28
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Persoalan mengenai hukum internasional selalu memberikan kesan yang menarik untuk di bahas. Topik ini senantiasa memberikan daya tarik yang tinggi pada setiap orang. Secara teori hukum internasional mengacu pada peraturan-peraturan dan norma- norma yang mengatur tindakan Negara-negara dan kesatuan lain yang pada suatu saat akan diakui mempunyai kepribadian internasional, seperti misalnya organisasi internasional dan individu, dalam hal hubungan satu dengan yang lainnya. Negara-negara perlu hidup bersama-sama. Hukum internasional disusun dan lahir karena kebutuhan dan dirancang untuk mencapai ketertiban dan perdamaian dunia. Suatu sistem yang bertujuan untuk men-cap suatu negara sebagai “bersalah” dan negara lain sebagai “tidak bersalah” dan partisiapasi utama dari sistem hukum internasional yaitu negara-negara yang semuanya diperlakukan sebagai pemilik kedaulatan yang sama. 1 Hubungan-hubungan internasional yang diadakan antar negara tidak selamanya terjalin dengan baik. Seringkali hubungan itu menimbulkan sengketa di antara mereka. Sengketa dapat bermula dari berbagai sumber potensi sengketa. Sumber potensi sengketa 1 Rebecca M.M Wallace. Hukum Internasional Pengantar untuk Mahasiswa (Semarang:IKIP Semarang Press.1986) hlm.4 1

Makalah Peranan Hukum Internasional dalam Ketertiban Dunia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

free

Citation preview

Page 1: Makalah Peranan Hukum Internasional dalam Ketertiban Dunia

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Persoalan mengenai hukum internasional selalu memberikan kesan yang menarik untuk

di bahas. Topik ini senantiasa memberikan daya tarik yang tinggi pada setiap orang. Secara teori

hukum internasional mengacu pada peraturan-peraturan dan norma-norma yang mengatur

tindakan Negara-negara dan kesatuan lain yang pada suatu saat akan diakui mempunyai

kepribadian internasional, seperti misalnya organisasi internasional dan individu, dalam hal

hubungan satu dengan yang lainnya.

Negara-negara perlu hidup bersama-sama. Hukum internasional disusun dan lahir karena

kebutuhan dan dirancang untuk mencapai ketertiban dan perdamaian dunia. Suatu sistem yang

bertujuan untuk men-cap suatu negara sebagai “bersalah” dan negara lain sebagai “tidak

bersalah” dan partisiapasi utama dari sistem hukum internasional yaitu negara-negara yang

semuanya diperlakukan sebagai pemilik kedaulatan yang sama.1

Hubungan-hubungan internasional yang diadakan antar negara tidak selamanya terjalin

dengan baik. Seringkali hubungan itu menimbulkan sengketa di antara mereka. Sengketa dapat

bermula dari berbagai sumber potensi sengketa. Sumber potensi sengketa antar negara dapat

berupa perbatasan, sumber daya alam, kerusakan lingkungan, perdagangan, dll. Manakala hal

demikian itu terjadi, hukum internasional memainkan peranan yang tidak kecil dalam

penyelesaiannya.  

Seiring perkembangan zaman, hukum internasional juga terus berkembang. Sejak

pergaulan internasional makin meningkat menjelang abad 19 hukum internasional telah menjadi

suatu sistem universil dan pada abad 20 telah merupakan suatu perluasan yang tidak ada

tandingannya.

Upaya-upaya penyelesaian terhadapnya telah menjadi perhatian yang cukup penting di

masyarakat internasional sejak awal abad ke- 20. Upaya-upaya ini ditujukan untuk menciptakan

1 Rebecca M.M Wallace. Hukum Internasional Pengantar untuk Mahasiswa (Semarang:IKIP Semarang Press.1986) hlm.4

1

Page 2: Makalah Peranan Hukum Internasional dalam Ketertiban Dunia

hubungan-hubungan antara negara yang lebih baik berdasarkan prinsip perdamaian dan

keamanan internasional.

Hal itulah yang sangat menarik untuk kita amati, bagaimana peranan yang seharusnya

dilakukan oleh hukum internasional dalam menegakkan keadilan demi tercapainya perdamaian

dunia.

2. Rumusan Masalah

Adapun inti dari permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:

a. Apa itu hukum internasional?

b. Bagaimana perkembangan hukum internasional saat ini?

c. Bagaimana peran hukum internasional terhadap perdamaian dunia?

3. Metode Penulisan

Metode yang penulis gunakan dalam makalah ini adalah metode penulisan referensi dan

pembahasan. Yang mana penulis menggunakan banyak literature dalam penulisan makalah ini,

seperti buku-buku, internet, dan sumber-sumber lain. Dalam penulisan makalah ini penulis juga

melakukan pembahasan mengenai apa-apa saja yang perlu di ambil dan di jadikan referensi.

Dalam pembahasan penulis menyaring semua informasi yang ada dan merangkumnya

menjadi sebuah makalah yang utuh dan lengkap. Metode penulisan yang penulis gunakan ini

memiliki kelebihan dari metode-metode yang lain karena selain sederhana, metode ini juga

paling mudah untuk di mengerti dan diolah karena sumbernya berasal dari buku-buku.

4. Tujuan dan Manfaat

4.1 Tujuan

Tujuan disusunya makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

“Sistem Hukum Indonesia” yang diberikan kepada Penulis serta agar mahasiswa sebagai

generasi penerus bangsa dapat melihat bagaimana kenyataan dari penegakan hukum

internasional pada saat ini.

2

Page 3: Makalah Peranan Hukum Internasional dalam Ketertiban Dunia

4.2 Manfaat

Sedangkan manfaat dari makalah ini diharapkan :

1. Memberikan suatu gambaran mengenai konsep dasar hukum internasional dan

peran-peran yang terdapat didalamnya,

2. Memberi gambaran bagaimana hukum internasional sekarang ini,

3. Menaruh minat dan mendorong pembaca terutama mahasiswa untuk

meningkatkan pemahaman dan wawasan terhadap hukum internasional.

3

Page 4: Makalah Peranan Hukum Internasional dalam Ketertiban Dunia

BAB II

PEMBAHASAN

1. Hakikat Hukum Internasional

Pada umumnya hukum internasional diartikan sebagai himpunan peraturan-peraturan

dan ketetntuan-ketentuan yang mengikat serta mengatur hubungan antara negara-negara dan

subjek-subjek hukum lainnya dalam kehidupan masyarakat internasional. Definisi hukum

internasional yang diberikan oleh para pakar-pakar hukum terkenal di masa lalu seperti

oppenheim  dan brierly, terbatas pada negara sebagi satu-satunya pelaku hukum dan tidak

memasukkan subjek hukum lainnya.

Namun dengan perkembangan pesat ilmu pengetahuan dan teknologi pada paruh kedua

abad 20 dan pola hubungan internasional yang semakin kompleks pengertian ini kemudian

meluas sehingga hukum internasional juga mengurusi struktur dan perilaku organisasi

internasional, kelompok-kelompok supranasional, dan gerakan-pembebasan pembebasan

nasional. Bahkan, dalam hal tertentu, hukum internasional juga diberlakukan terhadap individu-

individu dalam hubungannya dengan negara-negara.

Sedangkan menurut pendapat Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, S.H.  Hukum

Internasional adalah keseluruhan kaidah – kaidah dan asas – asas hukum dan mengatur hubungan

atau persoalan yang melintasi batas – batas negara yaitu hubungan internasional yang tidak

bersifat perdata.

Selain itu hukum Internasional dapat didefinisikan sebagai keseluruhan hukum yang

untuk sebagian besar terdiri dari prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah perilaku yang terhadapnya

negara-negara merasa dirinya terikat untuk menaati dan karenanya benar-benar ditaati secara

umum dalam hubungan-hubungan mereka satu sama lain, dan meliputi juga:

a. Kaidah-kaidah hukum yang berkaitan dengan berfungsinya lembaga-lembaga atau

organisasi-organisasi internasional, hubungan-hubungan antara mereka satu sama

lain, dan hubungan mereka dengan negara-negara dan individu-individu,

4

Page 5: Makalah Peranan Hukum Internasional dalam Ketertiban Dunia

b. Kaidah-kaidah hukum tertentu yang berkaitan dengan individu-individu dan badan-

badan non-negara sejauh hak-hak dan kewajiban individu dan badan non-negara

tersebut penting bagi masyarakat internasional. 2

Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hukum internasional

adalah bagian hukum yang mengatur aktivitas entitas berskala internasional atau merupakan

keseluruhan kaedah dan asas yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas

negara antara negara dengan Negara serta negara dengan subyek hukum lain bukan negara atau

subyek hukum bukan negara satu sama lain.3

2. Sejarah dan Perkembangan Hukum Internasional

Hukum internasional sebenarnya sudah sejak lama dikenal eksisitensinya, yaitu pada

zaman Romawi Kuno. Orang-orang Romawi Kuno mengenal dua jenis hukum, yaitu Ius Ceville

dan Ius Gentium, Ius Ceville adalah hukum nasional yang berlaku bagi masyarakat Romawi,

dimanapun mereka berada, sedangkan Ius Gentium adalah hukum yang diterapkan bagi orang

asing, yang bukan berkebangsaan Romawi.

Dalam perkembangannya, Ius Gentium berubah menjadi Ius Inter Gentium yang lebih

dikenal juga dengan Volkenrecth (Jerman), Droit de Gens (Perancis) dan kemudian juga dikenal

sebagai Law of Nations (Inggris).

Sesungguhnya, hukum internasional modern mulai berkembang pesat pada abad XVI, yaitu

sejak ditandatanganinya Perjanjian Westphalia 1648, yang mengakhiri perang 30 tahun (thirty

years war) di Eropa. Sejak saat itulah, mulai muncul negara-negara yang bercirikan kebangsaan,

kewilayahan atau territorial, kedaulatan, kemerdekaan dan persamaan derajat. Dalam kondisi

semacam inilah sangat dimungkinkan tumbuh dan berkembangnya prinsip-prinsip dan kaidah-

kaidah hukum internasional.

2 J.G Starke. Pengantar Hukum Internasional. (Jakarta:Sinar Grafika.2006), hlm.33 http://www.belbuk.com/hukum-internasional-pengertian-peranan-dan-fungsi-dalam-era-dinamika-global-p-9229.html

5

Page 6: Makalah Peranan Hukum Internasional dalam Ketertiban Dunia

Perkembangan hukum internasional modern ini, juga dipengaruhi oleh karya-karya tokoh

kenamaan Eropa, yang terbagi menjadi dua aliran utama, yaitu golongan Naturalis dan golongan

Positivis.

Menurut golongan Naturalis, prinsip-prinsip hukum dalam semua sistem hukum bukan

berasal dari buatan manusia, tetapi berasal dari prinsip-prinsip yang berlaku secara universal,

sepanjang masa dan yang dapat ditemui oleh akal sehat. Hukum harus dicari, dan bukan dibuat.

Golongan Naturalis mendasarkan prinsip-prinsip atas dasar hukum alam yang bersumber dari

ajaran Tuhan. Tokoh terkemuka dari golongan ini adalah Hugo de Groot atau Grotius, Fransisco

de Vittoria, Fransisco Suarez dan Alberico Gentillis.

Sementara itu, menurut golongan Positivis, hukum yang mengatur hubungan antar negara

adalah prinsip-prinsip yang dibuat oleh negara-negara dan atas kemauan mereka sendiri. Dasar

hukum internasional adalah kesepakatan bersama antara negara-negara yang diwujudkan dalam

perjanjian-perjanjian dan kebiasaan-kebiasaan internasional. Seperti yang dinyatakan oleh Jean-

Jacques Rousseau dalam bukunya Du Contract Social, La loi c’est l’expression de la Volonte

Generale, bahwa hukum adalah pernyataan kehendak bersama. Tokoh lain yang menganut aliran

Positivis ini, antara lain Cornelius van Bynkershoek, Prof. Ricard Zouche dan Emerich de Vattel

Pada abad 19, hukum internasional berkembang dengan cepat, karena adanya faktor-faktor

penunjang, antara lain : (1) Setelah Kongres Wina 1815, negara-negara Eropa berjanji untuk

selalu menggunakan prinsip-prinsip hukum internasional dalam hubungannya satu sama lain, (2).

Banyak dibuatnya perjanjian-perjanjian (law-making treaties) di bidang perang, netralitas,

peradilan dan arbitrase, (3). Berkembangnya perundingan-perundingan multilateral yang juga

melahirkan ketentuan-ketentuan hukum baru.

Di abad 20, hukum internasional mengalami perkembangan yang sangat pesat, karena

dipengaruhi faktor-faktor sebagai berikut: (1). Banyaknya negara-negara baru yang lahir sebagai

akibat dekolonisasi dan meningkatnya hubungan antar negara, (2). Kemajuan pesat teknologi dan

ilmu pengetahuan yang mengharuskan dibuatnya ketentuan-ketentuan baru yang mengatur

kerjasama antar negara di berbagai bidang, (3). Banyaknya perjanjian-perjanjian internasional

yang dibuat, baik bersifat bilateral, regional maupun bersifat global, (4). Bermunculannya

6

Page 7: Makalah Peranan Hukum Internasional dalam Ketertiban Dunia

organisasi-organisasi internasional, seperti Perserikatan Bangsa Bangsa dan berbagai organ

subsidernya, serta Badan-badan Khusus dalam kerangka Perserikatan Bangsa-Bangsa yang

menyiapkan ketentuan-ketentuan baru dalam berbagai bidang. Hukum internasional telah

merupakan satu perluasan yang tidak ada tandingannya.

3. Sumber-sumber Hukum Internasional

Pada dasarnya, sumber hukum terbagi menjadi dua, yaitu: sumber hukum dalam arti

materiil dan sumber hukum dalam arti formal. Sumber hukum dalam arti materiil adalah sumber

hukum yang membahas materi dasar yang menjadi substansi dari pembuatan hukum itu sendiri.

Sumber hukum dalam arti formal adalah sumber hukum yang membahas bentuk atau

wujud nyata dari hukum itu sendiri. Dalam bentuk atau wujud apa sajakah hukum itu tampak dan

berlaku. Dalam bentuk atau wujud inilah dapat ditemukan hukum yang mengatur suatu masalah

tertentu.

Sumber hukum internasional dapat diartikan sebagai:

a. Dasar kekuatan mengikatnya hukum internasional;

b. Metode penciptaan hukum internasional;

c. Tempat diketemukannya ketentuan-ketentuan hukum internasional yang dapat

diterapkan pada suatu persoalan konkrit. (Burhan Tsani, 1990; 14)

Menurut Pasal 38 ayat (1) Statuta Mahkamah Internasional, sumber-sumber hukum

internasional yang dipakai oleh Mahkamah dalam mengadili perkara, adalah:

a. Perjanjian internasional (international conventions), baik yang bersifat umum,

maupun khusus;

b. Kebiasaan internasional (international custom);

c. Prinsip-prinsip hukum umum (general principles of law) yang diakui oleh

negara-negara beradab;

7

Page 8: Makalah Peranan Hukum Internasional dalam Ketertiban Dunia

d. Keputusan pengadilan (judicial decision) dan pendapat para ahli yang telah

diakui kepakarannya, yang merupakan sumber hukum internasional tambahan.

(Phartiana, 2003; 197)

4. Peranan Hukum Internasional terhadap ketertiban Dunia

Pada dasarnya peran hukum internasional lebih banyak tertuju pada cara-cara untuk

menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi dalam ruang lingkup internasional. Hubungan-

hubungan internasional yang diadakan antar negara tidak selamanya terjalin dengan baik.

Seringkali hubungan itu menimbulkan sengketa di antara mereka. Sengketa dapat bermula dari

berbagai sumber potensi sengketa. Sumber potensi sengketa antar negara dapat berupa

perbatasan, sumber daya alam, kerusakan lingkungan, perdagangan, dll. Manakala hal demikian

itu terjadi, hukum internasional memainkan peranan, yang tidak kecil dalam penyelesaiannya.

 Upaya-upaya penyelesaian terhadapnya telah menjadi perhatian yang cukup penting di

masyarakat internasional sejak awal abad ke- 20. Upaya-upaya ini ditujukan untuk menciptakan

hubungan-hubungan antara negara yang lebih baik berdasarkan prinsip perdamaian dan

keamanan internasional.

Dewasa ini ada beberapa peran yang hukum internasional dapat mainkan dalam

menyelesaikan sengketa:

1.  Pada prinsipnya hukum internasional berupaya agar hubungan-hubungan antar negara

terjalin dengan persahabatan (friendly relations among States) dan tidak mengharapkan

adanya persengketaan;

2.  Hukum internasional memberikan aturan-aturan pokok kepada negara-negara yang

bersengketa untuk menyelesaikan sengketanya;

3. Hukum internasional memberikan pilihan-pilihan yang bebas kepada para pihak tentang cara-

cara, prosedur atau upaya yang seyogyanya ditempuh untuk menyelesaikan sengketanya; dan

4. Hukum internasional modern semata-mata hanya menganjurkan cara penyelesaian secara

damai; apakah sengketa itu sifatnya antar negara atau antar negara dengan subyek hukum

internasional  lainnya. Hukum internasional tidak menganjurkan sama sekali cara kekerasan

atau peperangan.

8

Page 9: Makalah Peranan Hukum Internasional dalam Ketertiban Dunia

Perang telah digunakan negara-negara untuk memaksakan hak-hak dan pemahaman

mereka mengenai aturan-aturan hukum internasional. Perang bahkan telah telah pula dijadikan

sebagai salah satu wujud dari tindakan negara yang berdaulat. Bahkan para sarjana masih

menyadari adanya praktek negara yang masih menggunakan kekerasan atau perang untuk

menyelesaikan sengketa dewasa ini. Sebaliknya, cara damai belum dipandang sebagai aturan

yang dipatuhi dalam kehidupan atau hubungan antar negara. Pada umumnya metode

penyelesaian sengketa internasional digolongkan dalam dua kategori yaitu :

4. 1.      Cara-cara Penyelesaian Sengketa Internasional Secara Damai atau Bersahabat.

a.       Negoisasi

Negosiasi adalah cara penyelesaian sengketa yang paling dasar dan yang paling tua

digunakan oleh umat manusia. Penyelesaian melalui negosiasi merupakan cara yang paling

penting. Banyak sengketa diselesaikan setiap hari oleh negosiasi ini tanpa adanya publisitas atau

menarik perhatian publik.  Alasan utamanya adalah karena dengan cara ini, para pihak dapat

mengawasi prosedur penyelesaian sengketanya dan setiap penyelesaiannya didasarkan pada

kesepakatan atau konsensus para pihak

Negosiasi dapat dilangsungkan melalui saluran-saluran diplomatik pada konperensi-

konperensi internasional atau dalam suatu lembaga atau organisasi internasional.

b.      Pencarian Fakta (fact finding)

Metode penyelesaian sengketa ini digunakan untuk mencapai penyelesaian sebuah

sengketa dengan cara mendirikan sebuah komisi atau badan untuk mencari dan mendengarkan

semua bukti-bukti yang bersifat internasional, yang relevan dengan permasalahan.

Tujuan dari pencari fakta (Fact Finding) yang paling utama adalah memberikan laporan

kepada para pihak mengenai fakta yang ada. Sedangkan tujuan lain dari penyelesaian sengketa

internasional dengan cara pencari fakta yaitu :

1) Membetuk suatu dasar bagi penyelesaian semgketa antar dua negara

2) Mengawasi pelaksanaan suatu perjanijian internasional.

3) Memberikan informasi guna membuat putusan ditingkat internasional

9

Page 10: Makalah Peranan Hukum Internasional dalam Ketertiban Dunia

Dasar hukum yang dipakai dalam fact finding adalah pasal 9 sampaim dengan 36 haque

convention on the pacific settlement of disputes tahun 1899 dan 1907..

c.       Good Offices (Jasa-jasa Baik)

Jasa-jasa baik adalah suatu cara penyelesaian sengketa melalui pihak bantuan pihak yang

ketiga. Pihak ketiga ini berupaya agar para pihak menyelesaikan sengketanya dengan negoisasi.

Fungsi dari jasa-jasa baik yang paling utama adalah memperemukan para pihak agar mereka mau

bertemu, duduk bersama dan bernegoisasi atau dikenal dengan nama fasilisator.

Keikut sertaan pihak ketiga dalam penyelesaian sengketa dapat dua macam yaitu atas

permintaan para pihak atau inisiatif pihak ketiga sendiri yang menawarkan jasa-jasa baiknya

guna menyelesaiakan sengketa. Dalam kedua cara ini, syarat mutlak yang harus ada adalah

kesepakatan para pihak.

d.      Mediasi

Yang menjadi pihak ketiga ini organisasi internasional, negara ataupun individu. Pihak

ketiga ini dalam sengketa ini dinamakan mediator.  Biasanya ia dengan kapasitasnya sebagai

pihak yang netral berupa mendamaikan para pihak dengan memberikan saran penyelesaian

sengketa

Fungsi utamanya adalah mencari solusi (penyelesaian) mengidentifikasi, hal-hal yang

dapat disepakati para pihak serta membuat usulan-usulan yang dapat mengakhiri sengketa,

informal, dan bersifat aktif. Dalam proses negoisasi sesuai dengan pasal  3 dan 4 haque

convention on the pacific settlement of disputes (1907) yang menyatakan bahwa usulan-usulan

yang diberikan mediator janganlah dianggap sebagai suatu tindakan yang bersahabat terhadap

suatu pihak (yang merasa merugikan).

e.       Konsiliasi

Konsiliasi adalah cara penyelesaian sengketa yang sifatnya lebih formal dibandingkan

mediasi. Biasanya konsiliasi ini berbentuk badan konsiliasi yang dibentuk oleh para pihak

melalui perjanjian. Komisi ini berfungsi untuk menetapkan persyaratan-persyaratan penyelesaian

10

Page 11: Makalah Peranan Hukum Internasional dalam Ketertiban Dunia

yang diterima oleh para pihak, sehingga lebih formal atau luas karena ada aturan dan ada

lembaga atau lembaganya.

. Para pihak mendengarkan keterangan lisan para pihak dan dapat diwakkili oleh

kuasanya. Hasil fakta-fakta yang diperoleh konsilator (sebutan dari konsiliasi) menyerahkan

laporannya kepada para pihak dengan kesimpulan dan usulan-usulannya, dan putusannya tidak

mengikat karena diterima atau tidaknya usulan tersebut tergantung sepenuhnya kepada para

pihak.

f.       Arbitrasi

Biasanya arbitase menunjukkan pada prosedur yang persis sama sebagaimana dalam

hukum nasional yaitu menyerahkana sengketa kepada orang-orang tertentu yang dinamakan

arbitrator, yang dipilih bebas oleh para pihak. Arbitasi adalah suatu institusi  yang sudah cukup

tua tetapi sejarah baru mencatatat pada tahun 1797, pada kasus jay treaty antara inggris dan

amerika. Yang mengatur joint mixed commission. Yang menyesaikan sengketa beberapa

peerselisihan tertentu yang tidak dapat diselesaikan selama perundingan di traktat tersebut.suatu

langkah penting telah diambil dalam pada tahun 1899 ketika konferensi the haque tidak hanya

mengkodifikasi hukum arbitatrase tetapi menjadikan landasan bagi pembentukan permanent

court arbitration.

Lembaga PCA tidak bersifat “tetap” pun bukan sebuah pengadilan. Permanent court of

arbitration sendiri tidak memiliki yurisdiksi yang spesifik. Sehingga hanya 20 kasus yang

ditangani abtara lain muscat dhowe case 1905 antara inggris dan perancis danNorth Atlantic

Coast fisheries case 1910 antar inggris dan amerika serikat. Meskipun ada kekurangan yang

nyata menurut Hakim Manly O. Hudson, permanent court arbitration merupakan suatu metode

dan suatu prosedur. Arbitrasi pada haikaknnya adalah suatu prosedur konsensus, artinya negara-

negara tidak dapat dipaksa untuk dibawa dimuka arbitrase kecuali mereka setuju untuk

melakukan hal tersebut.

Pada tahun 1966 bank dunia mendirikan badan ICSID (international Centre for the

Settlement of Investment Disputes). Terbentuknya Konvensi adalah sebagai akibat dari situasi

perekonomian dunia pada waktu1950-1960-an yaitu Khususnya dikala beberapa negara

11

Page 12: Makalah Peranan Hukum Internasional dalam Ketertiban Dunia

berkembang menasionalisasi atau mengekspropriasi perusahaan-perusahaan asing yang berada di

dalam wilayahnya.

Di antara kasus-kasus nasionalisasi yang langsung mempengaruhi dan menggerakkan

Bank Dunia membentuk Konvensi ini adalah kasus nasionalisasi perusahaan-perusahaan

Perancis di Tunisia. Kasus ini bermula dengan tindakan DPR Tunisia (the Tunisian National

Assembly) yang mengeluarkan UU Nasionalisasi tanahtanah milik orang asing (khususnya

Perancis) pada tanggal 10 Mei 1964.

Negara-negara yang bisa menjadi anggota konvensi ICSID adalah setiap anggota Bank

Dunia. Namun negara-negara bukan anggota Bank Dunia dapat menjadi anggota konvensi asal

negara tersebut adalah anggota pada Statuta Mahkamah Internasional. Sampai 1993, 105 negara

telah menjadi anggota pada konvensi ini. ICSID dikelola oleh suatu administrative Council

(Dewan Administratif). Setiap negara peserta konvensi memiliki seorang wakil dan memiliki

satu suara. Dewan ini memiliki ketua ex officio, yaitu Presiden Bank Dunia. Badan utama

struktur organisasi ICSID adalah Secretary General (Sekjen). Ia berfungsi sebagai registrar

(pendaftar atau panitera). ICSID menyimpan daftar nama untuk dicantumkan ke dalam suatu

panel arbitrase atau konsiliasi. Setiap negara peserta konvensi dapat menunjuk 4 orang arbitrator

atau konsiliator ke dalam masing-masing daftar panel tersebut. Mereka dapat warganegaranya

atau orang asing. Ketua Dewan Admintratif dapat menunjuk 10 orang pada masing-masing

panel.

Contoh lain dalam sengketa di ICSID ini adalah sengketa antara KPC dan pemerintah

Kaltim, Pemprov Kaltim telah mencabut gugatan sengketa divestasi melalui ICSID pada 2008

saat era Gubernur Kaltim Yurnalis Ngayoh. Dampak pencabutan itu, Pemprov Kaltim bakal

menerima kompensasi senilai Rp 285 miliar, tetapi hingga kini belum dibayar KPC.

g.      Penyelesaian Yudisial.

Penyelesaiaan yudisial berarti suatu penyelesaian yang dihasilkan melalui suatu yang

penagdilan internasional yang dibentuk sebagaimana mestinya, dengan memberlakukan kaidah-

kaidah hukum. Salah satunya “organ umum” untuk penyelesaian yudisial yang saat ini tersedia

dalam masyarakat  inetrnasional adalah International Court of justice di the Haque yang

12

Page 13: Makalah Peranan Hukum Internasional dalam Ketertiban Dunia

menggantikan dan melanjutkan kontinuitas Permanent Court of International Justice.

Pengukuhan lembaga ini dilaksanakan pada tanggal 18 april 1946 oleh dewan majelis PBB.

Intenational Court of justice dibentuk berdasarkan Bab IV (pasal 92-96) Charter PBB

yang dirumuskan di san fransisico pada tahun 1945. Mahkamah Internasional terdiri dari 15

hakim, dua merangkap ketua dan wakil ketua, masa jabatan 9 tahun. Anggotanya direkrut dari

warga Negara anggota yang dinilai cakap di bidang hukum internasional. Lima berasal dari

Negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB seperti Cina, Rusia, Amerika serikat, Inggris dan

Prancis.

Fungsi Mahkamah Internasional Adalah menyelesaikan kasus-kasus persengketaan

internasional yang subyeknya adalah Negara. Ada 3 kategori Negara, yaitu :

1) Negara anggota PBB, otomatis dapat mengajukan kasusnya ke Mahkamah Internasional.

2) Negara bukan anggota PBB yang menjadi wilayah kerja Mahkamah intyernasional. Dan

yang bukan wilayah kerja Mahkamah Internasional boleh mengajukan kasusnya ke

Mahkamah internasional dengan syarat yang ditentukan dewan keamanan PBB

3) Negara bukan wilayah kerja (statute) Mahkamah internasional, harus membuat deklarasi

untuk tunduk pada ketentuan Mahjkamah internasional dan Piagam PBB.

ICJ merupakan salah satu dari 6 organ utama PBB. Namun badan ini memiliki

kedudukan khusus dibandingkan 5 organ utama lainnya. ICJ atau Mahkamah tidak memiliki

hubungan hierarkhis dengan badan-badan utama PBB lainnya. Ia benar-benar lembaga hukum

dalam sebagai suatu pengadilan. Ia bukan pula pengadilan konstitutsi (Constitutional Court)

yang memiliki kewenangan untuk meninjau (mereview) putusan-putusan politis yang dibuat oleh

Dewan Keamanan. Ia menggunakan nama resmi ICJ dan tidak menggunakan simbol atau nama

PBB dalam putusannya.

kedudukan ICJ ini memang unik. Kedudukan seperti ini memang perlu dipertahankan.

Sebagai salah satu organ utama PBB, ia harus benar-benar menunjukkan kemandiriannya sebagai

suatu organ atau badan pengadilan.

Jurisdiksi Mahkamah Internasional mencakup dua hal: 1 Jurisdiksi atas pokok sengketa

yang diserahkannya (contentious jurisdiction); dan 2 non-contentious jurisdiction atau jurisdiksi

13

Page 14: Makalah Peranan Hukum Internasional dalam Ketertiban Dunia

untuk memberikan nasihat hukum (advisory jurisdiction). Tindakann perlindungan sementara ini

termasuk juga ke dalam jurisdiksi Mahkamah, yakni berada dalam ruang lingkup jurisdiksi yang

disebut incidental jurisdiction. Berdasarkan jurisdiksi ini, Mahkamah memiliki wewenang untuk

menyatakan diberlakukannya suatu tindakan-tindakan perlindungan sementara, membolehkan

suatu intervensi dan manafsirkan atau merubah suatu putusan.

Sesuai dengan namanya, tindakan perlindungan sementara ini berkaitan dengan

perlindungan hak-hak para pihak sementara persidangan atas pokok sengketanya sendiri sedang

berlangsung Dasar hukum yang mendasari jurisdiksi seperti ini terdapat dalam Pasal 41 Statuta

ICJ.

Dasar pembenaran pemberian perlindungan ini berasal dari prinsip hukum yang sudah

mendasar yakni bahwa putusan suatu pengadilan haruslah efektif. Karenanya, sangatlah penting

bagi pengadilan untuk mencegah salah satu atau kedua belah pihak untuk mengganggu situasi

atau mencoba untuk membuat pihak lainnya fait accompli.

4.2.      Cara-cara Penyelesaian Paksa atau Kekerasan

a.       Perang dan Tindakan bersenjata Non perang

Keseluruhan tujuan perang adalah untuk menaklukan negara lawan dan mebebankan

syarat-syarat penyelesaiaan diamana negara yang ditaklukan itu tidak memiliki alternative lain

selain mematuhinya.

b.      Retorsi (retorsion)

Retorsi adalah istilah teknik pembalasan dendam oleh suatu negara terhadap tindakan-

tindakan yang tidak pantas aatau tidak patut dari negara lain, balas dendam tersebut dilakuakna

dalam bentuk tindakan-tindakan sah yang tidak bersahabat didalam konferensi negara yang

kehormatannya dihina: misalnya merenggangnya hubungan diplomati anta 2 negara, pencabutan

previllage diplomatic dan lain-lain.

c.       Tindakan-tindakan Pembalasan (Repraisals)

Pembalasan adalah tindakan yang dipakai oleh negara-negara untuk mengupayakan

diperolehnya ganti rugi dari negara-negara lain dengan melakukan tindakan-tindakan yang

14

Page 15: Makalah Peranan Hukum Internasional dalam Ketertiban Dunia

besifat pembalasan. Saat ini praktek pembalasan hanya dibenarkan, apabila negara yang dituju

oleh pembalasan ini bersalah melakukan tindakan yang sifatnya merupakan pelanggaran

internasional. Contoh nyata tindkan pembalsan, misalnya pengusiran orang-orang hungaria dari

Yugoslavia pada tahun 1935, yang merupakan balas dendam dari pembunuhan raja Alexander

dari yugoslavia.

d.      Blokade Secara Damai (pacific Blokade)

Blokade secara damai adalah suatu tindakan yang dilakukan secara damai. Kadang-

kadang dilakukan sebagi suatu pembalasan, tindakan itu pada umumnya ditujukan untuk

memaksa negara yang pelabuhannya diblokade untuk mentaati permintaan ganti rugi kerugian

yang diderita oleh negara untuk meblokade.

Ada beberapa manfaat nyata dalam pengunaan blokade damai. Tindakan ini merupakan

cara yang jauh dari kekerasan dibanding dengan perang dan blokade yang sifatnya fleksibel.

Berikut ini adalah beberapa contoh mengenai perana hukum internasional (berdasarkan

sumber-sumbernya) dalam menjaga perdamaian dunia.

1.      Perjanjian pemanfaatan Benua Antartika secara damai pada tahun 1959

2.      Perjanjian pemanfaatan nuklir untuk kepentingan perdamaian pada tahun 1968

3.      Perjanjian damai Dayton (Ochio-AS) pada tahun 1995 yang mengharuskan Serbia, Muslim

Bosnia, dan Krosia mematuhinya. Untuk mengatasi prjanjiantersebut, NATO menempatkan

pasukannya guna menegakkan hukum intgernasional yang telah disepakati.

15

Page 16: Makalah Peranan Hukum Internasional dalam Ketertiban Dunia

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Hukum Internasional, sebagaimana kita ketahui merupakan keseluruhan kaidah yang sangat

diperlukan untuk mengatur sebagian besar hubungan-hubungan antar Negara-negara. Tanpa

adanya kaidah ini tidak mungkin Negara-negara didunia dapat hidup berdampingan seperti

adanya saat sekarang ini.

Memang benar bahwa pada kalangan tertentu ada kecendrungan untuk mengecilkan

makna hukum internasional, bahakan hingga taraf mempersoalkan keberadaan dan nilai hukum

internasional. Terdapat dua alasan yang mendasari pandangan ini:

a. Pada umumnya dianut pandangan bahwa kaidah-kaidah hukum internasional hanya

ditujuan unutuk memelihara perdamaian,

b. Diabaikannya sejumlah besar kaidah yang berbeda dengan kaiadah-kaidah yang

berkenaan dengan “politik tingkat tinggi”, yaitu masalah masalah perdamaian atau

perang hanya sedikit yang mendapat publisitas,4

Pelanggaran-pelanggaran yang mengakibatkan perang atau konflik-konflik agresi dan

ketidakberdayaan hukum internasional untuk menanggulangi persoalan-persoalan seperti

pelucutan senjata , terorisme internasional dan perdagangan senjata-senjata konvensional

cenderung mendapat perhatian yang tidak memuaskan dan dari inilah umum mengambil

kesimpulan yang keliru mengenai tidak berfungsinya sama sekali hukum internasional.

Bagaimanapun juga eksistensi dari hukum internasional itu sendiri tidak bisa dilupakan begitu

saja.

4 J.G Starke. Pengantar Hukum Internasional. (Jakarta:Sinar Grafika.2006), hlm.17

16

Page 17: Makalah Peranan Hukum Internasional dalam Ketertiban Dunia

Dari uraian sebelumnya dapat diatarik kesimpulan bahwa peranan hukum internasional

terutama dalam penyelesaian sengketa internasional dan terciptanya perdamaian dunia ada 4

macam yaitu antara lain :

1. Pada prinsipnya hukum internasional berupaya agar hubungan-hubungan antar negara

terjalin dengan persahabatan (friendly relations among States) dan tidak

mengharapkan adanya persengketaan;

2. Hukum internasional memberikan aturan-aturan pokok kepada negara-negara yang

bersengketa untuk menyelesaikan sengketanya;

3. Hukum internasional memberikan pilihan-pilihan yang bebas kepada para pihak

tentang cara-cara, prosedur atau upaya yang seyogyanya ditempuh untuk

menyelesaikan sengketanya; dan

4. Hukum internasional modern semata-mata hanya menganjurkan cara penyelesaian

secara damai; apakah sengketa itu sifatnya antar negara atau antar negara dengan

subyek hukum internasional  lainnya. Hukum internasional tidak menganjurkan sama

sekali cara kekerasan atau peperangan.

Hadirnya lembaga-lembaga atau mekanisme penyelesaian sengketa yang diciptakan oleh

masyarakat internasional pada umumnya ditujukan untuk suatu maksud utama, yakni memberi

cara mengenai bagaimana seharusnya sengketa internasional diselesaikan secara damai.

Peran hukum internasional dalam penyelesaian sengketa ini cukup penting. Hukum

internasional tidak semata-mata mewajibkan penyelesaian secara damai, hukum internasional

ternyata pula memberi kebebasan seluas-luasnya kepada negara-negara untuk menerapkan atau

memanfaatkan mekanisme penyelesaian sengketa yang ada baik yang terdapat dalam Piagam

PBB, perjanjian atau konvensi internasional yang negara-negara yang bersengketa telah

mengikatkan dirinya. Semua ini menunjukkan dan memperkuat tujuan akhir dari hukum

internasional mengenai penyelesaian sengketa ini yaitu penyelesaian secara damai dan tidak

menghendaki penyelesaian secara kekerasan (militer).

Hukum Internasional yang bertugas mengatur segala macam interaksi tersebut telah

dituntut untuk berperan lebih aktif demi terlaksananya hubungan dan kerjasama antarbangsa

yang harmonis serta terpeliharanya keterlibatan, perdamaian dan keamanan dunia.

17

Page 18: Makalah Peranan Hukum Internasional dalam Ketertiban Dunia

2. Saran

Keberadaan hukum internasional sangat dirasakan demi tercapainaya ketertiban dunia.

Namun tidak dapat dipungkiri juga bahwa dewasa ini ketegasan dari hukum internasional sudah

mulai melemah seiring berkembangnya kekuatan-kekuatan yang terpusat pada beberapa negara

tertentu.

Sebagai generasi penerus yang akan menjalankan tugas-tugas pemerintahan pada masa akan

datang, sangat diharapkan keseriusan dari semua pihak khususnya mahasiswa untuk kritis

terhadap isu-isu, baik yang terjadi di dalam maupun diluar negeri ini, apalagi menyangkut

pelaksanaan dari hukum internasional yang semakin hari semakin melemah

pengimplementasiannya demi tercapainya perdamaian dunia.

18

Page 19: Makalah Peranan Hukum Internasional dalam Ketertiban Dunia

DAFTAR PUSTAKA

Starke,J.G. 2006. Pengantar Hukum Internasional Edisi Kesepeuluh. Jakarta: Sinar Grafika

Wallace, Rebecca. 1986. Hukum Internasional Pengantar Untuk Mahasiswa. Semarang : IKIP

Semarang Press

Gutama, Sudargo. 1981. Hukum Perdata Internasional Indonesia jilid 1. Bandung: Penerbit

Alumni

Suryokusumo, Sumaryo. 1993. Studi Kasus Hukum Organisasi Internasional. Badung : Penerbit

Alumni

Hamid, Sulaiman. 2002. Lembaga Suaka dalam Hukum Internasional. Jakarta: PT.

RajaGravindo

Barros, James. 1990. PBB Dulu Kini dan Esok. Jakarta: Bumi Aksara

http://khafidsociality.blogspot.com/2011/04/peranan-hukum-internasional-dalam.html

http://www.belbuk.com/hukum-internasional-pengertian-peranan-dan-fungsi-dalam-era-

dinamika-global-p-9229.html

19