45
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak Pertambahan Nilai ( PPN ) dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM ) diatur dalam UU No. 8 tahun 1983, di ubah dengan UU No.11 tahun 1994 dan berakhir dengan UU No. 18 tahun 2000, dan terakhir UU No.42 Tahun 2009. Latar belakang pembuatan makalah ini adalah dikarenakan pentingnya pengetahuan pajak yang lebih mendalam, salah satunya mengenai Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPNBM). Di dalam makalah ini akan dijelaskan tentang bagaimana cara mengisi perhitungan PPN dan PPNBM yang dituangkan ke dalam SPT MASA PPN dan PPNBM. Didalam SPT Masa PPN, terdiri dari tiga kategori yaitu SPT MASA PPN 1111, SPT MASA PPN 1111 DM, SPT MASA PPN 1111 PUT. Yang dimana bukan hanya mahasiswa tetapi masyarakat pada umumnya mengerti dan paham tentang cara pengisian PPN dan PPNBM ke dalam SPT MASA sebagai wajib pajak yang taat terhadap pembayaran pajak. 1.2 Perumusan Masalah 1. Bagaimana proses perhitungan SPT MASA PPN dan PPNBM? 2. Bagaimana tata cara penyetroan SPT MASA PPN dan PPNBM? 3. Hal-hal apa saja yang termasuk dalam tarif PPNBM? 4. Berapa Jumlah SPT MASA PPN yang tersedia? 5. Bagaimana bentuk dan isi SPT MASA PPN dan PPNBM? 1

Makalah Pajak

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pajak

Citation preview

Page 1: Makalah Pajak

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pajak Pertambahan Nilai ( PPN ) dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM )

diatur dalam UU No. 8 tahun 1983, di ubah dengan UU No.11 tahun 1994 dan berakhir

dengan UU No. 18 tahun 2000, dan terakhir UU No.42 Tahun 2009.

Latar belakang pembuatan makalah ini adalah dikarenakan pentingnya pengetahuan

pajak yang lebih mendalam, salah satunya mengenai Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan

Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPNBM). Di dalam makalah ini akan dijelaskan

tentang bagaimana cara mengisi perhitungan PPN dan PPNBM yang dituangkan ke

dalam SPT MASA PPN dan PPNBM. Didalam SPT Masa PPN, terdiri dari tiga kategori

yaitu SPT MASA PPN 1111, SPT MASA PPN 1111 DM, SPT MASA PPN 1111 PUT.

Yang dimana bukan hanya mahasiswa tetapi masyarakat pada umumnya mengerti dan

paham tentang cara pengisian PPN dan PPNBM ke dalam SPT MASA sebagai wajib

pajak yang taat terhadap pembayaran pajak.

1.2 Perumusan Masalah

1. Bagaimana proses perhitungan SPT MASA PPN dan PPNBM?

2. Bagaimana tata cara penyetroan SPT MASA PPN dan PPNBM?

3. Hal-hal apa saja yang termasuk dalam tarif PPNBM?

4. Berapa Jumlah SPT MASA PPN yang tersedia?

5. Bagaimana bentuk dan isi SPT MASA PPN dan PPNBM?

1

Page 2: Makalah Pajak

BAB II

PEMBAHASAN

A. SPT Masa PPN

Untuk memberikan kemudahan bagi Pengusaha Kena pajak (PKP) dalam

menyampaikan SPT Masa PPN dalam bentuk formulir kertas dan mengurangi beban

administrasi Direktur Jendral Pajak maka mulai 1 Januari 2011 formulir SPT Masa PPN

mengalami perubahan bentuk dan tata cara penyampaian Surat Pemberitahuan Masa Pajak

Pertambahan Nilai. Ketentuan megenai perubahan ini diatur dalam Peraturan Dirjen Pajak

Nomor PER-44/PJ/2010 tanggal 6 Oktober 2010 dan Surat Edaran Nomor SE-98/PJ/2010

untuk PKP yang menggunakan mekanisme Pajak Masukan dan Pajak Keluaran (Normal) dan

untuk PKP yang menggunakan pedoman penghitungan pengkreditan pajak masukan, diatur

terpisah dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-45/PJ/2010 dan Surat Edaran

Nomor SE-99/PJ/2010.

Formulir SPT Masa PPN yang baru adalah Formulir SPT Masa PPN 1111 yang akan

menggantikan SPT Masa PPN 1107 dan SPT Masa PPN 1108. Bentuk formulir SPT Masa

PPN 1111 ini telah disesuaikan dengan format scanning sehingga tidak ada lagi bentuk SPT

format scanning dan format non scanning. Dengan adanya perubahan ini maka sekarang kita

mengenal 3 macam formulir SPT Masa PPN sebagai berikut:

1. SPT Masa PPN 1111, yang digunakan oleh PKP yang menggunakan mekanisme Pajak

Masukan dan Pajak Keluaran (Normal).

2. SPT Masa PPN 1111 DM, yang digunakan oleh PKP yang menggunakan Pedoman

Penghitungan Pengkreditan Pajak Masukan.

3. SPT Masa PPN 1107 PUT, yang digunakan oleh Pemungut PPN.

1.1 Bentuk, Isi, dan Cara Penyampaian SPT Masa PPN 1111

SPT Masa PPN 1111 yang digunakan oleh PKP yang menggunakan mekanismePajak

Masukan dan Pajak Keluaran (Normal) memiliki isi terdiri atas:

a. Induk SPT Masa PPN 1111 atau dinamakan Formulir 1111

b. Lampiran SPT Masa 1111, terdiri atas:

1. Formulir 1111 AB – Rekapitulasi Penyerahan dan Perolehan

2. Formulir 1111 A1 – Daftar Ekspor BKP Berwujud, BKP Tidak Berwujud

dan/atau JKP

2

Page 3: Makalah Pajak

3. Formulir 1111 A2 – Daftar Pajak Keluaran atas Penyerahan Dalam Negeri dengan

Faktur Pajak

4. Formulir 1111 B1 – Daftar Pajak Masukan yang Dapat Dikreditkan atas Impor

BKP dan Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud/JKP dari Luar Daerah Pabean

5. Formulir 1111 B2 – Daftar Pajak Masukan yang Dapat Dikreditkan atas

Perolehan BKP/JKP Dalam Negeri

6. Formulir 1111 B3 – Daftar Pajak Masukan yang Tidak Dapat Dikreditkan atau

yang Mendapat Fasilitas

Formulir SPT Masa PPN 1111 dapat berbentuk formulir kertas (hard copy) yang disampaikan

ke KPP atau data elektronik yang disampaikan dalam media elektronik atau e-filing. SPT

Masa PPN 1111 dapat disampaikan oleh PKP dengan cara :

a. Manual, yaitu disampaikan langsung ke KPP atau KP2KP atau disampaikan melalui pos,

perusahaan jasa atau jasa kurir, dengan bukti pengiriman surat ke KPP atau KP2KP. SPT

Masa PPN 1111 yang disampaikan dengan cara ini adalah SPT Masa PPN yang

berbentuk formulir kertas (hard copy).

b. Elektronik, yaitu melalui e-filling yang tata cara penyampaiannya diatur sesuai ketentuan

perundang-undangan perpajakan. SPT Masa PPN 1111 yang disampaikan dengan cara ini

adalah SPT Masa PPN yang berbentuk data elektronik yang disampaikan dalam media

elektronik.

1.2 PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORM SPT MASA PPN 1111

1. Format ini telah sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Per-

44/PJ/2010Tentang Bentuk, Isi dan Tata Cara Pengisian serta Penyampaian SPT Masa

PPN Beserta Petunjuk Pengisiannya dan hanya dapat digunakan untuk Pengisian SPT

Masa PPN mulai Masa Pajak Januari 2011 dan seterusnya.

2. Formulir SPT Masa PPN 1111 terdiri atas 1 Halaman Induk dan 6 Halaman Lampiran

dengan keterangan sebagai berikut :

a. Formulir Induk SPT Masa PPN 1111 (Surat Pemberitahuan Masa Pajak

Pertambahan Nilai) dengan kode F.1.2.32.04

b. Formulir 1111 AB (Rekapitulasi Penyerahan dan Perolehan atau Formulir 1111

AB) dengan kode D.1.2.32.07

3

Page 4: Makalah Pajak

c. Formulir 1111 A1 (Daftar Ekspor BKP Berwujud, BKP Tidak Berwujud, dan/atau

JKP) dengan Kode D.1.2.32.08

d. Formulir 1111 A2 (Daftar Pajak Keluaran Atas Penyerahan Dalam Negeri Dengan

Fatur Pajak) dengan Kode D.1.2.32.09

e. Formulir 1111 B1 (Pajak Masukan Yang Dapat Dikreditkan atas Import BKP dan

Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud/JKP Dari Luar Daerah Pabean) dengan Kode

D.1.2.32.10

f. Formulir 1111 B2 (Pajak Masukan Yang Dapat Dikreditkan atas Perolehan

BKP/JKP Dalam Negeri ) dengan Kode D.1.2.32.11

g. Formulir 1111 B3 (Daftar Pajak Masukan Yang Tidak Dapat Dikreditkan atau

Yang Mendapat Fasilitas) dengan Kode D.1.2.32.12

3. SPT hasil pencetakan ini wajib ditanda tangani, diberi cap perusahaan dan tidak boleh

dilipat atau kusut. Untuk pencetakan gunakan hanya kertas HVS berukuran:

a. Folio/Government Legal (8,5 x 13 inch);

b. Berat minimal 70gr;

Penjelasan lebih lengkap mengenai pencetakan SPT Masa PPN, silahkan baca dalam file

Panduan Cetak Form.pdf yang dapat diunduh di www.pajak.go.id

4. Untuk dapat menggunakan formulir ini secara optimal, gunakan aplikasi Adobe Reader

versi 9.0 atau lebih baru. Aplikasi ini dapat diunduh sendiri oleh wajib pajak secara gratis

di internet;

5. Pengisian data pada formulir induk berupa isian Nama PKP, Masa, NPWP, dan

Pembetulan ke, cukup dilakukan sekali dan secara otomatis akan mengisi pada Formulir

1111 B3, 1111 B2, 1111 B1, 1111 A2, 1111 A1 dan 1111 AB;

6. Isilah dari lampiran-lampiran terlebih dahulu (dimulai dari Formulir 1111 B3, 1111 B2,

1111 B1, 1111 A2, 1111 A1, 1111 AB, kemudian Induk 1111). Rumus-rumus

penjumlahan, pengurangan, kaitan dengan bagian tertentu dan lainnya telah tersedia di

dalam form ini, sehingga Wajib Pajak tidak perlu melakukan perhitungan kembali;

7. Tombol RESET digunakan untuk mengosongkan file pdf ini dari data yang telah diisikan

sebelumnya. Setelah selesai mengisi SPT dan mencetaknya, jangan lupa simpan ke file

lain (Save-as dan beri nama yang berbeda dengan file semula), kemudian gunakan tombol

RESET untuk mengosongkan file;

8. Harap diperhatikan bahwa penulisan Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak Pada Formulir

1111 A2 harus jelas dan lengkap, karena hasil dari pengisian Kode dan Nomor Seri

Faktur Pajak pada Formulir 1111 A2 akan dilakukan kalkulasi otomatis menurut kode

faktur pada Formulir 1111 AB;

4

Page 5: Makalah Pajak

9. Field yang bersifat harus diisi (mandatory field) ditandai dengan bentuk kotak merah ,

field yang tidak dapat diisi dan diedit (read only) merupakan hasil dari perhitungan

otomatis atau perhitungan dari lampiran ditandai dengan fields berisi angka 0, field yang

dapat diedit dan diisi (user entered field) ditandai dengan bentuk highlight fileds

berwarna biru.

Apabila field yang bersifat mandatory tidak diisi maka formulir SPT tersebut tidak dapat

dicetak. Pada beberapa field terdapat fungsi yang secara otomastis akan mengkonversi

penulisan huruf kecil menjadi huruf kapital.

Langkah Pertama

Pengisian data infomasi wajib pajak pada Form Induk

Data wajib pajak yang sudah diinput pada form induk berupa field Nama PKP, NPWP,

Alamat, Masa, Tahun Buku, Telepon, Handphone, KLU Pembetulan Ke, secara otomatis akan

mengisi pada Lampiran Form 1111 B3, 1111 B2, 1111 B1, 1111 A2, 1111 A1, dan 1111 AB .

Contoh:

Pengisian data informasi wajib pajak pada Form Induk

5

Reset Button

Mandatory Field (harus diisi)

Read Only Field

User Entered Field

Page 6: Makalah Pajak

Langkah ke dua

Pengisian dilanjutkan dari Formulir 1111 B3 kemudian dilanjutkan ke Formulir 1111 B2,

1111 B1, 1111 A2, 1111 A1, 1111 AB dan Formulir Induk 1111.

Semua perhitungan dillakukan secara otomatis pada setiap form nya, jika terdapat perhitungan

dan/atau hasil perhitungan yang mengacu pada form lainnya maka secara otomatis akan terisi

pada form lainnya.

Contoh :

Formulir Induk 1111

6

Page 7: Makalah Pajak

Formulir 1111 B3

Formulir 1111 B2

7

Nilai B3 akan secara otomatis mengisi lampiran Formulir 1111AB

Nilai B2 akan secara otomatis mengisi lampiran Formulir 1111AB

Page 8: Makalah Pajak

Formulir 1111 B1

Formulir 1111 A2

8

Nilai A2 akan secara otomatis mengisi lampiran Formulir 1111AB

Nilai B1 akan secara otomatis mengisi lampiran Formulir 1111AB

Page 9: Makalah Pajak

Formulir 1111 A1

Formulir 1111 AB

2.1 Bentuk, Isi, dan Tata Cara Penyampaian SPT Masa PPN 1111 DM

SPT Masa PPN 1111 DM yang digunakan oleh PKP yang menggunakan Pedoman

Penghitungan Pengkreditan Pajak Masukan memiliki isi terdiri atas :

a. Induk SPT Masa PPN 1111 DM

9

Nilai A1 akan secara otomatis mengisi lampiran Formulir 1111AB dan Induk 1111

Nilai A1 terisi secara otomatis dari Lampiran Formulir 1111 A1

Nilai A2terisi secara otomatis dari Lampiran Formulir 1111 A2

Nilai Baris 1,2,3, dan 4 terisi secara otomatis sesuai dengan aturan perhitungan pada Formulir 1111 AB Point C

Nilai pada angka 5 terisi secara otomatis dari hasil perhittungan dan akan mengisi secara otomatis pada Formulir Induk 1111

Nilai Baris B1, B2, dan B3 terisi secara otomatis dari nilai Formulir 1111 B1, 1111 B2, dan 1111 B3

Page 10: Makalah Pajak

b. Lampiran SPT Masa PPN 1111 DM :

1. Formulir 1111 A DM – Daftar pajak keluaran atas penyerahan dalam negeri dengan

faktur pajak.

2. Formulir 1111 R DM – Dafatr pengembalian BKP dan pembatalan JKP oleh PKP

yang menggunakan pedoman perhitungan penkreditan pajak masukan.

Sama dengan formulir SPT Masa PPN 1111 diatas, formulir SPT Masa PPN 1111 DM dapat

berbentuk formulir kertas (hard copy) yang disampaikan ke KPP atau data elektronik yang

disampaikan dalam media elektronik atau e-filing. SPT Masa PPN 1111 DM dapat

disampaikan oleh PKP dengan cara :

a. Manual, yaitu disampaikan langsung ke KPP atau KP2KP atau disampaikan melalui pos,

perusahaan jasa atau jasa kurir, dengan bukti pengiriman surat ke KPP atau KP2KP. SPT

Masa PPN 1111 DM yang disampaikan dengan cara ini adalah SPT Masa PPN yang

berbentuk formulir kertas (hard copy).

b. Elektronik, yaitu melalui e-filling yang tata cara penyampaiannya diatur sesuai ketentuan

perundang-undangan perpajakan. SPT Masa PPN 1111 DM yang disampaikan dengan

cara ini adalah SPT Masa PPN yang berbentuk data elektronik yang disampaikan dalam

media elektronik.

2.2 PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORM SPT MASA PPN 1111 DM

1. Format ini telah sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Per-45/PJ/2010

Tentang Bentuk, Isi dan Tata Cara Pengisian serta Penyampaian SPT Masa PPN Bagi

PKP yang Menggunakan Pedoman Penghitungan Pengkreditan Pajak Masukan Beserta

Petunjuk Pengisiannya dan hanya dapat digunakan untuk Pengisian SPT Masa PPN mulai

Masa Pajak Januari 2011 dan seterusnya.

2. Formulir SPT Masa PPN 1111 DM terdiri atas 1 Lembar Halaman Induk dan 2 Halaman

Lampiran dengan keterangan sebagai berikut :

a. Formulir Induk SPT Masa PPN 1111 DM (Surat Pemberitahuan Masa Pajak

Pertambahan Nilai Bagi PKP Yang Menggunakan Pedoman Penghitungan

Pengkreditan Pajak Masukan) dengan kode F.1.2.32.05

b. Formulir 1111 A DM (Daftar Pajak Keluaran Atas Penyerahan Dalam Negeri

Dengan Faktur Pajak) dengan kode D.1.2.32.13

10

Page 11: Makalah Pajak

c. Formulir 1111 R DM (Daftar Pengembalian BKP dan Pembatalan JKP oleh PKP

yang Menggunakan Pedoman Penghitungan Pengkreditan Pajak Masukan) dengan

Kode D.1.2.32.14

3. SPT hasil pencetakan ini wajib ditanda tangani, diberi cap perusahaan dan tidak boleh

dilipat atau kusut. Untuk pencetakan gunakan hanya kertas HVS berukuran:

a. Folio/Government Legal (8,5 x 13 inch);

b. Berat minimal 70gr;

Penjelasan lebih lengkap mengenai pencetakan SPT Masa PPN, silahkan baca dalam File

Panduan Cetak Form.pdf yang dapat diunduh di www.pajak.go.id;

4. Untuk dapat menggunakan formulir ini secara optimal, gunakan aplikasi Adobe Reader

versi 9.0 atau lebih baru. Aplikasi ini dapat diunduh sendiri oleh wajib pajak secara gratis

di internet;

5. Pengisian untuk Informasi data Nama PKP, NPWP, Alamat, Telepon, HP, KLU, Masa,

Tahun Buku, Pembetulan Ke, dan Cek List Wajib PPnBM (Jika ada PPnBM) cukup

dilakukan sekali. Secara otomatis informasi tersebut akan terisi pada Lampiran 1111 R

DM dan 1111 A DM;

6. Isilah dari lampiran-lampiran terlebih dahulu (dimulai dari Lampiran 1111 A DM, 1111

R DM, kemudian Induk 1111 DM). Rumus-rumus penjumlahan, pengurangan, kaitan

dengan bagian tertentu dan lainnya telah tersedia di dalam form ini, sehingga Wajib Pajak

tidak perlu melakukan perhitungan kembali;

7. Tombol RESET digunakan untuk mengosongkan file pdf ini dari data yang telah diisikan

sebelumnya. Setelah selesai mengisi SPT dan mencetaknya, jangan lupa simpan ke file

lain (Save-as dan beri nama yang berbeda dengan file semula), kemudian gunakan tombol

RESET untuk mengosongkan file;

8. Field yang bersifat harus diisi (mandatory field) ditandai dengan bentuk kotak merah ,

field yang tidak dapat diisi dan diedit (read only) merupakan hasil dari perhitungan

otomatis atau perhitungan dari lampiran ditandai dengan fields berisi angka 0, field yang

dapat diedit dan diisi (user entered field) ditandai dengan bentuk highlight fields

berwarna biru.

Apabila field yang bersifat mandatory tidak diisi maka formulir SPT tersebut tidak dapat

dicetak. Pada beberapa field terdapat fungsi yang secara otomastis akan mengkonversi

penulisan huruf kecil menjadi huruf kapital.

11

Reset Button

Page 12: Makalah Pajak

Langkah Pertama

Pengisian data infomasi wajib pajak pada Form Induk

Data wajib pajak yang sudah diinput pada form induk berupa field Nama PKP, NPWP,

Alamat, Masa, Tahun Buku, Telepon, Handphone, KLU, Pembetulan Ke, secara otomatis

akan mengisi pada Lampiran Formulir 1111 A DM dan 1111 R DM.

Contoh:

Pengisian data informasi wajib pajak pada Form Induk

Langkah ke dua

Pengisian dilanjutkan dari Formulir 1111 R DM kemudian dilanjutkan ke Formulir 1111 A

DM dan Formulir Induk 1111.

Semua perhitungan dillakukan secara otomatis pada setiap form nya.

Contoh :

12

Mandatory Field (harus diisi)- untuk kotak berwarna merah

Read Only Field

User Entered Field

Page 13: Makalah Pajak

13

Perhitungan dilakukan secara otomatis

Perhitungan dilakukan secara otomatis

Page 14: Makalah Pajak

3.1 SPT Masa PPN 1107 PUT

Yang terakhir yaitu SPT Masa PPN 1107 yang digunakan bagi pemungut PPN tersebut,

SPT Masa PPN bagi pemungut ini terdiri atas:

a. Induk SPT Masa PPN bagi pemungut PPN

b. Lampiran SPT Masa PPN bagi pemungut PPN, baik dalm bentuk formulir kertas atau

elektronik :

1. Lampiran 1 – Daftar PPN & PPnBM yang dipungut oleh bendaharawan pemerintah

2. Lampiran 2 – Daftar PPN & PPnBM yang dipungut selain bendaharawan pemerintah

SPT Masa PPN bagi pemungut PPN atau disebut juga sebagai formulir 1107 PUT

berfungsi sebagai sarana bagi pemungut PPN untuk mempertanggungjawabkan PPN atau

PPN & PPnBM terutang yang harus dipungut atas penyerahan BKP dan atau JKP oleh

pengusaha kena pajak kepada pemungut PPN.

14

Perhitungan pada Form Induk 1111 DM dilakukan secara otomatis.

Page 15: Makalah Pajak

3.2 PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORM SPT MASA PPN 1107 PUT

1. Lampiran SPT Masa PPN Bagi Pemungut PPN yaitu: Formulir 1107 PUT 1 dan Formulir

1107 PUT 2, agar diisi terlebih dulu kemudian dipindahkan ke Induk SPT Masa PPN

Bagi Pemungut (Formulir 1107 PUT).

2. SPT Masa PPN Bagi Pemungut PPN diisi dan dibuat oleh Bendaharawan Pemerintah,

rangkap 3 (tiga) :

a. Lembar ke-1 : untuk KPP;

b. Lembar ke-2 : untuk Penerbit SPM;

c. Lembar ke-3 : untuk arsip Bendaharawan Pemerintah.

SPT Masa PPN Bagi Pemungut PPN diisi dan dibuat oleh selain Bendaharawan

Pemerintah, rangkap 2 (dua) :

a. Lembar ke-1 : untuk KPP;

b. Lembar ke-2 : untuk Pemungut PPN selain Bendaharawan Pemerintah.

3. Jumlah rupiah PPN atau PPN dan PPn BM dihitung dalam satuan rupiah penuh

(dibulatkan ke bawah).

4. Dalam hal jumlah Rupiah adalah NIHIL karena:

1) Tidak ada nilainya; atau

2) Penjumlahan dan atau pengurangan Rupiah menghasilkan NIHIL;

maka dalam lajur kolom jumlah Rupiah yang bersangkutan ditulis angka 0(Nol).

5. Sebelum disampaikan ke KPP atau KP4, SPT Masa PPN Bagi Pemungut PPN harus

ditanda tangani, diberi nama jelas, jabatan dan cap Pemungut

PPN/Instansi/Kantor/Kuasa. SPT Masa PPN Bagi Pemungut PPN yang disampaikan

namun tidak ditandatangani, dikategorikan sebagai SPT yang tidak lengkap, dan

dianggap tidak disampaikan.

6. Dalam hal Pemungut PPN menyampaikan SPT Masa PPN Bagi Pemungut PPN dalam

bentuk formulir kertas (hard copy) dan menggunakan lebih dari 1 (satu) halaman untuk

lampiran SPT Masa PPN Bagi Pemungut PPN (Formulir 1107 PUT 1 dan Formulir 1107

PUT 2), maka setiap halaman di kanan bawah diberi catatan seperti contoh berikut :

Formulir 1107 PUT 1 terdiri dari 10 (sepuluh) lembar, maka pemberian catatan pada tiap

halaman adalah Hal 1/10, Hal 2/10 dan seterusnya, yang artinya :

Halaman 1 dari 10 halaman, Halaman 2 dari 10 halaman, dan seterusnya.Untuk halaman

terakhir dibuat catatan Hal 10/10.

15

Page 16: Makalah Pajak

7. Dalam hal terdapat kesulitan dalam pengisian SPT Masa PPN Bagi PemungutPPN, agar

menghubungi KPP atau KP4.

PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR 1107 PUT 1

BAGIAN PERTAMA

a) Masa Pajak : s.d. -

Diisi dengan Masa Pajak yang bersangkutan. Untuk SPT Masa Pembetulan, diisi dengan

Masa Pajak yang dibetulkan

Contoh : Masa Pajak Januari 2007, sebagai berikut :

0 1 s.d. 0 1 - 2 0 0 7

Masa Pajak Januari s.d Maret 2007, sebagai berikut :

0 1 s.d. 0 3 - 2 0 0 7

Diisi hanya oleh Pemungut PPN yang menggunakan jangka waktu lain yang

ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan (Pasal 1 Angka 6 UU KUP).

b) Pembetulan Ke - : …..(………….)

Untuk SPT Masa Pembetulan maka baris: “Pembetulan Ke : ….. (……………….)” diisi

dengan angka kesekian kali melakukan pembetulan.

Contoh :

Pembetulan kesatu Masa Pajak Januari 2007 sebagai berikut :Pembetulan Ke : 1 (satu).

BAGIAN KEDUA

a) Nama Pemungut PPN

Diisi dengan nama lengkap Bendahara Pengeluaran atau Badan yang wajib mengisi SPT

Masa PPN Bagi Pemungut PPN sesuai dengan yang tercantum pada Surat Keterangan

Terdaftar.

b) NPWP : . . . - .

Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dari Pemungut PPN sesuai dengan yang

tercantum pada Surat keterangan Terdaftar.

BAGIAN KETIGA

A. PPN dan PPn BM yang dipungut oleh Penerbit SPM Melalui KPPN16

Page 17: Makalah Pajak

a) Kolom Nomor

Cukup jelas.

b) Kolom Nama Rekanan

Diisi dengan nama masing-masing Rekanan yang PPN atau PPN dan PPn BM-nya

dipungut oleh Penerbit SPM melalui KPPN.

c) Kolom NPWP Rekanan

Diisi dengan NPWP masing-masing Rekanan yang PPN atau PPN dan PPn BM-nya

dipungut oleh Penerbit SPM melalui KPPN.

d) Kolom Faktur Pajak

Diisi dengan Kode, Nomor Seri dan tanggal yang tercantum dalam Faktur Pajak.

e) Kolom Kode dan Nomor Seri FP yang Diganti

Diisi dengan Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak yang diganti dalam hal terdapat Faktur

Pajak Pengganti.

f) Kolom DPP (Rupiah), kolom PPN (Rupiah) dan kolom PPn BM(Rupiah)

Kolom-kolom ini diisi dengan DPP, PPN atau PPN dan PPn BM yang tercantum dalam

Faktur Pajak.

g) Kolom Tanggal Bayar Tagihan

Diisi dengan tanggal pembayaran tagihan yang dilakukan pada Masa Pajak yang

bersangkutan.

h) Kolom Tanggal Setor PPN dan PPn BM

Diisi dengan tanggal penyetoran yang dilakukan oleh Pemungut PPN.

Baris Jumlah – dipindahkan ke Formulir 1107 PUT

Diisi dengan jumlah PPN atau PPN dan PPnBM dari huruf A.

B. PPN dan PPn BM yang dipungut oleh Bendahara Pengeluaran

a) Kolom Nomor

Cukup jelas.

b) Kolom Nama Rekanan

Diisi dengan nama masing-masing Rekanan yang PPN atau PPN dan PPn BM-nya

dipungut oleh Bendahara Pengeluaran.

c) Kolom NPWP Rekanan

Diisi dengan NPWP masing-masing Rekanan yang PPN atau PPN dan PPn BM-nya

dipungut oleh Bendahara Pengeluaran.

d) Kolom Faktur Pajak

Cukup jelas.

17

1

Page 18: Makalah Pajak

e) Kolom Kode dan Nomor Seri FP yang Diganti

Cukup jelas.

f) Kolom DPP (Rupiah), kolom PPN (Rupiah) dan kolom PPn BM(Rupiah)

Cukup jelas.

g) Kolom Tanggal Bayar Tagihan

Cukup jelas.

h) Kolom Tanggal Setor PPN dan PPn BM

Cukup jelas.

Baris Jumlah-dipindahkan ke Formulir 1107 PUT

Diisi dengan jumlah PPN atau PPN dan PPn BM dari huruf B.

C. JUMLAH (A+B)

Diisi dengan jumlah PPN atau PPN dan PPn BM dari huruf A dan huruf B.

PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR 1107 PUT 2

A. BAGIAN PERTAMA

a) Masa Pajak : s.d

.

-

Cukup jelas.

b) Pembetulan Ke - : …..(………….)

Cukup jelas.

BAGIAN KEDUA

a) Nama Pemungut PPN

Cukup jelas

b) NPWP : . . . - .

Cukup jelas.

BAGIAN KETIGA

a) Kolom Nomor

Cukup jelas.

b) Kolom Nama Rekanan

Cukup jelas.

c) Kolom NPWP Rekanan

18

2

Page 19: Makalah Pajak

Cukup jelas.

d) Kolom Faktur Pajak

Cukup jelas.

e) Kolom Kode dan Nomor Seri FP yang Diganti

Cukup jelas.

f) Kolom DPP (Rupiah), kolom PPN (Rupiah) dan kolom PPn BM(Rupiah)

Cukup jelas.

g) Kolom Tanggal Setor PPN dan PPn BM

Cukup jelas.

Baris Jumlah – dipindahkan ke Formulir 1107 PUT

Diisi dengan jumlah PPN atau PPN dan PPN BM dari seluruh transaksi.

PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR 1107 PUT

BAGIAN PERTAMA

- Nama Pemungut PPN

Cukup jelas.

- NPWP

Cukup jelas.

- Alamat

Diisi dengan alamat lengkap Pemungut PPN sesuai dengan alamat tempat domisili

dan/atau tempat kedudukan terakhir.

- Masa

Cukup jelas.

- No. Telp.

Diisi dengan nomor telepon Pemungut PPN sesuai dengan alamat tempat domisili

dan/atau tempat kedudukan, dan/atau nomor lain yang dapat dengan cepat dihubungi.

- Pembetulan Ke : ……. (........................)

19

3

Page 20: Makalah Pajak

Cukup jelas.

- Usaha

Diisi dengan jenis usaha yang menjadi kegiatan usaha Wajib Pajak Pemungut PPN.

Conto

h

Bendaharawan Pemerintah, Kontraktor di bidang pengusahaan pertambangan

minyak dan gas bumi.

BAGIAN KEDUA

A

.

PPN DAN PPn BM YANG DIPUNGUT OLEH BENDAHARAWAN

PEMERINTAH

1

.

PPN yang dipungut oleh Penerbit SPM melalui KPKN

Diisi dengan jumlah pada Kolom PPN dari Lampiran 1- Daftar PPN dan PPn BM

Yang Dipungut Oleh Bendaharawan Pemerintah, huruf A.

PPn BM yang dipungut oleh Penerbit SPM melalui KPKN

Diisi dengan jumlah pada Kolom PPn BM dari Lampiran 1- Daftar PPN dan PPn

BM Yang Dipungut Oleh Bendaharawan Pemerintah, huruf A.

Jumlah PPN dan PPn BM yang dipungut oleh Penerbit SPM melalui KPKN

Merupakan penjumlahan dari PPN dan PPn BM yang dipungut oleh Penerbit SPM

melalui KPKN.

2

.

PPN yang dipungut oleh Bendahara Pengeluaran

Diisi dengan jumlah pada Kolom PPN dari Lampiran 1- Daftar PPN dan PPn BM

Yang Dipungut Oleh Bendaharawan Pemerintah, huruf B.

PPn BM yang dipungut oleh Bendahara Pengeluaran

Diisi dengan jumlah pada Kolom PPn BM dari Lampiran 1- Daftar PPN dan PPn

BM Yang Dipungut Oleh Bendaharawan Pemerintah, huruf B.

Jumlah PPN dan PPn BM yang dipungut oleh Bendahara Pengeluaran

Merupakan penjumlahan dari PPN dan PPn BM yang dipungut oleh Bendahara

Pengeluaran.

20

1

2

Page 21: Makalah Pajak

B. PPN DAN PPn BM YANG DIPUNGUT OLEH SELAIN BENDAHARAWAN

PEMERINTAH

PPN yang dipungut

Diisi dengan jumlah pada Kolom PPN dari Lampiran 2 - Daftar PPN dan PPn BM Yang

Dipungut Oleh Selain Bendaharawan Pemerintah

PPn BM yang dipungut

Diisi dengan jumlah pada Kolom PPn BM dari Lampiran 2 - Daftar PPN dan PPn BM

Yang Dipungut Oleh Selain Bendaharawan Pemerintah

Jumlah PPN dan PPn BM yang dipungut

Merupakan penjumlahan dari PPN dan PPn BM yang dipungut oleh selain

Bendaharawan Pemerintah.

Catatan :

PPN dan PPn BM tidak dipungut Bendaharawan Pemerintah untuk :

a. Pembayaran yang jumlahnya paling banyak Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah) bagi

Bendahara Pengeluaran dan tidak merupakan pembayaran yang terpecah-pecah;

b. Pembayaran untuk pembebasan tanah;

c. Pembayaran atas penyerahan BKP dan/atau JKP yang menurut ketentuan perundang-

undangan yang berlaku, mendapat fasilitas PPN tidak dipungut dan/atau dibebaskan

dari pengenaan PPN;

d. Pembayaran atas penyerahan Bahan Bakar Minyak dan Bukan Bahan Bakar Minyak

oleh PT (PERSERO) PERTAMINA;

e. Pembayaran atas rekening telepon;

f. Pembayaran atas jasa angkutan udara yang diserahkan oleh perusahaan penerbangan;

atau

g. Pembayaran lainnya untuk penyerahan barang atau jasa yang menurut ketentuan

Perundang-undangan yang berlaku tidak dikenakan PPN.

21

3

Page 22: Makalah Pajak

PPN dan PPn BM tidak dipungut oleh Selain Bendaharawan Pemerintah (dalam hal ini

adalah Kontraktor) untuk :

a. Pembayaran yang jumlahnya paling banyak Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) dan

tidak merupakan pembayaran yang terpecah-pecah;

b. Pembayaran atas penyerahan BKP dan/atau JKP yang menurut ketentuan perundang-

undangan yang berlaku, mendapat fasilitas PPN tidak dipungut dan/atau dibebaskan

dari pengenaan PPN;

c. Pembayaran atas penyerahan Bahan Bakar Minyak dan Bukan Bahan Bakar Minyak

oleh PT PERTAMINA (Persero);

d. Pembayaran atas rekening telepon;

e. Pembayaran atas jasa angkutan udara yang diserahkan oleh perusahaan penerbangan;

atau

f. Pembayaran lainnya untuk penyerahan barang atau jasa yang menurut ketentuan

Perundang-undangan yang berlaku tidak dikenakan PPN.

Besarnya tarif PPn BM dihitung berdasarkan ketentuan yang berlaku sebagai berikut :

1. Peraturan Pemerintah Nomor 145 Tahun 2000 tentang Kelompok Barang Kena Pajak

Yang Tergolong Mewah Yang Dikenakan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah

sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor

12 Tahun 2006.

2. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 353/KMK.03/2003 tentang Jenis Kendaraan

Bermotor Yang Dikenakan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah.

3. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 620/KMK.03/2004 tentang Jenis Barang Kena

Pajak Yang Tergolong Mewah Selain Kendaraan Bermotor Yang Dikenakan Pajak

Penjualan atas Barang Mewah.

BAGIAN LAMPIRAN

Surat Kuasa Khusus

Diisi tanda X, jika SPT Masa PPN Bagi Pemungut ditandatangani oleh Kuasa Pemungut

PPN.

22

Page 23: Makalah Pajak

SSP

1

.

PPN sebanyak …………………………… Lembar Rp

……………………………………………………

2

.

PPn BM sebanyak …………………………… Lembar Rp

……………………………………………………

Diisi dengan tanda X, jika terdapat SSP yang dilampirkan beserta jumlah lembar SSP dan

nilainya, baik PPN maupun PPn BM. SSP yang dilampirkan dapat berupa copy dari SSP

yang asli.

……………………………

diisi dengan tanda X, jika ada dokumen yang dilampirkan selain lembar SSP PPN

dimaksud di atas beserta keterangan jenis dokumen yang dilampirkan.

Dokumen selain lembar SSP PPN yang kurang dibayar dapat berupa :

a. Surat Keterangan dibebaskan dari pengenaan PPN, sepanjang diwajibkan oleh peraturan

perundang-undangan perpajakan.

b

.

Surat Keterangan dibebaskan dari pengenaan PPn BM sepanjang diwajibkan oleh

peraturan perundang-undangan perpajakan.

c. Faktur Pajak tentang PPN Tidak Dipungut/Dibebaskan, sepanjang diwajibkan oleh

peraturan perundang-undangan perpajakan.

BAGIAN PERNYATAAN

Pernyataan ini merupakan pertanggungjawaban Pemungut PPN akan kebenaran dan

kelengkapan pengisian SPT Masa PPN Bagi Pemungut PPN. Apabila diisi dengan tidak benar

atau tidak lengkap atau kurang lengkap, maka Pemungut PPN bertanggung jawab sepenuhnya

atas sanksi-sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

……………………………………

………,

- -

Diisi dengan tempat (nama kota), tanggal, bulan, dan tahun.

Kuasa Bendaharawan/Pengurus

23

Page 24: Makalah Pajak

Tanda

tangan

:

Nama Jelas :

Diisi dengan nama jelas Pemungut PPN atau kuasanya dan ditandatangani oleh Pemungut

PPN atau kuasanya.

Jabatan

Diisi jabatan penandatangan SPT.

Cap Perusahaan

Stempel/cap Pemungut PPN/Kantor/Instansi.

Pemungut PPN

Diisi dengan tanda X pada kotak, jika yang mengisi dan menandatangani SPT Masa PPN

Bagi Pemungut PPN adalah WP Pemungut PPN sendiri. Untuk Badan Usaha, SPT Masa

PPN Bagi Pemungut PPN ditandatangani oleh pengurus atau direksi.

Kuasa

Diisi dengan tanda X pada kotak, jika yang mengisi dan menandatangani SPT Masa PPN

Bagi Pemungut PPN adalah kuasa, berdasarkan Surat Kuasa Khusus dari Pemungut PPN.

Surat Kuasa Khusus dimaksud harus dilampirkan dalam setiap penyampaian SPT Masa

PPN Bagi Pemungut PPN.

B. Tarif PPN & PPnBM

1.Tarif PPN adalah 10% (sepuluh persen)

2. Tarif PPnBM adalah paling rendah 10% (sepuluh persen) dan paling tinggi 75% (tujuh

puluh lima persen)

3. Tarif PPN dan PPnBM atas ekspor BKP adalah 0% (nol persen).

KELOMPOK BARANG KENA PAJAK YANG TERGOLONG MEWAH

BERUPA KENDARAAN BERMOTOR YANG DIKENAKAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG

MEWAH

24

Page 25: Makalah Pajak

 

Tarif

(%)Jenis Barang Kena Pajak

   

10 kendaraan bermotor untuk pengangkutan 10 (sepuluh) orang sampai dengan 15 (lima

belas)orang termasuk pengemudi, dengan motor bakar cetus api atau nyala kompresi

(diesel/semidiesel), dengan semua kapasitas isi silinder;

  kendaraan bermotor untuk pengangkutan kurang dari 10 (sepuluh) orang termasuk

pengemudi selain sedan atau station wagon, dengan motor bakar cetus api atau nyala

kompresi (diesel/semi diesel) dengan sistem 1 (satu) gandar penggerak (4x2), dengan

kapasitas isi silinder tidak lebih dari 1500 cc;

   

25 kendaraan bermotor untuk pengangkutan kurang dari 10 (sepuluh) orang termasuk

pengemudi selain sedan atau station wagon, dengan motor bakar cetus api atau dengan nyala

kompresi (diesel/semi diesel), dengan sistem 1 (satu) gandar penggerak (4x2), dengan

kapasitas isi silinder lebih dari 1500 cc sampai dengan 2500 cc;

  kendaraan bermotor dengan kabin ganda (double cabin), dalam bentuk kendaraan bak

terbuka atau bak tertutup, dengan penumpang lebih dari 3 (tiga) orang termasuk pengemudi,

dengan motor bakar cetus api atau nyala kompresi (diesel/semi diesel), dengan sistem 1

(satu) gandar penggerak (4x2) atau dengan sistem 2 (dua) gandar penggerak (4x4), dengan

semua kapasitas isi silinder, dengan massa total tidak lebih dari 5 (lima) ton.

   

30 kendaraan bermotor sedan atau station wagon dengan motor bakar cetus api atau nyala

kompresi (diesel/semi diesel), dengan kapasitas isi silinder sampai dengan 1500 cc;

  kendaraan bermotor selain sedan atau station wagon dengan motor bakar cetus api atau

nyala kompresi (diesel/semi diesel), dengan sistem 2 (dua) gandar penggerak (4x4), dengan

kapasitas isi silinder sampai dengan 1500 cc.

   

50 kendaraan bermotor untuk pengangkutan kurang dari 10 (sepuluh) orang termasuk

pengemudi selain sedan atau station wagon, dengan motor bakar cetus api, dengan sistem 1

(satu) gandar penggerak (4x2), dengan kapasitas isi silinder lebih dari 2500 cc sampai dengan

3000 cc;

  kendaraan bermotor untuk pengangkutan kurang dari 10 (sepuluh) orang termasuk

pengemudi dengan motor bakar cetus api, berupa sedan atau station wagon dan selain

sedanatau station wagon, dengan sistem 2 (dua) gandar penggerak (4x4), dengan kapasitas

isi silinder lebih dari 1500 cc sampai dengan 3000 cc;

  kendaraan bermotor untuk pengangkutan kurang dari 10 (sepuluh) orang termasuk

pengemudi dengan motor bakar nyala kompresi (diesel/semi diesel), berupa sedan atau

station wagon dan selain sedan atau station wagon, dengan sistem 2 (dua) gandar penggerak

(4x4), dengan kapasitas isi silinder lebih dari 1500 cc sampai dengan 2500 cc; dan

  semua jenis kendaraan khusus yang dibuat untuk golf.

25

Page 26: Makalah Pajak

   

60 kendaraan bermotor beroda dua dengan kapasitas isi silinder lebih dari 250 cc sampai dengan

500 cc; dan

  kendaraan khusus yang dibuat untuk perjalanan di atas salju, di pantai, di gunung, dan

kendaraan semacam itu.

   

75 kendaraan bermotor untuk pengangkutan kurang dari 10 (sepuluh) orang termasuk

pengemudi, dengan motor bakar cetus api, berupa sedan atau station wagon dan selain

sedanatau station wagon, dengan sistem 1 (satu) gandar penggerak (4x2) atau dengan sistem

2 (dua) gandar penggerak (4x4) dengan kapasitas isi silinder lebih dari 3000 cc;

  kendaraan bermotor pengangkutan kurang dari 10 (sepuluh) orang termasuk pengemudi,

dengan motor bakar nyala kompresi (diesel/semi diesel) berupa sedan atau station wagon dan

selain sedan atau station wagon, dengan sistem 1 (satu) gandar penggerak (4x2) atau dengan

sistem 2 (dua) gandar penggerak (4x4), dengan kapasitas isi silinder lebih dari 2500 cc;

  kendaraan bermotor beroda 2 (dua) dengan kapasitas isi silinder lebih dari 500 cc;

  trailer, semi-trailer dari tipe caravan, untuk perumahan atau kemah.

   

 

 

 

 

KELOMPOK BARANG KENA PAJAK YANG TERGOLONG MEWAH

SELAIN KENDARAAN BERMOTOR YANG DIKENAKAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH

 

Tarif

(%)Jenis Barang Kena Pajak

   

10 kelompok alat rumah tangga, pesawat pendingin, pesawat pemanas, dan pesawat penerima

siaran televisi;

  kelompok peralatan dan perlengkapan olah raga;

  kelompok mesin pengatur suhu udara;

  kelompok alat perekam atau reproduksi gambar, pesawat penerima siaran radio;

  kelompok alat fotografi, alat sinematografi, dan perlengkapannya;

   

20 kelompok alat rumah tangga, pesawat pendingin, pesawat pemanas, selain yang dikenakan

26

Page 27: Makalah Pajak

tariff 10%;

  kelompok hunian mewah seperti rumah mewah, apartemen, kondominium, town house, dan

sejenisnya;

  kelompok pesawat penerima siaran televisi dan antena serta reflektor antena, selain yang

dikenakan tariff 10%;

  kelompok mesin pengatur suhu udara, mesin pencuci piring, mesin pengering;

  pesawat elektromagnetik dan instrumen musik;

  kelompok wangi-wangian;

   

30 kelompok kapal atau kendaraan air lainnya, sampan dan kano, kecuali untuk keperluan

negara atau angkutan umum;

  kelompok peralatan dan perlengkapan olah raga selain yang dikenakan tariff 10%;

   

40 kelompok minuman yang mengandung alcohol;

  kelompok barang yang terbuat dari kulit atau kulit tiruan;

  kelompok permadani yang terbuat dari sutra atau wool;

  kelompok barang kaca dari kristal timbal dari jenis yang digunakan untuk meja, dapur, rias,

kantor, dekorasi dalam ruangan atau keperluan semacam itu;

  kelompok barang-barang yang sebagian atau seluruhnya terbuat dari logam mulia atau dari

logam yang dilapisi logam mulia atau campuran daripadanya;

  kelompok kapal atau kendaraan air lainnya, sampan dan kano, selain yang dikenakan tarif

30%, kecuali untuk keperluan negara atau angkutan umum;

  kelompok balon udara dan balon udara yang dapat dikemudikan, pesawat udara lainnya tanpa

tenaga penggerak;

  kelompok peluru senjata api dan senjata api lainnya, kecuali untuk keperluan negara;

  kelompok jenis alas kaki;

  kelompok barang-barang perabot rumah tangga dan kantor;

  kelompok barang-barang yang terbuat dari porselin, tanah lempung cina atau keramik;

  Kelompok barang-barang yang sebagian atau seluruhnya terbuat dari batu selain batu jalan

atau batu tepi jalan;

   

50 kelompok permadani yang terbuat dari bulu hewan halus;

  kelompok pesawat udara selain yang dikenakan tarif 40%, kecuali untuk keperluan negara

atau angkutan udara niaga;

  kelompok peralatan dan perlengkapan olah raga selain yang dikenakan tarif 10% dan tarif

30%;

27

Page 28: Makalah Pajak

  kelompok senjata api dan senjata api lainnya, kecuali untuk keperluan negara.

   

75 kelompok minuman yang mengandung alkohol selain yang dikenakan tariff 40%;

  kelompok barang-barang yang sebagian atau seluruhnya terbuat dari batu mulia dan/atau

mutiara atau campuran daripadanya;

  kelompok kapal pesiar mewah, kecuali untuk keperluan negara atau angkutan umum."

C. Contoh Kasus

Kasus 1

PT. Amrico Jaya Jakarta yang beralamat di Jl. Juanda No.1 Jakarta Selatan, NPWP :

02.133.222.1.041.000 pada bulan november 2009 membeli alat – alat kantor untuk

keperluan operasional nya sebagai berikut :

1. Pada tanggal 5 November 2009 membeli 10 unit pesawat telex dari toko Elektronik

yang beralamat di Jl. Cik Ditiro No. 7 Jakarta NPWP : 04.873.111.3.041.000

dengan harga Rp 9.100.000 / unit ( harga ini termasuk PPN 10%, Discoun 20% )

2. Pada tanggal 15 November 2009 membeli 5 set AC untuk ruang kepala bagian dari

took AC yang beralamat di Jl. Ring Road No.98 Jakarta Selatan NPWP :

04.712.333.2.041.000 dengan harga Rp 4.800.000 / unit ( harga tersebut termasuk

PPN 10% dan PPnBM 10% )

3. Pada tanggal 29 November 2009 membeli 1000 box kabel dengan harga per box Rp

500.000 dari PT. Kabelindo Persada, yang beralamat di Jl. Kemerdekaan No. 101

Jakarta Selatan, NPWP : 01.331.224.1.022.0000 ( harga tersebut tidak termasuk

PPN ) tetapi ditambah ongkos angkut 10% yang ditanggung oleh pembeli.

Dari data tersebut diatas, saudara diminta :

a.       Menghitung besar PPN dan PPnBM

b.      Berapa jumlah yang harus dibayar oleh pembeli barang

Jawab :

1. 10 unit pesawat telex @Rp 9.100.000                  Rp 91.000.000

Disc 20% x Rp 91.000.000                                   Rp 18.200.000                                               -

                                                                                    Rp 72.800.000

DPP    100     x Rp 72.800.000                                Rp 66.181.818

28

Page 29: Makalah Pajak

          110

PPN 10% x Rp 66.181.818                                   Rp  6.618.181

2.   5 set AC @Rp 4.800.000                                     Rp 24.000.000

DPP    100       x Rp 24.000.000                               Rp 20.000.000

          120

PPN 10% x Rp20.000.000                                    Rp   2.000.000

PPnBM 10% x Rp 20.000.000                             Rp     2.000.000                                               +

                                                                              Rp 24.000.000

3.   1000 box kabel @Rp 500.000                              Rp 500.000.000

PPN 10 % x Rp 500.000.000                                Rp     50.000.000                   +

Total harga barang                                                Rp 550.000.000

Ongkos 10% x Rp 500.000.000                            Rp     50.000.000                   +

Total yang harus dibayar                                       Rp 600.000.000

Kasus 2

1. Identitas PKP

• PT. SONY SEJAHTERA adalah perusahaan yang didirikan pada Tanggal 1 Maret 2005 dengan

NPWP 01.333.444.5.091.000. dan sejak tanggal 01 Januari 2005 Dikukuhkan sebagai PKP.

Saat ini PT. SONY SEJAHTERA bergerak dibidang Industri dan perdagangan dengan Nomor

KLU 60052.

• Produk yang dihasilkan oleh PT. SONY SEJAHTERA adalah Televisi dengan merk “SS”.

Semua bagian (spare part) Televisi dibuat oleh unit-unit usaha PT. SONY SEJAHTERA,

sedangkan bahan bakunya diperoleh dari diimpor atau pembelian dalam negeri.

• PT. SONY SEJAHTERA mempunyai tempat kedudukan di Jl.Malambong No. 15 Bandung

dengan Nomor telepon (022) 99885600.

• Dari catatan yang dimiliki oleh PT. SONY SEJAHTERA selama bulan JANUARI 2011 diketahui

hal-hal sebagai berikut:

Daftar Penyerahan

Tgl Keterangan

29

Page 30: Makalah Pajak

7 Jan

2011

Dieskpor Televisi 21 inch kepada Samyong ltd Singapura dengan Nilai Ekspor sebesar Rp.

2 Milyar.

PEB telah diberikan persetujuan oleh DJBC pada tanggal 12 Januari 2011 (PEB-0000023).

10 Jan

2011

Melakukan ekspor jasa maklon berupa pengiriman Televisi ukuran 54” pesanan dari

Jaehun ltd Korea. Fee atas jasa maklon yang diterima adalah sebesar Rp50.000.000 dan

televisi yang dikirim bernilai Rp500.000.000 dengan tanggal PEB yang telah diberikan

persetujuan pada tanggal 10 Januari 2011. Pemberitahuan ekspor jasa dibuat pada

tanggal 10 Januari 2011 (EJKP 00001).

11 Jan

2011

Diserahkan 10 unit Televisi ukuran 29” dengan harga jual Rp. 30 juta kepada

Kementerian Kehutanan di Jakarta untuk memantau kebakaran hutan. Faktur Pajak

dibuat pada tanggal 11 Januari 2011 (020.000-11.00000001).

12 Jan

2011

Diterima pembayaran penuh dari PT. ANGKASA RAYA atas penyerahan Televisi 21 inch

dengan harga jual sebesar Rp. 50 juta. Faktur Pajak dibuat pada tanggal 12 Januari 2011

(010.000-11.00000002).

13 Jan

2011

Pegawai yang menjaga Outlet Pabrik melaporkan bahwa pada hari ini telah dijual

Televisi 14 inch dengan nilai jual sebesar Rp. 1 juta kepada konsumen yang tidak

diketahui identitasnya. Faktur Pajak dibuat pada tanggal 13 Januari 2011 tanpa

mencantumkan identitas pembeli (010.000-11.00000003).

30

15 Jan

2011

Diserahkan spare part Televisi kepada PT. MEKAR SARI yang berada di kawasan berikat.

Atas penyerahan tersebut PPN yang terutang sebesar Rp. 40 juta tidak dipungut. Faktur

Pajak dibuat pada tanggal 15 Januari 2011 (070.000-11.00000004).

18 Jan

2011

Diserahkan Televisi kepada Kedutaan Besar China sebesar Rp 50 juta. Atas penyerahan

tersebut mendapat fasilitas dibebaskan dari pengenaan PPN. Faktur Pajak dibuat pada

tanggal 18 Januari 2011 (080.000-11.00000005).

21 Jan

2011

Dijual mesin pabrik dengan harga jual Rp 120 juta kepada PT Recycle Mart. Faktur Pajak

dibuat tanggal 21 Januari 2011 (090.000-11.00000006).

23 Jan

2011

Dalam rangka peresmian perusahaannya, PT. SONY SEJAHTERA telah mengadakan undian

dengan hadiah berupa Televisi 21 inch dari jenis yang paling baru dengan harga pokok

penjualan sebesar Rp. 1.500.000. Atas penyerahan televisi kepada pelanggan yang

beruntung tersebut PT. SONY SEJAHTERA Menerbitkan Faktur Pajak pada tanggal 23

Januari 2011 (040.000-11.00000007).

25 Jan

2011

Diterima Nota Retur (NR-05/1/2011) dari PT. ANGKASA RAYA atas Faktur Pajak Nomor

010.000-11.00000002 sebesar Rp 20 juta, karena Televisi yang diserahkan rusak.

Page 31: Makalah Pajak

Daftar Perolehan

Tgl Keterangan

8

Januari

2011

Hari ini telah dibuat PIB Nomor PIB-0000052 dan telah dibayar PPN terutang pada tanggal

8 Januari 2011 sebesar Rp 45 juta melalui bank Permata atas impor bahan baku untuk

pembuatan Televisi dari Soni Corp Jepang.

9

Januari

2011

Membayar jasa konsultan dari Daisho Corp Jepang yang melakukan kegiatan konsultasi

teknik di pabrik dengan nilai penggantian sebesar Rp500.000.000. SSP atas pemanfaatan

telah dibuat (NTPN: 0101020203030404) untuk penyetoran PPN atas pemanfaatan JKP dari

luar Daerah Pabean pada tanggal 9 Januari 2011.

17

Januari

2011

Dibayar tagihan telepon kantor sebesar Rp. 5.500.000 (termasuk PPN) kepada PT. Telkom.

Atas transaksi tersebut PT. SONY SEJAHTERA menerima bukti pembayaran berupa kuitansi.

19

Januari

2011

Dikeluarkan dari pelabuhan tanjung priok mesin pembuat spare part Televisi yang diimpor

dari Kawaii ltd Jepang dengan nilai impor sebesar Rp. 550 juta, dengan PIB nomor PIB-

0000064 tanggal 19 Januari 2011. Atas Impor tersebut PT. SONY SEJAHTERA mendapat

fasilitas PPN dibebaskan.

31

20

Januari

2011

Diterima Faktur Pajak tertanggal 16 Januari 2011 (010.000-11.00000020) atas perolehan

komponen elektronik untuk pembuatan televisi yang dibeli dari PT. KOMPAK dengan harga

jual sebesar Rp. 50 Juta.

21

Januari

2011

Membayar Rp. 5.500.000,- (termasuk PPN) kepada Bengkel ARITONANG atas service mobil

box yang digunakan untuk mengirim spare part yang dijual. PPN terutang sebesar

Rp500.000 dengan Faktur Pajak nomor 010.000-11.00000028.

23

Januari

2011

Menerbitkan Nota Retur Nomor R 01/2/04 tanggal 23 Januari 2011 dengan nilai DPP

sebesar Rp 20 juta untuk Faktur Pajak Nomor 010.000-11.00000034 kepada PT ABADI.

31

Januari

2011

Melakukan pembayaran PPN terutang atas kegiatan membangun sendiri pabrik untuk

perluasan produksi dengan biaya selama bulan Januari 2011 sebesar Rp 1 Miliar.

Data Tambahan:

1. Dalam SPT Masa PPN Desember 2010 terdapat kelebihan pembayaran PPN sebesar Rp1.500.000,-

yang diminta dikompensasikan ke Masa Pajak berikutnya.

2. PKP telah ditetapkan sebagai PKP berisiko rendah

Page 32: Makalah Pajak

Pengisian SPT

32

Page 33: Makalah Pajak

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak yang dikenakan atas setiap pertambahan

nilai dari barang atau jasa dalam peredarannya dari produsen ke konsumen.

PPnBM merupakan jenis pajak yang merupakan satu paket dalam Undang-undang

Pajak Pertambahan Nilai yang hanya dikenakan pada saat penyerahan BKP Mewah oleh

pabrikan (pengusaha yang menghasilkan) dan pada saat impor BKP Mewah.

Pengenaan PPNBM terhadap BKP yang Tergolong Mewah dibedakan menjadi BKP

Yang Tergolong Mewah Kendaraan Bermotor dan BKP yang Tergolong Mewah Selain

Kendaraan Bermotor.

Dalam pengisian SPT MASA PPN 1111, pertama-tama yang harus dilakukan adalah

melakukan pengisian pada SPT MASA PPN 1111 A1,A2,B1,B2,B3 dan setelah itu jumlah

yang terdapat pada masing SPT tadi direkapitulasi ke SPT MASA PPN AB. Dan setelah itu

melakukan pengisian pada SPT MASA PPN 1111 induk berdasarkan data SPT MASA 1111

AB.

Pada SPT MASA PPN 1111 DM terdiri dari SPT MASA PPN 1111 DM induk dan

lampiran yang berupa Formulir 1111 A DM yaitu Daftar pajak keluaran atas penyerahan

dalam negeri dengan faktur pajak dan Formulir 1111 R DM yaitu Daftar pengembalian BKP

dan pembatalan JKP oleh PKP yang menggunakan pedoman perhitungan penkreditan pajak

masukan

Pada SPT MASA PPN 1107 PUT terdiri dari Induk SPT Masa PPN bagi pemungut

PPN dan Lampiran SPT Masa PPN bagi pemungut PPN, baik dalm bentuk formulir kertas

atau elektronik : Lampiran 1 – Daftar PPN & PPnBM yang dipungut oleh bendaharawan

pemerintah, dan Lampiran 2 – Daftar PPN & PPnBM yang dipungut selain bendaharawan

pemerintah

3.2 Penutup

Demikian makalah yang kami susun, mudah-mudahan dengan adanya makalah ini bisa

menjadi bahan pembelajara bagi pembaca dan bermanfaat bagi kita semua.

42

Page 34: Makalah Pajak

Semoga dengan mengertinya dan paham bagaimana proses pengisian PPN dan

PPNBM ke SPT MASA PPN dapat menjadikan sebuah pengetahuan tambahan tentang

tentang proses dari SPT MASA PPN. Sehingga kita sebagai Wajib Pajak dapat

mewaspadai dan mengontrol pembayaran PPN dan PPNBM untuk meminimalisir

kerugian yang diakibatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

43

Page 35: Makalah Pajak

DAFTAR PUSTAKA

Resmi, Siti. 2011. Perpajakan: Teori dan Kasus (Buku 2). Jakarta. Salemba Empat

http://dudiwahyudi.com/pajak/pajak-pertambahan-nilai/pajak-penjualan-atas-barang-mewah-

ppnbm.html

http://denmassukiman.blogspot.com/2012/05/ppn-ppnbm.html

http://www.slideshare.net/larezo/ppn

http://aisnany-jasmine.blogspot.com/2012/12/spt-masa-ppn.html

44