Upload
angga-roudhotul-jannah
View
33
Download
10
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Sedikit contoh makalah seminar agribisnis
Citation preview
MAKALAH SEMINAR AGRIBISNIS
KEADAAN SOSIAL EKONOMI NEGARA SINGAPURA
Disusun oleh :
Burhan Prasetyo Utomo
12/331560/PN/12687
Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Irham, M.Sc.
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2015
I. PENDAHULUAN
Salah satu indikator utama keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara adalah
mengenai pertumbuhan ekonomi. Karena itu, kebijakan makro ekonomi suatu negara pasti akan
diarahkan untuk mengoptimalkan pertumbuhan ekonomi. Hal-hal yang mampu menjadi motor
penggerak pertumbuhan ekonomi dalam konteks perekonomian yang terbuka yaitu perdagangan
internasional, dalam hal ini adalah ekspor dan impor, serta aliran modal masuk dari asing.
Keterbukaan akan memungkinkan perekonomian untuk perdagangan luar negeri, ekspor dan
impor barang dan jasa. Dengan demikian pendapatan nasional dari suatu perekonomian terbuka,
peranan ekspor dan impor menjadi hal yang penting untuk peningkatan pertumbuhan ekonomi.
Pada saat ini sebagai efek dari berkembangnya era globalisasi maka perekonomian
suatu negara akan semakin terintegrasi dengan negara lain, baik dalam satu kawasan maupun
dunia pada umumnya. Integrasi negara tersebut dimaksudkan agar dapat meningkatkan
kerjasama antar negara, salah satu integrasi ekonomi yang ada yaitu ASEAN. Lloyd dan Smith
(2004) berpendapat bahwa Proses globalisasi ini dan regionalisasi merupakan tantangan umum
untuk Ekonomi ASEAN dan untuk Area ASEAN secara bersama.
Berdasarkan pertemuan ASEAN bulan Januari 2007 di Cebu, Filipina (Bank Indonesia,
2008), para pemimpin ASEAN setuju untuk mempercepat suatu inisiatif ambisius untuk
mengintegrasikan perekonomian mereka dan membangun Masyarakat Ekonomi ASEAN
(ASEANEconomic Community) menjadi pada tahun 2015. Implemetasi Masyarakat Ekonomi
Asean (MEA) akan diberlakukan dua tahun lagi, yaitu pada akhir tahun 2015. MEA terwujud
dari keinginan negara-negara ASEAN untuk mewujudkan ASEAN menjadi kawasan
perekonomian yang solid dan diperhitungkan dalam percaturan perekonomian Internasional.
Integrasi ekonomi yang diterapkan dalam MEA bukan merupakan integrasi perekonomian
seperti yang diterapkan oleh Uni Eropa (European Union) yang memberlakukan mata uang
tunggal (euro). Dalam MEA tujuan yang ingin dicapai adalah adanya aliran bebas barang, jasa,
dan tenaga kerja terlatih (skilled labor), serta aliran investasi yang lebih bebas. Berdasarkan
laporan perekonomian Bank Indonesia (2012), Dalam penerapannya MEA akan menerapkan 12
sektor prioritas, yaitu perikanan, e-travel, e-ASEAN, automotif, logistik, industri berbasis kayu,
industri berbasis karet, furnitur, makanan dan minuman, alas kaki, tekstil dan produk tekstil,
serta kesehatan
Sebagai satu kesatuan wilayah, ASEAN menjanjikan potensi ekonomi yang sangat
besar. Berdasarkan Informasi dari Bank Indonesia (2008), total jumlah penduduk mencapai
567,6 juta orang (bandingkan dengan Uni Eropa yang mendekati 500 juta orang), dan total GDP
mencapai sekitar US$1,1 triliun, ASEAN menjanjikan potensi pasar yang sangat besar.
Misalkan saja pertumbuhan ekonomi dari negara-negara ASEAN-5 (Indonesia, Malaysia,
Singapura, Thailand, dan Filipina). Berdasarkan data world development indicator, Secara
umum, fluktuatif pertumbuhan ekonomi yang terjadi di ASEAN-5 pada tahun 1990 s/d 2009
relatif sama.
Indonesia sebagai negara dengan penduduk terbanyak di ASEAN merupakan pasar
potensial untuk aliran masuk barang, jasa, dan tenaga kerja bagi negara lainnya di ASEAN.
Indonesia sebagai pasar konsumen terbesar di ASEAN sangat berpotensi untuk dibanjiri barang-
barang konsumsi. Membanjirnya barang-barang tersebut memang memiliki nilai posistif bagi
konsumen akibat semakin banyaknya alternatif pilihan. Namun demikian, nilai tambah akan
lebih dirasakan bagi perekonomian, jika produk - produk Indonesia yang justru dapat
“menginvasi” negara - negara di ASEAN. Jika hal tersebut terjadi, produksi domestik akan
bertambah, yang berimplikasi positif terhadap penyerapan tenaga kerja, peningkatan realisasi
investasi dan berdampak akhir terhadap pertumbuhan perekonomian dan kesejahteraan
penduduk.
Berkaca pada keadaan MEA yang hampir diberlakukan pada awal Januari tahun depan,
mempelajari keadaan negara peserta MEA cukuplah penting. Hal tersebut guna mengetahui
posisi Negara kita khususnya dalam pelaksanaan pasar terbuka tersebut. Dari beberapa negara
ASEAN, negara Singapura salah satu tetangga yang cukup unggul di beberapa bidang diantara
negara ASEAN lainnya. Sehingga untuk dapat mengambil peluang di pasar terbuka ini, kita
harus mengerti bagaimana keadaan social, ekonomi, budaya serta geografis dari negara peserta
pasar terbuka tersebut. Dimana kita dapat unggul dan dapat memaksimalkan potensi Indonesia,
dan dimana kita harus mempelajari kelebihan negara lain untuk memperbaiki kondisi negara
dalam mempersiapkan menuju MEA. Singapura memiliki keunggulan pada bidang ekonomi
pasar yang sangat maju. Sehingga sistem yang dapat diadopsi dan cocok bagi pasar terbuka ini
wajib diketahui agar Indonesia dapat mengambil peran dalam MEA ini.
II. PEMBAHASAN
A. Keadaan umum Negara Singapura
Negara Singapura terletak di Asia Tenggara, kota negara pulau Singapura terbentuk
setelah terpisah dari Federasi Malaysia pada tanggal 9 Agustus 1965. Sebuah negara kecil
dengan luas 697,2 kilometer persegi (km2). Luasnya hampir sama dengan kota Jakarta (664
km2). Singapura berpenduduk sangat padat. Untuk memperluas wilayah, pemerintah Singapura
melakukan pengurukan pantai dengan pasir. Singapura memiliki beberapa pulau-pulau kecil
yang lain seperti Pulau Tekong, Pulau Ubin, dan Pulau Sentosa. Lokasi tertinggi di Singapura
berada di Bukit Timah dengan ketinggian 164 m. Singapura terhubung dengan Malaysia di kota
Johor dengan jembatan di Woodlands. Singapura merupakan negara kepulauan yang terdiri atas
63 pulau. Singapura berbatasan dengan Malaysia di sebelah utara dan Indonesia di sebelah
tenggara. Singapura memiliki jumlah penduduk sekitar 4,59 juta (data 2007) dengan tingkat
pertumbuhan tahunan rata-rata 4,3 persen. Penduduk yang tinggal di Singapura sekitar 3,58 juta
dengan tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata 1,6 persen. Keadaan penduduk menunjukkan
bahwa Singapura memiliki populasi yang meningkat pesat dan kebanyakan dari mereka adalah
para pendatang. Karakteristik penting Singapura, support ratio—rasio yang membandingkan
individu yang dianggap produktif dan nonproduktif oleh masyarakat secara ekonomi (contohnya,
rasio penduduk antara 15–64 tahun dan di atas 65 tahun)—turun dari 17,0 menjadi 8,5 antara
1970 sampai 2007. Hal ini menunjukkan bahwa negara ini memiliki penduduk berusia produktif.
Gambar 2.1 Peta Negara Singapura
Singapura merupakan salah satu negara yang paling padat di dunia. Lahan untuk
pemukiman sudah sangat sempit. Delapan puluh lima persen (85%) penduduk Singapura tinggal
di rumah susun (apartemen). Mayoritas penduduk Singapura adalah suku Cina (76,8%).
Sementara penduduk aslinya adalah Melayu. Lainnya adalah India (7,9%). Bahasa-bahasa yang
digunakan adalah Inggris, Melayu, Cina (Mandarin), dan Tamil. Bahasa Melayu juga merupakan
bahasa kebangsaan tetapi lebih bersifat simbolis. Digunakan untuk menyanyikan lagu
kebangsaan. Penggunaan bahasa kebangsaan hanya terbatas kepada kaum Melayu saja. Hanya
sedikit etnis Cina dan India yang fasih dalam bahasa Melayu. Sumber penghidupan penduduk
Singapura yang utama adalah perdagangan dan industri. Karena keterbatasan tanah, usaha-usaha
pertanian terbatas di daerah-daerah pinggiran kota dan dilakukan dengan pemupukan dan sistem
pengairan yang baik (intensif). Pertanian di negara ini ditekankan pada buah-buahan dan bunga-
bungaan, terutama anggrek.
Produksi pertanian, terutama bahan-bahan pangan, diimpor dari negara-negara tetangga,
seperti Indonesia, Malaysia, dan Muangthai. Industri terpusat di daerah Jurong, terutama industri
besi dan baja, semen, pembuatan kapal. Industri ringan menghasilkan barang-barang elektronika,
makanan, minuman, kimia, tekstil dan sebagainya. Di samping industri, Singapura maju dalam
bidang perdagangan. Pertumbuhan ekonominya cukup tinggi, yaitu rata-rata 10% pertahun.
Singapura adalah salah satu dari pusat perekonomian besar di Asia Tenggara. Produk
domestik bruto (PDB) Singapura adalah S$243 miliar (2007) dan pendapatan per kapita
tahunannya hampir S$53.000.1 Sebagai negara Singapura adalah salah satu industri yang baru,
angka pengangguran di Singapura termasuk rendah (3,1 persen) dan tingkat pertumbuhannya
tinggi (7,7 persen). Hanya sekitar dari pusat perekonomian besar 17 persen dari jumlah
penduduk yang bekerja di pabrik, sedangkan 12,4 di Asia Tenggara. persen lainnya bergerak di
bisnis jasa. Sebagian besar penduduknya adalah pekerja kerah putih, hal ini menunjukkan
kedewasaan perekonomian yang serius dalam memberikan pelayanan. Singapura telah diakui
sebagai salah satu pusat keuangan internasional dan mempekerjakan sekitar 6,1 persen
penduduknya di sektor keuangan. Kontributor utama perekonomian Singapura adalah pariwisata.
Singapura juga dikenal sebagai pusat transit untuk perjalanan antara Asia Timur, Oseania, Eropa,
Afrika, serta Timur Tengah. Lebih dari 10 juta wisatawan datang ke Singapura setiap tahunnya,
di samping jauh lebih banyak yang menggunakan Singapura sebagai tempat transit.
B. Keadaan Perekonomian Negara Singapura
Perkembangan perekonomian negara merupakan salah satu indikator keberhasilan
pemerintah. Singapura memiliki ekonomi pasar yang sangat maju, yang secara historis berputar
di sekitar perdagangan entrepôt. Bersama Hong Kong, Korea Selatan dan Taiwan, Singapura
adalah satu dari Empat Macan Asia. Ekonominya sangat bergantung pada ekspor dan pengolahan
barang impor, khususnya di bidang manufaktur yang mewakili 26% PDB Singapura tahun 2005
dan meliputi sektor elektronik, pengolahan minyak bumi, bahan kimia, teknik mekanik dan ilmu
biomedis. Ekonomi Singapura termasuk di antara sepuluh negara paling terbuka, kompetitif dan
inovatif di dunia. Dianggap sebagai negara paling ramah bisnis di dunia, ratusan ribu ekspatriat
asing bekerja di Singapura di berbagai perusahaan multinasional. Terdapat juga ratusan ribu
pekerja manual asing.
Untuk mengetahui kondisi perekonomian negara dapat dilihat dari seberapa besar
jumlah Produk Domestik Bruto (PDB). Indikator hasil ekonomi pemerintah selain dilihat dari
besarnya jumlah PDB, perlu juga dilihat dari distribusi sektoralnya. kondisi perekonomian
negara juga bisa dilihat dari kontribusi masing-masing sektor dan kelompok sektor ekonomi
terhadap total PDB. Berikut ini gambaran kontribusi masing-masing sektor ekonomi yang ada di
Indonesia dan negara ASEAN lainnya dalam beberapa tahun terakhir.
Gambar 2.2 Nilai PDB beberapa negara ASEAN
Sumber: Asia Development Bank, 2012 (diolah)
Kontribusi sektoral dari sumber GDP suatu negara khususnya negara Singapura memiliki
kontribusi sector primer yang kecil. Dimana sector tersebut ialah pertanian dan pertambangan
atau bahan mentah. Sedangkan negara ASEAN lainnya masih memiliki nilai yang cukup besar
pada sector primer. Negara Singapura apabila ditilik dari luasan negara serta potensi sumberdaya
alamnya memanglah kalah besr dari negara tetangganya. Namun focus dan kebijakan dari
pemerintahan dalam membangun negara industry khususnya perdagangan, jasa dan invetasi
sangatlah berkembang. Hal tersebut dapat dilihat bahwa nilai sector tertinggi pada sector tersier
dimana negara lain tak sebesar Singapura. Apabila ditilik dengan keadaan negara Indonesia,
sebenarnya memiliki potensi sumber daya yang melimpah. Namun kelemahan Indonesia ialah
industry atau masih cenderung melakukan perdagangan bahan mentah sehingga nilai tambah dari
suatu produk masih sangat minim. Apabila kebijakan perdagangan bahan mentah dapat ditekan
sehingga adanya kegiatan pengolahan terlebih dahulu maka besar kemungkinan GDP dari sector
tersier akan lebih besar.
Letaknya yang strategis berada diantara jalur perdagangan dunia, Singapura dapat
memanfaatkan kelebihan letak geografis dengan membangun infrastruktur serta kebijakan
perdagangan internasional. Pelabuhan Singapura dengan Pulau Sentosa di belakang. Singapura
merupakan sebuah penghubung transportasi internasional di Asia karena letaknya di berbagai
rute perdagangan laut dan udara. Pelabuhan Singapura, dikelola oleh operator pelabuhan PSA
International dan Jurong Port, adalah pelabuhan tersibuk kedua di dunia pada 2005 menurut
tonase pengapalan yang ditangani, yaitu sebesar 1,15 milyar ton kasar, dan menurut lalu lintas
kontainer, yaitu sebanyak 23,2 juta satuan dua puluh kaki (TEU). Pelabuhan Singapura juga
merupakan yang tersibuk kedua di dunia menurut tonase kargo, setelah Shanghai dengan 423
juta ton. Selain itu, Singapura merupakan pelabuhan tersibuk pertama di dunia menurut lalu
lintas lintas pengapalan dan pusat pengisian bahan bakar kapal terbesar di dunia.
Disisi lain Singapura adalah hubungan penerbangan untuk kawasan Asia Tenggara dan
perhentian untuk rute Kangguru antara Australasia dan Eropa. Bandar Udara Changi Singapura
memiliki jaringan seluas 80 maskapai penerbangan yang menghubungkan Singapura ke 200 kota
di 68 negara. Bandara ini telah dimasukkan sebagai salah satu bandara internasional terbaik oleh
berbagai majalah perjalanan internasional, termasuk sebagai bandara terbaik di dunia untuk
pertama kalinya oleh Skytrax pada tahun 2006.
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Negara Singapura memiliki luas geografis yang tak begitu besar dan potensi sumberdaya
alam yang minim. Namun berkat kebijakan dan pembangunan Negara yang tepat mereka dapat
menciptakan suatu Negara yang dapat bersaing baik di ASEAN maupun internasional. Hal
tersebut ditunjukkan dengan nilai pendapatan Negara dan perkapita yang tertinggi diantara
Negara ASEAN. Singapura sector yang menyumbang terbesar GDP Negara ialah sector tersier.
Dimana sector tersier merupakan perdagangan, jasa, serta industry yang memberikan banyak
lapangan kerja serta pendapatan yang lebih. Kelebihan industry dan manufacturing inilah yang
menjadikan Singapura cepat berkembang. Kemudian penerapan kebijakan open trade sejak
dahulu menjadikan Singapura sasaran investor serta menjadi jaalur transportasi Negara-negara
internasional.
B. Saran
Pada konteks menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di awal Januari 2016,
Indonesia harusnya banyak berbenah di beberapa sector. Melihat potensi sumberdaya alam
apabila dibandingkan dengan Negara Singapura, Indonesia unggul akan ketersediaan
sumberdaya alam. Namun perlu adanya focus industrialisasi bahan mentah atau primer menjadi
produk lanjutan sehingga nilai ekonomisnya lebih baik. Kebijakan Singapura dimana mereka
tidak memiliki banyak potensi sumber daya alam namun focus pada industry, jasa dan
manufacturing dalam menggerakan perekonomian negaranya. Disamping dapat menyerap dan
membuka lapangan kerja, nilai tambah nya juga dapat menyumbang pada GDP Negara.
Kebijakan Negara Singapura yang sudah menerapkan open trade dengan peraturan yang jelas
dan tidak memberatkan investor membuat perkembangan pembangunan semakin cepat. Karena
banyak pihak investor yang berperan karena iklim perekonomianya yang sehat. Dibidang
pendidikan dimana Bahasa pengantar yang digunakan Bahasa Inggris juga mendukung kegiatan
perekonomian. Kemudian di Singapura siswa dikenalkan dengan beberapa Bahasa yang
digunakan dalam perekonomian internasional sehingga siswa memiliki bekal yang cukup.
Beberapa kebijakan dalam bidang perdagangan, pendidikan, pariwisata inilah yang harusnya
dapat dikaji pemerintah dalam menggerakan perekonomian Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Bank Indonesia. 2008.Outlook Ekonomi Indonesia 2008 – 2012, Integrasi Ekonomi ASEAN dan Prospek Perekonomian Nasional.
Dihanti, E. 2015. Kajian Sistem Pendidikan Singapura. http://www.kompasiana.com/lizasuyuti/kajian-sistem-pendidikan singapura_555473bf739773d31590566c
Lloyd, Peter dan P. Smith. 2004. Global Economic Challenges to ASEAN Integration and Competitiveness: A Prospective Look. REPSF Project 03/006a: Final Report.
Worldbank. 2013. http://wwwwds.worldbank.org/external/default/WDSContentServer/WDSP/IB/2013/03/27/000356161_20130327161624/Rendered/INDEX/478060BAHASA0S00Box374370B00PUBLIC0.txt diakses (16/9/15).