17

Click here to load reader

Makalah Metodelogi Pengajaran Pai Tentang Hakikat Mengajar Dan Tujuan Pembelajran Islam

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah Metodelogi Pengajaran Pai Tentang Hakikat Mengajar Dan Tujuan Pembelajran Islam

BAB I PENDAHULUAN

“Yakni orang-orang yang senantiasa mengajarkan …

Dan orang-orang yang senantiasa mempelajarinya …”

MENGAJAR merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggung jawab

moral yang cukup berat. Berhasilnya  pendidikan pada siswa sangat bergantung pada

pertanggungjawaban guru dalam melaksanakan tugasnya. Zamroni (2000:74) mengatakan

“guru adalah kreator proses belajar mengajar”. Ia adalah orang yang akan

mengembangkan suasana bebas bagi siswa untuk mengkaji  apa yang menarik minatnya,

mengekspresikan ide-ide dan kreativitasnya  dalam batas-batas norma-norma yang

ditegakkan secara konsisten. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa orientasi 

pengajaran  dalam  konteks  belajar  mengajar  diarahkan untuk  pengembangan  aktivitas 

siswa  dalam  belajar.

Gambaran  aktivitas  itu  tercermin  dari  adanya  usaha  yang  dilakukan  guru

dalam kegiatan proses belajar mengajar yang memungkinkan siswa aktif belajar. Oleh

karena itu mengajar tidak hanya sekedar menyampaikan informasi yang sudah jadi dengan

menuntut jawaban verbal melainkan suatu upaya integratif ke arah pencapaian tujuan

pendidikan. Dalam konteks ini guru tidak hanya sebagai penyampai informasi tetapi juga

bertindak sebagai director and facilitator of learning.

1

Page 2: Makalah Metodelogi Pengajaran Pai Tentang Hakikat Mengajar Dan Tujuan Pembelajran Islam

BAB II PEMBAHASAN

A. HAKIKAT MENGAJAR

1. Pengertian Mengajar

Nasution (1982:8) mengemukakan kegiatan mengajar diartikan sebagai segenap

aktivitas kompleks yang dilakukan guru dalam mengorganisasi atau mengatur lingkungan

sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses belajar.

Dengan demikian proses dan keberhasilan belajar siswa    turut ditentukan oleh peran yang

dibawakan guru selama interaksi proses belajar mengajar berlangsung. Usman (1994:3)

mengemukakan mengajar pada prinsipnya adalah membimbing siswa dalam kegiatan

belajar mengajar atau mengandung pengertian bahwa mengajar merupakan suatu usaha

mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran

yang menimbulkan terjadinya proses belajar. Pengertian ini mengandung makna bahwa

guru dituntut untuk dapat berperan sebagai organisator kegiatan belajar siswa dan juga

hendaknya mampu memanfaatkan lingkungan, baik ada di kelas maupun yang ada di luar

kelas, yang menunjang terhadap kegiatan belajar mengajar.

Burton (dalam Usman, 1994:3) menegaskan “teaching is the guidance of learning

activities”.  Hamalik (2001:44-53) mengemukakan, mengajar dapat diartikan sebagai (1)

menyampaikan pengetahuan kepada siswa, (2) mewariskan kebudayaan kepada generasi

muda, (3) usaha mengorganisasi lingkungan sehingga menciptakan kondisi belajar bagi

siswa, (4) memberikan bimbingan belajar kepada murid, (5) kegiatan mempersiapkan

siswa untuk menjadi warga negara yang baik, (6) suatu proses membantu siswa

menghadapi kehidupan masyarakat sehari-hari. Tardif (dalam Adrian, 2004)

mendefinisikan, mengajar adalah any action performed by an individual (the teacher) with

the intention of facilitating learning in another individual (the learner), yang berarti

mengajar adalah perbuatan yang dilakukan seseorang (dalam hal ini pendidik) dengan

tujuan membantu atau memudahkan orang lain (dalam hal ini peserta didik) melakukan

kegiatan belajar.

Biggs (dalam Adrian, 2004) seorang pakar psikologi membagi konsep mengajar

menjadi tiga macam pengertian yaitu (1) Pengertian Kuantitatif.  Mengajar diartikan

sebagai the transmission of knowledge, yakni penularan pengetahuan. Dalam hal ini guru

hanya perlu menguasai pengetahuan bidang studinya dan menyampaikan kepada siswa

2

Page 3: Makalah Metodelogi Pengajaran Pai Tentang Hakikat Mengajar Dan Tujuan Pembelajran Islam

dengan sebaik-baiknya. Masalah berhasil atau tidaknya siswa bukan tanggung jawab

pengajar.  (2) Pengertian institusional.  Mengajar berarti  the efficient orchestration of

teaching skills, yakni penataan segala kemampuan mengajar secara efisien. Dalam hal ini

guru dituntut untuk selalu siap mengadaptasikan berbagai teknik mengajar terhadap siswa

yang memiliki berbagai macam tipe belajar serta berbeda bakat, kemampuan dan

kebutuhannya. (3) Pengertian kualitatif.  Mengajar diartikan sebagai the facilitation of

learning, yaitu upaya membantu memudahkan kegiatan belajar siswa mencari makna dan

pemahamannya sendiri. Burton (dalam Sagala, 2003:61) mengemukakan mengajar adalah

upaya memberikan stimulus, bimbingan pengarahan, dan dorongan kepada siswa agar

terjadi proses belajar.

Berdasarkan definisi-definisi mengajar dari para pakar di atas dapat ditarik

kesimpulan bahwa mengajar adalah aktivitas kompleks yang dilakukan guru dalam

menyampaikan pengetahuan kepada siswa, sehingga terjadi proses belajar. Aktivitas

kompleks yang dimaksud antara lain adalah (1) mengatur kegiatan belajar siswa, (2)

memanfaatkan lingkungan, baik ada di kelas maupun yang ada di luar kelas, dan (3)

memberikan stimulus, bimbingan pengarahan, dan dorongan kepada siswa.

Kemuadian Ada beberapa pengertian lain yang digunakan untuk mendefinisikan

kegiatan mengajar. Antara lain :

1. Definisi klasik menyatakan bahwa mengajar diartikan sebagai penyampaian

sejumlah pengetahuan karena pandangan yang seperti ini, maka guru dipandang sebagai

sumber pengetahuan dan siswa dianggap tidak mengerti apa – apa. Pengertian ini sejalan

dengan pandangan Jerome S. Brunner yang berpendapat bahwa mengajar adalah

menyajikan ide, problem atau pengetahuan dalam bentuk yang sederhana sehingga dapat

dipahami oleh siswa.

2. Definisi modern menolak Pandangan klasik seperti diatas, oleh sebab itu

pandangan tersebut kini mulai ditinggalkan. Orang mulai beralih ke pandangan bahwa

mengajar tidaklah sekedar menyampaikan ilmu pengetahuan, melainkan berusaha

membuat suatu situasi lingkungan yang memungkinkan siswa untuk belajar. Para ahli

pendidikan yang sejalan dengan pendapat tersebut antara lain : Nasution, yang

merumuskan bahwa mengajar adalah suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur

lingkungan sebaik – baiknya dan menghubungkan dengan anak, sehingga terjadilah proses

belajar mengajar.

3

Page 4: Makalah Metodelogi Pengajaran Pai Tentang Hakikat Mengajar Dan Tujuan Pembelajran Islam

3. Menurut Tyson dan Caroll menyatakan bahwa mengajar adalah sebuah cara

dan sebuah proses hubungan timbal balik antara guru dengan siswa yang sama – sama

aktif melakukan kegiatan. Sedangkan Tordif berpendapat bahwa mengajar adalah

perbuatan yang dilakukan oleh seseorang (guru) dengan tujuan membantu dan

memudahkan orang lain (siswa) untuk melakukan kegiatan belajar. Adapun konsep baru

tentang mengajar menyatakan bahwa mengajar adalah membina siswa bagaimana belajar,

bagaimana berfikir dan bagaimana menyelidiki.

Berdasarkan uraian diatas dapat dipahami bahwa aktivitas yang sangat menonjol

dalam pengajaran ada pada siswa. Namun, bukan berarti peran guru tersisihkan, tetapi

diubah, kalau guru dianggap sebagai sumber pengetahuan, sehingga guru selalu aktif dan

siswa selalu pasif dalam kegiatan belajar mengajar. Guru adalah seorang pemandu dan

pendorong agar siswa belajar secara aktif dan kreatif

Hubungan Antara Belajar Dan Mengajar

Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relative mantap berkat latihan dan

pengalaman. Belajar sesungguhnya adalah ciri khas manusia dan yang membedakan

dengan binatang. Belajar yang dilakukan oleh manusia merupakan bagian dari hidupnya,

berlangsung seumur hidup, kapan saja, dan dimana saja, baik disekolah, dikelas, dijalanan

dalam waktu yang tak ditentukan sebelumnya. Namun demikian, satu hal sudah pasti

bahwa belajar dilakukan manusia senantiasa oleh iktikad dan maksud tertentu ( Oemar

Hamalik: 2004 : 154)

Belajar adalah mengalami dalam arti belajar terjadi dalam interaksi antara individu

dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan social. Lingkungan fisik,

contohnya buku, alat peraga, alam sekitar. Lingkungan pembelajaran yang baik adalah

lingkungan yang merangsang dan menantang siswa belajar ( Udin S. Winata Putra, dk :

2002 : 2.3)

Skiner ( dalam Mumamad Tohri : 2007 : 4) berpadangan … bahwa belajar adalah

suatu perilaku pada saat orang belajar maka responnya menjadi kuat, bila ia tidak belajar

maka responnya menurun. Dalam belajar ditemukan adanya hal berikut : 1) Kesempatan

terjadinya peristiwa yang menimbulkan respon belajar, 2) Respon Pembelajaran, dan 3)

konsekuensi yang bersifat menguatkan respon tersebut.

4

Page 5: Makalah Metodelogi Pengajaran Pai Tentang Hakikat Mengajar Dan Tujuan Pembelajran Islam

Sama halnya dengan belajar, mengajar pun pada hakikatnya adalah suatu proses

yaitu proses mengatur, mengorganisasikan lingkungan yang ada disekitar anak didik

sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong anak didik melakukan proses belajar. Pada

tahap berikutnya mengajar adalah proses memberikan bimbingan/bantuan kepada anak

didik dalam melakukan proses belajar.

Akhirnya, bila hakikat belajar adalah perubahan maka hakikat belajar mengajar

adalah proses pengaturan yang dilakukan oleh guru. Dalam kegiatan belajar mengajar guru

sebaiknya memperhatikan perbedaan individu anak didik, yaitu pada aspek biologis,

intelektual, dan psikologis. Kerangka berpikir demikian dimaksud agar guru mudah dalam

melakukan pendekatan kepada anak didik secara individual. Pemahaman terhadap ketiga

aspek tersebut dapat merapatkan hubungan guru dengan anak didik, sehingga

memudahkan melakukan pendekatan masteru learning dalam mengajar. Masteri learning

adalah salah satu strategi belajar mengajar pendekatan individual. Mastery learning adalah

kegiatan yang meliputi dua kegiatan yaitu program pengayaan dan program perbaikan

( Suharsimi Arikunto : 1998 : 31)

Ny. Dr. Roestiyah. N.K ( dalam Syaful Bahri Djamarah : 2002 : 49) menyatakan

… bahwa suatu tujuan pengajaran adalah deskripsi tentang penampilan perilaku murid-

murid yang kita harapkan setelah mereka mempelajari bahan pelajaran yang kita ajarkan,

suatu tujuan pengajaran mengatakan suatu hasil yang kita harapkan dari proses pengajaran

itu sendiri

B. TUJUAN PENGAJARAN DALAM ISLAM

1. Pengertian

Tujuan artinya suatu yang dituju, yaitu yang akan dicapai dengan suatu kegiatan

atau usaha. Sesuatu kegiatan akan berakhir, bila suatu tujuan telah dicapai. Kalau tujuan

itu bukan tujuan akhir, kegiatan berikutnya akan langsung dimulai untuk mencapai tujuan

tujuan selanjutnya dan terus begitu sampai tujuan akhir.

Tujuan pendidikan Islam adalah keribadian muslim, yaitu suatu kepribadianyang

seluruh aspeknya dijiwai oleh ajaran Islam. Orang yang berkepribadian Islam dalam Al-

Qur’an disebut juga “muttaqin”. Karena itu Pendidikana Islam berarti juga pembentukan

manusia yang bertaqwa. Ini sesuai benar dengar pendidikan nasional kita yang dituangkan

5

Page 6: Makalah Metodelogi Pengajaran Pai Tentang Hakikat Mengajar Dan Tujuan Pembelajran Islam

dalam tujuan pendidikan nasional yang akan membentuk manusia Pancasilais yang

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Meskipun lingkungan umum dan alam sekitar yang tidak diorganisir dapat

mendidik orang, namun orang sangat membutuhkan pendidikan formal melalui sekolah,

karena pendidikan formallah yang mempunyai tujuan yang jelas. Dalam pendidikan

formal direncanakan dan diatur segala sesuatu yang berhubungan dengan tujuan, cara dan

alat utnuk mencapai tujuan itu, waktu dan tempat mencapai tujuan itu. Karena itu tujuan

pendidikan Islam dapat dicapai dengan pendidikan formal. Sedangkan pendidikan formal

itu dicapai dengan pengajaran. Ini berarti bahwa tujuan pengajaran adalah untuk mencapai

tujuan pendidikan. Tujuan pengajaran Islam adalah untuk mencapai tujuan pendidikan

Islam, yaitu kepribadian muslim. Membicarakan pengajaran Islam berarti juga

membicarakan pendidikan Islam. Pendidikan Islam itu sulit dicapai kalau bukan dengan

pengajaran Islam. Sedangkan Pendidikan Islam tidak ada artinya kalau tidak mencapai

tujuan pendidikan Islam.

2. Fungsi Tujuan

Kegiatan pengajaran harus mempunyai tujuan, karena setiap kegiatan yang tidak

mempunyai tujuan akan berjalan meraba-raba, tak tahu arah tujuan. Tujuan yang jelas dan

berguna akan membuat orang lebih giat, terarah dan sungguh-sungguh. Semua kegiatan

harus berorientasi pada tujuannya. Segala daya dan upaya pengajaran harus dipusatkan

pada pencapaian tujuan itu. Karena itu tujuan pengajaran harus berfungsi sebagai:

1. Titik pusat perhatian dan pedoman dalam melaksanakan kegiatan pengajaran,

2. Penentu arah kegiatan pengajaran,

3. Titik pusat latihan dan pedoman dalam menyusun rencana kegiatan pengajaran,

4. Bahan pokok yang akan dikembngkan dalam memperdalam dan memperluas ruang

lingkup pengajaran,

5. Pedoman untuk mencegah atau menghindari penyimpangan kegiatan.

3. Sumber Tujuan Pengajaran

Tujuan pengajaran ialah rumusan keinginan yang akan dicapai dengan pengajaran.

Rumusan ini bukanlah didapat sambil lau, tetapi setelah melalui berbagai pertimbangan

kepentingan. Yang jelas tujuan pengajaran ini ialah pengembangan dan penjabaran dari

tujuan pendidikan; dalam tulisan ini tentu tujuan pendidikan Islam. Ini berarti bahwa

6

Page 7: Makalah Metodelogi Pengajaran Pai Tentang Hakikat Mengajar Dan Tujuan Pembelajran Islam

tujuan pendidikan Islam itu bersumber pada ajaran Islam yaitu Al-Qur’an dan Sunah Nabi.

Pengertian sumber disini juga mengandung arti sesuai dengan. Bagi orang Islam, ajaran

Islam merupakan filsafat dan pandangan hidup. Selaku warga negara Indonesia, maka

pancasilalah yang menjadi filsafat dan pandangan hidup itu dan dari sinilah bersumber

tujuan pendidikan nasional kita yang dirumuskan dalam TAP MPR dan UU Pendidikan.

Dengan demikian berarti bahwa secara tegas tujuan pengajaran agama Islam di negara kita

ini bersumber pada Al-Qur’an dan Sunah Nabi yang didukung oleh Pancasila.

4. Prinsip dan Ciri Tujuan Pengajaran Agama Islam

Berbagai jenis lembaga pendidikan Islam dengan tingkat yang berbeda, dapat

merumuskan tujuan pendidikan dan pengajarannya dengan berpedoman kepada kedua

filsafat dan pedoman hidup tadi. Dalam merumuskan tujuan pendidikan pengajaran itu

orang tidak boleh menyimpang atau menentang prinsip pokok ajaran Islam yang

terkandung dalam maksud-maksud syari’at yang dalam istilah syari’at Islam ”muqashid as

syari’ah” . Muqashid as syari’ah itu ialah:

1. Memelihara kebutuhan pokok hidup yang daruri (vital); yaitu sesuatu yang

mestia ada dalam kehidupan yang normal; dalam arti bila semua atau salah

satunya saja tidak ada atau rusak, akan rusaklah kehidupan. Sesuatu yang harus

itu ialah; agama, jiwa raga, keturunan, harta serta akal dan kehormatan.

2. Menyempurnakan dan melengkapi kebutuhan hidup, sehingga yang diperlukan

mudah didapa, kesulitan dapat diatasi dan dihilangkan. Untuk itu digunakan

istilah haji (haji, hajat = kebutuhan).

3. Mewujudkan keindahan, keberesan dan kesempurnaandalam suatu kebutuhan.

Untuk itu digunkan istilah tahsini (tahsini = membuat lebih baik, lebih indah).

Demikianlah prinsip pokok ajaran Islamyang juga harus menjadi prinsip tujuan

pendidikan dan pengajaran Islam. Ini berarti bahwa dalam tujuan pengajaran agama Islam

harus berisi pemeliharaan yang daruri mewujudkan yang haji dan tahsini. Tujuan ini harus

berisi sesuatu yang menumbuhkan, menyuburkan dan mengmbngkan keyakinan beragam,

mengamalkan ajarannya, memelihara dan menyalurkan pertumbuhan dan perkembangan

7

Page 8: Makalah Metodelogi Pengajaran Pai Tentang Hakikat Mengajar Dan Tujuan Pembelajran Islam

rohani dan jasmani, membina dan menjaga kesejahteraan jiwa dan raga menurut norma-

norma yang digariskan oleh ajaran Islam.

Adapun ciri tujuan pendidikan dan pengajaran secara pada umumnya adalah;

1. Mudah dipahami, dapat dilaksanakan untuk menumbuhkan dan memperkuat

iman, isi dan caranya harus bersifat manusiawi; sesuai dengan kodrat manusia

menurut umur dan tingkatannya,

2. Tidak bertentangan dengan logika dan pertumbuhan rasa keimanan seseorang,

3. Sesuai dengan umur dan kecerdasan dan tingkat perkembangan keyakinan

terhadap ajaran Islam.

4. Mendukung terlaksananya ajaran Islam yang amaliah,

5. Untuk mencapai tujuan itu tidak menggunkan alat atau penjelasan yang merusak

atau mengurangi citra kesucian Islam.

5. Kandungan Tujuan

Tujuan pengajaran agama Islam harus berisi hal-hal yang dapat menumbuhkan dan

memperkuat iman serta mendorang pada kesenangan mengamalkan ajaran agama Islam.

Proses pencapaian itu hendaknya sekaligus membina keterampilan mengamalkan ajaran

islam itu. Untuk itu diperlukan usaha pembentukan materiil yang akan memperkaya murid

dengan sejumlah pengetahuan, membaut mereka dapat menghayatidan mengembangkan

ilmu itu, juga membuat ilmu yang mereka pelajarai itu berguna bagi mereka. Tujuan ini

hendaknya mengandung sifat pemberian dan penanaman ilmu agama (kognitif) dan

keterampilan mengamalkan ajaran agama (psikomotor). Untuk itu tujuan pengajaran

agama Islam itu harus mengandung bahan pelajaran yang bersifat;

1. Menumbuh dan memperkuat iman,

2. Membekali dan memperkaya ilmu agama,

3. Membina keterampilan beramal,

4. Menuntun dan mengembangkan potensi yang dibawa sejak lahir sebagai manusia

secara utuh (individual),

5. Menumbuhkan dan memupuk rasa sosial dan sifat-sifat terpuji,

6. Pemberian pengetahuan dan keterampilan yang dapat diamalakan dan

dikembangkandalam berbagai lapangan pekerjaan untuk mencari nafkah (tenaga

profesional).

8

Page 9: Makalah Metodelogi Pengajaran Pai Tentang Hakikat Mengajar Dan Tujuan Pembelajran Islam

Secara umum dan ringkas dapat dikatakan bahwa tujuan pengajaran agama Islam

itu harus mengandung berbagai aspek pembinaan manusia seutuhnya, sehingga nantinya ia

dapat hidup dengan baik sebagai manusia Pancasilaias yang bertaqwa kepada Allah dalam

ajaran Islam.

6. Jenjang Tujuan

Tujuan dan pengajaran itu secara utuh dan lengkap tidak dapat dicapai dengan

dengan pengajaran sekaligus dalam waktu yang singkat, tetapi harus melalui tahap-tahap

periodisasi, sesuai dengan kondisi, situasi dan umur kecerdasan, yang perwujudannya

dikembangkan dalam tingkatan-tingkatan pendidikan (pra-sekolah, rendah (dasar),

menengah, tinggi).

Penjenjangan tujuan ini disesuaikan dengan jenjang pendidikan formal yang

berlaku dinegara kita. Setiap tahap dari jenjang tujuan itu harus berisi unsur yang meliputi

kandungan tujuan secara penuh dengan bobot dan mutu yang semakin meningkat sesuai

dengan tingkatan pengajaran. Setiap orang yang telah menyelesaikan satu tahap tingkatan

pengajaran, hendaknya ia dapat hidup di tengah masyarakat dengan baik, sebagai manusia

yang bertaqwa kepada Allah menurut ajaran Islam, sebagai warga negara yang Pancasilais,

punya pekerjaan yang pantas untuk tingkatan dengan penghasilan yang cukup. Untuk itu ia

harus berilmu, harus punya keterampilan, baik untuk mencari nafkah atau untuk mengabdi

kepada Allah sebagai hamba Allah yang taat, punya sikap mental setia kepada negara dan

yakin kepada ajaran Islam yang dianutnya.

7. Tujuan Bidang Studi

Tujuan bidang studi artinya sesuatu yang akan dicapai setelah mempelajari

sejumlah materi pelajaran yang tergabung dalam satu bidang studi itu. Agama Islam itu

sebenarnya bukanlah suatu mata pelajaran, bukan suatu bidang studi. Agama Islam itu

adalah suatu kepercayaan. Dari segi ini kita lihat bahwa agama Islam itu bukan suatu ilmu

yang materinya dikelompokan dalam bidang studi; tetapi ajaran itu dapat dipelajari dan

diamalkan. Karena itu pengajaran agama Islam itu berarti kegiatan mempelajari ajaran

agama Islam. Tujuannya tentu saja supaya orang mempunya pengetahuan tentang ajaran

Islam itu untuk diyakini dan diamalkan sehingga ia menjadi seorang muslim dan

selanjutnya berkepribadian muslim.

9

Page 10: Makalah Metodelogi Pengajaran Pai Tentang Hakikat Mengajar Dan Tujuan Pembelajran Islam

Untuk memudahkan mempelajarinya, orang membagi dan memperinci pelajaran

agama itu kedalam beberapa bidang studi, sesuai dengan sifat dan ruang lingkup bahan

(materi) yang akan dipelajari. Materi pelajaran yang berisi ajaran tentang tingkah laku atau

adab sopan santun dirumuskan dalam bidang studi akhlak. Materi pelajaran yang berisi

ajaran tentang ibadah; bila digabungkan dengan masalah muamalat, munakahat, jinayat

dan sebagainya, dikumpulkan dalam bidang studi ibadah-syari’ah atau Fiqih. Begitulah

selanjutnya pengembangan kelompok bahan mata pelajaran itu disusun dalam berbagai

bidang studi yang sesuai dengan materi pelajarannya. Masing-masing bidang studi itu

mempunyai tujuan pengajaran tersendiri. Tujuan ini merupakan pengembangan dan

penjabaran dari butir-butir tujuan pengajaran agama secara umum yang dituangkan dalam

rumusan tujuan instruksional khusus, inilah yang harus dicapai dengan proses kegiatan

belajar mengajar dalam satu pokok bahasan. Perpaduan keseluruhan dari tujuan

instruksional khusus inilah yang diusahakan untuk mencapai tujuan bidang studi. Bila

tujuan bidang studi tidak tercapai, sebab utamanya mungkin kekeliruan merumuskan

tujuan instruksional khusus atau ketidakmampuan pengajar melaksanakan proses belajar-

mengajarnya; dan juga mungkin disebabkan kondisi dan situasi proses pelaksanaan

kegiatan itu dan mungkin juga lingkungan hidup anak dan sekolah.

10

Page 11: Makalah Metodelogi Pengajaran Pai Tentang Hakikat Mengajar Dan Tujuan Pembelajran Islam

BAB III PENUTUP

a. Kesimpulan

Tujuan pendidikan Islam adalah keribadian muslim, yaitu suatu

kepribadianyang seluruh aspeknya dijiwai oleh ajaran Islam. Orang yang

berkepribadian Islam dalam Al-Qur’an disebut juga “muttaqin”. Karena itu

Pendidikan Islam berarti juga pembentukan manusia yang bertaqwa. Ini sesuai

benar dengar pendidikan nasional kita yang dituangkan dalam tujuan pendidikan

nasional yang akan membentuk manusia Pancasilais yang bertaqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa.

Oleh karena itu mari kita sama-sama membangun sikap professionalisme

dalam pembalajaran sesuai dengan ajaran islam.

11

Page 12: Makalah Metodelogi Pengajaran Pai Tentang Hakikat Mengajar Dan Tujuan Pembelajran Islam

DAFTAR PUSTAKA

1. Adrian. (2004). Metode Mengajar Berdasarkan Tipologi Belajar Siswa. [Online]

Tersedia: http://www. artikel.us_art05-65.html [18 Maret 2006]

2. Hamalik, Oemar. (2001). Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara

3. Nasution, S. (1982). Azas-azas Kurikulum. Bandung: Jemars.

4. Sagala, Syaiful. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran: Untuk Membantu

Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta.

5. Muhammad Tohri, 2007. Belajar dan Pembelajaran : STKIP Hamzanwadi

6. Roestiyah, 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Rineka Cipta

12