38
MAKALAH PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI KEBANGSAAN Kelompok 9, ID Nama Anggota : 1. Damay Artika Nuri (146966) 2. Fivi Elistiana (146920) 3. Rangga Bayu Susilo (147147) 4. Rosmawati (147167) 5. Theresya Anggraini Sholikhah (147201) AKADEMI KIMIA ANALISIS

Makalah Pancasila Sebagai Ideologi Kebangsaan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ideologi bangsa indonesia

Citation preview

MAKALAH PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI KEBANGSAAN

Kelompok 9, IDNama Anggota :1. Damay Artika Nuri(146966)2. Fivi Elistiana(146920)3. Rangga Bayu Susilo(147147)4. Rosmawati(147167)5. Theresya Anggraini Sholikhah(147201)

AKADEMI KIMIA ANALISISJalan Pangeran Sogiri Nomor 283 Tanah Baru, BogorTahun Akademik 2014/2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Pancasila sebagai Ideologi Kebangsaan ini dengan baik.Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi penilaian tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila. Makalah dengan judul Pancasila sebagai Ideologi Kebangsaan ini akan membahas mengenai pengertian, arti penting, dan pancasila sebagai ideologi kebangsaan yang dilengkapi dengan studi kasus, yang bertujuan untuk mempermudah pemahaman karya ilmiah sesuai dengan tema. Semua terjabarkan secara lengkap dan tidak meniggalkan aspek lingkungan sekitar yang berhubungan dengan makalah yang telah disusun.Tentunya di dalam penyusunan makalah ini tidak sepenuhnya sempurna, maka dari itu penulis sangatmemerlukan kritik dan saran dari berbagai pihak untuk menyempurnakan isi dari makalah. Penulis berharap makalah ini dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi peningkatan mutu pembelajaran dan penambahan ilmu pengetahuan di tingkat perguruan tinggi.Akhir kata penulis ucapkan terima kasih dan semoga penulisan laporan ini berguna bagi para pembaca.

Bogor, September 2014

Tim Penulis

Daftar IsiKATA PENGANTAR2Daftar Isi3BAB I4PENDAHULUAN41.1Latar Belakang41.2Rumusan Masalah51.3Maksud dan Tujuan5BAB II6TEORI6A.Pelaksanaan Ideologi Pancasila Di Indonesia62.1.1.Pelaksanaan ideologi pancasila di zaman pemerintahan Soeharto62.1.2.Pelaksanaan Ideologi pancasila pada Era Reformasi7B.Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa82.2.1.Pengertian Ideologi82.2.2.Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa92.2.3.Sifat sifat Ideologi92.2.4.Faktor Pendorong Keterbukaan Ideologi Pancasila102.2.5.Makna Ideologi bagi suatu Bangsa dan Negara102.2.4 Nilai Nilai Pancasila menjadi Dasar dan Arah Keseimbangan antara Hak dan Kewajiban Asasi Manusia11C.Kerangka dasar pemikiran Pancasila sebagai ideology Bangsa dan Negara15BAB III21STUDI KASUS & PEMBAHASAN213.1 Studi Kasus213.2 Pembahasan23BAB IV25PENUTUP254. Kesimpulan255. Saran atau Solusi25DAFTAR PUSTAKA26

BAB IPENDAHULUAN

Latar Belakang

Memahami latar belakang historis dan konseptual Pancasila dan UUD 1945 merupakan suatu bentuk kewajiban bagi setiap warga Negara sebelum melaksanakan nilai-nilainya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kewajiban tersebut merupakan konsekuensi formal dan konsekuensi logis dalam kedudukan kita sebagai warga negara. Karena kedudukan Pancasila sebagai dasar negara, maka setiap warga negara wajib loyal kepada dasar negaranya.Perjalanan hidup suatu bangsa sangat tergantung pada efektivitas penyelenggaraan negara. Pancasila sebagai dasar negara merupakan dasar dalam mengatur penyelenggaraan negara di segala bidang, baik bidan ideologi, politik, ekonomi, sosial-budaya, maupun hankam. Era global menuntut kesiapan segenap komponen bangsa untuk mengambil peranan sehingga dampak negatif yang muncul dapat segera diantisipasi.Kesetiaan, nasionalisme, dan patriotisme warga negara kepada bangsa dan negaranya dapat diukur dalam bentuk kesetiaan mereka terhadap filsafat negaranya yang secara formal diwujudkan dalam betuk peraturan perundang-undangan (Undang-Undang Dasar 1945, Ketetapan MPR, Undang-Undang, dan Peraaturan Perundangan lainnya). Kesetiaan warga negara tersebut tampak dalam sikap dan tindakan menghayati, mengamalkan, dan mengamankanperaturan perundanga-undangan itu. Kesetiaan ini semakin kokoh apabila mengakui dan meyakini kebenaran, kebaikan, dan keunggulan Pancasila sepanjang masa.Pancasila dalam kedudukannya sebagai ideologi kebangsaan, diharapkan mampu menjadi filter untuk menyerap pengaruh perubahan zaman di era globalisasi ini. Keterbukaan ideologi Pancasila terutama ditujukan dalam penerapannya yang berbentuk pola pikir yang dinamis dan konseptual.Suatu ideologi pada dasarnya merupakan hasil refleksi manusia atas kemampuannya untuk menjaga jarak dengan dunia kehidupannya. Antara ideologi dan kenyataan hidup masyarakat terjadi hubungan dialektis, sehingga berlangsung pengaruh timbal balik yang terwujud dalam interaksi yang di satu pihak memacu idologi agar semakin realistis dan di lain pihak mendorong masyarakat supaya semakin mendekati bentuk yang ideal.

Rumusan Masalaha. Bagaimanakah pelaksanaan ideologi pancasila di indonesia ? b. Apa yang dimaksud dengan ideologi ?c. Jelaskan pancasila sebagai ideologi kebangsaan ?d. Bagaimana mengatasi studi kasus terkait pancasila sebagai ideologi kebangsaan ?

Maksud dan TujuanMaksud dalam penulisan makalah ini tidak hanya untuk memenuhi persyaratan penilaian dalam mata kuliah Pendidikan Pancasilatetapi juga untuk pembelajaran dan pemahaman dalam materi Pancasila sebagai Ideologi Kebangsaan.Dan tujuan dari penulisan makalah ini juga untuk mendapatkan pemahaman lebih mengenai makna pancasila sebagai ideologi kebangsaan, serta sebagai pembelajaran mahasiswa lain atau untuk mahasiswa AKA ( Akademi Kimia Analisis ) Bogor. Semoga pembukaan yang telah penulis susun dapat dipahami dan berguna untuk contoh susunan penulisan makalah lainnya.

BAB IITEORI

Pelaksanaan Ideologi Pancasila Di Indonesia

Ideologi Pancasila dapat terbentuk sehingga menjadi ideologi bangsa indonesia karena berasal dari nilai-nilai, adat-istiadat, kebudayaan serta nilai-nilai religius yang terdapat dalam kehidupan sehari hari bangsa Indonesia. Unsur-unsur Pancasila tersebut sebelum secara langsung dirumuskan menjadi dasar filsafat Negara. Nilai-nilainya yaitu nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, niali kerakyatan, nilai keadilan telah ada dan tercermin dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia sebelum membentuk Negara. Nilai-nilai tersebut terkandung dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia sebelum membentuk Negara, yang berupa nilai-nilai adat istiadat, nilai kebudayaan serta nilai religius. Nilai-nilai tersebut menjadi pedoman dalam memecahkan problema kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia. Dengan demikian dapat disimpulakan bahwa pancasila itu pada hakikatnya adalah sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia yang jauh sebelum bangsa Indonesia membentuk Negara. Kenyataan dalam Tekad untuk memperkokoh kesadaran akan nilai-nilai dasar Pancasila yang bersifat abadi dan hasrat mengembangkan secara kreatif dan dinamis dalam rangka mencapai tujuan nasional hal inilah yang mengakibatkan ideologi pancasila terbentuk dan menjadi ideologi bangsa indonesia.

1. 2. Pelaksanaan ideologi pancasila di zaman pemerintahan Soeharto

Babak baru dalam sejarah perjuangan bangsa muncul sejalan dengan berakhirnya pemerintahan Orde Lama. Sebuah kekuatan baru muncul dengan tekad melaksanakan Pancasila dan UUD 45 secara murni dan konsekwen. Dari embrio inilah dibangun suatu tatanan Pemerintahan yang disebut Ode Baru. Nama itu dipilih untuk menunjukan bahwa orde ini merupakan tatanan hidup berbangsa dan bernegara yang bertujuan mengoreksi pemerintahan masa lalu dengan janji melaksanakan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 secara murni dan konsekwen. Salah satu agenda besar orde baru dibawah pemerintahan adalah menghilangkan kotak-kotak ideologi politik dalam masyarakat yang menjadi warisan masa lalu dan membangun sistem kekuasaan yang berorientasi kepada kekaryaan. Ideologi kekaryaan ini dikumandangkan untuk membedakan secara lebih jelas dengan pemerintahan sebelumnya yang hanya dianggap bermain pada tataran ideologis, tanpa sesuatu karya yang nyata bagi rakyat banyak.

Sejalan dengan semakin dominannya kekuatan negara, nasib Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 menjadi sesuatu senjata bagi pemerintahan soeharto dalam hal mengontrol prilaku masyarakat sebagai contohnya Pemerintahan Soeharto selalu menempatkan Pancasila dan UUD 1945 sebagai benda keramat dan azimat yang sakti serta tidak boleh diganggu gugat. Penafsiran dan implementasi Pancasila sebagai ideologi terbuka, serta UUD 1945 sebagai landasan konstitusi berada di tangan negara. Penafsiran yang berbeda terhadap kedua hal tersebut selalu diredam secara represif, kalau perlu dengan mempergunakan kekerasan. Dengan demikian, jelaslah bahwa Orde Baru tidak hanya memonopoli kekuasaan, tetapi juga memonopoli kebenaran. Sikap politik masyarakat yang kritis dan berbeda pendapat dengan negara dalam prakteknya diperlakukan sebagai pelaku tindak kriminal. Penanaman nilai-nilai Pancasila pada pemerintahan soeharto dilakukan secara indoktrinatif dan birokratis. Akibatnya, bukan nilai-nilai Pancasila yang meresap ke dalam kehidupan masyakat, tetapi kemunafikan yang tumbuh subur dalam masyarakat. Lebih-lebih pendidikan Pancasila dan UUD 1945 yang dilakukan melalui metode indoktrinasi dan unilateral, yang tidak memungkinkan terjadinya perbedaan pendapat, semakin mempertumpul pemahaman masyarakat terhadap nilai-nilai Pancasila. Cara melakukan pendidikan semacam itu, terutama bagi generasi muda, berakibat fatal. Pancasila yang berisi nilai-nilai luhur, setelah dikemas dalam pendidikan yang disebut penataran P4 atau PMP ( Pendidikan Moral Pancasila), atau nama sejenisnya, ternyata justru mematikan hati nurani generasi muda terhadap makna dari nilai luhur Pancasila tersebut.

1. 2. 2.1. 2.1.1. 2.1.2. Pelaksanaan Ideologi pancasila pada Era Reformasi

Karena Orde Baru tidak mengambil pelajaran dari pengalaman sejarah pemerintahan sebelumnya, akhirnya kekuasaan otoritarian Orde Baru pada akhir 1998 runtuh oleh kekuatan masyarakat. Hal itu memberikan peluang bagi bangsa Indonesia untuk membenahi dirinya, terutama bagaimana belajar lagi dari sejarah agar Pancasila sebagai ideologi dan falsafah negara benar-benar diwujudkan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari. Sementara itu UUD 1945 sebagai penjabaran Pancasila dan sekaligus merupakan kontrak sosial di antara sesama warga negara untuk mengatur kehidupan bernegara mengalami perubahan agar sesuai dengan tuntutan dan perubahan zaman. Karena itu pula orde yang oleh sementara kalangan disebut sebagai Orde Reformasi melakukan aneka perubahan mendasar guna membangun tata pemerintahan baru. Namun upaya untuk menyalakan pamor Pancasila setelah ideologi tersebut di mata rakyat tidak lebih dari rangkaian kata-kata bagus tanpa makna karena implementasinya diselewengkan oleh pemimpin selama lebih kurang setengah abad tidak mudah dilakukan.

Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa

2.1. 2.2. 1. 2. 2.1. 2.2. Pengertian IdeologiSecara etimologis, istilah ideologi berasal dari bahasa Yunani yaituidea (gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita)danlogos (ilmu, gagasan). Maka secara harfiah, ideologi berarti pengertian-pengertian dasar. Sedangkan secara umum ideologi diartikan sebagai kumpulan gagasan, ide, keyakinan, kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis yang menyangkut semua aspek kehidupan.

Dalam perkembangannya, ideologi didefinisikan sebagai berikut :1. Menurut Descartes, ideologi adalah inti dari semua pikiran manusia2. Menurut Karl Marx, ideologi adalah alat untuk mencapai kesetaraan dan kesejahteraan bersama dalam masyarakat.3. Menurut The American Heritage dan Dictionary of The English Language, Fourth Edition, ideologi adalah sekumpulan ide yang mencerminkan kebutuhan-kebutuhan, harapan dan tujuan sosial dari individu, kelompok, golongan atau budaya.

4. Menurut Prof. Lowenstein, ideologi adalah suatu penyelarasan atau gabungan pola pikiran dan kepercayaan, atau pemikiran bertukar menjadi kepercayaan, penerangan sikap manusia tentang hidup dan kehadirannya dalam masyarakat dan mengusulkan sesuatu kepemimpinan dan menyeimbangkannya berdasarkan pemikirannya dan kepercayaan itu.5. Kamus Ilmiah Populer, Ideologi adalah cita-cita yang merupakan dasar salah satu sistem politik, paham, kepercayaan dan seterusnya (ideologi sosialis, ideologi islam, dll ).

Secara historis istilah ideologi pertama kali dikemukakan olehAntoine Destutt de Tracy(1754-1836), seorang ahli filsafat prancis. Menurutnya, ideologi merupakan cabang filsafat yang disebut science de ideas. Pada tahun 1796, ia mendefinisikan ideologi sebagai ilmu tentang pikiran manusia, yang mampu menunjukkan jalan yang benar menuju masa depan. Dengan begitu, pada awal kemunculannya, ideologi berarti suatu program yang diharapkan dapat membawa perubahan institusional dalam masyarakat prancis.Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa

Pancasila sebagai ideologi bangsa adalah Pancasila sebagai cita-cita negara atau cita-cita yang menjadi basis bagi suatu teori atau sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa Indonesia, serta menjadi tujuan hidup berbangsa dan bernegara Indonesia. Berdasarkan Tap. MPR No. XVIII/MPR/1998 tentang Pencabutan Ketetapan MPR tentang P4, ditegaskan bahwa Pancasila adalah dasar NKRI yang harus dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

1. 2. 2.1. 2.2. 2.2.1. 2.2.2. Sifat sifat Ideologi

Ada tiga dimensi sifat ideologi, yaitu dimensi realitas, dimensi idealisme, dan dimensi fleksibilitas.1. Dimensi Realitas : nilai nilai dasar di dalam suatu ideologi bersumber dari nilai nilai riil yang hidup dalam masyarakat yang tertanam dan berakar di dalam masyarakat terutama pada waktu ideologi itu lahir. Dengan demikian mereka benar - benar merasakan dan menghayati bahwa nilai nilai dasar itu adalah milik bersama.2.Dimensi Idealisme : nilai nilai dasar didalam suatu ideologi yang mengandung idealisme, yang memberi harapan tentang masa depan yang lebih baik melalui perwujudan / pengalamannya dalam praktik kehidupan bersama sehari hari dengan berbagai dimensinya. Pancasila bukan saja memenuhi dimensi idealisme ini tetapi juga berkaitan dengan dimensi realitas.

3.Dimensi Fleksibilitas (pengembangan) : ideologi ini memberikan penyegaran, memelihara, dan memperkuat relevansinya dari waktu ke waktu sehingga bersifat dinamis, demokratis. Pancasila memiliki dimensi fleksibilitas karena memelihara, memperkuat relevansinya dari masa ke masa.

2.2.1. Faktor Pendorong Keterbukaan Ideologi Pancasila

Faktor yang mendorong pemikiran mengenai keterbukaan ideologi Pancasila adalah sebagai berikut :1.Kenyataan dalam proses pembangunan nasional dan dinamika masyarakat yang berkembang secara cepat.2.Kenyataan menunjukkan, bahwa bangkrutnya ideologi yang tertutup dan beku dikarenakan cenderung meredupkan perkembangan dirinya.3.Pengalaman sejarah politik kita di masa lampau.4.Tekad untuk memperkokoh kesadaran akan nilai-nilai dasar Pancasila yang bersifat abadi dan hasrat mengembangkan secara kreatif dan dinamis dalam rangka mencapai tujuan nasional.

Makna Ideologi bagi suatu Bangsa dan NegaraPada hakikatnya ideologi merupakan hasil refleksi manusia berkat kemampuannya dalam mengadakan interaksi dengan lingkungan luarnya. Maka terdapat keterkaitan antara ideologi dengan masyarakat negara. Idelogi mencerminkan cara berpikir masyarakat, bangsa, maupun negara serta membentuk masyarakat menuju cita-citanya (Poespowardjo, 1991).

Dengan demikian ideologi sangat menentukan eksistensi suatu bangsa dan negara. Ideologi membimbing bangsa untuk mencapai tujuan yang diinginkan melalui berbagai realisasi pembangunan. Selain sebagai sumber motivasi, ideologi juga merupakan sumber semangat dalam berbagai aspek kehidupan bernegara. Ideologi pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara berkembang melalui proses yang cukup panjang. Pada awalnya secara kausalitas bersumber dari nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa Indonesia yaitu meliputi nilai adat-istiadat, kebudayaan dan nilai religius. Oleh karena itu nilai-nilai pancasila dari nilai-nilai pandangan hidup bangsa yang telah diyakini kebenarannya kemudian diangkat oleh bangsa Indonesia sebagai dasar filsafat negara dan kemudian menjadi ideologi bangsa dan negara.Ideologi pancasila mendasarkan pada hakikat sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Oleh karena itu ideologi pancasila mengakui kebebasan dan kemerdekaan individu, namun dalam hidup bermasyarakat juga harus mengakui hak dan kebebasan orang lain.Pancasila sebagai suatu ideologi bersifat aktual, dinamis, antisipatif dan senantiasa mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi serta dinamika perkembangan aspirasi masyarakat. Selain itu pancasila merupakan suatu ideologi terbuka dimana nilai-nilai dasar (hakikat sila-sila Pancasila) bersifat universal dan tetap tetapi dalam penjabaran dan realisasinya senantiasa dieksplisitkan secara dinamis reformatif untuk memecahkan berbagai masalah aktual yang senantiasa berkembang di tengah kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.2.2.4 Nilai Nilai Pancasila menjadi Dasar dan Arah Keseimbangan antara Hak dan Kewajiban Asasi ManusiaBerbicara tentang nilai, berarti berbicara tentang kualitas yang menjadikan sesuatu dalam dirinya baik, luhur dan berharga.Segala sesuatu memiliki nilai dalam dirinya. Namun dalam pembahasan ini lebih fokus pada nilai-nilai Pancasila sebagai dasar dan keseimbangan antara hak dan kewajiban asasi manusia.

Pandangan mengenai relasi antara manusia dengan masyarakat merupakan falsafah kehidupan masyarakat yang memberi corak dan warna bagi kehidupan masyarakat. Pada pendahuluan sudah disinggung mengenai nilai-nilai Pancasila sebagai falsafah atau pandangan hidup yang berkembang dalam sosial budaya bangsa Indonesia.Untuk merumuskan relasi manusia dalam masyarakat, ada dua pandangan yang berbeda, yaknipandangan pertama, melihat manusia sebagai pribadi atau individu. Penekanannya padakehidupan personal manusia. Dalam kehidupan seperti ini sering terjadi persaingan yang tidak sehat. Ada banyak pelanggaran dan penindasan terhadap kaum lemah.Di sini berlaku istilah yang kaya tetap kaya yang miskin tetap miskin. Cara hidup seperti ini menimbulkan kepincangan dalam hidup bermasyarakat dan tidak sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan yangadil dan berdap serta asas keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (bdk. dengan sila kedua dan sila kelima: kemanusiaan yang adil dan beradab, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia).Pandangan kedua, yakni pandangan yang melihat hubungan manusia dengan masyarakat sebagai sosial. Penekanannya terletak pada aspek masyarakat. Masyarakat dianggap segala-galanya, masyarakat dijadikan sebagai tolok ukur untuk semua segi kehidupan.Di sini dimensi demokrasi sangat menonjol. Bila ini yang berlaku, maka manusia kehilangan kepribadiannya. Individu dianggap seolah-olah sebuah mesin raksasa masyarakat yang menggerakkan kehidupan bersama. Paham ini akan menimbulkan tekanan batin karena hak-hak pribadi diabaikan, dengan demikian kebahagiaan sebagaimana yang dicita-citakan bersama tidak akan tercapai.Kedua paham di atas, dari sudut pandang Pancasila dan hubungan manusia dengan masyarakat tidak memilih salah satu dari keduanya. Juga tidak memadukan keduanya menjadi satu. Karena karakter individualisme dan liberalisme serta komunisme tidak sesuai dengan prinsip Pancasila. Pancasila melihat bahwa kebahagiaan manusia hanya bisa tercapai jika dikembangkan hubungan yang serasi antara manusia dengan masyarakat, manusia dengan Allah Yang Maha Kuasa dan manusia dengan alam semesta.

Untuk menciptakan keseimbangan antara hubungan hak dan kewajiban menurut nilai-nilai dari Pancasila, ada tiga hal yang perlu diketahui:1. Hubungan VertikalHubungan vertikal adalah hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Kuasa, seperti yang terealisasi dari nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa. Sila pertama dalam nilai Pancasila menjadi yang terutama dan pertama. Relasi manusia dengan Tuhan, merupakan hal fundamental yang harus dihidupi. Manusia wajib taat pada perintah Tuhan dan menghentikan segala larangan-Nya. Manusia yang tunduk pada hukum Tuhan akan mendapat ganjarannya, manusia akan memperoleh imbalan yang menjadi haknya di kemudian hari, tetapi tidak diterima di dunia ini. Imbalan itu akan diterima pada akhir hayat nantinya.Hubungan yang baik antara Allah sebagai pencipta dan manusia sebagai ciptaan, hanya bisa tercipta bila manusia tunduk pada hukum Ilahi.Menurut ketuhanan yang maha esa, manusia Indonesia disadarkan dan diingatkan akan adanya Allah dengan sifat yang dimiliki-Nya. Pengenalan dan pengalaman akan Allah, diharapkan manusia memiliki sikap dan tindakan yang tepat dalam hubungannya dengan Allah. Sikap yang tepat dianjurkan dalam butir-butir P4 (pedoman, penghayatan, dan pengamalan Pancasila), sebagai pedoman untuk menghayati dan mengamalkan Pancasila.

2. Hubungan HorizontalHubungan horizontal adalah hubungan manusia dengan sesamanya, baik sebagai warga masyarakat, warga bangsa dan warga negara. Sebagai warga negara memiliki kewajiban kepada negara, misalnya membayar pajak. Sedangkan hak warga negara yang harus diterima dari negara, misalnya infrastruktur (jalan raya, PAM, Listrik, dan lain- lain).Sila kedua sangat menekankan sifat kemanusiaan yang adil dan beradab. Manusia diharapkan menyadari keluhuran martabatnya sebagai manusia. Manusia memiliki kebebasan untuk memilih dan melaksanakan apa yang dikehendakinya. Sikap saling mengakui, menghargai, menghormati, dan menjunjung tinggi martabat kemanusiaan adalah sikap dasar dari pengamalan Pancasila (khususnya sila kedua).

3. Hubungan AlamiahHubungan alamiah adalah hubungan manusia dengan alam sekitar, yang meliputi hewan, tumbuh-tumbuhan, dan alam dengan segala isinya. Seluruh alam semesta dengan segala isinya diperuntukkan bagi kelangsungan hidup manusia.Manusia juga memiliki kewajiban untuk melestarikan alam dan kekayaan yang ada di dalamnya. Alam juga mengalami penyusutan, sedangkan manusia semakin berkembang, dengan demikian kebutuhannya juga bertambah. Memelihara kelestarian alam juga merupakan kewajiban manusia, sebab alam sudah menyumbangkan banyak hal untuk kelangsungan hidup manusia.Hubungan manusia dengan alam harus seimbang antara kewajiban dan hak, sama seperti hubungan manusia dengan masyarakat danmanusia dengan Tuhan. Pancasila adalah suatu pandangan hidup atau ideologi yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan masyarakat atau bangsanya, dan manusia dengan alam lingkungannya. Alasan mendasar Pancasila sebagai pandangan hidup atau ideologi bangsa adalah sebagai berikut:1. Mengakui adanya kekuatan gaib yang ada di luar diri manusia sebagi pencipta serta pengatur dan penguasa alam semesta.2. Mengatur keseimbangan dalam hubungan, keserasian-keserasian dan pengendalian diri. Artinya relasi yang baik dan seimbang antara ketiganya (manusia dengan masyarakat, manusia dengan Tuhan, dan manusia dengan alam semesta) akan menciptakan hidup bahagia dan semuanya berjalan sesuai dengan yang diharapkan.3. Dalam mengatur hubungan, peranan dan kedudukan bangsa sangat penting. Persatuan dan kesatuan sebagai bangsa merupakan nilai sentral. Sebuah negara yang tidak bisa bersatu akan sulit menciptakan hidup harmonis. Negara harus bisa memegang kendali dalam menjalankan roda kehidupan berbangsa dan bernegara.4. Rasa kekeluargaan, gotong-royong, kebersamaan serta musyawarah untuk mufakat dijadikan sebagai sendi dalam kehidupan bersama.5. Kesejahteraan bersama menjadi tujuan hidup bersama.

A. B. Kerangka dasar pemikiran Pancasila sebagai ideology Bangsa dan Negara

Kerangka dasar pemikiran Pancasila sebagai ideology Bangsa dan Negara dijelaskan sebagai berikut :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

Bangsa Indonesia secara keseluruhan pada umumnya percaya terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kemudian diangkat menjadi dasar Negara ( Sila I ).

(a) Setiap warga Negara berkewajiban untuk mengakui dan menetapkan bahwa Ketuhanan Yang Maha Esa adalah dasar Negara.(b) Setiap warga Negara wajib mengakui Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai dasar hidupnya sendiri untuk mencapai kesejahteraan lahir dan batin.

Unsur unsur.

(a) Atheisme tidak dapat diterima sebagai dasar Negara.(b) Politheismme tidak dapat diterima sebagai dasar Negara.(c) Monotheisme adalah unsur mutlak dari Ketuhanan Yang Maha Esa.(d) Kemerdekaan memeluk agama dalah hak paling asasi.

Konsekuensi :

(a) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama dan beribadat menurut keyakinan masing-masing.(b) Negara mengakui kebebasan dan kemerdekaan beragama bagi tiap-tiap penduduk.(c) Agama mengatur syariatnya sendiri dan tidak diatur oleh Negara.(d) Negara menghargai dan menghormati agama-agama dan diberi hak dan perlindungan sama.(e) Negara tidak mewajibkan / memaksa / melarang siapa saja untuk memilih, memeluk / pindah agama.Ketentuan :

Agama dalam suatu negara harus diatur oleh hukum dasar dan perundang-undangan Negara dengan selalu mengingat dan dijiwai firman-firman Tuhan dan menyadari terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

2. Kemanusaiaan Yang Adil dan Beradab

(a) Bangsa Indonesia menyadari bahwa manusia mempunyai harkat, martabat, dan derajad yang sama.(b) Persamaan harkat dan martabat manusia tidak terbatas pada suatu kelompok masyarakat / satu Negara tertentu, tetapi meliputi seluruh umat manusia.(c) Adanya pengakuan bahwa semua manusia bersaudara, berada dalam suatu wadah besar keluarga umat manusia dalam mencapai kesjahteraan bersama.

Unsur-unsur :

(a) Sebagai pribadi yang hidup bersama dengan sesame manusia, tiap manusia mempunyai kewajiban dan hak yang pelaksanaannya seimbang.(b) Memperlakukan dan memberikan suatu yang menjadi haknya, dan hak manusia wajib dihormati dan diselenggarakan oleh pemerintah maupun oleh tiap-tiap manusia.(c) Dalam usaha pemenuhan hak, tiap-tiap manusia harus memperhatikan hak-hak manusia yang lain, dan dibatasi oleh adanya kewajiban terhadap sesama manusia, masyarakat, dan negara.(d) Pemerintah / setiap manusia harus menyelenggarakan pemenuhan hak-hak yang dimiliki manusia, sehingga mereka hidup layak sebagai manusia yang beradab.

Konsekwensi : (a) Manusia harus diakui sebagai manusia yang mempunyai pribadi, baik oleh manusia lain, keluarga, masyarakat, maupun pemerintah, yang berarti keharusan adanya penghormatan.(b) Hak yang dimiliki tidak boleh dirampas oleh orang lain.(c) Pemerintah dan masyarakat berkewajiban untuk memenuhi apa yang menjadi hak setiap manusia.(d) Manusia sebagai makhluk sosial wajib memenuhi kewajibannya, baik terhadap lingkungan, masyarakat, maupun terhadap pemerintah, dan negaranya.

Ketentuan :

(a) Setiap manusia diakui sama derajadnya.(b) Manusia mempunyai kewajiban dan hak sesuai dengan prinsip keadilan.(c) Apa yang yang menjadi hak setiap manusia harus dihormati oleh siapapun.(d) Penghormatan atas hak manusia harus diimbangi dengan pemenuhan kewajiban oleh manusia sendiri terhadap lingkungannya ( manusia makhluk individu / social ).

3. Persatuan Indonesia

(a) Istilah bangsa mengandung pengertian kesatuan ( bangsa Indonesia merupakan satu kesatuan rakyat dalam satu Negara Indonesia ).(b) Negara kesatuan meliputi segenap bangsa , Negara mengatasi segala faham perorangan / golongan.(c) Negara RI merupakan Negara kepulauan, mencakup bermacam-macam suku bangsa dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika.(d) Bangsa Indonesia wajib menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, perbedaan-perbedaan harus diserasikan untuk mencapai cita-cita bersama menuju kesejahteraan bersama.

Unsur-unsur :

(a) Adanya usaha mencegah perpecahan antara sesama warga Negara kesatuan.(b) Bersama-sama mewujudkan cita-cita bersama, yaitu kesejahteraan bersama dalam bentuk keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.(c) Negara melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia.

Konsekwensi :

(a) Setiap warga Negara / golongan harus menyadari bahwa setiap pelanggaran terhadap persatuan Indonesia dapat juga mengakibatkan pelanggaran kepada sila-sila yang lain.(b) Pelanggaran terhadap norma-norma masyarakat dapat pula merusak tercapainya persatuan dan kesatuan bangsa.

Ketentuan :

(a) Kenyataan yang ada dimasyarakat menunjukkan bahwa ada bermacam-macam golongan, keyakinan, suku, bahasa dsb.(b) Persatuan merupakan syarat mutlak untuk menuju masyarakat yang adil dan makmur.

4. Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan / Perwakilan.

Sistem Pemerintahan Negara bagi Bangsa Indonesia

Bukan berdasarkan demokrasi rakyat yang menitik beratkan kepentingan kolektif dengan menganggap tiap-tiap individu sebagai bagian saja. Bukan berdasarkan demokrasi liberal yang menitikberatkan kepentingan individu, dan mendasarkan diri atas jumlah suara. Adalah kerakyatan dan permusyawaratan perwakilan yang mengikutsertakan sesama golongan yang mempunyai kepentingan dalam kehidupan kenegaraan dan kemasyarakatan dengan musyawarah mufakat untuk mewujudkan kesejahteraan bersama.

Unsur-unsur : Berpangkal tolak dari faham kebersamaan dan kekeluargaan dalam bentuk gotong royong. Tidak mengenal kemutlakan golongan, kekuatan fisik, kekuatan ekonomi, kekuasaan, karena jumlah. Pemungutan suara adalah jalan terakhir yang ditempuh hanya dalam keadaan memaksa. Tidak mengenal oposisi, karena mencari kesepakatan bersama, serta mencari apa yang sebaiknya dilaksanakan.

Konsekuensi :

Dalam kebijaksanaan menuntut agar wakil-wakil rakyat di DPR cakap memnunaikan tugasnya, dalam :

Membuat Undang-Undang Mengontrol Pemerintah Menentukan anggaran belanja negara Kebijaksanaan ini meminta agar sistem kepartaian diatur sedemikian rupa sehingga mementingkan kepentingan rakyat, dan bukan golongannya sendiri.

Ketentuan :

Dalam sistem permusyawaratan perwakilan menuntut adanya MPR dan DPR yang masing-masing dengan fungsi sendiri. MPR merupakan penjelmaan seluruh rakyat, dan DPR merupakan wakil-wakil rakyat. MPR meliputi setiap golongan / aliran, dan DPR terdiri dari orang-orang yang karena sikap, pengetahuan, pengalaman, dan kecakapannya pantas mewakili rakyat.

5. Kedilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Sila Keadilan Sosial adalah suatu tuntutan untuk menyusun masyarakat sedemikian rupa, sehingga semua lapisan masyarakat dapat memberikan sumbangan, sehingga terjamin pula kenikmatan hasil sumbangan itu. Penghisapan manusia atas manusia harus dihapuskan. Dalam kehidupan bermasyarakat tidak ada golongan kuat menindas golongan lemah. Semua diperlakukan secara adil, bekerja dan hidup secara layak untuk meningkatkan kemakmuran rakyat.

Unsur-unsur :

Tanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kesamaan derajad :Setiap orang harus diperlakukan secara layak, baik kaya / miskin, asli / keturunan asing, diperlakukan sama dalam hukum. Keadilan, Sikap adil tidak berat sebelah, dan bersedia memberikan kepada setiap orang yang menjadi haknya. Sosial, sikap sosial berarti sadar akan tanggung jawab terhadap perkembangan masyarakat yang sehat.

Konsekuensi :

Pemerintah harus menciptakan suasana yang memungkinkan seluruh rakyat mendapatkan pekerjaan yang layak, tidak boleh ada golongan yang menguasai sebagian besar sumber kekayaan negara. Pemerintah harus menegakkan hukum, mengadakan undang-undang yang tidak menguntungkan segolongan saja. Pemerintah harus meningkatkan pendidikan rakyat, agar semua golongan dapat mengembangkan bakat, dan menyumbangkan kepada masyarakat, sehingga memperoleh hasil dari prestasi. Setiap warga negara membangun kesadaran sosial, dan berani memperjuangkan kesejahteraan bersama dan melaksanakan kewajiban sebaik mungkin.

Ketentuan :

Keadilan soaial adalah sikap hidup yang penuh rasa tanggung jawab terhadap perkembangan masyarakat yang sehat. Jasa-jasa setiap golongan kepada masyarakat diimbangi oleh balas jasa yang setimpal oleh rakyat. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia merupakan titik yuju yang ingin dicapai oleh bangsa Indonesia.BAB IIISTUDI KASUS & PEMBAHASAN

3.1 Studi Kasus PNS Tertangkap Basah Sedang Belanja di Jam Kerja Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Bandung akan mulai mengintensifkan razia kepada para Pegawai Negri Sipil (PNS) yang keluyuran saat jam kerja. Hasilnya, puluhan pns terjaring dan dipergoki sedang berbelanja saat jam kerja. Setelah mendata identitas pns tersebut, petugas kemudian menggiring puluhan pns itu menggunakan truk patroli untuk dibawa ke kantor Satpol pp Ini dilakukan seiring tahun penegakan disiplin yang dicanangkan oleh Pemerintah Kota Bandung. Pelanggaran yang dilakukan oleh pns ini sudah kesekian kalinya dilakukan. Terlihat beberapa pns yang sedang berada di toko handphone. Mereka tertangkap basah oleh satpol pp sedang asik berbelanja disaat jam kerja. Bukan hanya satu atau dua pns yang tertangkap basah sedang keluyuran disaat jam kerja, tetapi sangat banyak pns yang melakukan pelanggaran tersebut.

Di tempat yang berbeda terlihat pula sejumlah PNS yang sedang melakukan pelanggaran di saat jam kerjadi saat jam kerja mereka. menurut beberapa sumber pelanggaran disiplin yang dilakukan puluhan pns tersebut berupa tidak masuk kantor hingga berhari-hari. Bahkan ada yang meninggalkan tugas sampai sampai 45 hari kerja. Teguran lisan, teguran tertulis, pernyataan tidak puas secara tertulis disebut sebagai sanksi ringan yang dijatuhkan kepada pns pelanggar disiplin kepegawaian. Sedangkan penundaan kenaikan gaji berkala satu tahun, penundaan kenaikan pangkat dan penurunan pangkat masuk kategori hukuman sedang.Sedangkan mereka yang melalaikan tugas dua bulan berturut-turut, seorang pegawai dapat diberhentikan dengan tidak hormat. Teguran-teguran yang diberikan kepada para pns yang melakkan pelanggaran harusnya menjadi tolak ukur , namun teguran yang diberikan tak memberi efek jera bagi para pns. Masih banyak sekali para pns yang melakukan penyimpangan di saat jam kerja mereka. kedisiplinan pns harus lebih di perhatikan lagi agar para pns tidak selalu melakukan pelanggaran. Hal-hal yang tidak berguna seperti berbelanja,nongkrong di tempat-tempat makan dan lain-lainnya harus segera ada tindakan dari pemerintah. Melakukan hal-hal yang tidak berguna disaat jam kerja sangat tidak beretika. Para pns harus memiliki etika yang baik sebagai pegawai.Perilaku yang menimpang dari pns ini tidak patut untuk ditiru oleh generasi yang akan datang. Maka dari itu para pemerintah harus segera memberikan sanksi-sanksi yang lebih bagi para pns yang melanggar peraturan agar penyimpangan tersebut tidak menjadi suatu kebudayaan. Melalaikan tugas dan pergi untuk memenuhi kebutuhan yang tidak pokok membuat pandangan negative di mata masyarakat. Banyak factor yang memuat para pns melakukan penympangan, salah satu nya yang terdapat di atas yaiu karena rasa kebuthan, selain kebutuhan adanya factor dari luar juga sangat kuat alaannya. Melihat banyaknya pns yang melakukan penyimpangan lantas pns lainnyaikut melakukan penyimpangan juga.Membolos di saat jam kerja mungkin sudah menjadi hal yang biasa untuk para pns, namun akan menjadi kekhawatiran. Bila para pns terus melakukan penyimpang yaitu membolos di saat jam kerja, tentuini akan menjadi suatu kebudayaan bila tidak dihentikan, Karna sangat banyak nya pns yang melakukan penyimpangan. Penyimpangan para pns ini harus segera di tindak lanjuti oleh pemerintah.

3.2 Pembahasan1. Pertanyaan: Bagaimana cara menganggulangi para pelajar yang suka membolos sekolah?Jawaban: Pada dasarnya ada 2 cara yang dapat dilakukan untuk menanggulangi masalah ini yaitu kesadaran diri para pelajar bahwasannya tugas dan kewajiban utama seorang pelajar adalah belajar agar kelak dapat berguna bagi nusa, bangsa, dan negara serta dengan pembuatan peraturan atau tata tertib di lingkungan sekolah. Peraturan tersebut harus didampingi dengan adanya sanksi yang tegas. Jika pelajarnya terbukti membolos sekolah tanpa keterangan yang jelas maka pihak sekolah harus memberikan scorsing agar para pelajar merasa takut dan tidak akan mengulangi kesalahan yang sama di lain waktu.

2. Pertanyaan: bagaimana pengaruh kinerja pns jika fasilitas yang diberikan kepada mereka di cabut / dikurangi? Apakah kinerja mereka bisa membaik dari sebelumnya?Jawaban: selama ini pemerintah telah mengusahakan cara-cara terbaik untuk meningkatkan kinerja pns di indonesia, tetapi bukan dengan mengurangi fasilitas yang diberikan, melainkan dengan jalan pemberian penghargaan serta penerapan renumerasi yang dicanangkan untuk para kementrian di Indonesia seperti yang telah diterapkan oleh kementrian keuangan. Selain itu dengan adanya sertifikasi, dan program terencana lainnya pemerintah secara tidak langsung mengharapkan adanya peningkatan kompetensi dan kompetisi untuk menaikkan profesionalitas para pns.

3. Pertanyaan: Sebuah lembaga pendidikan dapat mempengaruhi perubahan moral seseorang, bagaimana jika lembaga tersebut menyebabkan siswanya mempunyai sifat yang kurang bermoral, jelaskan pendapatnya terhadap lembaga tersebut, mengapa tetap bertahan walaupun telah jelas kekurangan nya ?Jawaban: Dalam makna pancasila sebagai ideologi kebangsaan tentu salahsatunya berfungsi membentuk pribadi bangsa yang bermoral, adil, dan makmur. Dalam kasus tersebut jelas menyimpang dari apa yang dicita-citakan sebagai ideologi kebangsaan . Ada beberapa faktor yang mungkin terjadi jika lembaga yang bersangkutan masih tetap bertahan atau masih berdiri, yaitu praktek gelap KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme). Kemungkinan dan faktanya kini telah banyak Perusahaan atau lembaga yang memberi suap kepada lembaga lain demi mempertahankan eksistensi dan berdirinya dari sebuah lembaga yang bersangkutan sehingga bukti maupun tindak penyelewengan dapat segera ditutup-tutupi. Menyuap media massa, atau menyuap pihak keamanan merupakan salahsatu cara modus untuk menyembunyikan segala yang merugikan. Disinilah titik kritis dari bangsa, memakai cara kotor dalam berpolitik tanpa memperhatikan azas-azas ataupun norma-norma yang berlaku. Para pejabat tak mempunyai pengetahuan dan kesadaran akan norma-norma pancasila. Seharusnya jika bangsa ini sadar akan aturan aturan dalam pancasila, maka tindak KKN dalam interaksi antar lembaga tersebut tak akan terjadi dan hukum dapat berjalan sebagaimana mestinya.

BAB IVPENUTUP4. KesimpulanKasus ini menjadi contoh ketidaksiplinan pegawai negeri di indonesia. Pancasila yang kita gunakan sebagai ideologi kebangsaan,seharusnya diterapkan pada kehidupan sehari-hari. Apalagi pegawai negeri sipil bekerja dibawah pengawasan negara, seharusnya lebih mendidikasikan dan pekerjaannya demi kepentingan dan kemajuan negara.Kini rasa nasionalisme yang mereka miliki bertolak belakang dengan ideologi dan perjuangan bangsa pendahulu kita. Mereka berjuang demi kemerdekaan dan keutuhan bangsa indonesia hingga saat ini, namun pegawai negeri justru menyepelekannya.5. Saran atau SolusiSolusi : kita sebagai generasi muda yang menjadi aset bangsa digarapkan menjunjung tinggi kembali ideologi yang telah menjadi citra bangsa indonesia. Dengan cara mengabdikan diri pada negara sesuai dengan bidang kemampuan atau profesi masing-masing seperti sila-sila pada pancasila.

DAFTAR PUSTAKA

1. Koentjaraningrat. 1980. Manusia dan Kebudayaan Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia. 2. http://mikhaelihem.blogspot.com/2012/03/pengertian-pancasila.html3. Salam, H. Burhanuddin, 1998. Filsafat Pancasilaisme. Jakarta: Rineka Cipta4. Tribunnews.com, Balikpapan5. Liputan6.com, Depok