Upload
ilham-go-a-head
View
254
Download
68
Embed Size (px)
DESCRIPTION
bghn
Citation preview
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
FLOTASI
Disusun Oleh :
Vivi Indah Pancarani 1306462
Halimah 1306454
Yogi Fidiatma 1306456
Mai Ridho Purnomo Putra R 1306458
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2015
Kata Pengantar
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan
Rahmat-Nyalah kami dapat menyelesaikan tugas makalah Pengolahan Bahan Galian mengenai
“Flotasi”. Adapun tujuan pembuatan makalah ini yaitu sebagai salah satu syarat untuk memenuhi
tugas mata kuliah Pengolahan Bahan Galian Semester V pada Jurusan Teknik Pertambangan
Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang ta.2015/2016.
Ucapan terima kasih tak lupa kami sampaikan atas bantuan semua pihak, baik yang
berperan secara langsung maupun tidak langsung dalam proses pembuatan dan penyusunan
makalah ini sehingga dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Selain itu, penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan
penulisan kedepannya. Demikianlah, semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagaimana
semestinya. Aamiin..
Padang, Desember 2015
Penyusun
Kelompok 10
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pengolahan Bahan Galian merupakan metode yang dilakukan untuk meningkatkan mutu dan kualitas bahan galian. Karna umumnya material bahan berharga pada saat proses penambangan masih belum bisa digunakan secara langsung karna masih bercampur dengan impurutis atau zat pengotor (tailing) yang umumnya berasal dari material koalisinya. Setelah proses pengolahan awal, bahan galian utama biasanya didapatkan dalam bentuk konsentrat bahan galian.Dari segi ekonomis pengolahan ini bertujuan untuk :
1. Memudahkan dalam pengolahan lebih lanjut.Umumnya, setelah ditambang, bahan galian tidak dapat langsung digunakan. Namun kembali digunakan sebagai bahan baku dari industri lain dengan diadakannya pengolahan awal. Maka hal ini akan memudahkan konsumen untuk langsung menggunakan bahan galian tersebut tanpa harus mengeluarkan cost untuk pengolahan awal, sehingga konsumen akan dapat membeli bahan galian dengan harga yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan sebelum pengolahan awal.
2. Memaksimalkan jumlah daya angkut.Dengan dipisahkannya antara tailing dengan konsentrat, maka pada saat proses pemindahan bahan galian, kita tidak perlu memindahkan zat pengotornya, sehingga jumlah bahan galian yang dapat kita pindahkan menjadi maksimal dan hal ini akan mempengaruhi pada cost transportasi pemindahan bahan galian (Hauling) yang semakin rendah.Dari segi teknis, pengolahan awal ini juga memliki beberapa keuntungan,diantaranya 1. Memudahkan dalam pengolahan lanjutanDengan sudah terpisahnya konsentrat dan tailing, maka pengolahan lanjutan untuk konsentrat ini akan menjadi lebih mudah. 2. Kemungkinan mendapatkan mineral ikutanPada saat pengolahan, proses utama yang dilakukan adalah memisahkan bahan galian utama dengan material lain. Namun dalam beberapa kasus, material tersebut juga dapat berupa bahan galian ekonomis,seperti adanya unsur emas pada penambangan tembaga yang dilakukan PT Free Port Indonesia.Sebelum dilakukan pengolahan, ada beberapa faktor yang harus kita perhatikan, antara lain:a. Kekerasanb. Warna dan Kilapc. Ikatan Minerald. Berat Jenis dan Specific Grafitye. Sifat Kemagnetan
f. Sifat Keradioaktifang. Reaksi Terhadap Udarah. Sifat Elektricity
Adapun tahapan-tahapan awal dalam proses pengolahan bahan galian ini adalah:1. Preparasi, ini adalah tahap persiapan sebelum tahap pengolahan awal
a. Kominusib. Sizing
2. Konsentrasi, pada tahap ini konsentrat dipisahkan dari material koalisinya.a. Aliran air Horizontalb. Aliran air verticalc. Berdasarkan Specific Grafityd. Berdasarkan sifat kemagnetane. Berdasarkan sifat elektricityf. Reaktifitas terhadap udara
3. Dewatering, adalah proses Pemisanhan unsur padat dan cair.a. Filtrasib. Dryingc. Thicktening
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dari penyusunan makalah ini adalah agar mahsiswa dapat lebih aktif dalam mempelajari materi yang didapatkan dikampus, Sedangkan Tujuannya sendiri antara lain :
1. Memahami tujuan pengolahan bahan galian2. Memahami sistem pengolahan bahan galian “flotasi”3. Dapat memahami dan menjelaskan beberapa contoh peralatan yang biasanya digunakan
dalam pengolahan flotasi
BAB II
TEORI DASAR
2.1. Pengertian Flotasi
Flotation (flotasi) berasal dari kata float yang berarti mengapung atau mengambang. Flotalasi
dapat diartikan sebagai suatu pemisahan suatu zat dari zat lainnya pada suatu cairan/larutan
berdasarkan perbedaan sifat permukaan dari zat yang akan dipisahkan, dimana zat yang bersifat
hidrofilik tetap berada fasa air sedangkan zat yang bersifat hidrofobik akan terikat pada gelembung
udara dan akan terbawa ke permukaan larutan dan membentuk buih yang kemudian dapat dipisahkan
dari cairan tersebut. Secara umum flotation melibatkan 3 fase yaitu cair (sebagai media), padat (partikel
yang terkandung dalam cairan) dan gas (gelembung udara).
Flotasi merupakan suatu cara konsentrasi kimia fisika untuk memisahkan mineral berharga dari
yang tidak berharga, dengan mendasarkan atas sifat permukaan mineral yaitu senang tidaknya terhadap
udara.
Flotasi dilakukan dalam media air sehingga terdapat tiga fase, yaitu :
1. Fase padat
2. Fase cair
3. Fase udara
2.2. Flotability
Flotability adalah sifat kimia dari mineral yaitu kekuatan mengapung mineral yang tergantung pada
senang tidaknya terhadap udara. Terdapat dua macam jenis mineral, yaitu :
1. Polar, senang pada air (hydrofillic/aerophobic)
2. Non polar, senang pada udara (hydrophobic/aerofillic)
Dengan mendasarkan sifat mineral tersebut maka mineral yang satu dengan lainnya dapat
dipisahkan dengan gelembung udara.
2.3. Tujuan/ Kegunaan Flotasi
Pada awalnya, flotasi digunakan untuk mengambil mineral logam seperti: tembaga, Pb dan seng.
Perkembangan selanjutnya flotasi digunakan untuk pemisahan mineral logam seperti: nikel,
molybdenum, mangan, chromium dan cobalt. Sekarang, flotasi digunakan untuk berbagai keperluan,
termasuk digunakan untuk mineral non logam seperti: mika, flourite, feldspar dan batubara. Bahkan
digunakan untuk pengolahan atau penjernihan air. Flotasi dimanfaatkan untuk mengambil mineral-
mineral berbahaya yang terdapat di dalam air.
2.4. Persyaratan yang harus dipenuhi dalam flotasi adalah :
a. Diameter partikel harus disesuaikan dengan butiran mineral
b. Persen solid yang baik 25% - 45% (pryor), 15% - 30% (gaudin)
c. Sudut kontak yang baik sekitar 60° – 90°, berarti usaha adhesinya besar sehingga udara dapat
menempel pada permukaan mineral yang mengakibatkan mineral dapat mengapung. Sudut
kontak merupakan sudut yang dibentuk antara gelembung udara dengan mineral pada suatu
titik singgung. Sudut kontak mempengaruhi daya kontak antara bijih dengan gelembung udara.
Untuk melepaskan gelembung dan mineral dibutuhkan usaha adhesi (Wum).
d. pH Kritis
pH kritis merupakan pH larutan yang mempengaruhi konsentrasi kolektor yang digunakan dalam
pengapungan mineral. Pada gambar dibawah menunjukkan hubungan antara konsentrasi
sodium diethyl dithiophosphate dan pH kritis. Mineral yang digunakan adalah pyrite, galena dan
chalcophyrite. Konsentrasi kolektor tersebut dapat mengapungkan chalcophyrite dari galena
pada pH 7 – 9, galena dari pyrite pada pH 4 – 6 dan chalcophyrite dari pyrite pada pH 4 – 9.
Faktor- faktor yang mempengaruhi flotation adalah ukuran partikel, pH larutan , surfaktan, dan
bahan kimia yang lain, misalnya koagulan. Ukuran partikel yang besar membuat partikel tersebut
cenderung untuk mengendap sehingga susah untuk terflotasi. Sedangkan pH yang tinggi partkel
cenderung mengendap. Fungsi surfaktan adalah kolektor yang merupakan reagen yang memiliki gugus
polar dan gugus non polar sekaligus. Kolektor akan mengubah sifat partikel dari hidrofil menjadi
hidrofob. Sedangkan penambahan koagulan dapat mengakibatkan ukuran partikel-partikel menjadi lebih
besar. Factor lain yang mempengaruhi flotasi adalah laju udara yang berfungsi sebagai pengikat partikel
yang memiliki sifat permukaan hidrofobik, persen padatan, untuk flotasi pada partikel kasar dapat
dilakukan dengan persen padatan yang besar demikian sebaliknya, besar laju pengumpanan yang
berpengaruh terhadap kapasitas dan waktu tinggal. Laju udara pembilasan yang berfungsi untuk
mengalirkan konsentrrat ke dalam lounder. Ketebalan lapisan buih dan ukuran gelembung udara juga
mempengaruhi flotasi.
2.5.Langkah-langkah Flotasi
1. Liberasi, analisis pendahuluan
Agar mineral terliberasi maka perlu dilakukan crushing atau grinding yang diteruskan dengan
pengayakan atau classifying. Ini dimaksudkan agar ukuran butir mineral dapat seragam sehingga proses
akan lebih sukses atau berhasil. Analisis pendahuluan dilakukan dengan menggunakan mikroskop
sehingga dapat dilihat derajat liberasinya dan kadar dari mineral tersebut. Diupayakan dalam tahap ini
juga dilakukan desliming, sebab slime akan mengganggu proses flotasi.
2. Conditioning
Yaitu membuat suatu pulp agar nantinya pulp tersebut dapat langsung dilakukan flotasi. Preparasi
ini sebaiknya disesuaikan dengan liberasi dalam proses basah, maka conditioning juga harus dilakukan
pada proses basah.Pada tahap pengkondisian, reagent yang diberikan adalah modifier, collector dan
terakhir frother.
3. Proses flotasi
Proses ini ditandai dengan masuknya gelembung udara ke dalam pulp.
2.6.Macam-macam sel flotasi
Sel flotasi berfungsi untuk menerima pulp dan dilakukan proses flotasi. Jenis sel mendasarkan atas
pemasukan udara, adalah :
1. Agitation Cell
Alat ini jarang digunakan, sebab adanya perkembangan dengan diketemukannya sub aeration
cell. Udara masuk ke dalam cell flotasi karena putaran pengaduk.
2. Sub Aeration Cell
Udara masuk akibat hisapan putaran pengaduk. Alat ini paling praktis sehingga banyak
digunakan.
3. Pneumatic Cell
Alat ini jarang sekali yang menggunakan, udara langsung dihembuskan ke dalam cell
4. Vacum and Pressure Cell
Udara masuk karena tangki dibuat vakum oleh pompa penghisap dan udara dimasukkan oleh
pompa injeksi.
5. Cascade Cell
Udara masuk karena jatuhnya mineral. Syarat cell adalah :
a. Pulp tidak mengandap (dilengkapi dengan alat agitasi)
b. Ada pengatur tinggi pulp
c. Ada daerah yang relatif tenang sehingga butiran yang menempel gelembung udara mudah
naik ke permukaan
d. Konstruksi dibuat sehingga tidak terjadi short circuit
e. Mempunyai resirkulasi dan pengeluaran middling
f. Harus mempunyai penerimaan pulp dan pengeluaran busa yang menumpuk
g. Mempunyai permukaan bebas untuk gelembung-gelembng yang sudah mengandung mineral,
sehingga tidak mempengaruhi agitasi
h. Harus dilengkapi dengan pengeluaran froth.
2.7. Gambar Mesin Flotasi
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN3.2. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
http://ardra.biz/sain-teknologi/mineral/pengolahan-mineral/pemisahan-secara-flotasi/
https://fileq.wordpress.com/2012/06/04/laporan-praktikum-pengolahan-bahan-galian/
rizkimartarozi.blogspot.co.id/2011/04/flotasi_18.html
www.google.com /picture/flotation