20
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang menjadi klien (penerima) asuhan keperawatan. Keluarga berperan dalam menentukan asuhan keperawatan yang diperlukan oleh anggota keluarga yang sakit. Keberhasilan keperawtan di rumah sakit akan menjadi sia-sia jika tidak dilanjutkan dengan perawatan di rumah secara baik dan benar oleh klien atau keluarganya. Secara empiris hubungan antara kesehatan anggota keluarga terhadap kualitas kehidupan keluarga sangat berhubungan atau signifikan. Keluarga Sejahtera dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup dan memiliki hubungan yang sama, selaras dan seimbang antar anggota keluarga dengan masyarakat dan lingkungan. Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Secara umum diketahui bahwa pengalaman orang tua berkembang dari tahun ke tahun, di mana seorang anak bertumbuh dewasa dan orang tua menjadi semakin tua, akan tetapi teori dan metodologi yang cukup memadai dalam perkembangan perspektif tugas orang tua masih harus dibuktikan dan dapat diterima. Program pembagunan keluarga sejahtera semakin mendapat pijakan yang kuat dengan diundangkannya UU No 10 tahun 1992 tetang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera. Kemudian sekitar satu setengah tahun kemudian yaitu pada 29 juni 1993 presiden mencanangkan bahwa setiap tanggal 29 juni 1

Makalah Siap Konsep Keluarga Sejahtera[1]

  • Upload
    yanni

  • View
    379

  • Download
    81

Embed Size (px)

DESCRIPTION

komunitas 1

Citation preview

Page 1: Makalah Siap Konsep Keluarga Sejahtera[1]

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang menjadi klien

(penerima) asuhan keperawatan. Keluarga berperan dalam menentukan asuhan

keperawatan yang diperlukan oleh anggota keluarga yang sakit. Keberhasilan

keperawtan di rumah sakit akan menjadi sia-sia jika tidak dilanjutkan dengan

perawatan di rumah secara baik dan benar oleh klien atau keluarganya. Secara

empiris hubungan antara kesehatan anggota keluarga terhadap kualitas kehidupan

keluarga sangat berhubungan atau signifikan.

Keluarga Sejahtera dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah, mampu

memenuhi kebutuhan hidup dan memiliki hubungan yang sama, selaras dan

seimbang antar anggota keluarga dengan masyarakat dan lingkungan. Keluarga

inti adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Secara umum diketahui

bahwa pengalaman orang tua berkembang dari tahun ke tahun, di mana seorang

anak bertumbuh dewasa dan orang tua menjadi semakin tua, akan tetapi teori dan

metodologi yang cukup memadai dalam perkembangan perspektif tugas orang

tua masih harus dibuktikan dan dapat diterima.

Program pembagunan keluarga sejahtera semakin mendapat pijakan yang

kuat dengan diundangkannya UU No 10 tahun 1992 tetang perkembangan

kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera. Kemudian sekitar satu

setengah tahun kemudian yaitu pada 29 juni 1993 presiden mencanangkan bahwa

setiap tanggal 29 juni sebagai “Hari Keluarga Nasional (Harganas)”, dan

digariskan oleh president saat itu bahwa keluarga dikembangkan menjadi wahana

pembangunan bangsa. Dengan penetapan ini, maka dikembangkan kebijakan

strategis yang diperlukan untuk mengembangkan keberhasilan Gerakan Keluarga

Berencana lebih lanjut menjadi “Gerakan Pembangunan Keluarga Sejahtera”

seacara lengkap. Selaras dengan hal tersebut diterbitkan keputusan presiden

(Keppres) No. 109 Tahun 1993 tentang BKKBN, dimana dengan Keppres

tersebut, organisasi BKKBN mengalami perombakan sesuai dengan tugas

barunya.

1

Page 2: Makalah Siap Konsep Keluarga Sejahtera[1]

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dari kesejahteraan ?

2. Apakah definisi keluarga sejahtera ?

3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kesejahteraan ?

4. Bagaimana tahapan-tahapan keluarga sejahtera ?

5. Bagaimana pelaksanaan pembangunan keluarga sejahtera ?

6. Bagaimana peran perawat dalam pembinaan keluarga sejahtera ?

C. Tujuan

1. Menjelaskan pengertian dari kesejahteraan.

2. Menjelaskan definisi keluarga sejahtera.

3. Menjelaskan factor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesejahteran.

4. Menjelaskan tahapan-tahapan keluarga sejahtera.

5. Menjelaskan pelaksanaan pembangunan keluarga sejahtera.

6. Menjelaskan peran perawat dalam pembinaan keluarga sejahtera.

2

Page 3: Makalah Siap Konsep Keluarga Sejahtera[1]

BAB 2

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Kesejahteraan

Ada beberapa pendapat tentang pengertian kesejahteraan, antara lain :

1) “Kesejahteraan adalah hal atau keadaan sejahtera, aman, selamat, dan

tentram”. (Depdiknas, 2001:1011)

2) “Keluarga Sejahtera adalah Keluarga yang dibentuk berdasarkan perkawinan

yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materi yang

layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang /maha Esa, memiliki hubungan yang

selaras, serasi, dan seimbang antar anggota dan antar keluarga dengan

masyarakat dan lingkungan”. (BKKBN,1994:5)

Kesejahteraan keluarga tidak hanya menyangkut kemakmuran saja, melainkan

juga harus secara keseluruhan sesuai dengan ketentraman yang berarti dengan

kemampuan itulah dapat menuju keselamatan dan ketentraman hidup.

B. Definisi Keluarga Sejahtera

Konsep Keluarga Sejahtera menurut UU No.10 tahun 1992 adalah keluarga

yang dibentuk atas dasar perkawinan yang syah mampu memenuhi kebutuhan

hidup spiritual dan material yang layak. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

memiliki hubungan serasi, selaras dan seimbang antara anggota keluarga dengan

masyarakat dan lingkungannya (A. Mungit, 1996). Sedangkan BKKBN

merumuskan pengertian keluarga sejahtera sebagai keluarga yang dapat

memenuhi kebutuhan anggotannya baik kebutuhan sandang, pangan, perumahan,

sosial dan agama, keluarga yang mempunyai keseimbangan antara penghasilan

keluarga dengan jumlah anggota keluarga, keluarga yang dapat memenuhi

kebutuhan kesehatan anggota keluarga, kehidupan bersama dengan masyarakat

sekitar, beribadah khusuk disamping terpenuhinya kebutuhan pokok.

Tujuan dibentuk keluarga sejahtera adalah untuk meningkatkan pengetahuan

kelurga tentang masalah yang dihadapi, untuk meningkatkan kemampuan

keluarga dalam menganalisis potensi peluang yang dimiliki, untuk meningkatkan

kemampuan masayarakat dalam memecahkan masalahnya secara mandiri, dan

untuk meningkatkan gotong royong dan kesetiakawanan sosial dalam membantu

keluarga prasejahtera untuk meningkatkan kesejahteraanya.

3

Page 4: Makalah Siap Konsep Keluarga Sejahtera[1]

C. Factor-faktor yang mempengaruhi kesejahteran

1. Faktor intern keluarga

a. Jumlah anggota keluarga

Pada zaman seperti sekarang ini tuntutan keluarga semakin meningkat

tidak hanya cukup dengan kebutuhan primer (sandang, pangan, papan,

pendidikan, dan saran pendidikan) tetapi kebutuhan lainya seperti

hiburan, rekreasi, sarana ibadah, saran untuk transportasi dan lingkungan

yang serasi. Kebutuhan diatas akan lebih memungkinkan dapat terpenuhi

jika jumlah anggota dalam keluarga sejumlah kecil.

b. Tempat tinggal

Suasana tempat tinggal sangat mempengaruhi kesejahteraan keluarga.

Keadaan tempat tinggal yang diatur sesuai dengan selera keindahan

penghuninya, akan lebih menimbulkan suasana yang tenang dan

mengembirakan serta menyejukan hati. Sebaliknya tempat tinggal yang

tidak teratur, tidak jarang meninbulkan kebosanan untuk menempati.

Kadang-kadang sering terjadi ketegangan antara anggota keluarga yang

disebabkan kekacauan pikiran karena tidak memperoleh rasa nyaman dan

tentram akibat tidak teraturnya sasaran dan keadaan tempat tinggal.

c. Keadaan sosial ekonomi kelurga.

Untuk mendapatkan kesejahteraan kelurga alasan yang paling kuat adalah

keadaan sosial dalam keluarga. Keadaan sosial dalam keluarga dapat

dikatakan baik atau harmonis, bilamana ada hubungan yang baik dan

benar-benar didasari ketulusan hati dan rasa kasih sayang antara anggota

keluarga.manifestasi daripada hubungan yang benar-benar didasari

ketulusan hati dan rasa penuh kasih sayang, nampak dengan adanya saling

hormat, menghormati, toleransi, bantu-membantu dan saling

mempercayai.

d. Keadaan ekonomi keluarga.

Ekonomi dalam keluarga meliputi keuangan dan sumber-sumber yang

dapat meningkatkan taraf hidup anggota kelurga makin terang pula

cahaya kehidupan keluarga. (BKKBN, 1994: 18-21). Jadi semakin

banyak sumber-sumber keuangan/ pendapatan yang diterima, maka akan

meningkatkan taraf hidup keluarga. Adapun sumber-sumber keuangan/

pendapatan dapat diperoleh dari menyewakan tanah, pekerjaan lain diluar

berdagang, dan sebagainya.

4

Page 5: Makalah Siap Konsep Keluarga Sejahtera[1]

2. Faktor ekstern

Kesejahteraan keluarga perlu dipelihara dan terus dikembangan terjadinya

kegoncangan dan ketegangan jiwa diantara anggota keluarga perlu di hindarkan,

karena hal ini dapat menggagu ketentraman dan kenyamanan kehidupan dan

kesejahteraan keluarga.

Faktor yang dapat mengakibatkan kegoncangan jiwa dan ketentraman batin

anggota keluarga yang datangnya dari luar lingkungan keluarga antara lain:

a. Faktor manusia: iri hati, dan fitnah, ancaman fisik, pelanggaran norma.

b. Faktor alam: bahaya alam, kerusuhan dan berbagai macam virus penyakit.

c. Faktor ekonomi negara: pendapatan tiap penduduk atau income perkapita

rendah, inflasi. (BKKBN, 1994 : 18-21)

D. Tahap-tahap keluarga sejahtera

Berdasarkan kemampuan keluarga untuk pemenuhan kebutuhan dasar,

kebutuhan psikososial, kemampuan memenuhi ekonominya, dan aktualisasinya

di masyarakat, serta memperhatikan perkembangan Negara Indonesia menuju

Negara Industri, maka Negara Indonesia menginginkan menginginkan

terwujudnya keluarga sejahtera. Di Indinesia keluarga dikelompokkan menjadi 5

tahap yaitu :

1. Keluarga prasejahtera

Yaitu keluarga yang belum dapat memenuhi salah satu atau lebih 5

kebutuhan dasar (kebutuhan dasar belum sepenuhnya terpenuhi) yaitu:

a. Melaksanakan ibadah menurut agamanya oleh masing-masing anggota

keluarga.

b. Pada umumnya seluruh anggota keluarga makan dua kali atau lebih.

c. Seluruh anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk

aktifitas di rumah, bekerja, sekolah, dan berpergian.

d. Lantai rumah terluas bukan lantai tanah.

e. Bila anak dan atau pasangan usia subur ingin KB di bawa ke sarana

kesehatan.

2. Keluarga sejahtera I

Yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya

secara minimal tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan sosial

psikologisnya. Pada Keluarga Sejahtera I kebutuhan dasar sampai dengan 5

telah terpenuhi namun kebutuhan sosial psikologisnya belum terpenuhi

yaitu:

5

Page 6: Makalah Siap Konsep Keluarga Sejahtera[1]

a. Anggota keluarga melaksanakan ibadah secar teratur.

b. Paling kurang sekali seminggu, keluarga menyediakan

daging/ikan/telur.

c. Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel pakaian

baru pertahun.

d. Luas lantai rumah paling kurang 8 meter panjang untuk tiap penghuni

rumah.

e. Seluruh anggota keluarga dalam 3 bulan terakhir dalam keadaan sehat.

f. Paling kurang satu anggota keluarga 15 tahun keatas berpenghuni

tetap.

g. Seluruh anggota keluarga yang berumur 10-60 tahun bisa baca tulis

huruf latin.

h. Seluruh anak berusia 5-15 tahun bersekolah saat ini.

i. Bila anak hidup 2 atau lebih, keluarga yang masih pasangan usia subur

memakai KB.

j. kontrasepsi (kecuali sedang hamil).

3. Keluarga sejahtera II

Yaitu keluarga-keluarga yang disamping telah dapat memenuhi

kebutuhan dasarnya, juga telah dapat memenuhi kebutuhan psikologisnya,

tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan pengembangannya, seperti

kebutuhan untuk menabung dan memperoleh informasi. Pada Keluarga

Sejahtera II, kebutuhan fisik dan sosial psikologis telah terpenuhi (1 s/d 14

terpenuhi), namun kebutuhan pengembangan belum sepenuhnya terpenuhi

anatara lain :

a. Mempunyai upaya untuk meningkatkan pengetahuan agama.

b. Sebagian dari penghasilan dapat disisikan untuk tabungan keluarga.

c. Biasanya makan bersama paling kurang sekali sehari dan kesempatan

itu dapat dimanfaatkan untuk berkomunikasi antar anggota keluarga.

d. Ikut serta dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya

e. Mengadakan rekreasi bersama di luar rumah oaling kurang 1 X / 6

bulan.

f. Dapat memperoleh berita dari surat kabar / radio / TV / majalah.

g. Anggota keluarga mampu menggunakkan sarana transportasi sesuai

kondisi daerah.

4. Keluarga sejahtera III

Yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan

dasar, sosial psikologis, dan pengembangan keluarganya, tetapi belum dapat

6

Page 7: Makalah Siap Konsep Keluarga Sejahtera[1]

memberikan sumbangan yanag teratur bagi masyarakat, seperti sumbangan

materi, dan berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan. Pada Keluarga

Sejahtera III, kebutuhan fisik, sosial psikologis dan pengembangan telah

terpenuhi (1 s/d 21 terpenuhi), namun kepeduliaan sosial belum terpenuhi

yaitu:

a. Secara teratur atau pada waktu tertentu dengan sukarela memberikan

sumbangan bagi kegiatan sosial masyarakat dalam bentuk materil

b. Kepala keluarga atau anggota keluarga aktif sebagai pengururs

perkumpulan / yayasan / institusi masyarakat

5. Keluarga sejahtera III plus

Yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan

dasar, sosial psikologis dan pengembangannya telah terpenuhi serta memiliki

kepeduliaan sosial yang tinggi (1 s/d 23 terpenuhi).

Menurut BKKBN (1999), tahapan keluarga dapat diukur berdasarkan tingkat

kesejahteraanya, yaitu sebagai berikut :

a) Keluarga prasejahtera

Yaitu keluarga-keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasar

(basic needs) secara minimal, seperti kebutuhan akan pengajaran, agama,

pangan sandang, papan dan kesehatan

b) Keluarga sejahtera tahap I

Yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya

secara minimal, tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan sosial

psikologis (social psychological need), seperti kebutuhan terhadap

pendidikan, keluarga berencana, interaksi dalam keluarga, interaksi dengan

lingkungan terhadap tempat tinggal, dan transportasi

c) Keuarga sejahtera tahap II

Yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar dan

seluruh kebutuhan psikologis, tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan

kebutuhan perkembangannya (developmental needs), seperti kebutuhan

untuk menabung dan memperoleh informasi

d) Keluarga sejahtera tahap III

Yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan

dasar, krbutuhan sosial-psikologis, dan kebutuhan perkembangan, namun

belum dapat memberikan sumbanagan (kontribusi) yang maksimal terhadap

masyarakat. Misalnya, secara teratur (waktu tertentu) memberikan

sumbangan dalam bentuk material dan keuangan untuk kepentingan sosial

kemasyarakatan serta berperan serta secara aktif dengan menjadi pengurus

7

Page 8: Makalah Siap Konsep Keluarga Sejahtera[1]

lembaga kemasyarakatan atau yayasan-yayasan sosial, keagamaan, kesenian,

olahraga, pendidikan dan sebagainya.

e) Keluarga sejahtera tahap III plus

Yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhannya,

baik yang bersifat dasar, sosial psikologis, maupun yang bersifat

pengembangan serta dapat pula memberikan sumbangan yang nyata dan

berkelanjutan bagi masyarakat.

f) Keluarga Miskin

BKKBN mendefinisikan Kemiskinan adalah keluarga miskin prasejahtera

tidak dapat melaksanakan ibadah menurut agamanya, tidak mampu makan 2

kali sehari, tidak memiliki pakaian berbeda untuk dirumah, bekerja dan

bepergian, bagian terluas rumah berlantai tanah dan tidak mampu membawa

anggota keluarga ke sarana kesehatan. Pengertian keluarga miskin ini

didefinisikan lebih lanjut menjadi :

a. paling kurang sekali sekali seminggu keluarga makan daging atau ikan

atau telur.

b. Setahun sekali seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu

stel pakaian baru.

c. luas lantai rumah paling kurang 8 m2 untuk tiap penghuni.

E. Pelaksanaan pembangunan keluarga sejahtera

Peraturan Pemerintah No.21 tahun 1994 pasal 2, menyatakan bahwa

penyelenggaraan pembangunan keluarga sejahtera diwujudkan melalui

pembangunan kualitas keluarga dan keluarga berencana yang diselenggarakan

secara menyeluruh dan terpadu oleh pemerintah, masyarakat, dan keluarga

Bertujuan untuk mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera,

bertaqwa kepada Tuhan Ynag Maha Esa, sehat, produktif, mandiri, dan memiliki

kemampuan untuk membangun diri sendiri dan lingkungan.

Pokok-pokok kegiatan :

1. Pembinaan ketahanan fisik keluarga adalah kegiatan pertumbuhan dan

pengembangan perilaku usaha dan tenaga terampil sehingga dapat

melakukan usaha ekonomi produktif untuk mewujudkan keluarga kecil,

bahagia dan sejahtera.

Bentuk kegiatan pembinaan ketahan fisik keluarga adalah sebagai berikut :

a. Penumbuhan dan pengembangan pengetahuan, sikap prilaku usaha

ketrampilan keluarga melalui penyuluhan, pelatihan, magang, studi

8

Page 9: Makalah Siap Konsep Keluarga Sejahtera[1]

banding dan pendampingan sehingga dapat melakukan usaha ekonomi

produktif untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera

b. Penumbuhan dan pengembangan kelompok usaha: melalui Usaha

Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS)

c. Pembinaan pemodalan, melalui tabungan, Takesra, kredit dan Kukesra

(Kredit keluarga sejahtera) pembinaan pemasaran, melalui kerjasama

dengan para pengusaha dan sektor terkait

d. Pembinaan produksi, dengan bimbingan dalam memilih dan

memanfaatkan alat teknologi tepat guna yang diperlukan dalam

produksi

e. Pembinaan kemitrausahaan, dengan para pengusaha dari sektor terkait

koperasi

f. Pengembangan jaringan usaha, khususnya bekerjasama dengan

Departemen Koperasi

g. Pengembanganjaringan usaha, khusunya bekerja sama dengan

Departemen Koperasi dan PPKM

2. Pembinaan ketahanan non fisik keluarga

Tujuan :

a) Peningkatan kualitas anak

b) Pembinaan kesehatan reproduksi remaja

c) Peningkatan keharmonisan keluarga, keimanan dan ketaqwaan terhadap

Tuhan Ynag Maha Esa

Bentuk kegiatan ketahan nonfisik keluarga adalah sebagai berikut :

a. Bina keluarga balita

Pembinaan terhadap orangtua anak balita agar pertumbuhan dan

perkembangan anaknya optimal secara fisik dan mental melalui

kelompok dengan bantuan alat permainan edukatif (APE)

b. Pembinaan kesehatan reproduksi remaja dilakukan melalui :

1) Pusat-pusat konsultasi remaja

2) Penyuluhan konseling di sekolah dan pesantren, kelompok-

kelompok

3) Remaja, karang taruna, remaja masjid, pramuka dan lain-lain

4) Kelompok Bina Keluarga Remaja (BKR) dan penyuluhan melalui

media massa

c. Pembinaan keluarga lansia melalui kelompok Bina Keluarga Lansia

(BKL)

d. Kegiatan-kegiatan lain adalah sebagi berikut :

9

Page 10: Makalah Siap Konsep Keluarga Sejahtera[1]

1) Gerakan Keluarga Sejahtera Sadar Buta Aksara

2) Beasiswa supersemar

3) Satuan Karya Pramuka Berencana (Saka Kencana) kegiatan lomba-

lomba

3. Pelayanan keluarga berencana

a. Kegiatan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE)

Kegiatan ini meningkatkan kesadaran, pengetahuan, dan perubahan

perilaku masyarakat dalam pelaksanaan KB

b. Pelayan kesehatan reproduksi meliputi pelayanan kontrasepsi,

pelayanan kesehatan reproduksi bagi ibu, serta pelayanan lain yang

ada hubungannya dengan reproduksi

4. Pendataan keluarga sejahtera

Dalam rangka mengevaluasi pelaksanaan Gerakan Keluarga Sejahtera

setiap tahun antara bulan Januari sampai Maret, dilakukan pendataan

keluarga untuk mengetahui pencapaian keluarga berencana dan tahapan

keluarga sejahtera

Friedman (1981) membagi lima tugas kesehatan yang harus dilakukan

oleh keluarga, yaitu :

a. Mengenal gangguan perkembangan kesehatana setiap anggotannya

b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat

c. Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit

dan yang tidak dapat membantu dirinya sendiri

d. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan

dan perkembangan kepribadian anggota keluarga

e. Mempertahankan hubungan timbale-balik antara keluarga lembaga-

lembaga kesehatan yang menunjukkan manfaat fasilitas kesehatan

dengan baik

F. Peran perawat dalam pembinaan keluarga sejahtera

Pembinaan keluarga terutama ditujukan pada keluarga prasejahtera dan

sejahtera tahap I. Di dalam pembinaan terhadap keluarga tersebut, perawat

mempunyai beberapa peran antara lain :

1. Pemberi informasi

Dalam hal ini perawat memberitahukan kepada keluarga tentang segala

sesuatu, khususnya yang berkaitan dengan kesehatan.

2. Penyuluh

10

Page 11: Makalah Siap Konsep Keluarga Sejahtera[1]

Agar keluarga yang dibinanya mengetahui lebih mendalam tentang

kesehatan dan tertarik untuk melaksanakan maka perawat harus memberikan

penyuluhan baik kepada perorangan dalam keluarga ataupun kelompok

dalam masyarakat.

3. Pendidik

Tujuan utama dari pembangunan kesehatan adalah membantu individu,

keluarga dan masyarakat untuk berperilaku hidup sehat sehingga dapat

memenuhi kebutuhan hidupnya secara mandiri. Untuk mencapai tujuan

tersebut perawat hares mendidik keluarga agar berperilaku sehat dan selalu

memberikan contoh yang positif tentang kesehatan.

4. Motivator

Apabila keluarga telah mengetahui, dan mencoba melaksanakan perilaku

positif dalam kesehatan, harus terus didorong agar konsisten dan lebih

berkembang. Dalam hal inilah perawat berperan sebagai motivator.

5. Penghubung keluarga dengan sarana pelayanan kesehatan adalah wajib bagi

setiap perawat untuk memperkenalkan sarana pelayanan kesehatan kepada

keluarga khususnya untuk yang belum pernah menggunakan sarana

pelayanan kesehatan dan pada keadaan salah satu/lebih anggota keluarga

perlu dirujuk ke sarana pelayanan kesehatan.

6. Penghubung keluarga dengan sektor terkait. Adakalanya masalah kesehatan

yang ditemukan bukanlah disebabkan oleh faktor penyebab yang murni dari

kesehatan tetapi disebabkan oleh faktor lain. Dalam hal ini perawat harus

menghubungi sektor terkait.

7. Pemberi pelayanan kesehatan. Sesuai dengan tugas perawat yaitu memberi

Asuhan Keperawatan yang profesional kepada individu, keluarga dan

masyarakat. Pelayanan yang diberikan karena adanya kelemahan fisik dan

mental, keterbataan pengetahuan, serta kurangnya keamanan menuju

kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Kegiatan

yang dilakukan bersifat "promotif', `preventif', "curatif' serta "rehabilitatif'

melalui proses keperawatan yaitu metodologi pendekatan pemecahan

masalah secara ilmiah dan terdiri dari langkah-langkah sebagai subproses.

Kegiatan tersebut dilaksanakan secara profesional, artinya tindakan,

pelayanan, tingkah laku serta penampilan dilakukan secara sungguh-sungguh

dan bertanggung jawab atas pekerjaan, jabatan, bekerja keras dalam

penampilan dan mendemontrasikan "SENCE OF ETHICS ".

8. Membantu keluarga dengan mengenal kekuatan mereka dan menggunakan

kekuatan mereka untuk memenuhi kebutuhan kesehatannya

11

Page 12: Makalah Siap Konsep Keluarga Sejahtera[1]

9. Pengkaji data individu, keluarga dan masyarakat sehingga didapat data yang

akurat dan dapat dilakukan suatu intervensi yang tepat. Peran-peran tersebut

di atas dapat dilaksanakan secara terpisah atau bersama-sama tergantung

situasi dan kondisi yang dihadapi.

10.

12

Page 13: Makalah Siap Konsep Keluarga Sejahtera[1]

BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

Keluarga sejahtera sebagai keluarga yang dapat memenuhi kebutuhan

anggotannya baik kebutuhan sandang, pangan, perumahan, sosial dan agama,

keluarga yang mempunyai keseimbangan antara penghasilan keluarga dengan

jumlah anggota keluarga, keluarga yang dapat memenuhi kebutuhan kesehatan

anggota keluarga, kehidupan bersama dengan masyarakat sekitar, beribadah

khusuk disamping terpenuhinya kebutuhan pokok.

Tujuan dibentuk keluarga sejahtera adalah untuk meningkatkan pengetahuan

kelurga tentang masalah yang dihadapi, untuk meningkatkan kemampuan

keluarga dalam menganalisis potensi peluang yang dimiliki, untuk meningkatkan

kemampuan masayarakat dalam memecahkan masalahnya secara mandiri, dan

untuk meningkatkan gotong royong dan kesetiakawanan sosial dalam membantu

keluarga prasejahtera untuk meningkatkan kesejahteraanya.

Faktor yang dapat mengakibatkan kegoncangan jiwa dan ketentraman batin

anggota keluarga yang datangnya dari luar lingkungan keluarga antara lain:

1. Faktor manusia: iri hati, dan fitnah, ancaman fisik, pelanggaran norma.

2. Faktor alam: bahaya alam, kerusuhan dan berbagai macam virus penyakit.

3. Faktor ekonomi negara: pendapatan tiap penduduk atau income perkapita

rendah, inflasi.

B. Saran

Dengan adanya makalah ini, para perawat mampu mengetahui konsep

keluarga sejahtera dengan baik dan mampu mengaplikasikannya dengan lancar.

13

Page 14: Makalah Siap Konsep Keluarga Sejahtera[1]

DAFTAR PUSTAKA

Setiadi. 2008. Konsep dan proses keperawatan keluarga. Jogjakarta: Graham ilmu

Sudiharto. 2007. Asuhan keperawatan keluarga dengan pendekatan keperawatan

transkultural. Jakarta: EGC

BKKBN, Pendataan Keluarga.

14