21
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya, pendidikan adalah usaha membudayakan manusia atau memanusiakan manusia, pendidikan sangat bermanfaat untuk mencerdaskan kehidupan bangsa guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia pada suatu bangsa. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia merupakan suatu sistem pendidikan nasional yang diatur secara sistematis yang berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, serta bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, 1

makalah profesi kependidikan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah tentang profesi kependidikan guru

Citation preview

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang MasalahPada hakekatnya, pendidikan adalah usaha membudayakan manusia atau memanusiakan manusia, pendidikan sangat bermanfaat untuk mencerdaskan kehidupan bangsa guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia pada suatu bangsa. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia merupakan suatu sistem pendidikan nasional yang diatur secara sistematis yang berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, serta bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No. 20 Tahun 2003).Dalam menjalankan pendidikan formal, Guru merupakan faktor yang sangat dominan dan penting, sebab secara langsung guru berperan dalam mempengaruhi, membina, dan mengembangkan peserta didik untuk menjadi manusia yang mampu untuk memajukan kehidupan bangsa. Oleh karena itu, guru dituntut untuk memiliki kemampuan dasar yang diperlukan sebagai pendidik, pembimbing dan pengajar. Guru bertanggung jawab atas kesuksesan para peserta didiknya. Tugas guru sebagai pendidik, pengajar, dan pembimbing harus dapat dipercaya oleh semua orang.B. Rumusan MasalahDari latar belakang tersebut, kami dapat merumuskan masalah sebagai berikut;1. Apakah pengertian guru?2. Adakah Undang- Undang yang mengatur tentang guru di Indonesia?3. Apa sajakah syarat menjadi seorang guru?4. Apa saja tugas guru?5. Bagaimana pengembangan karir bagi guru?6. Bagaimana pembinaan kepegawaian bagi guru?7. Apa saja organisasi profesi keguruan?8. Bagaimana sistem pemberian imbalan pada guru?

C. Tujuan Penulisan1. Memahami dan mengerti tentang profesi seorang guru. 2. Mengetahui dasar Undang- Undang yang mengatur tentang profesi seorang guru.3. Mengetahui dan memahami syarat-syarat menjadi guru.4. Mengetahui tentang tugas-tugas guru.5. Mengetahui cara pengambangan karir pada profesi guru.6. Mengetahui dan memahami sistem pembinaan kepegawaian guru.7. Mengetahui organisasi guru.8. Mengetahui bagaimana sisterm pemberian imbalan pada guru.

BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengertian GuruSecara garis besar pengertian guru adalah orang selaku pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi anak didiknya. Adapun pengertian guru menurut para ahli, antara lain:1. UNESCOGuru adalah semua orang yang bertanggung jawab dalam pendidikan terhadap para peserta didik.2. Mukti AlyGuru adalah seseorang yang patut digugu dan ditiru. 3. Syauqi BeyGuru adalah seseorang yang hampir seperti rasul karena tugasnya yang luhur.4. Hellen KellerGuru adalah seseorang yang diibaratkan sebagai matahari kehidupan yang memberikan kehangatan.5. Laurence D. Haskew dan Jonathan C. Mc. LendoonGuru adalah seseorang yang mempunyai kemampuan dalam menata dan mengelola kelas.Dari beberapa pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa guru adalah orang yang telah dewasa susila karena bertanggung jawab terhadap anak didiknya, dengan jalan mengajar, mendidik, dan memberikan bimbingan pada peserta didiknya. Orang dapat dikatakan sebagai seorang guru apabila ia memiliki kecakapan dalam merancang program pembelajaran serta mampu menata dan mengelola kelas dengan baik, sehingga tercapai tujuan pendidikan nasional ini.

B. Undang-Undang Keguruan dan Syarat-Syarat Menjadi Guru

Ada beberapa UU yang mengatur tentang keguruan, diantaranya adalah:1. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas).2. UU No. 14 Tentang Guru dan Dosen.3. UU No. 14 Tahun 2006 Tentang Kedudukan, Fungsi, dan Tujuan GuruPasal 2a. Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga professional pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai perundang-undangan.b. Pengakuan kedudukan guru sebagai tenaga professional sebagaimana disebut pada pasal 1 yang dibuktikan dengan sertifikat.Pasal 4Kedudukan guru sebagai tenaga professional berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran yang berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.4. Syarat-syarat Menjadi GuruSarat menjadi seorang guru antara lain:a. Guru harus berijazahIjazah dapat member wewenang pada guru untuk menjalankan tugasnya sebagai guru. b. Sehat jasmani dan rohaniSudah jelas apabila orang yang tidak sehat jasmani dan rohani tentu tidak mampu menjadi seorang guru. c. BertaqwaBeriman dan mampu menjadi tauladan.d. Guru harus bertanggung jawabe. Mampu berinteraksi social dengan baik.Selain hal-hal diatas guru pun harus memenuhi criteria yang tak kurang adalah harus adil dan dapat dipercaya, sabar, berwibawa, mampumenginstropeksi dirinya dan lain-lain.

C. Tugas dan Peran Guru1. Tugas Gurua. Guru sebagai pengajarDalam hal ini guru mempunyai tugas mengajar, menyampaikan ilmu kepada para peserta didiknya.b. Guru sebagai pendidikDalam hal ini guru mempunyai tugas mendidik, memberikan contoh yang baik kepada anak didiknya.c. Guru sebagai pembimbingDalam hal ini guru mempunyai tugas membimbing, memberikan suatu solusi atas masalah yang dihadapi oleh para peserta didiknya.d. Guru sebagai pelatihDalam hal ini guru mempunyai tugas melatih agar si peserta didik terampil melakukan sesuatu.

2. Peran Gurua. Fasilitator Sebagai fasilitator guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang memungkinkan kemudahan kegiatan belajar mengajar.b. MotivatorSebagai motivator guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar bergairah dan aktif belajar.c. InformatorSebagai informator guru harus dapat memberikan informasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi selain sejumlah bahan pelajaran untuk setiap mata pelajaran yang diprogramkan dalam kurikulum.

d. EvaluatorGuru dituntut untuk menjadi evaluator yang baik dan jujur dengan memerikan penilaian yang menyentuh aspek intrinsik dan ekstrinsik.e. OrganisatorSebagai organisator adalah sisi lain dari peranan yang diperlukan oleh guru dalam bidang ini memiliki kegiatan pengelolaan kegiataan akademik dan lain sebagainya.f. KonselorGuru dituntut mampu memberikan bimbingan atas masalah anak.g. ModeratorGuru sebagai penengah. h. KatalisatorGuru harus berpartisipasi dalam kegiatan siswa.i. IribiatorGuru sebagai pencetus ide, guru harus kaya akan konsep ide.j. TransmitterPenyebarluasan idea.

D. Pengembangan Karir1. Untuk kategori sistem pelatihan dapat diambil langkah-langkah sebagai berikut: a. Perlunya revitalisasi pelatihan guru yang secara khusus dititikberatkan untuk memperbaiki kinerja guru dalam meningkatkan mutu pendidikan dan bukan untuk meningkatkan sertifikasi mengajar semata-mata; b. Perlunya mekanisme kontrol penyelenggaraan pelatihan guru untuk memaksimalkan pelaksanaannya; c. Perlunya sistem penilaian yang sistemik dan periodik untuk mengetahui efektivitas dan dampak pelatihan guru terhadap mutu pendidikan; d. Perlunya desentralisasi pelatihan guru pada tingkat kabupaten/kota sesuai dengan perubahan mekanisme kelembagaan otonomi daerah yang dituntut dalam UU No. 22/1999. Implikasi dari langkah-langkah yang diambil terhadap sistem pelatihan dapat berupa:1) Adanya sistem pelatihan guru yang didahului dengan "need assessment" sesuai kondisi daerah masing-masing, 2) Adanya sistem monitoring penyelenggaraan pelatihan guru yang dikoordinasikan dengan lembaga-lembaga pengelola pendidikan,3) Adanya lembaga swasta yang independen yang bertugas untuk melakukan penilaian-penilaian proses (formative evaluation), hasil (output/summative evaluation), dan dampak (outcome/impact evaluation) pelatihan guru, untuk menemukan model-model pelatihan guru yang efektif dan efisien dalam meningkatkan mutu pendidikan,4) Pembentukan dan pemberdayaan sentra-sentra pelatihan guru di kabupaten/kota yang juga bertugas untuk mengembangkan konten dan strategi mengajar tepat guna yang mampu meningkatkan kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran.1. Untuk kategori kemampuan profesional Dapat diambil langkah-langkah sebagai berikut : 0. Perlunya upaya-upaya alternatif yang mampu meningkatkan kesempatan dan kemampuan para guru dalam penguasaan materi pelajaran. 0. Perlunya tolok ukur (benchmark) kemampuan profesional sebagai acuan pelaksanaan pembinaan dan peningkatan mutu guru. 0. Perlunya peta kemampuan profesional guru secara nasional yang tersedia di Depdiknas dan Kanwil-kanwil untuk tujuan-tujuan pembinaan dan peningkatan mutu guru. 0. Perlunya untuk mengkaji ulang aturan/kebijakan yang ada melalui perumusan kembali aturan/kebijakan yang lebih fleksibel dan mampu mendorong guru untuk mengembangkan kreativitasnya. 0. Perlunya reorganisasi dan rekonseptualisasi kegiatan Pengawasan Pengelolaan Sekolah, sehingga kegiatan ini dapat menjadi sarana alternatif peningkatan mutu guru. 0. Perlunya upaya untuk meningkatkan kemampuan guru dalam penelitian, agar lebih bisa memahami dan menghayati permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran. 0. Perlu mendorong para guru untuk bersikap kritis dan selalu berusaha meningkatkan ilmu pengetahuan dan wawasan. Implikasi terhadap langkah-langkah yang diambil terhadap kemampuan profesional dapat berupa:1. Pemberdayaan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) sebagai organisasi profesi guru yang berbasis mata pelajaran secara lebih profesional, terprogram, dan secara khusus diarahkan untuk mengembangkan standardisasi konsep dan penilaian mata pelajaran secara nasional, terutama untuk mata-mata pelajaran Matematika dan IPA.2. Adanya program-program alternatif peningkatan kemampuan profesional guru dari organisasi ini, melalui modul-modul/publikasi-publikasi yang diterbitkan secara berkala, dan dibahas dalam kegiatan-kegiatan tutorial.3. pengembangan standar kompetensi guru (SKG) sebagai tolok ukur (benchmark) kemampuan mengajar yang diberikan oleh organisasi profesi ini4. Adanya aturan/kebijakan yang lebih fleksibel dan leluasa serta mampu memberikan motivasi bagi guru untuk semakin mengembangkan kreativitasnya,5. Adanya keterlibatan perguruan tinggi/ universitas dalam mengembangkan konsep dan memberdayakan Pengawasan Pengelolaan Sekolah, sebagai media alternatif peningkatan mutu guru,6. Melakukan pemetaan kemampuan guru di tingkat nasional secara rutin melalui "needs assessment",7. Adanya pelatihan penelitian tindakan kelas (action research) bagi para guru, sebagai produk kerja sama antara Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) yang telah diberdayakan, dengan perguruan tinggi -perguruan tinggi dan lembaga penelitian lainnya,8. Adanya credit point system terhadap karya penelitian guru yang memberikan motivasi bagi para guru untuk semakin meningkatkan minat dan kegiatan penelitiannya.1. Untuk kategori profesiJenjang karier dan kesejahteraan dapat diambil langkah-langkahsebagai berikut: 0. Memperketat persyaratan untuk menjadi calon guru pada Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK). 0. Menumbuhkan apresiasi karier guru dengan memberikan kesempatan yang lebih luas untuk meningkatkan karier. 0. Perlunya ketentuan sistem credit point yang lebih fleksibel untuk mendukung jenjang karier guru, yang lebih menekankan pada aktivitas dan kreativitas guru dalam melaksanakan proses pengajaran. 0. Perlunya sistem dan mekanisme anggaran yang ditujukan untuk meningkatkan pendapatan guru. Implikasi dari langkah-langkah yang dilakukan terhadap profesi, jenjang karier dan kesejahteraan agar dapat berhasil dapat berupa:7. Persyaratan akta mengajar bagi mereka, yang bukan lulusan ilmu kependidikan untuk mengajar SLTP (A2 atau Akta 2) dan SLTA (A3 atau Akta 3) agar dilaksanakan secara konsekuen, 7. Perlunya suatu peraturan jenjang karier tenaga guru, baik secara struktural maupun fungsional, yang setara dengan tenaga pengajar perguruan tinggi,7. Adanya kenaikan anggaran pendidikan yang prioritasnya ditekankan pada peningkatan penghasilan guru, 7. Adanya mekanisme penganggaran serta pendanaan yang secara rutin, sistematik dan bertahap memberikan peluang bagi guru untuk meningkatkan pendapatannya secara signifikan,7. Penyempurnaan ketentuan/peraturan mengenai sistem credit point yang fleksibel dan memberikan motivasi bagi guru untuk meningkatkan jenjang karier.E. Pembinaan PegawaiPembinaan pegawai dapat dilakuakan dengan cara pelatihan kerja dan pengawasan terhadap kinerja guru.F. Organisasi Keguruan1. Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)PGRI lahir 100 hari setelah proklamasi kemerdekaan RI, di Surakarta, 25 November 1945. Cikal bakal berdirinya organisasi PGRI adalah Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) tahun 1912, kemudian berubah menjadi PGI.Tujuan utama pendirian PGRI adalah:a. Membela dan mempertahankan Republik Indonesia (organisasi perjuangan)b. Memajukan pendidikan seluruh rakyat berdasar kerakyatan (organisasi Pendirian PGRI sama dengan EI: education as public service (profesi) not commodityc. Membela dan memperjuangkan nasib guru khususnya dan nasib buruh pada umumnya (organisasi ketenagakerjaan).2. Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI)ISPI lahir pada pertengahan tahun 60-an. Pada awalnya organisasi profesi kependidikan ini bersifat ragional karena menyangkut komunikasi antar anggota.3. Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI)IPBI didirikan di Malang pada tanggal 17 Desember 1975. Organisasi profesi kependidikan yang bersifat keilmuan dan professional ini memiliki hasrat untuk memberikan sumbangan dan ikut serta dalam menunaikan kewajiban dan tanggung jawabnya sebagai guru pemmbimbing.Dan merupakann himpunan para petugas bimbingan se Indonesia dan bertujuan mengembangkan serta memajukan bimbingan sebagai ilmu dan profesi dalam rangka peningkatan mutu layanannya.

G. Sistem Pemberian ImbalanGuru akan mendapat tunjangan jabatan fungsional diluar gaji pokok sebaimana telah diatur dalam Kepres No. 3 tahun 2003 tentang tunjangan tenaga kependidikan, yaitu:

TUNJANGAN TENAGA KEPENDIDIKAN TERHITUNG SEJAK OKTOBER 2002NoJabatanGolongan/ tunjangan (Rp)keterangan

IIIIIIV

1Guru 168.750206.250262.500Diberikan kepada guru yang diberi tugas tambahansebagai kepsek sudah termasuk tunjangan tenaga pendidikan.

2Penilik168.750206.250262.500

3Guru sebagai kepsek tk, sd, dan sederajat 293.750331.250387.500

4Guru sebagai kepsek smp dan sederajat331.250368.750425.000

5Guru sebagai kepsek sma dan sederajat431.250487.500

Table tersebut menerangkan besaran tunjangan dari guru dan kepsek diberbagai tingkat.H. Ikrar Guru Indonesia1. Kami guru Indonesia adalah insan pendidik bangsa yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME.2. Kami guru Indonesia adalah pengemban dan pelaksana cita-cita proklamasi kemerdekaan RI.3. Kami guru Indonesia, bertekad bulat mewujudkan tujuan nasional dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.4. Kami guru Indonesia,bersatu padu dalam wadah perjuangan persatuan dan kesatuan bangsa yang berwatak kekeluargaan.5. Kami guru Indonesia,menjunjung tinggi kode etik guru Indonesia sebagai pedoman tingkah laku profesi dalam pengabdian terhadap bangsa,Negara serta kemanusiaan.

5. Kode Etik Guru Indonesia1. Guru berarti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa pancasila.2. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran professional.3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan.4. Guru menciptakan suasana sekolah secara sebaik-baiknya yang nenunjang proses belajar mengajar.5. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan.6. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu profesinya.7. Guru memelihara hubungan seprofesi,semangat kekeluargaan dan kesetiakawanan social.8. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai sarana penunjang dan pengabdian.9. Guru melaksanakan segala kebijakan pemerintah dalam pendidikan.

BAB IIIPENUTUP

4. Kesimpulan Guru adalah orang yang telah dewasa susila karena bertanggung jawab terhadap anak didiknya, dengan jalan mengajar, mendidik, dan memberikan bimbingan pada peserta didiknya. Orang dapat dikatakan sebagai seorang guru apabila ia memiliki kecakapan dalam merancang program pembelajaran serta mampu menata dan mengelola kelas dengan baik, sehingga tercapai tujuan pendidikan nasional ini. Banyak UU yang mengatur tentang guru. Yang didalamnya menyangkut tugas dan peran guru, tunjangan guru, syarat menjadi guru dan lain sebagainya. 4. Saran 1. Sebagai seorang mahasiswa yang berbudi luhur, kita harus menghargai guru ataupun dosen.2. Kita harus mengerti dan faham tentang seluk beluk guru.3. Mari kita wujudkan cita-cita pendidikan kita dengan berlatih menjadi guru yang professional.4. Sebagai seorang calon guru maka kita wajib mengetahui dan memahami hakikat guru itu,

DAFTAR PUSTAKA

Uzer Usman, Moh. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.Nurdin, Syafruddin. 2005. Guru Profesional dan Implementasi kurikulum. Jakarta:Quantum Teaching.Uno B, Hamzah. 2007. Profesi Kependidikan. Jakarta: Bumi Aksara.Fauzy, Maktabel.Maktabelfauzy.wordpress.com/organisasi profesi kependidikan. 21 maret 2011http://mgmpkimia.wordpress.com/2008/04/01/tugas-guru-menurut-permendiknas-41-tentang-standart-proses/ id.wikipedia.org/wiki/Guru. 21 maret 2011

1