Upload
khoirul-herman-pambudi
View
218
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
sistem proteksi
Citation preview
PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA
TEGANGAN RENDAH
Oleh
RIZKI TOFAN RIADI (115060300111054)
GAGAH PRATAMA PUTRA (115060300111059)
FARHAN HAMARIS (115060301111009)
STEFANI (115060301111013)
VITO FAUZAN (115060307111028)
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-
Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat
menyelesaikanmakalah mata kuliah “Proteksi Motor Induksi”. Makalah ini
merupakan salah satu tugas mata kuliah Sistem Proteksi dan Pentanahan di
jurusan Teknik Elektro Fakults Teknik, Universitas Brawijaya. Selanjutnya
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Ir. Heri
Purnomo, M.T. selaku dosen pembimbing mata kuliah Sistem Proteksi dan
Pentanahan dan kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta
arahan selama penulisan makalah ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-
kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.
Malang, Mei 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah............................................................................................2
1.3. Tujuan...............................................................................................................2
1.4. Batasan Masalah..............................................................................................3
BAB II......................................................................................................................4
PEMBAHASAN......................................................................................................4
2.1. Motor Induksi...................................................................................................4
2.1.1. Kontruksi Motor Induksi....................................................................4
2.2. Proteksi Motor Induksi....................................................................................6
2.2.1. Proteksi Stator (Stator Protection).....................................................6
2.2.2. Proteksi Rotor (Rotor Protection)......................................................7
2.2.3. Proteksi Beban Lebih (Overload Protection)....................................8
2.2.4. Proteksi Ketidakseimbangan dan MemfasaTunggal(Unbalance And Single Phasing Protection)...............................................................................9
2.2.5. Proteksi Tegangan Kurang (Undervoltage Rele).............................11
2.2.6. Proteksi Fasa Terbalik (Reverse Phase Protection).........................12
2.2.7. Thermal Overload............................................................................13
2.2.8. Elektrik Overload.............................................................................15
BAB III..................................................................................................................17
PENUTUP......................................................................................................17
4.1. Kesimpulan.....................................................................................................17
Daftar Pustaka........................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada saat ini perkembangan dibidang industri maju dengan pesat sehingga
dengan demikian kebutuhan akan energi listrik juga akan semakin meningkat. Energi
listrik tersebut dapat dikonversikan ke bentuk energi lain, seperti dari energi listrik
menjadi energi mekanik (gerak) dengan menggunakan motor listrik.Penggunaan motor
induksi juga digunakan pada industri sebagai penggerak suatu proses produksi.
Disamping itu kebutuhan akan motor induksi telah memasuki hampir semua segi
kehidupan, antara lain transportasi, komunikasi, informasi, serta juga pendidikan.
Penggunaan motor induksi juga suatu hal yang perlu diketahui agar tepat guna sesuai
keinginan kita. Untuk memenuhi pasaran dunia industri yang kian maju dan beraneka
ragam bentuk dan kegunaanya maka kita harus terus bekerja dan berpikir untuk
memberikan yang terbaik.Mengingat bahwa pada motor induksi kemungkinan timbulnya
gangguan selalu ada, yang dapat berupa gangguan dari dalam (internal), berupa gangguan
dari phasa ke phasa atau antara belitan phasa itu sendiri dan harus diamankandengan
memisahkan motor induksi dari sumbernya.Potensi terjadinya gangguan karena
menurunnya kekuatan isolasi motor akan meningkat dan dapat mengakibatkan
kebakaran. Perancangan proteksi motor listrik industri diharapkan dapat
menentukan tipe peralatan proteksi yang diperlukan dan setelan yang sesuai untuk
setiap tingkatan daya motor. Dari hasil perancangan, diharapkan dapat diperoleh
sistem proteksi yang koordinatif, diskriminatif, dan selektif terhadap gangguan.
Pada industri – industri paling sering menggunakan motor induksi atau
motor asinkron 3 fasa. Motor induksi merupakan motor yang perawatannya paling
mudah. Motor induksi sangat banyak digunakan di dalam kehidupan sehari-hari
baik di industri maupun di rumah tangga. Motor induksi yang umum dipakai
adalah motor induksi 3-fase dan motor induksi 1-fase. Motor induksi 3-fase
dioperasikan pada sistem tenaga 3-fase dan banyak digunakan di dalam berbagai
bidang industry dengan kapasitas yang besar. Motor induksi 1-fase dioperasikan
pada sistem tenaga 1-fase dan banyak digunakan terutama untuk peralatan rumah
Sistem Proteksi dan Pentanahan | 1
tangga seperti kipas angin, lemari es, pompa air, mesin cuci dan sebagainya
karena motor induksi 1-fase mempunyai daya keluaran yang rendah.
Proteksi motor sangat variatif dan sedikit berbeda dengan proteksi peralatan
system tenaga lainnya.Hal ini disebabkan karena ukuran yang bervariasi, jenis dan
aplikasi motor. Proteksi sangat tergantung dari seberapa berharganya motor
tersebut, yang umumnya sangat erat kaitannya dengan ukuran motor. Pada
makalah ini kami akan mengemukakan beberpajenis proteksi motor dan
aplikasinya. Terutama untuk motor listrik dengan tegangan rendah.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa saja jenis gangguan pada motor induksi tengangan rendah
2. Bagaimana system proteksi pada motor induksi tegangan rendah
1.3. Tujuan
Hal-hal yang menjadi tujuan makalah ini adalah :
1. Mengetahui jenis gangguan pada motor induksi .
2. Mengetahui bagaimana system proteksi pada motor induksi tegangan
rendah.
1.4. Batasan Masalah
Agar tidak menyimpang dari permasalahan dan dapat mencapai sasaran yang
diharapkan, maka penulis pembahasan makalah pada:
1. Proteksi beban lebih pada motor induksi.
2. Aplikasi proteksi arus lebih pada motor induksi.
Sistem Proteksi dan Pentanahan | 2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Motor Induksi3
Motor induksi merupakan motor yang paling umum digunakan di berbagai
bidangdan mempunyai daya keluaran lebih besar dari 1 HP dan menggunakan
motor Induksi Tiga Fasa. Adapun kelebihan dan kekurangan motor induksi bila
dibandingkan dengan jenis motor lainnya, adalah :
Kelebihan Motor Induksi3
a. Mempunyai konstruksi yang sederhana.
b. Relatif lebih murah harganya bila dibandingkan dengan jenis motor yang
lainnya.
c. Menghasilkan putaran yang konstan.
d. Mudah perawatannya.
e. Untuk pengasutan tidak memerlukan motor lain sebagai penggerak mula.
f. Tidak membutuhkan sikat-sikat, sehingga rugi gesekan bisa dikurangi.
Kekurangan Motor Induksi3
a. Putarannya sulit diatur.
b. Arus asut yang cukup tinggi, berkisar antara 5 s/d 6 kali arus nominal
motor
2.1.1.Kontruksi Motor Induksi3
Motor induksi terdiri dari beberapa bagian yaitu :
Bagian Stator
Bagian Rotor
Motor Induksi bila ditinjau dari rotornya terdiri atas dua tipe yaitu :
a. Rotor Sangkar
b. Rotor Belitan
2.2. Jenis Gangguan Pada Motor Induksi 3
2.2.1 Gangguan Beban Lebih
Sistem Proteksi dan Pentanahan | 3
Gangguan ini dapat terjadi, disebabkan oleh pembebanan yang
berlebihan pada poros motor. Pembebanan yang berlebihan disini,
adalahpembebanan yang dilakukan pada motor melebihi kemampuannya.
Seperti kita ketahui, suatu motor listrk, dalam pembuatannya telah
direncanakan sedemikian rupa untuk bekerja pada batas-batas yang telah
ditentukan seperti tegangan arus dan dayanya. Besaran-besaran ini dikenal
dengan teraan (rating) dari motor. Dengan bekerjanya motor pada beban
lebih, berarti motor harus memberikan daya pada beban melebihi dari daya
mempunya sendiri. Dan keadaan ini sama dengan semakin besarnya motor
menarik arus dari jala-jala / sumber daya listrik, melebihi dari rating
arusnya. Rating arus ini sebanding dengan penampang konduktor yang
digunakan pada kumparannya. Jadi, bila kapasitas arus yang telah
ditentukan pada konduktor dilampaui, maka akan dapat mengakibatkan
kerusakan pada kumparan motor. Pada motor-motor kenaikan dari arus
ratingnya ini juga dapat menimbulkan panas yang berlebihan pada
kumparannya. Ini berhubungan erat dengan daya tahan panas isolasi
kumparan. Oleh sebab itu, pada motor-motor besar, disamping pengaman
yang dilakukan pada arus lebih, juga dilakukan pada panas yang
ditimbulkan
2.2.2 Gangguan Salah Satu Phasanya Terputus
Gangguan seperti ini biasanya jarang terjadi bila perawatan
dilakukan dengan baik. Namun dalam keadaan cuaca buruk seperti badai,
hujan, salju, angin kencang dan sebagainya, kemungkinan timbulnya
gangguan akan semakin besar. Sebab keadan cuaca seperti di atas dapat
menimbulkan terputusnya salah satu phasa. Akibat salah satu phasanya
terputus, arus pada phasa lainnya akan naik menjadi √3 kali. Kenaikan
arus ini dapat merusak isolasi kumparan, karena suatu isolasi mempunyai
batas arus tertentu. Lewat batas yang ditentukan maka kemungkinan
isolasi akan menjadi kontak satu sama lainnya. Bila ini terjadi akan
menyebabkan hubungan singkat pada kumparan.
2.2.3 Gangguan Hubungan Singkat
Sistem Proteksi dan Pentanahan | 4
Gangguan hubungan singkat disini dimaksudkan adalah terjadi
hubungan singkat antara kumparan. Gangguan ini dapat terjadi karena
kerusakan isolasi pada kumparan. Seperti yang telah diuraikan diatas
akibat salah satu phasanya terputus maka pada phasa yang sehat, terjadi
kenaikan arus sebesar √3kali. Dan ini dapat mengakibatkan tembusnya
isolasi sehingga fungsi sebagai konduktor yang akan menghubungkan satu
kumparan dengan kumparan lainnya. Hal ini karena isolasi menerima
panas yang berlebihan, akibat beban lebih panas ini akan merubah sifat
kimia dari isolasi, yang tadi padat berubah menjadi cair. Panas ini juga
dapat menimbulkan hubungan singkat pda kumparan. Gangguan hubungan
singkat akan menimbulkan arus yang besar pada konduktor kumparan
yang dapat merusak kumparan tersebut. Oleh sebab itu pada motor-motor
listrik umumnya dan pada motor induksi khusunya, gangguan ini harus
dicegah sedemikian rupa sehingga tidak membahayakan atau
menimbulkan kerusakan pada motor.
2.3. Proteksi Motor Induksi3
Pada motor induksi 3 fasa memiliki beberapa proteksi .Proteksi sebuah
motor dapat terdiri dari berbagai tipe, bentuk, desain dan dengan berbagai
kombinasi, maupun dalam bentuk paket. Tujuan dasar dan utama dari suatu sistem
proteksi motor adalah untuk menjaga motor agar mampu beroperasi diatas kondisi
normal tetapi tidak melebihi batasan mekanis dan termis pada waktu beban lebih
dan pada waktu motor beroperasi tidak normal serta memiliki sensitivitas
pada saat gangguan. Hal ini dapat dicapai dengan cara berikut:
Proteksi Beban Lebih (Overload Protection)
Proteksi Ketidakseimbangan dan Memfasa Tunggal (Unbalance And
Single Phasing Protection)
Proteksi Tegangan Kurang (Undervoltage Rele)
Thermal Overload
Proteksi Gangguan Tanah
Proteksi Diferensial
Proteksi Tegangan Kurang
Sistem Proteksi dan Pentanahan | 5
2.3.1. Proteksi Beban Lebih
Biasanya, untuk mengamankan motor induksi yang bekerja dibawah
tegangan 1000 Volt AC dari beban lebih, digunakan bimetal over load
protection (Proteksi beban lebih bentuk bimetal). Proteksi ini bekerja
karena adanya panas yang disebabkan oleh beban lebih. Seperti kita
ketahui yang dimaksud dengan beban lebih adalah arus yang mengalir
pada motor melebihi dari harga nominalnya. Jadi bimetal relay mendapt
pana lngsung dari arus tersebut dan ini dapat distel pada range tertentu.
Penyetelan ada yang dapat secara otomatis atau secara manual. Pada
motor-motor besar biasanya relay ini dihubungkan dengan kumparan
sekunder dari trafo arusnya.
2.3.2. Proteksi Ketidakseimbangan dan MemfasaTunggal
Proteksi ini dimaksudkan untuk mengamankan motor dari kerusakan
apabila suatu motor induksi tiga phasa sedang bekerja, salah satu
phasanyaputus. Keadaan ini menimbulkan suatu ketidak seimbangan phasa
karena daya yang disuplay ke motor hanya ada dua kumparan, ini akan
mengakibatkan panas yang cukup besar pada motor. Terputusnya salah
satu phasa pada motor induksi tiga phasa yng sedang berputar akan
mengakibatkan arus pada statornya menjadi tidak seimbang dan
menimbulkan panas yang berlebihan pada motor. Untuk motor-motor
ukuran kecil, hal ini tidak menjadi masalah dan pengamannya cukup
menggunakan relay thermal. Berbeda halnya dengan motor-motor besar
(50 HP keatas), keadaan ini dapat merusak isolasi pada kumparan motor
akibat panas yang ditimbulkan oleh kejadian diatas cukup tinggi. Oleh
sebab itu, terputusnya salah satu phasa pada motor induksi tiga phasa yang
sedang bekerja perlu proteksi. Selama salah satu phasanya terputus besar
arus pada phasa yang tidak terganggu akan naik menjadi √3 kali. Kenaikan
arus ini kan menimbulkan panas pada motor serta ketidak seimbangan
pada arus rotor, sehingga pada stator muncul arus negatif. Komponen arus
ini menimbulkan medan putar yang baru, yang arahnya berlawanan dengan
medan putar utamanya. Dengan demikian ada dua komponen arus dengan
Sistem Proteksi dan Pentanahan | 6
frekwensi yang berbeda, diinduksikan ke body motor dan konduktor rotor.
Untuk mengatasi hal ini, maka motor harus dilengkapi dengan proteksi
arus negatif.
2.3.3. Proteksi TeganganKurang
Tegangan kurang pada motor dapat berakibat meningkatkan arus
dan kegagalan pengasutan untuk mencapai rating kecepatan motor atau
kehlangan kecepatan dan mungkin berhenti berulang, proteksi tegangan
kurang termasuk bagian dari peralatan starter motor, tetapi bukan rele.
Tegangan kurang waktu terbalik direkomendasikan untuk digunakan guna
mamutus kondisi ini agar tidak berlangsung lama dan sebagai rele
cadangan
Sistem Proteksi dan Pentanahan | 7
Gambar 2.1 :Rekomendasi tipikal proteksi Motor : (a) untuk Motor
tanpalead netral dan tersedia RTD; (b). untuk Motor yang memiliki lead
netral dan tersedia RTD
2.3.4 Proteksi Gangguan Tanah
Sebagaimana pada proteksi Fasa, rele arus lebih seketika
digunakan pula untuk proteksi gangguan tanah. Apabila dimungkinkan,
metoda yang disediakan adalah menggunakan CT tipe Ring, dengan ketiga
konduktor Motor dilewatkan melalui jendela CT. Hal ini memberikan
suatu penjumlahan magnetik dari ketiga arus Fasa sehingga
keluaran sekunder CT ke rele adalah arus urutan nol
(3I0).Ratio CT, umumnya
50:5, tidak tergantung ukuran Motor, sedangkan CTkonvensional pada
Fasa harus seukuran beban Motor. Keuntungannya adalahsensitivit
as tinggi dan sekuritas baik, tetapi dibatasi oleh ukuran konduktor yang
dapat dilewatkan pada jendela CT. Seperti disebut pada seksi sebelumnya,
tipikal sensitivitas adalah 5A primer.
Gambar 2.2 Proteksi gangguan tanah pada Motor
(a). dengan CT tipe Ring dan;
Sistem Proteksi dan Pentanahan | 8
(b). CT tipe konvensional
Untuk Motor dan konduktor ukuran besar, rele Tanah pada netral harus
digunakan seperti pada Gambar 9-4b. Meskipun beban mempengaruhi
ratio CT, rele Tanah dapat disetel lebih sensitif dan baik dibawah beban
Motor. Rele 50N, harus diset diatas setiap kesalahan arus residual yang
dapat ditimbulkan karena untuk kerja CT yang tidak sama
pada arus ofset dengan perbedaan tinggi. Tetapi kemungkinan
munculnya masalah sangat kecil bilamana burden fasa seimbang dan
tegangan CT yang disebabkan oleh arus pengasutan maksimum tidak lebih
dari 78% tegangan kelas akurasi CT. Tap rele 50N, rendah dan
konsekuensinya burden menjadi tinggi, dapat dibantu dengan memaksa
ketiga CT untuk jenuh berulang kali.
Tahanan pada sirkit netral dapat pula membantu. Hal ini menaikkan
burdsen, namun tidak boleh terlalu tinggi sehingga mengurangi sensitivitas
rele. Penundaan waktu harus digunakan sampai arus ofset hilang/
menurun tetapi penundaan ini putus untuk gangguan aktual.Dengan
pembatasan gangguan tanah, seperti umumnya pada sistem pensuplai
motor, arus gangguan tanah akan lebih kecil dari gangguan fasa. Jika
digunakan pentanahan resistansi tinggi, arus gangguan tanah dalam orde 1
- 10 A. Proteksi pada Gambar 2.2 dapat memberikan sensitivitas yang
dapat diterima untuk sistem tersebut bilamana arus gangguan tanah lebih
besar dari 5A. Sensitivitas yang lebih baik dapat dicapai bila digunakan
rele Pengali (32N). Untuk penggunaan disini, sebuah rele dengan suatu
koil arus dan koil tegangan dapat dipakai.
2.3.5 Proteksi Fasa Terbalik
Arah perputaran motor berubah jika urutan fasa diubah. Dalam
beberapa aplikasi motor tipe proteksi ini boleh menjadi suatu fitur penting
dari proteksi motor. Suatu cakram induksi, rele tegangan fasa banyak
digunakan untuk memproteksi motor-motor dari starting dengan satu fasa
Sistem Proteksi dan Pentanahan | 9
membuka atau dengan urutan fasa yang terbalik. Torsinya adalah
sebanding dengan produk sinus dari kedua tegangan line-to-line. Rele itu
tidak akan menutup kontak-kontaknya dan karenanya motor itu tidak akan
start kecuali jika semua ke-tiga fasa ada dan di dalam urutan yang benar.
Gambar 2. 3 Rele fasa terbuka dan fasa terbalik
2.3.4. Thermal Overload
Over Load atau disebut dengan thermal rele atau thermal overload
rele (TOR) adalah komponen pada instalasi tenaga listrik yang berfungsi
sebagai pengaman instalasi terhadap beban lebih. Cara kerja overload
adalah dengan memanfaatkan pelat bimetal yang akan memutus jika
terjadi arus listrik melampui batas kapasitasnya.Prinsip kerja ini hampir
sama dengan cara kerja pada MCB untuk mengamankan arus lebih yang
mengalir pada instalasi penerangan maupun tenaga ( motor ).
Gambar 2. 1 symbol TOR
Sistem Proteksi dan Pentanahan | 10
Gambar 2. 2 Penyambung TOR dengan MC
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa 3 kaki utama pada overload
dihubungkan ke sumber sumber tegangan 3 fasa melalui magnetic contactor dan
3 kaki utama lainnnya dihubungkan ke terminal motor 3 fasa. Pada over load
terdapat kontak NO yaitu kaki 97-98 dan NC pada kaki 95-96.
Gambar 2. 3 Cara kerja Thermal Overload Rele
Sistem Proteksi dan Pentanahan | 11
Jika terjadi beban lebih pada motor maka arus akan meningkat dan
memutus bimetal. Maka kontak NO dan NC pada overload juga bekerja. Kontak
NC digunakan untuk memutus rangkaian control yang mengendalikan Magnatic
contactor. Dengan terbukanya kendali ke Magnetic contactor yang mengendalikan
rangkaian utama maka motor akan berhenti bekerja. Sedangkan kontak NO dapat
dihubungkan dengan lampu indicator terjadinya beban lebih pada rangkaian.
Thermal overload rele (TOR) mempunyai tingkat proteksi yang lebih
efektif dan ekonomis, yaitu:
1. Pelindung beban lebih / Overload
2. Melindungi dari ketidakseimbangan phasa / Phase failure imbalance
3. Melindungi dari kerugian / kehilangan tegangan phasa / Phase Loss.
Karakteristik TOR
1. Terdapat konstruksi yang berhubungan langsung dengan terminal
kontaktor magnit.
2. Full automatic function, Manual reset, dan memiliki pengaturan batas arus
yang dikehendaki untuk digunakan.
3. Tombol trip dan tombol reset trip, dan semua sekerup terminal berada di
bagian depan.
4. Indikator trip.
5. Mampu bekerja pada suhu -25 °C hingga +55 °C atau (-13 °F hingga +131
°F)
BAB III
PENUTUP1.
Sistem Proteksi dan Pentanahan | 12
1.1. Kesimpulan
Saat motor induksi 3 fasa bekerja maka perlu perlindungan atau proteksi untuk
melindungi motor induksi itu. Bahkan saat starting pun perlu proteksi untuk
melindungi motor induksi. Di dalam industri – industri motor induksi sebagai
penggerak sangat di proteksi untuk mengurangi pengeluaran akibat kerusakan
motor induksi.
Proteksi yang melindungi motor induksi yaitu :
Proteksi Stator
Proteksi Rotor
Proteksi Beban Lebih (Overload Protection)
Proteksi Ketidakseimbangan dan Memfasa Tunggal (Unbalance And
Single Phasing Protection)
Proteksi Tegangan Kurang (Undervoltage Rele)
Thermal Overload
Elektrik Overload
Daftar Pustaka
Sistem Proteksi dan Pentanahan | 13
Blackburn J Lewis, J Donim Thomas. 2007. Protective Releing Principles and
Applications third edition. Penerbit : CRC Press Taylor & Francis Group.
Iswadi HR. 2011. Bahan Ajar Proteksi Sistem Tenaga Listrik. Pekanbaru : Teknik
Elektro UR.
Anto, Budhi. 2003. Petunjuk Praktikum Perancangan Instalasi Mesin Listrik.
Pekanbaru : Teknik Elektro UR.
Rahardjo, B., 2008. Pola Akses Internet Yang Bursty. [Online] Available at:
http://rahard.wordpress.com/2011/04/04/pola-akses-internet-yang-bursty/
[Diakses10 Mei 2014].
Sistem Proteksi dan Pentanahan | 14