16
TUGAS OB (ORAL BIOLOGY) (Peranan Immunoglobulin A didalam Saliva) Disusun Oleh : Jovia Chitrayanti 04101004028 PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN

Makalah OB (Individu)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah OB (Individu)

TUGAS OB (ORAL BIOLOGY)

(Peranan Immunoglobulin A didalam Saliva)

Disusun Oleh :

Jovia Chitrayanti04101004028

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2011

Page 2: Makalah OB (Individu)

Makalah OB (Oral Biology)

Peranan Immunoglobulin A didalam Saliva

Jovia Chitrayanti

04101004028

ABSTRAK

Didalam rongga mulut manusia, saliva merupakan suatu komponen penting yang

sangat berpengaruh dalam proses pencernaan makanan. Saliva merupakan suatu cairan

didalam mulut yang mengandung komponen organik dan non organik. Namun demikian,

kadar tersebut masih terhitung rendah dibandingkan dengan serum, karena pada saliva

penyusun utamanya adalah air. Komposisi antibodi mencakup banyak hal. Yang akan

dibahas disini adalah tentang komponen organik yaitu sekresi antibodi, khususnya IgA

(Immunoglobulin A) yang terdapat didalam saliva. Sekresi Immunoglobulin A dalam saliva

merupakan indikator fungsi imun mukosa mulut yang berperan sebagai pertahanan utama

terhadap patogen yang berkolonisasi dan menginvasi permukaan mukosa di dalam rongga

mulut. Setiap komponen – komponen yang terdapat didalam saliva memiliki fungsi

fisiologis tersendiri. Immunolobulin A didalam saliva memiliki peranan yang penting

dalam fungsi fisiologis tubuh, terutama pada fungsi fisiologis mulut yang akan dibahas

lebih lanjut didalam makalah ini.

Key Words : Saliva, Immunoglobulin A, Sekresi Antibodi.

Page 3: Makalah OB (Individu)

PENDAHULUAN

Komposisi dari saliva meliputi komponen organik dan anorganik. Namun demikian,

kadar tersebut masih terhitung rendah dibandingkan dengan serum karena pada saliva

penyusun utamanya adalah air. Komponen anorganik terbanyak didalamnya adalah sodium,

potassium (sebagai kation), khlorida, dan bikarbonat (sebagai anion-nya). Sedangkan

komponen organik pada saliva meliputi protein yang berupa enzim amilase, maltase, serum

albumin, asam urat, kretinin, mucin, vitamin C, beberapa asam amino, lisosim, laktat, dan

beberapa hormon seperti testosteron dan kortisol. Selain itu, saliva juga mengandung gas

CO2, O2, dan N2. Saliva juga mengandung immunoglobin, seperti IgA dan IgG dengan

konsentrasi rata-rata 9,4 dan 0,32 mg%

Saliva (air liur) mengandung komponen yang secara langsung menyerang bakteri

penyebab kerusakan pada gigi, saliva ini juga kaya dengan kalsium dan pospat yang

membatu proses remineralisasi dari enamel (struktur terluar dari mahkota gigi). Sekresi

saliva adalah dibawah kontrol dari syaraf dan hormon yang secara langsung memberikan

efek pada laju sekresi saliva yang telah diidentifikasi, meskipun dilaporkan bahwa hormon

testosteron dan tiroksin yang menstimulasi laju aliran saliva. Peningkatan sekresi saliva

dapat disebabkan oleh bentuk gerakan refleks. Pergerakan fisik dapat dimulai dengan suara

dari makanan yang disiapkan, membicarakan tentang makanan atau dari pengelihatan kita

terhadap suatu makanan. Dalam hal lainnya, pembicaraan tentang makanan yang tidak

disukai dapat menurunkan sekresi saliva.2

Laju aliran saliva secara garis besar dikontrol oleh unconditioned reflexes dan dapat

pula dipengaruhi oleh hal – hal berikut ini :

1. Taste. Variasi rasa yang berbeda dalam stimulasinya berpengaruh pada laju

alran saliva.

2. Smell. Pengaruh dari bau makanan pada laju aliran saliva tidak terbantahkan,

namun kemungkinan lebih kecil daripada pendapat sebelumnya.

3. Mechanical stimulation of oral mucosa. Khususnya makanan yang kasar.

Page 4: Makalah OB (Individu)

4. Mechanical irritation of gingiva. Contohnya pada scaling gigi dan prosedur

pemolesan (polishing procedures)

5. Mastication of food. Proses pegunyahan makanan bertanggung jawab atas

berbagai rangsang sensoris yang timbul. Contonya dalam stimulasi mekanik

pada oral mukosa, tekanan pada gigi yang melibatkan reseptor periodontal dan

impuls dari temporomandibular joint dan otot – otot pengunyahan.

6. Chemical irritation of the oral mucosa. Asam, khusunya asam sitrat, dengan

nyata menstimulasi laju aliran saliva.

7. Cronic irritation of the esophagus by. Contohnya esophageal carcinoma

8. Chemical irritation of the stomach wall. Contohnya nausea

9. Pregnancy. Biasanya ditandai dengan kenaikan laju aliran saliva.2

Immunoglobulin A (IgA) adalah immunoglobulin yang palng banyak teradapat

didalam saliva dan sekresi mukosa lainnya, serta memegang peranan penting dalam

imunitas mukosa. Studi yang baru – baru ini dikembangkan tentang sekresi dari

immunoglobulin A (IgA), seperti protein saliva dan yang lainnya, meningkat oleh karena

reflex stimulasi. Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA) mengindikasikan bahwa

mengunyah dapat meningkatkan sekresi dari immunoglobulin A (IgA).5

Saliva

Saliva merupakan salah satu dari cairan di rongga mulut yang diproduksi dan

diekskresikan oleh kelenjar saliva dan dialirkan ke dalam rongga mulut melalui suatu

saluran. Saliva terdiri dari 98% air dan selebihnya adalah elektrolit, mukus dan enzim-

enzim. Saliva diekskresi hingga 0.5 – 1.5 liter oleh tiga kelenjar liur mayor dan minor yang

berada di sekitar mulut dan tenggorokan untuk memastikan kestabilan di sekitar rongga

mulut. 4

Page 5: Makalah OB (Individu)

Saliva adalah sekresi eksokrin mukoserous berwarna bening dengan sifat sedikit

asam yang dihasilkan dan disekresikan oleh tiga pasang kelenjar besar

saliva yaitu kelenjar parotis, submandibularis, dan sublingualis, serta

beberapa kelenjar saliva kecil. Komposisi saliva terdiri dari komponen-

komponen anorganik dan (bio)organik. Komponen anorganik terutama

adalah elektrolit dalam bentuk ion, seperti Na+, K+, CA2+, Mg2+, CL-,

HCO3 - dan fosfat. Komponen (bio)organik terutama adalah protein dan

musin, disamping itu terdapat komponen lain seperti lipida, asam lemak,

glukosa, ureum dan amoniak. Protein yang secara kuantitatif penting

adalah -amilase, protein kaya-prolin, musin dan immunoglobulin. Saliva

sangat penting berperan dalam mempertahankan kesehatan gigi dan

mulut. Fungsi saliva adalah lubrikasi dan proteksi, buffering action dan

clearance, perlindungan integritas gigi, antibakteri, serta berperan

dalam proses pengecapan dan pencernaan.3,4

Bila ditinjau dari sudut patologi mulut, maka saliva sangat penting

terkait dengan proses biologis yang terjadi di dalam rongga mulut. Bila

terjadi perubahan kualitas maupun kuantitas saliva, maka akan

mempengaruhi integritas kesehatan gigi dan mulut. Rongga mulut berisi

bakteri patogen yang dengan mudah dapat merusak jaringan dan

menimbulkan berbagai penyakit gigi dan mulut. Saliva membantu

mencegah proses kerusakan jaringan melalui tiga cara. Pertama, aliran

saliva membantu membuang bakteri patogen juga partikel makanan

yang memberi dukungan metabolik bagi bakteri. Kedua, saliva

mengandung faktor yang menghancurkan bakteri, misalnya enzim

proteolitik terutama lisozim. Ketiga, saliva mengandung sejumlah besar

antibodi protein yang dapat menghancurkan bakteri rongga mulut. Oleh

karena itu pada keadaan hipofungsi kelenjar saliva, jaringan rongga

mulut mudah mengalami ulserasi dan infeksi, sehingga timbul kelainan

Page 6: Makalah OB (Individu)

gigi dan mulut yang selanjutnya akan mempengaruhi kualitas hidup

penderita.4

Hipofungsi kelenjar saliva (berkurangnya sekresi saliva secara

objektif) dan serostomia (keluhan mulut kering secara subjektif) sering

dikaitkan dengan infeksi HIV. Berbagai studi baik longitudinal maupun

potong lintang telah melaporkan pengaruh infeksi HIV terhadap fungsi

kelenjar saliva berhubungan dengan progresi penyakitnya. Penggunaan

obat-obatan anti retrovirus dapat mempengaruhi laju aliran saliva,

sehingga dapat mempengaruhi komposisi saliva yang dapat memicu

perkembangan manifestasi oral dari infeksi HIV/AIDS. Obat-obatan

antiretrovirus tersebut antara lain didanosine dan protease inhibitor.

Disamping itu serostomia dapat terjadi akibat proliferasi dari sel CD8+

pada kelenjar saliva mayor.4

Kelenjar saliva memproduksi saliva hampir setengah liter setiap hari. Beberapa

faktor mempengaruhi sekresi saliva dengan merangsang kelenjar saliva melalui cara-cara

berikut, yaitu faktor mekanis dengan mengunyah makanan yang keras atau permen karet.

Faktor kimiawi yaitu melalui rangsangan seperti asam, manis, asin, pahit dan pedas. Faktor

neuronal yaitu melalui sistem syaraf autonom baik simpatis maupun parasimpatis. Faktor

Psikis yaitu stress yang menghambat sekresi saliva. Yang terakhir adalah rangsangan rasa

sakit, misalnya oleh radang, gingivitis, dan pemakaian protesa yang dapat menstimulasi

sekresi saliva.5

Immunoglobulin A

Immunity atau immunitas adalah perlindungan tubuh yang sudah ada terhadap

infeksi mikroorganisme patologik tertentu dan toksin – toksinya. Immunitas bisa alami

(rasial, keturunan, atau bawaan) atau didapat seperti yang berasal dari serangan penyakit

Page 7: Makalah OB (Individu)

terdahulu atau dari cara – cara artificial seperti efek suntikan sejumlah kecil toksin yang

berulang kali, serum antitetanus, atau vaksin yang memproduksi antibodi.1

Imunoglobulin A (IgA) adalah antibodi sekretori, ditemukan dalam saliva, keringat,

air mata, cairan mukosa, susu, cairan lambung dan sebagainya. Yang aktif adalah bentuk

dimer (yy), sedangkan yang monomer (y) tidak aktif. Jaringan yang mensekresi bentuk

bentuk dimer ini ialah sel epithel yang bertindak sebagai reseptor IgA, yang kemudian sel

tersebut bersama IgA masuk kedalam lumen.4

Immunoglobulin A mempunyai peran penting sebagai proteksi

terhadap mikroorganisme melalui berbagai mekanisme pada jaringan

mukosa mulut, yaitu membunuh secara langsung, aglutinasi,

menghambat perlekatan dan penetrasi mikroorganisme, inaktivasi

enzim bakterial dan toksin, opsonisasi dan cell-mediated killing. 3

Sekretori immunoglobulin A (sIgA), adalah immunoglobulin saliva yang juga

immunoglobulin dominan didalam saluran pencernaan, pernafasan, traktus urinaria,

lacrimal, dan glandula mamae. Fungsinya sebagai baris pertahanan pertama yang melawan

serangan pathogen melalui epitel mukosa, lingkungan dan diet. Rata- rata sintesis sIgA

adalah 66 mg/kg dari berat/hari sekitar duapertiga dari yang diproduksi pada jaringan

mukosa. 3

Immunoglobulin A pada manusia hanya sekitar 13% (2,1 mg/ml)

dari seluruh antibodi didalam serum manusia, tetapi dominan pada

sekresi ekstravaskular. Immunoglobulin A dalam bentuk secretory

Immunoglobulin A (sIgA) adalah isotype imunoglobulin utama yang

ditemukan di saliva dan sekresi lainnya, (air mata, sekresi nasal, mukus

saluran pencernaan dan bronkial, dan sekresi kelenjar payudara). Pada

manusia, terdapat 2 subklas IgA, IgA1 dan IgA2, yang hadir dalam

Page 8: Makalah OB (Individu)

jumlah yang sama banyak di saliva dan sekresi lainnya. Rantai berat

IgA1 dan IgA2 berbeda hanya dalam hal 22 asam amino, terutama

karena adanya penghilangan 13 asam amino pada bagian hinge

(pertemuan 2 rantai) IgA2; asam amino tersebut ada pada IgA1. Dua

subklas IgA (IgA1 dan IgA2) didistribusikan berlainan di dalam cairan

tubuh, IgA1 predominan di dalam serum, sedangkan IgA2 ditemukan

dalam konsentrasi tinggi di dalam sekresi eksternal termasuk saliva

sampai mencapai 50%. IgA saliva dihasilkan oleh sel plasma yang

terletak berdekatan dengan duktus dan asini kelenjar saliva. Sel plasma

yang mensekresi IgA endominasi pada kelenjar saliva mayor dan minor

dibandingkan sel plasma yang menghasilkan isotipe Immunoglobulin

lainnya.6

Respon Saliva IgA terhadap antigen oral dapat diinduksi oleh 2

mekanisme. Pertama, antigen oral dapat menstimulasi proliferasi dan

diferensiasi sel limfoid secara lokal di kelenjar saliva. Kelenjar saliva

mengandung jaringan limfoid yang terdiri dari makrofag, sel T, dan sel B,

yang dapat berkontak langsung dengan antigen oral. Antigen oral masuk

ke duktus kelenjar melalui flow retrogade alami dan masuk ke sel sistem

imun dibawahnya melalui endositosis pada epitel duktus. Antigen

ditangkap oleh makrofag, dibawa ke sel T dan sel B.6

Mekanisme kedua melibatkan migrasi antigen-sensitized IgA

prekursor sel B dari GALT (gut-associated lymphoid tissue) ke kelenjar

saliva. GALT, termasuk beberapa nodul imfoid soliter dan Peyer’s

patches, adalah sumber yang kaya akan prekursor IgA sel B yang

memiliki potensi untuk mengumpulkan jaringan limfoid yang berjauhan.

Folikula limfoid ini ditutupi oleh epitel khusus yang dinamai follicle-

associated epithelial cell (sel FAE) atau sel microfold (sel M) yang

mengambil dan mentransportasikan antigen dari lumen intestinal

kedalam jaringan limfoid dibawahnya. Setelah antigen dipresentasikan

Page 9: Makalah OB (Individu)

oleh sel aksesori, maka sel B prekursor IgA dan sel T meninggalkan GALT

lewat limfatik eferen dan mencapai darah perifer melalui thoracic duct.

Sel B dan T yang bersirkulasi kemudian bermigrasi ke lamina propria

intestinal, paru-paru, traktus genital, dan kelenjar sekretorik dimana

mereka akan dipertahankan secara selektif. Pada kelenjar mukosa dan

glandular tersebut sel B prekursor IgA akan berkembang dan menjadi

IgA plasma dibawah pengaruh sel T. Jalur distribusi sel dari jaringan

induktif seperti GALT ke jaringan mukosa dan glandular yang berjauhan

disebut sebagai sistem imun mukosa umum.6

Seagai penghambat bakteri, SIgA termasuk salah satu mekanisme

perlindungan terpenting terhadap serangan bakteri mucosal. SIgA yang

terkandung dalam saliva manusia menghambat perlekatan

streptococcus oral dengan mengisolasi sel epithelial dari mukosa bukal

sehingga bakteri ini tidak menetap pada jaringan mulut. Ini

menunjukkan bahwa SIgA ternyata terlibat langsung pada perlindungan

perlekatan bakteri mukosa mult dan mukosa gingival dan menghambat

kolonisasinya.6

SIgA dapat menetralisir toksin dengan cara memblok ikatannya pada sel reseptor –

reseptor. Kompleks ikatan tersebut selamnjutnya akan dieliminir oleh sistem fagosit

magrofag. SIgA juga dapat menghambat berbagai macam enzim. Kemungkinan dengan

cara memblok ikatan pada substrat atau dengan tidak menstabilkan kompleks enzim-

substrat. SIgA secara langsung melawan glukosil transferase dari S.mutan telah

ditunjukkan, menghambat intesis polisakarida ekstraseluler dan mengurangi akumulasi plak

gigi.6

Immunoglobulin A dan HIV

Page 10: Makalah OB (Individu)

Infeksi HIV mempunyai efek baik secara langsung maupun tidak

langsung pada imunitas mukosa oral, termasuk IgA saliva. Hal ini

dibuktikan oleh berbagai studi terdahulu yang menyatakan adanya

abnormalitas kadar IgA saliva pada pasien HIV/AIDS. Sel T, makrofag dan

sel dendritik di dalam mukosa merupakan pintu masuk HIV. Transitosis

HIV dapat terjadi dari permukaan mukosa ke submukosa, dan

menghambat imunoglobulin dan menetralisir IgA di dalam sel epitel.4

Challacombe (2006) menyatakan bahwa respon antibodi mukosa

tampak normal pada awal infeksi HIV tetapi menurun pada tahap AIDS.

Sedangkan Grimoud (1998) melaporkan terdapat peningkatan kadar IgA

saliva yang signifikan pada pasien HIV dengan

CD4 <200. Studi-studi terdahulu mengenai kadar IgA saliva pada pasien

HIV/AIDS menunjukkan hasil studi yang kontradiktif. Hal ini juga

disampaikan oleh Lin dkk (2003) bahwa konsentrasi animikroba saliva

mungkin dapat menurun, meningkat, atau tidak berubah. Perbedaan ini

mungkin disebabkan oleh beberapa faktor seperti perbedaan desain

penelitian, tahapan infeksi HIV pada subyek penelitian, jumlah subyek

yang dievaluasi, serta metode pengambilan dan analisis saliva.4

Hasil analisis uji korelasi Spearman menunjukkan adanya korelasi negatif yang kuat

dan bermakna antara kadar IgA saliva dan laju aliran saliva, yang berarti semakin tinggi

laju aliran saliva semakin banyak subyek dengan kadar IgA dibawah kisaran nilai rujukan.

Hal ini membuktikan bahwa laju aliran saliva memberikan kontribusi terhadap perubahan

kadar IgA saliva. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang menyatakan

adanya hubungan berbanding terbalik antara sekresi IgA saliva dan laju aliran saliva.

Literatur mengatakan bahwa kadar immunglobulin di dalam saliva sangat tergantung pada

laju aliran saliva, termasuk konsentrasi IgA juga dipengaruh oleh laju aliran saliva.4,7

Page 11: Makalah OB (Individu)

Literatur menyebutkan bahwa pada situasi klinis dimana dilakukan perbandingan

kuantitatif komponen saliva, maka efek laju aliran saliva (flow rate) harus

dipertimbangkan, terutama bila perubahan laju aliran saliva adalah bagian dari karakteristik

penyakit. Tomasi dkk dan Tourville dkk menyatakan bahwa IgA saliva dihasilkan oleh sel

plasma di jaringan interstitial kelenjar. Selama periode aliran saliva aktif maka masih ada

efek pembilasan mekanis dan keberadaan faktor antibakterial (menjaga jumlah bakteri

dalam jumlah terbatas). 4

KESIMPULAN

Immunoglobulin A berperan sebagai proteksi terhadap mikroorganisme dan benda

asing pada jaringan mukosa mulut melalui berbagai mekanisme, yaitu Membunuh

mikroorganisme secara langsung (direct killing), dengan mengisolasi sel epithelial mukosa

bukal dan menghambat kolonisasinya sehingga bakteri tidak menetap dalam jaringan

mulut. aglutinasi, inhibisi perlekatan dan penetrasi mikroorganisme, inaktivasi enzim

bakteri dan toksin dengan cara memblok ikatan pada substrat atau dengan tidak

menstabilkan kompleks enzim substrat-S, netralisasi virus, aktivasi komplemen, fungsi IgA-

dependent cellmediated. Terdapat hubungan yang bermakna antara kadar IgA saliva dengan

laju aliran saliva. Jika terjadi penurunan laju aliran saliva maka komposisi saliva

(khususnya total IgA) berubah, dan saliva tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik

dimana jaringan rongga mulut mudah mengalami ulserasi dan infeksi, sehingga timbul

kelainan gigi