Upload
r-januari
View
11.112
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
“CNIDARIA DAN PORIFERA”
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah biosistematik hewan
yang dibina oleh Ibu Santy Damayanti S. Kes. M. Kes
Disusun oleh: Kelompok 2
M. Taufiq Hidayat
Mastunah
Murni Rahayu
Resti Fauziah
Rifki Muhammad Iqbal
Siti Kamalia Muharom
Kelas : Biologi III B
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2012
Page | i Makalah Cnidaria dan Porifera
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Karena berkat rahmat dan hidayah Nya penulis
dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan judul “PORIFERA DAN CNIDERIA”.
Makalah ini membahas mengenai filum pada subkingdon invertebrata yaitu porifera
dan cnideria. Penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan semua pihak yang telah
membantu penulisan makalah ini dan untuk menyempurnakan makalah. Penulis juga
menyadari bahwa makalah ini masih banyak sekali kekurangan dan masih jauh dari
kesempurnaan maka dalam kesempatan ini penulis mohon saran dan pendapat serta kritikan
yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya penulis mengucapkan semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan hidayah
Nya kepada kita semua sehingga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin Ya
Robbal Alamin.
Bandung, 13 Desember 2012
Penulis
Page | ii Makalah Cnidaria dan Porifera
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah....................................................................... 1
1.2 Tujuan .................................................................................................. 2
1.3 Rumusan Masalah ................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 4
2.1 Filum Cnidaria ....................................................................................... 2
2.1.1 Pengertian Cnidaria ........................................................... 3
2.1.2 Ciri Umum Phylum Cnidaria ............................................ 3
2.1.3 Bentuk Tubuh Cnidaria ..................................................... 4
2.1.4 Cara Cnidaria Membentuk Kehidupan .............................. 5
2.1.5 Klasifikasi Cnidaria ........................................................... 9
2.1.6 Peran Cnidaria Bagi Kehidupan ........................................ 12
2.1.7 Peranan Ekologi Susunan Batu Karang ............................ 12
2.2 Filum Porifera ........................................................................................ 14
2.2.1 Pengertian porifera ............................................................ 14
2.2.2 Karakteristik Umum Porifera ............................................ 15
2.2.3 Klasifikasi Porifera ............................................................ 16
2.2.4 Cara Porifera Membentuk Kehidupan .............................. 19
2.2.5. Peranan Porifera Bagi Kehidupan .................................... 21
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 22
3.1 Kesimpulan ...................................................................................... ...... 22
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 23
Page | 1 Makalah Cnidaria dan Porifera
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di bumi ini terdapat lebih dari satu juta spesies hewan yang telah terindentifikasi.
Hewan-hewan tersebut mempunyai banyak persamaan atau perbedaan, baik dalam bentuk,
ukuran maupun hubungan-hubungannya berdasarkan filogenetiknya.
Untuk memudahkan cara pengenalan, mempelajari dan untuk berkomunikasi tentang
berbagai jenis hewan tersebut, maka perlu adanya suatu sistematika yang dapat
menggolongkan hewan tersebut.
Dengan semakin meningkatnya aktivitas penduduk didaratan dewasa ini, maka lautan
merupakan sasaran dalam penggalian sumber daya alam untuk mengetahui kebutuhan yang
terus meningkat dimasa-masa mendatang. Salah satu sumber daya perikanan khususnya
perairan yang perlu diperhatikan kelestarian dan pemanfaatannya adalah ekosistem phylum
Cnidaria.
Cnidaria berasal dari bahasa Yunani, cnido yang berarti penyengat karena sesuai
dengan cirinya yang memiliki sel penyengat. Sel penyengat tersebut terletak pada tentakel
yang terdapat di sekitar mulutnya. Cnidaria merupakan nama lain dari Coelenterata.
Coelenterata berasal dari bahasa Yunani, koilos (rongga) dan entorn (usus). Jadi Coelenterata
adalah kelompok hewan yang berongga.
Porifera atau biasa disebut sebagai hewan berpori berasal dari kata pori yang berarti
lubang kecil dan fero yang berarti membawa atau mengandung. Contoh dari porivera adalah
sponsa. Sponsa merupakan hawan yang hidup menempel pada suatu substrat di laut. Telah
diketahui kira-kira 2500 spesies, ada beberapa yang hidup di air tawar, tetapi sebagian besar
hidup di laut. Nama filum ini dari kenyataan bahwa tubuh porifera mempunyai pori-pori. Air
beserta makanan masuk melalui pori kedalam rongga di dalam tubuh dari hewan akhirnya
keluar melalui oskulum. Air yang telah disaring ini akan dibuang melalui oskulum. .
Page | 2 Makalah Cnidaria dan Porifera
1.2 Tujuan
Mengidentifikasi karakteristik dari Cnidaria dan Porifera
Mengidentifikasi cara hidup Cnidaria dan Porifera
Mengidentifikasi peranan Cnidaria dan Porifera bagi kehidupan
1.3 Rumusan Masalah
Bagaimana karakteristik dari Cnidaria dan Porifera?
Bagaimana Cara Cnidaria dan Porifera membentuk kehidupan?
Bagaimana peranan Cnidaria dan Porifera bagi kehidupan?
Page | 3 Makalah Cnidaria dan Porifera
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Filum Cnidaria
2.1.1 Pengertian Cnidaria
Cnidaria termasuk anemon, karang, ubur-ubur dan hidroid dll. Semua termasuk
kedalam jenis jelly (ctenophora) dalam pilum Cnidaria. Mereka mungkin merupakan bentuk
dari polip sessile atau medusa yang mengambang bebas. Semuanya hewan air , hidup di laut
dan memiliki struktur yang sederhana. Mereka adalah individu dalam jumlah besar sedikitnya
10000 spesies tersebar luas di laut, ukuran yang bervariasi mulai dari individu seukukuran
milimeter sampai kumpulan karang dengan ukuran ratusan meter. Untaian sel (disebut Cnidae
atau nematosis ) digunakan untuk menangkap makanan dan pertahanan; mereka pilum yang
unik untuk diteliti.
Kombinasi kerumitan struktur dengan jumlah besar dan perbedaan menyediakan inti
perkenalan pilum. Diskusi terfokus pada bagaimana hewan sederhana dapat membuat
kehidupan dan fitur apkah yang memungkinkan mereka bergitu berbeda. Chapter ini lumayan
lengkap karena kemunculan beberapa gambar mengenai latar belakang yang penting untuk
konsiderasi hewan lain yang diuraikan.
2.1.2 Ciri umum Phylum Cnidaria
Simetri radial (biradial simetris, radio bilateral simetri), tanpa kepala dan tanpa
segmentasi.
Tubuh terdiri dari dua lapis sel, epidermis dan endodermis, di antara kedua lapis ini
terdapa mesoglea yang berfungsi sebagai jala syaraf. Pada salah satu lapis atau
kedua lapis sel tersebut terdapat nematosit (kapsul penyengat).
System syaraf terdiri atasa nyaman sel-sel syaraf yang tak berpolarisasi yang
terdapa pada dinding tubuh (mesoglea) tanpa system syaraf pusat. Beberapa
mempunyai bintik mata (eye spot) atau statosis.
Kerangka terdiri dari kapur, zat tanduk (khitin) atau tanpa kerangka serabut otot di
epitel.
Page | 4 Makalah Cnidaria dan Porifera
Mulut dikelilingi oleh tentakel lunak dan berhubungan dengan ruang pencernaan
yang berbentuk seperti kantung (gastrovaskular) yang dapat bercabang-cabang atau
dibagi-bagioleh septa, tanpadubur.
Tanpa darah, alat respirasi, danekresi
Reproduksi biasanya dengan pergantian generasi (metagenesis) dengan tunas
(aseksual pada polip), dan reproduksi seksual oleh gamet yang dihasilkan medusa
yang dapat bersifat monoseus atau dioseus. Beberapa dengan gonad sederhana
tanpa saluran kelamin.
Polip hydroid biasanya mikroskopis tetapi dari macam-macam spesies, berukuran
dari beberapa mm sampai 2 mm panjangnya. Ubur-ubur berukuran 12 mm sampai
2 m. (Cyanneaarctica, tentakel 10 m), anemon mempunyai diameter dari beberapa
mm sampai satu meter.
2.1.3 Bentuk Tubuh Cnidaria
Menurut bentuknya Cnidaria dapat dibedakan menjadi bentuk polyp dan medusa.
1. Polyp
Berbentuk seperti tabung, satu ujung tertutup dan merupakan tempat untuk
melekat sedang lainnya dengan mulut yang terletak di tengah-tengah,
biasanya dikelilingi oleh tentakell unak.
Umumnya hidup soliter (sendiri), tapi ada pula yang membentuk koloni.
Melekat pada dasar perairan, tidak dapat bergerak bebas, sehingga
menyerupai tumbuhan yang tertambat.
Tubuh atas membesar
Di dalam tubuh polip ini terdapat rongga gastrovaskuler yang fungsinya
sebagai saluran penncernaan.
Di bagian atas terdapat mulut dan tentakel untuk menangkap mangsa.
Polip merupakan fase vegetative pada Cnidaria, karena bisa melakukan
fragmentasi pemutusan bagian dari tubuhnya itu untuk membentuk
individu baru.
2. Medusa
Individu berenang-renang bebas dengan tubuh seperti gelatin, bentuk tubuh
mirip payung, tepi dilengkapi dengan tentakel, mempunyai mulut yang
menonkol di tengah, di daerah cekung bawah
Page | 5 Makalah Cnidaria dan Porifera
Fase medusa merupakan fase generatif (seksual), dimana pada fase ini
mengha-silkan sel telur dan sel sperma. Medusa dapat melepaskan diri dari
induk dan berenang bebas di perairan. Bentuknya seperti payung dan punya
tentakel yang melambai-lambai. Kita biasa menamakannya dengan ubur-
ubur
2.1.4 Cara Cnidaria Membentuk Kehidupan
1. Habitat dan Sistem Pencernaan
Cnidaria hidup bebas secara heterotrof di air laut maupun tawar, memangsa plankton
dan hewan kecil di air. Sebagaian besar hidup secara soliter atau berkoloni. Ada yang melekat
pada bebatuan atau benda lain di dasar perairan dan tidak dapat berpindah untuk bentuk polip,
sedangkan bentuk medusa dapat bergerak bebas melayang di air.
Jika terdapat hewan kecil, misal jentik nyamuk menempel pada tentakel dan
mengenai sel knidosit pada tentakel, makanan masuk ke dalam gastrosol akan dicerna dengan
bantuan enzim yang dikeluarkan oleh sel-sel gastrodermis. Pencernaan di dalam gastrosol
disebut sebagai pencernaan ekstraseluler. Hasil pencernaan dalam gastrosol akan ditelan oleh
sel-sel gastrodermis untuk kemudian dicerna lebih lanjut dalam vakuola makanan (pencernaan
intraseluler). Sel-sel endoderma menyerap sari-sari makanan dan diedarkan ke seluruh tubuh
secara difusi, bila berlebih akan disimpan dalam bentuk glikogen dan lemak, begitu pula
Page | 6 Makalah Cnidaria dan Porifera
untuk pengambilan oksigen dan pembuangan karbon dioksida secara difusi. Sisa-sisa
makanan akan dimuntahkan melalui mulut.
2. Nematosis dan makanan
Nematosis adalah sel menyengat yang memungkinkan polip sessile dan ubur-ubur
yang mengapung menjadi karnivora yang ganas, sering memangsa hewan yang lebih besar
dari mereka. Nematosis adalah sel khusus yang muncul pada tentakel.
Setiap kandungan kapsul tertutup dilindungi oleh sebuah penutup dan berisi gulungan
benang berduri atau pusaran yang berisi toksin yang mampu melumpuhkan. Beberapa
nematoksis tidak mengandung toksin : benang menjerat mangsa kecil atau melekatkan
mangsa dengan pengait.
Nematisis digerakkan oleh kombinasi rangsangan kimia dan mekanis, yang
menyebabkan tutup kapsul terbuka secara tiba-tiba melepaskan ikatan ion kalsium yang
meninggalkan kapsul. Kemudian air terdesak karena osmosis. Peningkatan tekanan air di
dalam kapsul, yang dibantu oleh pelepasan energi dalam dindingnya, hasilnya : tokson
dilepaskan dari ujungnya ke arah mangsa. Semua terjadi dalam hitungan detik. Benang yang
sudah digunakan dibuang dan ruang yang kosong digantikan dengan nematosis lainnya.
Ketika menangkap udang laut hydra mungkin kehilangan seperempat nematosisnya, tapi itu
akan terbentuk lagi dalam waktu 48 jam. Berikut adalah mekanisme kerja Nematosit:
Page | 7 Makalah Cnidaria dan Porifera
Nematosis dapat bereaksi secara mandiri dan semua mekanisme terkandung dalam sel
tunggal dimana mereka dapat bereaksi dengan cepat. Bagaimanapun mereka sering
diselaraskan oleh jaringan syaraf yang memproduksi ledakan nematosis.
Nematosis juga dapat digunakan sebagai pertahanan dari pemangsa dan untuk
menyerang kelompok polip penyaing yang bersaing untuk mendapatkan tempat. Dalam
spesies anemon dan karang, hubungan dengan clone asing menstimulasi pelepasan nematosis
dan menghasilkan sengatan perang pada clone yang berbeda.
Nematosis tidak diketahui dalam hewan metazoa lainnya kecuali beberapa cabang
moluska, dengan mengekstak mereka dari makanan cnidaria dan memanfaatkan mereka demi
kepentingan mereka. Sebuah petunjuk tentang asal usul evolusi nematosis muncul dari spora
yang berisi gulungan benang dan Myxosporidia memiliki spora yang berisi kapsul yang
menyerupai nematosis dengan cekungan tubule. Ketika melakukan kontak dengan inang yang
cocok, spora masuk dalam tubule dan melepoaskan isi spora pada sel inang. Mungkin nenek
moyang cnidaria mampu untuk menggabungkan dan menggunakan beberapa parasit : tapi itu
hanyalah dugaan semata.
3. Sistem Syaraf
Cnidaria memiliki sistem saraf sederhana yang tersebar berbentuk jala yang berfungsi
mengendalikan gerakan dalam merespon rangsangan. Sistem saraf terdapat pada
Page | 8 Makalah Cnidaria dan Porifera
mesoglea.Mesoglea adalah lapisan bukan sel yang terdapat diantara lapisan epidermis dan
gastrodermis.Gastrodermis tersusun dari bahan gelatin.
4. Sistem Reproduksi
Pada daerah yang memiliki 4 musim, reproduksi aseksual terjadi pada musim panas,
sedangkan seksual terjadi pada musim gugur, dimana telur adalah alat untuk mengatasi musim
dingin
1. Aseksual (vegetatif)
Dilakukan dengan membentuk kuncup pada kaki pada fase polip. Makin lama makin
besar, lalu membentuk tentakel. Kuncup tumbuh disekitar kaki sampai besar hingga induknya
membuat kuncup baru. Semakin banyak lalu menjadi koloni.
2. Seksual (generatif)
Dilakukan dengan peleburan sel sperma dengan sel ovum (telur) yang terjadi pada fase
medusa. Letak testis di dekat tentakel sedangkan ovarium dekat kaki. Sperma masak
dikeluarkan lalu berenang hingga menuju ovum. Ovum yang dibuahi akan membentuk zigot.
Mula-mula zigot tumbuh di ovarium hingga menjadi larva. Larva bersilia (planula) berenang
meninggalkan induk dan membentuk polip di dasar perairan.
Page | 9 Makalah Cnidaria dan Porifera
2.1.5 Klasisikasi Cnidaria
Cnidaria dibedakan menjadi 3 kelas, yaitu : Hydrozoa, Scyphozoa, dan Anthozoa
1. Hydrozoa
Hydrozoa berasal dari kata hydra, artinya
hewan yang bentuknya seperti ular, sering
dianggap sebagai ganggang laut.
Umumnya hidup soliter atau berkoloni.
Soliter berbentuk polip dan yang berkoloni
berbentuk polip dan medusa. Hydrozoa
hidup secara soliter dan ada yang
berkoloni. Pada jenis yang berkoloni,
kuncup tetap melekat pada induk
kemudian membentuk kuncup baru, hingga
akhirnya tiap polip berhubungan satu sama
lain disebut koloni hydroid, dimana
epidermis, mesoglea, gastrodermis dan
gastrovaskuler cavity bersambungan
Contoh Hydra dan Obellia.
2. Scyphozooa
Berasal dari kata scyphos = mangkok. Memiliki bentuk dominan medusa. Contoh
hewan kelas ini adalah Aurellia aurita. (d = 7–10 mm) , dengan pinggiran berlekuk-lekuk 8
buah. Aurellia mengalami pergiliran keturunan seksual dan aseksual. Zigot berkembang
menjadi larva bersilia (planula). Planula akan menempel pada tempat yang sesuai lalu tumbuh
menjadi polip (skifistoma). Skifistoma kemudian membentuk tunas lateral sehingga tampak
seperti tumpukan piring (strobilasi). Kuncup paling atas akan melepaskan diri dan menjadi
medusa muda disebut Efira. Selanjutnya efira berkembang menjadi medusa dewasa.
Obellia
Hydra
Page | 11 Makalah Cnidaria dan Porifera
3. Anthozoa
Berasal dari kata anthos = bunga. Hidup di laut bentuk polip, tidak punya fase medusa.
Polip anthozoa itu lebih besar dari hydrozoa maupun scyphozoa. Anthozoa bereproduksi
secara aseksual dengan tunas dan fragmentasi serta reproduksi seksual dengan menghasilkan
gamet. Polip bereproduksi secara aseksual dengan tunas, pembelahan dan fragmentasi.
Reproduksi seksual dengan fertilisasi yang menghasilkan zigot lalu menjadi planula. Kelas
Anthozoa meliputi Mawar Laut (Anemon Laut) dan Koral (Karang)
Mawar Laut (Anemon Laut)
Mawar laut menempel pada dasar perairan.
Pada permukaan mulut Mawar Laut
terdapat banyak tentakel berukuran pendek
untuk mencegah agar kotoran tidak
melekat sehingga tetap bersih. Beberapa
anemon laut dapat bergerak seperti siput,
bergerak secara perlahan dengan cara
menempel..Sebagian besar anemon laut
memiliki sel penyengat yang berguna
untuk melindungi dirinya dari predator.
Page | 12 Makalah Cnidaria dan Porifera
Koral (Karang)
Koral atau karang cara hidupnya berkoloni
membentuk massa yang kaku dan kuat.
Massa itu sebenarnya karang kapur yang
dibentuk oleh generasi polip. Koral yang
sudah mati, rangka kapurnya akan menjadi
batu karang/terumbu. Koral hidup di air
jernih dan dangkal karena koral
bersimbiosis dengan ganggang. Ganggang
memberikan makanan dan membantu
pembentukan rangka pada
koral.Sedangkan koral memberikan
buangan yang merupakan makanan bagi
ganggang serta perlindungan bagi
ganggang dari herbivora.
2.1.6 Peranan Cnidaria Bagi Kehidupan
Sebagian besar Cnidaria lainnya pada ekosistem laut memiliki peran ekologis yang
penting, seperti membentuk batu karang penahan gelombang. Terumbu karang yang terdiri
dari spesies-spesies dari filum Porifera dan Cnidaria membentuk pemandangan yang indah di
dasar laut. Dua puluh lima persen ikan yang dikonsumsi manusia juga hidup pada ekosistem
ini. Selain itu manfaat hewan filum coelenterate antaralain:
Tempat hidup ikan serta
Sumber keanekaragaman hayati, penelitian dan pemanfaatan biota perairan lainnya
yang terkandung di dalamnya. Mawar laut atau anemone laut dapat membentuk taman
laut yang indah
Ubur-ubur dimanfaatkan untuk dibuat tepung ubur-ubur, kemudian diolah menjadi
bahan kosmetik / kecantikan. Di Jepang selain sebagai bahan kosmetik, ubur-ubur
dimanfaatkan sebagai bahan makanan. beberapa jenis ubur-ubur digunakan sebagai
bahan pembuatan agar-agar.
Melindungi pantai dari abrasi
Dapat dibuat menjadi perhiasan
Pembentuk terumbu karang Sebagai obat-obatan
Page | 13 Makalah Cnidaria dan Porifera
2.1.7 Peranan Ekologi Susunan Batu Karang
Susunan atau bangunan batu karang dibangun oleh karang yang memiliki struktur
terbesar yang pernah dibuat oleh hewan, termasuk diri kita. Pernyataan jumlah luas kalsium
karbonat oleh koloni polip yang kecil tergantung pada kehadiran alga hijau, yang hdiup di
dalam sel polip karang; seperti sebuah gabungan untuk keuntungan mutual yang disebut
„symbiosis‟. Photosynthesis oleh alga menyediakan koral makanan dan alga membantu
mengambil nitrat dan posfat. Juga, fotosintesis memudahkan proses pengapuran dengan
memindahakan karbondioksida yang menaikkan pemisahan kalsium yang dilarutkan dalam air
laut, dengan formasi dan endapan kalsium karbonat :
Ca(HCO3)2 = CaCO3+H2O+CO2
Bangunan karang terjadi di laut tropis. Mereka perlu cahaya cukup untuk fotosintesis
oleh simbiosis alga dengan temperatur sekitar 23-29 oC (dengan suhu optimum 26-27). Dua
faktor ini juga menentukan kedalaman dimana polip kerang dapat tumbuh. Ini sering ada pada
puncak kerangka coral yang telah mati karena bekas pergantian dalam level laut. Kerangka
kerang mungkin terentang sepanjang hampir satu kilometer dan kedalamannya hampir
setengahnya, yang memeberikan kita sebuah rekor perubahan dalam level laut kembali pada
era Cretaceous. Perubahan level laut telah memungkinkan migrasi batu karang, lintangan
karangan dan pulau karang terbentuk.
Batu karang disebut juga hutan hujan di laut karena mereka menyokong ekosistem
yang lebih kaya daripada habitat laut lainnya. Karang menyediakan permukaan untuk
pertumbuhan organisme yang menetap dan pemberhentian bagi mobilitas hewan laut. Mereka
juga menyediakan makanan : bekerja pada karang Acropora di Australian Great Barrier Reef
menunjukkan bahwa sebagian produksi karbon dipancarkan sebagai mucus. Tidak hanya
melindungi polip karang tapi juga menangkap partikel makanan yang menyuplai seluruh
ekosistem karang. Karang dihuni oleh berbagai jenis ikan, Crustacean, Echinoderm dan
hewan invetebrata lainnya : lebih dari 93.000 spesies karang hunian sejauh ini sudah berhasil
digambarkan.
Seperti hutan hujan, batu karang saat ini sedang mengalami kehancuran, khususnya
karena pemusnahan oleh ledakan populasi secara berkala bintang laut berduri, tapi
kebanyakan karena ulah kita. Aktivitas pengrusakan oleh manusia termasuk polusi laut,
penyuburan nutrisi karena pertanian, mencari ikan dengan dinamit, penambangan batu dan
pengambilan karang untuk dijual. Karang di dekat pantai hampir mati karena endapan
Page | 14 Makalah Cnidaria dan Porifera
daratan, yang diikuti oleh penebangan dan perkembangan bangunan di pantai. Sangat sering
saat ini kita menemukan karang telah menjadi memutih karena melepaskan alganya, rangka
putih tanpa adanya kehidupan. Sebuah contoh kemerosotan dalam jangka lama datang dari
Caribbean, dengan reduksi karang hidup dengan 80% lebih dari tiga dekade.
Akhir-akhir ini, iklim berubah menghasilkan temperatur laut terlalu tinggi untuk
simbiosis alga yang telah diketahui sebagai penyebab utama pemutihan. Daya tahan karang
yang semakin melemah menghadapi bakteri penyakit yang jahat, menyebabkan tekanan
fisiologi, dan kerusakan yang lebih jauh. Beberapa karang Carribean merubah simbiotik alga
mereka menjadi keturunan baru dengan daya tahan panas yang lebih hebat, dan kelimpahan
yang sudah terjadi, tapi adaptasi berjlan lambat dan tidak bisa menjaga langkah dengan
jumlah peringatan di laut. Akhir-akhir ini banyak mengenali adanya bahaya pengasaman laut
oleh CO2 yang disebabkan karena penguraian kerangka Calcareous. Dua puluh lima persen
dunia karang telah hilang atau mengalami penurunan karena global warming, yang setidaknya
bagian ini dilakukan oleh aktifitas manusia. Upaya pelestarian utama dibutuhkan untuk
menjaga ekosistem laut yang terpenting ini.
2.2 Filum Porifera
2.2.1. Pengertian Porifera
Porifera dalam bahasa latin , porus artinya pori, sedangkan fer artinya membawa.
Porifera adalah hewan multiseluler atau metazoa yang paling sederhana. Karena hewan ini
memiliki ciri yaitu tubuhnya berpori seperti busa tau spons sehingga porifera disebut juga
sebagai hewan sponge.
Sponge adalah binatang yang tidak bergerak, karena tidak memiliki syaraf dan otot.
Mereka mungkin berkontraksi dengan menggunakan pori-pori yang lebih besar tapi ini sangat
membatasi dalam bergerak. Tipe sel sponge adalah sell penahan yang istimewa atau disebut
„choanocytes‟. „pinacocytes‟ yang membentuk lapisan luar dan „amoebacytes‟ yang meliputi
seluruh pusat jelly atau „mesohyl‟. Jelly ini dibutuhkan untuk menyangga : dibandingkan
dengan hewan lainnya, sell terdekat tidak terikat bersamaan oleh membran dasar. Pori-pori
kecil melubangi seluruh tubuh (menurut nama pilum, Porifera artinya berpori). Air membawa
partikel makanan masuk ke dalam tubuh melalui pori-pori kecil (ostia), digerakkan masuk
oleh hentakan dari flagela sel collar dalam. Sel ini mengektsrak partikel makanan dari air,
yang mengalir melalui pori yang lebih lebar, oskula. Struktur menjadi diuraikan selama
evolusi. Susunan ini, dengan menggunakan „the principal opening exhalant, sangat unik
dimilki sponge. Kerangka terbuat dari spikula, kalsium atau silika dengan atau tanpa
susunan protein tipe kolagen tanduk. Penggunaan silika merupakan fitur yang unik. Jajaran
Page | 15 Makalah Cnidaria dan Porifera
luas yang tidak biasa materi kerangka terjadi kepada spesies sponge yang memiliki hubungan
dekat. Kerangka hewan, baik keras maupun hidrostatik biasanya merubah kontraksi otot
menjadi gerakan. Sponge, tidak punya otot dan kerangka pendukung sehingga tidak
memungkinkan terjadinya pergerakan. Spikula mempunyai fungsi penting dalam menentukan
bentuk sponge, yang menjaga pori-pori terbuka dan mempertahankan saluran dalam.
2.2.2. Karakteristik Umum Porifera
Multiseluler (tubuh terdiri dari banyak sel), namun belum membentuk jaringan
bentuk tubuh seperti vas bunga, mangkuk, tabung atau tumbuhan.
Hidup sessil (melekat pada substrat)
Sebagian besar habitatnya di laut dangkal (hingga kedalaman 3,5 m), kecuali
familia spongilidae hidup di air tawar
Tubuh simetri radial, ada pula yang asimetri diploblastik, (tubuh terdiri dari 2
lapis, yaitu epidermis dan endodermis)
Pencernaan makan secara interseluler
Rangka tubuh terbuat dari spikula
Memiliki 3 tipe saluran air, yaitu: ascon, sycon dan leucon
Reproduksi secara seksual dan aseksual
Page | 16 Makalah Cnidaria dan Porifera
2.2.3. Klasifikasi Porifera
Berdasarkan bahan penyusun rangkanya, porifera diklasifikasikan menjadi tiga kelas,
yaitu Hexactinellida atau Hyalospongiae, Demospongiae, dan Calcarea (Calcisspongiae)
1) Hexactinellida
Hexactinelida merupakan porifera yang tersebar luas pada semua lautan. Habitat
utama dari porifera ini adalah pada lautan dalam. Ciri yang membedakan kelas ini dari kelas
lain adalah kerangkanya yang disusun oleh spikula silikat. Kerangka spons pada kelas
hexactinelida tidak memiliki jaringan spongin. Sel epithelium dermal dan koanosit terbatas
pada bentuk-bentuk ruang yang tersembunyi.
Sub Kelas Hexasterophora
Ciri khas yang ada pada subkelas ini adalah microscleres parenchimalnya berupa
hexaster. Contoh Euplectella
Sub Kelas Amphidiscorpha
Ciri utama pada sub kelas ini adalah microscleres parenchimalnya berupa Amphidics.
Contoh Hyalonema
2) Demospongia
Porifera yang termasuk dalam kelas Demospongia memiliki kerangka berupa empat
spikula silica atau dari serabut spongin atau keduanya. Beberapa bentuk primitive tidak
memiliki rangka. Tipe saluran air yang ada pada spons ini berupa Leuconoid. Porifera yang
masuk dalam kelompok Demospongia memiliki penyebaran yang paling luas dari daerah tidal
hingga kedalaman abvasal. Beberapa bentuk memiliki habitat di air tawar.
Euplectella aspergillum
Kingdom : Animalia
Filum : Porifera
Kelas : Hexactenillida
Ordo : Lyssacinosidea
Family : Euplectellidae
Genus : Euplectella
Spesies : Euplectella
aspergillum
Klasifikasi Euplectella
Page | 17 Makalah Cnidaria dan Porifera
Sub kelas Tetractinomorpha
Ciri Utama dari sub kelas Tetractinomorpha adalah memiliki megaskleres tetraxonid
dan monoxonid, mikroskleres asterose dan kadang-kadang tidak memiliki serat spongin.
Tubuh spons ini memiliki bentuk radial dan perkembangan cortical axial mengalami
kemajuan. Kelompok ini mencakup spesies ovipar dengan stereogtastrula. Famili yang
primitive menetaskan amphiblastulae.
1. Ordo Homosclerophorida
Porifera dalam ordo ini merupakan Tetractinomorpha primitive yang memiliki struktur
Leuconoid homogen dengan sedikit dareah terdeferensiasi. Larva menetas berupa
amphiblastula. Spikulanya berupa teract berukuran kecil. Beberapa spesies tidak memiliki
rangka seperti pada Oscarella.
2. Ordo Choristida
Porifera yang termasuk ordo Choristida paling tidak memiliki beberapa megaskleres
tetraxons, biasanya berupa triaenes, mikroskleres berupa aster, sterptaster atau sigmasprae
yang khas. Contoh Geodia dan, Aciculites.
Sub Kelas Ceractinomorpha
Ciri utama yang menjadi dasar pengklasifikasian dari sub kelas Ceractinomorpha
adalah larvanya yang berupa stereogastrula, megaskleresnya berupa monaxonid, dan
mikrosklesesnya berupa sigmoid atau chalete. Aster tidak pernah ditemukan. Pada rangkanya
juga sering ditemukan sponging B tetapi dalam jumlah yang bervariasi.
1. Ordo Halichondrida. Porifera yang ada dalam ordo Halichomonacndrida memiliki
Kerangka megaskleres berupa monactinal dan atau diactinal serta tidak memiliki
microskleres. Contoh Halichondrida, Hymeniacidondan, Ciocalypta
2. Ordo Poecilosclerida. Porifera yang masuk dalam ordo ini memiliki rangka yang selalu
mengandung megaskleres choanosomal dan dermal. Contoh Coelosphoera dan Myxilla
3. Ordo Haplosclerida. Porifera ini kadang-kadang memiliki rangka silikat yang jika ada
terbuat dari kategori tunggal dari megaskleres yang terletak pada serat spongin atau
bergabung dalam suatu anyaman yang diikat dengan perekat spongin. Contoh Haliclona,.
Megaskleresnya berupa diactinal dan kadang-kadang berupa monactinal yang sedikit
bervariasi dalam hal ukuran. Jika ada, mikroskleresnya berupa Chelate, taxiform, sigmoid
atau raphdes. Beberapa genus seperti Dactylia tidak memiliki spikula dan mempunyai rangka
dari serat sponin. Rangka dermal berspikula tidak pernah ada . Dermal yang terspesialisasi
hanya terlihat pada Callyspongiidae dimana suatu jaringan yang kompleks dari serat spongin
bercabang-cabang menembus lapisan dermal. Contoh Callyspongia
Page | 18 Makalah Cnidaria dan Porifera
4. Ordo Dictyoceratida. Porifera yang masuk dalam ordo Dictyoceratida tidak meiliki
spikula. Rangka sepenuhnya tersusun dari suatu anyaman dari serat spongin yang bisa
menyertakan partikel lain seperti pasir,kerang ,spikula atau spons lain. Lapisan dermal sering
diperkuat oleh spongin A.
c) Kelas Calcarea
Calcarea merupakan spons yang hidup di laut. Spons ini memiki kerangka spikula dari
zat kapur yang tidak terdeferensiasi menjadi megaskleres dan mikroskleres. Bentuk spons ini
bervariasi dari bentuk yang menyerupai vas dengan simetri radial hingga bentuk bentuk
koloni yang membentuk bangunan serupa anyaman dari pembuluh-pembuluh yang kecil
hingga lembaran dan bahkan ada yang mencapai bentuk raksasa.
Sub kelas Calcaronea
Ciri khas dari sub kelas ini adalah larvanya yang berupa larva amphibalstulae.
Koanosit terletak pada posisi apical. Flagela dari tiap koanosit muncul dari nucleus. Spikula
triradiate biasanya satu helai yang terpanjang dari yang lain . Struktur tipe saluran air yang
ada pada sub kelas ini berupa tipe leuconoid yang berasal dari tipe syconoid.
1. Ordo Leucosolenida. Tipe ini memiliki struktur Asconoid. Contoh Leucosolenia
2. Ordo Sycettida. Tipe saluran air yang ada pada ordo ini ada yang berupa Syconoid atau
Leuconoid. Contoh Sycon
Oscarella rubra Haliclona oculata
Page | 19 Makalah Cnidaria dan Porifera
Sub Kelas Calcinea
Ciri khas yang ada sub kelas Calcinea adalah larvanya yang berupa parenchymula dan
flagella dari koanosit muncul tersendiri dari nucleus koanosit yang menempati dasar sel.Pada
sebagian besar spesies triradiata , spikula memiliki ukuran yang sama. Bentuk Leuconoid
yang ada pada sub kelas ini tidak berasal dari tipe syconoid tetapi langsung berupa anyaman
dari asconoid.
1. Ordo Clathrinida
Ciri khas dari ordo ini adalah tipe saluran airnya berupa asconoid yang secara permanen
serta tidak memiliki membrane dermal atau korteks. Contoh Clathrin.
2. Ordo Leucettida
Ciri khas dari Ordo ini adalah tipe saluran air yang berupa Syconoid hingga Leuconoid
dengan membrane dermal atau korteks yang jelas. Contoh Leucascus levcetta.
3. Ordo Pharetronida
Ciri khas yang ada pada ordo ini adalah tipe saluran airnya yang berupa Leuconoid dan
rangka tersusun dari spikula quadriradiata yang disertai penguat calcareous. Contoh
Petrobiona dan Minchinella.
2.2.4. Cara Porifera membentuk kehidupan
1. Metode makanan
Choanocytes menciptakan arus air dan menangkap makanan. Collar adalah sebuah
cincin yang berisi 30 lipatan (mikrovili), terhubung oleh jembatan menyilang. Makanan
diserap oleh cel penelan makanan di kaki collar. Dalam Calcarea dan Demospongiae bagian
Sycon raphanus Petrobiona massiliana
Page | 20 Makalah Cnidaria dan Porifera
dalamnya sudah berubah untuk membentuk saluran dan ruang flagel. Susunan ini
menyediakan permukaan area yang luas yang tertutup dalam Choanocytes dan perlahan air
mengalir melalui sel ini, menggunakan banyak waktu untuk penangkapan makanan.
Partikel makanan yang cukup datang karena air terpompa secara intensive dan tiba-
tiba : contohnya, seekor spesimen Leuconia (demospomgiiae) yang tumbuh 10 cm tingginya
dengan diameter 1 cm berisi sekitar 2,2 juta ruang flagel dan memompa 22,5 liter air perhari.
Oskular memancar keluar 8,5 cm perdetik. Amoebatic membantu sirkulasi makanana melalui
sponge, semua usus berada dalam sel. Sebagai hewan air yang kedap, materi organik
dilarutkan untuk sumber makanan.
2. Perilaku
Hewan ini bersifat sessile, tidak mempunyai organ perasa, syaraf dan otot; apa yang
dapat mereka jadikan cara hidup dalam berperilaku? Dimulai dari perkiraan yang terendah,
kita dapat menemukannya sedikit sulit. Contohnya, jumlah getaran flagel dapat dipengaruhi
oleh beberapa hal : pada satu percobaan dengan Halichondria yang getaran flagelnya
mencapai 3 cm di dalam air dan meningkat menjadi 7 cm perdetik ketika pengaruh luar
meningkat. Ada ukuran komunikasi, bahkan kordinasi dalam sel : contohnya,pembesaran
sebuah saluran mungkin disebarkan dan rangsangan seperti sentuhan, pembukaan ke air atau
udara dapat menghasilkan penutupan osculum yang renggang. Meskipun tidak ada lapisan
penghubung anatra sel yang menghubungkan saluran secara tepat dan bentuk yang temporari.
Reaksinya lambat, seperti yang ditunjukkan Hymeniacidon, sebuah pertumbuhan yang
membentuk kerak setebal beberapa sentimeter, di laut inggris. Tusuk, dan sepuluh menit
kemudian oskulum akan menutup. Tidak jelas bagaimana kontraksi ini dicapai, tapi ada
amoebatic yang disebut „myocytes‟ yang kaya akan mikrofilamen dan mikrotubulus
melingkari oskula tersebut. Ada bukti bahwa myocytes mungkin berisi fibril (aktin dan
miosin) yang merupakan dasar kontraksi di semua hewan yang diselidiki (bahkan dalam
beberapa sel tunggal)/ sekarang jelas bagaimana sel dapat diperluas kembali, kecuali oleh
tarikan sel terdekat, tapi pompaan air harus membantu untuk menahan bentuk sponge. Setelah
itu, sponge tidak perlu reaksi tepat : itu hanya perlu menutup secepat mungkin untuk
mencegah kekeringan ketika ombak surut. Bahaya lebih buruk akan di acuhkan oskula dengan
getaran flagel terus menerus : sponge mungkin pecah.
Larva sponge bersifat motil, menggunakan flagel. Pergerakan mereka tidak di bawah
kontrol syaraf, tapi sel merespon untuk berubah dalam intensitas cahaya yang bisa merubah
arah renang. Pada pelepasan pertama, larva berenang di bagian atas laut, berenang berputar-
putar : kenaikan intensitas cahaya dari atas membuat keras flagel perputaran larva, membawa
merka ke tempat yang lebih gelap di bawah laut.
Page | 21 Makalah Cnidaria dan Porifera
Ini adalah Hexactinellida yang berbeda, tingkatan kordinasi yang lebih tinggi telah
ditemukan. Diameter oskula tidak dapat berubah, tapi stimulasi mekanik dan elektrik flagel di
setiap ruangan mungkin berhenti bergetar. Tidak ada syaraf : impuls elektrik lewat melalui
lapisan syncitium yang berkesinambungan. Sponge tanpa signal elektrik dapat dikenali.
3. Reproduksi dan perkembangan
Sponge mempunyai kekuatan regenerasi luar biasa : mereka bisa menegang melalui
jala halus dalam sel yang akan datang bersamaan, berkumpul dan terbagi ke dalam sponge
yang tersusun-susun. Sel dari spesies yang berbeda tidak akan bersatu. Dalam reproduksi
tubuh sponge aseksual dengan melewati kesiapan : sulit untuk membedakan dari
pertumbuhan. Sponge di air segar menaikan bagian tubuhnya untuk membentuk „gemmules‟,
tingkatan tantangan untuk melawan lingkungan yang meregenerasi ketika kondisinya baik.
Pada reprosuksi seksual, gamet terbentuk di mesohyl dengan pembedaan sel lain.
Kebanyakan sponge adalah hermaprodit, tapi dengan pembuahan silang. Ketika sperma dari
spesies yang sama masuk ke dalam ostium, itu ditelan oleh choanocyte yang menghilangkan
flagelnya dan bergerak melalui jelly sampai menemukan sebuah telur, tata caranya sangat
berbeda dengan metazoa lainnya.
Hewan sessile dewasa selalu perlu larva yang berenang bebas untuk pemisahan.
Sponge mempunyai larva flagel yang sederhana, yang biasanya berkembang dalam tubuh
induk dan kemudian lepas untuk berendang dan melekatkan diri di tempat yang cocok.
Beberapa spesies mencapai pembubaran dengan pemisahan aseksual yang diikuti
pembebasan larva dari bagian yang dipisahkan. Ketika larva telah melekat, sel bergerak dan
menjadi tersusun kembali dalam proses yang berhubungan dengan gastrulasi Metazoa lainnya
dan diatur oleh gen yang sama. Larva memiliki bentuk sel yang dibedakan selama masih
hidup; bentuk ini menjadi kurang jelas dalam metamorfosis. Beberapa sponge sel flagel
terluar hilang pada proses gastrulasi, tapi di Calcaria mereka membedakan diri menjai sel
multipotent. Sel, apapun asalnya, kemudian bergerak, terbagi dan memisahkan diri.
2.2.5. Peran Porifera Bagi Kehidupan
1. Sebagai makanan hewan laut lainnya
2. Sebagai sarana kamuflase bagi beberapa hewan laut
3. Sebagai hiasan akuarium
4. Sebagai alat penggosok untuk mandi dan mencuci
5. Porifera yang dijadikan obat kontrasepsi (KB)
6. Sebagai campuran bahan industri (kosmetik)
Page | 22 Makalah Cnidaria dan Porifera
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan studi literature dapat disimpulkan bahwa Coelenterata
adalah salah satu phylum dari animalia, ciri khasnya yaitu mempunyai usus yang berongga.
Dan mempunyai sel nematosit untuk menangkap mangsa. Salah satu anggota dari filum ini
terumbu karang yang ada di laut yang berfungsi sebagai salah satu faktor yang memperkecil
gelombang pasang air laut. Untuk itulah kita sebagai manusia harus mensyukuri dan menjaga
kelestarian dari berbagai makhluk hidup khususnya coelenterate ini.
Porifera adalah hewan yang berpori sehingag disebut juga dengan sponge. Hewan ini
merupakan hewan paling sederhana. Berdasarkan bahan penyusun rangkanya, porifera
diklasifikasikan menjadi tiga kelas, yaitu Hexactinellida atau Hyalospongiae, Demospongiae,
dan Calcarea (Calcisspongiae). Salah satu contoh spesiesnya yaitu Oscarella rubra. Salah satu
fungsinya yaitu sebagai alat penggosok untuk mandi dan mencuci.
Page | 23 Makalah Cnidaria dan Porifera
DAFTRA PUSTAKA
Bouillon, J. Graviti, C., Pages, F. Gili, J. M. Bocro. 2004. Fauna of The Mediteraniane
Hydrozoa. Scientia Marina68 (Supl 2):5-438.
Fenner, P. J. Williamson, J. A. Burnett, J. W. And Rifkin, J. 1993. First and Tretment of
Jellyfish stings in Australia : Response to a newly differentiated species. Medical
Journal of Australia 158 : 498-501.
Postletwait, John H. dan Janet L. Hopson. 2006. Modern Biology. Holt, Rinehart, and
Winston : Texas
Stephen A. Miller , John P. Harley. 2007. Zoology. mcGraw-Hill: New York
Suwignyo, Sugiarti, dkk. 2005. Avertebrata Air. CPenebarSwadaya : Jakarta
Werner, B., Cutress, C. E. & Studebaker, J. P. 1971.Life cycle of Tripedaliacystophora
Conant (Cubomedusae). Nature 232: 582-583
Page | 24 Makalah Cnidaria dan Porifera
Diskusi :
1. Bagaimana perbedaan antara spikula yang disusun oleh zat kapur dengan spikula
yang disusun oleh silika pada porifera?
2. Apa makanan porifera?
3. Bagaimana struktur morfologi porifera?
4. Bagaimana sirkulasi proses pencernaan dan proses sekresi pada porifera? Apakah
keduanya tersusun oleh sel amubosit yang sama?
5. Apa alasannya bahwa Cnideria dapat melindungi pantai dari abrasi?
6. Bagaimana perbedaan antara penceraan intraseluluer dengan penceranaan ekstraseluler
pada Cnideria?
7. Apa yang mendasari pengelompokan Hydrozoa menjadi Colonial polyp, Trachyline
medusae, Milleporine dan Siphonophora?
8. Bagian apa dari Cnideria yang bisa dijadikan obat-obatan?
Jawaban:
1. Rangka spikula silica : Contohnya yaitu Hexactinal. Rangka ini bisa dibedakan
menjadi mikroskleres yang memiiki bentuk yang bervariasi dan megaskleres yang
dinamakan demikian berdasarkan tempatnya pada sponging baik dermal, parenkmal,
maupun gastral. Parenkimal megaskleres seringkali bergabung membentuk jaringan
kerja rangka yang disusun pada suatu pola.
Rangka Zat Kapur : Contohnya yaitu Calcarea (dalam latin, calcare = kapur) atau
Calcispongiae (dalam latin, calci = kapur,spongia = spons) memiliki rangka yang
tersusun dari kalsium karbonat. Tubuhnya kebanyakan berwarna pucat dengan bentuk
seperti vas bunga, dompet, kendi, atausilinder. Tinggi tubuh kurang dari 10 cm.
Struktur tubuh ada yang memiliki saluran airaskonoid, sikonoid, atau leukonoid.
Calcarea hidup di laut dangkal.
2. Makanan porifera berupa plankton atau bahan organik yang masuk bersama aliran air
melewati pori.
3. Tubuh porifera pada umumnya asimetris atau tidak beraturan meskipun ada yang
simetrisradial. Bentuknya ada yang seperti tabung, vas bunga, mangkuk, atau
bercabang seperti tumbuhan. Tubuhnya memiliki lubang-lubang kecil atau pori
(ostium). Warna tubuh bervariasi, ada yang berwarna pucat,dan ada yang berwarna
Page | 25 Makalah Cnidaria dan Porifera
cerah, seperti merah, jingga, kuning bahkan ungu. Tubuh porifera belum membentuk
jaringan dan organ sehingga porifera dikelompokkan dalam protozoa. Permukaan luar
tubuhnya tersusun dari sel-sel berbentuk pipih dan berdiding tebal yang disebut
pinakosit. Pinakosit berfungsi sebagai pelindung. Diantara pinakosit terdapat pori-pori
yang membentuk saluran air yang bermuara di spongosol atau rongga tubuh.
Spongosol dilapisi oleh sel - berleher yang memiliki flagelum, yang disebut koanosit.
Flagelum yang bergerak pada koanosit berfungsi untuk membentuk aliran air saru arah
sehingga air yang mengandung makanan dan oksigen masuk melalui pori ke
spongosol. Di spongosol makanan ditelan secara fagositosis dan oksigen diserap
secara difusi oleh koanosit. Sisa pembuangan dikeluarkan melalui lubang yang disebut
oskulum.
4. Pencernaan : Porifera tidak memiliki sistem saluran pencernaan makanan. Sistem
pencernaannya berlangsung secara intraseluler. Makanan masuk ke dalam sel leher
(koanosit). Di dalam sel tersebut berlangsung proses pencernaan makanan.
Selanjutnya, zat makanan diedarkan oleh sel-sel amoeboid ke seluruh tubuh.
Sistem Ekskresi Porifera : Pada porifera, pengeluaran sisa metabolisma berlangsung
secara difusi, dari sel tubuh ke epidermis lalu dari epidermis ke lingkungan hidupnya
yang berair. Porifera mempunyai sistem saluran air yang berfungsi untuk memasukkan
dan mengeluarkan air yang mengandung zat makanan, oksigen, dan sisa metabolisme.
Menurut Saluran airnya Porifera dibedakan menjadi 3 tipe: Acson, Sicon dan Leucon
(Rhagon)
Ascon : Air masuk melalui ostium menuju ke spongocoel dan kemudian
keluar melalui oskulum.
Sicon : Air masuk melalui ostium menuju ke saluran radial, baru masuk ke
spongocoel dan keluar melalui oskulum
Leucon (Rhagon) : Air masuk melalui ostium menuju rongga-rongga bulat
yang saling berhubungan, kemudian menuju ke spongocoel dan keluar.
Keduanya ada kesamaan yaitu mengeluarkan sisa – sisa hasil metabolisme
yaitu melalui oskulum yang sebelumnya berasal dari sel ameboid tersebut ( pengantar/
pendistribusinya ).
5. Salah satu kelas dari Cnideria yaitu Anthozoa (Koral) bersimbiosis dengan ganggang.
Ganggang memberikan makaan dan membantu pembentukan rangka pada Koral.
Sedangkan koral memberikan buangan yang merupakan makanan bagi ganggang.
Rangka koral tersusun dari zat kapur. Rangka koloni dari polip inilah yang
membentuk karang pantai. Karang tersebut dapat menjadi penghalang dan pelindung
Page | 26 Makalah Cnidaria dan Porifera
pantai. Sebagaimana pengertian abrasi sendiri yaitu suatu proses perubahan bentuk
pantai atau erosi pantai yang disebabkan oleh gelombang laut, arus laut dan pasang
surut laut. Abrasi yang terjadi terus menerus akan menimbulkan kerusakan
lingkungan. Dengan adanya terumbu karang ini dapat berfungsi mengurangi kekuatan
gelombang yang sampai ke pantai.
6. Coelenterata merupakan hewan diploblastik karena tubuhnya memiliki dua lapisan sel,
yaitu ektoderm (epidermis) dan endoderm (lapisan dalam atau gastrodermis).
Ektoderm berfungsi sebagai pelindung sedang endoderm berfungsi untuk pencernaan.
Sel-sel gastrodermis berbatasan dengan coelenteron atau gastrosol. Gastrosol adalah
pencernaan yang berbentuk kantong. Makanan yang masuk ke dalam gastrosol akan
dicerna dengan bantuan enzim yang dikeluarkan oleh sel-sel gastrodermis. Pencernaan
di dalam gastrosol inilah yang disebut sebagai pencernaan ekstraseluler. Hasil
pencernaan dalam gastrosol akan ditelan oleh sel-sel gastrodermis untuk kemudian
dicerna lebih lanjut dalam vakuola makanan. Pencernaan di dalam sel gastrodermis
inilah yang disebut pencernaan intraseluler. Sari makanan kemudian diedarkan ke
bagian tubuh lainnya secara difusi.Begitu pula untuk pengambilan oksigen dan
pembuangan karbondioksida secara difusi. Jadi pencernaan ekstraseluler adalah
pencernaan yang terjadi ketika makanan mulai dicerna di dalam gastrosol dengan
bantuan enzim yang dikeluarkan oleh sel gastrodermis, sedangkan pencernaan
intraseluler yaitu pecernaan lanjutan dari ekstraseluler dimana makanan yang telah
dikeluarkan oleh gastrosol akan ditelan oleh sel-sel gastrodermis untuk kemudian
dicerna lebih lanjut di vakuola makanan.
7. Hydrozoa merupakan anggota Cnidaria yang mempunyai ciri khas dengan tingkatan
polip dan medusa dalam tingatan kehidupannya. Polip berukuran kecil tanpa mesentris
di rongga perutnya dan medusa memiliki banyak velum. Berdasarkan bentuk-
bentuknya, Hydrozoa terdiri dari :
Colonial polyp, beberapa kawanan yang mengasingkan diri, contohnya
Hydra. Colonial polip ini merupakan bentuk hydrozoa berdasarkan formasi
koloninya.
Trachyline medusa, yaitu bentuk Hydrozoa berdasarkan bentuk
medusanya, dimana medusanya sering mempunyai tentakel submarginal.
Milleporine coral, merupakan bentuk Hydrozoa berdasarkan formasi
karang yaitu dengan kerangka yang terentang diluar ektoderm setiap kulit.
Strukturnya tidak pernah lebar, dapat dikenali dengan dua ukuran lubang,
Page | 27 Makalah Cnidaria dan Porifera
luas untuk makanan polyp dan kecil untuk menyengat yang lainnya,
medusa diproduksi pada interval waktu yang sebentar.
Siphonophor, yaitu bentuk Hydrozoa dengan koloni polimorfik yang
pelagik, baik bentuk polyp maupun medusanya. Ini merupakan bentuk
Hydrozoa berdasarkan formasi koloninya. Contohnya Physalia sp.
8. Pada beberapa spesies dari anggota Cnideria memiliki fungsi sebagai obat-obatan,
salah satunya adalah Anemon Laut. Invertebrata laut ini merupakan produsen senyawa
bioaktif terbesar diantara biota lainnya. Hewan invertebrata seperti Anemon laut ini
mempunyai struktur yang mampu mengembangkan sistem pertahanan diri dengan
memproduksi senyawa kimia. Metabolit sekunder yang dihasilkan dari proses kimia
tersebut selain untuk keperluan dirinya sendiri seperti dalam pengaturan dan
sinkronisasi siklus reproaduksi serta pemberi sinyal jika ada predator yang
membahayakan, juga berfungsi sebagai zat aktif dalam obat dari berbagai penyakit
jantung, immunologi, anti-inflammatory, anti virus dan anti kanker. Zat kimia lain
yang dihasilkan yaitu antioksidan. Antioksidan sangat bermanfaat baik untuk
mempertahankan mutu produk pangan maupun untuk kesehatan tubuh. Antioksidan
dalam tubuh akan menggangu mekanisme kerja pembentukan radikal bebas dan juga
akan menghambat oksidasi atau reaksi rantai radikal bebas, sehingga berbagai
penyakit degeneratif, misalnya katarak, kanker dan proses penuaan dapat dihambat
dengan antioksidan, baik yang diperoleh dari luar maupun metabolisme tubuh.