makalah medikal bedah

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/28/2019 makalah medikal bedah

    1/56

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar BelakangKeperawatan sebagai profesi dituntut untuk mengembangkan keilmuannya

    sebagai wujud kepeduliannya dalam meningkatkan kesejahteraan umat manusia baik

    dalam tingkatan preklinik maupun klinik. Untuk dapat mengembangkan keilmuannya

    maka keperawatan dituntut untuk peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di

    lingkungannya setiap saat.

    Keperawatan medikal bedah sebagai cabang ilmu keperawatan juga tidak

    terlepas dari adanya berbagai perubahan tersebut, seperti teknologi alat kesehatan,

    variasi jenis penyakit dan teknik intervensi keperawatan. Adanya berbagai perubahan

    yang terjadi akan menimbulkan berbagai trend dan isu yang menuntut peningkatan

    pelayanan asuhan keperawatan.

    Proses keperawatan sebagai alat bagi perawat untuk melaksanakan asuhan

    keperawatan yang dilakukan pada pasien memiliki arti penting bagi kedua belah pihak

    yaitu perawat dan klien. Sebagai seorang perawat proses keperawatan dapat

    digunakan sebagai pedoman dalam pemecahan masalah klien, dapat menunjukkan

    profesi yang memiliki profesionalitas yang tinggi, serta dapat memberikan kebebasan

    kepada klien untuk mendapatkan pelayanan yang cukup sesuai dengan kebutuhannya,

    sehingga dapat dirasakan manfaatnya baik dari perawat maupun klien, manfaat

    tersebut antara lain dapat meningkatkan kemandirian pada perawat dalam

    melaksanakan tugasnya karena didalam proses keperawatan terdapat metode ilmiah

    keperawatan yang berupa langkah-langkah proses keperawatan, akan dapat

    meningkatkan kepercayaan diri perawat dalam melaksanakan tugas, karena klien akanmerasakan kepuasan setelah dilakukan asuhan keperawatan dengan pendekatan proses

    keperawatan, akan dapat selalu meningkatkan kemampuan intelektual dan teknikal

    dalam tindakan keperawatan karena melalui proses keperawatan dituntut mampu

    memecahkan masalah yang baru sesuai dengan masalah yang dialami klien, sehingga

    akan timbul perasaan akan kepuasan kerja.

    Dengan proses keperawatan, rasa tanggung jawab dan tanggung gugat bagi

    perawat itu dapat dimiliki dan dapat digunakan dalam tindakan-tindakan yang

    merugikan atau menghindari tindakan yang legal. Semua tatanan perawatan kesehatan

  • 7/28/2019 makalah medikal bedah

    2/56

    secara hukum perlu mencatat observasi keperawatan, perawatan yang diberikan, dan

    respons pasien.

    B. Tujuan1. Tujuan umum

    Untuk memahami dokumentasi praktek keperawatan medical bedah

    2. Tujuan khusus

    a. Untuk mengetahui konsep dasar dokumentasi keperawatanb. Untuk mengetahui konsep dasar keperawatan medical bedahc. Untuk mengetahui pengkajian kasus medical bedah

    C. Manfaat1. Makalah ini di harapkan dapat bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan bagi

    pembaca pada umumnya dan Mahasiswa STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu.

    2. Makalah ini di harapkan dapat menjadi panduan oleh mahasiswa dalam prosesbelajar mengenai dokumentasi praktek keperawatan medical bedah

  • 7/28/2019 makalah medikal bedah

    3/56

    BAB II

    TINJAUAN TEORITIS

    A. Konsep Dasar Teori Dokumentasi Keperawatan1. Pengertian

    Dokumentasi keperawatan adalah metode sistematis untuk mengidenfikasi

    masih klien, merencanakan, menimplementasi strategi pemecahan masalah

    mengevaluasi efektifitas dari tindakan keperawatan yang telah diberikan. ( Kozier dan

    ERB )

    Dokumentasi adalah suatu dokumen yang berisi data lengkap, nyata, dan

    tercatat bukan hanya tentang tingkat kesakitan pasien tetapi juga jenis dan kualitas

    pelayanan kesehatan yang diberikan. ( Fisbach, 1991 ).

    Dokumentasi keperawatan adalah suatu catatan yang memuat seluruh

    informasi yang dibutuhkan untuk menentukan diagnosis keperawatan, menyusun

    rencana keperawatan, melaksanakan dan mengevaluasi tindakan keperawatan yang

    disusun secara sistematis, valid, dan dapat dipertanggungjawabkan. (Zaidin Ali, 1998

    ).

    Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pendokumentasian

    adalah sebagai berikut :

    a. Informasi mencakup aspek biologis, psikologis, social, dan spiritual, yangterjadi pada setiap tahap proses keperawatan yang dicatat secara menyeluruh.

    b. Informasi yang diperoleh menjadi dasar bagi penegakan diagnosis keperawatan,pembuatan rencana keperawatan, implementasi, dan evaluasi asuhan

    keperawatan dan menjadi umpan balik selanjutnya.

    c. Informasi disusun secara ssitematis, dalam suatu format yang telah disetujui dandapat dipertanggungjawabkan baik secara moral maupun hukum.

    2. Komponen Dokumentasi KeperawatanPeran perawat sebagaimana kita ketahui adalah salah satunya dokumentasi

    sebagai pertanggungjawaban keperawatan, Akan tetapi akhir-akhir ini tanggung

    jawab perawat tehadap dokumentasi sudah berubah, Akibatnya, isi dan fokus dari

    dokumentasi telah dimodifikasi. Oleh karena perubahan tersebut ,maka perawat perlu

    menyusun suatu model dokumentasi yang baru, lebih efisien dan lebih bermakna

  • 7/28/2019 makalah medikal bedah

    4/56

    dalam pencatatan dan penyimpanannya. Komponen yang digunakan mencakup tiga

    aspek :

    1. KomunikasiKapan saja perawat melihat pencatatan kesehatan, perawat memberi dan

    menerima pendapat dan pemikiran, Untuk lebih efektif penyaluran ide tersebut,

    perawat memerlukan keterampilan dalam menulis, Dalam kenyataannya, dengan

    semakin kompleknya pelayanan keperawatan dan peningkatan kualitas keperawatan,

    perawat tidak hanya dituntut untuk meningkatkan mutu pelayanan, tetapi dituntut

    untuk dapat mendokumentasikan secara benar.

    Keterampilan dokumentasi yang efektif memungkinkan perawat untuk

    mengkomunikasikan kepada tenaga kesehatan lainnya dan menjelaskan apa yang

    sudah, sedang dan yang akan dikerjakan oleh perawat.

    Kegunaan komunikasi :

    a. Dapat digunakan ulang untuk keperluan yang bermanfaatb. Mengkomunikasikan kepada tenaga perawat lainnya dan tenaga kesehatan apa

    yang telah terjadi dan diharapkan terjadi

    c. Manfaat dan data pasien yang akurat dapat dicatatd. Penulisan catatan menggambarkan sesuatu yang kreatif

    2. Proses KeperawatanPerawat memerlukan keterampilan dalam mencatat proses keperawatan,

    Pencatatan proses keperawatan merupakan metode yang tepat untuk pengambilan

    keputusan yang sistematis, problemasolving dan riset lebih lanjut, format proses

    keperawatan merupakan kerangka atau dasar keputusan dan tindakan termasuk juga

    pencatatan hasil berfikir dan tindakan keperawatan. Dokumentasi adalah bagian integral

    proses, bukan sesuatu yang berbeda dari metode problema-solving. Dokumentasi proses

    keperawatan mencakup pengkajian, identifikasi masalah, perencanaan, tindakan, Perawat

    kemudian mengobservasi dan mengevaluasi respon klien terhadap tindakan yang

    diberikan dan mengkomunikasikan informasi tersebut kepada tenaga kesehatan lainnya.

    Pengkajian ulang dan evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan medis

    dapat sebagai petunjuk dan kesinambungan dalam proases keperawatan,dan dapat

    sebagai petunjuk adanya perubahan dari setiap tahap.

  • 7/28/2019 makalah medikal bedah

    5/56

    Pendokumentasian Proses Keperawatan yang efektif adalah :

    1. Penggunaan standar terminologi (Pengkajian, diagnosa, perencanaan,pelaksanaan dan evaluasi),

    2. Data yang bermanfaat dan relevan dikumpulkan kemudian dicatat sesuaidengan prosedur dalam catatan yang permanen,

    3. Diagnosa keperawatan disusun berdasarkan klasifikasi dan analisa datayang akurat

    4. Rencana tindakan keperawatan ditulis dan dicatat sebagai bagian daricatatan yang permanen

    5. Observasi dicatat secara akurat, lengkap dan sesuai urutan waktu6. Evaluasi dicatat sesuai urutan waktunya, meliputi selama dirawat, dirujuk,

    pulang ataupun perubahan keadaan klien ,

    7. Rencana tindakan keperawatan yang direvisi berdasarkan hasil yangdiharapkan dari klien.

    3. standar dokumentasiPerawat memerlukan suatu standar dokumentasi untuk memperkuat pola

    pencatatan dan sebagai petunjuk atau pedoman praktik pendokumentasian dalam

    memberikan tindakan keperawatan.Fakta tentang kemampuan perawat dalam pendokumentasian ditunjukkan pada

    keterampilan menuliskan sesuai dengan standar dokumentasi yang konsisten, pola yang

    efektif, lengkap dan akurat.

    Penggunaan Pola Standar Dokumentasi yang Efektif meliputi :

    i. Kepatuhan terhadap aturan pendokumentasian yang ditetapkan oleh profesi ataupemerintah

    ii. Standar profesi keperawatan dituliskan ke dalam catatan kesehatan, Data yang adamenjabarkan apa yang dilakukan pearawat, Perawat mempunyai kewenangan

    untuk merumuskan diagnosa keperawatan dan intervensi keperawatan terhadap

    respon klien terhadap masalah kesehatan klien actual dan resiko/potensial.

    iii. Peraturan tentang praktik keperawatan dapat dilihat pada catatan pelayanankesehatan. Data yang tertulis menunjukan kegiatan perawat yang independen dan

    interdependen. Diagnosa keperawatan tidak secara khusus mempunyai ijin

    mendiagnosa masalah medis sebaliknya diagnosa medis tidak terdapat pada catatan

    keperawatan, tetapi diagnosa keperawatan dituliskan pada catatan, keperawatan.

  • 7/28/2019 makalah medikal bedah

    6/56

    iv. Pedoman akreditasi harus diikuti, Penekanan yang khusus pada data tentangkegiatan observasi dan evaluasi. Tahap pada proses keperawatan adalah

    dituliskannya data setiap klien pada waktu masuk rumah sakit sampai pulang.

    4. Tujuan utama dokumentasiTujuan Dokumentasi Keperawatan yaitu Sebagai dokumen rahasia yang mencatat

    semua pelayanan keperawatan klien, catatan tersebut dapat diartikan sebagai suatu

    catatan bisnis dan hukum yang mempunyai banyak manfaat dan penggunaannya.

    Tujuan utama dari pendokumentasian adalah untuk :

    1. Mengidentifikasi status kesehatan klien dalam rangka mencatat kebutuhan klien,merencanakan, melaksanakan tindakan keperawatan dan mengevaluasi tindakan,

    2. Dokumentasi untuk penelitian, keuangan, hukum dan etika. Hal ini jugamenyediakan :

    a. Bukti kualitas asuhan keperawatanb. Bukti legal dokumentasi sebagai pertanggungjawaban kepada klienc. Informasi terhadap perlindungan individud. Bukti aplikasi standar praktik keperawatane. Sumber informasi statistik untuk standar dan riset keperawatanf. Pengurangan biaya informasig. Sumber informasi untuk data yang harus dimasukanh. Komunikasi konsep resiko tindakan keperawatani. Informasi untuk murid

    j. Persepsi hak klienk. Dokumentasi untuk tenaga profesional dan tanggung jawab etik dan

    mempertahankan kerahasiaan informasi klien

    l. Suatu data keuangan yang sesuaim. Data perencanaan pelayanan kesehatan di masa akan datang,

    Selain itu, dokumentasi juga diperlukan untuk :

    a. menghindari kesalahan, tumpang tindih dan ketidaklengkapan informasi dalamasuhan keperawatan

    b. terbinanya koordinasi yang baik dan dinamis antara sesama perawat ataupihak lain melalui komunikasi tulisan.

    c. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas tenaga keperawatand. Terjaminnya kualitas asuhan keperawatan

  • 7/28/2019 makalah medikal bedah

    7/56

    e. Perawat mendapat perlindungan secara hukumf. Memberikan data bagi penelitian, penulisan karya ilmiah, dan penyempurnaan

    standar asuhan keperawatan. ( Zaidin Ali, 1999 )

    5. Manfaat dan Pentingnya Dokumentasi KeperawatanDokumentasi keperawatan mempunyai makna yang penting bila dilihat dari

    berbagai aspek :

    1. HukumSemua catatan informasi tentang klien merupakan dokumentasi resmi dan bernilai

    hukum, Bila terjadi suatu masalah (minconduct) yang berhubungan dengan profesi

    keperawatan, dimana perawat sebagai pemberi jasa dan klien sebagai pengguna

    jasa, maka dokumentasi diperlukan sewaktu-waktu, Dokumentasi tersebut dapat

    dipergunakan sebagai barang bukti di pengadilan, Oleh karena itu, data-data harus

    diidentifikasi secara lengkap, jelas, obyektif dan ditandatangani oleh tenaga

    kesehatan (perawat), tanggal dan perlunya dihindari adanya penulisan yang dapat

    menimbulkan interprestasi yang salah.

    2. Jaminan Mutu (Kualitas Pelayanan )Pencatatan data klien yang lengkap dan akurat, akan member kemudahan bagi

    perawat dalam membantu menyelesaikan masalah klien dan untuk mengetahui

    sejauh mana masalah klien dapat teratasi dan seberapa jauh masalah baru dapat

    diidentifikasi dan dimonitor melalui catatan yang akurat, Hal ini akan membantu

    meningkatkan mutu pelayanan keparawatan.

    3. KomunikasiDokumentasi keadaan klien merupakan alat perekam terhadap masalah yang

    berkaitan dengan klien, Perawat atau tenaga kesehatan lain akan bisa melihat

    catatan yang ada sebagai alat komunikasi yang dijadikan pedoman dalam

    memberikan asuhan keperawatan.

    4. KeuanganDokumentasi dapat bernilai keuangan, Semua tindakan keperawatan yang belum,

    sedang dan telah diberikan dicatat dengan lengkap yang dapat dipergunakan

    sebagai acuan atau pertimbangan dalam biaya keperawatan bagi klien.

    5. PendidikanDokumentasi keperawatan mempunyai nilai pendidikan ,karena isinya

    menyangkut kronologis dari kegiatan asuhan keperawatan yang dapat

  • 7/28/2019 makalah medikal bedah

    8/56

    dipergunakan sebagai bahan atau referensi pembelajaran bagi siswa atau profesi

    keperawatan.

    6. PenelitianDokumentasi keperawatan mempunyai nilai penelitian. Data yang terdapat

    didalamnya mengandung informasi yang dapat dijadikan sebagai bagian atau

    obyek riset dan pengembangan profesi keperawatan.

    7. AkreditasiMelalui dokumentasi keperawatan akan dapat dilihat sejauh mana peran dan

    fungsi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien. Dengan

    demikian akan dapat diambil kesimpulan tingkat keberhasilan pemberian asuhan

    keperawatan yang diberikan, guna pembinaan dan pengembangan lebih lanjut. Hal

    ini selain bermanfaat bagi peningkatan mutu sendiri, juga bagi individu perawat

    dalam mencapi tingkat kepangkatan yang lebih tinggi.

    6. Prinsip Dokumentasi KeperawatanDokumentasi kepeawatan mempunyai 3 prinsip yaitu: Brevity, Legibility, dan

    Accuracy (Carpenitto, 1991) Prinsip-perinsip tersebut di atas dapat dijelaskan sebagai

    berikut:

    1. BrevityDalam melakukan pendokumentasian setiap petugas/perawat harus brevity, Brevity

    sendiri adalah ringkas, jadi kita dalam mencatat isi dokumentasi keperawatan harus

    ringkas dan tidak perlu memasukan kata-kata atau kalimat yang tidak penting dan

    mempunyai makna yang tidak sesuai.

    Misal :

    a. Intervensi: Berikan cairan infus RL 4 tetes/menit (ringkas/brevity)b. Intervensi: Berikan cairan infus ringer laktat 4 tetes per menit karena di

    sarankan oleh dokter bedah yaitu dr. AA Sp.D. yang jaga sihf pagi.( tidak

    brevity).

    2. Dengan menuliskan catatatan yang ringkas dan mengenai inti masalah maka catatandokumentasi akan mudah di pahami dan tidak memakan ruang dalam lembar yang

    tersedia.

    3. Legidibilitya. Legidibility yaitu dimana dalam penulisan/pencatatan dokumentasi keperawatan

    harus mudah dibaca dan di pahami oleh perawat lain atau profesi lain yang ikut

    dalam proses pendokumentasian. Misal :

  • 7/28/2019 makalah medikal bedah

    9/56

    b. Perawat harus menuliskan catatan yang jelas yang bisa dibaca dan di mengertioleh perawat lain, dan tidak menuliskan istilah-istilah yang tidak di pahami oleh

    orang lain. Semisal ada istilah baru maka harus segera di diskusikan ke semua tim

    untuk menggunakan istilah tersebut.

    4. Accuracya. Accuracy adalah sesuai dengan data yang ada pada klien. Jadi kita harus

    memasukan data pada dokementasi keperawatan harus benar dan sesuai dengan

    data baik identitas, laboratorium dan radiologi pada setiap klien. Ini adalah aspek

    yang sangat vital dan tidak boleh salah atau tertukar dengan klien lain. Misal :

    b. Dalam memasukan data pemberian obat perawat harus teliti dan tidak boleh salah,obat yang resepkan untuk Tn. A tidak boleh di berikan kepada Tn. C.

    Hal yang pokok dalam prinsip-prinsip dokumentasi adalah :

    1. Dokumentasi harus dilakukan segera setelah pengkajian pertama dilakukan, demikianjuga pada setiap langkah kegiatan keperawatan

    2. Bila memungkinkan, catat setiap respon pasien / keluarganya tentang informasi / datayang penting tentang keadaannya

    3. Pastikan kebenaran setiap data data yang akan dicatat4. Data pasien harus objektif dan bukan merupakan penafsiran perawat, dalam hal ini

    perawat mencatat apa yang dilihat dari respon pasien pada saat merawat pasien mulai

    dari pengkajian sampai evaluasi

    5. Dokumentasikan dengan baik apabila terjadi hal-hal sebagai berikut : adanyaperubahan kondisi atau munculnya masalah baru, respon pasien terhadap bimbingan

    perawat

    6. Harus dihindari dokumentais yang baku sebab sifat individu /Pasien adalah unik dansetiap pasien mempunyai masalah yang berbeda.

    7. Hindari penggunaan istilah penulisan yang tidak jelas dari setiap catatan yang dicatat,harus disepakati atas kebijaksanaan institut setempat

    8. Data harus ditulis secara syah dengan menggunakan tinta dan jangan menggunakanpinsil agar tidak mudah dihapus.

    9. Untuk merubah atau menutupi kesalahan apabila terjadi salah tulis, coret dan digantidengan yang benar kemudian ditanda tangani.

    10.Untuk setiap kegiatan dokumentasi, cantumkan waktu tanda tangan dan nama jelaspenulis

  • 7/28/2019 makalah medikal bedah

    10/56

    11.Wajib membaca setiap tulisan dari anggota lain kesehatan yang lain sebelum menulisdata terakhir.

    12.Dokumentasi harus dibuat dengan tepat, jelas dan lengkap7. Proses Dokumentasi Keperawatan

    1. Pengkajiana. Mengumpulkan Data

    b. Validasi datac. Organisasi datad. Mencatat data

    2. Diagnosa Keperawatana. Analisa data

    b.Identifikasdi masalahc. Formulasi diagnosa

    3. Perencanaan / Intervensia. Prioritas Masalah

    b. Menentukan tujuanc. Memilih strategi keperawatand. Mengembangkan rencana keperawatan

    4. Pelaksanaan / implementasia. Melaksanakan intervensi keperawatan

    b. Mendokumentasikan asuhan keperawatan

    c.Memberikan laporan secara verbald. Mempertahankan rencana asuhan

    5. Evaluasia. Mengidentifikasikan kriteria hasil

    b. Mengevaluasi pencapaian tujuanc. Memodifikasi rencana keperawatan

    8. Teknik Pencatatan Dokumentasi Asuhan KeperawatanDalam pendokumentasian ada 3 teknik, yaitu :

    1. NaratifBentuk naratif adalah merupakan pencatatan tradisional dan dapat bertahan

    paling lama serta merupakan sistem pencatatan yang fleksibel. Karena suatu

  • 7/28/2019 makalah medikal bedah

    11/56

    catatan naratif dibentuk oleh sumber asal dari dokumentasi maka sering dirujuk

    sebagai dokumentasi berorientasi pada sumber.

    Sumber atau asal dokumentasi dapat di peroleh dari siapa saja, atau dari

    petugas kesehatan yang bertanggung jawab untuk memberikan informasi. Setiap

    narasumber memberikan, hasil observasinya, menggambarkan aktifitas dan

    evaluasinya yang unik. Cara penulisan ini mengikuti dengan ketat urutan

    kejadian/kronologisnya.

    Biasanya kebijakan institusi menggariskan siapa yang

    mencatat/melaporkan apa, bagaimana sesuatu akan dicatat dan harus dicatat

    dimana.

    Ada lembaga yang menetapkan bahwa setiap petugas kesehatan harus

    mencatat di formulir yang telah dirancang khusus, misalnya catatan dokter,

    catatan perawat atau fisioterapi atau petugas gizi.

    Ada juga institusi yang membuat rancangan format yang dapat dipakai

    untuk semua jenis petugas kesehatan dan semua catatan terintegrasi dalam suatu

    catatan.

    Berhubung sifat terbukanya catatan naratif (orientasi pada sumber data)

    sehingga dapat digunakan pada setiap kondisi klinis. Tidak adanya struktur yang

    harus diakui memungkinkan perawat mendokumentasikan hasil observasinya

    yang relevan dan kejadian secara kronologis.

    Keuntungan dan kelemahan pedokumentasian secara naratif

    Keuntungan catatan naratif :

    a. Pencatatan secara kronologis memudahkan penafsiran secara berurutan darikejadian dari asuhan/tindakan yang dilakukan

    b. Memberi kebebasan kepada perawat untuk mencatat menurut gaya yangdisukainya

    c. Format menyederhanakan proses dalam mencatat masalah, kejadianperubahan, intervensi, rekasi pasien dan outcomes

    Kelemahan catatan naratif :

    a. Cenderung untuk menjadi kumpulan data yang terputus-putus, tumpangtindih dan sebenarnya catatannya kurang berarti

    b. Kadang-kadang sulit mencari informasi tanpa membaca seluruh catatan atausebagian besar catatan tersebut

  • 7/28/2019 makalah medikal bedah

    12/56

    c. Perlu meninjau catatan dari seluruh sumber untuk mengetahui gambaranklinis pasien secara menyeluruh

    d. Dapat membuang banyak waktu karena format yang polos menuntunpertimbangan hati-hati untuk menentukan informasi yang perlu dicatat setiap

    pasien

    e. Kronologis urutan peristiwa dapat mempersulit interpretasi karena informasiyang bersangkutan mungkin tidak tercatat pada tempat yang sama

    f. Mengikuti perkembangan pasien bisa menyita banyak waktu2. Flowsheet (bentuk grafik)

    Flowsheet memungkinkan perawat untuk mencatat hasil observasi atau

    pengukuran yang dilakukan secara berulang yang tidak perlu ditulis secara naratif,

    termasuk data klinik klien tentang tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, pernafasan,

    suhu), berat badan, jumlah masukan dan keluaran cairan dalam 24 jam dan

    pemberian obat.

    Flow sheet yang selain untuk mencatat vital sing biasanya juga dipakai untuk

    catatan keseimbangan cairan dalam 24 jam, catatan pengobatan catatan harian

    tentang asuhan keperawatan. Flow sheet merupakan cara tercepat dan paling efisien

    untuk mencatat informasi. Selain itu tenaga kesehatan akan dengan mudah

    mengetahui keadaan klien hanya dengan melihat grafik yang terdapat pada flow

    sheet. Oleh karena itu flow sheet lebih sering digunakan di unit gawat darurat,

    terutama data fisiologis.

    Lembar alur yang unik, berupa kesimpulan penemuan, termasuk flowsheet

    instruksi dokter/perawat, grafik, catatan pendidikan dan catatan pemulangan klien.

    Rangkaian informasi dalam sistem pendekatan orientasi masalah. Catatan ini

    dirancang dengan format khusus pendokumentasian informasi mengenai setiap

    nomor dan judul masalah yang sudah terdaftar. Flowsheet sendiri berisi hasil

    observasi dan tindakan tertentu. Beragam format mungkin digunakan dalam

    pencatatan walau demikian daftar masalah, flowsheet dan catatan perkembangan

    adalah syarat minimal untuk dokumentasi pasien yang adekuat/memadai.

    3. Checklist adalahSuatu format pengkajian yang sudah dibuat dengan pertimbang-pertimbangan

    dari standar dokumentasi keperawatan sehingga memudahkan perawat untuk mengisi

    dokumentasi keperawatan, karena hanya tinggal mengisi item yang sesuai dengan

    keadaan pasien dengan mencentang. Jika harus mengisi angka itupun sangat ringkas

  • 7/28/2019 makalah medikal bedah

    13/56

    misal pada data vital sign.

    Keuntungan model flowsheet dan checklist :

    a. Mudah dalam pengisian dan lebih cepatb. Alur sudah ada tinggal mengisikan dan tidak terputus-putusc. Mudah dalam mencari informasi per item pengkajian dan catatatan lain

    Kelemahan model ini adalah :

    a. Tidak dapat menjabarkan pengkajian sesuai yang kita inginkanb. Harus mengikuti alur dalam pengisian flowsheet dan checklist.

    9. Standar Dokumentasi KeperawatanMerupakan kebijakan / garis penetuan terhadap tindakan keperawatan yang

    diberikan atau ukuran / model terhadap hal yang sama tepat dengan akurat, yang

    berguna untuk mengorganisasikan kwalitas karateristik dan penampilan kerja dalam

    praktek keperawatan.

    a. Standar I.Pengumpulan data NCP sistematis tentang status kesehatan klien data yang

    diperoleh dibicarakan lalu ditulis / direkam.

    b. Standar 2.Diagnosa keperawatan untuk didapat dari data status kesehatan.

    c. Standar 3.Rencanan keperawatan dan hasil yang diharapkan diperoleh dari diagnosa

    keperawatan.

    d. Standar 4.Rencana keperawatan secara media termasuk pendekatan secara medis untuk

    mengukur kemajuan penyakit yang didapat di diagnosa keperawatan.

    e. Standar 5.Sikap perawat terhadap pasien sangat diperlukan bagi proses penyembuhan.

    f. Standar 6.Sikap perawatan menolong pasien untuk meningkatkan kemampuan terhadap

    kesehatan.

    g. Standar 7.Kemajuan dan kemunduran kesehatan klien ditentukan oleh klien dan perawat.

    h. Standar 8.Kemajuan dan kemunduran dicatat dan didokumentasi serta revisi untuk

    rencanan keperawatan selanjutnya

  • 7/28/2019 makalah medikal bedah

    14/56

    B. Konsep Dasar Keperawatan Medikal Bedaha. Pengertian

    Keperawatan Medikal Bedah adalah Pelayanan profesional yang

    didasarkan Ilmu dan teknik Keperawatan Medikal Bedah berbentuk pelayanan

    bio-psiko-sosio-spiritual yg komprehensif ditujukan pada orang dewasa dengan

    atau yang cenderung mengalami gangguan fisiologi dengan atau tanpa gangguan

    struktur akibat trauma.

    Keperawatan medical bedah merupakan bagian dari keperawatan, dimana

    keperawatan itu sendiri adalah bentuk pelayanan professional yang merupakan

    bagian integral dari pelayanan bio- psiko-sosio-spritual yang komprehensif

    ditujukan pada individu, keluarga, dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang

    mencakup seluruh proses kehidupan manusia.

    Pelayanan Keperawatan Berupa bantuan Diberikan Dengan Alasan

    1. Kelemahan fisik2. Kelemahan mental3. Masalah psikososial4. Keterbatasan pengetahuan5. Ketidakmampuan dan ketidakmauan melakukan kegiatan sehari-hari secara

    mandiri akibat gangguan patofisiologis (CHS, 1992)

    Praktik keperawatan medikal bedah meliputi pelayanan orang yang

    beresiko terhadap orang yang sedang mengalami kelainan patofisiologi. Pada

    kebanyakan pusat-pusat kesehatan anak-anak dipisahkan dari orang dewasa

    karena perbedaan kebutuhannya, dan praktik spesialisasi keperawatan yang

    maju dengan memfokuskan pelayanan keperawatan anak. Jadi, praktik

    keperawatan medikal bedah tumbuh terutama sebagai keperawatan bagi orang

    yang telah mencapai kedewasaan jasmani atau telah berkembang, bagi yang

    beresiko atau mengalami variasi norma yang ditentukan mengenai fungsi fisik

    dan yang membutuhkan intervensi pengobatan medikal atau bedah.

    Kerangka acuan yang digunakan dalam keperawatan medikal bedah adalah

    kebutuhan dasar manusia yang dikemukakan oleh Maslow. Maslow

    menguraikan hirarki kebutuhan dan yang paling mendasar ialah kebutuhan

    fisiologi diikuti keselamatan, cinta dan dicintai, harga diri dan aktualisasi diri.

    Pada prinsipnya kebutuhan yang paling dasar harus memuaskan.

  • 7/28/2019 makalah medikal bedah

    15/56

    Menggunakan acuan kebutuhan dasar manusia dalam asuhan

    keperawatan berarti pengumpulan dan analisis data yang menyangkut tiap

    kategori kebutuhan. Konsep hirarki kebutuhan sangat berguna pada perencanaan

    asuhan melalui bantuan pencanangan prioritas umpanya kebutuhan untuk tetap

    hidup, biasanya merupakan kebutuhan prioritas diatas kebutuhan yang

    berkembang.

    b. Dokumentasi Data PasienData pasien harus segera dicatat untuk meyakinkan kecermatan dan

    kegunaannya. Data awal dari pasien terhitung informasi dari riwayat

    keperawatan dan hasil pemeriksaan fisik yang tercatat dan digunakan dalam

    analisis dan perencanaan asuhan serta menyajikan sarana dasar untuk

    perbandingan. Metode pencatatan data bervariasi menurut lembaga dan

    kerangka acuan yang dipakai oleh perawat dalam pengumpulan data. Banyak

    rumah sakit yang menempatkan bagian catatan medik di dalam atau dibagian

    luar ruang pasien sehingga observasi yang berkesinambungan dan kegiatan yang

    terpisah-pisah dapat catat dengan segera.

    c. Dokumentasi Asuhan Keperawatan Medikal Bedah1. Pengkajian

    Proses pengkajian terdiri dari pengumpulan data mengenai pasien yang

    tepat untuk memperoleh asuhan keperawatan. Sebagian dari data adalah sama

    seperti yang dikumpulkan oleh pelayanan kesehatan profesional lain,

    penggunaan data berbeda.

    Pengkajian terdiri dari dua jenis yaitu:

    a. Pengkajian awalData pasien didapat oleh perawat waktu pasien masuk dirawat dirumah

    sakit atau lembaga kesehatan. Dasar-dasar data awal menyajikan landasan

    demi perencanaan asuhan keperawatan. Banyak rumah sakit yang

    mengembangkan data pasien pada waktu masuk sebagai pembuktian data yang

    tepat dari populasi pasien spesifik.

    Data yang terkumpul dari pasien bisa subjektif atau objektif. Data

    Subjektif diperlukan demi penyajian pengertian dari pengalaman pasien dan

    pengindraannya terhadap sakit dan sehat. Data Objektif dapat dibuktikan

    kebenarannya. Data subjektif dan objektif dipisahkan pada pencatatan pada

    metode orientasi masalah.

  • 7/28/2019 makalah medikal bedah

    16/56

    b. Pengkajian BerkesinambunganKarena kesehatan itu dinamis, statusnya berubah - ubah selamanya,

    pengkajian harus merupakan proses yang berkesinambungan. Jadi, pengkajian

    tidak berakhir pada data yang terkumpul waktu masuk dirawat. Pada setiap

    saat terjadi interaksi antara perawat dan pasien tambahan data dikumpulkan.

    Data tambahan digunakan untuk evaluasi masalah yang direncanakan dan

    untuk merencakan masalah baru. Cara pendekatan yang direncanakan dan

    diatur sama keutamaannya demi pengkajian yang berkesinambungan demikian

    juga untuk pengkajian awal.

    Contoh pengkajian data subjektif :

    1) Pasien menyatakan bahwa ia ada disis untuk menjalani pembedahanyang kedua kalinya dan merasa cemas

    2) Pasien mengeluh nyeri dan nyeri tekan pada tempat insisi pembedahanContoh pengkajian data objektif :

    a. Alergib. Tanda-tanda vitalc. Berat badand. Hasil lab/rontgene. Feses cair atau padatf. Muntahg. Suara nafas

    2. Diagnosa KeperawatanLangkah kedua dari proses keperawatan adalah membuat kesimpulan

    dari data yang terkumpul. Proses analisa data dapat disebut sebagai diagnosis,

    namun demi menghilangkan kerancuan proses dengan hasil akhir, terminologi

    diagnosa keperawatan dalam perbincangan akan dibatasi sampai hasil akhir

    dari analisa data. Kerangka acuan seperti yang diuraikan sebelumnya untuk

    praktek keperawatan sangat membantu untuk pengelompokkan data yang akan

    dianalisa sehingga bisa sampai kepada kondisi yang sehat dari data landasan.

    Sangat sukar sekali untuk berkecimpung dengan data yang sangat banyak

    tanpa pengelompokkan dalam pelaksanaan.

    Sebagian kegiatan keperawatan tidak mengikuti diagnosa keperawatan.

    Diingatkan kembali bahwa kegiatan keperawatan terdiri dari dua bentuk,

    independen dan interdependen atau kolaboratif. Menegakkan diagnosa

  • 7/28/2019 makalah medikal bedah

    17/56

    keperawatan dan melaksanakan kegiatan yang sesuai terhadap diagnosa

    keperawatan yang telah ditentukan adalah kegiatan independen atau tidak ada

    ketergantungan. Diagnosa keperawatan yang ditegakkan dan yang paling bisa

    diterima adalah yang bisa menyegarkan ingatan kepada data awal masalah

    atau masalah potensial. Diantisipasi pada waktu mendatang, lebih banyak

    diagnosa yang akan berkembang yang dimaksudkan untuk membantu orang

    maju ketingkat kesehatan yang optimal.

    Contoh diagnosa keperawatan:

    Pola nafas tidak efektif :

    a. Gangguan pertukaran gasb. Mobilitas, gangguan fisikc. Nyeri kronisd. Gangguan pola tidure. Gangguan integritas kulit

    3. PerencanaanPerencanaan keperawatan melalui beberapa tahap :

    a. menentukan preoritas setelah diagnosa-diagnosa keperawatanb. menentukan tujuan atau hasil dari pelayanan keperawatan untuk tiap

    diagnosa keperawatan memeilih langkah keperawatan yang spesifik

    Recana keperawatan harus tertulis pada status pasien. Perencanaan

    mencakup diagnosa keperawatan, hasil diharapkan dan kegiatan keperawatan.

    Kegiatan ditermionologi pesan perawatan dan mencantumkan petunjuk

    yang jelas.

    4. ImplementasiPerawat dapat membantu pasien untuk meraih tujuan dengan berbagai

    strategi cara. Tujuan pelayanan keperawatan adalah mencapai kesehatan

    pasien yang optimal,karena itu perawatan mandiri dititik beratkan sejauh itu

    masih memungkinkan dilaksanakan oleh pasien karena penanggung jawab

    yang tertinggi demi pelestarian kesehatan pasien itu sendiri. Jadi strategi

    keperawatn yang paling utama ialah memberi penyuluhan,memberi bantuan

    dan memotivasi. Bila perawatan mandiri tidak mungkin atau tidak pada

    tempatnya dilakukan,maka harus mengkompensasikan ketidakmampuan

    pasien dengan melaksanakan kegiatan.

  • 7/28/2019 makalah medikal bedah

    18/56

    Pemantauan merupakan strategi yang harus berlangsung,bentuk

    tingkatannya tergantung kepada tingkat sakit dan penyakitnya.

    Kegiatan keperawatan dapat diarahkan ke berbagai hal dan keadaan.

    Tidak semua pelayanan yang direncanakan itu dilakukan oleh perawat

    profesional. Sebagian pelayanan dapat dilimpahkan kepada pemberi pelayanan

    kesehatan yang lain yang bekerja dengan cara hubungan kerja dengan perawat

    d. Keperawatan medical bedah dilakukan dengan 4 cara yaitu :1. Pelayanan professional berdasarkan ilmu pengetahuan menggunakan

    scientific metode berlandaskan etika keperawatan.

    Seorang perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien,

    selalu memandang pasien secara holistic/ menyeluruh baik bio, psiko, social,

    cultural dan spiritual, dalam setiap tindakan perawat dituntut untuk

    memberikan asuhan keperawatan secara professional sesuai dengan

    standarisasi profesi keperawatan.

    Pelayanan ini diberikan oleh perawat yang berkompetensi dan telah

    menyelesaikan pendidikan profesi keperawatan pada jenjang yang lebih

    tinggi. Dalam hal ini perawat hrus bersikap acceptance, sensitive, empati,

    dan trust kepada klien, selain itu perawat harus memahami dan

    mengaplikasikan prinsip- prinsip moral dalam praktek keperawatan antara

    lain :

    a. Autonomib. Beneficiencic. Justiced. Fidelity ( setia)e. Veracity ( kejujuran )f. Avoiding killing2. Berdasarkan ilmu pengetahuan

    Perawat dalam melaksanakan tugasnya sudah melalui jenjang pendidikan

    formal yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Ilmu pengetahuan terus

    berubah dari waktu ke waktu ( dinamis ), sehingga dalam memberikan

    asuhan keperawatan pada klien berdasarkan perkembangan ilmu

    pengetahuan terbaru.

    3. Menggunakan scientific metode

  • 7/28/2019 makalah medikal bedah

    19/56

    Dalam melaksanakan asuhan keperawatan melalui tahap- tahap dalam proses

    keperawatan berasarkan pendekatan ilmiah. Dengan menggunakan

    standarisasi asuahn keperawatan yang ada ( NANDA, NIC, NOC )

    4. Berdasarkan etika keperawatanPerawat dalam melaksanakan tugasnya, dituntut untuk dapat menerapkan

    asas etika keperawatan yang ada, meliputi asas autonomy ( menghargai hak

    pasien/ kebebasan pasien ), beneficience ( menguntungkan bagi pasien ),

    veracity ( kejujuran ), justice ( keadilan ).

    Fungsi kode etik keperawatan antara lain :

    a. Memberi dasar dalam mengatur hubungan perawat, klien, tenaga kesehatanlain , masyarakat dan profesi keperawatan.

    b. Memberi dasar dalam menilai tindakan keperawatanc. Member dasar dalam membuat kurikulum pendidikan keperawatand. Membantu masyarakat untuk mengetahui pelaksanaan pelayanan kesehatan

    yang benar.

    e. penyakit keperawatan medikal bedah1. appendicitis2. Ca. Mamae3. Cedera Kepala4. chf5. ckd6. stroke7. dm8. fraktur

    http://ppni-klaten.com/index.php?option=com_content&view=article&id=65:appendicitis&catid=38:ppni-ak-category&Itemid=66http://ppni-klaten.com/index.php?option=com_content&view=article&id=67:ca-mamae-&catid=38:ppni-ak-category&Itemid=66http://ppni-klaten.com/index.php?option=com_content&view=article&id=68:cedera-kepala&catid=38:ppni-ak-category&Itemid=66http://ppni-klaten.com/index.php?option=com_content&view=article&id=70:chf&catid=38:ppni-ak-category&Itemid=66http://ppni-klaten.com/index.php?option=com_content&view=article&id=71:ckd&catid=38:ppni-ak-category&Itemid=66http://ppni-klaten.com/index.php?option=com_content&view=article&id=72:stroke&catid=38:ppni-ak-category&Itemid=66http://ppni-klaten.com/index.php?option=com_content&view=article&id=73:dm&catid=38:ppni-ak-category&Itemid=66http://ppni-klaten.com/index.php?option=com_content&view=article&id=63:fraktur&catid=38:ppni-ak-category&Itemid=66http://ppni-klaten.com/index.php?option=com_content&view=article&id=63:fraktur&catid=38:ppni-ak-category&Itemid=66http://ppni-klaten.com/index.php?option=com_content&view=article&id=73:dm&catid=38:ppni-ak-category&Itemid=66http://ppni-klaten.com/index.php?option=com_content&view=article&id=72:stroke&catid=38:ppni-ak-category&Itemid=66http://ppni-klaten.com/index.php?option=com_content&view=article&id=71:ckd&catid=38:ppni-ak-category&Itemid=66http://ppni-klaten.com/index.php?option=com_content&view=article&id=70:chf&catid=38:ppni-ak-category&Itemid=66http://ppni-klaten.com/index.php?option=com_content&view=article&id=68:cedera-kepala&catid=38:ppni-ak-category&Itemid=66http://ppni-klaten.com/index.php?option=com_content&view=article&id=67:ca-mamae-&catid=38:ppni-ak-category&Itemid=66http://ppni-klaten.com/index.php?option=com_content&view=article&id=65:appendicitis&catid=38:ppni-ak-category&Itemid=66
  • 7/28/2019 makalah medikal bedah

    20/56

    BAB IV

    Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

    1. Pengkajian Teoritisa) Identitas Klien

    Melakukan pengkajian pada identitas klien, meliputi : nama, jenis kelamin,

    umur, status perkawinan, agama, pekerjaaan, pendidikan terakhir, alamat, tanggal

    pengkajian.

    b) Riwayat Keperawatan1.

    Keluhan utama : biasanya klien dengan diabetes mellitus adanyarasa kesemutan pada kaki / tungkai bawah, rasa raba yang menurun, adanya

    luka yang tidak sembuh- sembuh dan berbau, adanya nyeri pada luka, sering

    buang air kecil, sering merasa lapar.

    2. Riwayat kesehatan sekarang : biasanya klien dengan dibetes melitusmengalami atau menampakkan gejala seperti sering buang air kecil,

    kesemutan, sering merasa lapar, adanya luka yang susah sembuh.

    3. Riwayat kesehatan dahulu : Sebelum klien masuk kerumah sakit,kemungkinan klien pernah menderita atau mengalami penyakit hipertensi,

    riwayat penyakit pancreas, ISK berulang.

    4. Riwayat kesehatan keluarga : ada anggota keluarga pasien yang mengalamipenyakit yang sama dengan pasien yaitu Dabetes mellitus.

    c) Kebiasaan sehari-haria. Biologis

    1. Pola makan : frekuensi, jumlah porsi yang habis, cara makan, makananyang disukai dan tidak disukai, pemasukan nutrisi berkurang.

    2. Pola minum : frekuensi3. Pola tidur : jumlah tidur, kesulitan dalam tidur atau tidur tidak teratur4. Aktifitas sehari-hari : Kegiatan yang dilakukan dari bangun tidur hingga

    tidur kembali

    b. Psikologis

    Keadaan emosi : kondisi psikologis

  • 7/28/2019 makalah medikal bedah

    21/56

    d) Dasar Data Pengkajian Pasiena. Aktivitas/Istirahat

    Gejala : lemah, letih, sulit bergerak/ berjalan.

    Kram otot, tonus otot menurun. Gangguan tidur / istirahat.

    Tanda : takikardia dan takipnea pada keadaan istirahat atau dengan aktivitas.

    Letargi/ disorientasi, koma.

    Penurunan kekuatan otot

    b. SirkulasiGejala : adanya riwayat hipeertensi; IM akut.

    Klaudikasi, bebas dan kesemutan pada ekstremitas.

    Ulkus pada kaki, penyembuhan yang lama.

    Tanda : takikardia.

    Perubahan tekanan darah postural ; hipertensi

    Nadi yang menurun/ tak ada

    Distritmia

    Krekels ; DVJ ( GJK )

    Kulit panas, kering dan keemerahan ; bola mata cekung.

    c. Intergritas EgoGejala : stres ; tergantung pada orang lain.

    Masalah finansial yang berhubungan dengan kondisi.

    Tanda : ansietas, peka rangsang.

    d. EliminasiGejala : perubahan pola berkemih (poliuria), nokturia.

    Rasa nyeri atau terbakar, kesulitan berkemih ( infeksi), ISK baru atau

    berulang.

    Nyeri tekan abdomen atau diare.

    Tanda : urin encer, pucat, kuning ; poliuri( dapat berkembang menjadi

    oliguria/ anuria jika terjadi hipovolemia berat).

    Urin berkabut, bau busuk ( infeksi )

    Abdomen kera, adanya asites.

    Bising usus lemah dan menurun ; hiperaktif ( diare )

    e. Makanan/ cairan

  • 7/28/2019 makalah medikal bedah

    22/56

    Gejala : hilang nafsu makan, mual/ muntah

    Tidak mengikuti diet ; peningkatan masukan glukosa/ karbohidrat.

    Penurunan berat badan lebih dari periode beberapa hari/ minggu.

    Haus

    Penggunaan diuretik ( tiazid )

    Tanda : kulit kering/ bersisik, turgor jelek.

    Kekakuan/ distensi abdomen, muntah.

    Pembesaran tiroid ( peningkatan kebutuhan metabolik dengan

    peningkatan gula darah ).

    Bau halitosis/ manis, bau buah ( napas aseton )

    f. neurosensorigejala : pusing/ pening

    sakit kepala

    kesemutan, bebas kelemahan pada otot, parestesia.

    Gangguan penglihatan.

    Tanda : disorientasi ; mengantuk, letargi, stupor/ koma ( tahap lanjut ).

    Gangguan memori ( baru, masa lalu) ; kacau mental.

    Refleks tendon dalam ( RTD ) menurun ( koma).

    Aktivitas kejang ( tahap lanjut dari DKA)

    g. Nyeri/KenyamananTanda : abdomen yang tegang/ nyeri ( sedang/ berat )

    Gejala : wajah meringis dengan palpitasi; tampak sangat berhati- hati.

    h. PernapasanGejala : merasa kekurangan oksigen, batuk dengan / tanpa sputum purulen (

    tergantung adanya infeksi/ tidak )

    Tanda : lapar udara

    Batuk, dengan/ tanpa sputum purulen ( infeksi)

    Frekuensi pernapasan

    i. KeamananGejala : kulit kering, gatal; ulkus kulit.

  • 7/28/2019 makalah medikal bedah

    23/56

    Tanda : demam, diaforesi

    Kulit rusak, lesi/ ulserasi.

    Menurunnya kekuatan umum/ rentang gerak.

    Parestesia/ paralisis otot termasuk otot- otot pernapasan ( jika kadar

    kalium menurun dengan cukup tajam )

    Seksualitas

    Gejala : rabas vagina ( cenderung infeksi )

    Masalah impoten pada pria; kesulitan orgasme pada wanita

    Penyuluhan / pembelajaran

    Gejala: factor risiko keluarga; DM, penyakit jantung, stoke, hipertensi. Penyembuhan

    yang lambat.

    Penggunaan obat seperti steroid, diuretic ( tizid ); dilantin dan fenobarbital (

    dapat meningkatkan kadar glukosa darah )

    Mungkinatau tidak memerlukan obat diabetic sesuai pesanan.

    Pemeriksaan Diagnostik

    a. Glukosa darah : meningkat 200mg/dl atau lebihb. Aseton plasma ( keton) : positif secara mencolokc.

    Asam lemak bebas : kadar lipid dan kolesterol meningkat

    d. Osmolalitas serum : meningkat tetapi biasanya kurang dari 330 mg/ dle. Elektrolit : natrium : mungkin normal, meningkat, atau menurun.

    i. Kalium : normal atau peningkatan semu ( perpindahan seluler ),selanjutnya akan menurun fosfor.

    ii. Fosfosr : lebih sering menurun.f. Hemoglobin glikosilat : kadarnya meningkat 2-4 kali lipat dari normal yang

    mencerminkan kontrol DM yang kurang selama 4 bulan terakhir ( lama hidup

    SDM ) dan karenanya sangat bermanfaat dalam membedakan DKA dengan

    kontrol tidak adekuat versus DKA yang berhubungan dengan insiden ( mis,

    ISK baru )

    g. Gas darah arteri : biasanya menunjukkan Ph rendah dan penurunan padaHCO3 ( asidosis metabolik) dengan kompensasi alkalosis respiratorik.

    h. Trombosit darah : Ht mungkin meningkat ( dehidrasi ) ; leukositosi,hemokonsentrasis, merupakan respons terhadap stres atau infeksi.

    i. Ureum / kreatinin : mungkin meningkat atau normal ( dehidrasi / penurunanfungsi ginjal)

    j. Amilase darah : mungkin meningkat yang mengindikasikan adanyapankreatitis akut sebagai penyebab dari DKA.

    2. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul

  • 7/28/2019 makalah medikal bedah

    24/56

    1. Gangguan harga diri rendah berhubungan adanya perubahan kondisi fisik2. Gangguan sensori (penglihatan) berhubungan dengan gangguan transmisi impuls

    sebagai akibat penekanan tumor pada nervus optikus.

    3. Disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan struktur tubuh atau fungsiseksual dan perubahan pola respon seksual

    4. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan

  • 7/28/2019 makalah medikal bedah

    25/56

    3. NCP (Nursing Care Planing)Diagnosa

    Keperawatan

    Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

    1. Gangguanharga diri

    rendah

    berhubungan

    adanya

    perubahan

    kondisi fisik

    Setelah

    dilakukan

    intervensi

    keperawatan

    selama 3x24

    jam, diharapkan

    klien dapat

    menunjukkan

    kemampuan

    adaptasi terhadap

    perubahan yang

    terjadi.

    Mengungkapkan

    penerimaan terhadap

    keadaan diri sendiri di

    ungkapkan secara

    verbal.

    Dapat beradaptasi dan

    berpartisipasi aktif

    dalam berhubungan

    dengan orang lain.

    Mandiri :

    Atur periode singkat untukbicara tanpa diganggu dan

    dorong pasien untuk

    mengungkapkan perasaan

    tentang keadaan nya

    Kurangi stimulus yangberlebihan pada lingkungan,

    berikan ruang tersendiri jika ada

    indikasi. Sarankan pasien untuk

    menggunakan keterampilan

    manajemen stres. Mis : teknik

    relaksasi, visualisasi, dan

    bimbingan imajinasi.

    Fokuskan pada perbaikan yangsedang terjadi dan pengobatan,

    mis, menurunnya pigmentasi

    Membina hubungan danmeningkatkan keterbukaan dengan

    pasien.

    Meminimalkan perasaan stres,prustasi : meningkatkan kemampuan

    koping dan meningkan kemampuan

    untuk mengendalikan diri.

    Ungkapan seperti ini dapatmengangkat semangat pasien dan

    meningkatkan harga diri.

  • 7/28/2019 makalah medikal bedah

    26/56

    kulit, menurunnya berat badan,

    meningkatnya pertumbuhan

    rambut (jika hormone laki-laki

    telah di berikan), perbaikan

    siklus menstruasi normal.

    Anjurkan klien untuk

    beristirahat

    Sarankan untuk mengunjungiseseorang yang penyakitnya

    telah terkontrol dan gejalanya

    telah berkurang.

    Kolaborasi :

    Rujuk ke pelayanan social,konsling dan kelompok

    pendukung sesuai kebutuhan.

    Dapat menolong pasien untukmelihat hasil dari pengobatan yang

    telah di lakukan.

    Pendekatan secara komprehensifdpat membantu memenuhi

    kebutuhan pasien untuk memelihara

    tingkah laku koping.

    2. Gangguanpersepsi

    sensori

    Setelah

    dilakukan

    intervensi selama

    Dapat berpartisipasi

    dalam program

    pengobatan

    Mandiri :

    Pastikan derajat/tipe kehilanganpenglihatan

    Mempengaruhi harapan masa depanpasien dan pilihan intervensi

  • 7/28/2019 makalah medikal bedah

    27/56

    (penglihatan)

    berhubungan

    dengan

    gangguan

    transmisi

    impuls

    sebagai akibat

    penekanan

    tumor pada

    nervus

    3x24 jam,

    diharapkan

    gangguan

    persepsi sensori

    (penglihatan)

    berkurang

    Memepertahankan

    lapang ketajaman

    penglihatan tanpa

    kehilangan lebih lanjut

    Dorongan mengekspresikanperasaan tentang kehilangan

    atau kemungkinan kehilangan

    penglihatan

    Tunjukkan pemberian tetesmata, contoh : menghitung

    tetesan, mengikuti jadwal, tidak

    salah dosis.

    Lakukan tindakan untukmembantu pasien menangani

    keterbatasan penglihatan,

    contoh, kurangi kekacauan, atur

    perobatan; ingatkan memutar

    kepala kesubyek yang terlihat;

    perbaiki sinar suram dan

    masalah penglihatan malam

    Kolaborasi :

    Berikan obat sesuai indikasi :

    Sementara intervensi dini mencegahkebutaan, pasien menghadapi

    kemungkinan atau mengalami

    pengalaman kehilangan penglihatan

    sebagian atau total.

    Mencegah kehilangan penglihatanlanjut

    Menutunkan bahaya keamanansehubungan dengan perubahan

    lapang pandang atau kehilangan

    penglihatan akomodasi pupil

    terhadap sinar lingkungan.

  • 7/28/2019 makalah medikal bedah

    28/56

    Kronis, sederhana, tipe sudutterbuka :

    pilokarpin hidroklarida;

    timolol maleat;

    asetazolamid.

    tipe sudut sempit :

    miotik;

    inhibitor karbonik anhidrase,

    contoh asetazolamid (diamox)

    Obat miotik topikal inimenyebabkan konstriksi pupil,

    memudahkan keluarnya akueus

    humor.

    Menurunkan pembentukan akueustumor tanpa mengubah ukuran

    pupil, penglihatan, atau akomodasi

    Menurunkan laju produksi akueustumor.

    Membuat kontraksi otot sfingter iris,mendalamkan bilik anterior, dandilatasi pembuluh keluar traktus

    selama serangan akut / sebelum

    pembedahan

    Menurunkan sekresi akueus humor

  • 7/28/2019 makalah medikal bedah

    29/56

    3. Disfungsiseksual

    berhubungan

    dengan

    perubahan

    struktur tubuh

    atau fungsi

    seksual dan

    perubahan

    pola respon

    seksual

    Setelah

    dilakukan

    intervensi

    keperawatan

    selama 3x24

    jam, diharapkan

    dapat menerima

    situasi secara

    nyata.

    Menyatakan

    pemahaman perubahan

    anatomi/ funsional

    seksual.

    Mengidentifikasi

    kepuasan/ praktik

    sesuai yang diterima

    dan beberapa alternatif

    cara mengeksporesikan

    seksual.

    Mendiskusikan masalah

    tentang gambaran diri,

    peran seksual, hastrat

    seksual pasangan

    dengan orang terdekat.

    Mandiri :

    Mendengarkan pernyataanpasien / orang terdekat.

    Kaji informasi pasien atau orangterdeka tentang anatomi/ fungsi

    seksual dan pengaruh prosedur

    pembedahan. Berikan

    lingkungan tenang dan batasi

    pengunjung

    Identifikasi factor budaya ataunilai dan adanya konflik.

    Bantu pasien untuk menerimaatau menyadari tahap berduka.

    Masalah seksual seringtersembunyi sebagai pernyataan

    humor dan/ ungkapan yang

    gamblang.

    Perubahan kadar hormonemempengaruhi libido dan atau

    menurukan kelunakan vagina.

    Dapat mempengaruhi kembalinyahubungan seksual.

    Mengakui proses normalkehilangan secara nyata atau

    menerima perubahan dapat

    meningkatkan kopinh dan

    memudahkan resolusi.

  • 7/28/2019 makalah medikal bedah

    30/56

    Kolaborasi

    Rujuk ke konselor/ ahli seksualsesuai kebutuhan.

    Mungkin di butuhkan bantuantambahan untuk meningkatkan

    kepuasan hasil.

  • 7/28/2019 makalah medikal bedah

    31/56

    BAB III

    TINJAUAN KASUS

    1)

    Pengkajian Biodata / Data Biografi

    Identitas Klien :

    Nama : Tn. N No.registrasi :

    Umur : 50 Tahun

    Suku/bangsa : Indonesia

    Status perkawinan : Sudah Menikah

    Agama : Islam

    Pendidikan : SMA

    Pekerjaan : Swasta (pekerja bangunan)

    Alamat : Suka Merindu

    Tanggal masuk rumah sakit : 20 Oktober 2012

    Tanggal pengkajian : 22 oktober 2012

    Catatan kedatangan : Kursi Roda (), Ambulance (), Brankar ( )

    Keluarga terdekat yang dapat dihubungi:Nama/umur : Tn. D/35 Tahun No telepon :

    Pendidikan : SMA

    Pekerjaan : Pedagang

    Alamat : Suka Merindu

    Sumber informasi : Keluarga Pasien

    2.Riwayat Kesehatan/keperawatan

    1) Keluhan utama/alasan masuk RS :Tn. S (48 th) datang ke RS dr. M. Yunus Bengkulu pada tanggal 20

    oktober 2012, jam 10.00 wib dengan keluhan luka pada yang tidak sembuh-

    sembuh.

  • 7/28/2019 makalah medikal bedah

    32/56

    2) Riwayat Kesehatan Sekarang : Faktor pencetus

    Klien mengatakan ketika beraktivitas akan mengalami lelah dan

    lemah, dan nyeri pada luka yang kemungkinan berhubungan dengan

    pekerjaan klien yang terlalu berat yaitu sebagai pekerja bangunan

    Sifat keluhanKlien mengatakan nyeri timbul perlahan setiap saat, dan luka

    semakin melebar kemudian nyeri akan terasa terus menerus dan

    bertambah dengan aktivitas.

    Lokalisasi dan sifatnya : Menetap Berat ringannya keluhan

    Klien mengatakan nyeri area luka cenderung bertambah

    Lamanya keluhan : 2 minggu Upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi

    Klien mengatakan ketika mengalami luka yang tidak berangsur

    sembuh klien akan datang untuk berobat ke dokter/pelayanan kesehatan.

    Keluhan saat pengkajianPada saat dilakukan pengkajian klien mengeluh nyeri yang sangat

    parah pada luka, lemah dan lelah.

    Diagnosa Medik :Diabetes mellitus Tanggal : 23-10-2012

    3) Riwayat kesehatan dahulu Penyakit yang pernah dialami

    klien pernah masuk RS selama lebih kurang 1 minggu dengan

    keluhan Peningkatan tekanan darah ( diagnose medic : hipertensi)

    Alergiklien mengatakan tidak mengalami atau memiliki riwayat alergi

    terhadap makanan, debu dan lain-lain.

  • 7/28/2019 makalah medikal bedah

    33/56

    4) Riwayat Kesehatan KeluargaPenyakit menular atau keturunan dalam keluarga :

    Klien mengatakan ada anggota keluarganya yang memiliki penyakit

    diabetes melitus seperti yang dialaminya.

    3. Pola Fungsi Kesehatan (Gordon)

    1) Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatanPersepsi terhadap penyakit

    klien merasakan dengan penyakit yang ia alami menyebabkan hilangnya

    kenyamanan.

    Penggunaan :

    Tembakau :

    klien perokok berat, klien merokok semenjak berusia 20 tahun, selama

    sebulan ini klien berhenti merokok karena klien merasa nyeri dada dan batuk

    setiap setelah merokok.

    Alkohol : klien tidak mengkonsumsi alkohol

    Alergi : klien tidak memiliki alergi

    Reaksi alergi : tidak ada reaksi alergi

    Obat-obatan

    (Resep/obat bebas)

    Dosis Dosis terakhir Frekuensi

    2) Pola nutrisi dan metabolismeDiet/suplemen khusus :

    pasien biasa mengkonsumsi minuman berenergi seperti hemaviton,

    kartingdeng, extra joss.

  • 7/28/2019 makalah medikal bedah

    34/56

    Instruksi diet sebelumnya : rendah gula, mengurangi

    makanan yang mengandung

    karbohidrat tinggi.

    Nafsu makan : Meningkat (5x sehari)

    Penurunan sensasi kecap, mual-muntah, stomatitis : tidak ada

    Fluktuasi BB 6 bulan terakhir (naik/turun) : turun 2 kg

    Kesulitan menelan (disfagia) : tidak ada

    Gigi (lengkap/tidak,gigi palsu) : Lengkap

    Riwayat masalah kulit/penyembuhan (ruam,kering,keringat berlebihan)

    penyembuhan abnormal : tidak ada

    Jumlah minum/24 jam dan jenis (kehausan yang sangat) : 12 gelas/24 jam.

    Jenis : air putih.

    Frekuensi makan : 5X sehari

    Jenis makanan : nasi,lauk pauk, sayur.

    Pantangan/alergi : klien dianjurkan untuk tidak

    mengkonsumsi makanan

    yang berminyak seperti

    goreng-gorengan dan

    makanan yang banyak

    mengandung karbohidrat

    Lain-lain :

    3) Pola eliminasiBuang air besar (BAB)

    Frekuensi : 1X/ hari waktu : pagi hari

    Warna : kuning konsistensi : lunak

    Kesulitan (diare,konstipasi,inkontinensia : tidak terdapat kesulitan

    Buang air kecil (BAK)

    Frekuensi : 8x sehari

    Warna : kuning pekat

    Kesulitan(disuria,nokturia,hematuria,retensi,inkontenensia): ada kesulitan

  • 7/28/2019 makalah medikal bedah

    35/56

    Alat bantu (kateter intermitten,indwelling,kateter eksternal): tidak

    menggunakan alat bantu

    4) Pola aktifitas dan latihanKemampuan perawatan diri

    0 = mandiri 3 = dibantu orang lain dan peralatan

    1 = dengan alat bantu 4 = ketergantungan/tidak mampu

    2 = dibantu orang lain

    Kegiatan/aktifitas 0 1 2 3 4

    Makan/minum

    Berpakaian/berdandan

    Toileting

    Mobilisasi ditempat tidur

    Berpindah

    Berjalan

    Menaiki tangga

    Memasak

    Pemeliharaan rumah

    Mandi Berbelanja

    Alat bantu (kruk,pispot,tongkat,kursi roda) : tongkat, kursi roda

    Kekuatan otot : lemah

    Kemampuan ROM : tidak baik/mampu (gerakan tidak

    aktif tetapi dapat bergerak tanpa alat bantu)

    Keluhan saat beraktifitas : pada saat bekerja terlalu berat klien

    mengeluh nyeri bertambah pada

    luka.

    5) Pola istirahat dan tidurLama tidur : 6 jam/malam, 1-2 jam tidur siang

    Waktu : 22.00-04.00 WIB

  • 7/28/2019 makalah medikal bedah

    36/56

    Kebiasaan menjelang tidur : berwudhu

    Masalah tidur (insomnia,terbangun dini,mimpi buruk) : terbagun dini

    6) Pola kognitif dan persepsiStatus mental (sadar/tidak,orientasi baik/tidak) : sadar, compos mentis

    Bicara : normal ( ), tak jelas ( ), gagap ( ),aphasia ekspresif ( )

    Kemampuan berkomunikasi : ya ( ), tidak ( )

    Kemampuan memahami : ya ( ), tidak ( )

    Tingkat ansietas : ringan ( ), sedang ( ), berat ( ),panic ( )

    Pendengaran : DBN ( ),tuli ( ), kanan/kiri,tinnitus ( ), alat bantu dengar ( )

    Penglihatan (DBN,buta,katarak,kacamata,lensa kontak,dll) : katarak

    Vertigo : tidak ada

    7) Persepsi diri dan konsep diriPerasaan klien tentang masalah kesehatan ini : klien takut akan penyakit yang

    dialami

    Lain-lain :

    8) Pola peran hubunganPekerjaan : swasta

    System pendukung : pasangan ( ),tetangga/teman ( ),tidak ada ( ),keluarga

    serumah ( ),keluarga tinggal berjauhan ( )

    Masalah keluarga berkenaan dengan perawatan di RS : tdk ada

    Kegiatan social :

    Lain-lain :

    9) Pola seksual dan reproduksiMasalah seksual b.d penyakit : ada

    Lain-lain : -

    10)Pola koping dan toleransi stressPerhatian utama tentang perawatan di RS atau penyakit (financial, perawatan diri)

    : baik, tetapi klien sedikit terpikir dengan masalah biaya perawatan

    Kehilangan/ perubahan besar dimasa lalu : tidak ada

    Hal yang dilakukan saat ada masalah (sumber koping) : musyawarah dengan

    istri dan keluarga

  • 7/28/2019 makalah medikal bedah

    37/56

    Penggunaan obat untuk menghilangkan stress : tidak ada

    Keadaan emosi dalam sehari-hari (santai/tegang) : tegang

    11)Keyakinan dan kepercayaanAgama : islam

    Pengaruh agama dalam kehidupan : baik, pasien mengatakan agama adalah

    pedoman hidup pasien dan juga keluarga

    4. Pemeriksaan fisik

    1. Keadaan umum :Penampilan umum : Penampilan tidak baik, gaya bicara tidak

    terkoordinasi

    Klien tampak sehat/sakit/sakit berat : Klien tampak sakit.

    Kesadaran : compos mentis GCS : 15

    BB : 50 Kg

    TB : 172 cm

    2. TTV :TD : 130/90 mmHg

    ND : 110 x/i

    RR : 30 x/i

    S : 39 C

    3. KulitWarna kulit (sianosis, ikterus, pucat, eritema,dll) : sianosis

    Kelembapan : lembab

    Turgor kulit : tidak elastic

    Ada/tidaknya oedema : tidak ada oedema

    4. Kepala/rambutInspeksi : baik, warna rambut kusam, tidak ada ketombe

    Palpasi : tidak ada nyeri, textur tidak halus dan kering, tidak berminyak

    5. MataFungsi penglihatan : tida baik

    Ukuran pupil : 2mm

  • 7/28/2019 makalah medikal bedah

    38/56

    Konjungtiva : anemis

    Lensa/iris : Lensa warna hitam, tidak ada kekeruhan lensa

    Palpebra : Terbuka

    Oedema palpebra : Tidak ada oedema palpebra

    Sclera : an ikterik

    6. TelingaFungsi pendengaran : kurang baik fungsi keseimbangan : baik

    Kebersihan : bersih secret : tidak ada

    Daun telinga : tidak ada lesi

    7. Hidung dan sinusInspeksi : bentuk simestris

    Fungsi penciuman : baik

    Pembengkakan : tidak ada

    pendarahan : tidak ada

    Kebersihan : bersih

    Secret : ada

    8. Mulut dan tenggorokanMembrane mukosa : kering, pucat

    Kebersihan mulut : bersih

    Keadaan gigi : lengkap

    Tanda radang (bibir, gusi, lidah) : tidak ada

    Trismus : tidak ada kesulitan buka mulut

    Kesulitan menelan : disfagia tidak ada

    9. LeherTrachea (simetris/tidak) : simetris

    Carotid bruid : ada bunyi bruid

    JVP : 5-2 cm H2O

    Kelenjar limfe : tidak ada pembesaran kelenjar limfe

    Kelenjar toroid : tidak ada pembengkakan

    Kaku kuduk : tidak ada kaku kuduk dan kepala pasien bisa fleksi

    ke dada

  • 7/28/2019 makalah medikal bedah

    39/56

    10.Thorak/paruInspeksi : simetris tdk ada pembengkakan, ada otot bantu pernapasan

    Palpasi : pergerakan dada kiri dan kanan tidak sama

    Perkusi : resonan pada kedua lapang paru

    Auskultasi : vesikuler, terdapat secret diparu kanan

    11.JantungInspeksi : ictus cordis tidak terlihat

    Palpasi : ictus cordis teraba 1 jari LMCS RIC ke5.

    Perkusi : batas atas jantung RIC ke-2

    Auskultasi : S1 dan S2 terdengar jelas, tidak ada bunyi tambahan S3 dan S4,

    murmur dan gallop tidak ada

    12.AbdomenInspeksi : simestris

    Auskultasi : bising usus 15 x/i

    Perkusi : timpani

    Palpasi : hepar dan limfa tidak teraba, tidak ada pembesaran hepar dan

    limfa

    13.Genetalia : bersih, tanda-tanda radang tidak ada14.Rectal : hemoroid dan lesi atau kemerahan tidak ada15.Ekstermitas

    Ektermitas atas : baik, tidak ada oedem

    Ektermitas bawah : tidabaik, ada gangren, kekuatan tidak penuh

    ROM : tidak baik (gerakan tidak aktif tetapi dapat bergerak

    dibantu dengan alat)

    Kekuatan otot : tonus otot lemah

    444 444

    444 444

    16.Vascular periferCapillary refille : < 3 detik

    Clubbing : tidak menonjol

    Perubahan warna (kuku, kulit, bibir) : sianosis

  • 7/28/2019 makalah medikal bedah

    40/56

    17.NeuorologisKesadaran (GCS) :

    Status mental : compos mentis/15

    Motorik (kejang,tremor,parese,paralisis) : normal

    Sensorik : normal

    Tanda rangsang meningeal :

    Saraf cranial : normal

    Reflek fisiologis : baik

    Reflek patologis :

    1. Pemeriksaan penunjang(dibuat setiap dilakukan pemeriksaan berdasarkan tanggal dilakukan)

    Pemeriksaan diagnostic :

    1. Kadar glukosaa. Gula darah sewaktu/random lebih dari 200 mg/dlb. Gula darah puasa/nuchter lebih dari 126 mg/dlc. Gula darah 2 jam PP (post prandial) lebih dari 200 mg/dl

    2. Aseton plasma menghasilkan hasil yang mencolok3. Asam lemak bebas menyebabkan terjadinya peningkatan lipid dan

    kolesterol

    4. Osmolaritas serum (lebih dari 330 osm/l)5. Urinalisis menyebabkan terjadinya proteinuria, ketonuria, glukosuria

    2. Penatalaksanan pengobatan Tujuan pengobatan adalah nyeri yang dirasakan klien berkurang dengan

    memberikan suntikan insulin agar luka cepat teratasi.

  • 7/28/2019 makalah medikal bedah

    41/56

    2) Analisa DataNama Klien : Tn.N

    Ruang Rawat : Ruang C2 RSUD M.Yunus Bengkulu

    Diagnosa Medik : Diabetes melitus

    No Data Etiologi Masalah

    1 DS:

    Klien mengatakan sesak napas Klien mengatakan napasnya

    terasa pendek dan kesulitan

    untuk bernapas

    Klien mengatakan sesak padasaat kerja fisik

    Klien mengatakan nyeri dada Klien mengatakan sering pusing

    berat

    Klien menyatakan batukberdahak

    Klien mengatakan mudah lemahdan lelah.

    Klien mengatakan kulitnyapucat

    DO :

    Klien tampak sesak napas dankesulitan untuk bernapas

    Klien mengalami batukberdahak

    Klien tampak lemah dan lelah Klien tampak sianosis

    Ventilasi dan

    perfusi tidak

    seimbang.

    Gangguan

    pertukaran gas

  • 7/28/2019 makalah medikal bedah

    42/56

    Bunyi napas klien menurun Pernapasan dangkal Takipnea dan dispnea positif TTV:

    TD: 110/80 mmHg

    ND:80 x/i

    RR : 30 x/i

    S : 37oC

    Hasil pemeriksaan analisis datagas darah (AGD) menunjukan

    sebagai berikut :

    pH : 7,2

    PaCO2 : 49 mmHg

    HCO3 : 28 mEq/L

    PaO2 : 85 mmHg

    SaO2 : 97 %

    2 DS :

    Klien mengatakan sesak napas Klien mengatakan kesulitan

    bernafas dan batuk berdahak

    Klien menyatakan nyeri dada Klien mengatakan badannya

    lemah

    Klien mengatakan sesak padasaat kerja fisik

    Klien mengatakan kulitnyapucat

    DO :

    Klien tampak lemah dan lelah

    Terjadinya

    sianosis

    Pola napas tidak

    efektif

  • 7/28/2019 makalah medikal bedah

    43/56

    Klien tampak kesulitanbernafas

    Bunyi napas melemah(menurun) atau tidak normal

    Klien tampak ansietas (takut,gelisah, cemas dan bingung)

    Klien tampak sianosis Pernapasan dangkal Takipnea dan dispnea positif TTV: TD : 110/80 mmHg ND : 80 x/i RR : 30 x/i S : 37oC

    3 DS :

    Klien mengatakan nyeri saatbernafas

    Klien mengatakan sesak saatbernafas

    Klien mengatakan sesak padasaat kerja fisik

    Klien mengatakan batukberdahak

    Klien mengatakan sepertiadanya benda asing

    ditenggorokan Klien mengatakan nyeri dada Klien mengatakan kulitnya

    pucat

    Penurunan

    suplai O2

    Intoleransi

    aktivitas

  • 7/28/2019 makalah medikal bedah

    44/56

    DO :

    Klien tampak sesak napas dankesulitan untuk bernapas

    Klien tampak menggunakanotot bantu pernapasan

    Terdengar mengi saat klienbernafas

    Klien tampak ansietas (takut,cemas, bingung, dan gelisah)

    Klien tampak sianosis Takipnea dan dispnea positif TTV : TD : 110/80 mmHg ND : 80x/i RR : 30 x/i S : 37oC

    3) Diagnosa keperawatan Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ventilasi dan perfusi tidak

    seimbang.

    Pola napas tidak efektif berhubungan dengan terjadinya sianosis. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan suplai O2

  • 7/28/2019 makalah medikal bedah

    45/56

    4) Nursing care planning(NCP)/Rencana Asuhan KeperawatanNama Klien : Tn.S

    Ruang Rawat : Ruang C2 RSUD M.Yunus Bengkulu

    Diagnosa Medik : Atelektasis

    Diagnosa

    Keperawatan TujuanKriteria Hasil Intervensi Rasional

    1. Gangguanpertukaran

    gas

    berhubungan

    dengan

    ventilasi dan

    perfusi tidak

    seimbang.

    Setelah

    dilakukan

    intervensi

    keperawatan

    selama 3x24

    jam, diharapkan

    gangguan

    pertukaran gas

    dapat teratasi

    Menunjukkan perbaikan

    ventilasi dan oksigenasi

    yang adekuat

    Menunjukkan jalan

    napas yang paten

    Tidak mengalami

    kesulitan untuk bernapas

    Lemah dan lelah

    berkurang atau hilang

    Sianosis tidak ada

    Bunyi napas normal

    Takipnea dan dispnea

    tidak ada

    Mandiri :

    Anjurkan dan bantu pasien untukmerubah posisi semi fowler

    Ciptakan lingkungan yangnyaman

    Anjurkan klien untuk beristirahat

    Auskultasi area paru terhadapadanya bunyi mengi, krekels,

    dan ronki

    Ajarkan klien untuk batuk efektif Kaji frekuensi, kedalaman, dan

    kemudahan bernafas

    Agar pasien dapat bernapasdengan lancar

    Agar pasien dapat beristirahatdengan nyaman

    Agar lemah dan lelah yangdirasakan pasien berkurang/hilang

    Agar dapat mengetahui adanyabunyi napas yang tidak normal

    seperti mengi, krekels dan ronki

    Agar sputum dapat dikeluarkanAgar dapat mengetahui ada/tidak

    terjadinya takipnea & dispnea

  • 7/28/2019 makalah medikal bedah

    46/56

    Pernapasan dangkal

    tidak ada

    TTV DBN :

    TD : 110/70 120/80

    mmHg

    ND : 6080 x/i

    RR : 1624 x/i

    S : 36,537 oC

    Menunjukkan pola

    pernapasan normal atau

    efektif dengan AGD

    DBN :

    pH : 7,357,45

    PaCO2

    : 3545 mmHg

    HCO3 : 2226 mEq/L

    PaO2 : 8095 mmHg

    SaO2 : 9599 %

    Ajarkan klien untuk nafas dalam

    Anjurkan klien untuk minum airhangat sedikitnya 2500 ml/hari

    Observasi warna kulit, catatadanya sianosis perifer (kuku)

    atau sianosis sentral (sirkumoral)

    Ukur TTV

    Kolaborasi :

    Berikan O2 dg metode yang tepat Berikan obat sesuai dengan

    indikasi

    Dengan napas dalam klien dapatmelakukan ventilasi dengan

    normal

    Agar sputum tidak kental sehinggasputum dapat dengan mudah

    dikeluarkan

    Agar mengetahui adanya sianosiskuku yang menunjukkan

    vasokontriksi atau respon tubuh

    terhadap demam/menggigil.

    Agar mengetahui TTV pada klien

    Memaksimalkan sedian 02 untukpertukaran gas

    Untuk membantu mengurangi ataumenghilangkan keadaan yang

    buruk pada klien dengan

    memberikan obat yang telah

    diberikan yang sesuai dengan

    indikasi

  • 7/28/2019 makalah medikal bedah

    47/56

    2. Pola napastidak efektif

    berhubungan

    dengan

    terjadinya

    sianosis.

    Setelah

    dilakukan

    intervensi selama

    3x24 jam,

    diharapkan pola

    nafas kembali

    efektif

    Menunjukkan jalan

    napas yang paten

    Tidak mengalami

    kesulitan untuk bernapas

    Lemah dan lelah

    berkurang atau hilang

    Bunyi napas normal

    Bebas sianosis atau

    sianosis tidak ada

    Ansietas menurun

    Pernapasan dangkal

    tidak ada

    Takipnea dan dispnea

    positif

    TTV DBN :

    TD : 110/70 120/80

    mmHg

    ND : 6080 x/i

    RR : 1624 x/i

    S : 36,537 oC

    Mandiri :

    Anjurkan dan bantu pasien untukmerubah posisi semi fowler

    Anjurkan klien untuk beristirahat

    Auskultasi area paru terhadapadanya bunyi mengi, krekels,

    dan ronki

    Observasi warna kulit, catatadanya sianosis perifer (kuku)

    atau sianosis sentral (sirkumoral)

    Ciptakan lingkungan yangnyaman

    Bantu pasien latihan napassering. Tunjukkan/bantu pasien

    mempelajari melakukan batuk

    Bantu pasien mengatasi takutatau ansietas

    Agar pasien dapat bernapasdengan lancar

    Agar lemah dan lelah yangdirasakan klien dapat berkurang

    atau hilang

    Agar dapat mengetahui adanyabunyi napas yang tidak normal

    seperti mengi, krekels dan ronki

    Agar mengetahui adanya sianosiskuku yang menunjukkan

    vasokontriksi atau respon tubuh

    terhadap demam/menggigil.

    Agar pasien dapat beristirahatdengan nyaman

    Napas dalam memudahkanekspansi maksimum paru-

    paru/jalan napas lebih kecil

    Perasaan takut dan ansietasberhubungan dengan ketidak

  • 7/28/2019 makalah medikal bedah

    48/56

    Menunjukkan pola

    pernapasan normal atau

    efektif dengan AGD

    DBN :

    pH : 7,357,45

    PaCO2 : 3545 mmHg

    HCO3 : 2226 mEq/L

    PaO2 : 8095 mmHg

    SaO2 : 9599 %

    Kaji frekuensi, kedalaman, dankemudahan bernafas.

    Ukur TTV Anjurkan klien mengkonsumsi

    cairan 1500-2000 ml

    Kolaborasi :

    Berikan oksigen tambahan

    Berikan humidifikasi tambahan

    Awasi/gambarkan seri GDAdan nadi oksimetri. Kaji

    kapasitas vital/pengukuran

    volume tidal

    Berikan obat sesuai dg indikasi

    mampuan bernapas dan secara

    actual meningkatkan konsumsi

    oksigen atau kebutuhan

    Agar dapat mengetahui ada/tidakterjadinya takipnea & dispnea

    Agar mengetahui TTV pada klienMengencerkan secret

    Memaksimalkan bernapas danmenurunkan kerja napas

    Membantu dalam pengenceransecret atau sputum untukmemudahkan pembersihan

    Mengkaji status pertukaran gasdan ventilasi, perlu untuk

    kelanjutan atau gangguan dalam

    terapi

    Agar keadaan klien membaik

  • 7/28/2019 makalah medikal bedah

    49/56

    3. Intoleransiaktivitas

    berhubungan

    dengan

    penurunan

    suplai O2

    Setelah

    dilakukan

    intervensi

    keperawatan

    selama 3x24

    jam, diharapkan

    pasien dapat

    menunjukkan

    keadaan yang

    membaik dan

    dapat melakukan

    aktivitas

    Menunjukkan

    peningkatan toleransi

    terhadap aktivitas yang

    dapat diukur dengan tak

    adanya dispnea

    Menunjukkan jalan

    napas paten pada saat

    kerja fisik

    Menunjukkan hilangnya

    suara mengi pada saat

    bernapas

    Menunjukkan tidak

    kesulitan untuk bernapas

    Takipnea dan dispneatidak ada

    Sianosis tidak ada atau

    hilang

    Menunjukkan tidak

    adanya kelemahan yang

    berlebihan

    Mandiri :

    Evaluasi respon pasien terhadapaktivitas. Catat laporan dispnea,

    peningkatan kelemahan dan

    perubahan tanda vital selama dan

    setelah aktivitas

    Berikan lingkungan tenang danbatasi pengunjung

    Bantu pasien memilih posisinyaman untuk istirahat atau tidur

    Kaji adanya penggunaan ototbantu pernapasan

    Auskultasi area paru terhadapadanya bunyi mengi, krekels,

    dan ronki

    Anjurkan dan bantu pasien untukmerubah posisi semi fowler

    Kaji frekuensi, kedalaman, dankemudahan bernafas.

    Menetapkan kemampuan pasiendan memudahkan pilihan

    intervensi

    Menurunkan stress danrangsangan berlebihan,

    meningkatkan istirahat

    Pasien mungkin nyaman dengankepala tinggi, tidur di kursi atau

    menunduk ke depan meja atau

    bantal

    Agar dapat mengetahui adanyabunyi napas yang tidak normal

    seperti mengi, krekels dan ronki

    Agar pasien dapat bernapasdengan lancer

    Agar dapat mengetahui ada/tidakterjadinya takipnea & dispnea

  • 7/28/2019 makalah medikal bedah

    50/56

    TTV DBN :

    TD : 110/70 120/80

    mmHg

    ND : 6080 x/i

    RR : 1624 x/i

    S : 36,537 oC

    Observasi warna kulit, catatadanya sianosis perifer (kuku)

    atau sianosis sentral (sirkumoral)

    Agar mengetahui adanya sianosiskuku yang menunjukkan

    vasokontriksi atau respon tubuh

    terhadap demam/menggigil.

    5) Implementasi dan Evaluasi (SOAP)Nama Klien : Tn.R

    Ruang Rawat : Ruang C2 RSUD M.Yunus Bengkulu

    Diagnosa Medik : Atelektasis

    Hari/

    tanggalDiagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi

    Senin,

    7 Mei

    2012

    Gangguan pertukaran

    gas berhubungan dengan

    ventilasi dan perfusi

    tidak seimbang.

    Jam 9.00 WIB

    menganjurkan dan bantu pasien untukmerubah posisi semi fowler

    hasil : posisi pasien semi fowler

    menciptakan lingkungan yang nyamanhasil : lingkungan kondusif

    Jam 13.30 WIB

    S :

    Klien mengatakan sudah tidak sesak napasdan tidak kesulitan untuk bernapas.

    Klien mengatakan batuk berdahak berkurangdan sudah dapat mengeluarkan dahak

  • 7/28/2019 makalah medikal bedah

    51/56

    menganjurkan klien untuk beristirahathasil : klien dapat beristirahat

    mengauskultasi area paru terhadapadanya bunyi mengi, krekels, dan ronki

    hasil : terdapat bunyi mengi pada klien

    mengajarkan klien untuk batuk efektifhasil : klien dapat melakukan batuk

    efektif

    mengkaji frekuensi, kedalaman, dankemudahan bernafas

    hasil : RR = 24 x/I, pernapasan normal

    mengajarkan klien untuk nafas dalamhasil : klien melakukan napas dalam

    menganjurkan klien untuk minum airhangat sedikitnya 2500 ml/hari

    hasil : klien mau meminum air hangat

    sesuai dengan yang dianjurkan

    mengobservasi warna kulit, catat adanyasianosis perifer (kuku) atau sianosis

    sentral (sirkumoral)

    Klien mengatakan tidak mudah lemah danlelah

    O :

    Klien dapat memperlihatkan ventilasi danoksigenasi yang adekuat.

    Klien tampak tidak sesak napas dan kesulitanuntuk bernapas lagi

    Klien dapat mengeluarkan dahak Klien tampak tidak lemah dan lelah Klien tampak tidak pucat/sianosis lagi Bunyi napas melemah/menurun pada klien

    berkurang/hilang

    Pernapasan dangkal tidak ada Takipnea dan dispnea berkurang Hasil pemeriksaan AGD :

    pH : 7,40

    PaCO2 : 40 mmHg

    HCO3 : 24 mEq/L

    PaO2 : 85 mmHg

    SaO2 : 97 %

  • 7/28/2019 makalah medikal bedah

    52/56

    hasil : klien mau untuk dilakukannya

    observasi kulit

    mengukur TTVhasil : TD: 120/80 mmHg, ND:90 x/I,

    RR : 31 x/I S : 37oC

    memberikan O2 dg metode yang tepathasil : klien mau diberikan O2

    memberikan obat sesuai dengan indikasihasil : klien mau meminum obat yang

    telah diberikan

    TTV :TD : 120/80 mmHg

    ND : 80 x/i

    RR : 22 x/i

    S : 37 oC

    A :

    Tujuan tercapai Klien dapat memperlihatkan ventilasi dan

    oksigenasi yang adekuat

    P : intervensi dihentikan

    Pola napas tidak efektif

    berhubungan dengan

    terjadinya sianosis.

    Jam 09.00 wib

    menganjurkan dan bantu pasien untuk

    merubah posisi semi fowler

    hasil : posisi pasien semi fowlermenganjurkan klien untuk beristirahat

    hasil : klien dapat beristirahat

    mengauskultasi area paru terhadap

    adanya bunyi mengi, krekels, dan ronki

    hasil : terdapat bunyi mengi pada klien

    mengobservasi warna kulit, catat adanya

    Jam 13.30 wib

    S :

    Klien mengatakan sesaknya sudah banyakberkurang

    Klien mengatakan sudah dapat bernafasdengan agak lega

    Klien mengatakan badannya tidak merasalemah dan lelah

    Klien mengatakan kulitnya tidak terlihat pucatatau kebiruan

  • 7/28/2019 makalah medikal bedah

    53/56

    sianosis perifer (kuku) atau sianosis

    sentral (sirkumoral)

    hasil : klien mau untuk dilakukannya

    observasi kulit

    menciptakan lingkungan yang nyaman

    hasil : lingkungan kondusif

    membantu pasien latihan napas sering.

    Tunjukkan/bantu pasien mempelajari

    melakukan batuk

    hasil : pasien mau mendemonstrasikan

    latihan napas tersebut

    membantu pasien mengatasi takut atau

    ansietas

    hasil : pasien dapat mengikuti prosedur

    yang dilakukan untuk menghilangkan

    ansietasnya

    mengkaji frekuensi, kedalaman, dan

    kemudahan bernafas.

    hasil : RR = 24 x/I, pernapasan normal

    mengukur TTV :

    O :

    Klien dapat mempertahankan jalan nafasdengan bunyi nafas yang jernih

    Takipnea dan dispnea berkurang Penggunaan otot bantu pernapasan tidak ada Kesulitan bernapas tidak ada Pernapasan dangkal tidak ada Ansietas berkurang/hilang Pucat atau sianosis berkurang/hilang Klien tampak tidak mengalami kelemahan

    dan kelelahan

    Klien tampak nyaman pada saat beristirahat TTV :

    TD : 120/80 mmHg

    ND : 80 x/i

    RR : 22 x/i

    S : 37oC

    A : tujuan tercapai

    Klien dapat bernafas dengan normal kembaliP : intervensi dihentikan

  • 7/28/2019 makalah medikal bedah

    54/56

    hasil : TD: 120/80 mmHg, ND:90 x/I, RR

    : 31 x/I S : 37oC

    menganjurkan klien mengkonsumsi cairan

    1500-2000 ml

    hasil : klien mau meminum cairan sesuai

    dengan yang dianjurkan

    memberikan oksigen tambahan

    hasil : klien mau diberikan O2

    memberikan obat sesuai dg indikasi

    hasil : klien mau meminum obat yang

    telah diberikan

    Intoleransi aktivitas

    berhubungan dengan

    penurunan suplai O2

    Jam 09.00 wib

    memberikan lingkungan tenang dan batasi

    pengunjunghasil : lingkungan kondusif

    membantu pasien memilih posisi nyaman

    untuk istirahat atau tidur

    hasil : posisi klien nyaman untuk istirahat

    mengkaji adanya penggunaan otot bantu

    pernapasan

    Jam 13.30 wib

    S :

    Klien mengatakan sudah bisa tidur nyenyakdan bisa tenang

    Klien mengatakan sesak napas berkurang dantidak kesulitan untuk bernapas

    Klien mengatakan kulitnya tidak terlihat pucatatau kebiruan

    Klien mengatakan rasa cemas sudah tidak

  • 7/28/2019 makalah medikal bedah

    55/56

    hasil : klien mau dilakukan pengkajian

    mengauskultasi area paru terhadap

    adanya bunyi mengi, krekels, dan ronki

    hasil : terdapat bunyi mengi pada klien

    menganjurkan dan bantu pasien untuk

    merubah posisi semi fowler

    hasil : posisi pasien semi fowler

    mengkaji frekuensi, kedalaman, dan

    kemudahan bernafas.

    hasil : RR = 24 x/I, pernapasan normal

    mengobservasi warna kulit, catat adanya

    sianosis perifer (kuku) atau sianosis

    sentral (sirkumoral)

    hasil : klien mau untuk dilakukannyaobservasi kulit

    memberikan tekhnik relaksasi

    hasil : dapat menanggulangi rasa

    cemas/gelisah

    O :

    Klien tidak mengalami sesak napas lagi Klien tampak tidak kesulitan untuk bernapas Klien dapat tidur dengan nyenyak Klien sudah tenang dan tidak cemas Klien dapat beraktivitas Klien tampak nyaman pada saat beristirahat Penggunaan otot bantu pernapasan tidak ada Ansietas dan sianosis berkurang/hilang

    A : Tujuan tercapai

    Klien dapat mengungkapkan perasaancemasnya secara verbal

    Klien mampu menunjukan rentang perasaanyang tepat dan penampilan wajah tampak

    rileks/istirahat.

    P : intervensi dihentikan

    Tanda tangan perawat

  • 7/28/2019 makalah medikal bedah

    56/56

    BAB IV

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    B. Saran