Upload
july-miss-goodbye
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/22/2019 MAKALAH PRESENTASI KASUS.docx
1/20
MAKALAH PRESENTASI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
PADA Sdr.D DENGAN MASALAH KEPERAWATAN UTAMA
GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH
DI WISMA IRAWAN RSJ PROF.DR. SOEKARJO MAGELANG
Disusun oleh:
1. Irwan setiyadi2. Rega diaz liandala
3. Sakdu rachman4. Maidina afna asifa
5. Nurul mardiyatiningsih6. Pancar riawati
7. Ria wahyu anisa8. Siti sujaroh
9. Susanti
PRODI DIII KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN (FIKES)
UNIVERITAS SAINS AL-QURAN (UNSIQ)
JAWA TENGAH DI WONOSOBO
2013
7/22/2019 MAKALAH PRESENTASI KASUS.docx
2/20
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas anugerah-NYA Tugas
Makalah Keperawatan Jiwa yang berjudul Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Harga Diri
Rendah telah selesai.
Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas presentasi
kasus praktik klinik keperawatan jiwa yang diampu oleh Ibu Ari Setyawati, S.Kep.,Ns, selain
itu dalam makalah ini dibahas mengetahui pengertian harga diri rendah, faktor predisposisi
dan presipitasi, manifestasi klinis, pohon masalah, penatalaksanaan, diagnosa
keperawatan,fokus intervensi dan tinjauan kasus.
Namun kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat
benyak kekurangan, karena itu kami sangat mengharapkan berbagai kritik dan saran yang
membangun sebagai evaluasi demi penyempurnaan makalah ini selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terimakasih.
Magelang , 20 juli 2013
Tim Penyusun
7/22/2019 MAKALAH PRESENTASI KASUS.docx
3/20
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... iii
BAB I TINJAUAN TEORI
A. Pengertian ............................................................................................................. 4B. Faktor predisposisi dan presipitasi ....................................................................... 5C. Manifestasi Klinis .................................................................................................. 6D. Pohon masalah ...................................................................................................... 6E. Penatalaksanaan .................................................................................................. 7F. Diagnosa keperawatan ......................................................................................... 8G. Fokus intervensiH. Daftar pustaka ....................................................................................................... 11
BAB II TINJAUAN KASUS
A. PengkajianB. Analisa dataC. Diagnosa keperawatanD. Rencana keperawatanE. ImplementasiF. Evaluasi .................................................................................................................
7/22/2019 MAKALAH PRESENTASI KASUS.docx
4/20
BAB I
TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIANGangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif
terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal
mencapai keinginan. (Budi Ana Keliat, 1999).
Gangguan harga diri rendah adalah penilaian negatif seseorang terhadap diri
dan kemampuan, yang diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung.
(Schult & videbeck,1998).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa gangguan harga diri rendah
adalah penilaian yang negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan serta merasa
tidak percaya pada diri sendiri.
B. FAKTOR PREDISPOSISI DAN PRESIPITASI1.Faktor predisposisi
a.Faktor yang mempengaruhi harga diri
Pengalaman masa kecil yang kurang menyenangkan Individu kurang mengerti arti dan tujuan hidup,ia akan gagal
menerima tanggungjawab diri
Tujuan peran kerja dan harapan peranb. Faktor yang mempengaruhi penampilam peran
Peran sesuai jenis kelamin Konflik peran tidak sesuai dengan faktor biologis dan harapan
masyarakat
c. Faktor yang mempegaruhi identitas personal
Ketidkberdayaan orang tua dalam mendidik Tekanan dari kelompok sebaya Perubahan dalam struktur sosial
7/22/2019 MAKALAH PRESENTASI KASUS.docx
5/20
2. Faktor presipitasi
a. Trauma, contoh: penganiayaan seksual, psikologis, menaksikan kejadian yangmengancam
b. Ketegangan peranc. Berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dimana individu
mengalaminya sebagai frustasi
C. MANIFESTASI KLINISMenurut Stuart dan Sundeer(1998) ada beberapa individu mengekspresikan
HDR,yaitu:
1. Mengejek dan mengkriktik diri sendiri2. Merendahkan atau mengurangi martabat dirinya3. Rasa bersalah dan khawatir4. Manifestasi fisik: tekanan darah meningkat,penyakit
psikomatis,penyalahgunaan zat terlarang
5. Menunda keputusan6. Gangguan hubungan7. Menarik diri dari realitas8. Merusak diri9. Merusak atau melukai orang lain
D. POHON MASALAHAKIBAT
Perilaku kekerasan isolasi sosial gangguan proses berfikir
CORE PROBLEM Gangguan konsep diri
HDR
ETIOLOGI
Ketidakberdayaan koping individu berduka disfungsionalinefektif
7/22/2019 MAKALAH PRESENTASI KASUS.docx
6/20
E. PENATALAKSANAAN1. Penatalaksanaan Keperawatan
Keliat ( 1999 ) menguraikan empat cara untuk meningkatkan harga diri yaitu :
a. Memberi kesempatan untuk berhasilb. Menanamkan gagaasanc. Mendorong aspirasid. Membantu membentuk koping
2. Penatalaksanaan Medis
a. Clorpromazine ( CPZ )Indikasi : untuk sindrom psikosis yaitu berat dalam kemampuan menilai
realitas, kesadaran diri terganggu, waham, halusinasi, gangguan
perasaan dan perilaku aneh, tidak bekerja, hubungan sosial dan
melakukan aktivitas rutin.Efek saamping : sedasi, gangguan otonomik serta endokrin.
b. Haloperidol ( HPL )Indikasi : berdaya berat dalam kemampuan menilai realitaas dalaam
fungsinetral serta fungsi kehidupan sehari-hari.
Efek samping : sedasi, gangguan otonomik dan endokrin.
c. Trihexyphenidyl ( THP )Indikasi : segala jenis penyakit Parkinson, termasuk pascaa enchepalitis
dan idiopatik.Efeksamping : hypersensitive terhadap trihexyphenidyl, psikosis berat,
psikoneurosis dan obstruksi saluran cerna.
3. Terapi okupasi / rehabilitasi
Terapi yang terarah bagi pasien, fisik maupun mental dengan menggunakan
aktivitas terpilih sebagai media. Aktivitas tersebut berupa kegiatan yang
direncanakan sesuai tujuan ( Seraquel, 2004 )
4. Psikoterapi
Psikoterapi yang dapat membantu penderita adalah psikoterapi suportif danindividual atau kelompok serta bimbingan yang praktis dengan maksud
untuk mengembalikan penderita ke masyarakat ( Seraquel, 2004 )
5. Terapi psikososial
Rencana pengobatan untuk skizofrenia harus ditujukan padaa kemampuan
daan kekurangan pasien. Selain itu juga perlu dikembangkan terapi
berorientasi keluarga, yang diarahkan untuk strategi penurunan stress dan
mengatasi masalah dan perlibatan kembali pasien kedalam aktivitas. Kaplan
and Sadock ( 1997 )
7/22/2019 MAKALAH PRESENTASI KASUS.docx
7/20
F. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Konsep Diri : Harga DiriRendah
1. PengkajianMenurut Stuard and Sudeen ( 1998 ) pengkajian pada pasien harga diri
rendah meliputi tingkah laku :
a. Menyalahkan diri atau orang lainb. Produktivitas menurunc. Gangguan berhubungand. Rasa bersalahe. Mudah marahf. Pesimis terhadap kehidupang. Keluhan fisikh. Menarik diri dari realitai. Cemas dan takut
j. Menguruing dirik. Penyalahgunaaan zat
Sedangkan menurut Towsend ( 1998 ) pada pasien dengan gangguan harga
diri rendah akan ditemukan batasan karakteristik :
a. Kurang kontak matab. B.Ungkapan yang mengaktifkan diric. Ekspresi rasa malud. Mengevaluasi diri sebagai individu yang tidak mampu untuk
menghadapi berbagai peristiwa.
e. Menolak umpan balik yang positif dan melebih-lebihkan umpanbalik yang negatif tentang dirinya
f. Ragu-ragu untuk mencoba hal-hal yang barug. Hipersensitif terhadap kritik, mudah tersinggung dengan
pembicaraan orang lain
2. Diagnosa KeperawatanMenurut Keliat ( 1999 ), diagnosa yang lazzim muncul pada pasien dengan
gangguan konsep diri : harga diri rendah adalah :
a. Gangguan harga diri rendahb. Isolasi sosial : menarik diric. Resiko perilaku social
G. FOKUS INTERVENSIa. Kerusakan interaksi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri
rendah.
TUM:
- Pasien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal.TUK 1 :
- Pasien dapat membina hubungan saling percaya- Menunjukkan ekspresi wajah bersahabat, menunjukkan rasa senang,
ada kontak mata, mau berjabat tangan, mau menyebutkan nama,
7/22/2019 MAKALAH PRESENTASI KASUS.docx
8/20
mau menjawab salam, pasien mau duduk berdampingan dengan
perawat, mau mengutara-kan masalah yang dihadapi.
Intervensi :
- Bina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan prinsipkomunikasi terapeutik.
TUK 2 :
- Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yangdimiliki
Intervensi :
- Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien.
- Setiap bertemu pasien dihindarkan dari memberi penilaian negatif.
- Utamakan memberi pujian yang realistic
TUK 3 :
- Pasien dapat menilai ke-mampuan yang diguna-kan.Intervensi :
- Diskusikan dengan pasien kemampuan yang masih dapat digunakan
selama sakit.
- Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaan.
TUK 4 :
- Pasien dapat menetapkan merencanakan ke-giatan sesuai dengankemampuan yang dimiliki, pasien dapat membuat rencana kegiatan
harian.
Intervensi :
- Rencanakan bersama pasien aktivitas yang dapat dilakukan setiap harisesuai kemampuan: kegiat-an mandiri, kegiat-an dengan bantuan
sebagian, kegiatan yang membutuhkan bantuan total.
- Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi pasien- Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh pasien lakukan.
TUK 5 :
-
Pasien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dankemampuannya.
7/22/2019 MAKALAH PRESENTASI KASUS.docx
9/20
Intervensi :
- Beri kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan yang tela
direncanakan.
- Beri pujian atas keberhasilan pasien
TUK 6 :
- Pasien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada, pasiendapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada di keluarga
Intervensi :
- Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat
klien dengan harga diri rendah.
- Bantu keluarga memberikan dukungan selama pasien di rawat.
- Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.
b. Resiko perubahan persepsi sensori: Halusnasi berhubungan denganmenarik diri.
TUM :
- Klien dapat berinteraksi dengan orang lain supay tidak terjadihalusinasi
TUK 1 :
- Klien dapat membina hubungan saling percaya
Kriteria : Klien mampu, menunjukan ekpresi menerima/ bersahabat,
kontak mata baik, mengatakan masalah yang dihadapi
- Bina hubungan saling percaya dengan klien menggunakanprinsop komunikasi terapeutik.
TUK 2 :
- Klien dapat mengenal perasaan yang menyebabkan perilakumenarik diri.
Kriteria : Klien mampu mengungkapkan perasaannya yang menyebabkan
menarik diri.
7/22/2019 MAKALAH PRESENTASI KASUS.docx
10/20
Intervensi :
- Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda tandanya.
- Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab
menarik diri atau tidak mau bergaul.
- Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda serta
penyebab yang muncul.
- Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya.
TUK 3 :
- Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan denganorang lain.
Kriteria : Klien dapat menyebutkan manfaat dan keuntungan
berhubungan dengan orang lain.
Intervensi :
- Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan
sosial dengan orang lain dan kerugian bila yidak berhubungan dengan
orang lain.
- Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang
keuntungan berhubungan sosial dengan orang lain.
- Diskusikan dengan klien tentang manfaat berhubungan so-sial dengan
orang lain.
- Beri reinforcement positif terhadap kemampuan klien mengungkapkan
kemampuan berhubungan dengan orang lain
- Kaji pengetahuan pasien tentang kerugian bila tidak berhubungan
dengan orang lain.
- Beri kesempatan kepada klien untuk mengung-kapkan perasaan tentang
kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain.
- Diskusikan dengan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan
dengan orang lain.
- Beri reinforcement positif terhadap kemampuan klien mengungkapkankemampuan berhubungan dengan orang lain.
7/22/2019 MAKALAH PRESENTASI KASUS.docx
11/20
H. DAFTAR PUSTAKAKeliat, at all. 1998. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta. Egc
Stuart and Sundeen. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta. Egc
Towsend, Mary C. 1998. diagnosa keperawatan pada keperawatan
psikiatri.Jakarta. Egc
Depkes RI. 2000. Keperawatan Jiwa. Jakarta
Harrol, Kaplan. 1987. Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat. Jakarta. Widya Medika
7/22/2019 MAKALAH PRESENTASI KASUS.docx
12/20
BAB II
TINJAUAN KASUS
A.PENGKAJIANI.
Identitas klienNama : Sdr. D
Umur : 13 th
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Kebumen
Tanggal masuk : 12 Juli 2013
Tanggal pengkajian : 17 Juli 2013
Agama : Islam
Pekerjaan : -
Status perkawinan : belum menikah
Pendidikan : SD
No. CM : 48334
Diagnosa medis : F 20.3 (Skizofrenia tak terinci)
Ruang : Wisma Irawan
II. Identitas penanggung jawab
Nama : Tn. K
Umur : 43 th
Alamat : Kebumen
Hubungan dengan pasien : Ayah
III. Alasan Masuk
Pasien dibawa ke RSJ prof. Dr. Soeroyo Magelang oleh orang tuanya karena
marah-marah tidak dibelikan tas sehingga tidak mau sekolah.
IV. Faktor predisposisi
Klien mengatakan sudah pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya yaitu
sekitar 3 tahun yang lalu, pengobatan sebelumnya berhasil sehingga klien dapat
beradaptasi dengan masyarakat tanpa gejala-gejala gangguan jiwa. Klien
mengatakan pernah melakukan penganiayaan fisik yaitu memukul ibunya, dan
anggota keluarga yang lain tidak ada yang mengalami gangguan jiwa. Klien
mengatakan sering diejek teman-temannya di sekolah.
V. faktor presipitasi
Klien mengatakan malu kepada teman-temannya karena tidak dibelikan tas
baru oleh orangtuannya. Klien mengatakan sudah sejak 1 tahun yang lalu tidak
pernah kontrol.
VI. pengkajian fisik
1. Tanda vital : TD :90/70 mmHgBB : 45 kg
Nadi : 80 x/menitRR : 24 x/menit
7/22/2019 MAKALAH PRESENTASI KASUS.docx
13/20
2. Keluhan fisikKlien mengatakan seluruh badannya tidak ada yang sakit.
VII. psikososial
1. Genogram
Klien mengatakan jika ada masalah langsung cerita dengan orang tuanya.
Dirumah klien tidak dilibatkan dalam pengambilan keputusan,orangtua
lah yang melakukan pengambilan keputusan. Klien jarang main dengan
teman sebayanya karena merasa malu.
2. konsep diria. Gambaran diri
Klien mengatakan puas dengan tubuhnya karena tidak ada yang cacat,
tetapi klien tidak suka dipanggil dengan nama rozak lebih suka
dipanggil febri.
b. Identitas diriKlien anak kedua dari dua bersaudara, Klien merasa puas sebagai laki-
laki, Klien di sekolah merasa minder kepada teman yang lain karena
sering diejek.c. Peran
Di rumah klien sebagai anak dan belum bekerja karena masih kelas 2
SMP, klien hanya berdiam diri di rumah tidak pernah membantu
orang tua membersihkan rumah.
d. Ideal diri
7/22/2019 MAKALAH PRESENTASI KASUS.docx
14/20
Klien mengatakan ingin semua keinginannya dituruti oleh orang
tuanya, klien ingin cepat sembuh dan ingin cepat pulang kerumah dan
sekolah lagi.
e. Harga diriDirumah klien tidak mempunyai teman karena merasa malu diejek
terus sehingga klien hanya menyendiri di rumah.
3. Hubungan sosialOrang yang berarti dalam hidup klien adalah kedua orangtuanya, klien
tidak pernah ikut serta dalam kegitan kelompok, klien malu kepada
teman-temanya sehingga hanya berada dirumah.
4. SpiritualKlien menganggap bahwa dirinya sakit dan penyakitnya karena hukuman
dari Tuhan, klien beragama islam tetapi jarang mengerjakan sholat.
VIII. Status mental
1. PenampilanKlien berpenampilan rapi, rambut rapi dan bersih, klien memakai baju
sesuai dari bangsal, dan kuku klien bersih dan pendek.
2. PembicaraanKlien berbicara sesuai topik dan nada suara normal seperti orang
umumnya.
3. Aktivitas motorikKlien terlihat lesu karena setiap diminta melakukan kegiatan klien
mengatakan tidak bisa dan melimpahkan kepada orang lain.
4. Alam perasaanKlien terlihat sedih dan tidak bersemangat karena masih merasa malu.
Jika ingat keluarga klien ingin marah.
5. AfekKlien bereaksi sesuai dengan stimulus yang diberikan (apropriate)
6.
Interaksi selama wawancara
7/22/2019 MAKALAH PRESENTASI KASUS.docx
15/20
Saat dilakukan wawancara klien kooperatif dan kontak mata selama
wawancara kurang.
7. PersepsiKlien mengatakan tidak mendengar suara-suara dan tidak melihat
sesuatu yang tidak nyata.
8. Isi pikirKlien tidak menunjukan adanya waham dan fikiran magic.
9. Proses pikirPembicaraan klien tidak berbilit-belit dan sesuai topik.
10.Tingkat kesadaranSaat dilakukan wawancara, orientasi waktu,tempat dan orang jelas
11.Gangguan memoriKlien tidak memiliki gangguan memori jangka panjang, pendek
maupun saat ini.
12.Tingkat konsentrasi dan berhitungKlien mampu berkonsentrasi selama interaksi dan klien mampu
berhitung penjumlahan,perkalian maupun pembagian dengan baik.
13.Kemampuan penilaianKlien dapat mampu mengambil keputusan sederhana seperti memilih
makan dulu atau mandi dulu.
14.Daya tilik diriKlien mengatakan dirinya sakit dan penyakitnya adalah hukuman dari
Tuhan.
VII. kebutuhan persiapan pulang
1. MakanKlien mengatakan di rumah makan 3x sehari,dan klien tidak ada
pantangan terhadap semua makanan. Klien belum mampu
menyiapkan dan membersihkan alat-alat makan.
2. BAB/BAKKlien BAB dan BAK di kamar mandi dan mampu membersihkanWC.
7/22/2019 MAKALAH PRESENTASI KASUS.docx
16/20
3. MandiKlien mandi 2x sehari dan menyikat gigi setiap hari dengan sikat
gigi milik sendiri dan tidak boleh dipinjam teman yang lain.
4. BerpakaianKlien mampu berpakaian sendiri dan ganti pakaian 1x sehari
sesuai dengan jadwal dari bangsal.
5. Istirahat dan tidurKlien tidur siang jam 1 siang sekitar 2 jam, klien tidur malam jam 8
sampai jam 4 pagi, klien belum mampu merapikan tempat
tidurnya dan tidak gosok gigi setelah bangun tidur.
6. Penggunaan obatKlien minum obat setelah makan dengan motivasi dari perawat
7. Pemeliharaan kesehatanSetelah pulang klien biasanya kontrol di dokter sekitar rumah,
orant tua sebagai pendukung dalam proses penyembuhan klien.
8. Kegiatan didalam rumahKlien belum mampu dan belum termotivasi untuk melakukan
kegiatan di rumah seperti menyapu, mengepel, merapikan kamar
tidur.
9. Kegiatan di luar rumahKlien pergi kesekolah menggunakan mobil diantar oleh orang
tuanya.
VIII. mekanisme koping
Klien belum mampu menyelesaikan masalah pribadinya. Jika ada masalah dan
klien tidak bisa,klien akan marah-marah. Klien ingin menyalurkan hobinya main
bulu tangkis tetapi karena kondisi yang tidak memungkinkan sehingga klien
hanya memendamnya saja.
IX. aspek medik
Diagnosa medis : F 20.3 (Skizofrenia tak terinci)Terapi medik : Trihexyphenidyl 2mg 2 x 1
7/22/2019 MAKALAH PRESENTASI KASUS.docx
17/20
Risperidone 2mg 2 x 1
B. ANALISA DATA.Hari,tgl,jam Data fokus Masalah
keperawatan
Paraf
Rabu,
17juli 2013
17 Juli
2013
DS :
- Klien mengatakanmalu dan minder
karena sering diejek
oleh teman-
temannya- Klien mengatakan
malu karena tidak
dibelikan tas oleh
orang tuanya
- Klien mengatakantidak bisa melakukan
kegiatan dan
melimpahkannya
kepada orang lain.
DO :
- Klien terlihat lesu- Klien terlihat tidak
bersemangat
- Kontak mata kurang- Klien sering
menyendiri.
- Klien kurang aktifdalam kegiatan di
bangsal.
DS :
- klien mengatakanmarah-marah jika
keinginannya tidak
dipenuhi.
- Klien mengatakanpernah melakukan
penganiayaan fisik
kepada ibunya.
- Klien mengatakantidak suka dipanggil
dengan nama rozak
Gangguan
konsep diri :
harga diri rendah
Resiko perilaku
kekerasan
7/22/2019 MAKALAH PRESENTASI KASUS.docx
18/20
tetapi lebih suka
dipanggil febri.
DO :
- klien mudahtersinggung
- klien sering diam
Pohon masalah
Resiko perilaku kekerasan ( akibat )
Gangguan konsep diri : harga diri rendah ( core problem )
Koping individu tidak efektif ( sebab )
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN1.Gangguan konsep diri : harga diri rendah2.Resiko perilaku kekerasan
D. INTERVENSI KEPERAWATANDilampirkan
E. IMPLEMENTASITgl/jam Diagnosis (sp) Implementasi Evaluasi
17-07-
2013
Jam
10.00
Gangguan konsep
diri: harga diri
rendah
- Mengidentifikasiaspek positif dan
kemampuan yang
dimiliki klien
- Menilaikemampuan yang
dimiliki klien untuk
dilaksanakan
- Mengajarkankegiatan yang
dimiliki klien yang
S : - klien mengatakan dirumah
tidak pernah melakukan
kegiatan rumah seperti :
menyapu, mengepel, mencuci
piring, mencuci pakaian tetapi
klien mampu melakukan
kegiatan tersebut.
- Klien memilih kegiatanmencuci piring yang
akan dilatih
O : - klien kooperatif, klien
7/22/2019 MAKALAH PRESENTASI KASUS.docx
19/20
sudah dipilih
- Memesukkankedalam jadwal
kegiatan harian
sering menunduk selama
wawancara, klien menjawab
koheren.
- Klien terlihat seringmenyendiri
- Klien sering melamun- Klien menulis 3
kegiatan yang bisa
dilakukan
Klien mampu mencuci
dengan bimbingan.
A : klien belum mampu secara
mandiri dalam mencuci piring
P : ulangi SP 1 HDR melatih
kegiatan mencuci piring.
18-07-
2013
Jam
08.00
SP 1 HDR - memvalidasimasalah dan latihan
sebelumnya
- melatih kegiatanyang dipilih
- masukan kedalamjadwal kegiatan
klien
- memberikanreinforcementpositif
S : - klien mengatakan
perasaannya senang
- klien mengatakan inginpulang
- klien mengatakanbelum melakukan
kegiatan cuci piring
secara mandiri.
O : - klien kooperatif
- klien mau mencucipiring setelah
dimotivasi
- klien tampak senangsetelah diberikan
pujian
- klien mau melakukankegiatan mencuci
piring setiap hari
setelah makan
A : - klien mampu mencucipiring secara mandiri
P : lanjutkan SP II HDR
- memvalidasi masalahdan latihan
sebelumnya
- melatih kegiatan keduayang dipilih sesuai
kemampuan
- membimbing klienmemasukan kedalam
jadwal kegiatan harian
7/22/2019 MAKALAH PRESENTASI KASUS.docx
20/20
19-07-
2013
Jam
10.00
HDR
SP II
- memvalidasimasalah dan latihan
sebelumnya
- melatih kegiatankedua yang dipilih
klien sesuai
kemampuan
- membimbing klienmemasukan
kedalam jadwal
kegiatan harian
S : - klien mengatakan senang
- klien mengatakan tadipagi mencuci piring
setelah sarapan
- klien mengatakankegiatan yang dipilih
menyapu setelah
makan
O : - klien kooperatif
- klien mengikutikegiatan di ruangan
- klien mampu menyapudengan baik
- klien terlihat semangatsetelah diberi pujian
- klien mau menyapusetiap hari setelah
makan
A : klien mampu menyapu
dengan baik dan benar
P : pertahankan aspek positif
kegiatan yang dimiliki klien