suatu perusahaan. Untuk mempelajarinya diperlukan suatu media pelatihan yang sesuai dan searasi.

7.      Banyak pula kejadian sehari-hari yang berkenaan dengan masalah manajemen yang lebih mudahy dipelajari dengan bantuan media pelatihan, yang dapat diamati langsung pada waktu atau kesempatan tertentu, misalnya pameran produksi.

8.      Banyak proses-proses yang harus dikerjakan dalam mempelajari manajemen, yang memerlukan bantuan media pelatihan agar menarik perhatian dan minat peserta, seperti demonstrasi cara memimpin rapat, demonstrasi cara mengkoordinasikan kegiatan dalam organisasi.

C.    Jenis-jenis mediaMedia merupakan komponen pembelajaran yang meliputi bahan dan peralatan.

Dengan maksudnya berbaagaai pengaruh ke dalam dunia pendidikaan (misalnya teori/konsep baru dan teknologi), media terus mengalami perkembangan dan tampil dalam berbagai jenis format.

Usaha-usaha ke arah taksonomi media tersebut telah dilakukan oleh beberapa ahli. Rudy Bretz, mengklasifikasikan media berdasarkan unsur pokoknya yaitu suara, visual (berupa gambar, garis, dan simbol), dan gerak. Di samping itu juga, Bretz membedakan antara media siar (telecommunication) dan media rekam (recording). Dengan demikian, media menurut taksonomi Bretz dikelompokkan menjadi 8 kategori: a) media audio visual gerak, b) media audio visual diam, c) media audio semi gerak, d) media visual gerak, e) media visual diam, f) media semi gerak, g) media audio, dan h) media cetak.

Sejalan dengan perkembangan teknologi, maka media pembelajaran pun mengalami perkembangan melayani pemanfaatan teknologi itu sendiri. Berdasarkan perkembangan teknologi tersebut Azhar Arsyad (2002) mengklasifikasikan media atas empat kelompok: 1) media hasil teknologi cetak, 2) media hasil teknologi audio-visual 3) media hasil teknologi berbasis komputer, dan 4) meda hasil gabungan teknologi cetak dan komputer.[5]

Media pembelajaran berbasis audio adalah media penyaluran pesan lewat indera pendengaran. Di antara jenis media ini media rekaman dan radio. Media audio merupakan bentuk media pengajaran yang murah dan terjangkjau dan penggunaannya juga tidak rumit. Oleh karena itu sudah sewajarnya kalau media tersebut pantas dipertimbangkan sebagai salah satu alternatif untuk di manfaatkan dalam pembelajaran.

a.       Media rekaman1)      Pengertian, kelebihan dan kelemahan media rekaman

Page 4: Makalah Media Dalam Pelatihan

Rekaman berasal dari kata dasar rekam yang di antara artinya dalam kamus Besar Bahasa Indonesia adalah alur-alur bunyi (suara). Rekaman berarti sesuatu yang direkam dapat berupa suara, gamabr atau cetakan dan sebagainya. Dalam pembahasan ini media rekaman berarti suara baik itu berupa suara musik, suara manusia, sura binatang atau yang lainnya yang digunakan sebagai media pembelajaran. Pesan dan isi pelajaran dapat direkam pada tape magnetik atau media digital sehingga hasil rekaman itu dapat diputar kembali pada saat diinginkan. Pesan dan isi pelajaran itu dimaksudkan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan peserta didik sebagi upaya mendukung terjadinya proses belajar.

Sebagaimana media pembelajaran lainnya, media rekaman juga memiliki kelebihan dan kelemahan. Menurut Arief S. Sadiman, dkk, di antara kelebihannya adalah:

a)      Media rekaman dan peralatannya telah menjadi sesuatu yang sangat lumrah dalam rumah tangga, sekolah, mobil, bahkan kantongan (walkman, mp3). Karena harga yang cenderung terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, ketersediaannya dapat diandalkan.

b)      Rekaman dapat digandakan untuk keperluan perorangan sehingga pesan dan isi pelajaran dapat berada di beberapa tempat pada waktu yang bersamaan.

c)      Merekam peristiwa atau isi pelajaran untuk digunakan kemudia, atau merekam pekerjaan siswa sendiri dapat dilakukan dengan media audio.

d)     Rekaman memberikan kesempatan kepada kepada siswa untuk mendengarkan diri sendiri sebagai alat diagnosis guna membantu meningkatkan keterampilan mengucapkan, membaca, mengaji atau berpidato.

e)      Pengoperasian media rekam relatif mudah.Adapun kekurangan atau kelemahan media rekaman adalah sebagai berikut:

a)      Dalam suatu rekaman, sulit menentukan lokasi suatu pesan atau informasi.b)      Kecepatan merekam dan pengaturan trek yang bermacam macam menimbulkan kesulitan

untuk memainkan kembali rekaman yang direkam pada suatu mesin perekam yang berbeda dengannya.

2)      Peralatan media rekamanPeralatan media rekaman telah mengalami perkembangan sedemikian rupa dari waktu

ke waktu. Dalam tulisan Indra Aziz dijelaskan tahapan-tahapan perkembangan media rekaman setidaknya telah mengalami empat fase, yaitu gramophone, tape recording, multitrack recording, dan digital recording.

a)      GramaphoneAlat perekam suara pertama yaitu phonoautograph penemuan leon scott telah ada

sebelum phonograph penemuan Thomas Alpha Edison yang digunakan untuk mempelajari gelombang suara pada tahun 1857.

Phonograph, graphophone dan alat perekam lainnya adalah alat mekanik sampai tahun 1920 dikembangkan player dengan built in speaker yang mengizinkan pemutaran hasil rekaman dapat lebih keras volumenya.

b)      Tape RecordingPada akhirnya, pengembangan tape recording yang menggantikan phonograph dan

recording optical, karena lebih mudah dan biayanya yang lebih terjangkau. Tape mulai popular tahun 1950-an. Perkembangan tape recording ini membawa perubahan yang pesat dalam membuat musik. Karena dengan tape, proses edit menjadi lebih mudah, pemberian efek fade in dan fade out bisa dilakukan. Jika sebelumnya seorang yang akan direkam harus mengucapkan suara atau membawakan lagu dengan sempurna saat direkam, dengan adanya tape recording proses penambalan dan edit yang lebih mudah, berbagai kesalahan dapat diperbaiki dengan mudah.

c)      Multitrack Recording

Page 5: Makalah Media Dalam Pelatihan

Pada tahun 1940-an dimulainya eksperimen dengan menggunakan multitrack recording yang terus berkembang menjadi lebih rumit hingga tahun 1960-an. Dengan adanya multitrack recording, teknik merekam dengan memisahkan grup artis dapat dilakukan.d). Digital Recording

Digital Recording Mulai tahun 1980-an teknologi digital recording mulai berkembang. Tahun 1984 Sony memperkenalkanCompact Disk (CD) yang berbentuk seperti cakram kecil dengan lubang di tengahnya. Ide dari pembuatan CD ini adalah merampingkan bentuk media penyimpanan musik populer selama ini yaitu kaset yang dirasa terlalu besar. Disamping itu pengenalan CD ini juga bertujuan untuk membuat kualitas audio yang dihasilkan menjadi lebih baik selain kepraktisan dalam penyimpanan.

3)      Penggunaan media rekamanMedia rekaman dapat digunakan dalam semua fase pembelajaran mulai dari tahap

pendahuluan (pengantar atau pembukaan ketika memperkenalkan topik bahasa dan melakukan apersepsi), kegiatan inti maupun kegiatan menutup. Penggunaan media rekaman sangat mendukung sistem pembelajaran tuntas (mastery learning). Peserta didik yang belajarnya lamban dapat memutar kembali dan mengulangi bagian-bagian yang belum dikuasainya. Dilai pihak, peserta didik yang dapat belajar dengan cepat bisa maju terus sesuai dengan tingkat kecepatan belajarnya.

Meskipun tidak ada prosedur baku tentang penggunaan bahan-bahan rekaman, sebaiknya materi rekaman itu disajikan dengan mengikuti langkah-langkah yang bisa diikuti menggunakan materi pelajaran dalam bentuk lain.[6]

Program rekaman dapat pula dijadikan kegiatan di rumah. Untuk membuat kegiatan mendengar di luar kelas atau di rumah lebih efektif dan produktif, berbagai teknik dapat digunakan, antara lain: 1) melibatkan peserta didik dalam berbagai kegiatan yang berhubungan dengan pemilihan rekaman yang baik, 2) menghubungkan kegiatan mendengar di luar kelas dengan tugas-tugas sekolah, seperti mendorong peserta didik untuk membuat laporan atau diskusi berdasarkan hasil kegiatan mendengar di rumah, dan 3) mendiskusikan dan memeriksa cara di mana kebiasaan belajar di rumah bisa ditingkatkan.

b.      Media radio1)      Pengertian, kelebihan dan kelemahan media radio

Istilah radio dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan: 1) siaran (pengiriman) suara atau bunyi melalui udara, 2) pemancar radio, dan 3) pesawat radio. Dari pengertian ini dapat dipahami bahwa ada tiga unsur yang terlibat dalam operasionaliasi radio, yaitu pesan atau materi siaran, pemancar radio yang berperan memancarkan suara, dan pesawat radio yang berperan sebagai penerima siaran sehingga bisa didengar oleh para pendengar. Dalam wikipedia, radio diartikan sebagai teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara memodulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik). Gelombang ini melintas dan merambat lewat udara dan bisa juga merambat lewat ruang angkasa yang hampa uadara, karena gelombang ini tidak memerlukan medium pengangkut (seperti molekul udara).

Radio sebagai media pembelajaran memiliki kelebihan dan sekaligus kelemahan. Menurut koyo K, dkk, di antara kelebihan media radio adalah: 1) harganya relatif murah dibanding media TV, 2) sifatnya mobile, artinya radio dapat dipindah-pindahkan dari satu ruangan keruangan lain dengan mudah, 3) jika digunakan bersama-sama dengan tape recorder, radio bisa mengatasi problema jadwal, program dapat direkam dan diputar lagi sesuka kita, 4) radio dapat mengembangkan imajinasi anak, 5) dapat merangsang partisipasi aktif dari para pendengar, 6) radio dapat memusatkan perhatian peserta didik pada kata-kata yang digunakan, pada bunyi dan artinya, 7) radio dapat mengerjakan hal-hal tertentu secara lebih baik bila dibandingkan dengan jika dikerjakan oleh guru, 8) radio dapat mengatasi ruang dan waktu, serta jangkauannya yang luas.

Page 6: Makalah Media Dalam Pelatihan

Sementara itu kelemahan media radio menurut koyo K, dkk. Adalah: 1) sifat komunikasinya hanya satu arah, 2) biasanya siaran disentralisir sehingga guru tidak dapat mengontrolnya, 3) penjadwalan pelajaran dari siaran sering menimbulkan masalah, integrasi siara radio ke dalam kegiatan pembelajaran di kelas sering kali menyakitkan.

2)      Sejarah dan perkembangan media radioSejarah radio adalah sejarah teknologi yang menghasilkan peralatan radio yang

menggunakan gelombang radio. Awalnya sinyal pada siaran radio ditransmisasikan melalui gelombang data yang kontinyu baik melalui modulasi amplitudo (AM), maupun mudulasi frekuensi (FM). Metode pengiriman sinyal seperti ini dibuat disebut analog. Selanjutnya, seiring perkembangan teknologi ditemukanlah internet, dan sinyal seperti ini disebut analog. Selanjutnya, seiring perkembangan teknologi ditemukanlah internet, dan sinyal digital yang kemudian mengubah cara transmisi sinyal radio. Secara garis besar sejarah perkembangan radio diuraikan pada bagian berikut yang diadaptasi uraian dalam ensiklopedia Wikipedia.

a.       Radio AMRadio AM (modulasi amplitudo) bekerja dengan prinsip memodulasikan gelombang

radio dan gelombang audio. Kedua gelombang ini sama-sama memiliki amlpitudo yang konstan. Namun proses memudulasi ini kemudia mengubah amplitudo gelombang penghantar (radio) sesuai dengan amplitudo gelombang radio.

Pada tahun 1896 ilmuwan italia, Guglielmo Marconi mendapat hak paten atas telegraf nirkabel yang menggunakan dua sirkuit. Pada saat itu sinyal ini hanya bisa dikirim pada jarak dekat. Namun, hal inilah yang memulai perkembangan radio.

b.      Radio FMRadio FM (modulasi frekuensi) bekerja dengan prinsip yang serupa dengan radio

AM, yaitu dengan memodulasi gelombang radio (penghantar) dengan gelombang audio. Hanya saja, pada radio FM proses memodulasi ini menyebabkan perubahan pada frekuensi.

c.       Radio internetPenemuan internet mulai mengubah transmisi sinyal analog yang digunakan oleh

radio konvensional. Radio internet (dikenal juga sebagai web radio, radio streaming dan e-radio)bekerja dengan cara mentransmisikan gelombang suara lewat internet.

d.      Radio satelitRadio satelit mentransimisikan gelombang audio menggunakan sinyal digital.

Berbeda dengan sinyal analog yang menggunakan gelombang kontinu, gelombang suara ditransmisikan melalui sinyal digital yang terdiri atas kode-kode binar 0 dan 1.

e.       Radio Berbasis Tinggi (HD radio)Radio yang dikenal juga sebagai radio digital ini bekerja dengan menggaabungkan

sistem analog dan digital sekaligus. Dengan begitu memungkinkan dua stasiun digital dan analog berbagi frekuensi yang sama. Efesiensi ini membuat banyak konten bisa disiarkan pada posisi yang sama.

3)      Pemanfaatan radio untuk pembelajaranPeranan media radio dalam kegiatan pembelajaran bisa berperan sebagai suatu

kegiatan yang mandiri, atau melengkapi media utama lainnya, ataupun sebagai media utaa yang dibantu dengan media-media lainnya atau bersama-sama dengan media lainnya.

Siaran radio hanya bisa mengirimkan pesan dalam bentuk auditif. Sasaran menerimanya seperti orang buta mendengarka, dan program siaran dalam mengirimkan pesannya seperti orang berbicara dengan bayangan dalam cermin. Sasaran tidak bisa menerima pesan dalam bentuk lambang-lambang visual, sedangkan presentasinya harus bisa melihat kondisi dan keadaan sasaran tanpa dapat berkomunikasi langsung secara timbal balik.

Media sasaran radio dalam kegiatan instruksional harus bisa menciptakan situasi komunikasi manusiawi, bukan sekedar komunikasi elektronika. Oleh karenanya, siaran radio aakan memperhitungkan timbulnya ide-ide baru pada waktu komunikasi sedang berlangsung

Page 7: Makalah Media Dalam Pelatihan

dengan mengutamakan pesan-pesannya yang dipersiapkan terlebih dahulu, untuk memungkinkan proses interaksi kegiatan belajar mengajarnya bisa saling mempengaruhi.[7]

D.    Kriteria pemilihan mediaMedia sebagai komponen pembelajaran perlu dipilih sedemikian rupa sehingga

dapat berfungsi secara efektif. Pemilihan suatu media tertentu oleh seorang guru didasarkan atas pertimbangan anatara lain: a) ia merasa sudah akrab dengan media itu papan tulis atau proyektor transparansi b) ia merasa bahwa media yang yang dipilihnya dapat menggambarkan dengan lebih baik daripada dirinya sendiri misalnya diagram pada flip chart, atau c) media yang dipilihnya dapat menarik minat dan perhatian peserta didik, serta menuntunnya pada penyajian yang lebih terstruktur dan terorganisasi. Pertimbangan ini diharapkan oleh guru dapat memenuhui kebutuhannya dalam mencapai tujuan yang telah ia tetapkan.

Menurut Azhar Arsyad dari segi teori belajar, berbagai kondisi dan prinsip-prinsip psikologis yang perlu mendapat pertimbangan dalam pemilihan dan penggunaan media adalah sebagai berikut:Pertama, yaitu motivasi. Harus ada kebutuhan, minat, atau keinginan utuk belajar dari pihak peserta didik sebelum meminta perhatiannya untuk mengerjakan  tugas dan latihan.

Kedua, yaitu perbedaan individual. Peserta didik belajar dengan cara dan tingkat kecepatan yang berbeda-beda.           

Ketiga, tujuan pembelajaran. Jika peserta didik diberitahukan apa yang diharapkan mereka pelajari melalui media pembelajaran itu, kesempatan untuk berhasil dalam pembelajaran semakin besar.

Keempat, adalah organisasi isi. Pembelajaran akan lebih mudah jika isi dan prosedur atau keterampilan fisik yang akan dipelajari diatur dan diorganisasikan ke dalam urutan-urutan yang bermakna.

Kelima, yaitu persiapan sebelum belajar. Peserta didik sebaiknya telah menguasai secara baik pelajaran dasar atau memiliki pengalaman yang diperlukan secara memadai yang mungkin merupakan prasyarat untuk penggunaan media dengan sukses. Dengan kata lain, ketika merancang materi pelajaran, perhatian harus ditujukan kepada sifat dan tingkat persiapan peserta didik.[8]

Di tambah oleh Nana Sudjana dan Ahmad Rifai bahwa dalam memilih media sebaiknya mempertimbangkan kriteria-kriteria sebagai berikut:

a.       Ketepatannya dengan tujuan/kopmpetensi, yang ingin dicapai.b.      Ketepatan untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau

generalisasi.c.       Keterampilan guru dalam menggunakannya.d.      Tersedia waktu untuk mengggunakannya sehingga media tersebut dapat bermanfaat bagi

peserta didik selama pembelajaran berlangsung.E.     Diklat sebagai proses komunikasi

Komponen yang terdapat dalam proses komunikasi dalam proses pembelajaran ataupun diklat sebagai berikut:

1.      Pesan dalam proses pembelajaran adalah guru.2.      Sumber pesan dalam proses pembelajaran berupa materi pembelajaran.3.      Saluran atau media alat bantu pembelajaran.4.      Penerima pesan siswa (pembelajaran).

Hal pertama dalam komunikasi adalah proses penuangan pesan aktivitas yang dilakukan dalam penuangan pesan berupa materi pelajaran, adalah mengenal pasti sumber-sumber pengetahuan yang akan disampaikan atau dituangkan mempertimbangkan kelemahan dan kekuatan sumber, serta pesan dapat dituangkan dengan simbol-simbol komunikasi (verbal, non-verbal, visual, dan audio-visual).

Page 8: Makalah Media Dalam Pelatihan

Dalam proses penafsiran pesan, adakalanya berhasil dan tidak berhasil keberhasilan penafsiran terjadi karena kemampuan, keseriusan kecepatan memahami pesan yang dilihat, didengar dan diamati. Sedangkan kegagalan penafsiran pesan dapat disebabkan oleh kurangnya kemampuan, kurangnya keseriusan dalam menerima dan memahami pesan yang dilihat, didengar, dan dimengerti.

Hambatan yang terjadi dalam proses komunikasi dapat berasal dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal).

a.       Hambatan internal, berasal dari diri siswa atau pembelajaran itu sendiri dapat berupa hambatan psikologis (minat, sikap, mendapat kepercayaan intelegensi, pengetahuan dll) dan hambatan fisik (kelelahan sakit, keterbatasan daya indera, dan cacat tubuh.

b.      Hambatan eksternal berasal dari lingkungan pembelajaran. Dapat berupa hambatan kultural (adat istiadat, kepercayaan, norma sosial, dan nilai-nilai panutan) dan hambatan lingkungan (suasana yang panas, bising).

Secara umum hambatan tersebut dapat diatasi dengan menggunakan media di kelas dalam proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan fungsi media yang digunakan untuk mempermudah proses belajar sehingga proses belajar dapat berjalan secara efektif dan efesien dengan menggunakan media pembelajaran secara tepat, pengajar dapat mengatasi sikap pasif pembelajar.

                                       IV.            ANALISISDalam pelaksanaan proses belajar mengajar, kita dapat mempergunakan bermacam-

macam bentuk media pembelajaran, sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Dalam rangka kegiatan pendidikan dan pelatihan ada beberapa media yang digunakan, mulai yang paling sederhana sampai kepada yang canggih. Peran media tidak akan terlihat apabila penggunaannya tidak sejalan dengan esensi tujuan diklat yang telah dirumuskan. Karena itu, tujuan pelatihan harus dijadikan sebagai pangkal acuan untuk menggunakan media titik.

Manakala diabaikan , maka media bukan lagi sebagai alat bantu pengajaran , tetapi sebagai penghambat dalam pencapaian tujuan secara efektif dan efesien.

Dalam proses pendidikan, media telah dikenal sebagai alat bantu pelatihan yang seharusnya dimanfaatkan media dalam proses pelatihan pada umunya disebabkan oleh berbagai alasan seperti persiapan waktu, pelatihan terbatas, biaya tidak tersedia dll.Hal ini tak perlu muncul apabila pengetahuan akan ragam dan klasifikasi serta kemampuan media diketahui oleh pelatih.

Media sebagai alat bantu dalam penyelenggaraan berkembang demikian pesatnya sesuai pembangunan teknologi jenis mediapun sangat banyak sehingga dapat dimanfaatnya sesuai dengan kondisi, waktu, keuangan, maupun materi yang akan disampaikan, setiap jenis media memiliki karakteristik dan kemampuan menayangkan pesan dan informasi.

                                          V.            KESIMPULANA.    Media pelatihan secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu

yang dapoat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau keterampilan belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian, sumber, lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk pelatihan.

B.     Pentingnya media pelatihanPenggunaan media dalam proses pelatihan merupakan kebutuhan dan sekaligus

keharusan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:a.       Banyak konsep-konsep dalam bahan pelatihan yang memerlukan kesamaan persepsi bagi

para peserta. Bila berbeda kesan, maka dapat menimbulkan salah tafsir dan mengakibatkan salah dalam tindakan selanjutnya.

Page 9: Makalah Media Dalam Pelatihan

b.      Dalam-dalam bidang studi yang disampaikan pada pelatihan terdapat proses-proses kerja yang sangat lambat, sehingga sulit dilihat dengan mata, dan dapat ditangkap berkat bantuan media pembelajaran.

c.       Ada pula hal-hal atau kejadian-kejadian yang proses kerjanya sangat cepat sehingga sangat sulit untuk diamati, misalnya: proses pembuatan keputusan, sehingga dengan bantuan media pelatihan seperti film strip, atau slide maka proses tersebut lebih mudah dipelajari.

d.      Banyak benda-benda yang terlampau besar sulit dibawa ke dalam kelas untuk dipelajari, sehingga dengan bantuan model tiruan barulah benda-benda tersebut dapat dipelajari dengan mudah, misalnya arus proses produksi, dalam pabrik teh, dan sebagainya.

e.       Banyak hal-hal yang abstrak ternyata sulit diamati dengan pengindraan, misalnya proses berpikir memecahkan masalah dan ternyata lebih mudah dipelajari dengan bantuan bagan arus atau media lainnya.

Peristiwa masa lampau atau kejadian yang mungkin terjadi pada masa datang sangat sulit diamati. Kejadian masa lampau sudah lewat waktu dan tempatnya sedangkan kejadian masa datang belum ada dalam kenyataan. Misalnya sistem manajemen tradisional yang ada pada lembaga tertentu. Kejadian mungkin ada dalam manajemen berkaitan dengan meningkatnya penggunaan mekanisme serba canggih dio lingkungan suatu perusahaan. Untuk mempelajarinya diperlukan suatu media pelatihan yang sesuai dan searasi.

Banyak pula kejadian sehari-hari yang berkenaan dengan masalah manajemen yang lebih mudahy dipelajari dengan bantuan media pelatihan, yang dapat diamati langsung pada waktu atau kesempatan tertentu, misalnya pameran produksi.

Banyak proses-proses yang harus dikerjakan dalam mempelajari manajemen, yang memerlukan bantuan media pelatihan agar menarik perhatian dan minat peserta, seperti demonstrasi cara memimpin rapat, demonstrasi cara mengkoordinasikan kegiatan dalam organisasi.

C.     Jenis-jenis media pelatihanmedia menurut taksonomi Bretz dikelompokkan menjadi 8 kategori: a) media audio

visual gerak, b) media audio visual diam, c) media audio semi gerak, d) media visual gerak, e) media visual diam, f) media semi gerak, g) media audio, dan h) media cetak.

D.    Kriteria pemilihan mediaNana Sudjana dan Ahmad Rifai bahwa dalam memilih media sebaiknya

mempertimbangkan kriteria-kriteria sebagai berikut:a.       Ketepatannya dengan tujuan/kopmpetensi, yang ingin dicapai.b.      Ketepatan untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau

generalisasi.c.       Keterampilan guru dalam menggunakannya.d.      Tersedia waktu untuk mengggunakannya sehingga media tersebut dapat bermanfaat bagi

peserta didik selama pembelajaran berlangsung.E.     Diklat sebagai proses kominikasi

Komponen yang terdapat dalam proses komunikasi dalam proses pembelajaran ataupun diklat sebagai berikut:

1.      Pesan dalam proses pembelajaran adalah guru.2.      Sumber pesan dalam proses pembelajaran berupa materi pembelajaran.3.      Saluran atau media alat bantu pembelajaran.4.      Penerima pesan siswa (pembelajaran)

                                       VI.            PENUTUPDemikian makalah yang dapat kami sajikan. Kami sadari masih banyak kekurangan

dalam makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagikit semua.

Page 10: Makalah Media Dalam Pelatihan

[1] Oemar Hamalik, Manaqjemen Pelatihan Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm. 66

[2] Sondang P. Siagian, Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja, (Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 2009), hlm. 159

[3] Aep Burhanudin, Manajemen Pelatihan, (Jakarta: CV Visindo Media Persada, 2006), hlm. 30

[4] Oemar Hamalik, Manajemen Pelatihan Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu, hlm. 63-66

[5] Sukiman, Pengembangan Media Pembelajaran, (Yogyakarta: PT Pustaka Insani Madani, 2012), hlm. 44-46

[6] Tim Pengembang MKDP, Kurikulum dan Pembelajaran, (Bandung: PT RAJAGRAFINDO PERSADA, 2011), hlm. 162-165

[7] Sukiman, Pengembangan Media Pembelajaran....hlm.47-51[8] Wisna Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Perencanaan, (Jakarta:

Kencana Prenada Media group, 2007), hlm. 207-211

METODE PEMBELAJARAN

Metode pembelajaran adalah cara-cara untuk melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidik dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga proses pembelajaran berjalan dengan baik dalam arti tujuan pembelajaran tercapai.

Agar tujuan pembelajaran tercapai sesuai dengan yang telah dirumuskan, maka perlu mengetahui, mempelajari beberapa metode pembelajaran, serta dipraktekkan pada saat mengajar.  Beberapa metode pembelajaran yang dapat divariasikan oleh pendidik diantaranya :

1.  Metode Ceramah (Preaching Method)Metode ceramah yaitu sebuah metode pembelajaran dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah peserta diklat yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Muhibbin Syah, (2000).2.  Metode diskusi ( Discussion method )Muhibbin Syah ( 2000 ), mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah metode pembelajaran yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem solving). Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi bersama ( socialized recitation ).Metode diskusi diaplikasikan dalam proses pembelajaran untuk :

1. Mendorong peserta berpikir kritis.2. Mendorong peserta mengekspresikan pendapatnya secara bebas.3. Mendorong peserta menyumbangkan buah pikirnya untuk memecahkan masalah bersama.

Page 11: Makalah Media Dalam Pelatihan

4. Mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan masalah berdasarkan pertimbangan yang seksama3.  Metode demontrasi ( Demonstration method )Metode demonstrasi adalah metode pembelajaran dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan materi pembelajaran.

4.  Metode ceramah plusMetode ceramah plus adalah metode pembelajaran  yang menggunakan lebih dari satu metode, yakni metode ceramah gabung dengan metode lainnya.Dalam hal ini penulis akan menguraikan tiga macam metode ceramah plus yaitu :

a.    Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas (CPTT).Metode ini adalah metode mengajar gabungan antara ceramah dengan tanya jawab dan pemberian tugas.

b.    Metode ceramah plus diskusi dan tugas (CPDT)Metode ini dilakukan secara tertib sesuai dengan urutan pengkombinasiannya, yaitu pertama Widyaiswara menguraikan materi, kemudian mengadakan diskusi, dan akhirnya memberi tugas.

c.    Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL)Metode ini dalah merupakan kombinasi antara kegiatan menguraikan materi dengan kegiatan memperagakan dan latihan (drill).5.  Metode resitasi ( Recitation method )Metode resitasi adalah suatu metode pembelajaran dimana peserta diklat diharuskan membuat resume dengan kalimat sendiri.

6.  Metode percobaan ( Experimental method )Metode percobaan adalah metode pemberian kesempatan kepada perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan.7.  Metode Karya Wisata ( Study tour method )Metode karya wisata adalah suatu metode pembelajaran yang dirancang terlebih dahulu oleh pendidik dan diharapkan peserta membuat laporan dan didiskusikan bersama dengan peserta yang lain serta didampingi oleh fasilitator, yang kemudian dibukukan.8.  Metode latihan keterampilan ( Drill method )Metode latihan keterampilan adalah suatu metode , dimana peserta diajak ke tempat latihan keterampilan untuk melihat bagaimana cara membuat sesuatu, bagaimana cara menggunakannya, untuk apa dibuat, apa manfaatnya dan sebagainya.

9.  Metode mengajar beregu ( Team teaching method )Metode mengajar beregu adalah suatu metode mengajar dimana pendidiknya lebih dari satu orang yang masing-masing mempunyai tugas. Biasanya salah seorang pendidik ditunjuk sebagai kordinator. Cara pengujiannya, setiap pendidik membuat soal, kemudian digabung. Jika ujian lisan maka setiap peserta yang diuji harus langsung berhadapan dengan team pendidik tersebut.

10. Metode mengajar sesama teman ( Peer teaching method )

Page 12: Makalah Media Dalam Pelatihan

Metode mengajar sesama teman adalah suatu metode mengajar yang dibantu oleh temannya sendiri

11. Metode pemecahan masalah ( Problem solving method )Metode ini adalah suatu metode mengajar yang mana siswanya diberi soal-soal, lalu diminta pemecahannya

12. Metode perancangan ( projeck method )yaitu suatu metode mengajar dimana pendidik harus merancang suatu proyek yang akan diteliti sebagai obyek kajian. 

13. Metode Bagian ( Teileren method )yaitu suatu metode mengajar dengan menggunakan sebagian-sebagian, misalnya ayat per ayat kemudian disambung lagi dengan ayat lainnya yang tentu saja berkaitan dengan masalahnya.

14. Metode Global (Ganze method )yaitu suatu metode mengajar dimana siswa disuruh membaca keseluruhan materi, kemudian siswa meresume apa yang dapat mereka serap atau ambil intisari dari materi tersebut. 

IMPLEMENTASI DALAM PROSES PEMBELAJARAN

Selama proses pembelajaran, terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan proses pembelajaran, yaitu :

a).  Faktor internal (faktor dari dalam diri), yaitu kondisi/keadaan jasmani dan rohani peserta diklat.b).  Faktor eksternal (faktor dari luar), yaitu kondisi lingkungan sekitar.c).   Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yaitu jenis upaya belajar yang meliputi strategi

dan metode yang digunakan untuk melakukan kegiatan pembelajaran.Metode pembelajaran jelas erat hubungannya dengan peta mental peserta diklat,

karena dalam proses pembelajaran yang baik adalah apabila terjadi interaksi antara peserta diklat dengan Widyasiwara sebagai fasilitator. Untuk itu seorang Widyaiswara harus dapat menciptakan situasi yang nyaman, membangkitkan semangat belajar, menggairahkan dan membuat peserta antusias untuk menerima materi. Sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Bagaimana cara menciptakannya ?. Perhatikan peta mental peserta diklat yang difasilitasi. Jika peta mental tebanyak adalah auditri, maka kita akan tepat jika menggunakan metode ceramah atau mendengarkan kaset, tetapi diselingi juga dengan menunjukkan gambarnya (demonstrasi), dapat juga dengan memutarkan filmnya agar peserta dapat melihat (visual) dengan jelas apa yang terjadi. Dengan harapan peserta diklat dengan peta mental yang beragam itu, dapat menyimak, memperhatikan , sehingga terjadilah proses pembelajaran dimana terdapat interaksi antara peserta diklat dengan Widyaiswara.

Jika peserta diklat lebih dominan berpeta mental visual, maka alangkah baiknya penyampaian materi dengan metode ceramah dilakukan dengan menggunakan slide atau dengan menggunakan modul. Jika peserta diklat lebih dominan dengan tipe mental auditri, maka

Page 13: Makalah Media Dalam Pelatihan

sebaiknya pada saat penyampaian materi dengan metode ceramah, memutarkan kaset, atau divariasikan antara metode ceramah dengan tanya jawab.

PENUTUP 

1. Kesimpulan  Metode mengajar yang bervariasi perlu diterapkan pada proses pembelajaran.  Peta Mental Peserta Diklat perlu diketahui oleh Widyaiswara 

melalui observasi pada materi Bina Suasana Pelatihan, sehingga metode pembelajaran didesain sesuai dengan peta mental peserta diklat.

2. Saran

  Hendaknya seorang Widyaiswara memiliki keterampilan dalam menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi.

  Metode pembelajaran hendaknya disesuaikan dengan peta mental peserta diklat agar tujuan pembelajaran tercapai.

DAFTAR PUSTAKA

Adrian, 2004.  Metodologi Pengajaran. Materi Mahasiswa S-3 Pada PPs Universitas Negeri Yogyakarta Angkatan IV Tahun 2004.