14
JATI DIRI BANGSA DAN KRISIS IDENTITAS DALAM ARUS GLOBALISASI Arus globalisasi yang mengalir deras membawa kekhawatiran berbagai kalangan di Indonesia, mereka takut akan hilangnya jati diri bangsa bila arus globalisasi terus membawa dampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Yang mereka takutkan adalah ketika jati diri bangsa telah tercemari oleh arus globalisasi maka identitas nasional bangsa Indonesia akan berubah. Namun apakah identitas nasional itu ?. Identitas adalah ungkapan nilai-nilai budaya suatu bangsa yang bersifat khas dan membedakannya dengan bangsa yang lain. Kekhasan yang melekat pada suatu bangsa banyak di kaitkan dengan sebuan “identitas nasional”. (A.Ubaedillah.2012.Pancasila, Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani. cet.ke-8 h.51) Bangsa Indonesia memiliki kekhasan budaya timur seperti ramah, sopan santun yang tinggi dan agamais. Tetapi dengan maraknya isu-isu globalisasi identitas nasional tersebut dapat berubah. Dengan begitu pembentukan identitas nasional masih mengalami perkembangan seiring zaman yang berubah. Hal ini di karenakan globalisasi membawa perubahan pola pikir, pandangan hidup, cara berinteraksi dan gaya hidup masyarakat Indonesia. Cara pandang masyarakat yang semakin berorientasi pada material membawa perubahan langsung pada kehidupan masyarakat. Hal ini terbukti dengan banyaknya korupsi yang terjadi di Indonesia. Gaya hidup masyarakat terutama generasi muda bangsa Indonesia yang banyak mengadopsi budaya barat menjadikan

makalah PKN

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Makalah Jati diri bangsa dan krisis identitas dalam arus globalisasi

Citation preview

Page 1: makalah PKN

JATI DIRI BANGSA DAN KRISIS IDENTITAS DALAM ARUS GLOBALISASI

Arus globalisasi yang mengalir deras membawa kekhawatiran berbagai kalangan di

Indonesia, mereka takut akan hilangnya jati diri bangsa bila arus globalisasi terus membawa

dampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Yang mereka takutkan adalah

ketika jati diri bangsa telah tercemari oleh arus globalisasi maka identitas nasional bangsa

Indonesia akan berubah. Namun apakah identitas nasional itu ?. Identitas adalah ungkapan nilai-

nilai budaya suatu bangsa yang bersifat khas dan membedakannya dengan bangsa yang lain.

Kekhasan yang melekat pada suatu bangsa banyak di kaitkan dengan sebuan “identitas nasional”.

(A.Ubaedillah.2012.Pancasila, Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani. cet.ke-8 h.51)

Bangsa Indonesia memiliki kekhasan budaya timur seperti ramah, sopan santun yang

tinggi dan agamais. Tetapi dengan maraknya isu-isu globalisasi identitas nasional tersebut dapat

berubah. Dengan begitu pembentukan identitas nasional masih mengalami perkembangan seiring

zaman yang berubah. Hal ini di karenakan globalisasi membawa perubahan pola pikir,

pandangan hidup, cara berinteraksi dan gaya hidup masyarakat Indonesia.

Cara pandang masyarakat yang semakin berorientasi pada material membawa perubahan

langsung pada kehidupan masyarakat. Hal ini terbukti dengan banyaknya korupsi yang terjadi di

Indonesia. Gaya hidup masyarakat terutama generasi muda bangsa Indonesia yang banyak

mengadopsi budaya barat menjadikan generasi muda banyak melupakan kesopanan budaya

timur. Cara berinteraksi masyarakat juga telah mengalami perubahan. Contohnya, interaksi anak

kepada orangtua, kepada tetangga, bahkan perubahan cara berinteraksi dan berkomunikasi si

sekolah ikut andil dalam banyaknya perilaku kekerasan yang di lakukan oleh seorang anak. hal –

hal di atas menunjukkan ketidak cocokan apa yang terjadi saat ini dengan identitas bangsa

Indonsia yang telah di kenal. Oleh karena itu identitas nasional masih dapat berubah seiring

zaman yang berubah. Namun, identitas nasional yang baik tetaplah harus di jaga oleh bangsa

Indonesia seperti keramaham terhadap sesama, sopan santun, dan Indonesia yang Agamais.

Karena hal – hal tersebut dapat membantu dalam perkembangan dan kesejahteraan Indonesia ke

depannya.

Menurut para ahli secara umum terdapat beberapa unsure yang menjadi komponene

identitas nasional, di antarnya :

Page 2: makalah PKN

1.       Pola perilaku, adalah gambar pola perilaku yang terwujud dalam kehidupan sehari – hari,

misalnya adat istiadat, budaya dan kebiasaan, hormat kepada orangtua dll.

2.       Lambang – lambang, adalah sesuatu yang menggambarkan tujuan dan fungsi Negara. Lambang

– lambang biasanya terwujud dalam undang – undang misalnya bendera, bahsa dan lagu

kebangsaan

3.       Alat – alat kelengkapan, adalah sejumlah perangkat atau alat – alat perlengkapan yang di

gunakan untuk mencapai tujuan.

4.       Tujuan yang ingi di capai, yang bersumber dari tujuan yang bersifat dinamis dan tidak tetap.

Sebagai bangsa yang mendiami suatu negara, tujuan Indonesia sudah tertuang dalam pembukaan

UUD 1945, yakni kecerdasan dan kesejahteraan bangsa. (A.Ubaedillah.2012.Pancasila,

Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani.cet.ke-8. h.52)

Identitas bangsa Indonesia lainnya adalah Indonesia sebagai masyarakat yang majemuk.

Majemuk berarti beragam. Keragaman bangsa Indonesia ini telah lama kita ketahui melalui

pesan yang di sampaikan oleh semboyan negara kita Bhinneka Tunggal Ika. Namun, yang di

sampaikan oleh semboyan negara kita tersebut adalah pengakuan adanya keragaman budaya,

suku, bahasa, adat istiadat, kebiasaan yang ada di Indonesia. Bukan untuk menyampaikan bahwa

semua budaya, kebiasaan dan lainnya adalah sama, karena jelas dua hal yang berbeda tidak dapat

di samakan, namun, dua hal yang berbeda dapat di satukan. Ini berarti paham pluralisme yang

berkembang di Indonesia menyalahi semboyan negara kita Bhinneka Tunggal Ika.

Adanya kemajemukan di Indonesia merupakan sebuah perpaduan dari unsur – unsur

yamg menjadi inti identitas : sejarah, kebudayaan, suku bangsa, agama, dan bahasa.

1.       Sejarah

Di dalam sejarah Indonesia memiliki banyak sekali kerajaan yang berkembang pesat menjadi

kerajaan yang besar tidak hanya dalam skala nasional namun juga dalam skala yang menembus

batas teritorial kerajaan tersebut.

Kebesaran kerajaan di Nusantara tersebuttelah memebkas pada bangsa Indonesia pada

abad-abad berikutnya untuk melawan penjajah yang lama menduduki Indonesia. Kemudian

semangat perjuangan inilah yang membentuk Identitas nasional bangsa Indonesia.

2.       Kebudayaan

aspek kebudayaan yang menjadi unsure pembentukan identitas nasional meliputi tiga unsure,

yaitu akal budi, peradaban, pengetahuan. Akal budi bangsa Indonesia dapat di lihat dari

Page 3: makalah PKN

kesantunan bangsa Indonesia terhadap sesamanya. Lewat pancasila yang menjadi dasar negara

tercermin akan peradaban bangsa Indonesia. Dan pengetahuan yang menjadi unsure identitas

nasional terwujud dalam keahlian bangsa Indonesia membuat kapal pinisi pada zaman dahulu

atau lihatlah bagaimana candi Borobudur dapat bediri kokoh sampai saat inimenunjukkan bangsa

Indonesia dari dulu seudah memiliki pengetahuan yang tidak di milii bangsa lain.

3.       Suku Bangsa

seperti yang telah di bahas bahwa kemajemukan merupakan salah satu identitas nasional bangsa

Indonesia. Sejak dahulu bangsa Indonesia telah hidup berdampingan walau ada ribuan suku,

budaya dan bahasa. Hal ini menunjukkan bahwa kemajemukan dan hidup berdampingan

merupakan budaya alamiah bangsa Indonesia oleh karena itu terbentuklah identitas nasional

bangsa Indonesia yang majemuk.

4.       Agama

Keanekaragaman agama yang ada di Indonsia merupakan identitas lain dari kemajemukannya.

Ada berbagai agama yang berkembang di Indonesia, walaupun Indonesia mayoritas dengan

muslim namun para pendiri negara kita tidak memaksakan Indonesia menjadi negara Islam hal

ini membuktikan bahwa para pendiri negara kita telah berusaha untuk mengedepankan toleransi

beragama dalam kehidupan bernegara.

Keragaman ini juga merupakan suatu rahmat yang harus di syukuri bukan sesuatu yang

harus di sesali. Karena perbedaan adalah rahmat dari Allah SWT. Untuk mensyukurinya dapat di

wujudkan dalam toleransi beragama. Toleransi beragama yang di maksud adalah bukan

menganggap semua agama sama, tetapi saling menghormati dengan tetap menjaga batasan –

batasan yang telah di ajarkan agama yang di yakin. Dan mengakui adanya hak untuk mengatakan

“Agama saya adalah yang paling benar” bukan memakai prinsip bermadzhab dalam Islam

“Madzhab saya adalah yang paling benar namun tidak menutup kemungkinan madzhab saya

salah, madzhab anda salah tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa madzhab andalah yang

paling benar”.

Melihat begitu toleransinya para pendiri negara kita maka kemajemukan agama menjadi

identitas nasional Indonesia.

5.       Bahasa

Bahasa Indonesia adalah salah satu identitas nasional Indonesia yang penting. Sekalipun

Indonesia terdiri dari ribuan bahasa dari ribuan suku, bahasa Indonesia memperlihatkan

Page 4: makalah PKN

eksistensinya sebagai bahasa penghubung dari berbagai kelompok etnis yang ada di Indonesia.

Oleh karena kedudukannya tersebut Bahasa Indonesia memiliki kedudukan penting dalam

identitas nasional Bangsa Indonesia.

Peristiwa sumpah pemuda pada than 1928, yang menyatakan bahwa Bahasa Indonesia

adalah bahasa persatuan Indonesia, telah memiliki nilai tersendiri dalam pembentukan identitas

nasional karena turut serta dalam persatuan dan nasionalisme Indonesia.

(A.Ubaedillah.2012.Pancasila, Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani.cet.ke-8. h.53-54)

GLOBALISASI DAN KETAHANAN IDENTITAS NASIONAL

Secara umum globalisasi adalah sebuah gambaran tentan semakin keterganatungannya sesame

masyarakat dunia baik budaya maupun ekonomi. Globalisasi juga sering dihubungkan dengan

pertukaran atau transfer budaya, bahasa dan gagasan melintasi batas negara. Hal ini juga sering

kali disederhanakan oleh para ahli sebagai gejala kecenderungandunia menuju perkampungan

global dimana interaksi manusia tidak di batasi oleh batas geografis suatu negara.

(A.Ubaedillah.2012.Pancasila, Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani.cet.ke-8. h.55). Hal

ini juga di sebabkan karena kemajuan teknologi yang pesat sehingga komunikasi lintas negara

akan sangat mudah d lakukan. Pada saat yang sama isu – isu dunia di bidang politik, demokrasi

dan HAM dapat begitu cepat memengaruhi masyarakat di suatu negara.

Beberapa pengertian globalisasi :

1.      Globalisasi sebagai transformasi kondisi spasial-temporal kehidupan. Dengan kemajuan

teknologi tempat dan waktu tidak lagi menjadi masalah seseorang untuk melaksanakan aktivitas

kehidupannya dan mendapatkan informasi dri belahan dunia lain dalam sekejap. Karena ruang

dan waktu tidak lagi memengaruhi manusia seperti zaman dahulu dimana teknologi belum

secanggih hari ini.

2.      Globalisasi sebagai transformasi lingkup cara pandang. Hal ini berarti globalisasi ikut andil

dalam transformasi cara pandang, cara merasa seseorang terhadap peristiwa yang terjadi di

belahan dunia lain. Dalam hal ini masyarakat tidak lagi hanya memikirkan apa yang terjadi di

daerah sekitar lingkungannya tetapi juga memikirkan dan memberi pandangan akan masalah dan

peristiwa yan terjadi di dunia global.

3.      Globalisasi sebagai transformasi modus tindakan dan praktik. Pada bagian ini globalisasi

meunjuk pada proses kaitan yang makin erat semua aspek kehidupan pada skala yang luas.

Gejala yang muncul dari interaksi yang semakin intensif dapat dilihat dalam dunia perdagangan,

Page 5: makalah PKN

media, budaya, transportasi, teknologi, informasi dan sebagainya. (A.Ubaedillah.2012.Pancasila,

Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani.cet.ke-8. h.55-56).

Dengan demikian sangat jelaslah bahwa globalisasi sangat meningkatkan kebutuhan

masyarakat akan masyarakat global. Dan globalisasi membuat masyarakat di suatu negara ikut

merasakan dampak di sebuah negara yang sedang krisis dansebagainya.

Dengan maraknya arus globalisasi, besar kemungkinan banyak hal yang tidak di iginkan

dapat terjadi. Seperti akan hilangnya kecintaan seseorang terhadap bangsanya sendiri,

berubahnya pandangan dan tujuan hidup bernegara yang berlawanan dengan dasar negara yang

telah di rumuskan dan sebagainya. Untuk menghindari hal – hal yang tidak di inginkan tersebut

di perlukan sebuah kekuatan dan senjata yang bernama “ketahanan nasional”.

Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis suatu bangsa yan berisi keuletan dan

ketangguhan, yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam

menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan, serta gangguan, baik yang

berasal dari luar maupun dalam negeri, yang langsung maupun tidak langsung membahayakan

integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta tujuan nasional.

(A.Ubaedillah.2012.Pancasila, Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani.cet.ke-8. h.56-57).

Dalam menghadapi era globalisasi ketahanan nasional menjadi sangat penting untuk di

tumbuhkan di masyarakat Indonesia, karena kesadaran akan ketahanan nasional ini dapat

menjadi senjata untuk melawan hal – hal yang bertentanga dan dapat merusak integritas dan

tujuan negara Indonesia. Ketahanan nasional juga sekaligus menjadi filter untuk menyaring

budaya – budaya yang dengan sangat mudahnya memasuki Indonesia khususnya menjadi filter

untuk gaya hidup barat yang dapat merusak moral bangsa dalm pandangan social maupun

agama.

Ketahanan nasional juga dapat menjadi sebuah alat untuk menunjukkan kepada dunia bahwa

Indonesia dapat bertahan di arus globalisasi tanpa mengubah jati diri, identitas dan tujuan bangsa

Indonesia yang telah tertanam dalam masyarakat Indonesia. Oleh karena itu sangatlah di

perlukan pemupukan kesadaran dalam diri setiap warga Indonesia untuk ikut mengambil bagian

dalam ketahanan nasional khususnya dalam diri generasi muda Indonesia agar Indonesia kokoh

menggenggam tujuannya dan tidak terseret apalagi tenggelam dalam arus globalisasi.

MULTIKULTURALISME: ANTARA NASIONALISME DAN

GLOBALISASI

Page 6: makalah PKN

Isu penting yang juga sedang berkembang di dunia adalah munculnya ide dan praktik

tentang multikulturalisme. Multikulturalisme merupakan gabungan dari pluralistis dengan

harmoni. Gagasan ini menekankan bagaimana masyarakat yang berbeda dapat hidup

berdampingan secara damai dan menyampaikan kritik terhadap kelompok yang masih bersifat

diskriminatif terhadap kelompo minoritas, miskin dan sebagainya. Gagasan ini juga

menyampaikan bahwa di dalam ruang public semua manusia berhak mendapatkan perlakuan

yang sama dari warga negara maupun negara.

Istilah multikulturalisme mulai di gunakan orang sekitar tahun 1950-an di Kanada untuk

menggambarkan masyarakat Kanada di perkotaan yang beragam budaya dan bahasa. Namun,

multikulturalisme telah di anggap penting bagi masyarakat majemuk di berbagai belahan dunia.

Istilah multikulturalisme tidak lain adalah sebuah pengakuan suatu entitas budaya dominan

terhadap keberadaan budaya lain yang minoritas. Tentu saja hal ini hanya berupa pengakuan di

sertai dengan mewujudkan perlakuan yang sama terhadap entitas lainnya. Bukan masuk lebih

jauh untuk mengikuti atau menghapuskan nilai – nilai budaya dan keyakina yang dia yakini.

Multikulturalisme berbeda dengan istilah lainnya walaupun kedengarannya sama.

Multikulturalisme sering di samakan dengan pluralism. Pluralisme lebih menekankan soal

etnisitas yang pada perkembangannya melahirkan etnosentrisme dan etnonasionalisme. Pluralism

juga beresiko memunculkan pemikiran bahwa merasa dirinya paling baik dari yang lainnya dan

pada akhirnya masyarakat jenis ini akan mudah terkena konflik, bahkan sampai tingkat

kekerasan dan penindasan etnis yang minoritas.

Multikulturalisme sangat menjunjung tinggi perbedaan budaya bahkan menjaganya agar

tetap ada dan berkembang. Multikulturalisme merupakan pengakuan akan adanya perbedaan dan

mengedepankan toleransi. Masyarakat yang seperti ini hidup berbeda dalam damai dengan tetap

membawa jati dirinya, tidak berusaha mencampur adukkan suatu budaya atau bahkan agama

kepada budaya atau agama yang lain. Meskipun mereka berinteraksi tapi tetap ada jarak di antara

mereka, jarak yang membatasi agar keyakinan keduanya tidak tercampur apalagi terhapuskan

oleh keyakinan yang lain.

Hal ini sesuai dengan ajaran Al-Qur’an dan Rasulullah karena sebagai muslim yang harus

di pegang tetaplah Al-Qur’an dan Assunah karena keduanya tidak berlawanan dengan hukum

dan kepentingan orang banyak. Lebih jauh lagi Al-Qur’an dan Assunah memuat lebih banyak

produk positif yang dapat menjaga kesejahteraan masyarakat.

Page 7: makalah PKN

Sejak dulu Rasulullah memiliki riwayat yang baik dalam hal hubungan antar umat

beragama. Rasulullah sering mengadakan dialog dengan pemuka Yahudi, Meminta perlindungan

dari Raja Nashrani dan sebagainya. Bahkan Rasulullah akan menentang ummatnya yang

mnyakiti kafir Dzimmi pada masa itu. Inilah bentuk penghargaan tertinggi Rasul terhadap umat

lain. Ternyata Rasul telah mengajarkan kita Multikulturalisme sejak dahulu khususnya dalam

kerukunan antar ummat beragama. Islam tetap mengakui perbedaan namum Allah dan Rasulnya

tidak mentolerir adanya percampuran agama sebagaimana yang tercantum dalam surat Al-

Kaafiruun dan kisah yang mendasari turunnya surah tersebut.

Indonesia juga telah mengenal multikulturalisme sejak dulu. Karena letak Indonesia yang

begitu strategis Indonesia menjadi tempat singgah para pedagang. Dalam hal ini pedagang yang

singgah terdiri dari berbagai etnis dari seluruh dunia, Cina, Muslim , Eropa singgah di Indonesia

bahkan ada beberapa yang tinggal. Oleh karena itu masyarakat Indonesia telah mengenal

berbagai golongan tidak hanya suku yang ribuan jumlahnya tetapi juga kelompok dari luar

Indonesia. Asumsi ini di perkuat lagi dengan semboyan Indonesia, yakni Bhinneka Tunggal Ika

yang mengakui adanya perbedaan di masyarakat Indonesia.

Dalam perumusann pancasila para pendiri negara lewat perundingan yang panjang

memeilih untuk menjadikan Indonesia bukan sebagai negara Islam. Hal ini membuktikan bahwa

para pendiri negara kita telah sangat menghargai perbedaan yang ada di Indonesia. Oleh karena

itu Pancasila itu sendiri merupakan lambang dari multikulturalisme yang ada di Indonesia.

Terdapat lima hal pemting dalam melihat hubungan antara pancasila dan

multikulturalisme di Indonesia. Pertama, multikulturalisme dijadikan sebagai penerjemah

pancasila ke dalam konteks yang lebih praktis karena multikulturalisme menghendaki adanya

proses belajar untuk mengakui adanya budaya lain yang di mulai dengan proses interaksi antar-

kebudayaan.

Kedua, multikulturalisme di jadikan sebagai strategi budaya masa depan Indonesia,

menjadi strategi untuk menjaga kerukunan antar-budaya, antar-agama bukan strategi untuk

mencampur adukkan agama atau budaya. Hal ini dapat di wujudkan dengan penanaman di

bangku sekolah kepada peserta didik sambil dilakukannya praktik agar multikulturalisme tidak

hanya di pahami sebagai sebuah teori namun benar – benar menjadi identitas bangsa Indonesia di

masa mendatang

Page 8: makalah PKN

Ketiga, menjadikan kebudayaan sebagai unsure penting pembangun karakter dan

integritas bangsa. Tidak menjadikan budaya sekedar sebagai kepentingan pribadi atau bahkan di

jadikan sekedar perhiasan perjalanan bangsa Indonesia.

Keempat, memosisikan Pancasila sebagai cita – cita bangsa Indonesia untuk

mewujudkan kebudayaan yang beragam di Indonesia yang saling mneghargai dan dapat hidup

secara berdampingan dengan damai.

Kelima, mewujudkan transformasi pemikiran dari pluralism menjadi multikulturalisme

dengan mendalami model multikulturalisme yang cocok untuk keadaan bangsa Indonesia. Dan

hal ini haus di jalankan secara konsisten agar dapat terwujud. (A.Ubaedillah.2012.Pancasila,

Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani.cet.ke-8. h.61-62).

Konsep masyarakat yang multicultural tampaknya cocok bagi budaya bangsa yang

bersifat terbuka dan toleran terhadap budaya lain. Dengan catatan Indonesia tetap

mempertahankan jati diri bangsa dan identitas nasional dengan menyaring apa yang cocok

dengan budaya, tujuan, cita – cita dan dasar negara Indonesia. Agar terjalinlah kerukunan antar-

budaya dan kokohnya bangsa Indonesia dengan tetap memegang prinsip, tujuan dan cita –

citanya.

Kesimpulannya adalah, identitas nasional bias saja berubah dengan seiring berjalannya

waktu dan berubahnya zaman ditambah dengan kian derasnya arus globalisasi mengubah cara

pandang, cara berpikir masyarakat Indonesia. Namun, ada harapan bangsa Indonesia tetap pada

identitas lamanya dengan mengandalkan ketahanan nasional yang dapat menjadi senjata untuk

melawan budaya dan hal yang dapat membahayakan identitas nasional dan membelokkan

Indonesia dari tujuannya

Selain untuk bartahan dalam era globalisasi, identitas nasional yang di perkuat dengan

ketahanan nasional akan menjadikan bangsa Indonesia bangsa yang kuat di tengah

masyarakatnya yang majemuk, jika kita bias membentuk identitas Indonesia yang multicultural

dengan tidak salah memahaminya maka Indonesia akan semakin sejahtera karena

multiculturalisme dapat sejalan dengan Pancasila dasar negara Indonesia.

Daftar Pustaka

1.    1.  A. Ubaedillah dan Abdul Razak. 2012. Pancasila, Demokrasi, HAM, dan Masyarakat

Madani.Jakarta:ICCE UIN syarif Hidayatullah dan Prenada Media Group.