11
Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Etika merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan kita. Tanpa etika, kita pasti sulit untuk melakukan tugas manusia sebagai makhluk sosial. Lalu, apa itu Etika? Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu “ethos” dalam bentuk tunggal mempunyai arti kebiasaan, adat, akhlak, watak dan “ta etha” dalam bentuk jamak memliki arti adat kebiasaan. Dalam ilmu kedokteran, Etika merupakan seperangkat perilaku para dokter dengan hubungannya dengan pasien, keluarga, masyarakat, teman sejawat dan mitra kerja. Etika kedokteran juga di kenal dengan istilah bioetik. Bioetik merupakan dasar-dasar etika yang harus di pelajari dan diterapkan para dokter agar dapat menjadi dokter yang kompeten di masyarakat. Dalam bioetik ilmu kedokteran terdapat empat kaidah dasar bioetik yaitu ; Beneficence, Non-Maleficence, Autonomy dan Justice. 1.2. Rumusan Masalah Dokter Bagus bertugas di desa terpencil yang sangat jauh dari kota. Ia bekerja di sebuah puskesmas dengan dibantu oleh seorang mantri. Di desa tersebut hanya ada puskesmas sebagai sarana kesehatan yang teresedia. Karena 1

Makalah PBL

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah pbl

Citation preview

Pendahuluan

1.1. Latar BelakangEtika merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan kita. Tanpa etika, kita pasti sulit untuk melakukan tugas manusia sebagai makhluk sosial. Lalu, apa itu Etika? Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos dalam bentuk tunggal mempunyai arti kebiasaan, adat, akhlak, watak dan ta etha dalam bentuk jamak memliki arti adat kebiasaan. Dalam ilmu kedokteran, Etika merupakan seperangkat perilaku para dokter dengan hubungannya dengan pasien, keluarga, masyarakat, teman sejawat dan mitra kerja. Etika kedokteran juga di kenal dengan istilah bioetik. Bioetik merupakan dasar-dasar etika yang harus di pelajari dan diterapkan para dokter agar dapat menjadi dokter yang kompeten di masyarakat. Dalam bioetik ilmu kedokteran terdapat empat kaidah dasar bioetik yaitu ; Beneficence, Non-Maleficence, Autonomy dan Justice.

1.2. Rumusan MasalahDokter Bagus bertugas di desa terpencil yang sangat jauh dari kota. Ia bekerja di sebuah puskesmas dengan dibantu oleh seorang mantri. Di desa tersebut hanya ada puskesmas sebagai sarana kesehatan yang teresedia. Karena hanya dr.Bagus dokter di desa tersebut, jadi waktu kerja dr.Bagus pun lebih banyak dari biasanya.

1.3. TujuanTujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk lebih mengetahui lebih dalam mengenai kaidah dasar bioetika dalam ilmu kedokteran agar dapat diterapkan dan dipraktekkan ke masyarakat dengan benar tanpa ada penyalahgunaan lagi.

Isi

2.1. PembahasanBioetik berasal dari kata bios yang berarti kehidupan dan ethos yang berarti norma-norma atau nilai moral. Bioetika atau bioetika medis merupakan studi indisipliner tentang masalah yang ditimbulkan oleh perkembangan di bidang biologi dan ilmu kedokteran baik dalam skala mikro maupun makro, masa kini dan masa mendatang (Bartens, 2001).Bioetik dalam ilmu kedokteran memliki empat kaidah dasar yaitu : Beneficence, Non-Maleficence, Autonomy dan Justice.1. BeneficenceBeneficence merupakan prinsip dimana tindakan dokter lebih mengutamakan kebaikan pasien dan mengusahakan keuntungan (manfaat) pasien lebih besar daripada kerugian yang diderita pasien. Dokter juga harus bekerja secara maksimal untuk membuat pasien puas (bahagia) dengan pelayanan yang diberikannya. Dalam arti luas prinsip ini mengutamakan yang terbaik untuk pasien, bertanggung jawab dalam menolong pasien, serta memberikan obat murah namun berkhasiat. Prinsip ini mengandung antara lain :1. Mengutamakan altruisme (menolong tanpa pamrih, rela berkorban untuk kepentingan orang lain).2. Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia.3. Memandang pasien/ keluarga/ sesuatu tidak hanya sejauh menguntungkan dokter.4. Mengusahakan agar kebaikan/ manfaatnya lebih banyak dibandingkan dengan keburukannya.5. Paternalisme bertanggung jawab/ berkasih sayang.6. Menjamin kehidupan- baik- minimal manusia.7. Pembatasan Goal Based.8. Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/ preferensi pasien.9. Minimalisasiakibat buruk .10. Kewajiban menolong pasien gawat darurat.11. Menghargai hak- hak pasien secara keseluruhan.12. Tidak menarik honorarium di luar kepantasan.13. Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan.14. Mengembangkan profesi secara terus menerus.15. Memberi obat berkhasiat namun murah.16. Menerapkan Golden Rule Principle.Contoh dari kasus PBL : Dr. Bagus bertugas bertugas dari pagi hari sampai sore hari tetapi tidak menutup kemungkinan ia harus mengobati pasien di malam hari bila ada warga desa yang membutuhkan pertolongannya. (dr. Bagus mengutamakan altruisme yaitu rela berkorban untuk kepentingan orang lain) Dr. Bagus memberikan Oralit kepada seorang ibu yang tidak mampu membawa anaknya berobat ke Rumah Sakit dikarenakan tidak ada biaya. (dr. Bagus mengusahakan kebaikan untuk ibu dan anak tersebut serta memberikan obat murah namun berkhasiat yaitu Oralit) Pasien keempat yang diduga oleh dr.Bagus menderita penyakit jantung karena dari hasil pemeriksaan tekanan darah 150/90 dan nadi cepat tidak teratur mendapatkan surat rujukan ke Rumah Sakit. Setelah menerima penjelasan tentang kemungkinan penyakit yang mungkin di deritanya, pasien pulang dengan membawa surat rujukan tersebut. (dr.Bagus menghargai hak-hak pasien dan memaksimalisasi kepuasaan pasien teringgi secara keseluruhan)

2. Non-MaleficenceNon-Maleficence merupakan prinsip dimana seorang dokter wajib mencegah pasien dari bahaya, dalam hal ini menolong pasien yang amat berbahaya (emergensi / gawat darurat). Dalam arti lain dokter tidak membahayakan kehidupan pasien karena kelalaian yang dilakukannya. Biasanya prinsip ini diterapkan ketika dokter menghadapi pasien yang emergensi atau gawat darurat. Adapun prinsip-prinsip yang terkandung dalam Non-Maleficence :1. Menolong pasien emergensi.2. Kondisi untuk menggambarkan kriteria ini adalah Pasien dalam keadaan amat berbahaya (darurat) atau berisiko hilangnya sesuatu yang penting gawat). Dokter sanggup mencegah bahaya atau kehilangan tersebut. Tindakan kedokteran tadi terbukti efektif. Manfaat bagi pasien lebih banyak dari pada kerugian dokter (hanya mengalami resiko minimal).3. Mengobati pasien yang luka.4. Tidak membunuh pasien (tidak melakukan euthanasia).5. Tidak menghina/ mencaci maki/ menmanfaatkan pasien.6. Tidak memandang pasien hanyasebagai obyek. 7. Mengobati secara tidak proporsional.8. Mencegah pasiendari bahaya.9. Menghindari misrepresentasi dari pasien.10. Tidak membahayakan kehidupan pasien karena kelalaian.11. Memberikan semangat hidup.12. Melindungi pasien dari serangan.13. Tidak melakukan white collar crime dalam bidang kesehatan/ kerumah- sakitan yang merugikan pihak pasien/ keluarganya.Contoh dari kasus PBL : Saat mempersilahkan pasien keempat masuk, dr.Bagus terkejut karena melihat serombongan orang memaksa masuk dengan menggotong seorang pemuda yang tidak sadarkan diri. Lalu dr.Bagus meminta kesediaan pasien keempat untuk menunggu diluar karena ia akan memberikan pertolongan terlebih dahulu kepada pemuda tersebut. (dr.Bagus menolong pasien emergensi dan mencegah pasien dari bahaya) Dr.Bagus melakukan amputasi terhadap telapak tangan pemuda tersebut karena setelah melakukan pemeriksaan telapak tangan pemuda tersebut hancur. (tindakan dr.Bagus terbukti efektif dan bermanfaat bagi pasien)

3. AutonomyDalam prinsip Autonomy, dokter harus menghargai martabat pasien dan menghargai hak yang di ambil pasien untuk menentukan nasibnya sendiri serta menjaga rahasia pasien (privasi). Namun yang paling ditekankan dalam prinsip ini adalah melakukan informed consent. Informed consent merupakan perjanjian yang biasanya berbentuk surat antara pasien (yang kompeten dalam mengambil keputusan) atau keluarga pasien jika pasien tidak kompeten dalam mengambil keputusan dengan dokter. Dalam urusan pengambilan keputusan dokter tidak diperkenankan untuk mengintervensi pasien ataupun keluarga pasien. Prinsip-prinsip yang terkandung dalam kaidah ini :1. Menghargai hak menentukan nasib sendiri, menghargai martabat pasien.2. Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan .3. Berterus terang.4. Menghargai privasi.5. Menjaga rahasia pasien.6. Menghargai rasionalitas pasien.7. Melaksanakan informed consent.8. Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan sendiri.9. Tidak mengintervensi atau menghalangi autonomi pasien. 10. Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam mjembuat keputusan, termasuk keluarga pasien sendiri.11. Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus non emergensi.12. Tidak berbohong kepada pasien meskipun demi kebaikan pasien.13. Menjaga hubungan (kontrak).Contoh dari kasus PBL : Dokter Bagus menyarankan agar anak tersebut dirawat di Rumah Sakit, namun ibu tersebut menolak karena tidak memiliki biaya untuk berobat. (dr.Bagus menghargai keputusan si ibu dan menghargai rasionalitas pasien) Dokter mencari keluarga pemuda yang terluka tadi dan diantara rombongan orang-orang itu ada istri pemuda tersebut. Dr.Bagus pun menjelaskan keadaan pemuda tersebut dan tindakan yang harus dilakukan adalah mengamputasi telapak tangan korban karena tulang pada telapak tangan pemuda itu hancur. Dengan berat hati, istri dari pemuda terbsebut menyetujui tindakan yang akan dilakukan dr.Bagus. (dr.Bagus berterus terang tentang keadaan korban kepada istri korban namun dokter sedikit mengintervensi keputusan istri pemuda itu untuk kebaikan pemuda itu sendiri)4. JusticeYang paling ditekankan dalam prinsip ini adalah keadilan. Keadilan yang dimaksud adalah perlakuan dokter terhadap semua pasien harus sama (adil). Dokter juga tidak boleh membeda-bedakan pasien atas dasar SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar-golongan). Dokter juga harus menghargai hak sehat pasien dan hak hokum pasien. Namun ada saatnya dokter harus memberikan pelayanan yang lebih terhadap kelompok yang rentan (emergensi atau yang paling merugikan). Prinsip-prinsip yang terkandung dalam kaidah ini :1. Memberlakukan segala sesuatu secara universal.2. Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan.3. Memberikan kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisiyang sama.4. Menghargai hak sehat pasien (affordability, equality, accesibility, availability, quality).5. Menghargai hak hukum pasien.6. Menghargai hak orang lain.7. Menjaga kelompok rentan (yang paling merugikan).8. Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, status sosial, dll.9. Tidak melakukan penyalahgunaan wewenang.10. Memberikan kontribusi yang relatif sama dengan kebutuhan pasien.11. Meminta partisipasi pasien sesuai kemampuannya.12. Kewajiban mendistribusi keuntungan dan kerugian (biaya, beban, sanksi) secara adil.13. Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat dan kompeten.14. Tidak memberi beban berat secara tidak merata tanpa alasasn sah/ tepat.15. Menghormati hak populasi yang sama-sama rentan penyakit/ gangguan kesehatan.16. Bijak dalam makroalokasi.

Contoh dari kasus PBL : Dokter Bagus memeriksa pasien sesuai dengan nomor urut pendaftaran. (dr.Bagus memberlakukan segala sesuatu secara universal dan member kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang sama) Saat mempersilahkan pasien keempat masuk, dr.Bagus terkejut karena melihat serombongan orang memaksa masuk dengan menggotong seorang pemuda yang tidak sadarkan diri. Lalu dr.Bagus meminta kesediaan pasien keempat untuk menunggu diluar karena ia akan memberikan pertolongan terlebih dahulu kepada pemuda tersebut. (dr.Bagus menolong mendahulukan pasien yang rentan (emergensi))

Penutup

3.1. KesimpulanDari pembahasan mengenai kasus yang sudah dibahas, ternyata dr.Bagus sudah menerapkan Kaidah Dasar Bioetik dengan benar walaupun dia bekerja di tempat terpencil dengan rekan kerja hanya seorang mantri serta kekurangan tenaga medis dan sarana kesehatan yang kurang memadai untuk sebuah desa dengan jumlah warga yang cukup banyak.

Daftar Pustaka1. Bertens K. 1993. Etika. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. 2. Hanafiah M. Jusuf & Amir Amri. 2008. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan. Jakarta : EGC. 3. Hartono Budiman & Salim Darminto. 2012. Bioetika, Humaniora dan Profesionalisme dalam Profesi Dokter. Jakarta : Ukrida.4. Check List (Observation sheet) Bioetik (Beneficence, Non-Maleficence, Autonomy & Justice)8