14
Nefrolithiasis Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Terusan Arjuna Utara no 6, Jakarta Barat phiefan!"hot#ail.co# $kenario% Seorang laki-laki, 50 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan utama nyeri pin dan BAK kemerahan sejak 1 bulan yang lalu. Nyeri aalnya dirasakan ringan namun hari yang lalu nyeri dirasakan semakin memberat. Keluhan disertai mual, muntah d tidakterlalu tinggi. !iayat konsumsi obat sebelumnyatidakada. !iayat trauma sebelumnya tidak ada. &'N(A)U*UAN "enyakit batu saluran kemih sudah dikenal sejak #aman Babilonia dan #aman $esir Sebagai salah satu buktinya adalah diketemukan batu pada kandung kemih seorang m "enyakit ini dapat menyerang penduduk di seluruh dunia tidak terke%uali &ndonesia. Angka kejadian penyakit ini tidak sama di berbagai belahan bumi. 'i N negara berkembang banyak dijumpai pasien batu buli-buli sedangkan di Negara maju banyak dijumpai penyakit batu saluran kemih bagian atas( hal ini karena a status gi#i dan akti)itas pasien sehari-hari. 'i Amerika Serikat 5-*0+ penduduknya menderita penyakit ini, sedangkan di seluru rata-rata terdapat 1-1*+ penduduk yang menderita batu saluran kemih. "enyakit ini merupakan tigaterbanyak di bidangurologi di samping in eksi saluran kemih dan pembesaran prostat benigna. 1 ANA+N'$ $ Page | 1

Makalah-Pbl-Blok-20

Embed Size (px)

DESCRIPTION

nefrolitiasis

Citation preview

Nefrolithiasis

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJl. Terusan Arjuna Utara no 6, Jakarta [email protected]

Skenario:Seorang laki-laki, 50 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan utama nyeri pinggang kanan dan BAK kemerahan sejak 1 bulan yang lalu. Nyeri awalnya dirasakan ringan namun sejak 5 hari yang lalu nyeri dirasakan semakin memberat. Keluhan disertai mual, muntah dan demam tidak terlalu tinggi. Riwayat konsumsi obat sebelumnya tidak ada. Riwayat trauma sebelumnya tidak ada.

PENDAHULUANPenyakit batu saluran kemih sudah dikenal sejak zaman Babilonia dan zaman Mesir kuno. Sebagai salah satu buktinya adalah diketemukan batu pada kandung kemih seorang mumi. Penyakit ini dapat menyerang penduduk di seluruh dunia tidak terkecuali penduduk di Indonesia. Angka kejadian penyakit ini tidak sama di berbagai belahan bumi. Di Negara-negara berkembang banyak dijumpai pasien batu buli-buli sedangkan di Negara maju lebih banyak dijumpai penyakit batu saluran kemih bagian atas; hal ini karena adanya pengaruh status gizi dan aktivitas pasien sehari-hari.Di Amerika Serikat 5-20% penduduknya menderita penyakit ini, sedangkan di seluruh dunia rata-rata terdapat 1-12% penduduk yang menderita batu saluran kemih. Penyakit ini merupakan tiga terbanyak di bidang urologi di samping infeksi saluran kemih dan pembesaran prostat benigna.1

ANAMNESISMengumpulkan data-data dalam anamnesis biasanya ialah hal yang pertama dan sering merupakan hal yang terpenting dari interaksi dokter dengan pasien. Dokter mengumpulkan banyak data yang menjadi dasar dari diagnosis, dokter belajar tentang pasien sebagai manusia dan bagaimana mereka telah mengalami gejala-gejala dan penyakit, serta mulai membina suatu hubungan saling percaya. Anamnesis dapat diperoleh sendiri (auto-anamnesis) dan atau pengantarnya disebut alo-anamnesis.Ada beberapa cara untuk mencapai sasaran ini. Cobalah untuk memberikan lingkungan yang bersifat pribadi, tenang, dan bebas dari gangguan. Dokter berada pada tempat yang dapat diterima oleh pasien, dan pastikan bahwa pasien dalam keadaan nyaman.Dengan anamnesis yang baik dokter dapat memperkirakan penyakit yang diderita pasien. Anamnesis yang baik harus lengkap, rinci (detail), dan akurat sehingga dokter bukan saja dapat mengenali organ atau sistem apa yang terserang penyakit , tetapi juga kelainan yang terjadi dan penyebabnya.Anamnesis dilakukan dan dicatat secara sistematis. Ia harus mencakup semua hal yang diperkirakan dapat membantu untuk menegakkan diagnosis.Ada beberapa point penting yang perlu ditanyakan pada saat anamnesis , antara lain: Identitas pasien:Nama lengkap pasien, umur atau tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, pendidikan pekerjaan, suku bangsa dan agama. Keluhan utama:Pasien merasakan nyeri pinggang kanan dan BAK kemerahan sejak 1 bulan lalu. Riwayat penyakit sekarang: Waktu dan lama keluhan berlangsung: muncul sejak 1 bulan yang lalu Sifat nyeri: awal terasa ringan, namun semakin memberat sejak 5 hari lalu Lokalisasi dan penyebaran: nyeri pinggang kanan Keluhan penyerta: mual, muntah, dan demam tidak terlalu tinggi Riwayat penyakit dahulu: Menanyakan apakah pasien pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya? Cari tahu riwayat penyakit dahulu dari kondisi medis apapun yang signifikan. Menanyakan pernahkah mengalami masalah genitourinarius sebelumnya? Adakah riwayat ISK, hematuria, atau batu sebelumnya atau penyakit lain yang mengenai saluran ginjal? Riwayat penyakit keluargaMenanyakan apakah ada keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan yang dialami oleh pasien. Riwayat pekerjaan / socialMenanyakan kepada pasien apakah penyakitnya mengganggu/ sangat mengganggu/ tidak mengganggu aktivitas sehari-hari pasien. Riwayat Obat-Obatan: Menanyakan apakah ada riwayat pembedahan perut sebelumnya? Menanyakan setiap obat yang bisa menyebabkan nyeri misalnya OAINS atau menutupi tanda gangguan perut misalnya kortikosteroid? Pertimbangkan alkohol sebagai penyebab nyeri, jika ada komplikasi penyakit (misal pankreatitis)? Menanyakan apakah pasien mengkonsumsi antikoagulan (tetapi hematuria masih menunjukkan kemungkinan abnormalitas yang mendasari)? Menanyakan apakah pasien telah menggunakan obat analgesik untuk mengurangi nyeri?

PEMERIKSAANFisikPemeriksaan fisik pasien dengan batu saluran kemih dapat bervariasi mulai tanpa kelainan fisik sampai tanda-tanda sakit berat tergantung pada letak batu dan penyulit yang ditimbulkan. Pemeriksaan fisik umum: Tekanan Darah: 120/80 mmHg, Nadi: 90x/ menit, RR: 20x/ menit, Suhu: 37,8 C Nyeri ketuk costovertebra positifPenunjang11. Foto Polos AbdomenPembuatan foto polos abdomen bertujuan untuk melihat kemungkinan adanya batu radio opak di saluran kemih. Batu-batu jenis kalsium oksalat dan kalsium fosfat bersifat radio opak dan paling sering dijumpai diantara batu lain, sedangkan batu asam urat bersifat non opak (radio lusen). Urutan radioopasitas beberapa batu saluran kemih seperti pada tabel 1.Jenis BatuRadioopasitas

KalsiumOpak

MAPSemiopak

Urat/SistinNon opak

Tabel 1. Urutan Radioopasitas Beberapa Jenis Batu Saluran Kemih

2. Intra Vena Pielografi (IVP)Pemeriksaan ini bertujuan menilai keadaan anatomi dan fungsi ginjal. Selain itu IVP dapat mendeteksi adanya batu semi-opak ataupun batu non opak yang tidak dapat terlihat oleh foto polos abdomen. Jika IVP belum dapat menjelaskan keadaan sistem saluran kemih akibat adanya penurunan fungsi ginjal, sebagai penggantinya adalah pemeriksaan pielografi retrograd.

Gambar 1. Foto BNO-IVP. Tampak batu radio opak pada ginjal kanan.

3. UltrasonografiUSG dikerjakan bila pasien tidak mungkin menjalani pemeriksaan IVP, yaitu pada keadaan-keadaan: alergi terhadap bahan kontras, faal ginjal yang menurun, dan pada wanita yang sedang hamil. Pemeriksaan USG dapat menilai adanya batu di ginjal atau di buli-buli (yang ditunjukkan sebagai echoic shadow), hidronefrosis, pionefrosis, atau pengkerutan ginjal.4. Pemeriksaan Mikroskopik Urin, untuk mencari hematuria dan Kristal.5. Renogram, dapat diindikasikan pada batu staghorn untuk menilai fungsi ginjal.6. Analisis batu, untuk mengetahui asal terbentuknya.7. Kultur urin, untuk mecari adanya infeksi sekunder.8. DPL, ureum, kreatinin, elektrolit, kalsium, fosfat, urat, protein, fosfatase alkali serum.DIAGNOSISWorking DiagnosisBatu ginjal adalah massa padat yang terbentuk di dalam ginjal yang terbuat dari gabungan kristal-kristal garam dan mineral. Satu atau lebih batu dapat berada dalam ginjal atau ureter pada saat yang sama.Nefrolitiasis atau batu ginjal merupakan keadaan tidak normal dalam ginjal dan mengandung komponen kristal serta matriks organik. Lokasi batu ginjal dijumpai khas di pelvis atau kaliks dan bila akan keluar dapat berhenti di ureter atau di kandung kemih. Batu ginjal sebagai besar mengandung batu kalsium. Batu oksalat, kalsium oksalat atau kalsium fosfat secara dapat dijumpai sampai 65-85% dari jumlah keseluruhan batu ginjal.

Differential Diagnosis1. Glomerulonefritis akut (GNA) adalah suatu reaksi imunologis pada ginjal terhadap bakteri atau virus tertentu. Yang sering terjadi ialah akibat infeksi kuman streptococcus grup A. Glomerulonefritis merupakan suatu istilah yang dipakai untuk menjelaskan berbagai ragam penyakit ginjal yang mengalami proliferasi dan inflamasi glomerulus yang disebabkan oleh suatu mekanisme imunologis. Gejala yang sering ditemukan adalah hematuria atau kencing seperti merah daging, kadang-kadang disertai sembab ringan di sekitar mata atau seluruh tubuh. Tanda utama kelainan glomerulus adalah proteinuria, hematuria, sembab, hipertensi dan penurunan fungsi ginjal.22. Infeksi saluran kemih (ISK) adalah istilah umum yang dipakai untuk menyatakan adanya invasi atau masuknya mikroorganisme pada saluran kemih atau dapat juga disebut suatu infeksi yang terjadi ketika bakteri masuk ke uretra yang terbuka dan berpindah ke saluran kemih atau bladder. Infeksi ini biasanya terjadi di saluran kemih bagian bawah, namun jika tidak segera diobati maka akan terus naik ke bagian atas dan terjadi di ginjal. Gejala klinis ISK tidak khas bahkan pada sebagian pasien ada yang tanpa gejala. Gejala ISK ini tidak mudah untuk dihilangkan. Gejala yang biasanya timbul misalnya pada bagian bawah, yaitu rasa sakit atau panas di uretra atau saluran kemih sewaktu kencing dengan air kemih sedikit-sedikit dan tidak jarang berdarah serta rasa tidak enak di daerah suprapubik. Sedangkan pada ISK bagian atas gejalanya seperti mengigil, demam, mual, muntah, sakit kepala, malaise atau rasa tidak enak, atau nyeri pinggang.2

ETIOLOGITerbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungannya dengan gangguan aliran urin, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi, dan keadaan-keadaan lain yang masih belum terungkap (idiopatik). Secara epidemiologis terdapat beberapa faktor yang mempermudah terjadinya batu saluran kemih pada seseorang. Faktor-faktor itu adalah faktor intrinsik yaitu keadaan yang berasal dari tubuh seseorang dan faktor ekstrinsik yaitu pengaruh yang berasal dari lingkungan sekitarnya.Faktor intrinsik itu antara lain adalah:1. Herediter (keturunan)Penyakit ini diduga diturunkan dari orang tuanya.2. UmurPenyakit ini paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun.3. Jenis kelaminJumlah pasien laki-laki tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan pasien perempuan.1Beberapa faktor ekstrinsik diantaranya adalah:1. GeografiPada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian batu saluran kemih yang lebih tinggi daripada daerah lain sehingga dikenal sebagi daerah stone belt (sabuk batu), sedangkan daerah Bantu di Afrika Selatan hampir tidak dijumpai penyakit batu sauran kemih.2. Iklim dan temperature3. Asupan airKurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium pada air yang dikonsumsi, dapat meningkatkan insiden batu saluran kemih.4. DietDiet tinggi purin, oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya penyakit batu saluran kemih.5. PekerjaanPenyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak duduk atau kurang aktivitas atau sedentary life.1

EPIDEMIOLOGIPenelitian epidemiologik memberikan kesan seakan-akan penyakit batu mempunyai hubungan dengan tingkat kesejahteraan masyarakat dan berubah sesuai dengan perkembangan kehidupan suatu bangsa. Berdasarkan pembandingan data penyakit batu saluran kemih di berbagai negara, dapat disimpulkan bahwa di negara yang mulai berkembang terdapat banyak batu saluran kemih bagian bawah, terutama terdapat di kalangan anak.Di negara yang sedang berkembang, insidensi batu saluran kemih relatif rendah, baik dari batu saluran kemih bagian bawah maupun batu saluran kemih bagian atas. Di negara yang telah berkembang, terdapat banyak batu saluran kemih bagian atas, terutama di kalangan orang dewasa. Pada suku bangsa tertentu, penyakit batu saluran kemih sangat jarang, misalnya suku bangsa Bantu di Afrika Selatan.Satu dari 20 orang menderita batu ginjal. Pria: Wanita = 3:1. Puncak kejadian di usia 30-60 tahun atau 20-49 tahun. Prevalensi di USA sekitar 12% untuk pria dan 7% untuk wanita. Batu struvite lebih sering ditemukan pada wanita daripada pria.3

PATOFISIOLOGISecara teoritis batu dapat terbentuk di seluruh saluran kemih terutama pada tempat-tempat yang sering mengalami hambatan aliran urin (stasis urin), yaitu pada sistem kalises ginjal atau buli-buli. Adanya kelainan bawaan pada pelviokalises (stenosis uretero-pelvis), divertikel, obstruksi infravesika kronis seperti pada hyperplasia prostat benigna, striktura, dan buli-buli neurogenik merupakan keadaan-keadaan yang memudahkan terjadinya pembentukan batu.Batu terdiri atas kristal-kristal yang tersusun oleh bahan-bahan organik maupun anorganik yang terlarut dalam urin. Kristal-kristal tersebut tetap berada dalam keadaan metastable (tetap terlarut) dalam urin jika tidak ada keadaan-keadaan tertentu yang menyebabkan terjadinya presipitasi kristal. Kristal-kristal yang saling mengadakan presipitasi membentuk inti batu (nukleasi) yang kemudian akan mengadakan agregasi dan menarik bahan-bahan lain sehingga menjadi kristal yang lebih besar.4Meskipun ukurannya cukup besar, agregat kristal masih rapuh dan belum cukup mampu menyumbat saluran kemih. Untuk itu agregat kristal menempel pada epitel saluran kemih (membentuk retensi kristal), dan dari sini bahan-bahan lain diendapkan pada agregat itu sehingga membentuk batu yang cukup besar untuk menyumbat saluran kemih. Kondisi metastable dipengaruhi oleh suhu, pH larutan, adanya koloid di dalam urin, laju aliran urin di dalam saluran kemih, atau adanya corpus alienum di dalam saluran kemih yang bertindak sebagai inti batu.Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terbentuknya renal kalkuli seperti: Hiperparatiroidisme asidosis tubular renal malignansi penyakit granulomatosa (sarcoidosis, tuberculosis) masukan vitamin D yang berlebihan masukan susu dan alkali penyakit mieloproliferatif (leukemia, polisitemia, multiple mieloma) faktor presipitasi seperti: gaya hidup, intake cairan kurang, retensi urin, konsumsi vitamin C dosis tinggi, immobilisasi, dan lain-lain.Otot-otot pada bagian yang kena berkontraksi untuk mendorong urin untuk melewati obstruksi. Apabila obstruksinya partial, dilatasi akan timbul dengan pelan tanpa gangguan fungsi. Apabila obstruksinya memberat, tekanan pada dinding ureter akan meningkat dan mengakibatkan dilatasi pada ureter (hydroureter). Volume urin yang terkumpul meningkat dan menekan pelvis dari ginjal dengan akibat pelvis ginjal berdilatasi (hydrophrosis). Penambahan tekanan ini tidak berhenti pada pelvis saja tetapi dapat sampai ke jaringan-jaringan ginjal yang kemudian menyebabkan kegagalan renal. Obstruksi juga dapat mengakibatkan stagnansi urin. Urin yang stagnan ini dapat menjadi tempat untuk perkembangan bakteri dan infeksi. Obstruksi pada traktus urinarius bawah dapat menyebabkan distensi bladder. Infeksi dapat timbul dan pembentukan batu.4Obstruksi pada traktus urinarius atas dapat berkembang sangat cepat karena pelvis ginjal adalah lebih kecil bila dibandingkan dengan bladder. Peningkatan tekanan pada jaringan-jaringan ginjal dapat menyebabkan iskemia pada renal cortex & medula dan dilatasi tubula-tubula renal. Statis urin pada pelvis ginjal dapat menyebabkan infeksi dan pembentukan batu, yang dapat menambah kerusakan pada ginjal. Ginjal yang sehat dapat mengadakan kompensasi, akan tetapi apabila obstruksi diperbaiki, ginjal yang sehat pun akan mengalami hypertrofi karena harus mengerjakan pekerjaan ginjal yang tak berfungsi. Obstruksi pada kedua ginjal dapat mengakibatkan kegagalan renal.41. Batu kalsium (kurang lebih 70-80 % dari seluruh batu saluran kemih)Lebih dari 80% batu saluran kemih terdiri atas batu kalsium, baik yang berikatan dengan oksalat maupun dengan fosfat, membentuk batu kalsium oksalat dan kalsium fosfat sedangkan sisanya berasal dari batu asam urat, batu magnesium ammonium fosfat (batu infeksi), batu xanthin, batu sistin dan batu jenis lainnya. Sebagian besar penderita batu kalsium mengalami hiperkalsiuria, dimana kadar kalsium di dalam air kemih sangat tinggi. Obat diuretik thiazid akan mengurangi pembentukan batu yang baru. Faktor terjadinya batu kalsium:4 Hiperkalsiuria (kalsium di dalam urin lebih besar dari 250-300 mg/ 24 jam). Hiperkalsiuria absorbtif. Hiperkalsiuria renal. Hiperkalsiuria resorptif. Hiperoksaluria adalah ekskresi oksalat urin yang melebihi 45 gram per hari. Teh, kopi instan, minuman, soft drink, kokoa, arbei, jeruk sitrun, dan sayuran berwarna hijau terutama bayam. Hiperurikosuria adalah kadar asam urat di dalarn urin yang melebihi 850 mg/ 24 jam. Sumber asam urat di dalam urin berasal dari makanan yang mengandung banyak purin/ asam urat maupun berasal dari metabolisme endogen. Hipositraturia. Penyakit asidosis tubuli ginjal atau renal tubular asidosis, sindrom malabsorbsi, atau pemakaian diuretik golongan thiazid dalam jangka waktu lama. Hipomagnesiuria.2. Batu struvit (batu infeksi)Batu struvit disebut juga batu infeksi, karena terbentuknya batu ini disebabkan oleh adanya infeksi saluran kemih. Batu dapat tumbuh menjadi lebih besar membentuk batu staghorn dan mengisi seluruh pelvis dan kaliks ginjal. Kuman penyebab infeksi ini adalah golongan kuman pemecah urea atau urea splitter yang dapat menghasilkan enzim urease dan merubah urin menjadi bersuasana basa melalui hidrolisis urea menjadi amoniak, seperti pada reaksi: CO(NH2)2+H2O2NH3+CO2Sekitar 75% kasus batu staghorn, didapatkan komposisi batunya adalah matriks struvit-karbonat-apatite atau disebut juga batu struvit atau batu triple fosfat, batu fosfat, batu infeksi, atau batu urease walaupun dapat pula terbentuk dari campuran antara kalsium oksalat dan kalsium fosfat. Suasana basa ini yang memudahkan garam-garam magnesium, ammonium, fosfat dan karbonat membentuk batu magnesium amoniun fosfat (MAP) atau (MgNH4PO4.H2O) dan karbonat apatit (Ca10[PO4]6CO3. Karena terdiri atas 3 kation Ca2+, Mg2+ dan NH4+ batu jenis ini dikenal dengan nama batu triple-fosfat. Kuman-kuman yang termasuk pemecah urea diantaranya adalah Proteus spp, Klebsiella, Serratia, Enterobacter, Pseudomonas, dan Staphylococcus. Meskipun E.coli banyak menyebabkan infeksi saluran kemih, namun kuman ini bukan termasuk bakteri pemecah urea.43. Batu urat (batu asam urat merupakan 5-10% dari seluruh batu saluran kemih)Dianjurkan untuk mengurangi asupan daging, ikan dan unggas karena makanan tersebut menyebabkan meningkatnya kadar asam urat di dalam air kemih. Untuk mengurangi pembentukan asam urat dapat diberikan allupurinol. Batu asam urat terbentuk jika keasaman air kemih bertambah, karena itu untuk menciptakan suasana air kemih yang alkalis (basa), dapat diberikan kalium sitrat. Dan sangat dianjurkan untuk banyak minum air putih. Faktor yang menyebabkan terbentuknya batu asam urat adalah:4 Urin yang terlalu asam (pH urin < 6). Volume urin yang jumlahnya sedikit (< 2 liter/ hari) atau dehidrasi. Hiperurikosuri.

MANIFESTASI KLINIS5 Sakit pada sudut CVA, sakit berupa pegal (akibat distensi parenkim dan kapsul ginjal), kolik, (hiperkristaltik otot polos pada kaliks dan pelvis ginjal), rasa sakit tidak sebanding dengan bendungan yang terjadi tetapi tergantung dari bendungan yang terjadi secara tiba-tiba atau perlahan. Nausea, muntah-muntah disertai distensi abdomen disebabkan oleh ilius paralitik. Hematuria makroskopis (5-10%), hematuria mikroskopis (90%). Infeksi, bila terjadi sepsis penderita akan demam, menggigil dan apatis.

PENATALAKSANAANMedikamentosa6Terapi medikamentosa ditujukan untuk batu yang ukurannya kurang dari 5 mm, karena diharapkan batu dapat keluar spontan. Terapi diberikan bertujuan untuk mengurangi nyeri, memperlancar aliran urin dengan pemberian diuretic, dan minum banyak supaya dapat mendorong batu keluar dari slauran kemih. Bila ada infeksi, diberi antimikroba yang sesuai Batu urat (hiperurikosuri): Allopurinol 3 x 100 mg atau 1 x 300mg/hari Kalium sitrat Hipositraturi: Kalium sitrat Hiperkalsuri: Tiazid Batu sistin: D-penicillamine Analgesic : NSAID, opiatNon-Medikamentosa11. ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsy)Alat ESWL adalah pemecah batu yang diperkenalkan pertama kali oleh Caussy pada tahun 1980. Alat ini dapat memecah batu ginjal, batu ureter proksimal atau batu buli-buli tanpa melalui tindakan invasif dan tanpa pembiusan. Batu dipecah dengan gelombang kejut menjadi fragmen-fragmen kecil sehingga mudah dikeluarkan melalui saluran kemih. Tidak jarang pecahan-pecahan batu yang sedang keluar menimbulkan perasaan nyeri kolik dan menyebabkan hematuria.

2. Endourologi Merupakan tindakan invasif minimal untuk mengeluarkan batu saluran kemih yang terdiri atas memecah batu, dan kemudian mengeluarkannya dari saluran kemih melalui alat yang dimasukkan langsung ke dalam saluran kemih. Alat itu dimasukkan melalui uretra atau melalui insisi kecil pada kulit (perkutan). Tindakannya adalah:a. PNL (Percutaneus Nephro Litholapaxy), yaitu mengeluarkan batu yang berada dalam saluran ginjal dengan cara memasukan alat endoskopi ke dalam sistem kaliks melalui insisi pada kulit. b. Litotripsi, yaitu memecah batu buli-buli atau batu uretra dengan memasukan alat pemecah batu (litotriptor) ke dalam buli-buli. Pecahan batu dikeluarkan dengan evakuator Ellik.c. Ureteroskopi atau uretero-renoskopi, yaitu memasukan alat ureteroskopi per uretram guna melihat keadaan ureter atau sistem pielokaliks ginjal. Dengan memakai energi tertentu, batu yang berada yang berada didalam ureter maupun sistem pelvikalises dapat dipecah melalui tuntunan ureteroskopi maupun ureterorenoskopi.d. Ekstraksi Dormia, yaitu mengeluarkan batu ureter dengan menjaringnya melalui alat keranjang Dormia.

3. Bedah LaparoskopiPembedahan laparoskopi untuk mengambil batu saluran kemih saat ini sedang berkembang. Cara ini banyak dipakai untuk mengambil batu ureter.

4. Bedah TerbukaTerapi bedah digunakan jika tidak tersedia alat litotripsor, ESWL, atau cara non bedah tidak berhasil. Pembedahan terbuka itu antara lain adalah: pielolitotomi atau nefrolitotomi untuk mengambil batu pada saluran ginjal, dan ureterolitotomi untuk batu di ureter. Tidak jarang pasien harus menjalani tindakan nefrektomi atau pengambilan ginjal karena ginjalnya sudah tidak berfungsi dan berisi nanah (pionefrosis), korteksnya sudah sangat tipis, atau mengalami pengkerutan akibat batu saluran kemih yang menimbulkan obstruksi dan infeksi yang menahun.

KOMPLIKASIObstruksi adalah komplikasi dari batu ginjal yang dapat menyebabkan terjadinya hidronefrosis dan kemudian berlanjut dengan atau tanpa pionefrosis yang berakhir dengan kegagalan faal ginjal yang terkena. Komplikasi lainnya dapat terjadi saat penanganan batu dilakukan. Infeksi, termasuk didalamnya adalah pielonefritis dan sepsis yang dapat terjadi melalui pembedahan terbuka maupun noninvasif seperti ESWL. Biasanya infeksi terjadi sesaat setelah dilakukannya PNL, atau pada beberapa saat setelah dilakukannya ESWL saat pecahan batu lewat dan obstruksi terjadi. Cidera pada organ-organ terdekat seperti lien, hepar, kolon dan paru serta perforasi pelvis renalis juga dapat terjadi saat dilakukan PNL, visualisasi yang adekuat, penanganan yang hati-hati, irigasi serta drainase yang cukup dapat menurunkan resiko terjadinya komplikasi ini.

PENCEGAHAN6Pencegahan yang dilakukan adalah berdasarkan atas kandungan unsur yang menyusun batu saluran kemih yang diperoleh dari analisis batu. Pada umumnya pencegahan itu berupa : Menghindari dehidrasi dengan minum cukup dan diusahakan produksi urin 2-3 liter per hari. Diet untuk mengurangi kadar zat-zat komponen pembentuk batu. Aktivitas harian yang cukup. Pemberian medikamentosa.Beberapa diet yang dianjurkan untuk mengurangi kekambuhan adalah: Rendah protein, karena protein akan memacu ekskresi kalsium urine dan menyebabkan suasana urine menjadi lebih asam. Rendah oksalat. Rendah garam, karena natriuresis akan memacu timbulnya hiperkalsiuri. Rendah purin.

PROGNOSISPrognosis batu ginjal tergantung dari faktor-faktor ukuran batu, letak batu, dan adanya infeksi serta obstruksi. Makin besar ukuran suatu batu, makin buruk prognosisnya. Letak batu yang dapat menyebabkan obstruksi dapat mempermudah terjadinya infeksi. Makin besar kerusakan jaringan dan adanya infeksi karena faktor obstruksi akan dapat menyebabkan penurunan fungsi ginjal.Pada pasien dengan batu yang ditangani dengan ESWL, 60% dinyatakan bebas dari batu, sisanya masih memerlukan perawatan ulang karena masih ada sisa fragmen batu dalam saluran kemihnya. Pada pasien yang ditangani dengan PNL, 80% dinyatakan bebas dari batu, namun hasil yang baik ditentukan pula oleh pengalaman operator.

DAFTAR PUSTAKA1. Purnomo, Basuki. Dasar-dasar Urologi. Edisi kedua. Sagung seto: Jakarta; 20072. Mansjoer A, Suprohaita, Wardhani WI, Setiowulan W. Kapita selekta kedokteran. Edisi ke-3. Jilid II. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2000.hal.329-45.3. Nugroho, Ditto. Batu Ginjal. 2009. Diunduh dari: http://viryacarvalho.com/index.php?view=article&catid=16:penyakit&id=247:batu-ginjal&format=pdf4. Tiselius HG, Ackermann D, Alken P, dkk. Guidelines on urolithiasis, EAU guidelines. Edition presented at the 16th EAU Congress, Geneva, Switzerland; 2001.5. Manuputty, David. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Indonesia. Binarupa Aksara Publisher.6. Halim, Mubin. A. Panduan Praktis Ilmu Penyakit Dalam: Diagnosis dan Terapi. Edisi 2: Jakarta; 2007.Page | 4