24
MAKALAH MENEJEMEN PENGOLAHAN SAMPAH Pengolahan Sampah Menggunakan Metode 3R (Reuse, Reduce, Recycle) Disusun Oleh: Achmad Muhajirin Noer Efendi 2012430112 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

Makalah Sampah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

SAMPAH 3R

Citation preview

Page 1: Makalah Sampah

MAKALAH

MENEJEMEN PENGOLAHAN SAMPAH

Pengolahan Sampah Menggunakan Metode 3R (Reuse, Reduce, Recycle)

Disusun Oleh:

Achmad Muhajirin Noer Efendi 2012430112

JURUSAN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2016

Page 2: Makalah Sampah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup yang sampai saat ini masih

tetap menjadi masalah besar bagi bangsa Indonesia adalah pembuangan sampah. Sampah-

sampah itu diangkut oleh truk-truk khusus dan dibuang atau ditumpuk begitu saja di tempat yang

sudah disediakan tanpa di apa-apakan lagi. Hal tersebut tentunya sangat berpengaruh terhadap

lingkungan sekitar dimana lingkungan menjadi kotor dan sampah yang membusuk akan menjadi

bibit penyakit di kemudian hari.

Walaupun terbukti sampah itu dapat merugikan bila tidak dikelola dengan baik, tetapi ada

sisi manfaatnya. Hal ini karena selain dapat mendatangkan bencana bagi masyarakat, sampah

juga dapat diubah menjadi barang yang bermanfaat. Kemanfaatan sampah ini tidak terlepas dari

penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam menanganinya dan juga kesadaran dari

masyarakat untuk mengelolanya.

1.2 Rumusan masalah

Rumusan masalah dari makalah ini adalah :

1.   Pengertian pencemaran sampah yang termasuk pencemaran ?

2.   Apa saja jenis-jenis sampah ?

3.   Bagaimanakah pengaruh sampah terhadap lingkungan hidup ?

4.   Upaya-upaya pengelolaan sampah ?

1.3 Tujuan penulisan

Di harapkan para pembaca dapat mengetahui upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk

menjaga kelestarian lingkungan hidup terutama yang mencakup pengelolaan sampah dan

pembaca diharapkan dapat menerapkanya dalam kehidupan sehari-hari.

Page 3: Makalah Sampah

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pencemaran

Pencemaran adalah masuknya mahluk hidup, zat, energi atau komponen lain ke dalam air

atau udara, baik yang disengaja maupun yang tida disengaja. Pencemaran juga dapat dikatakan

berubahnya tatanan (komposisi) air atau udara oleh kegiatan manusia dan proses alam, sehingga

kualitas air/ udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.

Pencemaran terhadap lingkungan dapat terjadi dimana saja dengan laju yang sangat cepat, dan

beban pencemaran yang semakin berat akibat limbah industri dari berbagai bahan kimia

termasuk logam berat.

Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran di sebut polutan, yang salah satu

contohnya adalah sampah. Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah

berakhirnya suatu proses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya,

dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk

yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam

kehidupan manusia didefinisikan konsep lingkungan maka sampah dapat dibagi menurut jenis-

jenisnya.

Pencemaran dapat timbul sebagai akibat kegiatan manusia ataupun disebabkan oleh alam

(misal gunung meletus, gas beracun). Ilmu lingkungan biasanya membahas pencemaran yang

disebabkan oleh aktivitas manusia, yang dapat dicegah dan dikendalikan.

Karena kegiatan manusia, pencemaran lingkungan pasti terjadi. Pencemaran lingkungan

tersebut tidak dapat dihindari, namun yang dapat kita lakukan adalah mengurangi pencemaran,

mengendalikan pencemaran, dan meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap

lingkungannya agar tidak mencemari lingkungan.

Page 4: Makalah Sampah

2.2 Jenis-jenis sampah

1.      Berdasarkan Sifatnya

Berdasarkan sifatnya sampah dapat digolongkan sebagai berikut :

A.    Sampah organik - dapat diurai (degradable)

Sampah organik yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran,

daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos

B.     Sampah anorganik - tidak terurai (undegradable)

Sampah anorganik yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah

pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan

sebagainya.

2.      Berdasarkan Sumbernya

Menurut sumbernya sampah dapat digolongkan sebagai berikut :

1.      Sampah alam

2.      Sampah manusia

3.      Sampah konsumsi

4.      Sampah nuklir

5.      Sampah industri

6.      Sampah pertambangan.

3.      Berdasarkan Bentuknya

Sampah adalah bahan baik padat atau cairan yang tidak dipergunakan lagi dan dibuang.

Menurut bentuknya sampah dapat dibagi menjadi :

A.    Sampah Padat

Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan sampah cair.

Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun, plastik, metal, gelas dan lain-

lain. Menurut bahannya sampah ini dikelompokkan menjadi sampah organik dan sampah

anorganik. Sampah organik Merupakan sampah yang berasal dari barang yang mengandung

bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa sayuran, hewan, kertas, potongan-potongan kayu dari

peralatan rumah tangga, potongan-potongan ranting, rumput pada waktu pembersihan kebun dan

Page 5: Makalah Sampah

sebagainya. Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam (biodegradability), maka sampah dapat

dibagi lagi menjadi:

1.      Biodegradable: yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi

baik aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah pertanian dan

perkebunan.

2.      Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi. Dapat

dibagi lagi menjadi:

a)       Recyclable: sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki nilai secara

ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-lain.

b)       Non-recyclable: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat diolah atau

diubah kembali seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal dan lain-lain.

B.     Sampah Cair

Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali dan

dibuang ke tempat pembuangan sampah.

1.       Sampah hitam: sampah cair yang dihasilkan dari toilet dan industri. Sampah ini mengandung

patogen yang berbahaya.

2.       Sampah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan tempat cucian.

Sampah ini mungkin mengandung patogen.

Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri (dikenal

juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir

semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang

kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi. Untuk mencegah sampah cair adalah pabrik pabrik

tidak membuang limbah sembarangan misalnya membuang ke selokan.

C.    Sampah alam

Sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur ulang alami,

seperti halnya daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi tanah. Di luar kehidupan liar,

sampah-sampah ini dapat menjadi masalah, misalnya daun-daun kering di lingkungan

pemukiman.

Page 6: Makalah Sampah

D.    Sampah manusia

Sampah manusia (Inggris: human waste) adalah istilah yang biasa digunakan terhadap hasil-

hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat menjadi bahaya serius

bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana perkembangan) penyakit. Sampah

dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase

yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa

dikaitkan dengan polusi.

E.     Limbah radioaktif

Sampah nuklir merupakan hasil dari fusi nuklir dan fisi nuklir yang menghasilkan uranium

dan thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidupdan juga manusia. Oleh karena itu

sampah nuklir disimpan ditempat-tempat yang tidak berpotensi tinggi untuk melakukan aktivitas

tempat-tempat yang dituju biasanya bekas tambang garam atau dasar laut (walau jarang namun

kadang masih dilakukan).

2.3 Pengaruh sampah terhadap lingkungan hidup

Sampah-sampah yang tidak dikelola dengan baik akan berpengaruh besar terhadap

lingkungan hidup yang berada disekitarnya, dimana sampah akan menimbulkan beberapa

dampak negatif dan bencana seperti :

1.       Dampak Terhadap Kesehatan

Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan sampah yang tidak

terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi berbagai

binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menjangkitkan penyakit. Potensi bahaya kesehatan

yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut:

1. Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari

sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum. Penyakit demam

berdarah (haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang

pengelolaan sampahnya kurang memadai.

2. Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).

Page 7: Makalah Sampah

3. Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya adalah

suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia). Cacing ini sebelumnya masuk

ke dalam pencernaaan binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa

makanan/sampah.

4. Sampah beracun:

Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira 40.000 orang meninggal akibat mengkonsumsi ikan

yang telah terkontaminasi oleh raksa (Hg). Raksa ini berasal dari sampah yang dibuang ke laut

oleh pabrik yang memproduksi baterai dan akumulator.

2.       Rusaknya Lingkungan

Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai akan mencemari air.

Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan lenyap, hal ini

mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis. Penguraian sampah yang dibuang ke

dalam air akan menghasilkan asam organik dan gas-cair organik, seperti metana. Selain berbau

kurang sedap, gas ini dalam konsentrasi tinggi dapat meledak.

3.       Terjadinya Banjir

Banjir merupakan peristiwa terbenamnya daratan (yang biasanya kering) karena volume air

yang meningkat. Banjir dapat terjadi karena peluapan air yang berlebihan di suatu tempat akibat

akibat hujan besar dan peluapan air sungai. Sampah yang dibuang ke dalam got/saluran air yang

menyebabakan manpat adalah faktor utama yang belum disentuh, berton-ton sampah masuk

aliran sungai dan memampatkan aliran dan menyebabkan polusi sampah di muara pantai,sungai

dan danau.

Banjir dan sampah, keduanya dipandang oleh sebagian golongan sangat berhubungan

dengan sebab-akibat. Dimana sampah mengakibatkan banjir dan banjir mengakibatkan sampah.

bukan semata masalah perilaku, namun lebih dalam dari itu adalah masalah kesejahteraan.

Sampah sungai berasal dari sampah rumah tangga dari warga yang bertempat tinggal

dipinggiran sungai, mereka tidak mempunyai tempat pembuangan sampah resmi yang

dikoordinir lingkungannya. Ini berkaitan juga dengan kebiasaan warga/penduduk yang tidak

mempunyai kesadaran artinya polusi, tenggang rasa serta kebiasaan mau enaknya sendiri. Ini

Page 8: Makalah Sampah

berkaitan budaya masyarakat yang kurang pembinaan tentang artinya kebersihan lingkungan dan

cara mengatasi.

4.       Dampak Terhadap Keadaan Sosial dan Ekonomi

Dampak dyang apat ditimbulkan sampah terhadap keadaan sosial ekonomi adalah :

1. Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang kurang

menyenangkan bagi masyarakat: bau yang tidak sedap dan pemandangan yang buruk karena

sampah bertebaran dimana-mana.

2. Memberikan dampak negatif terhadap kepariwisataan.

3. Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan

masyarakat. Hal penting di sini adalah meningkatnya pembiayaan secara langsung (untuk

mengobati orang sakit) dan pembiayaan secara tidak langsung (tidak masuk kerja, rendahnya

produktivitas).

4. Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan akan memberikan

dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan, jembatan, drainase, dan lain-lain.

5. Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak memadai,

seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan air. Jika sarana penampungan

sampah kurang atau tidak efisien, orang akan cenderung membuang sampahnya di jalan. Hal

ini mengakibatkan jalan perlu lebih sering dibersihkan dan diperbaiki.

2.4 Upaya-upaya dalam pengelolaan sampah

Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, pendaur-ulangan,

atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah yg

dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap

kesehatan, lingkungan atau keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan

sumber daya alam . Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat , cair , gas , atau radioaktif

dengan metoda dan keahlian khusus untuk masing masing jenis zat.

Praktek pengelolaan sampah berbeda beda satu Negara ke Negara yang lain (sesuai

budaya yang berkembang) , dan hal ini berbeda juga antara daerah perkotaan dengan daerah

pedesaan , serta rberbeda juga antara daerah perumahan dengan daerah industri. Pengelolaan

Page 9: Makalah Sampah

sampah yg tidak berbahaya dari pemukiman dan institusi di area metropolitan biasanya menjadi

tanggung jawab pemerintah daerah, sedangkan untuk sampah dari area komersial dan industri

biasanya ditangani oleh perusahaan pengolah sampah.

Pengelolaan sampah memiliki tujuan untuk mengubah sampah menjadi material yang

memiliki nilai ekonomis dan juga untuk mengolah sampah agar menjadi material yang tidak

membahayakan bagi lingkungan hidup. Metode pengelolaan sampah berbeda beda tergantung

banyak hal , diantaranya tipe zat sampah , tanah yg digunakan untuk mengolah, dan ketersediaan

area.

Upaya-upaya dalam pengelolaan sampah, dapat dilakukan dengan menerapkan beberapa

metode atau cara sebagai berikut :

1.      Melakuakan Metode Pembuangan dan Penimbunan

Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya untuk membuang

sampah, metode ini adalah metode paling populer di dunia. Penimbunan ini biasanya dilakukan

di tanah yg tidak terpakai, lubang bekas pertambangan , atau lubang lubang dalam. Sebuah lahan

penimbunan darat yg dirancang dan dikelola dengan baik akan menjadi tempat penimbunan

sampah yang hiegenis dan murah. Sedangkan penimbunan darat yg tidak dirancang dan tidak

dikelola dengan baik akan menyebabkan berbagai masalah lingkungan , diantaranya angin

berbau sampah , menarik berkumpulnya Hama , dan adanya genangan air sampah. Efek samping

lain dari sampah adalah gas methan dan karbon dioksida yang juga sangat

berbahaya.Karakteristik desain dari penimbunan darat yang modern diantaranya adalah metode

pengumpulan air sampah menggunakan bahan tanah liat atau pelapis plastik. Sampah biasanya

dipadatkan untuk menambah kepadatan dan kestabilannya , dan ditutup untuk tidak menarik

hama (biasanya tikus). Banyak penimbunan sampah mempunyai sistem pengekstrasi gas yang

dipasang untuk mengambil gas yang terjadi. Gas yang terkumpul akan dialirkan keluar dari

tempat penimbunan dan dibakar di menara pembakar atau dibakar di mesin berbahan bakar gas

untuk membangkitkan listrik.

2.      Melakukan Metode Daur-ulang

Proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk digunakan

kembali disebut sebagai Daul-ulang. Ada beberapa cara daur ulang yaitu pengampilan bahan

Page 10: Makalah Sampah

sampah untuk diproses lagi atau mengambil kalori dari bahan yang bisa dibakar untuk

membangkitkan listrik. Metode baru dari Daur-Ulang yaitu :

A. Pengolahan kembali secara fisik

Metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang, yaitu mengumpulkan dan

menggunakan kembali sampah yang telah dibuang contohnya kaleng minum alumunium, kaleg

baja makanan / minuman, botol bekas, kertas karton, koran, majalah dan kardus . Pengumpulan

biasanya dilakukan dari sampah yang sudah dipisahkan dari awal (kotak sampah / kendaraan

sampah khusus), atau dari sampah yang sudah tercampur. Jenis sampah plastik lain yang dapat

digunakan seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS) juga bisa di daur ulang. Daur ulang dari produk

yang komplek seperti komputer atau mobil lebih susah, karena bagian bagiannya harus diurai

dan dikelompokan menurut jenis bahannya.

B. Pengolahan kembali secara biologis

Material sampah (organik), seperti zat makanan, sisa makanan / kertas, bisa diolah dengan

menggunakan proses biologis untuk kompos atau dikenal dengan istilah pengkomposan.

Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagai pupuk dan gas yang bisa digunakan untuk

membangkitkan listrik.

Metode ini menggunakan sistem dasar pendegradasian ba han-bahan organik secara

terkontrol menjadi pupuk dengan memanfaatkan aktivitas mikroorganisme. Aktivitas

mikroorganisme bisa dioptimalisasi pertumbuhannya dengan pengkondisian sampah dalam

keadaan basah (nitrogen), suhu dan kelembaban udara (tidak terlalu basah dan atau kering), dan

aerasi yang baik (kandungan oksigen). Secara umum, metode ini bagus karena menghasilkan

pupuk organik yang ekologis (pembenah lahan) dan tidak merusak lingkungan. Serta sangat

memungknkan melibatkan langsung masyarakat sebagai pengelola (basis komunal) dengan pola

manajemen sentralisasi desentralisasi (se-Desentralisasi) atau metode Inti (Pemerintah/Swasta)-

Plasma (kelompok usaha di masyarakat). Hal ini pula akan berdampak pasti terhadap

penanggulangan pengangguran. Metode ini yang perlu mendapat perhatian serius/penuh oleh

pemerintah daerah (kab/kota)

Proses pembuatan kompos adalah dengan menggunakan aktivator EM-4, yaitu proses

pengkomposan dengan menggunakan bahan tambahan berupa mikroorganisme dalam media cair

yang berfungsi untuk mempercepat pengkomposan dan memperkaya mikroba. Bahan-bahan

Page 11: Makalah Sampah

yang digunakan adalah : Bahan Baku Utama berupa sampah organik, Kotoran Ternak, EM4,

Molase dan Air. Sedangkan peralatan yang digunakan adalah : Sekop, Cakar, Gembor,

Keranjang, Termometer, Alat pencacah, Mesin giling kompos dan Ayakan.

Contoh dari pengolahan sampah menggunakan teknik pengkomposan adalah Green Bin

Program (program tong hijau) di toronto, kanada dimana sampah organik rumah tangga seperti

sampah dapur dn potongan tanaman dikumpulkan di kantong khusus untuk di komposkan.

C. Pemulihan energi

Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung dengan cara

menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung dengan cara mengolahnya menjadi

bahan bakar tipe lain. Daur-ulang melalui cara “perlakuan panas” bervariasi mulai dari

menggunakannya sebagai bahan bakar memasak atau memanaskan sampai menggunakannya

untuk memanaskan borlaer untuk menghasilkan uap dan listrik dari turbin-generator. Pirolisa dan

Gusifikasi adalah dua bentuk perlakuan panas yang berhubungan, dimana sampah dipanaskan

pada suhu tinggi dengan keadaan miskin oksigen. Proses ini biasanya dilakukan di wadah

tertutup pada tekanan tinggi. Pirolisa dari sampah padat mengubah sampah menjadi produk

berzat padat, gas dan cair. Produk cair dan gas bisa dibakar untuk menghasilkan energi atau

dimurnikan menjadi produk lain. Padatan sisa selanjutnya bisa dimurnikan menjadi produk

seperti karbon aktif. Gasifikasi busure plasma yang canggih digunakan untuk mengonversi

material organik langsung menjadi gas sintetis (campuran antara karbon monoksida dan

hidrogen). Gas kemudian dibakar untuk menghasilkan listrik dan uap.

3.      Melakukan Metode Penghindaran dan Pengurangan

Sebuah metode yang penting pengelolaan sampah adalah pencegahan zat sampah bentuk,

atau dikenal juga dengan “Penguangan sampah” metode pencegahan termasuk penggunaan

kembali barang bekas pakai, memperbaiki barang yang rusak, mendesain produk supaya bisa

diisi ulang atau bisa digunakan kembali, mengajak konsumen untuk menghindari penggunaan

barang sekali pakai, mendesain produk yang menggunakan bahan yang lebih sedikit untuk fungsi

yang sama.

Page 12: Makalah Sampah

Pengelolaan sampah yang baik harus memenuhi 3R atau Reuse, Reduce, dan Recycle

sampai sekarang masih menjadi cara terbaik dalam mengelola dan menangani sampah dengan

berbagai permasalahannya. Penerapan sistem 3R atau reuse, reduce, dan recycle menjadi salah

satu solusi pengelolaan sampah di samping mengolah sampah menjadi kompos atau meanfaatkan

sampah menjadi sumber listrik (PLTSa; Pembangkit Listrik Tenaga Sampah). Justru pengelolaan

sampah dengan sistem 3R (Reuse Reduce Recycle) dapat dilaksanakan oleh setiap orang dalam

kegiatan sehari-hari.

3R terdiri atas reuse, reduce, dan recycle. Reuse berarti menggunakan kembali sampah

yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama ataupun fungsi lainnya. Reduce berarti

mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah. Dan Recycle berarti mengolah kembali

(daur ulang) sampah menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat.

Contoh kegiatan reuse sehari-hari:

Pilihlah wadah, kantong atau benda yang dapat digunakan beberapa kali atau berulang-

ulang. Misalnya, pergunakan serbet dari kain dari pada menggunakan tissu,

menggunakan baterai yang dapat di charge kembali.

Gunakan kembali wadah atau kemasan yang telah kosong untuk fungsi yang sama atau

fungsi lainnya. Misalnya botol bekas minuman digunakan kembali menjadi tempat

minyak goreng.

Gunakan alat-alat penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan ditulis kembali.

Gunakan sisi kertas yang masih kosong untuk menulis.

Gunakan email (surat elektronik) untuk berkirim surat.

Jual atau berikan sampah yang terpilah kepada pihak yang memerlukan

Contoh kegiatan reduce sehari-hari:

Pilih produk dengan kemasan yang dapat didaur ulang.

Hindari memakai dan membeli produk yang menghasilkan sampah dalam jumlah besar.

Gunakan produk yang dapat diisi ulang (refill). Misalnya alat tulis yang bisa diisi ulang

kembali).

Maksimumkan penggunaan alat-alat penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan ditulis

kembali.

Page 13: Makalah Sampah

Kurangi penggunaan bahan sekali pakai.

Gunakan kedua sisi kertas untuk penulisan dan fotokopi.

Hindari membeli dan memakai barang-barang yang kurang perlu.

Contoh kegiatan recycle sehari-hari:

Pilih produk dan kemasan yang dapat didaur ulang dan mudah terurai.

Olah sampah kertas menjadi kertas atau karton kembali.

Lakukan pengolahan sampah organic menjadi kompos.

Lakukan pengolahan sampah non organic menjadi barang yang bermanfaat.

Seperti halnya Pemerintah Daerah yang lain, Pemerintah Kota Palu telah melakukan

upaya-upaya untuk menangani masalah sampah. Kondisi yang saat ini terjadi, Kota Palu sebagai

Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah, memiliki produksi sampah pada tahun 2009 diperkirakan

mencapai 927 m3/hari. Sistem pengelolaan sampah yang sudah dilakukan adalah dengan

membangun lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di daerah Kawatuna, dengan sistem Semi

control landfill. Namun masalah yang pasti akan dihadapi adalah ketika TPA yang ada sudah

tidak mampu lagi menampung sampah yang diproduksi oleh penduduk Kota Palu, sedangkan

ketersediaan lahan yang bisa digunakan sebagai TPA semakin menyempit. Diperlukan sebuah

upaya untuk menyelesaikan permasalahan ini.

Kunci suskses pengelolaan sampah juga meliputi ; 1) Kredibilitas para pengambil

kebijakan; 2) Mekanisme implemetasi yang efisien termasuk insentif terhadap pasar; 3)

Perhatian yang signifikan terhadap pasar daur ulang; 4) Keterlibatan masyarakat; 5) Komitmen

yang berkelanjutan terhadap kualitas yang tinggi terhadap semua operasi fasilitas pengelolaan

sampah; 6) Evaluasi yang efekti terhadap strategi atau opsi yang dipilih. Yang tak kalah

pentingnya, pengelolaan sampah memerlukan payung hukum yang jelas. Kalau tidak

pengelolaan sampah akan tetap buruk. Dan ini bisa menjadi petaka yang menyeramkan.

Solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut , diperlukan peran serta dan kesadaran

masyarakat akan pentingnya kebersihan terhadap lingkungan sekitar. Selain itu, diperlukan juga

partisipasi dan dukungan pemerintah untuk senantiasa menjaga kebersihan lingkungan dengan

menitikberatkan terhadap masalah sampah yang telah menjadi permasalahan utama.

Page 14: Makalah Sampah

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1.      Pencemaran adalah masuknya makhluk hidup, zat, energi atau komponen lain ke dalam

air atau udara yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Pencemaran juga bisa dikatakan

berubahnya tatanan (komposisi) air atau udara oleh kegiatan manusia dan proses alam,

sehingga kualitas air/ udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan

peruntukkannya.

2.      Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses.

3.      Jenis-jenis sampah secara umum terbagi menjadi 2, yaitu sampah organic dan anorganik

4.      Sampah menimbulkan beberapa masalah terhadap lingkungan hidup dimana sampah

menyebabkan kerusakan lingkungan, munculnya penyakit, terjadinya banjir, sampai kerugian

ekonomi.

5.      Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak negatif dari sampah ialah dengan

mendaur ulang sampah, melak.ukan penimbunan sampah, dan tentunya kesadaran dari

masing-masing individu

3.2 Saran

Di harapkan kepada para mahasiswa dan pembaca makalah ini khususnya program

studi biologi untuk lebih mendalami ilmu tentang upaya-upaya pengelolaan sampah untuk

kelestarian lingkungan hidup. Karena pencemaran oleh sampah sudah sangat mengkhawatirkan

dimana lingkungan yang kita huni ini sudah tercemar oleh berbagai jenis sampah, baik yang

berbahaya maupun tidak, baik yang dapat dimanfaatkan maupun tidak.

Untuk para mahasiswa yang ingin mengetahui lebih dalam/banyak tentang makalah ini,

di sarankan untuk mencari buku yang lebih khusus di perpustakaan atau website yang relevan

dan terpercaya di internet.

Page 15: Makalah Sampah

DAFTAR PUSTAKA

Agung Suprihatin, S. Pd; Ir. Dwi Prihanto; Dr. Michel Gelbert. 1996. Pengelolaan Sampah.

Malang : PPPGT / VEDC Malang.

Anonim 2012.A. https://www.google.co.id. Diakses tanggal 25 November 2012

Anonim 2012.B. http://id.wikipedia.org/wiki/Pengelolaan_sampah. Diakses tanggal 25

November 2012

Anonim 2012.C. http://carapedia.com/pengertian_definisi_sampah. Diakses tanggal 25

November 2012.

Anonim 2012.D. http://soerya.surabaya.go.id. Diakses tanggal 25 November 2012

Anonim 2012.E. http://insanutamasdit.wordpress.com. Diakses tanggal 25 November 2012

Apriadji, Wied Harry.1994. Memproses sampah. Jakarta: Penebar Swadaya.

Ary Nilandari. 2006. Aku Bisa Menghemat Listrik. Jakarta : Dian Rakyat. Suhadi. 1995.

Wiraswasta Sampah. Surabaya: Bina Ilmu.