Upload
precilia-p-queena
View
465
Download
17
Embed Size (px)
Citation preview
7/22/2019 Makalah Psap No. 10 Koreksi Kesalahan (1)
1/22
MAKALAH AKUNTANSI PEMERINTAHAN
KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN
AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN
OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN
Disusun Oleh Kelompok 4:
1. M. Adhiatmaja Fredyra Pangastika 120301122200612. Precilia Prima Queena 12030112220044
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2013
7/22/2019 Makalah Psap No. 10 Koreksi Kesalahan (1)
2/22
1
I. Latar BelakangDalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan adakalanya terjadi kesalahan dalam
pencatatan transaksi keuangan atau perubahan kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh suatu
entitas, serta adanya peristiwa luar biasa yang secara signifikan akan berpengaruh pada kondisi
kinerja keuangan suatu entitas.
Suatu kesalahan yang terjadi dalam pencatatan akuntansi mengakibatkan informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan menjadi bias. Oleh karena itu perlu adanya mekanisme untuk
membetulkan kesalahan tersebut.
Apabila ada perubahan kebijakan akuntansi dari periode sebelumnya maka kemungkinan
akan mempengaruhi posisi keuangan secara material. Pengaruh yang material terhadap laporan
keuangan tersebut harus diungkapkan dalam laporan keuangan.
Disamping itu, kemungkinan terjadi peristiwa luar biasa yang mempengaruhi kondisi
kinerja keuangan suatu entitas secara signifikan. Dalam rangka full disclosure maka dalam
laporan keuangan harus diungkapkan dampak peristiwa luar biasa tersebut terhadap kondisi
kinerja keuangan.
II. TujuanTujuan Pernyataan Standar ini adalah mengatur perlakuan akuntansi atas koreksi kesalahan
akuntansi dan pelaporan laporan keuangan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi
akuntansi, dan operasi yang tidak dilanjutkan
III. Ruang LingkupDalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan suatu entitas harus menerapkan
Pernyataan Standar ini untuk melaporkan pengaruh kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi,
perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak dilanjutkan dalam Laporan Realisasi
Anggaran, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional, Laporan
Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan.
7/22/2019 Makalah Psap No. 10 Koreksi Kesalahan (1)
3/22
2
Pernyataan standar ini berlaku untuk entitas pelaporan dalam menyusun laporan keuangan
yang mencakup laporan keuangan semua entitas akuntansi, termasuk Badan Layanan Umum,
yang berada di bawah pemerintah pusat/daerah.
IV. DefinisiBerikut ini adalah istila h-istilah yang digunakan dalam Pernyataan Standar dengan pengertian:
a) Kebijakan akuntansi adalah prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi-konvensi, aturan-aturan,dan praktik-praktik spesifik yang dipakai oleh suatu entitas pelaporan dalam penyusunan
dan penyajian laporan keuangan.
b) Kesalahan adalah penyajian akun/pos yang secara signifikan tidak sesuai dengan yangseharusnya yang mempengaruhi laporan keuangan periode berjalan atau periode
sebelumnya.
c) Koreksi adalah tindakan pembetulan secara akuntansi agar akun/pos yang tersaji dalamlaporan keuangan entitas menjadi sesuai dengan yang seharusnya.
d) Operasi tidak dilanjutkan adalah penghentian suatu misi atau tupoksi tertentu yangberakibat pelepasan atau penghentian suatu fungsi, program, atau kegiatan, sehingga aset,
kewajiban, dan operasi dapat dihentikan tanpa mengganggu fungsi, program, atau kegiatan
yang lain.e) Perubahan estimasi adalah revisi estimasi kar ena perubahan kondisi yang mendasari
estimasi tersebut, atau karena terdapat informasi baru, pertambahan pengalaman dalam
mengestimasi,atau perkembangan lain.
f) Pos adalah kumpulan akun sejenis yan g ditampilkan pada lembar muka laporan keuangan.
V. Koreksi KesalahanLaporan keuangan disusun dan disajikan untuk menyediakan informasi yang relevan
mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh entitas pelaporan. Untuk
menjaga integritas data dan agar informasi laporan keuangan tidak menyesatkan maka laporan
keuangan harus bebas dari kesalahan.
7/22/2019 Makalah Psap No. 10 Koreksi Kesalahan (1)
4/22
3
Laporan keuangan disusun pada pisah tanggal tertentu; terhadap laporan keuangan
pemerintah, mengikuti periode tahun anggaran yaitu meliputi masa satu tahun mulai tanggal 1
Januari sampai dengan 31 Desember. Menurut ketentuan UU Bidang Keuangan laporan
keuangan pemerintah harus disampaikan kepada DPR paling lambat 6 bulan setelah tutup tahun
buku, setelah dilakukan audit oleh BPK. Terdapat tahapan atau periode waktu dalam menyusun
dan menyajikan laporan keuangan sampai dengan penyampaian laporan keuangan ke DPR, yaitu:
a. periode waktu sebelum laporan keuangan disusun dan disajikan, atau tahun berjalanb. periode waktu setelah laporan keuangan sudah diterbitkan tetapi belum diaudit oleh BPKc. periode waktu setelah laporan diaudit oleh BPK disampaikan ke DPR/DPRD dan telah
ditetapkan dengan UU atau Peraturan daerah.
Adapun kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan bisa terjadi pada satu atau
beberapa periode sebelumnya dan mungkin baru ditemukan pada periode berjalan atau pada
periode setelah Laporan Keuangan disahkan dan telah diterbitkan Undang-undang dan/atau
Peraturan Daerah. Kesalahan-kesalahan tersebut kemungkinan disebabkan antara lain
keterlambatan penyampaian bukti transaksi keuangan oleh Pengguna Anggaran, kesalahan
perhitungan matematis, kesalahan pencatatan, kesalahan dalam interprestasi fakta, kecurangan
atau kelalaian dan kemungkinan kesalahan dalam penerapan standar dan kebijakan akuntansi.
Dalam situasi tertentu suatu kesalahan mungkin mempunyai pengaruh signifikan bagi satu
atau lebih laporan keuangan periode sebelumnya sehingga laporan-laporan keuangan tersebut
tidak dapat diandalkan. Agar informasi laporan keuangan bebas dari unsur kesalahan, maka
PSAP No 10 mengatur perlakuan tentang koreksi kesalahan.
Kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan pada satu atau beberapa periode
sebelumnya mungkin baru ditemukan pada periode berjalan. Kesalahan mungkin timbul karena
keterlambatan penyampaian bukti transaksi oleh pengguna anggaran, kesalahan perhitungan
aritmatik, kesalahan penerapan standar dan kebijakan akuntansi, kesalahan interpretasi fakta,
kecurangan atau kelalaian.
Dalam situasi tertentu, suatu kesalahan mempunyai pengaruh signifikan bagi satu atau
lebih la poran keuangan periode s ebelumnya sehingga laporan-laporan keuangan tersebut tidak
dapat diandalkan lagi.
Dalam mengoreksi suatu kesalahan akuntansi, jumlah koreksi yang berhubungan dengan
periode sebelumnya harus dilaporkan dengan menyesuaikan baik Saldo Anggaran Lebih maupun
7/22/2019 Makalah Psap No. 10 Koreksi Kesalahan (1)
5/22
4
saldo ekuitas. Koreksi yang berpengaruh material pada pe riode berikutnya harus diungkapkan
pada catatan atas laporan keuangan.
Kesalahan ditinjau dari sifat kejadian dikelompokkan dalam 2 (dua) jenis:
Kesalahan tidak berulangKesalahan yang diharapkan tidak akan terjadi kembali, dikelom pokkan dalam 2 (dua)
jenis:
Kesalahan tidak berulang yang terjadi pada periode berjalan; Kesalahan tidak berulang yang terjadi pada periode sebelumnya.
Kesalahan berulang dan sistemikKesalahan yang disebabkan sifat alamiah (normal) dari jenis-jenis transaksi tertentu yang
diperkirakan akan terjadi secara berulang. Contohnya adalah penerimaan pajak dari wajib
pajak yang memerlukan koreksi sehingga perlu dilakukan restitusi atau tambahan
pembayaran dari wajib pajak.
Koreksi kesalahan yang tidak berulang yang terjadi pada periode berjalan, baik yang
mempengaruhi posisi kas maupun yang tidak, dilakukan dengan pembetulan pada akun yang
bersangkutan dalam periode berjalan, baik pada akun pendapatan-LRA atau akun belanja,
maupun akun pendapatan-LO atau akun beban.
Koreksi kesalahan yang tidak berulang yang terjadi pada periode-periode sebelumnya dan
mempengaruhi posisi kas, apabila laporan keuangan periode tersebut belum diterbitkan,dilakukan dengan pembetulan pada akun yang bersangkutan, baik pada akun pendapatan-LRA
atau akun belanja, maupun akun pendapatan-LO atau akun beban.
Koreksi kesalahan atas pengeluaran belanja (sehingga mengakibatkan penerimaan kembali
belanja) yang tidak berulang yang terjadi pada periode-periode sebel umnya dan menambah
posisi kas, apabila laporan keuangan periode tersebut sudah diterbitkan, dilakukan dengan
pembetulan pada akun pendapatan lain-lainLRA. Dalam hal mengakibatkan pengurangan kas
dilakukan dengan pembetulan pada akun Saldo Anggaran Lebih. Contoh koreksi kesalahan
belanja:
yang menambah saldo kas yaitu pengembalian belanja pegawai tahun lalu karena salahpenghitungan jumlah gaji, dikoreksi dengan menambah saldo kas dan pendapatan lain-
lain-LRA.
7/22/2019 Makalah Psap No. 10 Koreksi Kesalahan (1)
6/22
5
yang menambah saldo kas terkait belanja modal yang menghasilkan aset, yaitu belanjamodal yang di-mark-up dan setelah dilakukan pemeriksaan kelebihan belanja tersebut
harus dikembalikan, dikoreksi dengan menambah saldo kas dan menambah akun
pendapatan lain-lain-LRA.
yang mengurangi saldo kas yaitu terdapat transaksi belanja pegawai tahun lalu yangbelum dilaporkan, dikoreksi dengan mengurangi akun Saldo Anggaran Lebih dan
mengurangi saldo kas.
yang mengurangi saldo kas terkait belanja modal yang menghasilkan aset, yaitu belanjamodal tahun lalu yang belum dicatat, dikoreksi dengan mengurangi akun Saldo Anggaran
Lebih dan mengurangi saldo kas.
Koreksi kesalahan atas perolehan aset selain kas yang tidak berulang yang terjadi pada
periode-periode sebelumnya dan menambah maupun mengurangi posisi kas, apabila laporan
keuangan periode tersebut sudah diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pada akun kas dan
akun aset bersangkutan. Contoh koreksi kesalahan untuk perolehan aset selain kas:
yang menambah saldo kas terkait perolehan aset selain kas yaitu pengadaan aset tetapyang di- mark-up dan setelah dilakukan pemeriksaan kelebihan nilai aset tersebut harus
dikembalikan, dikoreksi dengan menambah saldo kas dan mengurangi akun terkait dalam
pos aset tetap.
yang mengurangi saldo kas terkait perolehan aset selain kas yaitu pengadaan aset tetaptahun lalu bel um dilaporkan, dikoreksi dengan menambah akun terkait dalam pos aset
tetap dan mengurangi saldo kas.
Koreksi kesalahan atas beban yang tidak berulang, sehingga mengakibatkan pengurangan
beban, yang terjadi pada periode-periode sebelumnya dan mempengaruhi posisi kas dan tidak
mempengaruhi secara material posisi aset selain kas, apabila laporan keuangan periode tersebut
sudah diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pada akun pendapatan lain-lain-LO. Dalam hal
mengakibatk an penambahan beban dilakukan dengan pembetulan pada akun ekuitas. Contoh
koreksi kesalahan beban:
yang menambah saldo kas yaitu pengembalian beban pegawai tahun lalu karena salahpenghitungan jumlah gaji, dikoreksi dengan menambah saldo kas dan menambah
pendapatan lain-lain-LO.
7/22/2019 Makalah Psap No. 10 Koreksi Kesalahan (1)
7/22
6
yang mengurangi saldo kas yaitu terdapat transaksi beban pegawai tahun lalu yang belumdilaporkan, dikoreksi dengan mengurangi akun beban lain-lain-LO dan mengurangi saldo
kas.
Koreksi kesalahan atas penerimaan pendapatan-LRA yang tidak berulang yang terjadi pada
periode-periode sebelumnya dan menambah maupun mengurangi posisi kas, apabila laporan
keuangan periode tersebut sudah diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pada akun kas dan
akun Saldo Anggaran Lebih. Contoh koreksi kesalahan pendapatan-LRA:
yang menambah saldo kas yaitu penyetoran bagian laba perusahaan negara yang belummasuk ke kas Negara dikoreksi dengan menambah akun kas dan menambah akun Saldo
Anggaran Lebih.
yang mengurangi saldo kas yaitu pengembalian pendapatan dana alokasi umum karenakelebihan transfer oleh Pemerintah Pusat, dikoreksi oleh:
i. pemerintah yang menerima transfer dengan mengurangi akun Saldo AnggaranLebih dan mengur angi saldo kas.
ii. pemerintah pusat dengan menambah akun saldo kas dan menambah SaldoAnggaran Lebih.
Koreksi kesalahan atas penerimaan pendapatan-LO yang tidak berulang yang terjadi pada
periode-periode sebelumnya dan menambah maupun mengurangi posisi kas, apabila laporan
keuangan periode tersebut sudah diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pada akun kas dan
akun ekuitas. Contoh koreksi kesalahan pendapatan-LO:
yang menambah saldo kas yaitu penyetoran bagian laba perusahaan negara yang belummasuk ke kas negara dikoreksi dengan menambah akun kas dan menambah akun ekuitas.
yang mengurangi saldo kas yaitu pengembalian pendapatan dana alokasi umum karenakelebihan transfer oleh Pemerintah Pusat dikoreksi oleh:
i. pemerintah yang menerima transfer dengan mengurangi akun Ekuitas danmengurangi saldo kas.
ii. pemerintah pusat dengan menambah akun saldo kas dan menambah Ekuitas.Koreksi kesalahan atas penerimaan dan pengeluaran pembiayaan yang tidak berulang yang
terjadi pada periode-periode sebelumnya dan menambah maupun mengurangi posisi kas, apabila
laporan keuangan periode tersebut sudah diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pada akun
kas dan akun Saldo Anggaran Lebih. Contoh koreksi kesalahan terkait penerimaan pembiayaan:
7/22/2019 Makalah Psap No. 10 Koreksi Kesalahan (1)
8/22
7
yang menambah saldo kas yaitu Pemerintah Pusat menerima setoran kekuranganpembayaran cicilan pokok pi njaman tahun lalu dari Pemda A, dikoreksi oleh Pemerintah
pusat dengan menambah saldo kas dan menambah akun Saldo Anggaran Lebih.
yang mengurangi saldo kas terkait penerimaan pembiayaan, yaitu pemerintah pusatmengembalikan kelebi han setoran cicilan pokok pinjaman tahun lalu dari Pemda A
dikoreksi dengan mengurangi akun Saldo Anggaran Lebih dan mengur angi saldo kas.
Contoh koreksi kesalahan terkait pengeluaran pembiayaan:
yang menambah saldo kas yaitu kelebihan pembayaran suatu angsuran utang jangkapanjang sehingga ter dapat pengembalian pengeluaran angsuran, dikoreksi dengan
menambah saldo kas dan menambah akun Saldo Anggaran Lebih.
yang mengurangi saldo kas yaitu terdapat pembayaran suatu angsuran utang tahun laluyang belum dicatat, dikoreksi dengan mengurangi saldo kas dan mengurangi akun Saldo
Anggaran Lebih.
Koreksi kesalahan yang tidak berulang atas pencatatan kewajiban yang terjadi pada
periode-periode sebelumnya dan menambah maupun mengurangi posisi kas, apabila laporan
keuangan periode tersebut sudah diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pada akun kas dan
akun kewajiban bersangkutan. Contoh koreksi kesalahan terkait pencatatan kewajiban:
yang menambah saldo kas yaitu adanya penerimaan kas karena dikembalikannya kelebihan pembayaran angsuran suatu kewajiban dikoreksi dengan menambah saldo kas dan
menambah akun kewajiban terkait.
yang mengurangi saldo kas yaitu terdapat pembayaran suatu angsuran kewajiban yangseharusnya dibayarkan tahun lalu dikoreksi dengan menambah akun kewajiban terkait
dan mengurangi saldo kas.
Koreksi kesalahan tidak berulang yang terjadi pada periode-periode sebelumnya dan tidak
memp engaruhi posisi kas, baik sebelum maupun setelah laporan keuangan periode tersebut
diterbitkan, pembetulan dilakukan pada akun-akun neraca terkait pada periode kesalahan
ditemukan.
Kesalahan berulang dan sistemik seperti yang dimaksud pada paragraf 10 tidak
memerlukan koreksi, melainkan dicatat pada saat terjadi pengeluaran kas untuk mengembalikan
kelebihan pendapatan dengan mengurangi pendapatan-LRA maupun pendapatan-LO yang
bersangkutan.
7/22/2019 Makalah Psap No. 10 Koreksi Kesalahan (1)
9/22
8
Koreksi kesalahan yang berhubungan dengan periode-periode yang lalu terhadap posisi kas
dilaporkan dalam Laporan Arus Kas tahun berjalan pada aktivitas yang bersangkutan. Koreksi
kesalahan diungkapkan pada Catatan atas Laporan Keuangan.
Kesalahan dan Koreksinya
Kesalahan adalah penyajian pos-pos yang secara signifikan tidak sesuai dengan yang
seharusnya yang mempengaruhi laporan keuangan periode berjalan atau periode sebelumnya.
Periode berjalan adalah periode sebelum laporan keuangan belum ditetapkan dengan undang-
undang.
Periode sebelumnya adalah periode akuntansi dimana laporan keuangan telah diterbitkan.
Paragrap 16 PSAP 10 menjelaskan bahwa laporan keuangan dianggap sudah diterbitkan apabila
sudah ditetapkan dengan undang-undang atau peraturan daerah.
Ditinjau dari sifat kejadiannya, kesalahan dapat dikelompokkan menjadi kesalahan yang
tidak berulang dan kesalahan yang berulang dan sistemik.
1. Menurut paragraf 11, koreksi kesalahan yang tidak berulang yang terjadi pada periode
berjalan, baik yang mempengaruhi kas maupun yang tidak, dilakukan dengan pembetulan
pada akun yang bersangkutan dalam periode yang berjalan.
Kesalahan dalam jenis belanja dan pendapatan akan dilakukan koreksi terhadap jenis
belanja dan pendapatan yang bersangkutan dengan memperhatikan pengaruh kesalahan
tersebut terhadap kas.
a. Contoh kesalahan yang mempengaruhi Kas dalam periode berjalan :Pada tanggal 15 Mei 2006, dibayar gaji pegawai dengan menerbitkan SP2D-LS dengan
nilai Rp 513.000.000. Pada hari dan tanggal yang sama SP2D-LS tersebut dibukukan
oleh bagian keuangan sebesar Rp 531.000.000,-. Pada waktu dilakukan kas opname,
ditemukan perbedaan antara saldo kas menurut bank dan saldo menurut buku dan setelah
diteliti perbedaanya adalah pada SP2D-LS yang diterbitkan tanggal 15 Mei 2006.
Transaksi tersebut dicatat pada tanggal 15 Mei 2006 :
Kelebihan pencatatan pada akun belanja pegawai sebesar Rp 18.000.000, (Rp
531.000.000 - Rp 513.000.000) dilakukan koreksi sebagai berikut:
7/22/2019 Makalah Psap No. 10 Koreksi Kesalahan (1)
10/22
9
Satuan Kerja
Tanggal Uraian Ref Debet Kredit
15/5/06 Piutang dari KUN 18 juta
Belanja Pegawai 18 juta
(Untuk mencatat penerimaan kembali
belanja pegawai)
BUN
Tanggal Uraian Ref Debet Kredit
15/5/06 Kas Umum Negara 18 juta
Belanja Pegawai 18 juta
(Untuk mencatat penerimaan kembalibelanja pegawai)
b. Tidak Mempengaruhi Kas pada periode berjalan.Pada Tanggal 15 Mei 2006, dibayar gaji pegawai dengan menerbitkan SP2D-LS dengan
nilai Rp 531.000.000. Pada hari dan tanggal yang sama SP2D-LS tersebut dibukukan
oleh bagian keuangan sebesar Rp 531.000.000 sebagai belanja barang. Pada waktu
menyusun laporan diketahui ada kekeliruan pembukuan belanja atas SP2D pada tanggal
15 Mei 2006, maka transaksi tersebut akan dikoreksi seperti berikut:
Karena kesalahan pada akun belanja, maka koreksi dilakukan sebagai berikut:
Satuan Kerja
Belanja Pegawai Rp 531.000.000
Belanja Barang Rp 531.000.000
BUN
Tidak ada Jurnal
2. Menurut paragraf 12 PSAP 10, menetapkan bahwa koreksi kesalahan yang tidak berulang
yang terjadi pada periode-periode sebelumnya dan mempengaruhi posisi kas apabila laporan
7/22/2019 Makalah Psap No. 10 Koreksi Kesalahan (1)
11/22
10
keuangan periode tersebut belum diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pada akun
pendapatan atau akun belanja dari periode yang bersangkutan
Contoh 1:
Pada tanggal 20 April 2005, diterima setoran atas pendapatan bukan pajak dengan SSBP
No. 123 sebesar Rp 13.000.000. Pada hari dan tanggal yang sama SSBP tersebut dibukukan
oleh bagian keuangan sebesar Rp 31.000.000,-. Pada bulan Januari 2006 waktu menyusun
laporan, diketahui kesalahan tersebut, ditemukan perbedaan antara saldo kas menurut bank
dan saldo menurut buku sebesar Rp 18.000.000 (Rp 31.000.000Rp 13.000.000).
Dengan ditemukannya kesalahan pencatatan tersebut pembetulan dilakukan dengan jurnal
koreksi sebagai berikut:
Satuan Kerja
Pendapatan Bukan Pajak Rp 18.000.000
Utang kepada KUN Rp 18.000.000
BUN
Pendapatan Bukan Pajak Rp 18.000.000
Kas Umum Negara *) Rp 18.000.000
*) Kas Umum Negara terdiri dari Kas di Bank Indonesia dan Kas di KPPN.
Contoh 2:
Pada Tanggal 15 Mei 2005, dibayar gaji pegawai dengan menerbikan SP2D-LS dengan
nilai Rp 513.000.000. Pada hari dan tanggal yang sama SP2D-LS tersebut dibukukan oleh
bagian keuangan sebesar Rp531.000.000,-.
Pada bulan Januari 2006 waktu menyusun laporan, diketahui kesalahan tersebut,
ditemukan perbedaan antara saldo kas menurut bank dan saldo menurut buku sebesar
Rp18.000.000 (Rp531.000.000Rp513.000.000).
Atas kesalahan tersebut belanja pegawai harus dikurangi sebesar Rp18.000.000
(Rp531.000.000-Rp513.000.000) dan dikoreksi dengan jurnal sebagai berikut:
7/22/2019 Makalah Psap No. 10 Koreksi Kesalahan (1)
12/22
11
Satuan Kerja
Piutang dari KUN Rp 18.000.000
Belanja Pegawai Rp 18.000.000
BUN
Kas Umum Negara Rp 18.000.000
Belanja Pegawai Rp 18.000.000
3. Menurut paragraf 13 PSAP 10 Koreksi kesalahan atas pengeluaran belanja (sehingga
mengakibatkan penerimaan kembali belanja) yang tidak berulang yang terjadi pada periode-
periode sebelumnya dan mempengaruhi posisi kas serta mempengaruhi secara material posisi
aset selain kas, apabila laporan keuangan periode tersebut sudah diterbitkan, dilakukan
dengan pembetulan pada akun pendapatan lain-lain, akun aset, serta akun ekuitas dana yang
terkait.
Contoh:
Pada Tanggal 20 Oktober 2005, dibayar belanja modal atas pengadaan 2 mobil dinas @Rp
255.000.000,- pembayaran dilakukan dengan SP2D-LS sebesar Rp 550.000.000,-. Pada hari
dan tanggal yang sama SP2D-LS tersebut dibukukan oleh bagian keuangan sebesar Rp
550.000.000,-. Pada Bulan Juni 2006 laporan keuangan Tahun Anggaran 2005 telahditerbitkan dan telah disampaikan ke DPR, kemudian diketahui bahwa ada kesalahan dalam
penerbitan dan pembayaran SP2D-LS atas pengadaan mobil dinas pada tanggal 20 April
2005 yang seharusnya berjumlah Rp 510.000.000 sehingga harus dilakukan pengembalian
belanja tersebut oleh pemasok sebesar Rp 40.000.000,-. Penagihan kepada pemasok sudah
berhasil dilakukan dan disetorkan pada tanggal 25 Juni 2006 sebesar Rp 40.000.000,-
Pengaruh pengembalian tersebut adalah bertambahnya kas dan pendapatan yang diikuti
penurunan aset. Transaksi tersebut akan dibukukan seperti berikut:
Satuan Kerja
Jurnal Tanggal 20 Oktober 2005
Belanja ModalPeralatan dan Mesin Rp 550.000.000
Piutang dari KUN Rp 550.000.000
7/22/2019 Makalah Psap No. 10 Koreksi Kesalahan (1)
13/22
12
Peralatan dan Mesin Rp 550.000.000
Diinvestasikan dalam Aset Tetap Rp 550.000.000
Jurnal Koreksi tangal 25 Juni 2006
Utang kepada KUN Rp 40.000.000
Pendapatan lain-lain Rp 40.000.000
Diinvestasikan dalam Aset Tetap Rp 40.000.000
Peralatan dan Mesin Rp 40.000.000
BUN
Jurnal Tanggal 20 Oktober 2005
Belanja Modal Peralatan dan Mesin Rp 550.000.000
Kas Umum Negara Rp 550.000.000
Jurnal Koreksi tangal 25 Juni 2006
Kas Umum Negara Rp 40.000.000
Pendapatan Lain-lain Rp 40.000.000
4. Paragraf 14, menetapkan bahwa koreksi kesalahan atas pengeluaran belanja (sehingga
mengakibatkan penerimaan kembali belanja) yang tidak berulang yang tejadi pada periode-
periode sebelumnya dan mempengaruhi posisi kas dan tidak mempengaruhi secara material
posisi aset selain kas, apabila laporan keuangan periode tersebut sudah diterbitkan, dilakukan
dengan pembetulan pada akun pendapatan lain-lain.
Contoh:
Pada tanggal 15 Mei 2005, diterbitkan SP2D atas SPJ belanja modal atas pengadaan Air
Condition (AC) seharga Rp 2.250.000,-. Pada hari dan tanggal yang sama SP2D tersebut
dibukukan oleh bagian keuangan sebesar Rp 2.250.000,-. Pada bulan Agustus 2006, pada
saat itu laporan keuangan tahun 2005 sudah disampaikan ke DPR, diketahui ada kesalahan
dalam pengesahan SPJ pengadaan AC tanggal 15 Mei 2005, dimana harga beli AC menurut
faktur sebesar Rp 2.225.000,- Akibatnya aset tetap yang terlalu tinggi Rp 25.000
(pengaruhnya tidak material) dan disarankan oleh Inspektorat Jenderal agar dilakukan
7/22/2019 Makalah Psap No. 10 Koreksi Kesalahan (1)
14/22
13
tuntutan perbendaharaan kepada Bendahara Pengeluaran, dan telah dilakukan pembayaran
kembali oleh Bendahara Pengeluaran. Transaksi tersebut dibukukan seperti berikut:
Satuan Kerja
Jurnal Tanggal 15 Mei 2005
Belanja ModalPeralatan dan Mesin Rp 2.250.000
Piutang dari KUN Rp 2.250.000
Peralatan dan Mesin Rp 2.250.000
Diinvestasikan dalam Aset Tetap Rp 2.250.000
Jurnal Koreksi
Utang kepada KUN Rp 25.000
Pendapatan lain-lain Rp 25.000
BUN
Jurnal Tanggal 15 Mei 2005
Belanja Modal Peralatan dan Mesin Rp 2.250.000
Kas Umum Negara Rp 2.250.000
Jurnal Koreksi
Kas Umum Negara Rp 25.000Pendapatan Lain-lain Rp 25.000
5. Menurut paragraf 15 PSAP 10, Koreksi kesalahan atas penerimaan pendapatan yang tidakberulang yang terjadi pada periode-periode sebelumnya dan mempengaruhi posisi kas,
apabila laporan keuangan tersebut sudah diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pada
akun ekuitas dana lancar.
Kesalahan atas penerimaan pendapatan yang tidak berulang yang terjadi pada periode
sebelumnya dan mengakibatkan kas bertambah dimana laporan keuangan periode tersebut
sudah diterbitkan, koreksi kesalahan pendapatan tersebut dilakukan dengan menambah kas
dan menambah akun ekuitas dana lancar. Sedangkan apabila kesalahan mengakibatkan saldo
kas berkurang, maka koreksi dilakukan dengan mengurangi ekuitas dana lancar dan kas.
7/22/2019 Makalah Psap No. 10 Koreksi Kesalahan (1)
15/22
14
Contoh:
Pada Tanggal 9 Pebruari 2005, diterima pendapatan sewa gedung pertemuan dengan bukti
SSBP sejumlah Rp 3.575.000. dan salah dibukukan sebesar Rp 3.275.000. Kesalahan atas
pencatatan tersebut ditemukan pada tahun 2006 dimana laporan keuangan Tahun Anggaran
2005 telah diterbitkan. Pengaruh dari pencatatan pendapatan yang demikian adalah penyajian
saldo Kas dan SiLPA menurut buku terlalu kecil sehingga akun Kas dan SiLPA harus
ditambah. Transaksitransaksi tersebut akan dibukukan seperti berikut:
Satuan Kerja
Jurnal Tanggal 9 Februari 2005
Utang kepada KUN Rp 3.275.000
Pendapatan sewa Rp 3.275.000
Jurnal Koreksi
Tidak ada jurnal
BUN
l Tanggal 9 Februari 2005Kas di kas daerah Rp 3.275.000
Pendapatan Sewa Rp 3.275.000
Jurnal Koreksi
Kas Umum Negara Rp 300.000
SiLPA/SiKPA Rp 300.000
6. Paragraf 20 PSAP 10 menyatakan : Koreksi kesalahan yang tidak berulang yang terjadi padaperiode-periode sebelumnya dan tidak mempengaruhi posisi kas, baik sebelum maupun
setelah laporan keuangan periode tersebut diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pos-pos
neraca terkait pada periode ditemukannya kesalahan.
7/22/2019 Makalah Psap No. 10 Koreksi Kesalahan (1)
16/22
15
Contoh:
Belanja modal atas Peralatan Mesin sebesar Rp 5.000.000 pada waktu mencatat aset tetap
salah dibukukan sebagai aset tetap Jalan, irigasi dan jaringan.
Satuan Kerja
Jurnal yang salah
Belanja Modal Peralatan Mesin Rp 5.000.000
Piutang dari KUN Rp 5.000.000
Jalan, Irigasi dan Jaringan Rp 5.000.000
Diinvestasikan dalam Aset Tetap Rp 5.000.000
Jurnal koreksi
Peralatan Mesin Rp 5.000.000
Jalan, Irigasi dan Jaringan Rp 5.000.000
BUN
Jurnal Pada saat pembayaran
Belanja Modal Peralatan dan Mesin Rp 5.000.000
Kas Umum Negara Rp 5.000.000
Jurnal koreksi
Tidak ada jurnal
7. Paragraf 22 menyatakan : kesalahan berulang dan sistemik seperti yang dimaksud pada
paragraf 9, tidak memerlukan koreksi, melainkan dicatat pada saat terjadi.
Paragraf 9 menjelaskan bahwa kesalahan yang berulang dan sistemik adalah kesalahan yang
disebabkan oleh sifat alamiah (normal) dari jenis-jenis transaksi tertentu yang diperkirakan
akan terjadi berulang. Contohnya adalah penerimaan pajak dari wajib pajak yang
memerlukan koreksi sehingga perlu dilakukan restitusi atau tambahan pembayaran dari wajib
pajak.
7/22/2019 Makalah Psap No. 10 Koreksi Kesalahan (1)
17/22
16
Apabila seorang wajib pajak kurang bayar, maka pada saat dibayar dicatat sebagai
pendapatan pajak pada saat diterimanya pendapatan tersebut, dan sebaliknya apabila lebih
bayar maka pembayaran restitusi kepada wajib pajak, maka dicatat sebagai pengurang
pendapatan pajak pada saat terjadi.
Contoh:
Pada bulan Maret 2006, Wajib pajak A menerima SKPT kurang bayar pajak untuk tahun
2005 sebesar Rp 5.000.000,-. Terhadap tagihan tersebut wajib pajak telah membayar pada
bulan April 2006.
Satuan Kerja
Transaksi tersebut dijurnal:
Utang kepada KUN Rp 5.000.000
Pendapatan pajak Rp 5.000.000
Transaksi tersebut dijurnal:
Kas Umum Negara Rp 5.000.000
Pendapatan Pajak Rp 5.000.000
VI. Perubahan Kebijakan AkuntansiPara pengguna Laporan Keuangan perlu me mbandingkan laporan keuangan dari suatu
entitas pelaporan dari waktu ke waktu untuk mengetahui kecenderungan arah ( trend ) posisi
keuangan, kinerja, dan arus kas. Oleh karena itu, kebijakan akuntansi yang digunakan harus
diterapkan secara konsisten pada setiap periode.
Perubahan di dalam perlakuan, pengakuan, atau pengukuran akuntansi sebagai akibat dari
perubahan atas basis akunt ansi, kriteria kapitalisasi, metode, dan estimasi, merupakan contoh
perubahan kebijakan akuntansi.
Suatu perubahan kebijakan akuntansi harus dilakukan hanya apabila penerapan suatu
kebijakan akuntansi yang berbeda diwajibkan oleh peraturan perundangan atau standar akuntansi
pemerintahan yang berlaku, atau apabila diperkirakan bahwa perubahan tersebut akan
7/22/2019 Makalah Psap No. 10 Koreksi Kesalahan (1)
18/22
17
menghasilkan informasi mengenai posisi keuangan, kiner ja keuangan, atau arus kas yang lebih
relevan dan lebih andal dalam penyajian laporan keuangan entitas. Perubahan kebijakan
akuntansi tidak mencakup hal-hal sebagai berikut:
a)
adopsi suatu kebijakan akuntansi pada peristiwa atau kejadian yang secara substansiberbeda dari peristiwa atau kejadian sebelumnya; dan
b) adopsi suatu kebijakan akuntansi baru unt uk kejadian atau transaksi yang sebelumnyatidak ada atau yang tidak material. Timbulnya suatu kebijakan untuk merevaluasi aset
merupakan suatu perubahan kebijakan akuntansi. Namun demikian, perubahan tersebut
harus sesuai dengan standar akuntansi terkait yang telah menerapkan persyaratan-
persyaratan sehubungan dengan revaluasi.
Perubahan kebijakan akuntansi harus disajikan pada Laporan Perubahan Ekuitas dan
diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
Perubahan Kebijakan Akuntansi
Adakalanya kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam suatu periode akuntansi berbeda
dengan periode sebelumnya. Paragraf 26 PSAP 10 menyatakan: Suatu perubahan kebijakan
akuntansi harus dilakukan hanya apabila penerapan suatu kebijakan akuntansi yang berbeda
diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan atau standar akuntansi pemerintahan yang
berlaku, atau apabila diperkirakan bahwa perubahan tersebut akan menghasilkan informasi
mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, atau arus kas yang lebih relevan dan lebih andal
dalam penyajian laporan keuangan entitas.
Perubahan kebijakan akuntansi misalnya antara lain adalah perubahan metode penyusutan
dan metode penilaian persediaan. Penyusutan adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan
penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset sehingga diperoleh nilai wajar. Jadi penyusutan
bukan merupakan metode alokasi biaya untuk memupuk dana dalam rangka penggantian aset
tetap. Dengan demikian, apabila dilakukan penyusutan terhadap aset tetap, maka tidakberhubungan dengan beban belanja, dan oleh karena itu perubahan kebijakan terhadap
penyusutan tersebut tidak mempengaruhi laporan ralisasi anggaran.
7/22/2019 Makalah Psap No. 10 Koreksi Kesalahan (1)
19/22
18
Contoh:
Satuan Kerja A membeli Komputer dan pheriperalnya pada bulan Desember 2003 senilai Rp
200 juta. Pada tahun 2003 Satuan Kerja A menetapkan kebijakan akuntansi dengan
menerapkan penyusutan untuk peralatan dan mesin menggunakan metode garis lurus.
Estimasi masa manfaat komputer tersebut 5 tahun. Dalam perjalanan waktu, pada tahun 2006
Satker A memutuskan untuk mengubah Kebijakan Akuntansi Penyusutan Peralan dan Mesin
(termasuk komputer) dari metode garis lurus (straight line method) menjadi metode
penyusutan saldo menurun (double declining method).
Terhadap perubahan kebijakan akuntansi tersebut, disusun perhitungan penyusutan sebagai
berikut:
Perhitungan menurut metode garis lurus
Tahun Perhitungan Nilai Disusutkan Nilai Buku
2003 - 0 200.000.000
2004 20 % X Rp 200.000.000 40.000.000 160.000.000
2005 20 % X Rp 200.000.000 40.000.000 120.000.000
2006 20 % X Rp 200.000.000 40.000.000 80.000.000
2007 20 % X Rp 200.000.000 40.000.000 40.000.000
2008 20 % X Rp 200.000.000 40.000.000 0
Perhitungan menurut metode saldo menurun :
Tahun Perhitungan Nilai Disusutkan Nilai Buku
2003 - 0 200.000.000
2004 40 % X Rp 200.000.000 80.000.000 120.000.000
2005 40 % X Rp 120.000.000 48.000.000 72.000.000
2006 40 % X Rp 72.000.000 28.800.000 43.200.000
2007 40 % X Rp 43.200.000 17.280.000 25.920.000
2008 40 % X Rp 24.720.000 10.368.000 15.552.000
Pada akhir tahun 2006, akumulasi penyusutan komputer berdasarkan metode garis lurus
sebesar Rp 120.000.000, (penjumlahan penyusutan tahun 2004,2005,2006) berdasarkan metode
7/22/2019 Makalah Psap No. 10 Koreksi Kesalahan (1)
20/22
19
saldo menurun sebesar Rp 156.800.000 (penjumlahan penyusutan tahun 2004, 2005, 2006),
terdapat selisih sebesar Rp 36.800.000,.
Dengan perhitungan tersebut di atas, pada akhir tahun 2006 terdapat perbedaan jumlah
akumulasi penyusutan sebesar Rp 36.800.000, sehingga nilai wajar aset tetap dengan metode
saldo menurun terlalu tinggi sebesar nilai tersebut, sehingga harus dibuat jurnal penyesuaian
sebagai berikut:
Diinvestasikan dalam Aset tetap Rp 36.800.000
Akumulasi Penyusutan-Peralatan dan
Mesin
Rp 36.800.000.
Pengungkapan
Paragraf 29 menyatakan bahwa perubahan kebijakan akuntansi dan pengaruhnya harus
diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
Contoh pengungkapan berdasarkan ilustrasi perubahan kebijakan akuntansi penyusutan
seperti tersebut diatas, dari metode garis lurus, menjadi metode saldo menurun, adalah sebagai
berikut :
Pada tahun anggaran 2006, pemerintah Kota Madiun, telah menetapkan perubahan kebijakanakuntansi khusus mengenai metode penyusutan Aset Tetap - Peralatan dan Mesin, dari metode
garis lurus menjadi metode saldo menurun, dengan alasan agar diperoleh nilai wajar yang
mendekati sebenarnya, karena komputer dan pheriperalnya lebih cepat obsolet.
Adapun pengaruh perubahan kebijakan akuntansi metode penyusutan tersebut, terdapat
perbedaan nilai wajar sebagai berikut :
URAIAN METODE GARIS
LURUS
METODE SALDO
MENURUN
Nilai perolehan awal 200.000.000,00 200.000.000,00
Akumulasi penyusutan sd Desember
2006 120.000.000,00 156.800.000,00
Nilai wajar pada 31 Des. 2006 80.000.000,00 43.200.000,00
7/22/2019 Makalah Psap No. 10 Koreksi Kesalahan (1)
21/22
20
Jadi nilai wajar Aset Tetap berupa komputer dan pheriperalnya pada 31 Desember 2006 adalah
sebesar Rp 43.200.000,00. Perbedaan tersebut telah dikoreksikan pada akun yang bersangkutan.
VII.Perubahan Estimasi akuntansi
Pengaruh atau dampak perubahan estimasi akuntansi disajikan pada Laporan Operasional
pada periode perubahan dan periode selanjutnya sesuai sifat perubahan. Sebagai contoh,
perubahan estimasi masa manfaat aset tetap berpengaruh pada LO tahun perubahan dan tahun-
tahun selanjutnya selama masa manfaat aset tetap tersebut.
Pengaruh perubahan terhadap LO periode berjalan dan yang akan datang diungkapkan
dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Apabila tidak memungkinkan, harus diungkapkan alasan
tidak mengungkapkan pengaruh perubahan itu.
VIII.Operasi yang Tidak DilanjutkanInformasi penting dalam operasi yang tidak dilanjutkan misalnya hakikat operasi, kegiatan,
program, proyek yang dihentikan, tanggal efektif penghentian, cara penghentian, pendapatan dan
beban tahun berjalan sampai tanggal penghentian apabila dimungkinkan, dampak sosial atau
dampak pelayanan, pengeluaran aset atau kewajiban terkait pada penghentian apabila ada, harus
diungkapkan pada Catatan atas Laporan Keuangan.
Agar Laporan Keuangan di sajikan secara komparatif, suatu segmen yang dihentikan itu
harus dilaporkan dalam Laporan Keuangan walaupun berjumlah nol untuk tahun be rjalan.
Dengan demikian, operasi yang dihentikan tampak pada Laporan Keuangan.
Pendapatan dan beban operasi yang dihentikan pada suatu tahun berjalan, di akuntansikan
dan dilaporkan seperti biasa, seolah-olah operasi itu berjalan sampai akhir tahun Laporan
Keuangan. Pada umumnya entitas membuat rencana penghentian, meliputi jadwal penghentian
bertahap atau sekaligus, resolusi masal ah legal, lelang, penjualan, hibah dan lain-lain.
7/22/2019 Makalah Psap No. 10 Koreksi Kesalahan (1)
22/22
21
Bukan merupakan penghentian operasi apabila :
a) Penghentian suatu program, kegi atan, proyek, segmen secara evolusioner/alamiah. Halini dapat diakibatkan oleh demand (permintaan publik yang dilayani) yang terus
merosot, pergantian kebutuhan lain.b) Fungsi tersebut tetap ada.c) Beberapa jenis subkegiatan dalam suatu fungsi pokok dihapus, selebihnya berjalan
seperti biasa. Relokasi suatu program, proyek, kegiatan ke wilayah lain.
d) Menutup suatu fasilitas yang ber-utilisasi amat rendah, menghemat biaya, menjual saranaoperasi tanpa mengganggu operasi tersebut.
IX. Tanggal EfektifPernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) ini berlaku efektif untuk laporan atas
pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran mulai Tahun Anggaran 2010. Dalam hal entitas
pelaporan belum dapat menerapkan PSAP ini, entitas pelaporan dapat menerap kan PSAP
Berbasis Kas Menuju Akrual paling lama 4 (empat) tahun setelah Tahun Anggaran 2010.