Upload
azuma-mariela
View
398
Download
10
Embed Size (px)
Citation preview
MAKALAH PENCEMARAN AIR KOTA MALANG
Oleh :
Abiyu Briliandityo (XI IPS I/01)
Akhmad Syahroni (XI IPS I/02)
Anastasia Karina D.A (XI IPS I/03)
Austin Berliando (XI IPS I/04)
Azuma P.M (XI IPS I/05)
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 MALANGJl. Tugu Utara No. 1, Telp. (0341) 366454, Fax. (0341) 329487 Website :
http://www.sman1-mlg.sch.idE-mail : [email protected]
Februari, 2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena limpahan rahmat-Nyalah, penulis mampu untuk menyelesaikan karya tulis
ilmiah yang berjudul “Pencemaran Tanah di Kota Malang.” Penulis juga
mengucapkan terima kasih sebesar – besarnya kepada :
1. Kepala SMA Negeri 1 Malang, Drs. H. Budi Harsono.
2. Guru Mata Pelajaran Geografi, Dra. Bertha Wartini
3. Guru PPL Geografi, Ardhani Aji
4. Orang tua penulis yang telah memberi motivasi.
5. Rekan – rekan penulis yang telah membantu.
Melalui karya tulis ilmiah ini, penulis berharap agar pembaca dapat
memahami dan dapat memanfaatkan informasi yang telah disajikan. Sistem dan
pola penyajian materi dalam tugas ini diupayakan agar pembaca dapat lebih jelas
dan rinci tentang apa yang penulis jelaskan.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan. Oleh
karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan demi penyempurnaan karya
tulis ilmiah ini.
Malang, Februari 2012
Penulis
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan sumber daya alamnya.
Salah satu dari kekayaan tersebut adalah Indonesia memiliki tanah yang
sangat subur karena berada di kawasan katulistiwa dengan pengaruh musim
tropis. Indonesia juga kaya akan deretan pegunungan yang memanjang dari
Sabang hingga Merauke yang membuat tanah-tanah di sekitarnya terkenal
akan kesuburannya.
Namun seiring berjalannya waktu, kesuburan yang dimiliki oleh tanah
Indonesia banyak yang digunakan tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku
tanpa memperhatikan dampak jangka panjang yang dihasilkan dari
pengolahan tanah tersebut.
Penyelenggaraan pembangunan di Indonesia yang menimbulkan
berbagai dampak positif namun juga tedapat banyak dampak negatifnya bagi
masyarakat luas. Dampak positifnya seperti pembangunan industri dan
pertambangan telah menciptakan lapangan kerja baru bagi penduduk di
sekitarnya. Namun dampak negatifnya yaitu kegiatan pembangunan yang
menyebabkan kerusakan tanah, erosi dan sedimentasi, serta kekeringan.
Kerusakan akibat kegiatan pembangunan adalah berubah atau hilangnya
bentuk permukaan bumi.
Peristiwa lain yang dapat merusak lingkungan adalah karena tidak
adanya pengolahan berbagai jenis sampah yang akan berdampak pada
pencemaran lingkungan. Misalnya adalah sampah yang berupa kertas dan
plastik yang sulit untuk dilakukan pengolahan. Dampak negatif yang dapat
menimpa lingkungan yang perlu mendapatkan perhatian serius, karena sampah
anorganik yang mencemari lingkungan tersebut mengandung sejumlah unsur-
unsur kimia berbahaya yang bisa merusak tanah dan tanaman serta berakibat
lebih jauh terhadap kesehatan makhluk hidup.
Oleh karena itu sangat diperlukan pengkajian khusus yang membahas
mengenai pencemaran tanah beserta dampaknya terhadap lingkungan di
sekitarnya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana keadaan tanah di kota Malang?
2. Apa penyebab pencemaran tanah di kotaMalang?
3. Apakah jenis limbah yang mencemari tanah tersebut?
4. Bagaimana upaya untuk menanggulangi pencemaran tanah?
5. Bagaimana pengaruh pencemaran tanah terhadap lingkungan sekitar?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui keadaan tanah di kota Malang
2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya pencemaran tanah
3. Untuk mengetahui jenis limbah yang dapat mencemari tanah
4. Untuk mengetahui cara menaggulangi pencemaran tanah
5. Untuk mengetahui pengaruh pencemaran tanah terhadap lingkungan
sekitar
BAB II
PEMBAHASAN
A. Deskripsi Daerah Penyelidikan
Kota Malang adalah kota yang terkenal dengan keindahan dan
kesuburan tanahnya. Di samping itu kota Malang terkenal dengan julukan
Malang Kota Bunga. Meskipun kota Malang mendapat julukan sebagai
kota Bunga tetapi masih saja mudah kita temui berbagai pencemaran baik
pencemaran air, udara maupun tanah. Khusunya pencemaran tanah, yang
dapat kita temui dengan mudah di Kota Malang. Pencemaran tanah yang
ada di kota Malang kebanyakan disebabkan karena sampah yang masih
berserakan tanpa adanya pengolahan hingga sampah tersebut membusuk
tanpa memiliki manfaat untuk tanah yang ada di sekitarnya. Tidak jarang
pula penyebab dari pembusukan sampah tersebut dapat berdampak pada
hilangnya kesuburan tanah.
Selain pencemaran yang disebabkan oleh sampah organik ada juga
yang disebabkan karena sampah anorganik berupa sampah plastik.yang
dibiarkan menumpuk hingga menimbulkan polusi udara yang berasal dari
bau sampah tersebut. Dengan kompleksnya permasalahan lingkungan
akibat sampai organik maupun anorganik semakin menguatkan anggapan
bahwa kota Malang tidak seindah dulu karena disebabkan oleh berbagai
pencemaran tersebut. Untungnya di daerah kota Malang kita dapat dengan
mudah menemui hutan kota dan taman-taman di sepanjang jalan raya,
sehingga dapat sedikit mengatasi pencemaran tanah yang terjadi.
B. Kualitas Lingkungan
Pengertian tentang mutu lingkungan sangatlah penting, karena
merupakan dasar dan pedoman untuk mencapai tujuan pengelolaan
lingkungan. Secara teori kualitas lingkungan hidup diartikan sebagai
keadaan lingkungan yang dapat memberikan daya dukung yang optimal
bagi kelangsungan hidup manusia di suatu wilayah. Kualitas lingkungan
itu dicirikan antara lain dari suasana yang membuat orang betah untuk
tinggal ditempatnya sendiri. Berbagai keperluan hidup terpenuhi dari
kebutuhan dasar atau fisik seperti makan minum, perumahan sampai
kebutuhan rohani atau spiritual seperti pendidikan, rasa aman, ibadah dan
sebagainya.
Kualitas lingkungan hidup dibedakan berdasarkan biofisik, sosial
ekonomi, dan budaya yaitu :
1. Lingkungan biofisik adalah lingkungan yang terdiri dari komponen
biotik dan abiotik yang berhubungan dan saling mempengaruhi satu
sama lain. Komponen biotik merupakan makhluk hidup seperti hewan,
tumbuhan dan manusia, sedangkan komponen abiotik terdiri dari
benda-benda mati seperti tanah, air, udara, cahaya matahari. Kualitas
lingkungan biofisik dikatakan baik jika interaksi antar komponen
berlangsung seimbang.
2. Lingkungan sosial ekonomi, adalah lingkungan manusia dalam
hubungan dengan sesamanya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Standar kualitas lingkungan sosial ekonomi dikatakan baik jika
kehidupan manusia cukup sandang, pangan, papan, pendidikan dan
kebutuhan lainnya.
3. Lingkungan budaya adalah segala kondisi, baik berupa materi (benda)
maupun nonmateri yang dihasilkan oleh manusia melalui aktifitas dan
kreatifitasnya. Lingkungan budaya dapat berupa bangunan, peralatan,
pakaian, senjata. Dan juga termasuk non materi seperti tata nilai,
norma, adat istiadat, kesenian, sistem politik dan sebagainya. Standar
kualitas lingkungan diartikan baik jika di lingkungan tersebut dapat
memberikan rasa aman, sejahtera bagi semua anggota masyarakatnya
dalam menjalankan dan mengembangkan sistem budayanya.
Namun dalam makalah ini kami akan membahas lebih rinci tentang
lingkungan biofisik khususnya tanah. Menurut seorang ahli pengamat
lingkungan kualitas suatu tanah dapat ditentukan dengan berbagai kriteria
berikut:
1. Tanah yang tercemar (buruk) memiliki ciri-ciri yakni :
a. Tanah tidak subur
b. pH dibawah 6 (tanah asam) atau pH diatas 8 (tanah basa)
c. Berbau busuk
d. Kering
e. Mengandung logam berat
f. Mengandung sampah anorganik
2. Tanah yang tidak tercemar (baik) memiliki ciri-ciri yakni :
a. Tanahnya subur
b. Trayek pH minimal 6, maksimal 8
c. Tidak berbau busuk
d. Tidak kering, memiliki tingkat kegemburan yang normal
e. Tidak Mengandung logam berat
f. Tidak mengandung sampah anorganik
Sedangkan tanah yang memiliki kriteria berada pada pertengan dari ciri-
ciri tersebut adalah jenis tanah sedang yang memiliki tingkat pencemaran
dalam skala yang relatif kecil.
Berdasarkan pengamatan yang telah kami lakukan dan dengan
berlandaskan teori diatas maka dapat kami simpulkan bahwa kualitas
tanah di Kota Malang masuk pada katagori tanah sedang dengan tingkat
pencemaran tanah yang relatif kecil dan hanya terdapat di sebagian
wilayah saja.
C. Identifikasi Masalah
Masalah lingkungan yang terjadi di sekitar kota Malang masuk
dalam skala sedang dimana terdapat permasalahan lingkungan yang tidak
terlalu kompleks dan masih memungkinkan untuk dilakukan rekonversi
lingkungan dengan penanganan yang serius. Di kota Malang dengan
mudah kita temui beberapa tempat kotor karena limbah pembangunan,
sampah organik maupun sampah anorganik hingga terjadinya pencemaran
tanah yang dapat menyebabkan penurunan kualitas kesuburan tanah serta
rusaknya ekosistem yang menyebabkan terganggunya kelangsungan
hidupan organisme. Bila keadaan ini tetap berlanjut tanpa adanya
penanganan khususnya baik dari pemerintah kota maupun masyarakat
setempat, maka tidak menutup kemungkinan terjadinya bencana alam yang
dapat mengganggu aktifitas makhluk hidup khususnya manusia. Keadaan
seperti ini dapat ditangani dengan memulai hal-hal kecil seperti membuang
sampah pada tempatnya, peduli terhadap kebersihan lingkungan, tidak
membuang limbah pembangunan di sembarang tempat serta memastikan
memilih daerah yang tepat dalam melaksanakan pembangunan yang tidak
memiliki resiko terhadap lingkungan baik dalam jangka pendek maupun
jangka panjang.
Berdasarkan pengamatan yang telah kami lakukan dengan
mengambil sampel dua wilayah di kota Malang yakni di daerah sekitar
Tugu Malang dan di daerah Kelurahan Karang Besuki kami menemukan
berbagai jenis pencemaran tanah yang disebakan oleh limbah organik
maupun anorganik. Seperti misalnya karena penimbunan sampah organik
maupun anorganik hingga membusuk yang dapat mencemari tanah serta
tanah-tanah yang tertutup paving dan beton yang dapat menyebabkan
daerah resapan air dan juga volume air tanah berkurang.
D. Penyebab Pencemaran Tanah
Limbah adalah sisa hasil produksi yang sudah tidak terpakai tetapi
masih dapat diolah kembali sehingga dapat menghasilkan barang yang
bernilai ekonomis. Limbah terdiri dari limba organik dan limbah
anorganik. Limbah organik terdiri atas bahan-bahan yang bersifat organik
seperti dari tumbuh-tumbuhan atau bahan lain yang mudah terurai. Limbah
ini bisa dengan mudah diuraikan melalui proses yang alami. Misal limbah
pertanian yang berupa sisa tumpahan atau penyemprotan yang berlebihan,
contohnya herbisida, pestisida, dan berbagai daun kering . Limbah
anorganik terdiri atas limbah industri diantaranya kertas, plastik, atau
limbah pabrik sisa produksi . limbah ini sifatnya sukar untuk diuraikan dan
cara pemanfaatannya dengan melakukan daur ulang.
Berdasarkan hasil pengamatan kelompok kami, penyebab
pencemaran tanah di daerah sekitar Tugu Malang dapat dibedakan menjadi
dua golongan yaitu limbah organik dan anorganik .Di daerah sekitar Tugu
Malang, kami menemukan beberapa tanah yang tercemar yang disebabkan
oleh limbah anorganik seperti misalnya plastik. Kita tahu bahwa plastik
adalah bahan yang sulit untuk diuraikan, jadi apabila dibiarkan
menumpuk secara terus menerus dalam waktu yang lama maka akan
terjadi pembusuk yang dapat mengakibatkan pencemaran tanah. Begitu
pula dengan sampah organik yang berupa dedaunan kering yang dibiarkan
membusuk hingga akan mempengaruhi tingkat kesuburan tanah. Faktor
lain yang mendorong terjadinya pencemaran tanah adalah pembuangan
limbah sisa pembangunan di sembarang tempat. Limbah pembangunan
mengandung berbagai jenis logam dan zat-zat mineral yang tidak
dibutuhkan tanah. Selain itu zat-zat ini juga dapat membunuh organisme
dalam tanah seperti cacing tanah yang dapat menguraikan tanah yang
tentunya akan berdampak pada hilangnya kesuburan tanah.
Lokasi kedua pengamatan kami adalah di daerah Kabupaten
Karang Besuki yang kurang lebih memiliki masalah yang sama dengan di
daerah sekitar Tugu Malang yang disebabkan oleh sampah organik dan
anorganik. Tetapi ada pula penyebab lain yang menimbulkan pencemaran
tanah yakni tanah-tanah yang tertutup paving dan beton. Hal ini dapat
menyebabkan daerah resapan air dan juga volume air tanah berkurang.
Tentunya hal ini adalah dampak yang buruk bagi manusia . Tempat yang
dulunya adalah tanah kosong sekarang dipaving sebagai lahan untuk
tempat parkir. Saat ini memang pertumbuhan penduduk bertambah relativ
cepat dan berbanding lurus dengan bertambahnya jumlah kendaraan saat
ini maka akan semakin meningkat pula kebutuhan akan lahan untuk
tempat parkir dan lain sebagainya. Tapi alangkah baiknya apabila lahan
tersebut tidak mengambil daerah resapan air yang sangat luas.
Dari uraian di atas dapat kami simpulkan penyebab dari
pencemaran tanah adalah karena tidak adanya suatu lahan khusus yang
digunakan untuk mengumpulkan sampah-sampah anorganik dari rumah-
rumah penduduk. Sehingga petugas kebersihan kewalahan menghadapi
sampah yang semakin lama semakin banyak setiap harinya. Mereka
mengumpulkan sampah tersebut di sembarang tempat begitu saja tanpa
memikirkan dampak negatifnya. Pencemaran tanah sendiri berpengaruh
juga pada pencemaran air dan pencemaran udara.
E. Dampak Pencemaran Tanah
1. Dampak Pada Kesehatan
Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung , jalur
masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena. Kromium ,
berbagai macam pestisida dan herbisida merupakan bahan karsinogenik
untuk semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena
dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal. Paparan kronis
(terus-menerus) terhadap benzena pada konsentrasi tertentu dapat
meningkatkan kemungkinan terkena leukemia.
Merkuri (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan
kerusakan ginjal, dan mungkin tidak bisa diobati, PCB dan siklodiena
terkait pada keracunan hati, Organofosfat dan karmabat menyebabkan
ganguan pada saraf otot. Ada beberapa macam dampak pada kesehatan
seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk
paparan bahan kimia yang disebut di atas. Yang jelas, pada dosis yang
besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan Kematian..
2. Dampak Pada Lingkungan Atau Ekosistem
Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman
yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini
dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman di mana
tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan
pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain
bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah
utama.
Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap
ekosistem. Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya
bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun.
Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari
mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah
tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies primer
dari rantai makanan, yang dapat memberi akibat yang besar terhadap
predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut.
F. Upaya Penanggulangan atau Pelestarian
Tindakan pencegahan dan tindakan penanggulangan terhadap terjadinya
pencemaran dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan macam
bahan pencemar yang perlu ditanggulangi.
Beberapa cara menanggulangi :
1. Penanggulangan Komponen Bahan Pencemaran Tanah
Limbah domestic, yang sangat banyak penanggulangan sampah ini
yaitu memisahkan antara sampah organik atau sampah yang dapat atau
mudah terurai oleh tanah, dan sampah anorganik atau sampah yang akan
terurai tanah tetapi membutuhkan waktu yang sangat panjang untuk terurai
oleh tanah. Sampah organik yang mudah terurai oleh tanah, misalnya
dijadikan bahan urukan, ke-mudian kita tutup dengan tanah sehingga
terdapat permukaan tanah yang dapat kita pakai lagi, dibuat kompos dan
khusus kotoran hewan dapat dibuat biogas dan lain-lain. Sedangkan
sampah anorganik yang tidak dapat diurai oleh mikroorganisme. Cara
penanganan yang terbaik dengan mendaur ulang sampah-sampah menjadi
barang-barang yang mungkin bisa dipakai atau juga bisa dijadikan hiasan
dinding. Limbah industri, cara penanggulangannya yaitu dengan cara
mengolah limbah tersebut sebelum dibuang kesungai atau kelaut. Limbah
pertanian, yaitu dengan cara mengurangi penggunaan pupuk sintetik dan
berbagai bahan kimia untuk pemberantasan hama seperti pestisida diganti
dengan penggunaan pupuk kompos.
1. Remidiasi
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang
tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan
ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi.
Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan,
venting (injeksi), dan bioremediasi.
Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan
kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah
tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut
disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan
ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari
bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah.
Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.
2. Bioremediasi
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan
menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan
untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang
kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air)
Langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan terhadap terjadinya
pencemaran antara lain dapat dilakukan sebagai berikut:
Pada umumnya pencegahan ini pada prinsipnya adalah berusaha untuk
tidak menyebabkan terjadinya pencemaran, misalnya
mencegah/mengurangi terjadinya bahan pencemar, antara lain:
1) Sampah organik yang dapat membusuk/diuraikan oleh mikroorganisme
antara lain dapat dilakukan dengan mengukur sampah-sampah dalam tanah
secara tertutup dan terbuka, kemudian dapat diolah sebagai
kompos/pupuk.
2) Sampah senyawa organik atau senyawa anorganik yang tidak dapat
dimusnahkan oleh mikroorganisme dapat dilakukan dengan cara
membakar sampah-sampah yang dapat terbakar seperti plastik dan serat
baik secara individual maupun dikumpulkan pada suatu tempat yang jauh
dari pemukiman, sehingga tidak mencemari udara daerah pemukiman.
Sampah yang tidak dapat dibakar dapat digiling/dipotong-potong menjadi
partikel-partikel kecil, kemudian dikubur.
3) Pengolahan terhadap limbah industri yang mengandung logam berat
yang akan mencemari tanah, sebelum dibuang ke sungai atau ke tempat
pembuangan agar dilakukan proses pemurnian.
4) Penggunaan pupuk, pestisida tidak digunakan secara sembarangan
namun sesuai dengan aturan dan tidak sampai berlebihan.
5) Usahakan membuang dan memakai detergen berupa senyawa organik
yang dapat dimusnahkan/diuraikan oleh mikroorganisme.
G. Pengaruh Pencemaran Tanah Terhadap Lingkungan Sekitar
Dengan adanya pencemaran tanah, tumbuhan-tumbuhan yang
sebelumnya tumbuh dan hidup di tanah tersebut tidak bisa hidup dengan
baik bahkan bisa mati, akibatnya oksigen yang diproduksi oleh tumbuhan
berkurang dan tidak bisa mengimbangi polusi-polusi yang dihasilkan dari
kendaraan bermotor, pabrik-pabrik,dsb. Lalu pencemaran tanah juga
berpengaruh pada pencemaran air. Air dan tanah tidak bisa dipisahkan.
Tanah membutuhkan air dan air meresap ke dalam tanah untuk menjadi
makanan bagi tumbuhan-tumbuhan. Bila tanah tercemar, maka air tanah
juga akan ikut tercemar. Kita bisa lihat di kota-kota besar yang padat
penduduknya, dimana daerah resapan air semakin berkurang yang
mengakibatkan air di kota tersebut menjadi tidak sejernih di kota-kota
lain yang daerah resapan airnya banyak yang dapat berdampak pada
turunnya tingkat kesehatan masyarakat.
Selain itu pencemaran tanah juga dapat berdampak pada
terjadinya bencana alam seperti banjir. Tanah yang semula baik
kemudian dicemari oleh tindakan manusia yang berakibat terhadap
kehidupan manusia itu sendiri. Seperti banjir yang disebabkan karena
pencemaran tanah yang terus meningkat yang disebab tanah tidak bisa
mengalirkan air dengan lancar.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan
manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Tanah merupakan
bagian penting dalam menunjang kehidupan makhluk hidup di muka bumi.
Seperti kita ketahui rantai makanan bermula dari tumbuhan. Manusia,
hewan hidup dari tumbuhan. Pencemaran ini biasanya terjadi karena
sampah organik dan anorganik yang dibiarkan hingga membusuk,
mengalirnya air yang tercemar ke lapisan tanah, zat kimia, atau limbah
yang berupa air limbah dari tempat penimbunan sampah.
Ada beberapa cara untuk mengurangi dampak dari pencemaran
tanah, diantaranya dengan remediasi dan bioremidiasi. Remediasi yaitu
dengan cara membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Sedangkan
Bioremediasi dengan cara proses pembersihan pencemaran tanah dengan
menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri).
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Februari, Sandra. 2008. Pencemaran Tanah. (online) (education.poztmo.com)
Februari, Chandra. 2010. Pencemaran. (online) (ruangchandra.blogspot.com)
Februari, Totok, 2011. Pencemaran Tanah. (online) (www.4shared.com/file/HQCdaMCz/makalah_pencemaran_tanah.htm)
Februari, Iwan, 2011. Tanah (online) (http://110.138.206.53/bahan-ajar/modul_online/geografi/MO_92/geox0904.htm)
Lampiran
Foto Pengamatan (Pencemaran Tanah)
Gambar 1.1. Limbah Bangunan
Gambar 1.2. Pembuangan sampah di sembarang tempat
Gambar 1.3. Sampah di tanah daerah pemukiman
Gambar 1.4. Sampah organik dan anorganik di sembarang tempat
Gambar 1.5. Contoh tanah timbunan sampah
Gambar 1.6. Tanah rusak akibat paving