Upload
phaeo
View
505
Download
35
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Untuk tema yang akan dibahas, identifikasi permasalahan yang sering terjadi yaitu :1. Wirausaha yang dijalankan mahasiswa tidak sesuai dengan keilmuannya.2. Mahasiswa mengalami beberapa kendala pada saat berwirausaha karena terhambat kegiatan kemahasiswaannya
Citation preview
MOTIVASI MAHASISWA DALAM BERWIRAUSAHA
Oleh Kelompok 5 Mata Kuliah Komunikasi Pembangunan :
Husni Habil 10210067
Shalvierra Polyta F 11611032
Virgy Noegraha 15010004
Siti Haifa 10610075
Rangga S 15310067
Erlan 10211011
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2014
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI 2
BAB I PENDAHULUAN 3
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Teori Motivasi Abraham Maslow (1943-1970) 5
2.2 Teori Motivasi Vroom (1964). 6 2.3 Teori Skala Prioritas 6 2.4 Teori Kewirausahaan 7
2.5 Teori Orientasi Masa Depan 7
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Metode Penelitian 8
3.2 Tahapan Penelitian . 8
3.3 Teknik Pengumpulan Data 9
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Hasil 10
4.2 Matriks Penelitian 11
BAB V ANALISIS DAN KESIMPULAN
5.1 Analisis 13
5.2 Simpulan dan Saran 13
5.3 Daftar Pustaka . 14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejak jaman dahulu, uang merupakan hal yang penting bagi umat manusia. Uang diperlukan untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup baik kebutuhan primer, kebutuhan sekunder, maupun kebutuhan tersier. Tanpa uang, manusia tidak dapat makan, tidak dapat membeli pakaian untuk menutupi badan, maupun tidak dapat membeli tempat tinggal.
Hal yang sama juga dirasakan para Mahasiswa. Mereka membutuhkan uang untuk bertahan hidup selama hidup mereka di universitas. Selain untuk biaya untuk keperluan primer seperti makanan atau minuman, mereka juga membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan esensial yang berguna untuk menunjang pembelajaran mereka, yaitu buku buku maupun alat tulis.
Tentunya uang yang diberikan oleh orangtua kepada mahasiswa terkadang tidak cukup untuk memenuhi berbagai kebutuhan tersebut. Salah satu cara oleh mahasiswa untuk mendapatkan tambahan uang adalah dengan cara membuat usaha sendiri, atau dengan kata lain melakukan Wirausaha.
Wirausaha bagi mahasiswa muncul karena berbagai alasan, selain karena kebutuhan mahasiswa yang semakin meningkat, mahasiswa juga cenderung sering mencoba hal baru. Sehingga wirausaha menjadi salah satu kegiatan yang membuat mereka merasa tertantang untuk melakukan nya. Dalam berwirausaha, mahasiswa mempunyai berbagai motivasi untuk memulai usaha tersebut, salah satunya adalah untuk menambah pengalaman. Dalam dunia ini, pengalaman tentu dibutuhkan untuk menghadapi berbagai permasalahan di dalam hidup ini. Oleh karena itu, berwirausaha mempunyai berbagai kegunaan dan manfaat bagi mahasiswa.
Namun, terkadang wirausaha yang dimulai oleh mahasiswa tidak sesuai dengan bidang keilmuan yang mereka pelajari di universitas. Mereka cenderung memilih bidang wirausaha yang sesuai dengan keinginan pasar, yang berpotensi menghasilkan laba yang besar, sehingga seringkali hal ini menjadi masalah. Apabila mereka sudah lulus, belum tentu para mahasiswa itu akan melanjutkan kegiatan wirausaha yang mereka lakukan karena tidak sesuai dengan jurusan yang diikuti di universitas nya. Selain itu, berbagai kegiatan yang diikuti mahasiswa di universitasnya menjadi penghalang dalam menjalankan wirausahanya. Mahasiswa tidak bisa mengatur waktu nya dengan baik dan benar.
Karena masalah itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tentang fenomena tersebut dan mencari tahu bagaimana cara penyelesaiannya.
1.2 Identifikasi Masalah
Untuk tema yang akan dibahas, identifikasi permasalahan yang sering terjadi yaitu :
1. Wirausaha yang dijalankan mahasiswa tidak sesuai dengan keilmuannya.
2. Mahasiswa mengalami beberapa kendala pada saat berwirausaha karena terhambat kegiatan kemahasiswaannya
1.3 Rumusan Masalah
Dari permasalahan yang muncul, dirumuskanlah pertanyaan-pertanyaan yang dapat membantu menjawab permasalahan yang ada, yaitu :
1. Apa jenis Wirausaha yang ditekuni?
2. Mengapa melakukan kegiatan wirausaha?
3. Apa kendala yang dihadapai saat berwirausaha?
4. Apakah wirausaha yang dijalankan sesuai dengan keilmuan yang ditekuni?
5. Bagaimana kelanjutan wirausaha setelah lulus?
1.4 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat, tujuan dari penelitian ini adalah untuk :
1. Mengetahui wirausaha apa yang ditekuni kebanyakan mahasiswa
2. Mengetahui alasan atau motivasi mahasiswa berwirausaha.
3. Mengetahui kendala yang dihadapi mahasiswa saat berwirausaha.
4. Mengetahui kesesuaian wirausaha dengan background keilmuan yang diketahui
5. Mengetahui kelanjutan wirausaha setelah lulus.
1.5 Kegunaan
Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai :
Memberikan informasi tentang motivasi mahasiswa dalam berwirausaha.
Memberikan solusi atas kendala yang dihadapi mahasiswa saat berwirausaha.
Memberikan solusi terhadap mahasiswa yang berwirausaha tidak sesuai dengan keilmuannya.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Motivasi Abraham Maslow (1943-1970)
Abraham Maslow (1943-1970) seorang psikologi asal Amerika yang fokus pada ilmu psikologi humanistik dan aktualisasi diri manusia mengemukakan bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Menurut teori ini, manusia memiliki lima tingkatan kebutuhan hidup yang akan selalu berusaha untuk dipenuhi sepanjang masa hidupnya dimulai dari tingkatan kebutuhan yang paling dasar hingga kebutuhan puncak. Kebutuhan tersebut berjenjang dari yang paling mendesak hingga yang akan muncul dengan sendirinya saat kebutuhan sebelumnya telah terpenuhi. Dengan kata lain, kebutuhan puncak akan terpenuhi jika kebutuhan-kebutuhan dibawahnya sudah terpenuhi terlebih dahulu dan jika belum terpenuhi maka kebutuhan tersebut tidak akan mengalami peningkatan ke kebutuhan yang lebih atas. Lima tingakatan kebutuhan ini dapat membedakan setiap manusia dari sisi kesejahteraan hidupnya. Berikut bentuk piramida dari hirarki kebutuhan Maslow.
Kebutuhan fisiologis meliputi rasa lapar, rasa haus, tempat tinggal, tidur, sex, dan sebagainya.
Kebutuhan rasa aman meliputi merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya, perlindungan hukum, dan sebagainya.
Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki contohnya seperti berafiliasi dengan orang lain, diterima, memiliki, dan lain-lain.
Kebutuhan akan penghargaan seperti berprestasi, berkompetensi, dan mendapatkan dukungan serta pengakuan.
Kebutuhan aktualisasi diri seperti mendapatkan kepuasan diri, menyadari potensinya, pengalaman, puncak karir, dan sebagainya.
Setiap manusia pasti akan melalui tingkatan-tingkatan tersebut dan dengan serius berusaha untuk memenuhinya, namun hanya sedikit yang mampu mencapai tingakatan tertinggi dari piramida.[1]
2.2 Teori Motivasi Vroom (1964)
Teori dari Vroom tentang cognitive theory of motivation menjelaskan mengapa seseorang tidak akan melakukan sesuatu yang ia yakini ia tidak dapat melakukannya, sekalipun hasil dari pekerjaan itu sangat dapat ia inginkan. Menurut Vroom, tinggi rendahnya motivasi seseorang ditentukan oleh tiga komponen, yaitu:
Ekspektasi (harapan) keberhasilan pada suatu tugas
Instrumentalis, yaitu penilaian tentang apa yang akan terjadi jika berhasil dalam melakukan suatu tugas (keberhasilan tugas untuk mendapatkan outcome tertentu).
Valensi, yaitu respon terhadap outcome seperti perasaan posistif, netral, atau negatif.Motivasi tinggi jika usaha menghasilkan sesuatu yang melebihi harapanMotivasi rendah jika usahanya menghasilkan kurang dari yang diharapkan. [2]
2.3 Teori Skala Prioritas
Berdasarkan teori kebutuhan Maslow, dapat diturunkan tiga kategori skala prioritas sebagai berikut :
KEBUTUHAN POKOK (ESSENTIAL): BUTUH (NEED, REQUIRE)mesti, harus, mutlak | absolut, terpaksa, terdesak
KEBUTUHAN TAMBAHAN (ADDITIONAL) : PERLU (NECESSARY)boleh, bisa, dapat
KEBUTUHAN PILIHAN (OPTIONAL) : INGIN (WANT)mungkin, dengan salah-satu dari 9 alasan pendorong:
kesukaan, kesenangan, kegemaran, koleksi.
kesehatan, kenyamanan, kenikmatan.
keamanan, keselamatan, perlindungan, persiapan.
takut kehilangan kesempatan | peluang, tak ada waktu lain.
prestise, pencapaian, kebanggaan.
status, simbol, citra, kehormatan.
ambisi, hasrat, kehendak, harapan, cita-cita.
ego, jati-diri, kepentingan diri sendiri. [3]
2.4 Teori Kewirausahaan
Hisrich dan Brush (dalam Winardi,2003) menyatakan bahwa kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang berbeda nilainya dengan jalan mengorbankan waktu dan upaya yang diperlukan untuk menanggung resiko finansial, psikologikal serta sosial dan menerima hasil-hasil berupa imbalan moneter dan kepuasan pribadi sebagai dampak dari kegiatan tersebut. Selain itu, Priyono dan Soerata (2005) : menyatakan bahwa wirausahawan adalah orang-orang yang mempunyai sifat-sifat kewirausahaan atau kewiraswastaan seperti: keberanian mengambil resiko, keutamaan dan keteladanan dalam menangani usaha dengan berpijak pada kemauan dan kemampuan sendiri. [4]
2.5 Teori Orientasi Masa Depan
Orientasi masa depan adalah upaya antisipasi terhadap masa depan yang menjanjikan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ellizabeth B Hurlock (1981) peserta didik remaja mulai memikirkan kebutuhan tentang masa depan secara sungguh-sungguh. peserta didik mulai memberikan perhatian kepada yang besar terhadap bebagai lapangan kehidupan yang akan dijalaninya. Diantara kehidupan di masa depan yang banyak mendapat perhatian dari peserta didik adalah lapangan pendidikan (Nurmi 1989), disamping dunia kerja dan hidup rumah tangga (havighurst 1984). Menurut Nurmi(1991), Orientasi masa depan berkaitan erat dengan harapan, tujuan, standar, rencana, dan strategi pencapaian tujuan dimasa akan datang.
Skema kognitif memberikan suatu gambaran individu(peserta dididk) tentang hal-hal yang dapat diantisipasi dimasa yang akan datang baik tentang dirinya maupun lingkungannya, atu bagaimana individu mampu menghadapi perubahan konteks dari berbagai aktifitas komplek dimasa datang. Menurut Nurmi (1991) skema kognitif tersebut berinteraksi dengan tiga tahap proses pembentukan orientasi masa depan yaitu:
a. Motivation (motivasi)
b. Planning ( perencanaan)
c. Evaluation ( evaluasi)
Dengan turut sertanya aspek kognitif, maka berarti bahwa perkembangan orientasi masa depan dipengaruhi oleh perkembangan kognitif. Menurut nurmi (1991), perkembangan orientasi masa depan terlihat lebih nyata ketika individu telah mencapai tahap perkembangan pemikiran operasional formal. [5]
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Metode Penelitian
Metode yang dilakukan untuk penelitian dalam makalah KU-4182 Komunikasi Pembangunan ini adalah Metode Kualitatif. Metode kualitatif adalah metode yang lebih menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah daripada melihat permasalahan untuk penelitian generalisasi. Bogdan dan Taylor mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Metode penelitian ini lebih suka menggunakan teknik analisis mendalam (in-depth analysis), yaitu mengkaji masalah secara kasus perkasus karena metodologi kulitatif yakin bahwa sifat suatu masalah satu akan berbeda dengan sifat dari masalah lainnya. Tujuan dari metodologi ini bukan suatu generalisasi tetapi pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah. Penelitian kualitatif berfungsi memberikan kategori substantif dan hipotesis penelitian kualitatif.
3.2 Tahapan Penelitian
Tahapan penelitian yang dilakukan untuk meneliti Motivasi Mahasiswa dalam Berwirausaha dalam makalah ini secara garis besar terbagi menjadi 3 tahap, yaitu :
1. Tahap Persiapan dan Perencanaan Penelitian
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah studi literatur dan brainstorming yang dibutuhkan terkait permasalahan yang diteliti, mulai dari latar belakang mengapa mahasiswa berwirausaha, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan dan kegunaan dilakukan penelitian ini, serta landasan teori yang berkaitan dengan komunikasi maupun masalah yang ditinjau
2. Tahap Pengumpulan Data
Tahap pengumpulan data dilakukan setelah tahap persiapan dan perencanaan penelitian selesai. Pengumpulan data yang dilakukan adalah melalui proses wawancara dengan narasumber. Dalam hal ini, narasumber dari wawancara yang dilakukan adalah 6 orang mahasiswa ITB dari jurusan berbeda yang sedang berwirausaha.
3. Tahap Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain.
Analisis data yang dilakukan terkait rumusan masalah yang diteliti, hasil wawancara yang didapatkan serta hubungan dan kesesuaiannya dengan landasan teori. Data yang diperoleh dari penelitian dan studi literatur jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dilakukan analisis dan reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya kemudian dibuat kesimpulan.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan kelengkapan informasi yang sesuai dengan metode penelitian maka yang dijadikan teknik pengumpulan data adalah dengan teknik wawancara (interview). Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu dan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.
Pada penelitian ini wawancara dilakukan kepada 6 mahasiswa ITB dari jurusan berbeda yang sedang berwirausaha. Wawancara yang dilakukan disesuaikan dengan rumusan masalah serta tujuan penelitian. Oleh karenanya dibuat matriks untuk memudahkan proses penelitian serta analisisnya. Matriks penelitian pada makalah ini ditampilkan pada BAB IV tentang Hasil Penelitian.
Selain melakukan wawancara, dokumentasi juga dilakukan untuk mendapatkan catatan peristiwa dari wawancara yang dilakukan serta untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat. Dokumentasi yang dilakukan adalah berupa rekaman suara ketika melakukan proses wawancara.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Hasil
Berikut ini adalah hasil wawancara kami kepada 6 orang mahasiswa yang sedang melakukan wirausaha.
A. Usaha Model Marketing
Membuat jasa periklanan
Atas dasar hobi
Kendalanya keprofesionalan dalam bekerja
Tidak sesuai dengan keilmuan
Melebarkan wirausaha setelah lulus
B. Usaha Sepatu Handmade
Jual produk sepatu
Mempersiapkan masa depan dan hobi
Mengatur waktu
Tidak sesuai dengan keilmuan, lebih kearah passion
Usaha akan tetap dijalankan dan bekerja di tempat yang sesuai keilmuan
C. Bisnis Distrbusi Baju
Distributor baju
Usaha itu menyenangkan karena dapat uang sendiri
Kendalanya kurang pasar, scoop masih daerah kampus
Tidak sesuai dengan keilmuan
Melebarkan wirausaha setelah lulus
D. Bisnis Penjualan Tiket Pesawat
Jasa penjualan tiket
Wirausaha menyenangkan, berinteraksi dengan orang lain
Tidak ada kendala
Tidak sesuai dengan keilmuan, kuliah mengasah kemampuan berpikir
Masih dipertimbangkan, karena masih ingin bekerja di tempat yang sesuai dengan keilmuan
E. Usaha Kimochi Mochi Ice Cream
Jual produk berupa es krim
Keinginan terakhir setelah sibuk organisasi di kampus
Kendalanya menyita waktu
Tidak sesuai dengan keilmuan
Diturunkan ke orang lain setelah lulus, dan bekerja di tempat yang sesuai dengan keilmuan
F. Usaha Jasa Website
Jasa pelatihan TOEFL
Ingin membuat sesuatu yang bermanfaat
Mengatur jadwal secara tim
Sesuai dengan keilmuan (IT)
Kondisional, tetap bekerja sesuai dengan keilmuan
4.2 Matriks
Gambar 1. Bagian 1 Matriks Penelitian Motivasi Mahasiswa dalam Berwirausaha
Gambar 2. Bagian 2 Matriks Penelitian Motivasi Mahasiswa dalam Berwirausaha
Gambar 3. Bagian 3 Matriks Penelitian Motivasi Mahasiswa dalam Berwirausaha
BAB V
ANALISIS dan KESIMPULAN
5.1 Analisis
Berdasarkan hasil wawancara yang kami dapatkan, maka kami analisis. Berikut ini hasil analisis kami. Dari keenam wawancara diatas, wirausaha yang dilakukan lebih banyak di bidang jasa. Karena jasa memiliki kesesuaian dengan kemampuan mahasiswa. Sesuai dengan teori motivasi Vroom yang menyatakan bahwa sesorang tidak akan melakukan sesuatu yang ia yakini tidak bisa dilakukan.
Hobi, ingin mendapatkan uang sendiri, membuat sesuatu yang bermanfaat, berinteraksi sosial. Keadaan-keadaan ini mencerminkan tingkat tertinggi dari teori Maslow (Aktualisasi Diri). Motivasi mahasiswa dalam berwirausaha tidak tinggi karena lebih sekedar mencari pengalaman karena kebutuhan dasarnya ataupun tingkat dibawahnya sudah terpenuhi
Kendala yang terjadi berdasarkan wawancara paling banyak kendala waktu. Alasan ini sesuai dengan teori kewirausahaan yang dikemukakan oleh Hisrich dan Brush . Penggunaan waktu yang terpakai akan diubah menjadi keuntungan yang didapatkan.
Berdasarkan hasil wawancara, mahasiswa lebih banyak tidak sesuai dengan keilmuannya (jurusannya). Hal ini sejalan dengan teori skala prioritas bahwa berwirausaha berada di skala pilihan sedangkan pendidikan berada di skala pokok. Karena mahasiswa berpikir berwirausaha sebagai pilihan adalah sesuatu yang berbeda dan tidak harus sebuah skala pokok.
Dari hasil wawancara yang diperoleh ada 3 orang yang ingin melanjutkan dan 3 orang yang memilih untuk tidak dilanjutkan atau masih dipertimbangkan. Hal ini bersesuaian dengan teori orientasi masa depan yang dikemukakan oleh Nurmi (1991). Keadaan masa depan bergantung pada harapan, tujuan, standar, rencana, dan strategi pencapaian tujuan dimasa akan datang.
5.2 Simpulan dan Saran
Pendidikan dan wirausaha merupakan kebutuhan yang berbeda dalam tingkatan prioritasnya
Kewirausahaan yang dilakukan mahasiswa untuk kedepannya bergantung pada harapan, tujuan, standar, rencana, dan strategi pencapaian tujuan dimasa akan datang
Wirausaha yang dilakukan mahasiswa lebih banyak dalam bidang jasa, maka kami menyarankan sebaiknya berwirausaha dalam bidang jasa
Alasan mahasiswa berwirausaha adalah untuk memenuhi kebutuhan atas aktualisasi diri
Kendala waktu paling berpengaruh kepada mahasiswa yang berwirausaha, maka sebaiknya kita membuat jadwal yang baik untuk berwirausaha dan kuliah
5.3 Daftar Pustaka
[1] supiani.staff.gunadarma.ac.id/.../files/.../TEORI+TEORI+MOTIVASI.doc
[2] http://bmwcourier.forum-express.com/t37-motivasi-skala-prioritas-kebutuhan
[3]http://beruangbernad.blogspot.com/2013/10/teori-kewirausahaan.html
[4]http://planetmatematika.blogspot.com/2011/10/perkembangan-orientasi-masa-depan.html
[5]http://eprints.uny.ac.id/7737/3/bab%202%20-05503244034.pdf
Persiapan dan Perencanaan Penelitian
Pengumpulan Data
Tahap Analisis Data
1