22

Click here to load reader

Makalah Pbl Blok 11

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pbl

Citation preview

Pengaruh Metabolisme Anaerob dalam Tubuh ManusiaKelly 102012078 A 3Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat [email protected]

PendahuluanMetabolisme merupakan modifikasi senyawa kimia secara biokimia di dalam organisme dan sel. Metabolisme mencakup sintesis (anabolisme) dan penguraian (katabolisme) molekul organik kompleks. Metabolisme biasanya terdiri atas tahapan-tahapan yang melibatkan enzim, yang dikenal pula sebagai jalur metabolisme. Tanpa metabolisme, makhluk hidup tidak dapat bertahan hidup. Arah lintasan metabolisme ditentukan oleh suatu senyawa yang disebut sebagai hormon, dan dipercepat (dikatalisis) oleh enzim. Proses produksi energi di dalam tubuh dapat berjalan melalui dua proses metabolisme yaitu metabolisme aerob dan metabolisme anaerob. Metabolisme energi pembakaran lemak dan karbohidrat dengan adanya oksigen (O2) yang akan diperoleh melalui proses pernafasan disebut dengan metabolisme aerob. Sedangkan proses metabolisme energi tanpa adanya oksigen (O2) disebut dengan metabolisme anaerob.Metabolisme energi secara aerob dapat menyediakan energi bagi tubuh untuk jangka waktu yang panjang sedangkan metabolisme energi anaerob mampu untuk menyediakan energi secara cepat di dalam tubuh namun hanya untuk waktu yang tebatas yaitu sekitar 5-10 detik.

PembahasanA. Metabolisme Karbohidrat secara AnaerobKarbohidrat sebagai zat gizi merupakan nama kelompok zat-zat organik yang mempunyai struktur molekul yang berbeda-beda, meski terdapat persamaan-persamaan dari sudut kimia dan fungsinya. Semua karbohidrat terdiri atas unsur-unsur carbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O). Karbohidrat merupakan penghasil utama energi dalam makanan maupun di dalam tubuh.1Sumber utama karbohidrat di dalam makanan berasal dari tumbuh-tumbuhan, dan hanya sedikit saja yang termasuk bahan makanan hewani. Di dalam tumbuhan, karbohidrat mempunyai 2 fungsi utama, yaitu sebagai simpanan energi dan penguat struktur tumbuhan tersebut. Sumber energi terutama terdapat dalam bentuk zat tepung (amilum) dan zat gula (monosakarida dan disakarida). Timbunan zat tepung terdapat di dalam biji, akar dan batang. Gula terdapat di dalam daging buah atau di dalam cairan tumbuhan yang ada pada batang (tebu).1Sumber karbohidrat dalam makanan juga dapat dibagi menjadi 2 yaitu karbohidrat alami dan karbohidrat sintetik. Karbohidrat alami terdiri dari glukosa, fruktosa, sukrosa, laktosa, maltosa, galaktosa, dan glikogen. Sedangkan karbohidrat sintetik terdiri dari maltodekstrin, polidekstrosa, sirup jagung, dan gula invert. Adapun fungsi karbohidrat dalam tubuh sebagai berikut:1. Sebagai bahan bakar : sumber energi utama untuk sel hidup2. Sebagai cadangan energi (glikogen) dalam hati dan otot3. Menghasilkan senyawa intermediet amphibolik : piruvat, laktat, gliserida4. Untuk sintesis:a) Glikosaminoglikan (bahan struktur sel) atau sebagai komponen glikoprotein di membran.b) Bahan khas : laktosa (susu)c) Senyawa non karbohidrat : lipid (TAG / TG), asam nukleat5. Membentuk lemak pada jaringan adiposa.1Metabolisme utama karbohidrat terdiri dari glikolisis Embden Meyerhof (EM), oksidasi piruvat, siklus asam sitrat, glikogenolisis, glikogenesis, HMP shunt, dan glikoneogenesis. Dalam keadaan anaerob, metabolisme yang terjadi hanya glikolisis EM. Pada glikolisis EM, glukosa akan diuraikan menjadi asam laktat untuk menghasilkan energi. Proses ini terjadi di sitosol. Jumlah ATP yang dihasilkan pada keadaaan anaerob yaitu 2 ATP tiap 1 mol glukosa. Di dalam sel darah merah (eritrosit), glikolisis EM selalu anaerob yang menghasilkan asam laktat. Langkah-langkah proses terjadinya glikolisis EM sebagai berikut:1. Diawali oleh reaksi fosforilasi glukosa :glukosa glukosa - 6P enzim :glukokinase (hepar)heksokinase (di jaringan lain) memerlukan ATP dan Mg++ ADP bersifat irreversible2. Glukosa 6-P Fruktosa 6-P (isomerase)3. Fruktosa 6-P Fruktosa 1,6 bisfosfat (fosfofruktokinase) perlu ATP dan Mg++ ADP enzim kunci (penting pada pengaturan kecepatan glikolisis)4. Fruktosa 1,6 bisfosfat gliseraldehid-3P + DHAP (aldolase)DHAP gliseraldehid-3P (isomerase)5. Gliseraldehid-3P 1,3 bisfosfogliserat (gliserald-3P DH) memerlukan NAD+ + Pi NADH + H+ menghasilkan 3 ATP melalui rantai pernapasan dihambat oleh iodoasetat6. 1,3 bisfosfogliserat 3 fosfogliserat (fosfogliserat kinase) memerlukan Mg++ menghasilkan 1 ATP (tingkat substrat)7. 3-Fosfogliserat 2-fosfogliserat (mutase)8. 2-Fosfogliserat PEP (enolase) memerlukan Mg++ dihambat oleh fluoride9. PEP (enol) piruvat (piruvat kinase) memerlukan Mg++ dan ADP menghasilkan 1 ATP (tingkat substrat)10. (enol) piruvat (keto) piruvat spontan dioksidasi lebih lanjut melalui siklus asam sitrat.1

Gambar 1. Proses Glikolisis Embden Meyerhof.1Dalam reaksi fosforilasi glukosa terdapat 2 enzim yaitu glukokinase dan heksokinase. Enzim glukokinase terjadi di hepar dan pulau Langerhans. Substrat yang digunakan yaitu glukosa. Enzim ini memiliki Km yang besar (afinitas tehadap glukosa kecil). Selain itu, glukokinase juga ditingkatkan oleh insulin. Fungsi utamanya adalah menyingkirkan glukosa dari darah setelah makan.1Enzim heksokinase terjadi di semua sel. Substrat yang digunakan yaitu heksosa (glukosa, fruktosa, galaktosa, dan lain-lain). Enzim ini memiliki Km yang kecil (afinitas terhadap glukosa besar). Heksokinase tidak dipengaruhi oleh insulin. Fungsi utamanya adalah menyediakan glukosa untuk jaringan.1

B. Metabolisme ProteinProtein merupakan zat gizi yang sangat penting karena erat hubungannya dengan berbagai proses kehidupan. Di dalam sel, protein terdapat sebagai protein struktural dan protein metabolik. Protein struktural merupakan bagian integral dari struktur sel dan tidak dapat diekstraksi tanpa menyebabkan disintegrasi sel tersebut. Protein metabolik ikut serta dalam reaksi-reaksi biokimiawi dan mengalami perubahan bahkan destruksi atau sintesis protein baru. Protein metabolik dapat diekstraksi tanpa merusak integritas struktur sel itu sendiri.2Molekul protein mengandung unsur-unsur C, H, O dan unsur khusus yang terdapat di dalam protein dan tidak terdapat di dalam molekul karbohidrat dan lemak ialah nitrogen (N). Protein besar terdiri atas ribuan asam amino dan protein kecil terdiri atas kurang dari 100 asam amino. Klasifikasi protein dapat dilakukan berdasakan berbagai cara antara lain:a) Berdasarkan komponen-komponen yang menyusun protein: Simple proteinHasil hidrosa total protein jenis ini merupakan campuran yang hanya terdiri atas asam-asam amino. Complex / conjugated proteinHasil hidrosa total protein jenis ini, selain terdiri atas berbagai jenis asam amino, juga terdapat komponen lain, misalnya unsur logam, gugusan fosfat dan sebagainya. Derivative proteinIni merupakan ikatan antara (intermediate product) sebagai hasil hidrolisa parsial dari protein native, misalnya albumosa dan pepton.b) Berdasarkan sumbernya: Protein hewaniProtein hewani yaitu protein dalam bahan makanan yang berasal dari binatang, seperti protein dari daging, susu dan sebagainya. Protein nabatiProtein nabati ialah protein yang berasal dari bahan makanan tumbuhan, seperti protein dari jagung, terigu dan lain-lain.

c) Berdasarkan fungsi fisiologiknya: Protein sempurnaProtein ini sanggup mendukung pertumbuhan badan dan pemeliharaan jaringan. Protein setengah sempurnaProtein ini sanggup mendukung pemeliharaan jaringan, tetapi tidak dapat mendukung pertumbuhan badan. Protein tidak sempurnaProtein ini tidak sanggup mendukung pertumbuhan badan maupun pemeliharaan jaringan.2Protein merupakan polimer dari 20 macam asam amino. Fungsi protein dalam darah yaitu sebagai komponen membran sel, komponen intrasel, komponen organ / jaringan, enzim, hormon, transporter, reseptor, sistem imun humoral dan seluler, komponen pada proses replikasi dan sintesis protein, channel ion, sumber energi dan kontraksi otot.2Protein dicerna menjadi asam amino oleh enzim proteolitik di traktus gastrointestinal. Di lambung, protein dihidrolisis oleh pepsin sedangkan di usus halus, dihidrolisis oleh tripsin, kimotripsin, karboksipeptidase, aminopeptidase, dan dipeptidase. Hasil akhir dari pencernaan protein yaitu asam amino yang nantinya akan diabsorpsi melalui transport mediated aktif sekunder atau simport elektrogenik. Absorpsi ini memerlukan vitamin B6.2Protein tubuh mempunyai masa turn over (pergantian) dan dalam keseimbangan dinamik. Protein dan asam amino tidak disimpan atau ditimbun dalam tubuh. Tempat utama katabolisme protein intrasel yaitu di lisosom. Pada katabolisme ini turn over panjang dan tidak perlu ATP. Protein abnormal dan protein turn over pendek didegradasi dalam sitosol serta memerlukan ATP dan ubiquitin.2

C. Metabolisme LemakSeperti halnya karbohidrat, lemak juga merupakan senyawa yang tersusun atas unsur C, H dan O. Namun, kandungan oksigennya lebih sedikit. Lemak memiliki banyak fungsi bagi tubuh, yaitu sebagai sumber atau cadangan energi, komponen membran, bahan baku hormon, surfaktan, asam lemak esensial, komponen lipoprotein, insulator suhu dan listrik serta mengikat vitamin larut lemak. Selain itu, lemak juga dapat diklasifikasikan sebagai berikut:1. Simple lipida) Free fatty acidb) Neutral fat Monogliserida, digliserida, trigliseridac) Wax Sterol ester, non sterol ester2. Compound lipida) Fosfolipid Asam fosfatidat, plasmalogen, sfingomielinb) Glikolipidc) Lipoprotein3. Precursor and derived lipida) Gliserolb) Steroidc) Asam lemak.3Menurut sumbernya, kita membedakan lemak menjadi lemak nabati dan lemak hewani. Lemak nabati berasal dari bahan makanan tumbuh-tumbuhan, sedangkan lemak hewani berasal dari binatang. Kedua jenis lemak ini berbeda dalam jenis asam lemak yang menyusunnya. Lemak nabati mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh, yang menyebabkan titik cair yang lebih rendah, dan dalam suhu kamar berbentuk cair, disebut minyak. Lemak hewani mengandung terutama asam lemak jenuh, khususnya mempunyai rantai karbon panjang, yang mengakibatkan dalam suhu kamar berbentuk padat. Lemat berbentuk padat inilah yang biasa oleh awam disebut lemak atau gaji.3Pencernaan lemak terjadi di usus. Oleh pankreas eksokrin, diproduksi 3 enzim hidrolitik dan disekresi ke dalam duodenum. Produk-produk ini adalah lipase pankreas, esterase kolesterol, dan fosfolipase A2.3

a. Lipase PankreasLipase pankreas mengkatalisis sebagian hidrolisis trigliserid yang mengandung asam lemak berantai panjang. Hampir semua trigliserid makanan yang biasa merupakan jenis asam lemak berantai panjang dan sebagian besar mengandung asam lemak jenuh dan tak jenuh dengan atom 16 dan 18 atom karbon. Lipase pankreas bersifat spesifik terhadap sisa asam lemak pada posisi 1 dan 3 dari bagian steril. Pencernaan trigliserid berhenti pada 2-monogliserid karena lipase pankreas memperlihatkan aktivitas yang sangat rendah terhadap substrat ini. Asam lemak dan 2-monogliserid yang dilepaskan dapat melewati membran sel dan mereka diserap oleh difusi ke dalam sel mukosa dari jejunum dan ileum.3Suatu kofaktor protein yang mengaktifkan lipase pankreas dinamakan kolipase, juga turut diproduksi oleh pankreas. Lipase pankreas bekerja pada trigliserid makanan setelah bergabung ke dalam misel campuran dalam limen usus. Kolipase mengikatkan diri pada misel campuran yang mengandung trigliserid dari makanan dan memudahkan absorpsi lipase pada kompleks tersebut, dengan demikian mengaktifkan hidrolisis trigliserid.3

b. Fosfolipase A2Fosfogliserid yang ada dalam makanan dicerna oleh fosfolipase A2 pankreas. Enzim ini mengkatalisis hidrolisis sisa asam lemak yang terdapat pada posisi 2 dari fosfolipid, yang membentuk lisofosfogliserid 1-asil.3

c. Esterase KolesterolEster kolesterol diemulsifikasi oleh empedu dan dihidrolisis oleh esterase kolesterol pankreas. Kolesterol dan asam lemak yang dilepaskan terikat dalam misel campuran yang lalu diberikan ke membran sel usus melalui difusi.3

Absorpsi produk hidrolisis lemak dari misel campuran ke dalam sel mukosa merupakan proses pasif yang terjadi melalui difusi. Fungsi utama dari mukosa usus dalam metabolisme lemak adalah mensintesis kembali asam lemak dan 2-monogliserid yang diserap menjadi trigliserid, karena asam lemak makanan berantai panjang diserap ke dalam tubuh hanya setelah diubah kembali menjadi trigliserid. Proses ini merupakan proses yang memerlukan energi dan memerlukan 2 mol ATP per mol trigliserid yang disintesis. Dalam proses ini, kedua ikatan energi tinggi dari tiap ATP dihidrolisis. Oleh sebab itu, sebenarnya 4 ikatan energi tinggi digunakan untuk mensintesis kembali 1 molekul trigliserid. Trigliserid disintesis di dalam usus melalui jalur 2-monogliserid.3Lemak makanan meninggalkan lambung dan masuk ke dalam usus halus untuk menjalani emulsifikasi oleh garam-garam empedu. Garam-garam empedu adalah senyawa amfipatik, yang disintesis di hati dan disekresikan melalui kandung empedu ke dalam lumen usus. Kontraksi kandung empedu dan sekresi enzim pankreas dirangsang oleh hormon usus kalesitokinin. Garam empedu berfungsi sebagai deterjen, yang mengikat globulus lemak makanan saat terjadi pemecahan oleh kerja peristaltik.3 Melalui proses eksositosis, kilomikron disekresikan oleh sel epitel usus ke dalam sistem limfatik dan masuk ke dalam darah melalui duktus torasikus. Kilomikron mulai masuk ke dalam darah 1-2 jam setelah mulai makan. Seiring dengan pencernaan dan penyerapan makanan, kilomikron terus masuk ke dalam darah selama berjam-jam. Pada awalnya, partikel tersebut diberi nama kilomikron nasens (baru lahir). Setelah menerima protein dari HDL di dalam limfe dan darah, kilomikron tersebut menjadi kilomikron matang.3HDL memindahkan protein ke kilomikron nasens, terutama apoprotein E (apoE) dan apoprotein C11 (apoC11). ApoE dikenal oleh reseptor membran, terutama reseptor yang terletak di permukaan sel hati, sehingga lipoprotein yang mengandung apoE dapat masuk ke dalam sel ini melalui proses endositosis untuk selanjutnya dicerna oleh lisosom. ApoC11 berfungsi sebagai aktivator LDL, enzim pada sel endotel kapiler yang mencerna triasilgliserol pada kilomikron dan VLDL dalam darah.3

Tabel 1. Lipoprotein Darah.3Jenis LipoproteinKeterangan

Kilomikron Dihasilkan di dalam sel epitel usus dari ternak makanan Mengangkut triasilgliserol dalam darah

VLDL Dihasilkan di hati terutama dari karbohidrat makanan Mengangkut triasilgliserol dalam darah

IDL Dihasilkan di dalam darah Mengalami endositosis oleh hati atau diubah menjadi LDL

LDL Dihasilkan di dalam darah Mengandung kolesterol dan ester kolesterol dalam konsentrasi tinggi Mengalami endositosis oleh hati dan jaringan kapiler

HDL Dihasilkan di hati dan usus Mempertukarkan protein dan lemak dengan lipoprotein lain Berfungsi mengembalikan kolesterol dari jaringan perifer ke hati.

D. HormonHormon terpenting dalam pengaturan metabolisme energi ialah insulin dan glukagon.a) InsulinInsulin merupakan hormon yang menurunkan kadar glukosa darah dan memacu sintesis glikogen, lemak dan protein dalam banyak sel. Hormon ini disintesis dalam sel pulau-pulau pankreas.4Efek utama insulin adalah menurunkan kadar glukosa, asam amino dan asam lemak bebas dalam plasma. Dalam hal ini, insulin meningkatkan pemupukan dan penyimpanan substrat di dalam sel. Insulin bersifat anabolik yaitu dapat meningkatkan simpanan glukosa, asam amino dan asam lemak. Di otot dan jaringan adiposa, perlu adanya insulin untuk meningkatkan ambilan K+.4Kadar glukosa atau asam amino yang tinggi dalam sirkulasi memacu pelepasan insulin dari pankreas. Insulin dalam sirkulasi mempermudah difusi glukosa ke dalam sel otot dan jaringan adiposa sehingga mempecepat penggunaan glukosa dalam jaringan-jaringan ini.4 Insulin mempunyai pengaruh besar terhadap metabolisme glukosa dalam hati yang berlangsung sesudah glukosa berdifusi melewati membran sel dengan menginduksi sintesis glukokinase spesifik. Enzim ini mempunyai Km untuk glukosa yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan heksokinase hati yang nonspesifik, dan dengan demikian terutama berfungsi waktu kadar glukosa dalam sirkulasi meningkat. Insulin juga mempercepat sintesis glikogen dan menurunkan aktivitas enzim-enzim glukoneogenik, terutama glukosa 6-fosfatase. Pengaruh insulin bersih adalah menghentikan pengeluaran glukosa oleh hati dan memacu penimbunan glikogen.4Dalam sel seperti adiposit, pengikatan insulin meningkatkan pengangkutan glukosa dengan mengaktifkan pembawa glukosa dalam sel yang tidak dapat berfungsi pada keadaan basal. Insulin menyebabkan translokasi pengangkut glukosa ini ke membran plasma. Efek ini cepat dan dapat dibalik. Oleh karena lebih banyak pengangkut glukosa yang dapat tersedia dalam membran plasma, maka terjadi peningkatan tiga kali lipat pada Vmaks untuk pengangkutan glukosa tanpa perubahan apa pun dalam Km proses pengangkutan ini.4Rangsang utama untuk meningkatkan sekresi insulin yaitu dengan peningkatan kadar gula darah. Peningkatan kadar asam amino darah langsung merangsang sel sehingga meningkatkan sekresi insulin. Peningkatan aktivitas parasimpatis merangsang pembebasan insulin. Sedangkan rangsang simpatis atau peningkatan epinefrin akan menghambat sekresi insulin.4

b) GlukagonGlukagon mempunyai pengaruh berlawanan dengan insulin. Glukagon menaikkan kadar glukosa darah dan kadar asam lemak bebas dalam darah. Glukagon memacu glukogenolisis dan lipolisis lewat mekanisme cAMP. Glukagon juga memacu glukoneogenesis dalam hati. Insulin dan glukagon membentuk coupled endocrine system. Keduanya merupakan faktor utama pada pengaturan metabolisme energi. Glukagon merupakan sekret sel pulau-pulau langerhans. Glukagon terutama bekerja di hati. Ia mempengaruhi metabolisme hidrat arang, protein dan lemak.5Pada keadaan postabsorptive, sekresi glukagon akan meningkat. Sedangkan pada keadaan absorptive, sekresi glukagon menurun. Pengaturan sekresi glukagon mempunyai efek langsung pada kadar gula darah. Bila kadar glukosa darah meningkat, maka sekresi glukagon turun.5E.Pola Makan1) Kebutuhan Tubuh terhadap KarbohidratKebutuhan nutrisi karbohidrat yang dianjurkan adalah 60% dalam sehari. Tiap gram karbohidrat menghasilkan 4 kalori. Bentuk karbohidrat yang paling sederhana, yang juga disebut karbohidrat sederhana, adalah fruktosa dan glukosa (gula). Karbohidrat kompleks dapat ditemukan dalam sayur-sayuran, sereal, dan buah. Proses mencerna karbohidrat kompleks membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan gula. Oleh karena itu, karbohidrat kompleks lebih bermanfaat karena energi dilepaskan secara perlahan.6Kebutuhan karbohidrat untuk setiap orang berbeda-beda tergantung pada usia, jenis kelamin, dan aktivitasnya. Misalnya, orang dewasa yang bekerja berat membutuhkan karbohidrat 8-10 gram setiap kilogram berat badannya setiap hari.6Di dalam tubuh, kelebihan karbohidrat disimpan di dalam hati atau otot dalam bentuk glikogen. Kapasitas pembentukan glikogen terbatas. Apabila penimbunan glikogen telah mencapai batasnya, maka kelebihan karbohidrat di dalam tubuh diubah menjadi lemak. Lemak ditimbun di dalam jaringan lemak yang terdapat di bawah kulit.6

2) Kebutuhan Tubuh terhadap ProteinTubuh yang menerima cukup makanan bergizi akan mempunyai simpanan-simpanan protein untuk digunakan dalam keadaan darurat. Tetapi bila keadaan tidak menerima menu seimbang atau mencukupi kebutuhan tubuh berlanjut terus, maka gejala kurang protein akan timbul.6Protein sebagai pembangun atau pembentuk struktur tubuh terlihat dari gambaran komposisi tubuh manusia. Tiap gram protein menghasilkan 4 kalori. Lebih kurang 20% atau 1/5 bagian berat badan orang dewasa terdiri dari protein. Dari analisa berat kering sebanyak 50% berat tubuh orang dewasa terdiri dari protein. Dari bagian tersebut, 1/3 bagiannya berada dalam otot, 1/5 bagian tersimpan dalam tulang dan kartilago, 1/10 bagian tersimpan dalam kulit dan sisanya berada dalam cairan tubuh dan jaringan-jaringan.63) Kebutuhan Tubuh terhadap LemakLemak merupakan zat gizi padat energi yang nilai kalorinya 9 kalori setiap gram lemak. Dalam bentuk lemak, energi dapat disimpan dalam jumlah besar di dalam massa yang kecil, dan tidak memerlukan banyak air seperti pada penimbunan karbohidrat dan protein, sehingga mempunyai volume dan berat yang relatif rendah.7Di dalam hidangan sebaiknya dari jumlah kalori total, sebesar 15-20% berasal dari lemak, sehingga kebutuhan akan lemak dapat dihitung tegas, karena kebutuhan energi dapat ditentukan dengan jelas. Di negara-negara yang memiliki ekonomi tinggi, bagian energi yang berasal dari lemak mencapai 30-40% dari kalori total. Jumlah ini dianggap terlalu tinggi karena menunjukkan kesehatan yang tidak optimal. Sedangkan dalam hidangan rata-rata di Indonesia, lemak hanya memberikan iuran kalori sebanyak 7-8% dari energi total. Jumlah ini dianggap terlalu rendah. Dengan mempertimbangkan beberapa faktor, maka kebutuhan lemak dalam hidangan sebaiknya 15-20% dari kalori total. Lemak yang dikonsumsi sekarang dalam hidangan Indonesia tidak cukup untuk penyerapan vitamin-vitamin yang larut lemak. Jumlah yang dianjurkan akan memenuhi kebutuhan lemak sebagai pelarut vitamin-vitamin tersebut.7

KesimpulanBerdasarkan pembahasan di atas, maka hipotesis diterima yaitu metabolisme anaerob menghasilkan energi (ATP) yang sedikit sehingga seseorang dapat merasa letih dan pusing. Hal ini disebabkan laktat yang dihasilkan dari proses glikolisis EM jumlahnya berlebihan. Selain itu, ATP yang dihasilkan juga sedikit karena piruvat berubah menjadi laktat. Pada keadaan anaerob, jumlah ATP yang dihasilkan yaitu 2 ATP per mol glukosa. Jumlah ini sangat sedikit jika dibandingkan dengan keadaan aerob yang menghasilkan ATP sebanyak 8 ATP per mol glukosa. Oleh karena itu, seseorang dapat merasa letih dan pusing karena jumlah energi (ATP) yang dihasilkan tubuhnya sedikit pada metabolisme anaerob.

Daftar Pustaka1. Marks DB, Marks AD, Smith CM. Biokimia kedokteran dasar. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2003.h.478-86.2. Sumardjo D. Pengantar kimia buku panduan kuliah mahasiswa kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2006.h.246-50.3. Kuchel P, Ralston GB. Biokimia. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2004.h.77-81.4. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi ke-20. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2003.h.671-91.5. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi ke-6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2011.h.333-5.6. Sediaoetama AD. Ilmu gizi untuk mahasiswa dan profesi. Jakarta: Penerbit Dian Rakyat; 2003.h.91-5.7. Suhardjo, Kusharto CM. Prinip-prinsip ilmu gizi. Yogyakarta: Penerbit Kanisius; 2003.h.33-5.

14