Upload
satya-sapta
View
69
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
MAKALAH
PENENTUAN LOKASI DAN FASILIAS PRODUKSI
GFHDEHDFHDFHTH
Disusun Oleh :
Nama : Sapta Adi Setya Pramuji
NIM : 101.03.1081
Kelas : B
JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AKPRIND
YOGYAKARTA
2013
I. PENDAHULUAN
Pemilihan lokasi pabrik membutuhkan pertimbangan yang hati-hati. Di saat
manajemen telah memutuskan untuk beroprasi di satu lokasi tertentu , banyak biaya
menjadi teteap dan sulit untuk di kurangi. Keputusan lokasi sering bergantung pada
tipe bisnis. Untuk keputusan lokasi industri, strategi yang digunakan biasanya adalah
strategi untuk meminmalkan biaya, sedang untuk bisnis eceran dan jasa professional,
strategi yang digunakan terfokus pada memaksimalkan pendapatan. Walaupun
demikian, strategi pemilihan gudang ditentukan oleh kombinasi antara biaya dan
kecepatan pengiriman. Secara umum, tujuan strategi lokasi adalah untuk
memaksimalkan keuntungan lokasi bagi perusahaan
Penentuan lokasi pabrik sangat penting bagi perusahaan, karena akan
mempengaruhi kedudukan perusahaan dalam persaingan dan menentukan
kelangsungan hidup suatu perusahaan. Penentuan lokasi yang tepat dapat
meminimumkan biaya transport termasuk bahan-bahan, biaya produksi dan biaya
distribusi barang. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pemilihan lokasi pabrik
antara lain lingkungan masyarakat, sumber daya alam, sumber daya manusia, pasar,
pengangkutan, pembangkit tenaga dan lahan untuk perluasan.
II. PEMBAHASAN
A. Faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan lokasi
Macam faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi pabrik adalah
sebagai berikut:
1. Letak konsumen atau pasar, yaitu penempatan pabrik di
dekat dengan daerah konsumen. Alasan yang mendasari
pemilihan lokasi dekat dengan konsumen adalah adanya
kemudahan untuk mengetahui perubahan selera konsumen,
mengurangi resiko kerusakan dalam pengangkutan, apabila
barang yang diproduksi tidak tahan lama, biaya angkut
mahal, khususnya untuk produksi jasa.
2. Sumber bahan baku, yaitu penempatan pabrik di dekat
dengan daerah bahan baku. Dasar pertimbangan yang
diambil adalah apabila bahan baku yang dipakai mengalami
2Sapta -“Manajemen oprasi dan produksi” -IST AKPRIND-2013
penyusutan berat dan volume, bahan baku mudah rasak dan
berubah kualitas, resiko kekurangan bahan baku tinggi.
3. Fasilitas untuk karyawan, agar dapat meningkatkan
semangat kerja dan kesehatan kerja.
4. Sumber tenaga kerja, alternatif yang dipakai adalah
apakah tenaga kerja yang dibutuhkan unskill, dengan
pertimbangan tingkat upah rendah, budaya hidup
sederhana, mobiiitas tingp sehingga jumlah gaji dianggap
sebagai daya tarik, ataukah tenaga kerja skill, apabila
pemsahaan membutuhkan fasilifeas yang lebih baik, adanya
pemikiran masa depan yang cerah, dibutuhkan keahlian,
dan kemudahan untuk mencari pekerjaan lain.
5. Air, disesuaikan dengan produk yang dihasilkan apakah
membutuhkan air yang jernih alami, jernih tidak alami, atau
sembarang air.
6. Suhu udara, faktor ini mempengaruhi kelancaran proses dan
kualitas hasil operasi.
7. Listrik, disesuaikan dengan produk yang dihasilkan kapasitas
tegangan yang dibutuhkan.
8. Transportasi, berupa angkutan udara, laut, sungai, kereta api,
dan angkutan jalan raya.
9. Lingkungan, masyarakat, dan sikap yang muncul apabila
didirikan pabrik di dekat tempat tinggal mereka, apakah
menerima atau tidak.
10. Peraturan Pemerintah, Undang-undang dan sistem
pajak. Aspek umum yang diatur undang-undang adalah jam
kerja maksimum, upah minimum, usia kerja minimum, dan
kondisi lingkungan kerja.
11. Pebuangan limbah industri, kaitannya dengan tingkat
pencemaran, sistem pembuangan limbah untuk
perlindungan terhadap alam sekitar dan menjaga
keseimbangan habitat.
3Sapta -“Manajemen oprasi dan produksi” -IST AKPRIND-2013
12. Fasilitas untuk pabrik, berupa spare part, mesin-mesin,
untuk menekan biaya.
4Sapta -“Manajemen oprasi dan produksi” -IST AKPRIND-2013
LOKASI MANUFAKTUR (Fokus pada Biaya)
Biaya Nyata:
Biaya transportasi bahan baku
Biaya pengiriman barang jadi
Biaya energi, layanan umum, pajak
Biaya tidak nyata dan masa datang:
Sikap terhadap serikat kerja
Kualitas hidup
Pengeluaran pemerintah untuk pendidikan
Kualitas pemerintah
LOKASI JASA/ECERAN/ PROFESIONAL (Fokus pada Pendapatan)
Volume/Pendapatan:
Lokasi: daya beli
Persaingan: iklan, penentu harga
Kualitas fisik:
Parkir, akses, keamanan, penerangan
Penampilan, citra
Penentu Biaya
Sewa
Manajemen yang berkualitas
Kebijakan operasional (jam kerja,Upah)
B. Analisa biaya dalam penentuan lokasi
Adapun langkah dalam melakukan analisa pulang pokok adalah:
1. Tentukan semua biaya yang berkaitan dengan alternative
lokasi yang dijadikan nominasi baik berupa biaya tetap maupun
biaya variabel.
2. Buat dalam bentuk grafis semua data biaya yang telah
dikumpulkan pada langkah 1 menggunakan gambar dua
dimensi dengan biaya pada sumbu vertikal dan volume pada
sumbu horizontal.
3. Pilih lokasi yang memiliki biaya total paling rendah untuk
jumlah produksi yang diharapkan.
Biaya
a) Biaya tetap
b) Biaya variabel
Ex :
Sebuah perusahaan sedang menilai pendirian pabrik baru. Terdapat 3 alternatif lokasi
yang tersedia (sleman, bantul, kota yogyakarta). Perhitungan besarnya biaya tetap dan
variabel pada masing-masing lokasi tampak pada tabel berikut: Menentukan fungsi biaya
pada masing-masing lokasi
6Sapta -“Manajemen oprasi dan produksi” -IST AKPRIND-2013
0q
Vol
pr
o du
ksi
p Harga
F CVC
TC
TR
Rencana produksi ditetapkan pada jumlah 500 unit dan 1.200 unit untuk setiap lokasi.
Permasalahan:
Menentukan lokasi yang sebaiknya dipilih dengan mempertimbangkan total biayanya.
Tc = a + bx
A = biaya tetap
B = biaya variabel per unit
X = rencana unit produksi .
B. Fungsi biaya pada masing-masing lokasi:
Sleman = 600.000 + 1.600 x
Bantul = 900.000 + 1.200x
Kota = 1.200.000 + 800 x
Total biaya pada kapasitas produksi 500 unit:
Sleman = 600.000 + 1.600 ( 500)
= 1.400.000
Bantul = 900.000 + 1.200 (500)
= 1.500.000
Kota = 1.200.000 + 800 ( 500 )
= 1.600.000
Total biaya pada kapasitas produksi 1.200 unit: Sleman = 600.000 + 1.600 ( 1.200 ) = 2.520.000 Bantul = 900.000 + 1.200 ( 1.200 ) = 2.340.000 Kota = 1.200.000 + 800 ( 1.200 ) = 2.160.000
Langkah selanjutnya adalah menghitung jumlah unit produksi yang menghasilkan total biaya
yang sama untuk setiap lokasi.
7Sapta -“Manajemen oprasi dan produksi” -IST AKPRIND-2013
600.000 + 1.600 x = 900.000 + 1.200 x
1.600 X – 1.200 X = 900.000 – 600.000 400 X = 300.000 X = 750 UNIT
600.000 + 1.600 X = 1.200.000 + 800 X
1.600 X – 800 X = 1.200.000 – 600.000 800 X = 600.000 X = 750 UNIT
900.000 + 1.200 X = 1.200.000 + 800 X
1.200 X – 800 X = 1.200.000 – 900.000 400 X = 300.000 X = 750 UNIT
Kesimpulan: Jika kapasitas produksi antara 500 – 750 unit, maka alternatif sleman yang terbaik
(total biaya terendah)
Jika kapasitas produksi diperkirakan antara 750 – 1.200 unit, maka lokasi kota yang dipilih
Jika kapasitas produksi sebesar 750 unit, maka ketiga alternatif lokasi sama baiknya (indeference)
8Sapta -“Manajemen oprasi dan produksi” -IST AKPRIND-2013
C. Metode transportasi dalam keputusan lokasi
Pada umumnya masalah transportasi berhubungan dengan distribusi suatu produk tunggal
dari beberapa sumber, dengan penawaran terbatas, menuju beberapa tujuan, dengan
permintaan tertentu, pada biaya transport minimum. Karena hanya ada satu macam barang,
suatu tempat tujuan dapat memenuhi permintaanya dari satu atau lebih sumber. Asumsi dasar
model ini adalah bahwa biaya transport pada suatu rute tertentu proporsional dengan
banyaknya unit yang dikirimkan. Unit yang dikirimkan sangat tergantung pada jenis produk
yang diangkut. Yang penting, satuan penawaran dan permintaan akan barang yang diangkut
harus konsisten.
Metode transportasi merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengatur
distribusi dari sumber-sumber yang menyediakan produk yang sama, ke tempat-tempat yang
membutuhkan secara optimal.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penggunaan metode transportasi adalah:
kapasitas pabrik sebagai sumber
kapasitas permintaan di wilayah pemasaran atau gudang sebagai tujuan
biaya produksi masing-masing pabrik
◦biaya distribusi dari tempat asal ke tempat tujuan.
Tabel Transportasi
Beberapa metode transportasi yang dapat digunakan:
9Sapta -“Manajemen oprasi dan produksi” -IST AKPRIND-2013
1. Metode stepping-stone
Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam penyusunan jalur stepping stoneuntuk mencari variable masuk.
Arah yang diambil boleh searah atau berlawanan arah jarum jam.
Hanya ada satu jalur tertutup untuk setiap kotak kosong.
Jalur harus mengikuti kotak terisi, kecuali pada kotak kosong yang sedang
dievaluasi.
Baik kotak terisi maupun kotak kosong dapat dilewati dalam penyusunan
jalur tertutup.
Suatu jalur dapat melintasi dirinya.
Sebuah penambahan dan pengurangan yang sama besar harus kelihatan pada
setiap baris dan kolom pada jalur itu.
Tabel Metode stepping-stone
10Sapta -“Manajemen oprasi dan produksi” -IST AKPRIND-2013
2. Metode modi
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
Pilih variable Xij (kotak) dengan biaya transport (cij) terkecil dan alokasikan sebanyak mungkin. Ini akan menghabiskan baris i atau kolom j.
Dari kotak-kotak sisanya yang layak (yaitu yang tidak terisi atau dihilangkan) pilih cij terkecil dan alokasikan sebanyak mungkin.
Lanjutkan proses ini sampai semua penawaran dan permintaan terpenuhi.
Tabel Metode modi
Metode MODI memberikan Ui dan Vj yang dirancang untuk setiap baris dan kolom.
Dari table diatas dapat diketahui bahwa:
X11 : U1 + V1 = C11 = 8, misalkan U1 = 0, maka: 0 + V1 = 8, V1 = 8
X21 : U2 + V1 = C21 = 15 U2 + 8 = 15, U2 = 7
X22 : U2 + V2 = C22 = 10 7 + V2 = 10, V2 = 3
X32 : U3 + V2 = C32 = 9 U3 + 3 = 9, U3 = 6
X33 : U3 + V3 = C33 = 10 6 + V3 = 10, V3 = 4
Nilai perubahan untuk setiap variable non dasar Cij, ditentukan melalui:
Cij = cij – Ui – Vj, sehingga:
C12 = 5 – 0 – 3 = +2 C23 = 12 – 7 – 4 = 1
C13 = 6 – 0 – 4 = +2 C31 = 3 – 6 – 8 = -11
Nilai C31 negatif terbesar (-11) menunjukan bahwa solusi yang ada tidak optimal dan X31 sebagai variable masuk. Jumlah yang dialokasikan ke X31 ditentukan sesuai dengan prosedur stepping stone, selanjutnya Ui, Vj, dan Cij pada table baru dihitung kembali untuk uji optimalitas dan menentukan variable masuk.
11Sapta -“Manajemen oprasi dan produksi” -IST AKPRIND-2013
3. Metode vogel’s
Proses VAM dapat diringkas sebagai berikut:
Hitung opportunity cost untuk setiap baris dan kolom. Opportunity cost untuk setiap
baris ke-i dihitung dengan mengurangkan nilai cij terkecil pada baris tersebut dengan
nilai cij satu tingkat lebih besar pada baris yang sama. Opportunity cost kolom
diperoleh dengan cara yang sama. Biaya-biaya ini adalah pinalti karena tidak
memilih kotak dengan biaya minimum.
Pilih baris atau kolom dengan opportunity cost terbesar (jika terdapat nilai kembar,
pilih secara sembarang. Alokasikan sebanyak mungkin kekotak dengan nilai c ij
minimum pada baris atau kolom yang dipilih.
Hilangkan semua baris dan kolom dimana penawaran dan permintaan telah
dihabiskan.
Jika semua penawaran dan permintaan belum dipenuhi, kembali kelangkah pertama
dan hitung kembali opportunity cost yang baru.
Tabel Metode vogel’s
Biaya transport model VAM adalah sebagai berikut:
Z = (3 x 80) + (8 x 70) + (6 x 50) + (10 x 70) + (12 x 10) = 1920
Biaya total untuk solusi awal dengan metode VAM merupakan biaya awal terkecil yang
Diperoleh dari ketiga metode solusi awal. Kenyataannya, solusi ini juga optimum, suatu
Keadaan yang akan ditunjukan pada pembahasan mencari solusi optimum.
12Sapta -“Manajemen oprasi dan produksi” -IST AKPRIND-2013
DAFTAR PUSTAKA
: http://www.pendidikanekonomi.com/2012/06/faktor-faktor-yang-
mempengaruhi.html#sthash.pmeqJvGQ.dpuf
banksoalstienujepara.blogdetik.com/.../cbf643d7fa47e...
repository.binus.ac.id/content/F0532/F053257242.ppt
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Penny%20Rahmawaty,%20M.Si./Modul
%20MO%20BAB%205-PERENCANAAN%20LOKASI.pdf
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Penny%20Rahmawaty,%20M.Si./Modul
%20OR%20-%20METODE%20TRANSPORTASI.pdf
hendri.staff.gunadarma.ac.id/.../METODE+TRANSPO...
13Sapta -“Manajemen oprasi dan produksi” -IST AKPRIND-2013