View
88
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
”PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PENGEMBANGAN
ILMU PENGETAHUAN”
OLEH :
Devi Susanti
Lita Chairuani
Nia Paramitha Sari
Risma Septiani
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indragiri (STIE-I)
Jalan R. Soeprapto No. 14 Telp. (0769) 21019 Rengat-Riau
Fakultas Ekonomi
2013
DAFTAR ISI
Daftar Isi …………………………………………………………………………...… i
Kata Pengantar ……………………………………………………………………….. ii
BAB 1 : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……………………….……………………………....
1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………..
2
1.3 Tujuan dan Manfaat …………………………………..……………....
2
BAB 2 : PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Paradigma…………………………….…………...…….. . 3
2.2 Pengertian IPTEK ………………………………...................……….. 4
2.3 Pancasila Sebagai Paradigma Perkembangan IPTEK.……………...… 6
BAB 3 : PENUTUP
3.1 Kesimpulan ………………………………….…………………......…. 14
3.2 Saran ……………………………………………………………....... .. 15
Daftar Pustaka ............................................................................................................... 16
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat
pada waktunya. Makalah ini membahas tentang ”Pancasila Sebagai Paradigma
Pengembangan Ilmu Pengetahuan”.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang
setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan
untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Rengat, 14 September 2013
i
.....................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada awalnya, ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki manusia masih relatif
sederhana, namun sejak abad pertengahan mengalami perkembangan yang pesat. Berbagai
penemuan teori-teori baru terus berlangsung hingga saat ini dan dipastikan kedepannya
akan terus semakin berkembang.
Akal manusia telah mampu menjangkau hal-hal yang sebelumnya merupakan sesuatu
yang tidak mungkin. Pada jaman dahulu kala, mungkin orang akan menganggap mustahil
kalau manusia bisa menginjakkan kaki di bulan, tetapi berkat kemajuan dalam bidang Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi pada pertengahan abad ke-20, pesawat Apollo berhasil
mendarat di Bulan dan Neil Amstrong merupakan orang pertama yang berhasil
menginjakkan kaki di Bulan.
Kemajuan cepat dunia dalam bidang informasi dan teknologi dalam dua dasa warsa
terakhir telah berpengaruh pada peradaban manusia melebihi jangkauan pemikiran manusia
sebelumnya. Pengaruh ini terlihat pada pergeseran tatanan sosial, ekonomi dan politik yang
ii
memerlukan keseimbangan baru antara nilai-nilai, pemikiran dan cara-cara kehidupan yang
berlaku pada konteks global dan lokal.
Selain itu, dalam abad pengetahuan sekarang ini, diperlukan masyarakat yang
berpengetahuan melalui belajar sepanjang hayat dengan standar mutu yang tinggi. Sifat
pengetahuan dan keterampilan yang harus dikuasai masyarakat sangat beragam dan
canggih, sehingga diperlukan sumber nilai atau orientasi dasar yang disertai dengan
kemampuan dalam mengakses, memilih dan menilai pengetahuan, serta mengatasi situasi
yang ambigu dan antisipatif terhadap ketidakpastian.
Perkembangan dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, terutama dalam
bidang transportasi dan komunikasi telah mampu merubah tatanan kehidupan manusia.
Oleh karena itu, pancasila sebagai ideologi bangsa harus dijadikan sebagai acuan yang
mengakomodir dan mengantisipasi laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
sehingga setiap warga negara dapat mengimbangi dan sekaligus mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi untuk kemaslahatan dan kelangsungan hidup manusia.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah pengertian paradigma?
1.2.2 Bagaimanakah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi?
1.2.3 Bagaimanakah pancasila sebagai paradigma perkembangan IPTEK?
1.3 Tujuan dan Manfaat
Page 1
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian paradigma.
1.3.2 Untuk mengetahui perkembangan IPTEK.
1.3.3 Untuk mengetahui pancasila sebagai paradigma perkembangan IPTEK.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Paradigma
Istilah paradigma pada mulanya dipakai dalam bidang filsafat ilmu pengetahuan.
Menurut Thomas Kuhn, orang yang pertama kali mengemukakan istilah tersebut
menyatakan bahwa ilmu pada waktu tertentu didominasi oleh suatu paradigma. Paradigma
adalah pandangan mendasar dari para ilmuwan tentang apa yang menjadi pokok persoalan
suatu cabang ilmu pengetahuan.
Dengan demikian, paradigma sebagai alat bantu para illmuwan dalam merumuskan
apa yang harus dipelajari, apa yang harus dijawab, bagaimana seharusnya dalam menjawab
dan aturan-aturan yang bagaimana yang harus dijalankan dalam mengetahui persoalan
tersebut. Suatu paradigma mengandung sudut pandang, kerangka acuan yang harus
dijalankan oleh ilmuwan yang mengikuti paradigma tersebut.
Dengan suatu paradigma atau sudut pandang dan kerangka acuan tertentu, seorang
ilmuwan dapat menjelaskan sekaligus menjawab suatu masalah dalam ilmu pengetahuan.
Istilah paradigma makin lama makin berkembang tidak hanya di bidang ilmu pengetahuan,
tetapi pada bidang lain seperti bidang politik, hukum, sosial dan ekonomi. Paradigma
Page 2
Page 3
kemudian berkembang dalam pengertian sebagai kerangka pikir, kerangka bertindak,
acuan, orientasi, sumber, tolok ukur, parameter, arah dan tujuan.
Sesuatu dijadikan paradigma berarti sesuatu itu dijadikan sebagai kerangka, acuan,
tolok ukur, parameter, arah, dan tujuan dari sebuah kegiatan. Dengan demikian, paradigma
menempati posisi tinggi dan penting dalam melaksanakan segala hal dalam kehidupan
manusia.
2.2 Perkembangan IPTEK
Sebenarnya sejak dulu teknologi sudah ada atau manusia sudah menggunakan
teknologi. Seseorang menggunakan teknologi karena manusia berakal. Dengan akalnya ia
ingin keluar dari masalah, ingin hidup lebih baik, lebih aman dan sebagainya. Kemajuan
teknologi adalah sesuatu yang tidak dihindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan
teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Perkembangan
teknologi memang sangat diperlukan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat
positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru
dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyarakat sudah
menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam
dekade terakhir ini.
Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya menuntut kemampuan fisik yang cukup besar,
kini relatif sudah bisa digantikan oleh perangkat mesin-mesin otomatis, Demikian juga
ditemukannya formulasi-formulasi baru kapasitas komputer, seolah sudah mampu
menggeser posisi kemampuan otak manusia dalam berbagai bidang ilmu dan aktifitas
Page 4
manusia. Sumbangan iptek terhadap peradaban dan kesejahteraan manusia tidak dapat
dipungkiri. Namun manusia tidak bisa pula menipu diri akan kenyataan bahwa
perkembangan iptek mendatangkan efek negatif bagi manusia. Dalam peradaban modern,
terlalu sering manusia terhenyak oleh disilusi dari dampak negatif iptek terhadap kehidupan
umat manusia.
Kini ilmu pengetahuan dan teknologi, dengan temuan-temuannya melaju pesat,
mendasar, spektakuler. Iptek tidak lagi hanya sebagai sarana kehidupan tetapi sekaligus
sebagai kebutuhan kehidupan manusia. Bersamaan dengan itu iptek telah menyentuh
seluruh segi dan sendi kehidupan, dan merombak budaya manusia secara intensif, yang
berakibat terjadinya perbenturan tata nilai dalam aspek kehidupan.
Fenomena perombakan tersebut, misalnya :
a. Dari budaya agraris-tradisional ke budaya industri modern. Peran mitos digeser oleh
peran logos / akal. Yang dituntut adalah prestasi, siap pakai, keunggulan kompetitif,
efisiensi, produktif dan kreatif, melupakan kaidah-kaidah normatif.
b. Dari budaya nasional-kebangsaan ke budaya global-mondial. Visi, misi, nilai-nilai
universal lepas dari ikatan-ikatan primordial kebangsaan, keagamaan. Akibatnya,
rasa nasionalisme dan kepribadian bangsamulai luntur.
Berkat kemajuan IPTEK, kini masyarakat begitu mudah berkomunikasi dan
berinteraksi dengan masyarakat dunia. Terjadinya proses akulturasi dan pengaruh nilai-
nilai kebudayaan antar bangsa secara langsung ataupun tidak langsung dapat
Page 5
mempengaruhi nilai, tata hidup, gaya hidup, sikap hidup, maupun pikiran suatu kelompok
masyarakat. Untuk itu diperlukan sikap bijaksana, yaitu kesediaan untuk membuka diri
terhadap tuntutan jaman, sekaligus waspada terhadap nilai-nilai sosial budaya dari luar.
Hanya nilai-nilai yang sesuai dengan kepribadian kita yang kita serap. Dengan
meningkatnya hubungan antar bangsa di dunia, maka pengaruh tata nilai dan budaya luar
akan makin tinggi pula masuk ke Indonesia. Akibatnya jika masyarakat tidak mempunyai
ketahanan mental, ideologi, dan kewaspadaan, maka dapat menjadi korban globalisasi dan
pergaulan antar bangsa.
Pengembangan dan penerapan IPTEK harus sejauh mungkin memenuhi kriteria
ketepatgunaan, yakni :
a. Segi teknis dapat dilaksanakan
b. Segi sosial akseptable
c. Secara ekonomi dapat dipertanggungjawabkan, dan
d. Secara ekologi tidak menurunkan kualitas hidup
2.3 Pancasila Sebagai Paradigma Perkembangan IPTEK
Pancasila bukan merupakan ideologi yang kaku dan tertutup, namun justru bersifat
reformatif, dinamis, dan antisipatif. Dengan demikian Pancasilan mampu menyesuaikan
dengan perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yaitu
dengan tetap memperhatikan dinamika aspirasi masyarakat. Kemampuan ini sesungguhnya
tidak berarti Pancasila itu dapat mengubah nilai-nilai dasar yang terkandung, tetapi lebih
menekan pada kemampuan dalam mengartikulasikan suatu nilai menjadi aktivitas nyata
Page 6
dalam pemecahan masalah yang terjadi (inovasi teknologi canggih). Kekuatan suatu
ideologi itu tergantung pada kualitas dan dimensi yang ada pada ideologi itu sendiri
(Alfian, 1992). Ada beberapa dimensi penting sebuah ideologi, yaitu:
a. Dimensi Reality.
Yaitu nilai-nilai dasar yang terkandung di dalam ideologi tersebut secara riil berakar
dalam hidup masyarakat atau bangsanya, terutama karena nilai-nilai dasar tersebut
bersumber dari budaya dan pengalaman sejarahnya.
b. Dimensi Idealisme.
Yaitu nilai-nilai dasar ideologi tersebut mengandung idealisme yang memberi harapan
tentang masa depan yang lebih baik melalui pengalaman dalam praktik kehidupan
bersama dengan berbagai dimensinya.
c. Dimensi Fleksibility.
Maksudnya dimensi pengembangan Ideologi tersebut memiliki kekuasaan yang
memungkinkan dan merangsang perkembangan pemikiran-pemikiran baru yang relevan
dengan ideologi bersangkutan tanpa menghilangkan atau mengingkari hakikat atau jati
diri yang terkandung dalam nilai-nilai dasarnya.
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) pada hakekatnya merupakan hasil
kreatifitas rohani (jiwa) manusia. Atas dasar kreatifitas akalnya, manusia mengembangkan
IPTEK untuk mengolah kekayaan alam yang diciptakan Tuhan YME.
Tujuan dari IPTEK ialah untuk mewujudkan kesejahteraan dan peningkatan harkat
dan martabat manusia, maka IPTEK pada hakekatnya tidak bebas nilai, namun terikat nilai
– nilai. Pancasila telah memberikan dasar nilai – nilai dalam pengembangan IPTEK, yaitu
didasarkan moral ketuhanan dan kemanusiaan yang adil dan beradab.
Page 7
Dengan memasuki kawasan IPTEK yang diletakan diatas Pancasila sebagai
paradigmanya, perlu dipahami dasar dan arah peranannya, yaitu :
a. Aspek Ontologi
Bahwa hakekat IPTEK merupakan aktivitas manusia yang tidak mengenal titik henti
dalam upayanya untuk mencari dan menentukan kebenaran dan kenyataan. Ilmu
Pengetahuan harus dipandang secara utuh, dalam dimensinya sebagai :
1. Sebagai masyarakat, menunjukkan adanya suatu academic community yang dalam
hidup keseharian para warganya untuk terus menggali dan mengembangkan ilmu
pengetahuan.
2. Sebagai proses, menggambarkan suatu aktivitas masyarakat ilmiah yang melalui
abstraksi, spekulasi, imajinasi, refleksi, observasi, eksperimentasi, komparasi dan
eksplorasi mencari dan menemukan kebenaran dan kenyataan.
3. Sebagai produk, adalah hasil yang diperoleh melalui proses, yang berwujud karya –
karya ilmiah beserta implikasinya yang berwujud fisik ataupun non-fisik.
b. Aspek Epistemologi, bahwa pancasila dengan nilai–nilai yang terkandung didalamnya
dijadikan metode berpikir.
c. Aspek Askiologi, dengan menggunakan nilai-nilai yang terkandung didalam pancasila
sebagai metode berpikir, maka kemanfaatan dan efek pengembangan ilmu pengetahuan
secara negatif tidak bertentangan dengan ideal dari pancasila dan secara positif
mendukung atau mewujudkan nilai-nilai ideal pancasila.
Page 8
Sila-sila pancasila yang harus menjadi sistem etika dalam pengembangan IPTEK:
1. Sila ketuhanan yang mahaesa mengkomplementasikan ilmu pengetahuan
mencipta, keseimbangan antara rasional dan irasional, antara akal dan kehendak.
Berdasarkan sila ini IPTEK tidak hanya memikirkan apa yang ditemukan dibuktikan
dan diciptakan tetapi juga dipertimbangkan maksud dan akibatnya apakah merugikan
manusia disekitarnya atau tidak. Pengolahan diimbangi dengan melestarikan.
2. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab, memberikan dasar-dasar moralitas bahwa
manusia dalam mengembangkan IPTEK harus bersikap beradab karena IPTEK adalah
sebagai hasil budaya manusia yang beradab dan bermoral. Oleh karena itu,
pengembangan Iptek harus didasarkan pada hakikat tujuan demi kesejahteraan umat
manusia. Iptek bukan untuk kesombongan dan keserakahan manusia. Namun, harus
diabdikan demi peningkatan harkat dan martabat manusia.
3. Sila persatuan Indonesia mengkomplementasiakan universalitas dan internasionalisme
(kemanusiaan) dalam sila-sila yang lain. Pengembangan IPTEK hendaknya dapat
mengembangkan rasa nasionalisme, kebesaran bangsa serta keluhuran bangsa sebagai
bagian umat manusia di dunia.
4. Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan mendasari pengembangan IPTEK secara demokratis, artinya setiap ilmuan
harus memiliki kebebasan untuk mengembangkan IPTEK juga harus menghormati dan
menghargai kebebasan orang lain dan juga memiliki sikap yang terbuka untuk dikritik
dikaji ulang maupun di bandingkan dengan penemuan lainnya.
5. Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengkomplementasikan
pengembangan IPTEK haruslah menjaga keseimbangan keadilan dalam kehidupan
Page 9
kemanusiaan yaitu keseimbangan keadilan dalam hubungannnya dengan dirinya
senndiri maupun dengan Tuhannya, manusia dengan manusia, manusia dengan
masyarakat bangsa dan negara, serta manusia dengan alam lingkungannya.
T.Jacob (2000) berpendapat bahwa Pancasila mengandung hal-hal yang penting
dalam pengembangan iptek, yaitu:
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, mengingatkan manusia bahwa ia hanyalah makhluk
Tuhan yang mempunyai keterbatasan seperti makhluk-makhluk lain, baik yang hidup
maupun yang tidak hidup. Ia tidak dapat terlepas dari alam, sedangkan alam raya dapat
berada tanpa manusia.
2. Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, usaha untuk menyejahterakan manusia
haruslah dengan cara-cara yang berprikemanusiaan. Desain, eksperimen, ujicoba dan
penciptaan harus etis dan tidak merugikan uamat manusia zaman sekarang maupun
yang akan datang. Sehingga kita tidak boleh terjerumus mengembangkan iptek tanpa
nilai-nilai perikemanusiaan.
3. Sila Persatuan Indonesia, mengingatkan pada kita untuk mengembangkan iptek untuk
seluruh tanah air dan bangsa. Dimana segi-segi yang khas Indonesia harus mendapat
prioritas untuk dikembangkan secara merata untuk kepentingan seluruh bangsa, tidak
hanya atau terutama untuk kepentingan bangsa lain.
4. Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan, membuka kesempatan yang sama bagi semua warga negara untuk
mengembangkan iptek, dan mengenyam hasilnya, sesuai kemampuan dan keperluan
masing-masing.
Page 10
5. Sila Keadilan sosial, memperkuat keadilan yang lengkap dalam alokasi dan perlakuan,
dalam pemutusan, pelaksanaan,perolehan hasil dan pemikiran resiko, dengan
memaksimalisasi kelompok-kelompok minimum dalam pemanfaatan pengembangan
teknologi.
Pemahaman pancasila melalui kelima silanya secara universal dapat masuk kedalam
tatanan pembangunan Indonesia melalui perkembangan IPTEK. Pentingnya keselerasan
diantara keduanya menjanjikan hubungan yang harmonis dalam membangun sebuah negara
yang dicita-citakan. Namun, pada kenyataanya sangat sulit untuk menyeimbangkan
keduanya, karena masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang plural, tidak jarang di
antara masyarakat tersebut tidak memiliki etika dalam menggunakan teknologi. Hal
tersebut sangat tergantung kepada tingkah laku manusia. Tidak setiap tingkah laku itu
memberikan jaminan. Hanya tingkah laku tertentu saja yang dapat menjamin, yaitu tingkah
laku yang bertanggung jawab. Artinya, yang berdasarkan pada prinsip keadilan, yakni
melakukan perbuatan sebagai kewajiban atas hak yang layak bagi seseorang menurut
posisi, fungsi dan keberadaannya.
Peraturan perundangan, sebagai salah satu teknik bernegara, harus mampu
menghidupi warganya dalam suasana tenteram damai, dan bahagia karena hal ini
merupakan wujud ketentraman, kedamaian, dan kebahagiaan negara itu sendiri. Dengan
demikian cara-cara pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi seharusnya berkiblat
kepada kelima sila pancasila yang dapat dijadikan pedoman dalam menjalankan hak dan
kewajiban sebagai basis ketenteraman bernegara.
Page 11
Pengembangan dan penguasaan dalam IPTEK (ilmu pengetahuan dan teknologi)
merupakan salah satu syarat menuju terwujudnya kehidupan masyarakat bangsa yang maju
dan modern. Pengembangan dan penguasaan IPTEK menjadi sangat penting untuk
dikaitkan dengan kehidupan global yang ditandai dengan persaingan. Namun
pengembangna IPTEK bukan semata-mata untuk mengejar kemajuan material melainkan
harus memperhatikan aspek-aspek spiritual, artinya pengembangan IPTEK harus diarahkan
untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin.
Pancasila merupakan satu kesatuan dari sila-sila yang merupakan sumber nilai,
kerangka pikir serta asas moralitas bagi pembangunan IPTEK. Sehingga bangsa yang
memiliki pengembangan hidup pancasila, maka tidak berlebihan apabila pengembangan
IPTEK harus didasarkan atas paradigma pancasila.
Syarat dan kondisi dikembangkannya iptek yang pancasialis :
a. Adanya keyakinan akan kebenaran nilai-nilai Pancasila dalam diri setiap ilmuwan
b. Adanya situasi yang kondusif secara kultural, yaitu harus adanya semangat pantang
menyerah untuk mencari kebenaran ilmiah yang belum selesai, dan adanya kultur
bahwa disiplin merupakan suatu kebutuhan bukan sebagai beban atau paksaan.
c. Adanya situasi yang kondusif secara struktural, bahwa perguruan tinggi harus terbuka
wacana akademisnya, kreatif, inovatif, dan mengembangkan kerja sama dengan bidang-
bidang yang berbeda
Page 12
Hasil iptek harus dapat dipertanggungjawabkan akibatnya, baik pada masa lalu,
sekarang, maupun masa depan. Oleh karena itu, diperlukan suatu aturan yang mampu
menjadikan pancasila sebagai roh bagi perkembangan iptek di Indonesia. Dalam hal ini
pancasila mampu berperan memberikan beberapa prinsip etis pada iptek sebagai berikut.
a. Martabat manusia sebagai subjek, tidak boleh diperalat oleh iptek.
b. Harus dihindari kerusakan yang mengancam kemanusiaan.
c. Iptek harus sedapat mungkin membantu manusia melepaskan kesulitan-kesulitan
hidupnya.
d. Harus dihindari adanya monopoli iptek.
e. Harus ada kesamaan pemahaman antara ilmuwan dan agamawan. Bahwa iman dalam
agama harus memancar dalam ilmu dan ilmu menerangi jalan yang telah ditunjukkan
oleh iman. Hal ini sesuai dengan ucapan Einstein, yaitu without religion is blind,
religion science is lame (ilmu tanpa agama adala buta, agama tanpa ilmu adalah
lumpuh).
Page 13
BAB 3
PENUTUP
3.1 Simpulan
3.1.1 Paradigma merupakan kerangka pikir, kerangka bertindak, acuan, orientasi,
sumber, tolok ukur, parameter, arah dan tujuan dari suatu perkembangan,
perubahan, serta proses dalam suatu bidang tertentu.
3.1.2 Ilmu pengetahuan dan teknologi, dengan temuan-temuannya melaju pesat,
mendasar, spektakuler. IPTEK tidak lagi hanya sebagai sarana kehidupan tetapi
sekaligus sebagai kebutuhan kehidupan manusia. Untuk itu diperlukan sikap
bijaksana, yaitu kesediaan untuk membuka diri terhadap tuntutan jaman,
sekaligus waspada terhadap nilai-nilai sosial budaya dari luar. Hanya nilai-nilai
yang sesuai dengan kepribadian kita yang kita serap.
3.1.3 Hubungan antara pancasila dengan IPTEK tidak dapat lagi ditempatkan secara
dikotomi saling bertentangan, pancasila tanpa disertai sikap kritis ilmu
pengetahuan, akan menjadikan pancasila itu sebagai suatu yang represif dan
kontraproduktif. Sebaliknya ilmu pengetahuan tanpa didasari dan diarahkan
oleh nilai-nilai pancasila akan kehilangan arah konstruktifnya dan terdistori
menjadi suatu yang akan melahirkan akibat-akibat fatal bagi kehidupan
manusia.
3.2 Saran
Sebagai masyarakat Indonesia yang menganut ideologi pancasila, hendaknya dalam
mengembangkan maupun memanfaatkan perkembangan IPTEK harus sesuai dengan nilai-
nilai yang terkandung dalam pancasila dan berdasarkan tujuan untuk kemaslahatan dan
kelangsungan hidup manusia baik untuk masa sekarang maupun masa mendatang.
Page 14
DAFTAR PUSTAKA
http://tadir-amin.blogspot.com/2012/07/gambaran-pengembangan-iptek-yang-tidak.html
(Diakses tanggal 14 September 2013)
http://ilerning.com/index.php?option=com_content&view=article&id=943:pancasila-
sebagai-paradigma-pengembangan-iptek-&catid=51:pendidikan-pancasila&Itemid=77
(Diakses tanggal 14 September 2013)
http://alvaziazien.blogspot.com/2012/08/nilai-nilai-pancasila-perkembangan-iptek.html
(Diakses tanggal 14 September 2013)
http://asmitagari.wordpress.com/2012/06/25/pancasila-sebagai-paradigma-pembangunan-
iptek/ (Diakses tanggal 14 September 2013)
http://mettasetiani.blogspot.com/2013/03/pancasila-sebagai-paradigma_5047.html
(Diakses tanggal 14 September 2013)
http://dzmivhyeverlastingforever.wordpress.com/2011/06/20/pancasila-sebagai-
paradigma-pembangunan/
(Diakses tanggal 14 September 2013)
Kaelan, H. 2010. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma
Page 15
Page 16