12
Makalah Pengelolaan Sampah “E-waste” Disusun Oleh : Rizki Tri Satio 21080113120041

Makalah Pengelolaan Sampah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sampah

Citation preview

Page 1: Makalah Pengelolaan Sampah

Makalah Pengelolaan Sampah

“E-waste”

Disusun Oleh :

Rizki Tri Satio 21080113120041

Teknik Lingkungan

Universitas Diponegoro

2015

Page 2: Makalah Pengelolaan Sampah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belangkang

Di era modern, aktifitas kehidupan saat tidak akan bisa terlepas dari peralatan

elektronik. Mulai dari kebutuhan di dapur seperti : penanak nasi (rice cooker),

oven microwave, kompor listrik, blender, kulkas, mesin cuci, dan dispenser ; kebutuhan

informasi dan hiburan seperti televisi, radio, komputer dan laptop ; kebutuhan komunikasi

seperti telepon genggam (HP), serta kebutuhan kenyamanan seperti pendingin ruangan

(AC), kipas angin, tidak akan pernah jauh dari kegiatan kita sehari-hari.

Sementara itu, dengan meningkatnya ilmu pengetahuan, meningkat pula teknologi-

teknologi pada alat elektronik. Dalam Hukum Moore disebutkan bahwa manussia akan

selalu menjaga agar dirinya selalu up to date dan mengganti gadget atau peralatan

elektroniknya setiap 3 tahun. Tanpa disadari ini akan meningkatkan jumlah sampah yang

dihasilkan dari produk-produk ini atau yang lebih populer dengan sebutan electronic

waste (E-waste), tanpa kita tahu atau mungkin tidak peduli dibuang kemana sampah-

sampah elektronik ini.

Padahal di dalam produk elektronik terkandung komponen-komponen yang berbahaya

bagi lingkungan dan dikategorikan sebagai limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun)

seperti merkuri, timbal, kromium, arsenik dan lain-lain. Untuk itu perlunya penanganan

khusus limbah jenis ini agar tidak mencemari lingkungan sekitarnya dan aman bagi

manusia.

B. Tujuan

1. Mengetahui apa itu E-waste

2. Mengetahui apa saja kandungan dalamE-waste

3. Mengetahui cara penanganan E-waste

C. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan E-waste?

2. Apa saja kandungan dalam E-waste?

3. Apa saja hal yang dapat dilakukan untuk penanganan E-waste?

Page 3: Makalah Pengelolaan Sampah

BAB II

PEMBAHASAN

E-waste atau sampah elektronik merupakan sampah yang dihasilkan dari sisa-sisa alat

elektronik yang telah tidak terpakai lagi. Menurut Sutarto E,dalam Dampak Kandungan

Logam Berat Dalam Sampah Elektronik (E WASTE) Terhadap Kesehatan dan

Lingkungan oleh Widi Astuti, E Waste memiliki karakteristik yang berbeda dengan

sampah-sampah lain. Hal ini disebabkan komponen barang-barang elektronik tersebut

mengandung bahan beracun berbahaya (B3). Sementara itu menurut hasil penelitian

Fishbein (2002);Scharnhorst et al (2005) yang disitasi oleh Jang et al (2010) yang disitasi

kembali oleh Widi Asuti, bahan toksik yang ditemukan didalam komponen penyusun

barang-barang elektronik yang antara lain arsenik, berilium, kadmium dan timah

diketahui sangat presisten dan sebagai substansi bioakumulasi. Apabila selama proses

perbaikan dan daur ulang dari E Waste tidak terkendali maka beberapa bahan kimia

tersebut dapat terlepas ke lingkungan. Karena bentuknya yang relatif kecil sehingga untuk

dampak pembuangannya diabaikan. Namun dengan pertumbuhannya yang sangat cepat

maka dampak yang ditimbulkan sangat signifikan.

E-waste umumnya dibagi menjadi 3 kategori utama : peralatan rumah tangga besar

(kulkas dan mesin cuci), informasi teknologi (IT) dan telekomunikasi (personal komputer,

monitor , dan laptop), dan peralatan konsumen (TV , DVD pemain , ponsel , mp3 player ,

dan rekreasi dan peralatan olahraga ). Komponen peralatan termasuk baterai, papan

sirkuit, casing plastik, tabung sinar katoda, dan kapasitor juga dianggap e-waste.

Page 4: Makalah Pengelolaan Sampah

Menurut StEP (Solving the E-waste Problem Initiative), pada tahun 2012 e-

waste mencapai 45.600.000 metrik ton. Badan PBB tentang Program Lingkungan

(UNEP) memperkirakan bahwa jumlah e-waste yang diproduksi pada tahun 2012 cukup

untuk mengisi 100 gedung Empire State dan rata-rata lebih dari 6,8 kg untuk setiap orang

hidup. Jumlah populasi global hampir 7 miliar tapi meskipun hanya ada 4,5 miliar toilet

di seluruh dunia, ada diperkirakan setidaknya 6 miliar ponsel. Pada tahun 2012 saja, di

Page 5: Makalah Pengelolaan Sampah

Cina dilaporkan dihasilkan 11,1 juta ton e-waste dan Inggris serta Amerika menghasilkan

10 juta ton.

E-waste bersifat toksik karena komponennya mengandung logam yang termasuk

sebagai bahan beracun dan berbahaya (B3) antara lain timbal, berilium, merkuri,

kadmium, kromium, arsenik, BFRs (Brominated Flame Retardants) dan lain sebagainya

yang merupakan ancaman bagi kesehatan dan lingkungan..

Menurut Nnorom dan Osibanjo (2009) dalam Dampak Kandungan Logam Berat

Dalam Sampah Elektronik (E WASTE) Terhadap Kesehatan dan Lingkungan oleh Widi

Astuti, telah menunjukkan bahwa limbah telepon selular menghasilkan pencemaran

lingkungan ketika dalam jumlah yang besar dilakukan pembakaran terbuka dari telepon

selular seperti telah terjadi di negara berkembang. Dampak kesehatan manusia dari

bahan-bahan beracun yang terkandung dalam telepon selular telah diselidiki secara

kualitatif (Osibanjo dan Nnorom, 2008). Dalam studi ini secara kuantitatif dievaluasi

potensi toksisitas dari limbah telepon selular sehubungan dengan eksposur dan efek

logam berat beracun terhadapn manusia kesehatan dan ekologi. Disebutkan dalam

penelitian ini bahwa telepon selular mengandung logam berat yaitu Cu yang paling tinggi

kemudian berturut-turut Zn, Pb, Ni, Ba dan Sb. Menurut Lincoln et al, (2007) nilai

ambang batas kandungan logam berat diukur dengan metoda TCLP (Toxicity

Characteristic Leaching Procedure). Sedangkan menurut Lim et al (2010), bahwa telepon

selular berpotensi menyebabkan kanker karena mengandung arsen (As) dan timbal (Pb).

Meskipun dalam publikasi sebelumnya nilai TCLP dari telepon selular tidak melebihi

niali ambang batas yang ditentukan. Potensi logam berat lain yang dapat menyebabkan

kanker dalam telepon selular adalah Ni, Sb dan Zn tetapi karena sangat kecil biasanya

diabaikan, meskipun dengan uji TCLP nilainya melebihi ambang batas.

Kandungan logam berat lain dalam E Waste yang biasa ditemukan pada large flat

panel displays dan atau lampu adalah merkuri (Hg) yang dikenal dapat meracuni manusia

dan merusak sistem saraf otak, serta menyebabkan cacat bawaan. Selain itu juga

berpengaruh terhadap ginjal dan dapat dengan mudah beredar melalui rantai makanan

yang bersifat presisten, bioakumulasi dan toksik yang terpapar karena pembakaran dan

presos landfill.

Page 6: Makalah Pengelolaan Sampah

Monitor komputer dengan ukuran 17 inchi mengandung kira-kira 2,2 pond Pb sebagia

materi toksik yang menyebabkan keracunan yang berbahaya pada anak yang berusia dini.

Senyawa Polychorined Biphenil (PCB) yang sebagian besar merupakan cairan pada

kondisi kamar yang banyak dijumpai pada transformator, kapasitor dan bahan plastik

lainnya. E Waste juga mengandung dua tipe retardant yaitu polybrominate biphenil (PBB)

dan polybrominat diphenil ether (PBDE), yang keduanya kemungkinan sebagai penyebab

kanker dan disfungsi sistim endokrin dalam beberapa kondisi semenjak dilakukan

penelitian pada tikus yang terdeteksi dari kemungkinan tersebut (EPA,2009). Dari

penelitian tersebut ditemukan pada rambut konsentrasi paparan harian berkisar antara 0.1

sampai dengan 7 mikrogram per kilogram berat badan per hari untuk kandungan PBDE.

Ditemukan tingginya konsentrasi PBB, PBDE, dioksi dan furan pada tiga sampel dari

Luqiao, pada daerah recycling E Waste di China (Wen et al, 2009). Ditambah kenaikan

konsentrasi ditemukan di pantai Jepang dan China Selatan beberapa decade terakhir

(Tanabe, 2008). Juga Peters dan Oros (2009) menyimpulkan adanya PBDE di sungai di

California yang sebagian besar datang dari E Waste.

Pengelolaan E-waste di Indonesia diatur di UU no 18 tahun 2008 :

Pengelolaan Sampah Spesifik

Pasal 23

(1) Pengelolaan sampah spesifik adalah tanggung jawab Pemerintah.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan sampah spesifik sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) diatur dengan peraturan pemerintah.

Namun penulis belum dapat menemukan peraturan pemerintah yang secara detail

membahas masalah E-waste.

Salah satu cara terbaik dan termudah dalam pengelolaan E-waste adalah dengan

recycling. Komponen audiovisual, televisi, VCR, peralatan stereo, ponsel, perangkat

genggam lainnya, dan komponen komputer mengandung unsur dan zat berharga cocok

untuk reklamasi, termasuk timah, tembaga, dan emas.

Salah satu tantangan utama adalah daur ulang papan sirkuit cetak dari limbah

elektronik. Papan sirkuit mengandung logam mulia seperti emas, perak, platinum, dll dan

logam dasar seperti tembaga, besi, aluminium, dll Salah satu cara e-limbah diolah adalah

Page 7: Makalah Pengelolaan Sampah

dengan pencairan papan sirkuit, membakar selubung kabel untuk memulihkan kawat

tembaga dan terbuka-pencucian asam pit untuk memisahkan logam dari nilai.

Page 8: Makalah Pengelolaan Sampah

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. E-waste atau sampah elektronik merupakan sampah yang dihasilkan dari sisa-sisa alat

elektronik yang telah tidak terpakai lagi.

2. E-waste bersifat toksik karena komponennya mengandung logam yang termasuk

sebagai bahan beracun dan berbahaya (B3) antara lain timbal, berilium, merkuri,

kadmium, kromium, arsenik, BFRs (Brominated Flame Retardants) dan lain

sebagainya yang merupakan ancaman bagi kesehatan dan lingkungan..

3. Pengelolaan E-waste menjadi tanggungjawab pemerintah, dengan cara paling mudah

dengan recycle.

Page 9: Makalah Pengelolaan Sampah

Daftar Pustaka

Environment Programme, Osaka/ShigaSthiannopkao S, Wong MH. (2012) Handling e-

waste in developed and developing countries: Initiatives, practices, and consequences. Sci

Total Environ

Fishbein, B.K., Waste in the Wireless World: The Challenge of Cell Phones.

INFOR. USA 2002.

Osibanjo, Oladele dan Nnorom, Innocent Chidi. 2006., Material Flows of Mobile Phones

and Accessories in Nigeria: Environmental Implications and Sound End-of-Life

Management Options. Environmental Impact Assessment Review vol. 28, p. 198-213.

Perkins, Devin N.2014.E-Waste: A Global Hazard. Icahn School of Medicine at Mount

Sinai. Annals of Global Health

Sutarto E,.(2008).,Identifikasi Pola Aliran E-Waste Komputer Dan Komponennya

Di Bandung. ITB Bandung

Sudaryanto. Studi Komparatif Kebijakan Pengelolaan Sampah Elektronik Di Negara

Berkembang.Universitas Gunadarma

UNEP. 2007. E-waste Volume I: Inventory Assessment Manual, United Nations

.http://olahsampah.com/index.php/manajemen-sampah/37-saatnya-mendaur-ulang-

sampah-elektronik diakses pada 26 Oktober 2015