12

Click here to load reader

Makalah Ppbp Pak Paniman (1)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pemecahan permasalahan bidang pertanian

Citation preview

Page 1: Makalah Ppbp Pak Paniman (1)

PERAN BULOG DALAM PENDISTRIBUSIAN RASKIN

KELOMPOK 3 :

1. MUZAYYINUL GHUFRON (121510501016)

2. WAHYU MAULANA (121510501017)

3. JENI WIDYA A (121510501018)

4. EFI DWI ALFIANI (121510501019)

5. DEVY CRISTIANA (121510501020)

6. AULYA ARTA ERLYNA (121510501021)

7. IMRON ROSYIDI (121510501022)

8. VERONIKA SUSANTI (121510501023)

9. IRA SULISTIANA (121510501024)

10. TRI HADI P (121510501025)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JEMBER

Page 2: Makalah Ppbp Pak Paniman (1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Krisis yang menekan perekonomian pada pertengahan 1997, telah

memberi pengaruh yang sangat merugikan bagi kondisi makro-ekonomi secara

keseluruhandan yang paling terpenting adalah kesejahteraan masyarakat.

Indonesia telah mencatat penurunan yang luar biasa dalam tingkat kemiskinan

dibandingkan dengan pencapaian pada negara-negara kurang berkembang lainnya.

Keberhasilan pengentasan kemiskinan dalam ukuran moneter atas kesejahteraan

secara konsisten bersama-sama dengan perbaikan kesejahteraan yang diukur

secara nonmoneter, seperti pendidikan dan indeks kesehatan. Hingga saat ini

Indonesia masih menghadapi masalah kemiskinan dan kerawanan pangan.

Masalah ini menjadi perhatian nasional dan penanganannya perlu dilakukan

secara terpadu melibatkan berbagai sektor baik di tingkat pusat maupun daerah.

Ketahanan pangan dipandang sebagai hal yang sangat penting dalam

rangka pembangunan nasional untuk membentuk manusia Indonesia berkualitas,

mandiri, dan sejahtera. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu diwujudkan

ketersediaan pangan cukup, aman, bermutu,bergizi, dan beragam serta tersebar

merata di seluruh wilayah Indonesiadan terjangkau oleh daya beli masyarakat.

Beras hingga kini masih merupakan salah komoditi pangan pokok bagi

masyarakat Indonesia dan merupakan komoditi strategis bagipembangunan

nasional. Ketergantungan masyarakat terhadap konsumsi beras sangat besar.

Indonesia memiliki tingkat konsumsi jauh lebih besar dibandingkan dengan

negara lain yaitu mencapai 139/kapita/tahun. Bahkan beras sangat berperan dalam

mempengaruhi kemiskinan Indonesia, yaitu sebesar 64%. Dampak yang

ditimbulkan akibat kekurangan persediaan beras sangat besar. Kerawanan pangan

biasanya akan lebih mudah menyulut keresahan masyarakat.

Pada tahun 1972/1973 saat terjadinya kerawanan pangan akibat

kekeringan, saat itu suplai beras sangat terbatas dan hal tersebut juga terjadi di

luar negeri. Akibatnya harga beras naik tajam dan pada akhirnya mendorong

terjadinya protes-protes masyarakat. Keadaan tersebut menggambarkan bahwa

Page 3: Makalah Ppbp Pak Paniman (1)

masalah pangan tidak saja merupakan masalah satu individu atau bangsa saja,

melainkan masalah bersama secara menyeluruh. Sehingga munculnya program

raskin. Program Raskin merupakan program yang bersentuhan langsung dengan

masyarakat, serta melibatkan berbagai pihak baik Pemerintah Pusat maupun

Pemerintah Daerah, demikian pula aparat Desa/Kelurahan,Lembaga Musyawarah

Desa, LSM, serta Tokoh Masyarakat. Oleh karena itu Pemerintah Pusat yang

diwakili Tim Koordinasi Raskin Pusat dan Pemerintah Daerah yang diwakili oleh

Tim Koordinasi Raskin Daerah baik Provinsi maupun Kabupaten /Kota, perlu

bekerjasama dan bersinergi dalam melaksanakan Program Raskin sehingga

tujuan-tujuan program dapat tercapai secara efektif dan efisien. Menyediakan dan

mendistribusikan Raskin merupakan Tugas utama Perum Bulog. Mengingat

sangat vitalnya kebijakan ini bagi kepentingan Negara dalam menanggulangi

masalah kemiskinan, maka dalam pelaksanaannya Perum Bulog harus

melaksanakan Program Raskin dengan tepat dan efektif demi tercapainya tujuan

dan sasaran sesuai dengan pedoman umum Raskin.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan program raskin dan hubungannya dengan

ketahanan pangan?

2. Bagaimana peran lembaga distributor raskin (Bulog) dalam menyalurkan

Raskin?

3. Apa permasalahan yang bisa timbul saat pendistribusian raskin?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui program raskin dan hubungannya dengan ketahanan

pangan.

2. Untuk mengetahui peran lembaga distributor raskin (Bulog) dalam

menyalurkan Raskin.

3. Untuk mengetahui permasalahan yang bisa timbul saat pendistribusian

raskin.

Page 4: Makalah Ppbp Pak Paniman (1)

BAB 2. HASIL DAN PEMBAHASAN

Program Raskin (Program Penyaluran Beras Untuk Keluarga Miskin)

adalah sebuah program dari pemerintah. Program ini dilaksanakan di bawah

tanggung jawab Departemen Dalam Negeri dan Perum Bulog sesuai dengan SKB

(Surat Keputusan Bersama) Menteri Dalam Negeri dengan Direktur Utama Perum

Bulog Nomor : 25 Tahun 2003 dan Nomor : PKK-12/07/2003, yang melibatkan

instansi terkait, Pemerintah Daerah dan masyarakat. Program Raskin pada

dasarnya merupakan kelanjutan dari Program Operasi Pasar Khusus (OPK) yang

diluncurkan pada Juli 1998 di bawah Program Jaring Pengaman Sosial (JPS).

Beberapa penyesuaian yang telah dilakukan. Pada 2002, pemerintah mengganti

nama OPK (Operasi Pasar Khusus) menjadi Program Raskin agar lebih

mencerminkan sifat program, yakni sebagai bagian dari program perlindungan

sosial bagi RTM (Rumah Tangga Miskin), tidak lagi sebagai program darurat

penanggulangan dampak krisis ekonomi. Penetapan jumlah beras per bulan per

RTM yang pada awalnya 10 kg, selama beberapa tahun berikutnya bervariasi dari

10 kg hingga 20 kg, dan pada 2009 menjadi 15 kg. Frekuensi distribusi yang pada

tahun-tahun sebelumnya 12 kali, pada 2006 berkurang men-jadi 10 kali, dan pada

2007 sampai sekarang ini kembali menjadi 12 kali per tahun. Sasaran penerima

manfaat yang sebelumnya mengguna-kan data keluarga prasejahtera (KPS) dan

keluarga sejahtera 1 (KS-1) alasan ekonomi hasil pendataan BKKBN (Badan

Koordinasi Keluarga Berencana Nasional), sejak 2006 berubah menggunakan data

RTM hasil pendataan BPS (Badan Pusat Statistik) (www.pnpm-mandiri.

org/elibrary/download. php?id=15 dalam Sujianto, et al., 2012).

Page 5: Makalah Ppbp Pak Paniman (1)

Program ini dilaksanakan sebagai konse-kuensi logis dari kenaikan harga

Bahan Bakar Minyak (BBM) yang subsidinya ditarik oleh pemerintah pusat.

Kenaikan harga BBM tersebut jelas berdampak pada naiknya harga bahan pangan

(sembilan bahan pokok), salah satunya beras. Program Raskin ini bertujuan untuk

me-ngurangi beban pengeluaran dari rumah tangga miskin sebagai bentuk

dukungan dalam mening-katkan ketahanan pangan dengan memberikan

perlindungan sosial beras murah dengan jumlah maksimal 15 Kg/rumah tangga

miskin/bulan dengan masing-masing seharga Rp. 1600,00/Kg (Netto) di titik

distribusi. Program ini mencakup di seluruh provinsi, sementara tanggung jawab

dari distribusi beras dari gudang sampai ke titik distribusi di pegang oleh Perum

Bulog (www.digilib.itb.ac.id dalam Sujianto, et al., 2012).

Penyaluran RASKIN berawal dari Surat Perintah Alokasi (SPA) dari

Pemerintah Kabu-paten/Kota kepada Perum BULOG dalam hal ini kepada,

Kadivre/ Kasubdivre/KaKansilog Perum BULOG berdasarkan pagu RASKIN

(tonase dan jumlah Rumah Tangga Sasaran -RTS) dan rincian di masing-masing

Kecamatan dan Desa/Kelurahan.Pada waktu beras akan didistribusikan ke Titik

Distribusi, Perum BULOG berdasarkan SPA menerbitkan Surat Perintah

Pengeluaran Barang/Delivery Order (SPPB/DO) beras untuk masing-masing

Kecamatan atau Desa/ Kelurahan kepada Satker RASKIN. Satker RASKIN

mengambil beras di gudang Perum BULOG, mengangkut dan menyerahkan beras

RASKIN kepada Pelaksana Distribusi RASKIN di Titik Distribusi. Di Titik

Distribusi, penyerahan/penjualan beras kepada RTS-PM (Penerima Manfaat)

RASKIN dilakukan oleh salah sate dari tiga (3) Pelaksana Distribusi RASKIN

yaitu Kelompok Kerja (Pokja), atau Waning Desa (Wardes) atau Kelompok

Masyarakat (Pokmas). Di Titik Distribusi inilah terjadi transaksi secara tunai dari

RTS - PM RASKIN ke Pelaksana Distribusi. Dari paparan implementasi Program

Raskin tersebut dapat disimpulkan bahwa penyaluran raskin amat rentan terhadap

kesalahan, penyelewengan, dan bahkan manipulasi. Berikut adalah bagan dari

alaur pendistribusian raskin :

Page 6: Makalah Ppbp Pak Paniman (1)

Kekurangtepatan sasaran penerima Raskin juga dapat diketahui dari akses

masyarakat miskin dan tidak miskin terhadap Raskin. Menurut hasil

pengolahan data Susenas, baik rumah tangga miskin maupun tidak miskin

dapat membeli Raskin. Dalam periode 2005 – 2009, akses rumah tangga

miskin semakin meningkat, yaitu sebesar 27,1 titik persen, dan pada 2009

sekitar 90% rumah tangga miskin menjadi penerima Raskin. Namun demikian,

akses rumah tangga tidak miskin juga mengalami peningkatan. Meningkatnya

akses rumah tangga miskin dan tidak miskin pada 2009 tersebut diperkirakan

karena meningkatnya jumlah sasaran Raskin yang menjadi sama dengan

jumlah RTM sehingga otomatis memperbanyak beras yang didistribusikan dan

pada gilirannya meningkatkan jumlah rumah tangga yang dapat membelinya. Jika

dibandingkan, persentase rumah tangga miskin yang membeli Raskin cenderung

menurun, sebaliknya persentase rumah tangga tidak miskin yang membeli Raskin

meningkat. Bahkan pada 2009, persentase rumah tangga miskin yang membeli

Raskin lebih kecil dari pada rumah tangga tidak miskin.

Page 7: Makalah Ppbp Pak Paniman (1)

Untuk mengatasi masalah ini peran masing-masing lembaga pemerintahan,

terutama di tingkat desa perlu lebih diintensifkan lagi terutama dalam hal

pendataan RTM (Rumah Tangga Miskin) sehingga penyaluran raskin menjadi

tepat sasaran. Peran pemerintah pusat dalam hal ini adalah mengawasi lembaga di

bawahnya supaya tidak terjadi KKN. Sebenarnya hal dasar yang perlu diperbaiki

adalah sumber daya manusianya. Oleh karena itu peran penyuluh dan lembaga

pendidikan juga diperlukan untuk menciiptakan mansuia yang berjiwa bersih.

Page 8: Makalah Ppbp Pak Paniman (1)

BAB 3. KESIMPULAN

1. Program Raskin (Program Penyaluran Beras Untuk Keluarga Miskin) adalah

sebuah program dari pemerintah. Tujuannya adalah untuk me-ngurangi beban

pengeluaran dari rumah tangga miskin sebagai bentuk dukungan dalam

mening-katkan ketahanan pangan.

2. Perum BULOG berdasarkan SPA menerbitkan Surat Perintah Pengeluaran

Barang/Delivery Order (SPPB/DO) beras untuk masing-masing Kecamatan

atau Desa/ Kelurahan kepada Satker RASKIN.

3. Kekurang tepatan sasaran penerima Raskin dapat diketahui dari akses

masyarakat miskin dan tidak miskin terhadap Raskin.

Page 9: Makalah Ppbp Pak Paniman (1)

DAFTAR PUSTAKA

Hastuti. Bambang S. Sulton M. 2012. Tinjauan Efektivitas Pelaksanaan Raskin dalam Mencapai Enam Tepat. Jakarta: Lembaga Penelitian SMERU.

Perum BULOG. 2010. Alur Distribusi Raskin. http://www.bulog.co.id/alurraskin_v2.php. [Diakses 7 Oktober 2013].

Sujianto. Ernawati. Hasim A. Mayarni. 2012. Implementasi Program Raskin Dalam Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat. Kebijakan Publik, 3(2): 59-141.