14
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minat konsumen akan cokelat, memang tidak perlu ditanyakan lagi. Segala menu m maupun minuman yang menggunakan cokelat, banyak digemari masyarakat dan selalu l manis dipasaran. Peluang inilah yang dimanfaatkan oleh perusahaan kami. Sebagian masyarakat menyukai makanan manis ini, bukan hanya anak-anak saja. Tapi cokelat disukai oleh anak muda, orang dewasa sampai orang tua, baik pria maupun wanita. hanya itu saja, saat ini cokelat banyak digunakan sebagai souvenir atau bingkisa special (contohnya saat perayaan hari besar agama, ulang tahun, dll). Mel peminat cokelat dan luasnya potensi pasar, maka perusahaan kami menjadikan coke peluang usaha baru. Walaupun sudah banyak produk cokelat import yang beredar dipasaran, namun prod cokelat dalam negeri yang dibentuk dengan cetakan unik dan menarik berhasil mere masyarakat luas dan mampu bersaing dengan cokelat-cokelat import yang selama ini pasar. 1.2 Tujuan 1. Memahami teori-teori manajemen pada perusahaan dalam aspek ranc produksi 2. Memahami teori-teori manajemen pada perusahaan dalam aspek manaj kualitas 3. Memahami teori-teori manajemen pada perusahaan dalam aspek ranc proses 4. Memahami teori-teori manajemen pada perusahaan dalam aspek pemilihan l 5. Memahami teori-teori manajemen pada perusahaan dalam aspek rancangan t letak 6. Memahami teori-teori manajemen pada perusahaan dalam aspek sumbe manusia 7. Memahami teori-teori manajemen pada perusahaan dalam aspek manaj rantai pasokan 8. Memahami teori-teori manajemen pada perusahaan dalam aspek persediaan 9. Memahami teori-teori manajemen pada perusahaan dalam aspek penjadwalan 10. Memahami teori-teori manajemen pada perusahaan dalam aspek pemeliharaa

Mpo Coklat

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Minat konsumen akan cokelat, memang tidak perlu ditanyakan lagi. Segala menu makanan maupun minuman yang menggunakan cokelat, banyak digemari masyarakat dan selalu laris manis dipasaran. Peluang inilah yang dimanfaatkan oleh perusahaan kami. Sebagian besar masyarakat menyukai makanan manis ini, bukan hanya anak-anak saja. Tapi cokelat juga disukai oleh anak muda, orang dewasa sampai orang tua, baik pria maupun wanita. Bukan hanya itu saja, saat ini cokelat banyak digunakan sebagai souvenir atau bingkisan dihari-hari special (contohnya saat perayaan hari besar agama, ulang tahun, dll). Melihat banyaknya peminat cokelat dan luasnya potensi pasar, maka perusahaan kami menjadikan cokelat sebagai peluang usaha baru. Walaupun sudah banyak produk cokelat import yang beredar dipasaran, namun produk cokelat dalam negeri yang dibentuk dengan cetakan unik dan menarik berhasil merebut hati masyarakat luas dan mampu bersaing dengan cokelat-cokelat import yang selama ini menguasai pasar. 1.2 1. 2. 3. 4. 5. letak 6. 7. 8. 9. 10. Memahami teori-teori manajemen pada perusahaan dalam aspek sumberdaya Memahami teori-teori manajemen pada perusahaan dalam aspek manajemen Memahami teori-teori manajemen pada perusahaan dalam aspek persediaan Memahami teori-teori manajemen pada perusahaan dalam aspek penjadwalan Memahami teori-teori manajemen pada perusahaan dalam aspek pemeliharaan manusia rantai pasokan Tujuan Memahami teori-teori manajemen pada perusahaan dalam aspek rancangan Memahami teori-teori manajemen pada perusahaan dalam aspek manajemen Memahami teori-teori manajemen pada perusahaan dalam aspek rancangan Memahami teori-teori manajemen pada perusahaan dalam aspek pemilihan lokasi Memahami teori-teori manajemen pada perusahaan dalam aspek rancangan tata produksi kualitas proses

BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1

PROFIL PERUSAHAAN PT. Cipta Coklat Abadi merupakan perusahaan penghasil coklat terbesar di Jember, coklat yang dihasilkan pabrik coklat ini beraneka ragam dari coklat hitam yang kaya akan vitamin, coklat putih yang lezat, dan coklat susu yang memiliki kadar gizi yang tinggi. Penikmat coklat tidak usah lagi mengkhawatirkan resiko kegemukan atau obesitas karena coklat yang diproduksi oleh pabrik coklat wonka ini sangat rendah lemak tak jenuh yang berarti aman untuk dikonsumsi tanpa resiko gemuk. Di PT. Cipta Coklat Abadi ini memproduksi berbagai macam coklat dengan berbagai macam harga dan berbagai macam rasa. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 30 Mei 2012 yang dipimpin oleh Rifqy Faiza Rahman. Pabrik ini merupakan salah satu sumber mata pencaharian penduduk yang utama selain berdagang disana. Coklat yang diproduksi oleh PT. Cipta Coklat Abadi ini disebarluaskan keseluruh Indonesia, karena kelezatannya sudah diakui. PT. Cipta Coklat Abadi saat ini memproduksi coklat dalam berbagai macam bentuk, yang dulunya hanya berupa coklat batangan sekarang sudah berkembang dengan bentuk - bentuk lain yang lebih variatif agar dapat menarik minat anak - anak, walaupun begitu coklat batangan yang merupakan identitas pabrik ini terus dipertahankan. Selain kelezatan dan gizi yang terkandung di dalamnya, coklat PT. Cipta Coklat Abadi dibuat dari biji coklat pilihan yang terbaik, sehingga wangi coklat tetap terjaga dan rasanya tidak berubah walaupun dalam jangka waktu yang lama, diolah secara higienis dan terjamin mutunya. Penikmat coklat PT. Cipta Coklat Abadi pasti sudah tau betul wangi coklat ini yang sangat khas dan enak, sangat menggoda selera. Bagi para penggemar coklat PT. Cipta Coklat Abadi selamat menikmati. Visi Misi : Menciptakan coklat bercitarasa lokal dengan kualitas internasional : harga dan pasokan yang berdaya saing tinggi melalui pengelolaan yang profesional demi kepuasan pelanggan. 2. Mencokelatkan Indonesia dengan membuka cabang, outlet-outlet di seluruh Indonesia. 3. Mengenalkan budaya-budaya daerah di Indonesia melalui kemasan, penamaan produk, bahan baku dan setting background pada outlet-outlet cokelat 4. Memberikan penghargaan kepada para pegawai melalui pemberian kesejahteraan yang memadai, penyediaan lingkungan kerja yang aman, sehat dan nyaman, memberikan kesempatan untuk pengembangan karier serta melakukan inovasi. 5. Menjalin kemitraan kerja sama dengan pemasok dan penyalur yang saling menguntungkan.

1. Memproduksi coklat yang terkait dengan kebutuhan masyarakat dengan mutu,

6. Memberikan perhatian yang tulus kepada masyarakat melalui penciptaan lapangan kerja, dukungan pembinaan sosial dan lingkungan. 2.2 2.2.1 DESAIN ( STRATEGI ) OPERASI DEPARTEMEN OPERASI ASPEK RANCANGAN PRODUK Perusahaan ini merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan makanan, yaitu pengolahan biji kakao menjadi coklat. Cokelat ini diolah dari biji kakao pilihan dari perkebunan di Jawa. Setiap varian produk memiliki keunikan dari cita rasa asli bahan-bahan Indonesia yang merupakan kreasi dari ahli cokelat di rumah produksi kami. Semua produk Coklat alami dan hampir seluruh kemasannya menggunakan kertas daur ulang dan kertas bersertifikat FSC. Coklat mengurangi sebanyak mungkin penggunaan plastik dalam proses produksinya. Kualitas tinggi dan ramah lingkungan dengan citarasa khas Coklat menjadikannya pilihan pertama dalam kualitas dan rasa. Coklat dengan harga terjangkau ini cocok dikonsumsi sebagai camilan oleh siapa saja. Jenis coklat yang dihasilkan sangat bervariasi, tergantung pada berapa banyak pasta dan lemak coklat yang digunakan serta apa saja inggridien lain yang ditambahkan. Perbedaan formulasi bahan yang digunakan ini menyebabkan perbedaan tidak hanya dalam flavor dan rasa, tetapi juga perbedaan perilakunya terhadap panas dan air sehingga menyebabkan perbedaan dalam pemanfaatannya. Couverture Jenis coklat terbaik, coklat ini sangat murni dengan persentase lemak kakao-nya yang tinggi sehingga menghasilkan flavor yang sangat baik. Biasanya digunakan untuk pembuatan produk coklat buatan tangan. Sebelum digunakan coklat jenis ini di-temper (dilelehkan) terlebih dahulu. Plain atau baking chocolate Coklat dengan rasa khas coklat (plain). Produk ini dibuat dari pasta coklat yang didinginkan dan dikeraskan, tanpa penambahan gula. Terutama digunakan sebagai inggridien atau sebagai garnish. Semi-sweet dan sweet chocolate Coklat ini memiliki rasa manis. Juga digunakan sebagai inggridien. Berbeda dengan coklat yang plain, semi-sweet chocolate memiliki ekstra lemak coklat dan mendapat tambahan gula. dalam resep is also used primarily in recipes. Sweet cooking chocolate sama dengan semi-sweet, hanya kandungan gulanya lebih banyak. Milk chocolate Coklat susu, dibuat dengan menggunakan pasta coklat dengan penambahan lemak coklat, gula, susu dan vanila. Merupakan jenis coklat yang paling populer, biasa dikonsumsi langsung (eating chocolate). Coklat jenis ini tidak cocok dijadikan inggridien kue. Selain kandungan cokelatnya relatif sedikit, cokelat ini mudah hangus bila dilelehkan. Cocoa powder Bubuk coklat, dibuat dari pasta coklat yang sebagian besar lemaknya telah dikeluarkan. Produk ini sangat mudah menyerap uap air dan bau dari produk lain sehingga harus dijaga

di tempat kering, dingin dan tertutup rapat. Coklat bubuk dibedakan lagi menjadi coklat bubuk yang rendah lemak (sebagian besar lemaknya telah dihilangkan); coklat bubuk dengan kadar lemak sedang (kandungan lemak sekitar 10 22%) ; coklat bubuk untuk minuman atau sarapan (kadar lemak coklat diatas 22%, biasanya digunakan dalam pembuatan susu bubuk coklat); dan coklat bubuk yang diproses dengan teknik Dutch. White chocolate Coklat putih, merupakan campuran lemak coklat, gula, susu dan vanilla. Tidak mengandung massa (solid) coklat, flavor dihasilkan dari lemak coklat. Selain dikonsumsi langsung juga digunakan untuk dekorasi. Cokelat ini terbuat dari lemak cokelat, gula, dan vanili. Ia tak mengandung cokelat padat. Karena mudah hangus, ada baiknya dimasak atau dilelehkan dengan hati-hati. Produk coklat lain seperti berbagai jenis kembang gula coklat dan meses.

2.2.2

ASPEK MANAJEMEN KUALITAS

2.2.3

ASPEK RANCANGAN PROSES Perusahaan kami memiliki beberapa mesin yang digunakan dalam proses produksi coklat. Di antaranya adalah mixer, roaster, refiner, conching, winowwing machine, tempering, cooling chamber, dan mesin pencetak coklat. Proses pembuatan coklat ini melalui beberapa tahapan mulai dari pengadaan biji coklat hingga pendistribusian produk coklat. DARI BIJI COKLAT Coklat berasal dari biji buah coklat (cacao bean). Tanaman coklat (Theobroma cacao) dibagi dalam tiga kelompok besar yaitu jenis Criollo, Forastero dan Trinitario. Criollo menghasilkan biji kakao dengan aroma yang sangat kuat tanpa rasa pahit, tetapi sensitif terhadap perubahan iklim dan serangan hama penyakit dengan jumlah produksi relatif rendah. Berbeda dengan criollo, forastero lebih tahan perubahan iklim dan serangan hama, jumlah produksinya relatif besar tetapi bijinya memiliki aroma yang lemah dengan rasa yang pahit. Biji kakao Indonesia sendiri sebagian besar masuk dalam jenis Trinitario yang merupakan hasil persilangan dari Criollo dan Forastero dengan sifat yang mirip dengan Criollo. Buah kakao berbentuk bulat panjang (panjang sekitar 15 25 cm dan lebar 7 10 cm) dengan kulit yang relatif tebal (10 15 mm). Warnanya yang hijau pada saat masih muda berganti menjadi kuning, oranye, merah atau ungu ketika masak, walaupun pada beberapa varietas warnanya tetap hijau ketika buah masak. Pulp atau daging buah menutupi 20 40 buah biji kakao. Pada buah yang masak, pulp memiliki konsistensi lunak dan berlendir dengan rasa yang manis dan warna putih seperti susu. Biji kakao sendiri berbentuk oval pipih. Panjang biji sekitar 2 cm dengan lebar sekitar 1 cm dan berat 1 gram jika dikeringkan.

Tanaman coklat mulanya tumbuh liar di hutan hujan tropis Amerika. Adalah masyarakat kuno di Amerika Tengah dan Mexico, termasuk diantaranya bangsa Maya dan Aztec, yang menemukan rahasia keistimewaan biji kakao ini lebih dari 2000 tahun yang lalu. Pada masa itu, hancuran biji coklat disangrai dan dicampur dengan jagung dan berbagai rempah diantaranya paprika, vanilla atau kayu manis lalu ditambah air untuk menghasilkan minuman rempah coklat yang berbusa. Memasuki akhir abad ke-15, coklat bertransformasi menjadi resep baru. Cortez yang memimpin ekspedisi ke Aztec, kembali ke Spanyol dengan membawa biji kakao sekaligus dengan resep pembuatan minumannya. Di Eropa, minuman ini menjadi populer setelah formula minuman diubah: rempah dihilangkan dan diganti dengan gula. Jika awalnya coklat diperlakukan sebagai barang mewah, maka penemuan teknik pemisahan lemak coklat dan teknik pembuatan coklat bubuk pada awal abad ke-19 telah menyebabkan coklat berkembang sebagai komoditas pangan. Selanjutnya, inovasi produk coklat terus berkembang sejalan dengan makin berkembangnya pemahaman mengenai karakteristik coklat. PEMBUATAN COKLAT Proses pembuatan coklat melibatkan berbagai tahapan proses, seperti tampak pada Gambar 1. Untuk memperoleh coklat dengan hasil terbaik, buah kakao dipanen dalam kondisi masak sempurna. Buah dipotong dan ditumpuk dengan hati-hati, lalu dibelah dan diambil bijinya. Di tingkat petani, biji coklat difermentasi dan dikeringkan sebelum dikirim ke pabrik coklat untuk pengolahan lebih lanjut. Persiapan Biji Coklat (Cocoa Bean) Biji ditumpuk di lantai atau wadah (keranjang bambu, kotak kayu) dan difermentasi selama 2 8 hari. Secara periodik, dilakukan pengadukan biji agar oksigen yang dibutuhkan untuk proses fermentasi bisa masuk dan tersebar merata diseluruh tumpukan biji. Selama fermentasi, suhu biji naik menjadi 45 - 50C yang mematikan biji (menghentikan germinasi) dan meningkatkan keasaman biji. Selain itu juga terjadi pembentukan warna dan flavor serta degradasi parsial komponen penyebab rasa pahit dan kelat. Pulp yang menempel pada biji coklat terdekomposisi secara enzimatis menjadi cairan yang larut air. Fermentasi dikatakan sempurna jika warna biji kakao berubah dari warna terang menjadi coklat gelap yang homogen dan biji mudah dipisah dari kulit bijinya. Setelah fermentasi selesai, biji dikeringkan hingga kadar air mencapai 6 8%. Proses pengeringan bisa dilakukan dengan cara penjemuran atau menggunakan oven pengering (55 66oC). Di beberapa negara, termasuk Indonesia, dilakukan pencucian biji sebelum dikeringkan. Walaupun akan memperbaiki penampakan biji, tetapi pencucian yang berlebihan beresiko untuk meningkatkan kerapuhan biji.

Pembuatan Pasta Coklat (Cocoa Liquor) Pembuatan pasta coklat melibatkan tahapan proses pembersihan biji, pemisahan kulit dan penyangraian. Pembersihan ditujukan untuk mengeluarkan pengotor yang mungkin terbawa, seperti pasir, batu, partikel-partikel tanaman dan sebagainya. Keberadaan pengotor ini tidak diinginkan. Jika pengotor yang keras hanya potensial untuk merusak peralatan proses, maka pengotor organik juga bisa merusak flavor coklat selama proses penyangraian. Proses penyangraian biji coklat dilakukan pada suhu maksimal 150oC, selama 10 35 menit, tergantung dari tujuan akhir penggunaan biji. Biji yang akan diolah menjadi coklat (chocolate), membutuhkan proses sangrai yang lebih intensif dibandingkan dengan biji yang akan diolah untuk menjadi coklat bubuk (cocoa powder). Apapun metode penyangraian yang dipilih, proses tidak boleh menghanguskan kulit karena akan merusak flavor. Selama proses penyangraian, kadar air biji turun menjadi sekitar 2% dan terjadi pembentukan flavor coklat. Biji akan berwarna lebih gelap dengan tekstur yang lebih rapuh dan kulit menjadi lebih mudah dipisah dari daging biji (nib). Penyangraian juga akan mempermudah proses ekstraksi lemak. Selain itu, panas selama penyangraian juga berperan untuk membunuh kontaminan yang mungkin terikut dari tahapan sebelumnya. Biji yang telah disangrai secepatnya didinginkan untuk mencegah pemanasan yang berlebihan. Biji selanjutnya dihancurkan dan dipisahkan dari kulit ari dan lembaganya dengan menggunakan teknik hembusan udara (menampi secara mekanis). Keberadaan kulit ari dan lembaga tidak diinginkan karena akan merusak flavor dan karakteristik produk olahan coklat. Setelah penyangraian, biji coklat (nib) mengalami proses penggilingan (pelumatan). Proses ini dilakukan secara bertingkat sebanyak 2 3 tahap untuk memperoleh pasta coklat (cocoa liquor atau cocoa mass) dengan tingkat kehalusan tertentu. Pada pembuatan pasta coklat, kadang juga dilakukan proses alkalisasi sebelum proses penggilingan. Tujuan proses alkalisasi adalah untuk melembutkan flavor dengan menetralkan sebagian asam-asam bebas, juga untuk memperbaiki warna, daya basah (wettability) dan dispersibilitas coklat bubuk (cocoa powder) sehingga mencegah pembentukan endapan dalam minuman coklat. Pada proses alkalisasi, nib sangrai direndam dalam larutan alkali encer (konsentrasi 2 2.5%) pada suhu 75 100oC lalu dinetralkan untuk selanjutnya dikeringkan sampai kadar air menjadi 2%, atau di adon (kneading). Proses ini menyebabkan penggembungan pati dan menghasilkan massa coklat dengan struktur sel berbentuk sponge dan porous. Pembuatan Coklat Bubuk (Cocoa Powder) dan Lemak Coklat (Cocoa Butter)

Untuk memperoleh coklat bubuk, maka sebagian lemak coklat (cocoa butter) yang ada di dalam pasta coklat harus dikeluarkan. Proses pengeluaran lemak dilakukan dengan mengepress pasta menggunakan pengepress (hidraulik atau mekanis) pada tekanan 400 500 bar dan suhu 90 100oC. Lemak coklat panas dilewatkan ke filter press untuk memisahkannya dari kotoran yang mungkin terbawa, untuk selanjutnya dicetak dan didinginkan. Lemak coklat ini digunakan oleh industri coklat. Bungkil biji hasil dari pengepressan dihaluskan dengan menggunakan alat penghalus (breaker) dan diayak untuk memperoleh ukuran partikel bubuk yang seragam. Kadar lemak didalam coklat bubuk berkisar antara 10 22%. Bubuk coklat dengan kadar lemak yang lebih tinggi biasanya memiliki warna yang lebih gelap dan flavor yang lebih ringan. Coklat bubuk ini digunakan dalam berbagai produk pangan, misalnya untuk membuat minuman coklat, inggridient untuk cake, puding, ice cream dan sebagainya. Pembuatan Coklat (Chocolate) Coklat (chocolate) dibuat dengan menggunakan pasta coklat, yang ditambahkan dengan sukrosa, lemak coklat, dengan atau tanpa susu dan bahan-bahan lain (flavoring agent, kacang-kacangan, pasta kopi, dan sebagainya). Bahan-bahan ini dicampur dalam sebuah mixer atau paster, sehingga dihasilkan pasta coklat yang kental yang selanjutnya mengalami proses pelembutan (refining) dengan mesin tipe roll sampai diperoleh massa coklat dengan tekstur yang halus (ukuran partikel kurang dari 20 m). Massa coklat hasil dari refining berbentuk bubuk dan kering pada suhu ruang dengan flavor yang asam. Untuk memperbaiki konsistensi tekstur dan flavornya, maka massa coklat kadang-kadang diperam selama 24 jam pada suhu hangat (45 50oC) sebelum masuk ketahapan proses penghalusan (conching). Proses pemeraman ini dikenal dengan sistem dutch, kadang dilakukan untuk membuat coklat bubuk. Proses penghalusan (conching) adalah proses pencampuran untuk menghasilkan coklat dengan flavor yang baik dan tekstur yang halus. Biasanya dilakukan dua tahap, proses dilakukan pada suhu 80oC selama 24 96 jam. Adonan coklat dihaluskan terus-menerus dan lesitin ditambahkan pada akhir conching untuk mengurangi kekentalan coklat. Pada tahapan ini, air dan senyawa pengganggu flavor menguap, lemak kakao akan menyelimuti partikel coklat, gula dan susu secara sempurna sehingga memberikan sensasi tekstur yang halus. Lemak coklat memiliki beberapa bentuk polimorfik dan proses pendinginan yang dilakukan akan sangat mempengaruhi bentuk kristalnya. Jika pemadatan (kristalisasi) coklat cair dilakukan dengan proses pendinginan yang tidak terkontrol, akan dihasilkan coklat padat dengan tekstur yang bergranula dan spot-spot warna kelabu dipermukaan.

Tempering merupakan tahapan proses berikutnya, yang dilakukan untuk memperoleh coklat yang stabil, karena akan menghasilkan kristal-kristal lemak berukuran kecil dengan titik leleh yang tinggi. Adonan lemak cair didinginkan dari 50oC menjadi 18oC dalam waktu 10 menit dengan pengadukan konstan. Adonan lalu didiamkan di suhu dingin selama sekitar 10 menit untuk membentuk lemak coklat dengan kristal tipe yang bersifat stabil. Suhu selanjutnya dinaikkan menjadi 29 31oC, dalam waktu 5 menit. Proses ini bisa bervariasi, tergantung komposisi bahan yang digunakan. Sebelum pencetakan, suhu coklat cair dijaga pada 30 32oC untuk dibawa ke wadahwadah pencetakan. Selanjutnya, dilakukan pendinginan lambat untuk memadatkan coklat dan coklat dikeluarkan dari cetakan setelah suhu mencapai 10oC. proses pendinginan terkontrol akan menghasilkan coklat padat dengan kristal lemak yang halus dan struktur yang stabil terhadap panas, terlihat dari sifat lelehnya yang baik dan permukaan yang mengkilap. PENYIMPANAN DAN PENDISTRIBUSIAN PRODUK COKLAT Semua produk coklat, mulai dari kakao (mentah) sampai produk olahannya disimpan ditempat dingin, kering dan dengan sirkulasi udara ruangan yang baik, terlindungi dari cahaya dan bahan-bahan berbau tajam. Suhu 10 12oC dengan kelembaban 55 65% adalah kondisi ruang penyimpanan coklat yang ideal. Coklat yang disimpan pada kondisi penyimpanan yang tidak tepat akan memiliki warna permukaan yang kusam keabuan. Pembentukan spot-spot gula (sugar bloom) disebabkan oleh penyimpanan coklat pada kelembaban tinggi (RH diatas 75%) atau karena terjadinya penumpukan uap air, yang menyebabkan partikel gula berukuran kecil yang ada di permukaan mencair dan kemudian membentuk kristal berukuran besar ketika terjadi proses evaporasi. Spot-spot lemak (fat bloom) terjadi pada kondisi suhu penyimpanan diatas 30oC dan berfluktuasi mengakibatkan lemak mencair lalu mengkristal kembali dengan ukuran yang lebih besar. Fat bloom juga mungkin terjadi karena proses tempering dan pendinginan yang tidak tepat. Diagram alir proses pembuatan coklat

2.2.4

ASPEK PEMILIHAN LOKASI Lokasi pabrik perusahaan kami berada di Jember dan kantor pemasarannya tersebar di beberapa tempat seperti Jember, Malang, Surabaya, Yogyakarta, Bandung, Jakarta, dan Sumatera. Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan kami dalam memilih lokasi pabrik di Jember yaitu: Dekat dengan sumber bahan baku. Bahan baku coklat yang kami gunakan berasal dari kebun kakao yang ada di Jember. Akses perjalanannya mudah Dekat dengan wilayah pemasaran, sehingga dapat menghemat biaya transportasi.

2.2.5

ASPEK RANCANGAN TATA LETAK Rancangan tata letak fasilitas pabrik perusahaan kami menggunakan Line Layout, yaitu penyusunan stasiun kerja berdasarkan urutan operasi pembuatan produk menurut langkahlangkah standar dalam proses produksi sehingga dapat menyederhanakan gerakan yang tidak perlu dan diperoleh tingkat efisiensi dalam penggunaan pekerja dan mesin. Penyederhanaan gerakan operasional ini dapat meminimalkan waktu yang terhambur dan dapat meningkatkan output yang berarti meningkatkan produktivitas perusahaan. Berikut adalah rancangan tata letak pabrik pabrik kami. Selain itu tipe layout ini juga memudahkan pengawasan dalam kegiatan produksi.

Cleaner

Roaster

Winnowing Machine

Grind

Press

Mesin penghalus

Packaging

Cleaner

Roaster

Winnowing Machine

Grind

Press

Mixer

Refiner

Coanching

Enrobing

Tempering

Mesin pencetak Cooling chamber Packaging

2.2.6

ASPEK SUMBERDAYA MANUSIA Pada perusahaan coklat ini tidak membutuhkan banyak tenaga kerja di bagian produksi. Hal ini karena proses produksi coklat sendiri dilakukan dengan menggunakan mesin yang canggih. Total seluruh karyawan sebanyak 50 tenaga kerja. Namun ada 2 tenaga kerja yang dibutuhkan pada saat proses mixer. Tenaga kerja pada proses produksi ini tidak sembarang orang. Mereka harus mempunyai keahlian khusus di bidang tersebut. Sedangkan tenaga kerja yang lain ada yang ditempatkan di bagian kantor, atau uji kualitas, bagian mesin (pengawasan mesin) dan sisanya bagian gudang. Untuk tenaga bagian gudang ini bertugas untuk mengecek secara manual setiap produk coklat sebelum dipasarkan.

2.2.7

ASPEK MANAJEMEN RANTAI PASOKAN Manajemen Rantai Suplai (Supply chain management) adalah sebuah proses payung dimana produk diciptakan dan disampaikan kepada konsumen dari sudut struktural. Sebuah supply chain (rantai suplai) merujuk kepada jaringan yang rumit dari hubungan yang mempertahankan organisasi dengan rekan bisnisnya untuk mendapatkan sumber produksi dalam menyampaikan kepada konsumen. Tujuan yang hendak dicapai dari setiap rantai suplai adalah untuk memaksimalkan nilai yang dihasilkan secara keseluruhan. Rantai suplai yang terintegrasi akan meningkatkan keseluruhan nilai yang dihasilkan oleh rantai suplai tersebut. Dalam rantai pasokan PT .. manajemen yang menyeimbangkan persediaan dan permintaan perusahaan secara menyeluruh, berkemampuan untuk menghubungkan pelanggan dan supplier dalam satu kesatuan rantai ketersediaan, engadopsi proses-proses

bisnis yang telah terbukti dalam pengambilan keputusan, dan engintegrasikan seluruh bagian fungsional perusahaan; sales, marketing, manufacturing, operations, logistics, purchasing, finance, new product development, dan human resources; sehingga bisnis dapat berjalan dengan tingkat pelayanan pelanggan dan produktifitas yang tinggi,biaya dan inventory yang lebih rendah, dan menyediakan dasar untuk e-commerceyang efektif. 2.2.8 ASPEK PERSEDIAAN Persediaan merupakan simpanan material yang berupa bahan mentah, barang dalam proses dan barang jadi. Pengendalian persediaan dalam aktivitas mempertahankan jumlah persediaan pada tingkat yang dikehendaki. Pada produk barang, pengendalian persediaan ditekankan pada pengendalian material. Pada produk jasa, pengendalian diutamakan sedikit pada material dan banyak pada jasa pasokan karena konsumsi sering kali bersamaan dengan pengadaan jasa sehingga tidak memerlukan persediaan. Perusahaan kami membuat manajemen persediaan bahan baku bertujuan agar tingkat persediaan bahan baku cukup, tidak terlalu banyak tetapi tidak terlalu sedikit, sehingga biaya bahan baku ekonomis dan perusahaan tidak kehilangan kesempatan untuk melayani penjualan karena kurangnya persediaan bahan baku. Bahan baku coklat yang gunakan diperoleh dari kebun-kebun coklat yang ada di Jember. Bahan baku tersebut kami olah menyesuaikan dengan permintaan konsumen yang dapat diketahui melalui peramalan permintaan konsumen yang memungkinkan perusahaan kami untuk mengetahui proyeksi permintaan konsumen (junlah produk). 2.2.9 ASPEK PENJADWALAN Desain (startegi) sebagian besar menggunakan mekanisasi mesin sehingga meminimalkan tenaga manusia pada sektor produksi dengan sumber daya manusia yang handal ntuk mengoperasikan mesin-mesin tersebut dengan syarat menjaga kebersihan tempat produksi untuk menghindari kontaminasi Dengan meminimalkan tenaga manusia pada sektor produksi sehingga kebersihan dan mutu produk yang dihasilkan stabil dan terjaga serta kuantitas produksi dapat diatur sesuai keinginan. Menggunakan sistem pergantian jadwal (shift) sebanyak 3 kali agar produksi tetap berjalan. 2.2.10 ASPEK PEMILIHAN

BAB III KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA