Upload
venny-rachman-part-ii
View
23
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
TUGAS TERSTRUKTUR
PERBENGKELAN
KUNJUNGAN BENGKEL MOBIL JATRAMAS
Oleh:Wahyudin (A1H010025)Cecep Muchtar (A1H010044)Faozi Budiharjo (A1H010050)Daly
Fatkhurohman (A1H010061) Melati Eka (A1H010089)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIANPURWOKERTO
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi
tugas mata kuliah Perbengkelan.
Penyusunan tugas terstuktur tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Abdul Mukhlis Ritonga selaku Dosen mata kuliah Perbengkelan yang telah
memberikan materi serta bimbingan.
2. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungannya dalam
penyusunan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan tugas terstuktur ini masih
banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan
kritik dan saran demi kesempurnaan makalah terstruktur ini. Semoga laporan ini
bermanfaat bagi pembacanya.
Purwokerto, November 2012
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................2
1.3 Tujuan ...........................................................................................2
BAB II ISI
2.1 Pengolahan Nira Secara Konvensional..........................................3
2.2 Kelemahan dan Kelebihan Pengolahan Secara Konvensional......4
2.3 Modifikasi Tungku Pemasak Nira.................................................5
2.4 Rancangan Fungsional Tungku.....................................................6
2.5 Rancangan Struktural Tungku.......................................................7
2.6 Mekanisme Kerja Tungku.............................................................7
2.7 Kelebihan Tungku Setelah dimodifikasi........................................8
BAB III KESIMPULAN ................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................10
ii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini pekerjaan perbengkelan terasa terus berkembang dan
menyebarluas dimasyarakat sejalan dengan semakin bertambahnya berbagai
keperluan hidup manusia. Demikian pula tidak ketinggalan kegiatan perbengkelan
yang khusus menangani perbaikan pada kendaraan roda empat, seperti bengkel
Jatramas. Disisi yang lain masih dirasakan kurangnya tenaga yang mampu
menangani pekerjaan bengkel secara baik dan bermutu, Perancangan alat atau
mesin yang lebih modern dibutuhkanlah tempat serta alat yang layak dan tepat
untuk merancang hingga membuat alat seutuhnya. Oleh sebab itu, maka
pengenalan tentang perbengkelan cukup penting. Di sanalah dapat dipelajari
tentang seluruh jenis dan fungsi alat serta mesin penunjang perbengkelan.
Setiap alat dan mesin memiliki fungsi dan karakteristik yang berbeda dan
didasarkan pada klasifikasi alat yang berbeda pula. Dengan mengetahui jenis dan
fungsi alat serta mesin dapat membantu dalam proses pengerjaan misalkan dalam
pengerjaan suatu proyek. Di dunia industri modern biasanya, suatu indutri yang
memiliki suatu alat atau mesin dalam jumlah yang banyak, dengan adanya
bengkel maka pemeliharaan atau perawatan terhadap alat dan mesin tersebut akan
lebih efektif.
1.2 Rumusan Masalah
1. Perlengkapan apa yang digunakan di bengkel Jatramas?
2. Bagaimana penanganan limbah pada bengkel Jatramas?
3. Apakah bengkel memiliki lokasi yang strategis?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penulisan makalah ini
bertujuan untuk :
1. Mengetahui peralatan dan mesin bengkel yang digunakan di bengkel Jatramas.
2. Mengetahui pengolahan limbah bengkel Jatramas.
3. Mengetahui cara kerja alat-alat bengkel.
4. Mengetahui kelayakan bengkel yang baik dan benar.
2
II. ISI
1. Definisi Bengkel
Bengkel merupakan sarana untuk menunjang dan mengembangkan atas teori yang dikuasainya, untuk memenuhi persyaratan standar internasional maka bengkel harus memenuhi ketentuan dalam Workplace (Health, Safety and Welfare) 1992 dan Approved Code of Practice no: L24. Kenyamanan praktik di dalam bengkel akan mempengaruhi hasil praktik itu sendiri, untuk itu diperlukan perancangan bengkel yang memenuhi standar.
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh bengkel menurut Health and Safety Executive (2009: 27) sebagai berikut :1. Tempat kerja, peralatan tetap dan perabotannya, maupun peralatan dan sistemnya yang terintegrasi atau tambahan, harus:
a) terawat dengan baikb) tetap bersihc) dalam keadaan efisiend) dalam urutan kerja yang efisien, dane) dalam kondisi baik dan sebaiknya diberi sistem cadangan dengan
pemeliharaan terencana dan pencatatan yang sesuai.
2. Pemeliharaan, untuk pemeliharaan, meliputi: a) inspeksi b) penyetelan c) pelumasan d) pembersihan seluruh peralatan dan perlengkapan bengkel. 3. Atmosfer bengkel meliputi beberapa persyaratan, yaitu:a) kondisi sekeliling bengkel harus terpelihara dengan cara membuka jendela, memasang kipas angin di dinding atau langit-langit untuk memberi kesejukan udara di bengkel, b) jika ventilasi diperlukan untuk melindungi para personel bengkel, sistemnya harus dipasangi alarm pendeteksi kegagalan, mampu memasok udara bersih 5-8 liter/detik/pekerja, dirawat, dibersihkan dan kinerjanya diperiksa secara rutin. 4. Temperatur tempat kerja selama jam kerja, harus memenuhi persyaratan, seperti: a) untuk pekerjaan normal: 160 C (60,80 F) untuk pekerjaan berat:130 C (55,40 F), b) apabila di dalam bengkel terdapat pemanas atau pendingin maka tidak boleh menghembuskan uap yang berbahaya, c) sejumlah termometer dipasang di dalam bengkel. 5. Pencahayaan, Sistem pencahayaan pada bengkel harus: a) harus memadai dan mencukupi, b) jika memungkinkan memanfaatkan cahaya alami, c) lampu darurat harus dipasang untuk berjaga-jaga seandainya lampu utama mengalami kegagalan dan menimbulkan bahaya.
6. Perawatan (house keeping): a) tempat kerja, perabotan, dan fitting harus tetap bersih, b) dinding, lantai dan langit-langit harus tetap bersih, c) memeriksa penumpukan debu di atas permukaan datar terutama pada sruktur bangunan, balok girder penopang atap dan sebagainya, d) dinding yang dicat harus dibersihkan dan dicat ulang secara berkala (misalnya masing-masing 12 bulan dan 7 tahun), e) lantai harus dibersihkan dengan cara menyapu dan mengepel (minimal seminggu sekali), f) sampah jangan menumpuk karena dapat menimbulkan resiko kesehatan dan kebakaran, g) sampah harus diletakkan pada tempatnya, tempat sampah harus tahan terhadap api, h) tumpahan harus dibersihkan menggunakan material yang dapat menyerap dengan baik. 7. Workstation: a) harus nyaman untuk semua yang bekerja di sana, b) memiliki pintu darurat yang ditandai dengan jelas, c) lantai harus tetap bersih dan tidak licin, d) bahaya sandungan disingkirkan, e) bekerja pada posisi kaku dan janggal sebaiknya tidak dilakukan terlalu lama, f) benda-benda kerja dan material kerja harus mudah diraih dari posisi kerja. 8. Tempat duduk: a) di manapun pekerjaan dilakukan, tempat duduk harus tersedia, b) tempat duduk harus sesuai dengan jenis pekerjaannya dan memiliki sandaran punggung dan penumpu kaki (foot rest), c) harus pada kondisi yang baik jika terjadi kerusakan harus diperbaiki atau diganti. 9. Lantai harus: a) tidak diberi beban berlebih, b) rata dan mulus, c) tidak berlubang, bergelombang atau rusak yang mungkin menyebabkan bahaya sandungan, d) bebas hambatan dari barang-barang di letakkan di tempat yang telah ditentukan, e) tidak licin, f) memiliki sarana drainase yang memadai jika ada kemungkinan terkena air, g) memiliki pemisah antara jalur-jalur lalulintas dan pejalan kaki berupa hand rail, penghalang atau marka lantai, h) memiliki penghalang di sekitar lubang atau tempat yang tersedia.
2. Layout bengkel Jatramas
Berdasarkan hasil survey atau kunjungan kelompok kami ke bengkel
“JATRAMAS”, dapat digambarkan kondisi bengkel jatramas cukup bagus dan
mempunyai lahan bangunan yang luas dan juga mempunyai peralatan
perbengkelan yang lengkap.
3. Pemilihan Lokasi
Lokasi bengkel jatramas berada di Jl. Piere Tendean untuk bagian atau
pelayanan pencucian kendaraan, sedangkan untuk pelayanan perbengkelan berada
di gang kecil. Walaupun bengkel jatramas letak lokasinya di gang kecil yang tidak
terlalu ramai, keadaan ini justru mendukung aktivitas mekanik dalam melakukan
pekerjaannya . Meski cukup jauh dengan pemukiman warga serta jauh dari tempat
ibadah masyarakat sekitar, namun letaknya cukup dekat dengan toserba dan tepat
di depan jalan raya yang memungkinkan para pelanggan untuk datang menservis
kendaraannya.
4. Penanganan Limbah
Seperti yang kita ketahui, limbah akibat kegiatan perbengkelan dapat
menimbulkan pencemaran terhadap tanah, air maupun udara di sekitarnya jika
tidak dikelola dengan benar. Hal ini disebabkan karena jenis limbah yang
dihasilkan oleh bengkel ini berupa limbah cair, padat dan gas.
Penanganan limbah di bengkel jatramas dari oli yang sudah tidak terpakai
atau oli bekas yang berasal dari mobil, ditampung di drum kemudian dijual
kepada pengepul, karena menurut narasumber oli tersebut masih bermanfaat untuk
bahan bakar seperti minyak tanah.
5. Tata Letak Bengkel yang sesuai Standar
Tata letak mencakup desain dari bagian-bagian, pusat kerja dan peralatan
yang digunakan dalam pengerjaan. Perencanaan tata letak merupakan satu tahap
dalam perencanaan fasilitas yang bertujuan untuk mengembangkan suatu sistem
produksi yang efisien dan efektif sehingga dapat tercapainya suatu proses
produksi dengan biaya yang paling ekonomis.
Tata letak pada bengkel Jatramas yang kami kunjungi, kurang baik
dikarenakan bengkel jatramas masih dalam tahap perenovasian, sehingga tata
letaknya masih berantakan. Tetapi Secara umum tata letak bengkel jatramas sudah
sesuai dengan tata letak bengkel yang semestinya.
6. Gambar dan Fungsi Alat Bengkel
Berikut macam-macam alat bengkel yang digunakan atau terdapat di
bengkel jatramas:
1. Tool box
Tool box berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan peralatan-peralatan
tangan seperti kunci pas, kunci ring, kunci inggris, dan lain sebagainya.
2. Emitter Test
Yaitu peralatan yang digunakan untuk menguji gas emisi atau gas buang
kendaraan. Pada emitter test ini yang diuji atau ditest adalah kadar atau kandungan
karbon monoksida pada gas pembuangan kendaraan berbahan bakar bensin.
3. Power Sterring
Merupakan alat yang digunakan untuk menguji tingkat kestabilan stir atau
alat kemudi pada mobil. Alat ini berfungsi secara analog dan komputerisasi.
1. Solusi
Dalam tugas terstruktur perbengkelan, kami memilih bengkel mobil untuk di jadikan bahan makalah kami. Bengkel mobil yang kami pilih adalah bengkel jatramas yang beralamatkan di jalan piere tendean kecamatan purwokerto selatan, kabupaten Banyumas.
Kami bertemu dengan mekanis bengkel jatramas yang bernama bapak Budi. Beliau menjelaskan alat-alat bengkel yang ada disana, alat-alat tersebut diantaranya :
1. Power steering curah2. Charge3. Penguras radiator4. Balancing5. Spooring6. Emisi test
III. KESIMPULAN
1. Desain tungku supaya pemasakan nira menjadi lebih singkat yaitu dengan
membuat rancangan tungku yang digunakan berbentuk mengerucut
langsung ke wadah niranya. Sehingga panas yg dihasilkan lebih terfokus
sehingga, pendidihan pun dapat dipercepat dan waktu yang dihasilkan lebih
efisien. Kemudian dengan membuat desain pengaduk yang otomatis
menggunakan saluran tenaga listrik.
2. Bahan bakar yang digunakan supaya panas yang dihasilkan lebih efektif
dan harganya lebih ekonomis adalah dengan menggunakan bahan bakar
briket hasil pembakaran sampah karena sampah itu lebih mudah untuk di
dapatkan.
9
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 2004. Gula Kelapa. at internet: www.kawasan.or.id.
Budi Santoso, Hieronymus. 1993. Pembuatan Gula Kelapa. Kanisius: Yogyakarta.
http://teknoperta.wordpress.com/2012/04/28/gula-kelapa/
http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/92093745.pdf
http://deluk12.wordpress.com/makalah-proses-pembuatan-gula/
http://www.alpensteel.com/article/56-110-energi-sampah--pltsa/2600--briket-dari-
sampah-organik.html
Issoesetiyo, Totok Sudarto. 2001. Gula Kelapa Produk Industri Hilir Sepanjang
Masa. Surabaya: Arkola.
Sudiyono, Armand. 2002. Pengantar Pemasaran Pertanian, Jurusan Sosial
Ekonomi Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Malang:
Malang.
10
LAMPIRAN