makalah Pengpros

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/22/2019 makalah Pengpros

    1/25

    MODE PENGENDALIAN

    MAKALAH

    Sebagai salah satu syarat mengikuti mata kuliah pengendalian proses yang

    diampu bapak Yohandri Bow, S.T., M.Si

    Disusun Oleh:

    1. Andini Permata Sari (061130400291)2. Indah Dwi Astuti (061130400298)3. Muhammad Nur Arifin (061130400303)4. Pebri Suendra Wanri (061130400305)5. Rosanita Apriandini (061130400309)

    JURUSAN TEKNIK KIMIA

    POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG

    2013

  • 7/22/2019 makalah Pengpros

    2/25

    i

    KATA PENGANTAR

    Segala puji bagi Allah SWT atas nikmat dan karunia-Nya penulis dapat

    menyelesaikan Makalah Bahasa Indonesia yang berjudul Makalah Mode

    Pengendalian.

    Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Untuk itu

    kami masih mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para

    pembaca guna penyempurnaan penulis dimasa yang akan datang.

    Dalam penyelesaian makalah ini kami banyak mendapatkan bantuan dan

    pengarahan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini kami ingin

    mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

    terselesainya makalah ini.

    Akhir kata kami mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat

    dan berguna baik bagi penulis maupun bagi pembaca, Amin.

    Palembang, Desember 2013

    Penyusun

  • 7/22/2019 makalah Pengpros

    3/25

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1Latar BelakangSistem adalah kombinasi dari beberapa komponen yang bekerja bersama-

    sama dan melakukan suatu sasaran tertentu, sedangkan pengendalian diartikan

    sebagai mengekang dan menguasai. Jadi sistem pengendali proses adalah sistem

    pengendalian suatu parameter dari berbagai macam proses.

    Era modernisasi ikut berimbas terhadap modernisasi alat baik di industri kecil

    maupun di industri besar. Peralatan di sebuah industri yang dulunya digerakkan

    manual oleh manusia kini mulai terotomatisasi yakni dikendalikan secara otomatis

    oleh mesin itu sendiri. Proses otomatisasi mesin dikenal dengan istilah sistem

    kontrol atau ada juga yang menyebut sistem pengendalian. Pentingnya

    mempelajari sistem pengendalian ini erat kaitannya dengan mengefisiensikan dan

    mengoptimalkan kerja mesin agar mampu kita atur sesuai dengan apa yang kita

    harapkan.Perancangan dan pengoperasian yang sukses dari sebuah pabrik memerlukan

    pemiliahan instrumentasi dan peralatan control yang optimum dan keahlian

    menginstal, memonitor dan memelihara peralatan tersebut. Teknisi dan ahli teknik

    memerlukan training dalam bidang instrumentasi dan control, terutama dengan

    semakin majunya teknologi pengendalian dan elektronika saat ini. Untuk itu

    penulis menulis makalah ini agar dapat mengetahui mode pengendalian yang akan

    digunakan saat proses.

    1.2Tujuan Penulisan1. Mengetahui macam-macam mode pengendalian2. Mengetahui perbedaan metode tidak kontinyu dan metode kontinyu3. Mengetahui proses kerja mode pengendalian

  • 7/22/2019 makalah Pengpros

    4/25

    2

    1.3Rumusan Masalah1. Apa saja macam-macam mode pengendalian?2. Apa perbedaan antara metode pengendalian tidak kontinyu dan kontinyu?3. Bagaimana proses yang terjadi pada mode pengendalian?

    1.4Metode PenulisanPenulisan makalah ini didasarkan pada sumber-sumber yang yang

    terpercaya yang diambil dengan mengakses situs-situs internet dan beberapa

    buku atau silabus yang ada.

  • 7/22/2019 makalah Pengpros

    5/25

    3

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 Pendahuluan

    Sistem kendali dapat dikatakan sebagai hubungan antara komponen yang

    membentuk sebuah konfigurasi sistem, yang akan menghasilkan tanggapan sistem

    yang diharapkan. Jadi harus ada yang dikendalikan, yang merupakan suatu sistem

    fisis, yang biasa disebut dengan kendalian (plant).

    Masukan dan keluaran merupakan variabel atau besaran fisis. Keluaran

    merupakan hal yang dihasilkan oleh kendalian artinya yang dikendalikan

    sedangkan masukan adalah yang mempengaruhi kendalian yang mengatur

    keluaran. Kedua dimensi masukan dan keluaran tidak harus sama.

    Pada sistem kendali dikenal sistem lup terbuka (open loop system) dan

    sistem lup tertutup (closed loop system). Sistem kendali lup terbuka atau umpan

    maju (feed forward control) umumnya mempergunakan pengatur (controller)

    serta aktuator kendali (control actuator) yang berguna untuk memperoleh responsistem yang baik. Sistem kendali ini keluarannya tidak diperhitungkan ulang oleh

    controller. Suatu keadaan apakah plant benar-benar telah mencapai target seperti

    yang dikehendaki masukan atau referensi, tidak dapat mempengaruhi kinerja

    kontroler.

    Gambar 1. Sistem pengendalian lup terbuka

    Pada sistem kendali yang lain, yakni sistem kendali lup tertutup (closed

    loop system) memanfaatkan variabel yang sebanding dengan selisih respon yang

    terjadi terhadap respon yang diinginkan. Sistem seperti ini juga sering dikenal

    dengan sistem kendali umpan balik. Aplikasi sistem umpan balik banyak

  • 7/22/2019 makalah Pengpros

    6/25

  • 7/22/2019 makalah Pengpros

    7/25

    5

    (control point) tidak sama denga harga yang telah ditetapkan (set point)

    sedangkan pada pengendali tidak kontinyu otomatis, harga kontrol point tersebut

    diberikan kepada kontroler yang kemudian mengevaluasi dan menentukan

    tindakan yang perlu dilakukan agar harga control point tersebut mendekati atau

    sama dengan harga set point.

    Pengendali tidak kontinyu melakukan evaluasi berdasarkan error dari kontrol

    point terhadap set point. Perbedaan harga kontrol point terhadap set point tersebut

    atau error kemudian dikeluarkan sebagai output dari kontroller ke element kontrol

    akhir dalam bentuk % output. Disini dikenal persen error skala penuh, yaitu

    persentase error terhadap skala penuh range pengendalian.

    % error = (cpSp ) / ( range pengendalian ) x100 %

    Contoh apabila diketahui set point adaah 50 % dan kontrol point adalah 45 %

    untuk range pengendalian dari 0 % - 100 %, maka error adalah :

    % error = (45 % - 50 % ) / (100 % - 0 %) x 100 %

    = 5 %

    Pada pengendali tidak kontinyu % P ( % output) hanya berupa dua harga,

    0% dan 100 % dengan ketentuan sebagai berikut :

    %P adalah 0% pada saat % EP > 0

    %P adalah 100% pada saat % EP < 0

    Dengan ketentuan diatas maka apabila Cp < Sp maka output akan menjadi

    100%. Dalam pemanasan maka pemanas (heater) akan hidup. Apabia Cp >Sp

    maka output akan menjadi 0%.

    Bentuk diagram pengendalian akan berupa kotak-kotak bersusun,

    menyatakan daerah hidup dan daerah matinya aliran listrik pemanas.

  • 7/22/2019 makalah Pengpros

    8/25

    6

    2.2.1 Pengendalian Manual

    Sistem Pengendalian Manual adalah sistem pengendalian dengan subyek

    adalah makhluk hidup, contohnya oleh manusia. Biasanya sistem ini dipakai pada

    beberapa proses-proses yang tidak banyak mengalami perubahan beban ( load )

    atau pada proses yang tidak kritis. Sistem pengendalian dimana faktor manusia

    sangat dominan dalam aksi pengendalian yang dilakukan pada sistem tersebut.

    Peran manusia sangat dominan dalam menjalankan perintah, sehingga hasil

    pengendalian akan dipengaruhi pelakunya. Pada sistem kendali manual ini juga

    termasuk dalam kategori sistem kendali jerat tertutup. Tangan berfungsi untuk

    mengatur permukaan fluida dalam tangki. Permukaan fluida dalam tangki

    bertindak sebagai masukan, sedangkan penglihatan bertindak sebagai sensor.

    Operator berperan membandingkan tinggi sesungguhnya saat itu dengan tinggi

    permukaan fluida yang dikehendaki, dan kemudian bertindak untuk membuka

    atau menutup katup sebagai aktuator guna mempertahankan keadaan permukaan

    yang diinginkan.

    Gambar 3. Sistem pengendalian level cairan secara manual

    2.2.2 Pengendalian Otomatis

    Sistem Pengendalian Otomatis adalah sistem pengendalian dimana

    subyeknya digantikan oleh suatu alat yang disebut controller. Dimana tugas untuk

    membuka dan menutup valve tidak lagi dikerjakan oleh operator, tetapi atas

    perintah controller. (Gunterus, 1994). Sistem pengendalian dimana faktor

  • 7/22/2019 makalah Pengpros

    9/25

    7

    manusia tidak dominan dalam aksi pengendalian yang dilakukan pada sistem

    tersebut. Peran manusia digantikan oleh sistem kontroler yang telah diprogram

    secara otomatis sesuai fungsinya sehingga bisa memerankan seperti yang

    dilakukan manusia. Di dunia industri modern banyak sekali sistem kendali yang

    memanfaatkan kontrol otomatis apalagi untuk industri yang bergerak pada bidang

    yang prosesnya membahayakan keselamatan jiwa manusia.

    Gambar 4. Sistem pengendalian level cairan secara otomatis

    Mode on/offPengendali yang paling dasar adalah mode on-off atau sering disebut

    metode dua posisi. Jenis pengendali on-off ini merupakan contoh dari mode

    pengendali tidak terus menerus (diskontinyu). Mode ini paling sederhana, murah

    dan seringkali bisa dipakai untuk mengendalikan proses-proses yang

    penyimpanannya dapat ditoleransi. Keluaran pengendali hanya memiliki dua

    kemungkinan nilai, yaitu nilai maksimum (100%) dan nilai minimum (0%).

    Sebagai contoh adalah pengendali temperature ruangan dengan memakai AC,setrika listrik menggunakan sakelar temperature.

    Tipe pengendali ON-OFF merupakan cara sederhana untuk

    mengimplementasikan kontrol otomatis menggunakan aktuator dua posisi

    controller dengan open-close position atau berdasarkan terminology biasa,

    ON-OFF position. Aksi pengendali dapat terlihat seperti berikut ini :

    0 per e < -D

    Xi = 1 per e < D

  • 7/22/2019 makalah Pengpros

    10/25

    8

    Xi = -1 per e > D

    Dimana : Xi = sinyal controller output pada waktu i

    E = nilai perbedaan aliran (error), e = Y'SP

    D = hysterisis pada controller

    Xi-1 = nilai sinyal pada waktu tertentu ( 0 atau 1)

    Perubahan dari level terbuka ke level tertutup atau sebaliknya,

    secara normal membutuhkan waktu tertentu, T sesuai dengan motorized

    valve. Dalam kasus software ON-OFF, untuk mengeset semua parameter,

    contohnya :

    SP = Set point (%)

    D = Hysterisis (%)

    T = Open / closes time

    G = Gain

    Gambar Pengendali On-Off

    u(t) = U1 untuk e(t) > 0

    = U2 untuk e(t) < 0

    Umumnya : U2 = 0 atau -U1.

    Pada pengendalian ON-OFF, penggerak (actuator) hanya berada

    pada dua keadaan posisi ON (hidup) atau posisi OFF (mati). Pada keadaan

    ini, katup akan terbuka apabila level air berada dibawah dari level yang

  • 7/22/2019 makalah Pengpros

    11/25

    9

    diinginkan (set-point) atau katup penutup apabila level air melebihi dari set

    point. Disini akan terdapat batasan level (level threshold) yang

    berhubungan dengan set point, apabila batasan ini dilampaui karena level

    bertambah atau berkurang, katup juga berubah posisinya, hal ini akan

    menimbulkan perubahan posisi katup disekitar batasan level, yang timbul

    pada pengoperasian normal. Ketika level sedikit di bawah set point, katup

    akan terbuka sehingga level melebihi set point dengan cepat, kemudian

    katup menutup dan level berkurang kembali dan seterusnya berulang-

    ulang.

    Untuk mengatasi masalah ini dan mencegah ausnya penggerak

    (katup), ada baiknya diberikan dua batasan level yang diatur secar simetris

    diatas dan dibawah set point.

    Batasan atas dilampaui apabila level meningkat, katup akanmenutup.

    Batasan bawah dilampaui apabila level berkurang, katup akanterbuka.

    Interval antara level yang dikehendaki dengan salah satu batas level

    dinamakan HISTERISIS. Semakin besar histerisis, semakin rendah

    tekanan pada actuator.

    R

    Gambar. Pengendali dua posisi pada proses pengendalian tinggi air.

  • 7/22/2019 makalah Pengpros

    12/25

    10

    Mekanisme pengendali ini mudah difahami bila ditinjau pengatur

    tinggi air dalam tangki. Air dalam tangki secara terus menerus dikeluarkan

    dengan laju tetap. Apabila permukaan air turun melebihi titik acuan R,

    maka sensor tinggi air akan memberi sinyal bahwa terjadi penurunan

    permukaan air melebihi batas. Sinyal ini masuk ke pengendali dan

    pengendali memerintah pompa untuk bekerja. Dengan bekerjanya pompa,

    air akan masuk ke tangki dan permukaan air akan naik kembali. Pada saat

    tinggi air tepat mencapai R pompa berhenti.Akibat terjadi pengosongan

    tangki, dan proses di atas berulang lagi. Dengan demikian pompa akan

    selalu mati-hidup secara periodic seiring dengan perubahan tinggi

    permukaan air. Peristiwa ini disebut cycling atau osilasi.

    Pengendali dua posisi mencatu energi atau massa ke dalam proses

    dengan bentuk pulsa-pulsa, sehingga menimbulkan osilasi atau cycling

    pada variabel proses. Amplitudo cycling bergantung pada tiga factor,

    yaitu:

    Konstanta waktu proses Waktu mati, dan Besarnya perubahan beban.

    Amplitudo osilasi menjadi kecil jika konstanta waktu proses besar,

    waktu mati pendek, atau perubahan beban proses kecil.

    Untuk mencegah osilasi terlalu cepat pada pengendalian on-off dua

    posisi, perlu dibuat lebih dari satu batas yaitu batas atas (BA) dan batas

    bawah (BB). Adapun langkah pengerjaan pengendalian on-off dengan

    hysterisis :

    Dibuat lebih dari satu batas atas (BA) dan batas bawah (BB) Batas atas adalah batas tertinggi variabel proses saat naik. Batas bawah adalah batas terbawah variabel proses saat turun. Lebar celah antara BA dan BB disebut celah diferensial (differential gap), daerah

    netral, atau histerisis.

  • 7/22/2019 makalah Pengpros

    13/25

    11

    Fungsi celah diferensial adalah untuk memperlambat periode-periode cycling.

    Fungsi Pengendali otomatik:

    1. Membandingkan output plant (nilai aktual) dengan input referensi(nilai diinginkan),

    2. Menentukan simpangan sinyal,3. Mengeluarkan sinyal kontrol untuk menghilangkan/mengurangi

    simpangan tsb.

    Karakteristik pengendali :

    Hanya memiliki dua nilai keluaran, maksimum (100%) atau minimum(0%).

    Selalu terjadi cycling (perubahan periodic pada nilai PV) Cocok dipakai untuk respon PV yang lambat Tidak cocok jika terdapat waktu mati. Implementasi fisik sederhana dan murah Terdapat efek histerisis dalam implementasi praktisnya. Dapat menimbulkan efek cycling (osilasi disekitar nilai set point). Differential gap: adakalanya digunakan untuk menghindari terlalu

    seringnya terjadi mekanisme on-off.

    Aplikasi : Sistem skala besar dengan laju proses lambat (sistempendingin/pemanas ruangan).

    Contoh implementasi: Katup yang digerakkan oleh solenoid.

  • 7/22/2019 makalah Pengpros

    14/25

    12

  • 7/22/2019 makalah Pengpros

    15/25

    13

    Mode Tiga PosisiMode tiga posisi adalah perbaikan dari mode dua posisi atau mode

    on/off yang hanya mempunyai dua posisi elemen control akhir, yaitu

    maksimum dan minimum atau hidup/mati. Pada proses yang memiliki

    konstanta waktu relative kecil, osilasi yang terjadi makin besar. Keadaan

    ini dapat mempercepat kerukan peralatan dan sistem proses. Untuk proses

    demikian lebih baik memakai pengendali tiga posisi jika waktu mati cukup

    besar. Pada mode tiga posisi, controller memberikan tiga output berbeda

    berdasarkan rentang error yang dapat dituliskan persamaannya sebagai

    berikut :

    % P = 0 %, saat Ep > +

    % P = 50 %, saat -< Ep < +

    % P = 100 %, saat Ep < -

    Persamaan diatas menyatakan bahwa selama error berada diantara -

    hingga +maka controller akan memberikan output sebesar 50 %,

    baru setelah error melewati +output berubah menjadi 0 % ketika error

    melewati - maka output menjadi 100 %. Rentang daerah netral pada

    pengendali on/off menjadi rentang -hingga + yang berarti pada

    daerah netral tersebut, controller hanya akan memberikan output sebesar

    50 %. Rentang 0 %, 50 % dan 100 % akan membuat elemen control akhir

    bergerak lebih cepat dibanding dari 0 % langsung ke 100 % atau dari 100

    % ke 0 %.

    Ya = Batas atas

    Yb = Batas bawah

    R = Setpoint

    Gambar Keluaran pengendali tiga posisi

  • 7/22/2019 makalah Pengpros

    16/25

  • 7/22/2019 makalah Pengpros

    17/25

    15

    Contoh :

    Sebuah alat penukar panas dikendalikan oleh controller tiga posisi untuk

    daerah 4 mA 20 mA dan daerah pengukuran 100 K 300 K dengan

    ketentuan sebagai berikut :

    Pada saat sinyal control < 10 mA, katup kontrol steam terbukapenuh (100%) dan temperatur naik dengan laju 5 K/menit

    Pada saat sinyal control berada antara 10 mA 14 mA, katupcontrol steam mulai menutup (50 %) sehingga temperatur naik

    perlahan 3 K/menit

    Pada saat sinyal control > 14 mA, katup control steam tertutup(0%), sehingga terjadi penurunan temperatur sebesar 2 K/menit.

    Controller tersebut mempunyai control lag sebesar 2 menit,

    hitunglah waktu satu periode osilasi dan gambarkan grafik %P dan

    temperatur terhadap periode osilasi tersebut apabila temperatur awal

    adalah 165 K.

  • 7/22/2019 makalah Pengpros

    18/25

    16

  • 7/22/2019 makalah Pengpros

    19/25

    17

    Gambar 6. Grafik temperatur terhadap waktu periode

    Gambar 7. Grafik %P terhadap waktu periode osilasi

  • 7/22/2019 makalah Pengpros

    20/25

    18

    2.3 Pengendalian Kontinyu

    Pada pengendali kontinyu keluarannya terus menerus (kontinyu), dimana

    setiap menerima masukan error, pengendali memberikan keluaran pada range nilai

    0% sampai 100% yang sebanding dengan error. Pengendali kontinyu yang biasa

    digunakan adalah jenis proporsional (P), proporsional-integral (PI) dan

    proporsional-integral-derivatif (PID). Sistem pengendalian yang berjalan secara

    kontinyu, pada setiap saat respon sistem selalu ada. Pada gambar 7. Sinyal e(t)

    yang masuk ke kontroler dan sinyal m(t) yang keluar dari kontroler adalah sinyal

    kontinyu.

    Gambar 8. Sistem pengendalian kontinyu

  • 7/22/2019 makalah Pengpros

    21/25

    19

  • 7/22/2019 makalah Pengpros

    22/25

    20

    Gambar 9. Hubungan % keluaran output terhadap sinyal kontrol

    2.4 Istilah-Istilah Dalam Sistem Pengendalian

    Beberapa keterangan mengenai elemen-elemen sistem pengendalian

    sebagai berikut :

    Proses (Process)adalah tatanan peralatan yang mempunyai suatu fungsi

    tertentu. Input proses dapat bermacam- macam, yang pasti merupakan

    besaran yang dimanipulasi oleh final control element atau control valve

    agar variabel yang dimaksud sama dengan set point. Input proses ini juga

    disebut variabel yang dimanipulasi.

    Variabel yang dimanipulasi adalah input dari suatu proses yang dapat

    dimanipulasi atau diubah-ubah besarnya agar process variable atauvariabel yang dikendalikan besarnya sama dengan set point.

    Gangguan adalah besaran lain, selain variabel yang dimanipulasi, yang

    dapat menyebabkan berubahnya variabel yang dikendalikan. Besaran ini

    lazim disebut load.

    Elemen Pengukur adalah bagian paling ujung suatu sistem pengukuran

    (measuring system). Contoh elemen pengukur yang banyak dipakai

  • 7/22/2019 makalah Pengpros

    23/25

    21

    misalnya termocouple atau oriface plate. Bagian ini juga biasa disebut

    sensor atau primary element.

    Transmitter adalah alat yang berfungsi untuk membaca sinyal sensing

    element, dan mengubahnya menjadi sinyal yang dapat dimengerti oleh

    controller.

    Transducer adalah unit pengalih sinyal. Kata transmitter, seringkali

    dirancukan dengan kata transduser. Keduanya memang mempunyai fungsi

    yang serupa, walaupun tidak sama benar. Transducer lebih bersifat umum,

    sedangkan transmitter lebih khusus pada pemakaian dalam sistem

    pengukuran.

    Variabel yang dimaksud atau measured variable adalah sinyal yang

    keluar dari transmitter. Besaran ini merupakan cerminan besarnya sinyal

    sistem pengukuran.

    Set Pointadalah besar process variable yang dikehendaki. Sebuah kendali

    akan selalu berusaha menyamakan variabel yang dikendalikan dengan set

    point.

    Error adalah selisih antara set point dikurangivariabel yang dimaksud.

    Error bisa negatif, bisa juga positif. Sebaliknya, bila set point lebih kecil

    dari variabel yang dimaksud, error menjadi negatif.

    Controller adalah elemen yang mengerjakan tiga dari empat tahap

    langkah pengendalian yang membandingkan set point dengan

    measurement variable, menghitung berapa banyak koreksi yang perlu

    dilakukan, dan mengeluarkan sinyal koreksi sesuai dengan hasil

    perhitungan tadi. Controller sepenuhnya menggantikan peran manual

    dalam mengendalikan sebuah proses. Controller merupakan alat

    pengendali.

  • 7/22/2019 makalah Pengpros

    24/25

    22

    Unit Pengendaliadalah bagian dari controller yang menghitung besarnya

    koreksi yang diperlukan. Input control unit adalah error, dan outputnya

    adalah sinyal yang keluar dari controller (manipulated variable). Unit

    Pengendali memiliki fungsi transfer yang tergantung pada jenis controller.

    Output unit pengendali adalah hasil penyelesaian matematik fungsi

    transfer dengan memasukkan nilai error sebagai input.

    Final control element, seperti tercermin dari namanya, adalah bagian

    akhir dari instrumentasi sistem pengendalian. Bagian ini berfungsi untuk

    mengubah measurement variable dengan cara memanipulasi besarnya

    manipulated variable, berdasarkan perintah controller.

  • 7/22/2019 makalah Pengpros

    25/25

    BAB III

    PENUTUP

    3.1 Kesimpulan Sistem adalah kombinasi dari beberapa komponen yang bekerja bersama-

    sama dan melakukan suatu sasaran tertentu, sedangkan pengendalian

    diartikan sebagai mengekang dan menguasai. Jadi sistem pengendali

    proses adalah sistem pengendalian suatu parameter dari berbagai macam

    proses.

    Sistem Pengendalian Manual adalah sistem pengendalian dengan subyekadalah makhluk hidup, contoh oleh manusia. Biasanya sistem ini dipakai

    pada beberapa proses-proses yang tidak banyak mengalami perubahan

    beban ( load ) atau pada proses yang tidak kritis.

    Sistem Pengendalian Otomatis adalah sistem pengendalian dimana subyekdigantikan oleh suatu alat yang disebut controller. Dimana tugas untuk

    membuka dan menutup valve tidak lagi dikerjakan oleh operator, tetapi

    atas perintah controller. (Gunterus, 1994)

    3.2 SaranMahasiswa sebaiknya dapat lebih memahami mengenai sistem

    pengendalian. Pentinganya mempelajari sistem pengendalian ini erat

    kaitannya dengan mengefisiensikan dan mengoptimalkan kerja mesin agar

    mampu kita atur sesuai dengan apa yang kita harapkan sehingga dapat di

    aplikasikan di dunia kerja.